i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENYIMAK CERITA
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS III
SD NEGERI TEGALREJO 01 KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
DIYAH AYU SETYASIH
NIM 11510028
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENYIMAK CERITA
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS III
SD NEGERI TEGALREJO 01 KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
DIYAH AYU SETYASIH
NIM 11510028
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
(PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : Diyah Ayu Setyasih
NIM : 11510028
Jurusan/ Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI)
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENYIMAK CERITA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS III SD NEGERI TEGALREJO 01 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 4 November 2014 Pembimbing
v SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENYIMAK CERITA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL
SISWA KELAS III SD NEGERI TEGALREJO 01
KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DISUSUN OLEH : DIYAH AYU SETYASIH
NIM : 11510028
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 21 Februari 2015, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 kependidikan Islam.
Susunan Panitia Ujian
Ketua penguji : Ahmad Maimun, M.Ag. ‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗ Sekretaris penguji : Imam Mas Arum, M.Pd. ‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗ Penguji I : Dr.Phil. Asfa Widiyanto, M.A. ‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗ Penguji II : Miftachur Rif’ah, M.Ag. ‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗‗
Salatiga, 21 Februari 2015 Ketua STAIN Salatiga
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini.
Nama : Diyah Ayu Setyasih
NIM : 11510028
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 4 November 2014 Yang menyatakan
vii MOTTO
“ Kunci keberhasilan adalah jangan takut mencoba dan jangan pernah menyerah
selalu berusaha dan berdoa”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Bapakku (Santoso) dan Ibuku (Sri Nurtiningsih) yang selalu mendukung dan berkerja keras sekuat tenaga untuk memberi pendidikan yang lebih baik.
2. Bapak Imam Mas Arum M.Pd yang selalu sabar dalam memberi bimbingan.
3. Kakekku Suwarno Hadi yang memberikan motivasi dan semangat.
4. Mas Andri Sulistyanto yang selalu memberi motivasi, semangat, dan kasih sayang kepadaku.
5. Keluarga besarku Semarang dan Tengaran yang telah memberi motivasi dan semangat.
6. Sahabat-sahabat PGMI (Catur Ayu Pratiwi, Lina Rohaeni, Lina Fauziyah, Siti Farida, Hermia, Alfiyah, Ratna, Nuza).
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan hasil belajar menyimak cerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui media audio visual siswa kelas III SD Negeri Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015.” Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Islam. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan saran-saran yang bermanfaat sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi,M.Pd., selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku ketua jurusan Tarbiyah
3. Ibu Peni Susapti, S.Si, M. Si Selaku Ketua Program Studi PGMI. 4. Ibu Miftakhur Rif’ah, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik
5. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
ix
7. Bapak Kepala Sekolah dan bapak ibu guru SDN Tegalrejo 01 Tengaran yang telah memberikan ijin penelitian.
8. Sahabat-sahabatku di PGMI 2010 yang telah memberikan semangat dan dukungan.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapu. Hanya kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, Semoga amal baik dan bantuannya tersebut memperoleh balasan dari Allah SWT sebagai amal saleh. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 4 November 2014
Penulis
Diyah Ayu Setyasih
x ABSTRAK
Ayu Setyasih, Diyah. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Menyimak Cerita Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Audio Visual Siswa Kelas III SD Negeri Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata Kunci : Hasil belajar, Menyimak cerita, Media audio visual
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa dan semangat belajar siswa kelas III MI SDN Tegalrejo 01 Tengaran terhadap pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya variasi media pembelajaran, seperti ceramah yang ternyata belum dapat membangkitkan minat siswa dalam pembelajaran, yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa terhadap materi yang disampaikan. Masalah yang dikaji adalah apakah penerapan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas III SDN Tegalrejo 01, Kec. Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2014/2015. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (class action research) dengan media audio visual.
Data dalam peneliti ini diambil dengan metode observasi atau melihat perilaku siswa atau nilai proses dalam pelaksanaan pembelajaran dan metode dokumentasi berupa nilai evaluasi siswa.
xi DAFTAR ISI
Halaman Sampul ... i
Lembar Berlogo ... ii
Halaman Judul ... iii
Halaman Persetujuan Pembimbing ... iv
Halaman Pengesahan ... v
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan... vi
Halaman Motto dan Persembahan ... vii
Kata Pengantar ... viii
Abstrak ... x
Daftar Isi... xi
Daftar Tabel ... xiii
Daftar Lampiran ... xiv
Daftar Gambar ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Hipotesis Tindakan ... 6
F. Definisi Operasional ... 7
G. Metode Penelitian... ... 8
xii
I. Teknik Pengumpulan Data... 12
J. Analisis Data ... 13
K. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Hasil Belajar ... 16
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia... 32
C. Menyimak Cerita ... 35
D. Media Audio Visual ... 44
BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. ... 49
B. Subyek Penelitian ... 55
C. Pelaksanaan Penelitian ... 56
D. Diskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 67
B. Pembahasan ... 77
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 82
Daftar Pustaka ... 84
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Guru dan Karyawan SDN Tegalrejo 01 Tengaran ... 52
Tabel 3.2 Data Siswa SD Tegalrejo 01 Tengaran ... 54
Tabel 3.3 Siswa Kelas III SDN Tegalrejo 01 Tengaran ... 55
Tabel 4.1 Tabel Pengamatan Siswa Nilai Proses Kondisi Awal ... 68
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Menyimak Cerita Pada Kondisi Awal ... 69
Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus I... 71
Tabel 4.4 Tabel Pengamatan Siswa Nilai Proses Pada Siklus I ... 72
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Menyimak Cerita Pada Siklus I ... 73
Tabel 4.6 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Pada Siklus I ... 74
Tabel 4.7 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus II ... 75
Tabel 4.8 Tabel Pengamatan Siswa Nilai Proses Pada Siklus II ... 76
Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa Menyimak Cerita Pada Siklus II ... 76
Tabel 4.10 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Pada Siklus II ... 77
Tabel 4.11 Data Perolehan Nilai Hasil Belajar Menyimak Cerita Siswa Dalam Setiap Siklus ... 79
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II Lampiran 3 Soal-Soal
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus I Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus II
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa Nilai Proses Kondisi Awal Lampiran 7 Hasil Belajar Menyimak Cerita Siswa Pada Kondisi Awal Lampiran 8 Hasil Pengamatan Siswa Nilai Proses Pada Siklus I
Lampiran 9 Hasil Belajar Menyimak Cerita Siswa Pada Siklus I Lampiran 10 Hasil Pengamatan Siswa Nilai Proses Pada Siklus II Lampiran 11 Hasil Belajar Menyimak Cerita Siswa Pada Siklus II Lampiran 12 Dokumentasi
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian Lampiran 14 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 15 Lembar Konsultasi Pembimbing Lampiran 16 Daftar SKK
xv
DAFTAR GAMBAR
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan sarana komunikasi dan interaksi dalam proses belajar mengajar. Hakikatnya proses belajar mengajar merupakan salah satu cara yang sangat penting dalam pendidikan Indonesia. Untuk dapat berkomunikasi secara lisan maupu tulisan dengan baik siswa harus mampu belajar menyimak dengan baik. Karena menyimak merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang bertujuan membantu siswa dalam menambah informasi, pengetahuan, dan wawasan melalui pendengaran, penglihatan serta daya pikir secara luas.
Keterampilan berbahasa meliputi menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Memperoleh keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu hubungan urutan yang terakhir mula-mula pada masa kecil belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara sesudah itu membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di Sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur tunggal (Tarigan, 1987: 2).
2
penguasaan keterampilan menyimak sangat tampak di lingkungan sekolah. Siswa mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menyimak pelajaran atau cerita yang disampaikan guru. Keberhasilan siswa dalam memahami serta menguasai pelajaran diawali dengan kemampuan menyimak yang baik. Berdasarkan hal-hal tersebut keterampilan menyimak perlu dikuasai dengan baik.
Menyimak cerita dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan diperdengarkan dan dilihatkan kepada peserta didik menggunakan media audio visual. Maka dengan menyimak sebuah cerita siswa dapat berfikir lebih luas sesuai dengan usia perkembangannya, itu dimaksudkan untuk menguji seberapa sebesar kemampuan daya berfikir siswa sesuai dengan pendengaran dan penglihatannya, guru juga dapat mudah untuk mengarahkannya.
3
Faktor-faktor yang mendukung hasil belajar antara lain, faktor internal dan faktor eksternal. Kenyataannya, guru-guru di SD Negeri Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, masih menggunakan gaya mengajar menggunakan merode ceramah saja penyampaian materi menjadi monoton atau kurang bervariasi. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar menyimak cerita pada siswa kelas III SD Negeri Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran Tahun ajaran 2014/2015 rendah. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata hasil nilai siswa 60,5 hanya standar belum mencapai KKM yaitu 70, telah ditemukan 2 siswa yang mencapai ketuntasan dengan prosentase 12,5%, dan jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 14 siswa dengan prosentase 87,5%. Jadi hampir semua siswa belum mencapai ketuntasan sesuai dengan KKM yang sudah ditentukan di sekolah tersebut.
Berdasarkan data di atas, rata-rata siswanya kurang antusias dan kurang termotivasi. Kegiatan menyimak cerita hanya dengan mendengarkan penjelasan dari gurunya saja pada saat pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan kurangnya pemilihan metode dan media yang kurang tepat untuk siswanya. Akibatkan siswa jadi merasa bosan, ngantuk, tidak mendengarkan penjelasan dari guru dan cerita sendiri dengan teman sebangkunya.
4
Negeri Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran adalah siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran, sarana dan prasaran yang kurang mendukung, teknik pembelajaran menyimak yang kurang bervariasi sehingga membuat siswa cenderung bosan dan memperoleh hasil belajar kurang memuaskan.
Oleh sebab itu, media audio visual menjadi sarana yang tepat dalam menarik perhatian siswa. Di samping itu, media audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. (Kustandi, 2013: 103).
Melalui penggunaaan media audio visual menyimak cerita diharapkan dapat membantu siswa kelas III SD Negeri Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran tahun pelajaran 2014/2015 dalam memahami isi cerita yang diberikan oleh guru. Selain itu, dengan penggunaan media audio visual dalam menyimak cerita diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar menyimak cerita.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR
MENYIMAK CERITA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS III SD NEGERI TEGALREJO 01 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015.
B. Rumusan Masalah
5
menggunakan media audio visual yang berisi cerita dapat meningkatkan hasil belajar menyimak cerita pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III SD Negeri Tegalrejo 01 Tengaran Kab. Semaranag Tahun Pelajaran 2014/2015?”
C. Tujuan Penelitian
Dengan berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian tersebut adalah untuk meningkatkan proses dan hasil belajar menyimak cerita pada siswa kelas III SD Negeri Tegalrejo 01 Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui media audio visual.
D. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan memberikan manfaat, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
6 2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar Bahasa Indonesia. b. Bagi guru
Sebagai pandangan atau gambaran dalam menyampaikan pelajaran yang berupa simakan bagi siswa dan menjadi salah satu solusi dalam mengajarkannya.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan khususnya pada SD Negeri Tegalrejo 01 Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun pelajaran 2014/2015 untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan suatu pernyataan atau dugaan bahwa tindakan yang diberikan akan dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi dengan melakukan pengembangan inovasi pembelajaran di sekolah. Hipotesis tindakan menunjukkan suatu dugaan mengenai perubahan atau perbaikan apa yang akan terjadi apabila suatu tindakan dilakukan (Taniredja, 2010: 40).
7
kelas III SD Negeri Tegalrejo 01 Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan antara penafsiran dengan maksud utama peneliti dalam penggunaan kata pada judul dalam penelitian ini, maka dijelaskan dalam definisi operasional sebagai berikut :
1. Hasil belajar
Menurut Sudjana (1990: 22), “Hasil belajar adalah kemampuan -kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”
2. Menyimak
Menurut Tarigan (1987: 28) “Menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apersiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.” 3. Cerita
8 4. Media audio visual
Media menurut Arsyad (1996: 4) “media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.”
Menurut Sukiman (2012: 184) “audio visual merupakan media penyalur pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan.”
Media audio visual adalah alat bantu yang dapat menyampaikan informasi, melalui pendengaran dan pandangan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Media audio visual yang digunakan berupa cerita yang disertai dengan suara dan diminta anak untuk menyimak video cerita tersebut.
G. Metode Penelitian
1. Rencana Penelitian
9
Dalam penelitian ini, pihak yang melakukan tindakan adalah peneliti, yang sekaligus melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan. Dalam proses ini, peneliti bertindak sebagai guru.
Beberapa alasan peneliti memilih penelitian tindakan kelas, yaitu: 1. Melalui PTK, guru dapat mengetahui seberapa besar kemampuan
hasil belajar siswanya dan akan tanggap terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran di kelasnya.
2. Dalam melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru akan mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu rangkaian kegiatan apa yang terjadi di kelasnya.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Tegalrejo 01 Tengaran Kab. Semarang Tahun pelajaran 2014/2015, yang berjumlah 16 siswa. Penelitian ini dilakukan pada 2 siklus dengan menggunakan media audio visual.
Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 13 September 2014. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 September 2014. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 27 September 2014. 3. Langkah-langkah Penelitian
10
Untuk memperjelas prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat kita lihat dalam bagan sebagai berikut :
Gambar 1.1 Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2010: 16)
Dalam tahap ini peneliti membuat perencanaan tentang apa yang akan ditindak lanjuti.
Langkah-langkah siklus 1 1. Perencanaan (planning)
11
Peneliti mengadakan pertemuan dengan guru kelas untuk berdiskusi tentang persiapan penelitian.
Menyusun RPP, silabus dengan kompetensi “menyimak cerita
dengan menggunakan media audio visual yang berisi cerita.” Menyiapkan tayangan yang berisi cerita melalui media audio
visual menggunakan LCD.
Menyusun materi ajar berdasarkan rangkaian dalam RPP. Menyusun instrumen meliputi soal tes, lembar pengamatan
untuk guru dan siswa. 2. Pelaksanaan tindakan (action)
Tahapan pelaksanaan tindakan yang dilakukan, peneliti sebagai observer dan guru pamong sebagai pelaksana dalam menerapkan media audio visual pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
3. Pengamatan (observing)
Tahapan observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung menggunakan lembar observasi yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pengamatan ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi (reflection)
12
dampak atau hasil tindakannya kemudian dijadikan acuan untuk menentukan tindakan atau perbaikan pada siklus berikutnya.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Soal Tes
Soal tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan media audio visual.
2. Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan guru digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan guru dalam melaksakan pembelajaran dan lembar pengamatan siswa digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui data-data yang berhubungan dengan data nilai dan identitas siswa kelas III SDN Tegalrejo 01 Kec. Tengaran Kab. Semarang tahun pelajaran 2014/2015.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. Tes formatif
13
dilakukan penulis pada akhir kegiatan pembelajaran dengan memberikan soal kepada subjek (lembar evaluasi).
2. Observasi/ pengamatan
Lembar pengamatan guru digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan guru dalam melaksakan pembelajaran dan lembar pengamatan siswa digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan pada setiap siklus. 3. Dokumentasi
Penulis menggunakan nama identitas siswa, nilai hasil evaluasi, dan foto-foto kegiatan.
J. Analisis Data
Setelah terkumpul data dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan. Dalam hal ini penulis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.
Menurut Arikunto (2010: 131) Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti, yaitu :
Data Kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik diskriptif. Misalnya, mencari nilai rata-rata, persentase keberhasilan belajar, dll.
14 Keterangan
P = Presentase f = frekuensi
n = jumlah seluruh siswa
K. Sistematika Penulisan
Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas ini disusun dalam format skripsi sebagai berikut :
1. Bagian awal skripsi, terdiri dari: Bagian muka pada bagian ini antara lain judul, abstrak, surat pernyataan, nota pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. 2. Bagian isi skripsi yang merupakan materi skripsi secara keseluruhan
terdiri dari 5 bab dengan uraian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat, definisi operasional, istilah, metode dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi kajian pustaka yang mencakup hasil belajar siswa meliputi : definisi belajar, jenis-jenis belajar, prinsip-prinsip belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, pengertian hasil belajar, penilaian hasil belajar.
15
cerita, pengertian media audio visual, jenis-jenis media audio visual, faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media audio visual.
BAB III LAPORAN PELAKSANAAN PENELITIAN.
Menguraikan gambaran umum lokasi penelitian, memuat deskripsi pelaksanaan proses pembelajaran pra siklus, siklus I, dan II. Masing-masing siklus akan menjelaskan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Menguraikan analisis persiklus pembelajaran dan terakhir analisis peningkatan hasil belajar menyimak cerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui media audio visual siswa kelas III SD Negeri Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.
BAB V PENUTUP
Menguraikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan skripsi, saran-saran dari penulis kaitannya dengan hasil penelitian dan berakhir kata penutup.
3. Bagian Akhir
16 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Hasil Belajar
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Yang dimaksud belajar menurut kamus bahasa Indonesia berarti berusaha (berlatih) agar mendapat suatu kepandaian atau ilmu yang tetap. Menurut Gagae belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Ratna Wilis Dahar, 1989). Higart dan bower mendevinisikan belajar adalah menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengakaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan (Baharuddin, 2008: 13).
17
suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.
18 b. Jenis-jenis belajar
Dalam modul psikologi pendidikan yang diterbitkan Depag RI tahun 2004 menjelaskan jenis-jenis belajar yang dikembangkan oleh Gagne menjadi lima, yaitu:
1) Belajar Informasi verbal, yaitu belajar untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan bentuk bahasa lisan atau tertulis yang meliputi cap nama suatu obyek, atau mencakup data atau fakta. Dengan informasi verbal inilah manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dan dapat mengatur dalam kehidupan sehari-hari.
2) Belajar kemahiran intelektual, yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dalam bentuk satu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang atau simbol. Mulai dari persepsi, pembentukan konsep, menyusun kaidah dan menentukan prinsip.
19
membaca dan menulis, trampil dalam melakuakan gerakan-gerakan tertentu dan sebagainya.
5) Belajar sikap, misalnya sikap disiplin dan bekerja dengan jujur dengan menanamkan penghayatan dan perasaan melalui pemberitahuan, penanaman keyakinan dan pembiasan.
c. Prinsip-prinsip belajar
Dalam kegiatan pembelajaran supaya belajar menjadi efektif dan menyenangkan maka perlulah memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Baharuddin (2008:16) prinsip-prinsip belajar diantaranya: 1) Adapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan
orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif. 2) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuan.
3) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar. 4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan
siswa akan membut proses belajar semakin berarti.
5) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi 2 jenis (Slameto, 1991: 56) yaitu :
a) Faktor Internal
20 1) Faktor Jasmaniah
a) Faktor Kesehatan
Kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap belajar, proses belajar mengajar tidak akan maksimal jika kesehatan seseorang terganggu. Agar pembelajaran maksimal maka sangat penting untuk menjaga kesehatan.
b) Cacat tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar, siswa akan sulit untuk belajar dibandingkan dengan yang lain. Hendaknya anak belajar di sekolah khusus atau menggunakan alat bantu untuk menghindari kekurangannya itu.
2) Faktor Psikologis
a) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi atau menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
21
mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.
b) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat sangat berpengaruh terhadap proses belajar, bila bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.
d) Bakat
22 e) Motif
Motif merupakan suatu pendorong untuk melakukan sesuatu dan motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.
f) Kematangan
Suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk member respon atau bereaksi.
3) Faktor kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Adapun kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. b) Faktor Eksternal
Faktor ini dikelompokkan menjadi 3 yaitu: 1) Faktor keluarga
23
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Cara orangtua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.
b) Relasi antar keluarga
Relasi antar keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dan anaknya. Hubungan yang terbaik dalam keluarga adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang.
c) Suasana Rumah
Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang, sehingga anak akan betah tinggal di rumah dan anak dapat belajar dengan baik. d) Keadaan ekonomi keluarga
Anak yang sedang belajar, harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain.Mereka juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belaja, alat tulis, buku-buku dan lain-lain.
e) Pengertian orang tua
24
f) Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mepengaruhi belajar. Dalam keluarga anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar mendorong anak giat belajar.
2) Faktor sekolah a) Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu jalan atau cara yang harus dilalui di dalam mengajar. Dalam proses belajar mengajar guru harus bisa menggunakan metode yang bervariasi agar suasana pembelajaran menjadi efektif dan efisien sehingga siswa tidak akan merasa bosan. b) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.
c) Relasi guru dengan siswa
25
d) Relasi siswa dengan siswa
Menciptakan relasi yang baik antar siswa itu perlu.Agar guru dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
e) Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Agar siswa disiplin, guru beserta staf yang lain harus disiplin pula.
f) Alat pelajaran
Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap itu perlu. Supaya guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dan dapat belajar dengan baik pula.
g) Waktu sekolah
26
h) Standar pelajaran di atasa ukuran
Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan masing-masing yang terpenting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
i) Keadaan gedung
Dengan sejumlah siswa yang banyak serta variasi karakterisktik siswa menuntut keadaan gedung harus memadai di dalam setiap kelas.
j) Metode belajar
Cara belajar yang tepat akan efektif pada hasil belajar siswa, demikian juga dalam pembagian waktu untuk belajar.
k) Tugas rumah
Waktu belajar yang paling utama adalah di sekolah. Disamping untuk belajar di rumah juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Oleh karena itu, guru seharusnya tidak memberikan tugas terlalu banyak.
3) Faktor masyarakat
a) Kegiatan siswa dalam masyarakat
27 b) Media masa
Media masa yang baik dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap siswa, sebaliknya media masa yang kurang baik juga akan memberi pengaruh jelek pada siswa. Maka siswa perlu mendapat bimbingan dan kontrol yang bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik. Baik dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
c) Teman bergaul
Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.
d) Bentuk kehidupan masyarakat
28 2. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Menurut Poerwadarminta (2006: 408), hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan dan sebagainya) oleh usaha (pikiran, tanaman, tanah dan sebagainya). Dalam kegiatan proses belajar, hasil merupakan nilai dari suatu pembelajaran yang menjadi acuan atau tolok ukur tentang pemahaman siswa terhadap suatu materi. Dengan nilai seorang guru dapat menentukan keberhasilan atau kemunduran dari pembelajaran. Dan hasil juga merupakan perolehan akhir dari proses belajar. Sedangkan dalam bukunya Sudjana (1990: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Dari pengertian diatas, pada hakikatnya hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dicapai siswa dalam kriteria tertentu berdasarkan nilai yang diperoleh setiap siswa. Perubahan tingkah laku siswa itu sendiri dapat menentukan tujuan pengajaran, dan dengan penilaian, guru dapat melihat sejauh mana kefektifan dan efisiennya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran atau perubahan tingkah laku siswa.
29
1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Motivasi intrinsic adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri. Siswa tidak akan mengeluh dengan prestasi yang rendah, dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya. Sebaliknya, hasil belajar yang baik akan mnedorong pula untuk meningkatkan, setidak-tidaknya mempertahankan, apa yang telah dicapainya.
2) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. Artinya, ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia punya potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana harusnya.
3) Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreativitasnya.
30
hasil belajar yang dicapainya bergantung pada usaha dan motivasi belajar dirinya sendiri.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
b. Penilaian hasil belajar
Menurut Sudjana (1990: 3) Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.
31
pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, yaitu:
c. Sasaran penilaian
Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Dengan demikian dapat diketahui tingkah laku mana yang sudah dikuasainya oleh peserta didik dan mana yang belum sebagai bahan bagi perbaikan dan penyempurnaan program pengajaran selanjutnya.
d. Alat penilaian.
Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif meliputi tes dan bukan tes sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang objektif. Penilaian hasil belajar hendaknya dilakukan secara berkesinambungan agar diperoleh hasil yang menggambarkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya disamping sebagai alat untuk meningkatkan motivasi belajarnya.
e. Prosedur pelaksanaan tes.
32
program. Penilaian biasa dilakukan melalui pertanyaan secara tertulis, baik tes esai maupun tes objektif (Rohani 2004: 179-180).
Oleh sebab itu, penilaian terhadap proses belajar mengajar tidak hanya bermanfaat bagi guru, tetapi juga bagi para siswa yang pada saatnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapainya.
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusteraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut (Departemen Agama RI, 2004: 103).
Pelajaran Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang di dalamnya mengaitkan empat keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia itu sendiri.
33
secara langsung, melainkan juga informasi yang disampaikan secara tidak secara langsung. (Slamet, 2007:80).
1. Fungsi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berfungsi sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, sebagai pengembang kebudayaan, sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta sebagai alat penghubung dalam kepentingan pemerintahan dan kenegaraan. Selanjutnya, fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu sebagai lambang kebanggan nasional, sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa, sebagai pengembang kebudayaan, sebagai pengembang ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta sebagai alat penghubung dalam kepentingan pemerintahan dan kenegaraan (Slamet. 2007: 5).
Fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: a. Sarana pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
c. Sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah.
34
e. Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khasanah kesustraaan Indonesia (Departemen Agama RI, 2004: 103).
2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a. Mendengarkan, seperti: mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khutbah, pidato, pembicaraan narasumber, dialog/percakapan, pengumuman serta perintah yang didengar dengan memberikan respon secara tepat serta mengaprestasi dan mengapresiasikan sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita rakyat, cerita anak-anak, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak.
35
hasil sastra berupa dongeng, cerita anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak. c. Membaca, seperti: membaca huruf, suku kata, kata, kalimat,
paragraph, berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, ensiklopedia, serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, dan pantun. Kompetensi membaca juga diarahkan menumbuhkan budaya membaca.
d. Menulis, seperti: menulis karangan naratif dan non naratif dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tenda abaca, dan kosakata yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta mengapresiasikan dan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi. Kompetensi menulis juga diarahkan menumbuhkan kebiasaan menulis (Departemen Agama RI, 2004: 104)
C. Menyimak Cerita
1. Pengertian Menyimak
36
kegiatan komunikasi; perbedaanya terletak dalam hal jenis komunikasi: menyimak berhubungan komunikasi lisan sedangkan membaca berhubungan dengan komunikasi tulis. Dalam hal tujuan, keduanya mengandung persamaan, yaitu memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, memahami makna komunikasi ( Tarigan, 1986: 9-10 ). Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apersiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan ( Tarigan, 1987: 28 ).
37 a. Tahapan dalam menyimak
Menurut Hermawan (2012: 36-41) orang sering berfikir bahwa menyimak semata-mata merupakan kegiatan mendengarkan suara-suara, tetapi sesungguhnya lebih dari itu. Tahapan dalam menyimak adalah:
1) Penerimaan
Menyimak dimulai dengan penerimaan pesan-pesan yang dikirim pembicara baik yang bersifat verbal maupun non verbal, apa yang dikatakan dan apa yang diucapkan. Tahapan ini dibentuk oleh dua elemen pokok, yakni pendengaran dan perhatian. Aktivitas pendengaran merupakan suatu proses yang tidak selektif terhadap gelombang-gelombang suara yang mengenai telinga. Sedangkan perhatian dikaitkan dengan proses penyaringan terhadap pesan-pesan yang masuk.
2) Pemahaman
38 3) Pengingatan
Selama proses mengingat kita perlu mengingat berbagai pesan. Kemampuan untuk mengingat informasi ini berkaitan dengan seberapa banyak informasi yang ada dalam benak dan apakah informasi bisa diulang atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manusia hanya dapat mengingat setengah dari apa yang mereka dengar segera setelah mendengarnya. Jadi sebenarnya sejumlah informasi yang kita proses dan kita ingat setiap hari merupakan sebuah fraksi kecil dari apa yang kita dengar.
4) Pengevaluasian
Pengevaluasian terdiri dari penilaian dan pengkritisan pesan. Kadang-kadang kita dapat mencoba mengevaluasi setiap motif dan niat pokok pembeicara. Seringkali proses evaluasi ini berjalan tanpa banyak disadari.
5) Penanggapan
39 b. Tujuan menyimak
Menurut Slamet (2007: 20), tujuan menyimak yaitu: 1) Mendapatkan informasi, data, dan fakta
2) Membedakan bunyi-bunyi bahasa.
3) Mendapat model lafal, tekanan kata, pemenggalan kalimat, intonasi kalimat, dan pola dasar kalimat yang baik.
4) Memperlancar komunikasi
5) Menunjang keterampilan berbicara dan membaca. c. Jenis-jenis menyimak
Menurut Hermawan (2012: 43) jenis-jenis menyimak meliputi 1) Menyimak secara pasif
Menyimak secara pasif merupakan sebuah alat penerima informasi yang memiliki kekuatan tertentu. Melalui aktivitas menyimak secara pasif sebenarnya kita sedang membangun sebuah lingkungan komunikasi yang sifatnya menerima dan mendukung. Umumnya, menyimak pasif terjadi ketika penyimak ingin mendengar sejumlah informasi, jawaban atas pertanyaan, opini, arahan tertentu, atau informasi-informasi yang dapat membuat kita santai, senang atau yang dapat meningkatkan pemahaman emosional dan budaya kita.
2) Menyimak secara kritis
40
mencari kesalahan, kekeliruan atau kekurangan dari sesuatu yang dibicarakan oleh pembicara. Jadi, pada dasarnya menyimak kritis merupakan proses seleksi terhadap apa yang kita dengar.
3) Menyimak secara aktif
Menyimak secara aktif melibatkan diri secara total seperti penginderaan, sikap, kepercayaan, perasaan, dan intuisinya. Menyimak secara aktif tidak hanya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kita sedang menyimak, dan peduli terhadap apa yang dikemukakan pembicara, tetapi juga memahami dan mengingat apa yang didengar, untuk memberikan kesan yang positif dan menjaga hubungan baik dengan pembicara.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak
Menurut Hermawan (2012: 49-54) ada beberapa faktor yang menghambat proses penyimakan yaitu :
1) Faktor Internal
a) Masalah pendengaran, jikalau seseorang menderita kerusakan alat pendengaran yang dapat menghambat masuknya gelombang dalam volume tertentu atau menderita kelainan dalam menerima frekuensi tertentu, maka proses menyimak akan terganggu.
41
c) Minat pribadi, karena kita sering mengaitkan sesuatu dengan hal-hal yang bersifat pribadi dan dianggap penting untuk diri kita dibandingkan dengan pesan-pesan yang disampaikan orang lain
d) Menyimak dipengaruhi oleh motivasi dan perasaan kita saat itu. Ketika sedang menyimak, betapa pun efektifnya, motif dan kebutuhan kita pun turut memainkan peranan yang besar. e) Berfikir terlalu cepat disebabkan karena egoisme atau sikap mementingkan diri sendiri, maka akan mempengaruhi keektifan berfikir ketika ada pendapat yang berbeda antara diri sendiri dengan orang lain atau pembicara.
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan yang sering menghadirkan gangguan berupa rangsangan-rangsangan yang bertentanga dan mengalihkan perhatian dari informasi pokok yang diinginkan. Gangguan itu bersumber dari suara-suara kebisingan lalu lintas, suara musik yang keras, suara-suara dari percakapan, dan hal-hal lain yang tidak menyenangkan dapat mengganggu kemampuan untuk menyimak dengan baik.
42
teknologi yang digunakan, cara berpakaia, serta pengenalan konsep-konsep secara bertahap disertai contoh-contohnya. 2. Pengertian cerita
Menurut Aziz (2002: 8) Cerita merupakan salah satu bentuk sastra yang bisa dibaca atau hanya didengar oleh orang yang tidak bisa membaca.
Menurut Poerwadarminta (2006: 233) Cerita merupakan tuturan yang membentangkan bagimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dsb).
Cerita merupakan satu alat kognisi yang paling ampuh yang dimiliki oleh para siswa, yang tersedia untuk keterlibatan imajinatif dengan ilmu pengetahuan . Cerita membentuk pemahaman emosional kita terhadap isi. Cerita dapat membentuk isi dunia nyata dan juga materi yang fiksional. Pembentukan cerita dunia nyata inilah yang menjanjikan nilai paling besar dari pengajaran ( Egan, 2009: 3).
43
merasakan isi cerita itu. Tidak ada bentuk bahasa lain yang dapat melakukan hal ini, dan begitu juga tidak ada bentuk bahasa yang dapat mencapai kadar dan jenis efek yang disebabkan oleh cerita-cerita. Cerita itu seperti notasi musik dan emosi manusia adalah instrumen yang didesain untuk memainkannya.
Lalu kekuatan besar dari cerita adalah bahwa mereka dapat melakukan dua tugas sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
1. Cerita-cerita itu sangat sangat efektif dalam mengkomunikasikan informasi dengan bentuk yang mudah diingat
2. Cerita-cerita dapat mengarahkan perasaan pendengarannya tentang informasi yang dikomunikasikan.
Menurut Egan (2009: 14), nilai sebuah cerita untuk diajarkan tepatnya merupakan kekuatannya melibatkan emosi siswa, dan juga, secara terkait, imajinasi-imajinasi mereka, dengan materi dari kurikulum. Cerita lebih berkaitan dengan bentuk yang diberikan pada isi daripada berurusan dengan benar atau tidaknya.
44
menerima informasi dari pesan yang terimanya. Dengan kegiatan menyimak cerita peserta didik dapat menangkap informasi secara akurat sesuai dengan apa yang dilihatnya dan didengarnya sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan oleh gurunya untuk mrndapatkan hasil belajar yang lebih baik.
D. Media Audio Visual
1. Pengertian Media Audio Visual
Media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. (Arsyad, 1996: 4). Sedangkan menurut Porwadarminta (2006: 756), media adalah alat (sarana) untuk menyebarluaskan informasi. Association of Education and Communication Technology (AECT) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Adapun National Education Association (NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut ( Sukiman, 2012: 28 ).
45
dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping menyenangkan, media harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan (Arsyad, 1997: 21)
Menurut Kustandi (2013: 57) media audio adalah suatu alat atau perantara yang berkaitan dengan indra pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang auditif, baik baik verbal maupun nonverbal. Dan media visual merupakan suatu alat atau perantara yang berkaitan dengan indra penglihatan. Sedangkan menurut Sukiman (2012: 184) Media audiovisual adalah media penyalur pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan. Secara umum media audiovisual menurut teori kerucut pengalaman Edgar Dale memiliki efektifitas yang tinggi dari pada media visual atau audio.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, media audio visual juga dapat menjadi media komunikasi. Media audiovisual merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penerapannya melalui pendengaran dan pengelihatan, sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
2. Jenis-jenis Media Audio Visual
Jenis-jenis media audiovisual menurut Sukiman (2012: 184) a. Media Film
46
indra, penglihatan dan pendengarann, yang mempunyai inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungkapkan realita sosial yang terjadi disekitar lingkungan tempat di mana film itu sendiri tumbuh. Film kini diartikan sebagai genre (cabang) seeni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.
b. Media Video
Video adalah seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya hakikat video adalah mengubah suatu ide atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara yang proses perekamannya dan penayangannya melibatkan teknologi tertentu.
c. Media Televisi
47
Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak hanya menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Media Audio Visual
Dale (1969: 180) mengungkapkan bahwa bahan-bahan audio visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa-apa saja agar bermanfaat, berikut ini dapa tereleasisasi:
a) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas. b) Memberikan perubahan signifikan tingkah laku siswa.
c) Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran, kebutuhan dan minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa.
d) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa. e) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan
jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar.
f) Memberikan umpan balik yang diperlukan dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari.
48
49 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Tempat Penelitian
Menurut Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tegalrejo 01 tengaran Kabupaten Semarang, Tahun pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar dalam menyimak cerita menggunakan media audio visual pada siswa kelas III yang jumlahnya 16 siswa.
2. Sejarah berdirinya SDN Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang
Sekolah Dasar Negeri Tegalrejo 01. Yang sering ditulis SDN Tegalrejo 01, berdiri sekitar tahun lima puluhan. Pada waktu berdiri masih bernama sekolah rakyat. Sekolah rakyat Tegalrejo ini berdiri bukan karena didirikan oleh Negara, tetapi oleh kehendak masyarakat Desa Tegalrejo sendiri. Yang dipelopori oleh Bapak Kepala Desa, yang bernama Sastro Sudarmo . Maka pada waktu itu bernama Sekolah Rakyat Usaha Desa ( SRUD ) Tegalrejo. Yang pelaksanaan :
50
Tengah. Surat tersebut ditanda tangani oleh Bp. Admosoegondo. Dengan surat keputusan ini SRUD Teralrejo berubah nama menjadi SR Tegalrejo.
Pada tanggal, 13 Oktober 1984, Kepala Desa Tegalrejo Bapak Soemosuharjo menyerahkan sepenuhnya Balai Desa Tegalrejo kepada Sekolah. Sehingga Balai Desa Tegalrejo itu remi menjadi gedung Sekolah. Penyerahan ini dibuatkan surat yang ditandatangani oleh : Bp Soemosuharjo Kepala Desa Tegalrejo dan Bp. M. Diyono , BA, Kepala Dinas P dan K Ranting Tengaran.
Kemudian pada tanggal, 1 Agustus 1987, melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Tengah No : 421.2 / 002 / XIII / 49 / 87, yang ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah : Drs. Karseno. Sekolah Rakyat Tegalrejo, berubah nama menjadi Sekolah Dasar Negeri Tegalrejo 01.
Sampai saat ini SD Negeri Tegalrejo 01, telah banyak meluluskan siswa-siswi, serta gedungnya pun telah mengalami beberapa kali rehab, baik bentuk maupun ukuran. Bahkan yang terakhir satu ruang dibuat tingkat.
3. Visi, Misi, dan Tujuan SDN Tegalrejo 01 Tengaran Kabupaten Semarang
51
Misi SDN Tegalrejo 01 Tengaran :
1. Menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi di bidang IMTAQ dan IPTEK.
2. Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatif sesuai dengan perkembangan zaman.
3. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat. Tujuan Sekolah SDN Tegalrejo 01 Tengaran, berdasarkan Visi dan Misi Sekolah yang diuraikan diatas maka diharapkan dapat mencapai tujuan sebagai berikut :
1. Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahklak mulia.
2. Siswa sehat jasmani dan rohani.
3. Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan dan kertampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
4. Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat dan kebudayaan.
5. Siswa kreatif, terampil bekerja untuk mengembangkan diri secara terus menerus.
6. Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahklak mulia.
52
8. Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan dan kertampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
9. Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat dan kebudayaan. 10. Siswa kreatif, terampil bekerja untuk mengembangkan diri secara
terus menerus.
4. Data Jumlah Guru dan Karyawan SDN Tegalrejo 01 Tengaran Berikut ini adalah jumlah keseluruhan guru dan karyawan SDN Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada tahun ajaran 2014/2015.
Tabel 3.1 Daftar Guru dan Karyawan SDN Tegalrejo 01 Tengaran
No Nama Jabatan
1. Yohanes Sarno, S.Pd Kepala Sekolah
2. Amini, S.Pd Guru Kelas VI
3. Qomari ,S.Pd Guru Kelas V
4. Kotimah ,S.Pd.SD Guru Kelas IV 5. Benti R, S.Pd.SD Guru Kelas III 6. Sri Hariyati, S.Pd.SD Guru Kelas II 7. Siti Asning, S.Pd Guru Kelas I
8. Siti Muyasaroh, S.Ag Guru Bahasa Inggris
9. Adliroh, S.Pd Guru PJOK
10. Tamami ,S.Pd.I Guru Agama
11. Suparno Penjaga Sekolah
53
5. Profil Sekolah Dasar Negeri Tegalrejo 01 Tengaran Kabupaten
Semarang
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SD Negeri TEGALREJO 01
Status : Negeri
Tahun Berdiri : 1973
Nomor Statistik Sekolah : 101032202019
NPSN : 20320341
NSB : 11804200402
Terakreditasi : B Nilai Akreditasi : 83 No.SK Akreditasi : -
Tanggal : -
Alamat Sekolah : Rt 05 Rw 03 Tegalrejo
Desa : Tegalrejo
Kecamatan : Tengaran
Kabupaten : Semarang
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 50775
Telepon : -
54
6. Rincian Data Jumlah Siswa SDN Tegalrejo 01 Tengaran
Berikut ini adalah jumlah keseluruhan siswa SDN Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada tahun ajaran 2014/2015.
Tabel 3.2 Data Siswa SDN Tegalrejo 01 Tengaran
NO TINGKAT JUMLAH
JUMLAH L / P
L P JUMLAH
1 I 1 6 10 16
2 II 1 9 7 16
3 III 1 9 7 16
4 IV 1 9 10 19
5 V 1 8 9 17
6 VI 1 10 14 24
JUMLAH 6 51 57 108
7. Kurikulum SDN Tegalrejo 01 Tengaran Kabupaten Semarang a. Program Intrakulikuler
Kegiatan belajar mengajar di SDN Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran dimulai dari pukul 07.00 sampai pukul 13.00. Kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan oleh sekolah.
55
Alam, Bahasa Indonesia, Matematika, Oalahraga, Seni Budaya dan Keterampilan, dan pendidikan Muatan Lokal meliputi Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa.
b. Program Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan setelah jam pelajaran selesai, adapun kegiatan ekstrakulikuler yang dilaksanakan di SDN Tegalrejo 01 adalah Pramuka. Kegitan Pramuka diwajibkan bagi siswa kelas III-V yang dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 10.00 sampai 11.00.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015. Data responden ini berjumlah 16 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
Berikut ini adalah data siswa kelas III SDN Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
Tabel 3.3 Data siswa kelas III SDN Tegalrejo 01 Tengaran
No. Nama siswa Keterangan
Laki-laki Perempuan
1. Beni Anada
2. Afif Choirul saputra
56
4. Choirul Umam Alfredo
5. Ira Sefi Septina
6. Mozza Syafa Azzahra
7. Muhammad Fuad
8. Nanda Safitri
9. Rico setiya Afriyadi
10. Rika Desriyani
11. Sa’idatul Choiriyah
12. Tegar Adit Septiyanto
13. Windha Ariyanto
14. Zareta Bayu Setiyawan
15. Hari Fitriano
16. Devi Artikasari
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 13 September 2014 sampai dengan 27 September 2014. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2014/2015 yang berjumlah 16 siswa.
57 D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Pra Siklus
Kegiatan pra siklus ini dilaksanakan pada tanggal 13 September 2014. Dalam pra siklus ini peneliti melakukan tanya jawab dengan guru kelas III. Peneliti dan guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian. Guru memperkenalkan peneliti dan menjelaskan maksud diadakan penelitian kepada siswa kelas III dan data nilai siswa kelas III dalam pembelajaran menyimak cerita tanpa menggunakan media audio visual. Dalam data tersebut masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal. Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 70. Data-data tersebut dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan selanjutnya.
2. Siklus 1
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti berdiskusi dengan guru untuk merencanakan tindakan penelitian. Peneliti juga mempersiapkan materi yang diajarkan kepada siswa. Adapun langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan silabus yang ditetapkan oleh siswa.
58
3) Menyusun lembar soal berupa tes menyimak cerita berdasarkan media audio visual yang ditayangkan.
4) Menyusun lembar pengamatan terhadap guru dalam penggunaan media audio visual.
5) Menyusun lembar penilaian menyimak cerita. b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 September 2014. Selama dua jam pelajaran (2x35 menit). Penelitian ini dilakukan kolaboratif, maksudnya peneliti sebagai observer dan rekan guru atau guru pamong sebagai pelaksana. Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Guru memulai kegiatan belajat mengajar dengan mengucapkan salam, berdoa, absen kehadiran siswa. Semua siswa hadir dalam kegiatan pembelajaran ini yaitu sebanyak 16 siswa. Setelah absen kehadiran siswa kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyanyikan lagu “Dari Sabang Sampai
Merauke” dan melakukan apersepsi sebelum guru menyampaikan
materi pelajaran.
59
kemudian memperkenalkannya menggunakan media audio visual. Guru memberikan sebuah pertanyaan kepada siswa tentang pengertian pernyataan pendapat namun siswa tidak berani menjawab pertanyaan, akhirnya guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Siswa tersebut menjawab dengan tepat, kemudian guru memperlihatkan tayangan video berita dan siswa memperhatikan . Siswa tampak antusias dalam menyimak tayangan video cerita peristiwa dalam berita tersebut, setelah selesai menyimak tayangan video cerita guru membagi kelompok.
60
Setelah semua kelompok maju ke depan, guru memberikan tanggapan secara keseluruhan hasil diskusi yang di dapat dari siswanya. Setelah itu, guru menjelaskan dan mengaitkan isi berita dengan gambar macam-macam upacara adat istiadat. Guru menayangkan slide gambar macam-macam upacara adat ditiap daerah, siswa diminta untuk mengamati dan menyimaknya. Untuk penjelasan terakhir, guru menjelaskan jenis-jenis uang kartal.
Setelah selesai dilakukan semua kegiatan, untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa, guru memberi tugas evaluasi individu berdasarkan media audio visual tersebut. Siswa terlihat semangat dalam mengerjakan tugas, walaupun begitu masih saja ada beberapa siswa terlihat kurang bersemangat dalam mengerjakan tugas. Selama siswa mengerjakan tugas guru membimbing seluruh siswa. Setelah waktu yang ditentukan dalam mengerjakan tugas telah habis, guru menyuruh siswa untuk menyimpulkan tugas. Guru mengakhiri pelajaran dan mengucap salam.
c. Observasi