Tabel
Transmisi Ritual Tarekat Sya‹‹Œriyyah
dari al-Sim‹ al-Maj¥d ke dalam Naskah-naskah Sya‹‹Œriyyah
No Ritual Tarekat Sya‹‹Œriyyah
Dalam al-Sim‹ al-Maj¥d Dalam Tanb¥h al-MŒsy¥ Dalam Sya‹‹Œriyyah Dalam Pengajian Tarekat Dalam Kitab Menerangkan Agama Islam di Minangkabau
1 Bentuk Zikir a. ©ikr bi al-lisŒn (zikir lisan) a. ©ikr al-jahr (nyaring) a. ©ikr mubtad¥(pemula) a. ©ikr jal¥(jelas, nyaring) Tidak menyebutkan pembagian zikir, tapi secara tersirat membagi zikir menjadi dua:
pelan dan nyaring b. ©ikr bi al-jinŒn (zikir hati) b. ©ikr al-sirr (pelan) b. ©ikr mutawassi‹ (menengah) b. ©ikr khaf¥(pelan)
c. ©ikr muntah¥(tingkat tinggi) c. ©ikr sirr¥(rahasia)
d. ©ikr maisyur¥(?)
2 Tatacara Zikir a. Untuk ©ikr bi al-lisŒn: membaca beberapa bacaan tertentu secara lahir. Bentuk zikirnya bisa muqayyad (terikat waktu), mu‹laq (tidak terikat waktu), £anŒ (pujian), du'Œ (permohonan), dan
ri'Œyah (mohon perlindungan).
a. Untuk ©ikr al-jahr: dengan membaca kalimat lŒ ilŒha (nafy¥) dan illŒ AllŒh (i£bŒt); atau i£bŒt saja (illŒ AllŒh); atau nama zat saja (AllŒh); atau H´ H´, H´ AllŒh, dan AllŒh H´.
a. Untuk mubtad¥: membaca zikir nafy¥-i£bŒt, yaitu lŒ ilŒha illŒ AllŒh dengan iktikad makna lŒ ma'b´da aúadun illŒ AllŒh (tidak ada yang patut disembah selain Allah).
a. Untuk ©ikr jal¥membaca kalimat lŒ ilŒha illa AllŒh.
b. Untuk ©ikr bi al-jinŒn: ada dua cara, pertama, membaca kalimat lŒ ilŒha dengan khusyuk mulai dari atas pusar seraya berniat untuk meniadakan (nafy¥) segala sesuatu selain Allah, dan membaca kalimat illŒ AllŒh seraya menghunjamkannya ke dalam jantung supaya makna kalimat tersebut memberikan ketetapan bahwa hanya Allah saja yang ada dalam dalam hati (i£bŒt), sehingga pada akhirnya keyakinan tersebut menjalar ke seluruh anggota tubuh. Kedua, dengan cara ist¥lŒ’ al-ma©k´r (menghadirkan yang disebut dalam zikir, yakni Allah Swt.) ke dalam hati, tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.
b. Untuk ©ikr al-sirr:ada tiga cara, pertama, zikir nafas, yaitu membayangkan kalimat lŒ ilŒha saat mengeluarkan nafas, dan kalimat illŒ AllŒh saat menarik nafas; kedua, zikir hati, dan ketiga, zikir ist¥lŒ'. Tatacara mubtad¥dan mutawassi‹ dilakukan dengan cara membaca kalimat lŒ ilŒha dari arah hati sebelah kiri, ditarik ke kanan, kemudian kalimat illŒ AllŒh dihunjamkan ke dalam hati sanubari seraya memiringkan kepala ke arah lambung kiri. LŒ ilŒha dibaca saat teknik-teknik tertentu yang diajarkan syaikh.
Hakikat zikir adalah ©ikr al-sirr atau ©ikr khaf¥. Tujuan akhir dari zikir
adalah fana, dalam arti fana dari dirinya sendiri, fana dari segala sesuatu di luar dirinya, dan fana dari fana itu sendiri (fanŒ ‘an al-fanŒ).
Sama dengan al-Sim‹ al-Maj¥d, yaitu untuk mencapai hakikat fana. Istilah yang digunakan adalah fanŒ 'an fanŒihi.
a. Sasaran zikir nafy¥-i£bŒt adalah tercapainya tawajjuh dan murŒqabah, yakni hadir dan dekatnya Tuhan dalam hati.
a. ©ikr jal¥, untuk
membersihkan tubuh lahir, tawajjuh, murŒqabah, dan musyŒhadah secara syariat.
b. Sasaran zikir H´ AllŒh dan AllŒh H´ adalah syuh´d al-ka£¥rah f¥ al-waú¥dah (dapat memandang berbagai wujud dalam Wujud Yangesa), dan syuh´d al-waú¥dah f¥ al-ka£¥rah (dapat memandang Wujud Yangesa dalam berbagai wujud).
b. ©ikr khaf¥ (pelan), untuk
mensucikan hati, tawajjuh, murŒqabah, dan
musyŒhadah secara hakikat.
c. ©ikr sirr¥ (rahasia), untuk
mensucikan nyawa, tawajjuh, murŒqabah, dan musyŒhadah secara makrifat.
d. ©ikr maisyur¥ (?), untuk
mensucikan ruhani.
4 Etika atau Sopan Santun Pelaksanaan
Zikir
a. Sebelum berzikir: bertaubat, membersihkan jiwa (tah©¥b al-nafs), berpakaian yang halal, bersih, dan wangi, serta membersihkan batin dengan cara memakan hanya makanan yang halal.
a. 5 hal sebelum berzikir: taubat, mandi atau berwudlu, konsentrasi untuk memperoleh keyakinan, meminta pertolongan syaikh, dan meyakini bahwa bantuan dari syaikhnya itu sama dengan bantuan dari Nabi Saw.
a. 5 hal sebelum berzikir: sama dengan Tanb¥h al-MŒsy¥.
-b. Ketika berzikir: ikhlas, memberi wangi
wangian pada tempat zikir, duduk bersila dengan menghadap kiblat jika zikirnya sendirian, meletakkan kedua tangan di atas paha, memejamkan mata, membayangkan kehadiran syaikhnya seraya meyakini bahwa keberadaan syaikhnya itu sama dengan keberadaan Nabi, karena pada dasarnya syaikh adalah pengganti (nŒ’ib) Nabi.
b. 12 hal ketika berzikir: duduk di tempat yang suci, meletakkan telapak tangan pada kedua paha, berwangi wangian di tempat zikir, memakai pakaian yang baik, memilih tempat yang sunyi, memejamkan kedua mata, membayangkan shaikhnya, jujur dalam zikir, ikhlas, memilih kalimat lŒ ilŒha illŒ AllŒh, menghadirkan makna zikir, dan meniadakan segala wujud selain Allah dari dalam hati.
-b. 12 hal ketika berzikir: sama dengan Tanb¥h al-MŒsy¥.
tidak ada b. 12 hal ketika berzikir: sama dengan Tanb¥h al-MŒsy¥dan Sya‹‹Œriyyah.
c. Setelah berzikir: diam sejenak untuk merasakan keheningan. Al-QusyŒsy¥ menamakan keadaan ini sebagai al-naumah, yang berarti tidur.
c. 3 hal setelah berzikir: tenang sejenak jika telah selesai zikir, mengatur napas secara berulang-ulang, dan tidak langsung minum air sesudah zikir.
c. 3 hal setelah berzikir: sama dengan Tanb¥h al-MŒsy¥ dan Sya‹‹Œriyyah.
5 Tatacara Baiat a. mur¥d meletakkan kedua tangan di bawah tangan syaikh, yang diiringi dengan ikrar kesetiaan dari mur¥d. Setelah itu, syaikh menasihati mur¥d agar bertaubat dengan mengucapkan istigfŒr (permohonan ampun), membacakan talq¥n 3 kali, mengusap kopiyah atau bagian dari pakaian mur¥d sebagai simbol berpindahnya keadaan mur¥d menjadi anggota tarekat, menyuruh mur¥d agar bersalaman dengan seluruh jamaah yang hadir sebagai simbol masuknya mur¥d ke dalam jamaah tarekat, dan terakhir syaikh memberikan berbagai nasehat kebaikan.
Tidak ada, harus melalui petunjuk langsung dari
syaikh atau mursyid.
tidak ada tidak ada Mur¥d berwudlu dan bersalaman dengan jamaah yang hadir. Mur¥d meletakan tangan kanannya ke bumi, lalu syaikh meletakan tangan kanannya di atas tangan mur¥d. Setelah itu, syaikh membacakan lafaz bai'at, yaitu surat al-Fath ayat 10. Mur¥d diminta duduk bersila dengan meletakkan dua tangan di atas lutut. Syaikh mengajarkan zikir kalimat lŒ ilŒha mulai dari kiri ke kanan, dan illŒ AllŒh dihunjamkan ke susu kiri sebanyak 3 kali. Lalu zikir tersebut dibaca bersama kira-kira 100 kali. Terakhir, syaikh membaca doa bai'at serta memberi pengajian tarekat, dan berwasiat agar zikir tersebut diamalkan setiap hari.
6 Tatacara Talq¥n SŒlik menginap di tempat yang ditunjuk oleh syaikhnya selama tiga malam dalam keadaan suci (berwudlu). Dalam setiap malamnya, ia melakukan salat sunat sebanyak 6 rakaat, dengan 3 kali salam. Pada rakaat pertama dari dua rakaat pertama, setelah surat al-fŒtiúah, membaca surat al-qadr enam kali, kemudian pada rakaat kedua, setelah surat al-fŒtiúah, membaca surat al-qadr 2 kali. Selanjutnya, pada rakaat pertama dari dua rakaat kedua, setelah surat al-fŒtiúah membaca surat al-kŒfir´n 5 kali, pada rakaat kedua, setelah al-fŒtiúah membaca al-kŒfir´n 3 kali, dan pahalanya dihadiahkan untuk arwah para Nabi, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya. Terakhir, pada rakaat pertama dari dua rakaat ketiga, setelah surat al-fŒtiúah membaca surat al-ikhlŒs 4 kali, dan pada rakaat kedua, setelah al-fŒtiúah membaca surat al-ikhlŒs 2 kali. Rangkaian shalat sunnat ini kemudian diakhiri dengan pembacaan salawat kepada Nabi sebanyak 10 kali.
Tidak ada, harus melalui petunjuk langsung dari
shaikh atau murshid.