• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI INDIVIDU BURUNG SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDDEN MARKOV MODELS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IDENTIFIKASI INDIVIDU BURUNG SECARA OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDDEN MARKOV MODELS"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Informatika

Oleh :

Florensius Phangestu

NIM : 065314063

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

(2)

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

To Obtain the

Sarjana Teknik

Degree

In Department of Informatics Engineering

By :

Florensius Phangestu

Student ID : 065314063

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2010

(3)
(4)
(5)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, yang selalu menuntun, membimbing dan

menguatkanku dalam setiap langkah yang kutempuh.

untuk Bunda Maria yang selalu menyertai, melindungi dan mendoakanku sehingga

saya mampu menghadapi setiap percobaan.

untuk keluargaku yang bergitu pengertian dan pemberi semangat dan kehangatan

untuk romo Kuntoro yang menjadi pembimbingku, yang selalu bersedia meluangkan

waktu, tenaga, pikiran serta kesabaran dalam mendidikku

untuk Evi Michella Veronika, my spring of joy

untuk almamaterku,

untuk Indonesia,

dan, untuk setiap orang yang mempelajari Speaker Identification

 
(6)

PERI\TYATAAI\T

KEASTIAI{ KARYA

Saya menyatakan

dengan

sesungguhnya

bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat

karya/bqgian

karya orang lain, kecuali yang telatr disebutkan

dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana

layaknya

karya ilmiah.

Yogyakarta 29 Maret 2010

Penulis

fr"w

Florensius

Phangestu

I

l ,

(7)

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Florensius Phaneesfu

NIM :065314063

Demi pengembangan ilmu pengetahuano saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

IDENTIHKASI INDTWDU BTJRT]FIG SECARA OTOMATIS DENGAN

MENGGT}NAKAN PEIIDEKATAIY HIDDEN MARKOV MODELS

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk hak menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet

dan media lain untuk kepentian akademis tanpa perlu meminta izin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya.

Yogyakart4 29 Maret 2010

Penulis

I

{l*;,,f

--V

Florensius Phangestu

(8)

dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi identitas burung. Pada tugas akhir ini

dibangun suatu metode untuk mengidentifikasi secara otomatis individu burung

berdasarkan suara kicauan (

acoustic features

) dengan menggunakan pendekatan

Hidden Markov Models

. Pendekatan ini secara umum digunakan pada

signal

prosessing

dan untuk

speaker identification

pada manusia.

Penelitian ini menggunakan burung ortolan bunting sebagai objek

penelitian dengan jumlah sebanyak 8 ekor (100 data

sample

untuk masing-masing

burung). Pembagian data untuk proses

testing

dan

training

menggunakan metode

5 fold cross-validation

.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan berbagai kombinasi

feature

dan jumlah state diperoleh tingkat akurasi yang bervariasi mulai dari

terendah yaitu 78,857% sampai dengan tertinggi yaitu 81,875% .

(9)

used to identify the individual bird. This research built a method for identifying

automatically each individual bird based on their sound (acoustics features) using

Hidden Markov Models. Generally this approach is used for signal processing and

for human speaker identification.

This research employed eight Emberiza hortulana birds as the object for

the study (100 data sample for every birds). Data for testing and training were

separated using 5 fold cross-validation method.

The results using any combination of features and number of states show

variation of accuracy started from 78,857% to 81,875%.

(10)

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Identifikasi Individu Burung Secara Otomatis dengan Menggunakan

Pendekatan

Hidden Markov Models” .

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut memberikan dukungan,

semangat dan bantuan hingga selesainya skripsi ini :

1.

Romo Dr. Cyprianus Kuntoro Adi, S.J.,M.A.,M.Sc

atas semua bantuan,

bimbangan, kesabaran, waktu, dan semangat yang telah romo berikan,

membuat skripsi ini dapat terselesaikan. Apa jadinya semua ini tanpa bantuan

romo?

2.

Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Sanata Dharma.

3.

Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T., sebagai Ketua Jurusan Teknik

Informatika Universitas Sanata Dharma.

4.

Bapak Bambang Soelistijanto, S.T., M.Sc., sebagai dosen penguji, atas saran

dan kritik yang diberikan.

5.

Bapak

Eko Hari Parmadi, S.Si., M.Kom., sebagai dosen penguji, atas saran

dan kritik yang diberikan.

6.

Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T., yang telah memberikan dukungan dan

semangat.

(11)

jalannya pendadaran.

9.

Seluruh Staff Universitas Sanata Dharma, yang atas kerja kerasnya, membuat

perkuliahan menjadi terasa nyaman.

10.

Kedua orang tua saya, Mikael Phang Min Khong dan Lim Djan Fa, serta

kakak saya Valeria Pangesti, S.E., atas doa, semangat, dukungan baik

moril maupun finansial serta cinta yang begitu besar, selalu ada dan tak

akan pernah berhenti.

11.

Evi Michella Veronika,Heribertus Henta Nooristyanto, Julianto, Charles,

Tulus Wardoyo, Maya yang sangat banyak membantu dalam proses

pembuatan skripsi ini, atas dukungan, semangat, dan bantuan.

12.

Serta semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan tugas

akhir ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat

pada laporan tugas akhir ini. Saran dan kritik sangat penulis harapkan

untuk perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata, penulis

berharap tulisan ini bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan ilmu

pengetahuan serta berbagai pengguna pada umumnya.

Yogyakarta ,29 Maret 2010

Penulis

(12)

HALAMAN JUDUL BAHASA INGGRIS ...

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

iii

HALAMAN PENGESAHAN ...

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...

vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...

vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ...

ix

KATA PENGANTAR ...

x

DAFTAR ISI ...

xii

BAB I. PENDAHULUAN ...

1

1.1. Latar Belakang ...

1

1.2. Rumusan Masalah ...

2

1.3. Tujuan ...

3

1.4. Batasan Masalah ...

3

1.5. Metodologi Penelitian ...

4

1.6. Sistematika Penulisan ...

5

(13)

2.1.1. Pengenalan

Speaker Recognition

...

7

2.1.2. Prinsip

Speaker Recognition

...

8

2.2.

Feature

...

10

2.2.1.

Feature Extraction

...

10

2.2.2.

Greenwood Function Cepstral Coefficients

...

10

2.3. Teori Dasar Markov Model...

14

2.4.

Hidden Markov Models

...

17

2.5. Terminologi HMM ...

21

2.6.

Trellis Diagram

...

22

2.7.

Hidden Markov Models

untuk

Speaker Recognition

...

24

2.8. Pengoptimalisasi State

Sequence

...

24

2.9. Algoritma

Baum-Welch

...

34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...

38

3.1. Data Burung Ortolan Bunting ...

38

3.2. Proses

Training

...

40

3.3. Proses

Testing

...

41

3.4. Metode

5 Folds Cross-Validation

...

42

3.5. Perancangan Sistem ...

44

(14)

3.6.2.

Software

...

50

BAB IV. IMPLEMENTASI DAN ANALISA SISTEM ...

51

4.1. Implementasi Antar Muka yang Digunakan pada Sistem ...

51

4.1.1. Halaman Depan ...

51

4.1.2. Halaman Pengujian

Hidden Markov Models

...

52

4.1.3. Halaman Pengidentifikasian ...

53

4.1.4. Halaman Bantuan Program ...

55

4.1.5. Halaman Tentang Program ...

56

4.2. Analisis Akurasi Identifikasi Burung ...

57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...

63

5.1. Kesimpulan ...

63

5.2. Saran...

65

DAFTAR PUSTAKA ...

66

LAMPIRAN I ...

69

LAMPIRAN II ...

71

(15)

2.1

besok berdasarkan cuaca hari ini

15

2.2

Probabilitas

membawa payung

berdasarkan cuaca

pada hari

i

|

19

3.1 Contoh

confusion matrix

43

4.1

Hasil akurasi identifikasi individu burung dengan

kombinasi

feature

dan jumlah

state

57

4.2

Identifikasi individu burung dengan variasi tipe

feature

60

4.3

Confusion matrix

untuk hasil akurasi paling tinggi

61

(16)

1996)

2.2

Struktur dasar sistem

speaker varification

(Reynolds, 2002)

9

2.3

Langkah-langkah untuk proses menghitung

koefisien dari GFCC

12

2.4

Greenword filterbanks

13

2.5

Markov model untuk cuaca dengan probabilitas

transisi state berdasarkan table 2.1

15

2.6 HMM

untuk suara burung pertama ab02_88_1

18

2.7

Trellis diagram

22

2.8

Trellis diagram

untuk contoh no.2 pada HMM

23

2.9 Algoritma

viterbi

untuk

part

untuk state

“sunny”

pada

n

= 2

28

2.10 Algoritma

viterbi

untuk

part

untuk state

“rainy”

pada

n

= 2

29

2.11 Algoritma

viterbi

untuk

part

untuk state

“foggy”

pada

n

= 2

30

2.12 Algoritma

viterbi

untuk

part

akhir pada

n

= 3

32

2.13 Algoritma

viterbi

33

2.14

Probability function

dengan state

S

pada saat t dan

beralih ke state

S

pada saat t+1

35

3.1

Syllable

burung ortolan bunting

(Osiejuk, 2003)

39

3.2

Time series

dan

spectrogram

dari tipe nyanyian ab

39

3.3

Menggunakan HMM untuk

training

model

40

3.4

Menggunakan HMM untuk identifikasi data suara

baru

41

3.5

Pembagian tiap kelompok data menjadi 5 bagian

42

3.6

Iterasi pengujian untuk salah satu kelompok data

43

3.7

Halaman Depan (

Home

) 45

3.8 Halaman

pengujian

Hidden Markov Models

46

3.9 Halaman

pengidentifikasian

47

3.10

Halaman bantuan program

48

3.11

Halaman tentang program

48

3.12

Halaman peringatan (jika tidak data suara input

untuk diproses)

49

3.13

Halaman peringatan (jika tidak data suara input

untuk didengarkan)

49

3.14

Halaman konfirmasi (jika ingin mengakhiri

penggunaan sistem)

50

4.1

Halaman depan (

home

) 51

(17)

xvii 

 

menekan tombol “mainkan”)

4.6

Peringatan jika belum ada sua

ra inputan (jika

54

menekan tombol “proses”)

4.7

Halaman bantuan program

55

4.8

Halaman tentang program

56

4.9 Tingkat

akurasi

identifikasi individu burung

ze

dan

(

feature

GFCC) dengan kombinasi

window si

jumlah state yang berbeda

60

4.10

Spectrogram

suara kicauan

burung5

62

(18)

1.1

Latar Belakang

Burung mempunyai suara kicauan yang berbeda untuk mengenali sesama

anggota spesies atau mengenali rekan, orang tua, maupun dengan burung dari

spesies lain (Holschuch, 2004). Keunikan dari masing-masing suara kicauan

burung ini dapat dimanfaatkan untuk proses pengidenfikasian individu burung.

Pengidentifikasian individu burung yang ada pada saat ini dapat dilakukan

secara manual maupun secara otomatis. Secara manual, cara yang dilakukan

adalah capture dan handling burung secara langsung. Namun cara ini tentu sangat

tidak efektif jika burung-burung yang dilibatkan bersifat sensitif terhadap

gangguan (disturbance) dan burung yang sulit diobservasi secara langsung. Secara

otomatis adalah dengan menggunakan suara kicauan burung yang selanjutnya

akan di identifikasi dengan program bantu pada komputer.

Teknik-teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi individu binatang

secara otomatis berdasarkan suara dibagi menjadi dua kategori yaitu kualitatif dan

kuantitatif (Mc.Gregor et al., 2000). Pendekatan kualitatif meliputi perbandingan

spectrogram yang dilakukan oleh para peniliti. Pendekatan ini mempunyai konsep

yang sederhana dan mudah dioperasikan. Namun, variable yang dilibatkan dalam

perhitungan dengan spectrogram tidak cukup untuk menggambarkan karakteristik

(19)

dari isi spectrum dan pola sinyal sehingga tingkat akurasinya tergolong rendah

(Wakita, 1976). Jadi diperlukan metode kuantitatif yang lebih teliti dalam

pengukuran secara detail frekuensi dan temporal parameters dari suara tersebut.

Salah satu metode pendekatan kuantitatif adalah metode Hidden Markov

Models. Metode ini tidak membutuhkan banyak usaha, tidak mengkonsumsi

waktu yang lama dalam pengolahan, dan hasil yang diperoleh lebih akurat.

Dalam penulisan tugas akhir ini, akan diterapkan metode Hidden Markov

Models sebagai metode untuk mengidentifikasi individu burung secara otomatis

(speaker recognition).

1.2

Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan menjadi beberapa

masalah sebagai berikut :

1.

Bagaimana mengimplementasi indentifikasi individu burung

berdasarkan suara kicauan dengan pendekatan metode Hidden Markov

Models dalam suatu perangkat lunak?

2.

Bagaimana tingkat akurasi identifikasi individu burung dengan

(20)

1.3

Tujuan

1.

Membangun suatu metode untuk mengidentifikasi secara otomatis

individu burung menggunakan pendekatan Hidden Markov Models.

2.

Menemukan parameter yang berpengaruh dalam pengenalan

(identifikasi).

3.

Menghitung akurasi identifikasi individu burung.

1.4

Batasan Masalah

Adapun masalah yang akan diselesaikan dibatasi oleh hal-hal berikut :

1.

Hanya satu spesies burung yang diteliti dengan satu tipe nyanyian (ab).

2.

Suara kicauan yang dapat diproses adalah suara wav (*.WAV).

3.

Feature extraction dilakukan dengan menggunakan metode GFCC

(Greenwood Functions Ceptral Coefficients).

4.

Pemodelan suara burung menggunakan algoritma Baum-Welch.

5.

Pengidentifikasian suara burung menggunakan algoritma Viterbi.

(21)

1.5

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian meliputi :

1.

Studi Pustaka

Dengan mempelajari buku-buku referensi yang berkaitan dengan

speaker recognition, metode Hidden Markov Models,

feature

extraction, algoritma Baum-Welch, algoritma Viterbi dan pemrograman

matlab.

2.

Analisa Kebutuhan

Pada tahap ini mengumpulkan sampel suara (*.WAV) untuk setiap

burung ortolan bunting dalam satu jenis tipe nyanyian yaitu ‘ab’ .

3.

Perancangan

Tahap ini digunakan untuk mengubah model matematika menjadi

sebuah representasi perangkat lunak.

4.

Implementasi

Hasil dari tahap perancangan dengan diterjemahkan dalam suatu sistem.

5.

Pengujian dan Evaluasi

Tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang sudah dibuat untuk

mengetahui tingkat akurasi identifikasi individu burung ortolan bunting.

6.

Kesimpulan

(22)

1.6

Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan

masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai speaker recognition,

feature extraction, Greenwood function cepstral coefficients

(GFCC), dasar metode Hidden Markov Models, algoritma

Baum-Welch dan algoritma Viterbi.

BAB III : METODOLOGI

Bab ini berisi tentang data burung ortolan bunting, alur proses

training dan proses testing serta penjelasan rancangan sistem

yang akan di implementasi.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN ANALISA HASIL

Bab ini berisi implementasi antarmuka sistem dan analisa hasil

(23)

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang dapat

dipertimbangkan agar sistem dapat digunakan dan dikembangkan

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada landasan teori ini akan dijelaskan secara singkat hal-hal yang berkaitan

dengan identifikasi individu burung, teori dasar Markov model beserta contoh

dasar untuk memudahkan pemahaman, trellis diagram serta algoritma-algoritma

lain yang akan digunakan pada proses pengidentifikasian.

2.1

S

peaker Recognition

2.1.1 Pengenalan S

peaker Recognition

Speaker

recognition

dengan komputer merupakan tugas untuk

mengidentifikasi (recognizing)

secara otomatis identitas speaker berdasarkan isi

informasi yang diperoleh dari sinyal suara (O’Saughnessy,2000).

Speaker recognition

mencakup dua tugas utama yaitu speaker

identification dan speaker verification.

Speaker identification mengacu pada

penentuan 1 (satu) identitas speaker dari sekumpulan speaker terdefinisi secara

terbatas. Sedangkan speaker verification atau dikenal dengan speaker

authentication

mengacu pada tugas mengklasifikasikan untuk menerima atau

menolak secara otomatis terhadap identitas yang mengklaim sebagai speaker.

Selama proses pengidentifikasian, model referensi untuk masing-masing

speaker yang sudah dibentuk akan digunakan untuk menghitung nilai

perbandingan dengan input sinyal suara. Pada proses speaker verification,

nilai

(25)

yang mengklaim dan alternatif model lain atau disebut dengan imposter speakers.

Perbedaan antara speaker identification dan speaker verification terletak

pada jumlah alternatif pengambilan keputasan. Pada speaker identification jumlah

pengambilan keputusan adalah sama dengan ukuran jumlah populasi. Pada

speaker verification jumlah pengambilan keputusan hanya terdiri dari dua

kemungkinan yaitu menerima atau menolak tanpa memperhatikan ukuran

populasi.

2.1.2 Prinsip

Speaker Recognition

Gambar 2.1 dan 2.2 akan menunjukan struktur sistem speaker recognition.

(26)

Dalam

speaker identification,

speech signal yang sebelumnya tidak

diketahui identitas speaker

akan dianalisis. Sistem akan melakukan pencocokan

kesamaan dengan model-model yang ada untuk mengetahui identitas dari speaker.

Gambar 2.2.

Struktur dasar sistem speaker varification (Reynolds, 2002)

Sebuah sistem speaker verification akan mengimplementasikan test

perbandingan untuk menganalisis diantara dua hipotesis yaitu test speech berasal

dari speaker model atau impostor model.

Feature ektraksi dari input sinyal akan

dibandingkan dengan daftar speaker model dan dibandingkan dengan beberapa

model yang merepresentasikan imposter speaker. Nilai dari pebandingan ini

digunakan untuk mengambil keputusan untuk menerima atau menolak speaker

(27)

2.2

Feature

2.2.1

Feature Extraction

Pengidentifikasian

individu

burung yang menggunakan data yang

memiliki label disebut sebagai “supervised”. Data suara yang diambil merupakan

data audio (signal). Namun tidak semua data audio tersebut dipergunakan,

sehingga diperlukan proses feature extraction untuk menentukan hanya feature

penting yang diperlukan. Feature yang di ekstrak diharapkan mempunyai

kemampuan untuk membedakan kemiripan vokalisasi serta mempunyai

kemampuan untuk membuat model tanpa membutuhkan sebuah data training

yang berlebihan.

Tujuan dari proses feature extraction adalah untuk parameterisasi suara

(audio) kedalam rangkaian vector

feature yang ringkas dan relevan, sehingga

dapat mewakili informasi dari suara tersebut.

2.2.2

Greenwood Function Cepstral Coefficients

(GFCC)

Pada Subbab ini

akan menjelaskan secara singkat (review) mengenai

Greenwood function cepstral coefficients (GFCC) yang telah didiskusikan lebih

detail di dalam (Clemins et al., 2006).

Greenwood function cepstral coefficients (GFCC) merupakan salah satu

pendekatan yang digunakan untuk mengekstrak feature berdasarkan pada

perceptual model dari spesies. Dalam kasus ini adalah suara dari spesies burung

(28)

Greenwood (Greenword,1961,1990) menunjukan bahwa beberapa dari

spesies mamalia baik mamalia darat maupun perairan menerima frekuensi pada

sebuah skala algoritmik yang dimodelkan dengan persamaan :

f = A(

10

-b)

(2-1)

Keterangan :

f adalah frekuensi (Hz)

A, a dan b merupakan konstanta (spesifik untuk masing-masing spesies)

x menunjukan posisi dari selaput pendengaran

Untuk frekuensi f, maka frequency warping didefinisikan sebagai :

(2-2)

Dengan pendekatan range pendengaran (

) dari spesies tersebut, dan

menggunakan pendekatan b

=

0.88

(LePage, 2003), konstanta A dan a dapat

diturunkan sebagai berikut

:

A =

(2-3)

(29)

Gambar 2.3 berikut akan ditunjukan diagram blok dalam proses Greenwood

function cepstral coefficients.

Windowed FFT

Greenwood filterbank

Discrete cosine transform Suara

burung coefficientCepstral

Gambar 2.3.

Langkah-langkah untuk proses menghitung koefisien dari GFCC

Sinyal suara akan dilakukan segmentasi menjadi frame-frame dan

masing-masing dari frame di window.

Window dari data suara ditransformasi dengan

menggunakan fast fourier transform.

exp

2

/

(2-5)

/

ln ∑

|

|

,

Dimana

x(n)

adalah signal dalam diskrit waktu dengan panjang N

,

k=0,1,..N-1, dan k

berkorespondensi dengan frekuensi f(k) =

,

adalah

sampling frekuensi (Hz) dan w(n)

adalah

time-window (sering menggunakan

Hamming window dengan w(n) = 0.54 – 0.46 cos (

n / N)).

Suara burung ortolan bunting mempunyai range frekuensi dengan ukuran

window 3ms-6ms. Koefisien magnitude |X(k)| dikorelasikan dengan

masing-masing

triangular filter dalam greenwood filterbank H(k,m). Ini berarti

masing-masing koefisien magnitude dari fast fourier transform dikalikan dengan

filter-gain dan hasilnya di akumulasikan sebagai berikut:

(30)

Untuk m = 1,2,…,M, dimana M adalah jumlah dari filter banks dan M<<N.

Greenwood filterbank merupakan sebuah kumpulan dari triangular

filters yang

didefinisikan oleh center frequencies.

Filterbank center frequencies dihitung dengan skala Greenwood

dari

persamaan (2-2). Tringular filters tersebar di seluruh frequency range dari 0

sampai

Nyquist frequency.

Band-limiting

menggunakan frekuensi bawah (lower)

dan atas (upper) untuk me-reject

frekuensi yang tidak diinginkan. Untuk suara

burung ortolan bunting, Greenwood filterbank (gambar 2.4) biasa mempunyai

range 400 sampai 7400 Hz yang merupakan

dan

dari spesies nyanyian

burung (Edward, 1945).

cos

Gambar 2.4.

Greenword filterbanks

Discrete cosine transform digunakan untuk menghitung cepstral coefficients dari

log filterbank amplitudes X’(m) sebagai berikut :

0.5

(2-7)

(31)

2.3

Teori Dasar

Markov Model

Markov model

menggambarkan sistem dengan serangkaian state

dan

transisi state (setiap transisi dari state mempunyai sebuah probabilitas) dimana

rangkaian dari state-state tersebut disebut dengan Markov chain.

Dalam Markov model atau first-order-markov mengasumsikan bahwa

probabilitas observasi pada waktu n

hanya tergantung pada observasi

yang

dilakukan pada waktu n-1. Untuk serangkaian {

, ,..,

} maka

|

,

|

,

|

|

P(

,

,…,

) = P(

)

(asumsi Markov)

(2-8)

Untuk memperoleh penggabungan probabilitas (joint probability) dari baik

observasi-observasi sebelumnya maupun observasi sekarang dapat diturunkan

menjadi:

P(

,…,

) =

(2-9)

Contoh soal :

Misalkan terdapat 3 tipe cuaca : “sunny” , “rainy” dan “foggy”, berikut

dengan tabel probabilitas P(

) cuaca yang akan terjadi besok (

)

(32)

Tabel 2.1.

Probabilitas p(

) cuaca yang akan terjadi besok berdasarkan

cuaca hari ini

|

Cuaca

besok

Cuaca hari ini

sunny rainy foggy

sunny

0.8 0.05

0.15

rainy

0.2 0.6 0.2

foggy

0.2 0.3 0.5

State yang ada S = {sunny,

rainy,

foggy} dan setiap hari mempunyai

kemungkinan transisi p(

) state berdasarkan tabel probabilitas 2.1.

Berikut gambar untuk state-state tersebut :

|

Sunny

Foggy

Rainy

0.6

0.15

0.2

0.8

0.5

0.2

0.2

0.3

0.05

Gambar 2.5.

Markov model untuk cuaca dengan probabilitas transisi state

(33)

1.

Jika hari ini cuacanya adalah “sunny” berapakah probabilitas besok bercuaca

“sunny” dan hari berikutnya ( ) adalah “rainy” ?

Dengan menggunakan teori asumsi Markov pada pembahasan diatas dan dengan

tabel probabilitas 2.1 maka permasalahan ini dapat di terjemahkan menjadi:

P(

,

|

P(

,

.

P(

|

|

|

|

,

|

=

|

=

P(

) . (

(markov

asumsi)

= 0.05 . 0.8

= 0.04

2.

Jika cuaca kemarin

adalah

“rainy” dan cuaca hari ini adalah “foggy”,

berapakah probabilitas besok dengan cuaca “sunny” ?

P(

= P(

(34)

2.4

Hidden Markov Models

genalan pola pada speaker recognition yang

memili

asarkan

observ

|

=

|

Salah satu metode pen

ki akurasi baik adalah metode Hidden Markov Models. Metode ini

merupakan perluasan dari Markov model yang populer dipakai untuk pengenalan

pola akustik. Hidden Markov Models adalah sebuah model statistik dengan

Markov model yang state-state (transisi state) tidak dapat diamati secara langsung

atau dengan kata lain parameter-parameter tersebut tersembunyi (hidden).

Untuk menentukan probabilitas setiap state hanya diperoleh berd

asi , sehingga kondisi probabilitas

|

dapat dirumuskan dengan:

(2-10)

engan memperhatikan probabilitas

yang tidak berubah untuk setiap state

ang

|

=

(2-11)

tau untuk jumlah n maka :

L(

,…..,

|

,……,

) =

|

|

(2-12)

D

maka masing-masing potensi state y

akan diuji atau diperiksa mempunyai

probabilitas

yang sama sehingga persamaan (2-10) dapat rumuskan dengan

persamaan (2-11) berikut ini :

|

(35)

Dalam kasus pengidentifikasi individu burung ortolan bunting, HMM akan

memod

bunting terlihat

pada g

Gambar 2.6.

HMM untuk suara burung pertama ab02_88_1

Contoh soal :

ntoh Markov model, keadaan cuaca dapat diobservasi secara

langsun

elkan karakteristik sinyal atau suara yang secara temporal dan spectrum

yang memiliki variasi yang beragam. Dalam state terdapat suatu runtun waktu

sinyal yang dihasilkan oleh suara burung ortolan bunting tersebut.

State yang dimiliki oleh salah satu suara burung ortolan

ambar di bawah ini:

start

end

Pada co

g. Namun pada HMM, cuaca-cuaca dalam keadaan ”hidden”. Hal ini dapat

kita umpamakan seandainya kita dikunci di sebuah kamar untuk beberapa hari

(tidak dapat melihat kondisi cuaca luar). Untuk melakukan prediksi cuaca yang

akan terjadi, maka hanya terdapat tanda yaitu pada orang yang setiap hari datang

ke kamar untuk membawakan makanan, apakah orang tersebut membawa payung

(36)

Tabel 2.2 berikut akan ditampilkan probabilitas membawa payung

berdasa

abel 2.2.

Probabilitas

|

membawa payung berdasarkan cuaca

pada

1.

Seandainya hari pada saat Anda terkunci bercuaca “sunny”. Hari berikutnya

Kemungkinan hari kedua adalah “sunny”:

=

| ) . P( | 0.1 . 0.8 = 0.08

Kemungkinan hari kedua adalah “rainy”:

| , =

| 0.8 . 0.05 .04

Cuaca

Probabilitas membawa payung

rkan keadaan cuaca. Jika orang tersebut membawa payung maka 0.1 cuaca

pada hari itu “sunny”, 0.5 bercuaca “rainy” dan 0.3 adalah “foggy”.

T

hari i

Sunny

0.1

Rainy

0.8

Foggy

0.3

orang yang mengantarkan makanan membawa payung. Berapakah probabilitas

masing-masing cuaca pada hari itu?

9

L( | ,

P(

9

L(

P( | ) . P(

(37)

9

Kemungkinan hari kedua adalah “foggy”:

( | , =

| 0.3 . = 0.045

2.

eandainya Anda tidak mengetahui cuaca pada hari Anda dikunci dalam

amar, tiga hari berturut-turut orang yang mengantarkan makanan tidak

, , ,

,

| ) .

| ) .

P( | ) .

. P( | ) . P( | )

.9 . 0.7 . 0.9 . 1/3 . 0.15 . 0.2 = 0.0057

              L

P( | ) . P(

015

S

k

membawa payung. Berapakah likelihood cuaca tersebut adalah {

,

,,

}?

L( |

= P( P( P(

= 0

   
(38)

2.5

Terminologi

HMM

-

Sebuah model HMM terdiri dengan:

¾

Sekumpulan dari state (set of states) S = { ,

,. . . ,

} dan

ameter (set of parameters)

Θ

= { , A, B}:

) merupakan probabilitas dari

¾

Transition probabilities adalah probabilitas dari state i ke state j :

= P(

= s |

). Transition probabilities dihimpun

dalam matrik

A

.

¾

Emission probabilities merupakan likelihood dari observasi x

jika

modelnya adalah . Berikut jenis observasi x :

ƒ

Observasi diskrit,

{

,

. . . ,

} :

,

= P(

=

|

)

rvasi jika state sekarang adalah

. Untuk

,

, dihimpun dalam sebuah matrik

B

.

ƒ

Observasi continue : kumpulan (set) fungsi

= p(

|

)

¾

Rangkaian state (hidden state sequence) Q = {

,

,. . . ,

},

servasi (observation sequence) X = {

,

,. . . ,

}.

sekumpulan par

¾

Prior probabilities

= P(

yang menjadi state pertama dalam rangkaian state ( untuk N state,

prior probabilities adalah = 1 /

).

,

probabilitas obse

mendeskripsikan probability density function (pdf) pada observation

space

untuk sebuah sistem dalam state , dihimpun dalam fungsi

vector

B

(x).

-

Sifat dari operasi HMM adalah:

S.

(39)

2.6

Trellis Diagram

untuk menvisualisasikan perhitungan

kemungkina

elihood) dalam HMM. Gambar 2.7 menunjukan sebuah trellis

diagram

Sta

State

2

tate

3

Se

waktu

Gambar 2.7.

Trellis diagram

Masing-masing kolom dalam trellis menunjukkan kemungkinan state pada

saa

n. Masing-masing state dalam satu kolom dihubungkan dengan

masing-masing state dalam kolom yang

robabilitas transisi

yaitu pada elemen

,

dalam matrik transisi

A

.

Trellis diagram dapat digunakan

n (lik

dari HMM dengan 3 state.

te

1

S

quence

t

berdampingan dengan sebuah p

,

,

,

, , ,

,

,

, , ,

, ,

, ,

(40)

Sunny

Rainy

Foggy

waktu

.8.

Tre

tuk co

o.2 pada HMM

Gambar 2.8 menunjukkan

diagram

k contoh

no.2 pada

pem ahasan mengenai teori HMM. Likelihood

rangkaian state dari rangkaian

(sequence) obs

ebut.

P =

= 0.005

Sequence

Gambar 2

llis diagram un

ntoh n

trellis

untu

soal

b

ervasi dapat diperoleh dangan path dalam trellis diagram ters

.

,

.

,

.

,

.

,

.

,

= 1/3 . 0.9 . 0.15 . 0.7 . 0.2 . 0.9

tidak membawa

=

n = 1

0.9 0.9

0.15

0.2

0.7

(41)

2.7

Hidden Markov Mode

Speaker Recognition

secara otomatis terdapat tugas utama yang

harus dilakukan yaitu mencari individu atau speaker berdasarkan rangkaian kata

(sequence word)

dalam input akustik.

ction,

akan dicari sebagai rangkaian

kat

yang merupakan maksimum

dar

em

dengan contoh sebelu

2.8

“optimal” state dengan rangkaian dari

observasi. Sebagai contoh dalam kasus speaker / speech recognition mengetahui

k masing-masing state sangat penting

supaya

t

ls

untuk

Dalam

speaker recognition

= arg max P(W|X)

W

(2-13)

Dimana, X = {

,

, . . . ,

} merupakan rangkaian dari “feature vector”

yang sudah dilakukan proses feature extra

a dari W (semua kemungkinan dari rangkaian W )

i

P(W | X). Untuk memperjelas p

bahasan diatas maka akan dibandingkan

mnya yaitu contoh tipe cuaca yang sudah dibahas

sebelumnya.

Feature vector merupakan object yang diobservasi, berkaitan dengan

observasi terhadap ada tidaknya membawa payung (contoh tipe cuaca), rangkaian

kata terkait dengan cuaca yang terjadi.

Pengoptimalisasi State

Sequence

Didalam

speaker atau speech recognition sangat penting untuk

mengasosiasikan sebuah rangkaian

feature frame mana yang termasuk untu

(42)

Algoritma

viterbi digunakan sebagai kriteria pengoptimalisasi yang

dilakukan dengan menemukan rangkaian state (part) yang mempunyai likelihood

maksimum sehingga pada saat n hanya terdapat part yang paling mungkin dipilih

untuk setiap state . Algoritma ini menggunakan dua variable yaitu:

1.

| Θ)

2.

Variable

(i) merupakan track untuk “best part” berakhir dalam state

pada saat n:

(i)

= arg max p( , , . . . , , = , , , . . . , | Θ)

pakan algoritma dari viterbi :

Untuk HMM dengan

state

1.

Inisialisasi (Initialization)

= ,

(i) = 0

untuk state pada waktu n = 1.

merupakan

likelihood tertinggi (highest) dari single part diantara

semua path yang berakhir dalam state pada saat n:

= max p( , , . . . , , = , , , . . . ,

, ,

Berikut meru

. , i = 1,…,

Dimana merupakan prio probability

(43)

2.

Rekursif (R urs

x (

.

) .

,

2

n

N

(i)

=

arg max (

.

) 2

n

N

1

3.

Termination

(X |

Θ

) = max

arg

“best likelihood” ketika tercapai sequence dari

pengobservasian terakhir t = T.

4.

Backtracking

= {

, . . . ,

} maka

=

(

), n = N-1, N-2, . . . , 1

Membaca (decode) “best sequence” dari state yang dimulai dari vektor

ec

ion)

=

ma

1

1 ≤ i ≤

1 ≤ i ≤

1 ≤ i ≤

Menemukan

.

(44)

Contoh:

U

n

digunakan contoh sederhana yaitu pada contoh sebelumnya mengenai prediksi

cuaca pada HMM, Anda terkunci dalam kamar sehingga Anda tidak mengetahui

keadaan cuaca diluar. Pada tiga hari pertama observasi terhadap seseorang yang

datang dengan membawa payung atau tidak adalah {tidak membawa payung,

a payung, membawa payung}. Carilah probabilitas terbesar dari

rangka

=

.

,

= 1/3 . 0.2 = 0.0667

,

3

ntuk mempermudah pemahaman mengenai algoritma viterbi maka aka

membaw

ian (sequence) cuaca dari ketiga hari tersebut?

1.

Initialization

n = 1

=

.

,

= 1/3 . 0.9 = 0.3

(sunny) = 0

(rainy) = 0

=

.

= 1/3 . 0.7 = 0.23

(45)

2.

Recursion

n =

Menghitung

likelihood

terjadinya state “sunny”

dari 3 kemungkinan state

sebelumnya dan pilih satu yang tertinggi (terbesar).

max (

.

,

,

.

,

.

.

,

) .

,

= max (0.3 . 0.8 , 0.0667 . 0.2 , 0.233 . 0.2) . 0.1 = 0.024

(sunny) = sunny

Berikut gam

Sunny

Rai

Foggy

Waktu

Gambar

“sunny” pada n = 2

2

=

bar trellis diagram:

ny

Sequence

2.9.

Algoritma viterbi untuk part untuk state

tidak membawa

pa ung y

=

membawa membawa

n = 1 n = 2 n = i

= max (0.3 . 0.8 .0667 . 0.2 , 0 3 . 0.2) . 0.1 = 0.024

unny) = sun

, 0 .23

(46)

Hal yang sama juga akan dilakukan untuk keadaan cuaca “rainy” dan “foggy”.

= max (

.

,

,

.

,

.

.

,

) .

,

= max (0.3 . 0.05 , 0.0667 . 0.6 , 0.233 . 0.3) . 0.8 = 0.056

.

,

) .

,

= max (0.3 . 0.15 , 0.0667 . 0.2 , 0.233 . 0.5) . 0.3 = 0.035

(foggy) = foggy

mbar

Sunny

Foggy

Gambar 2

rt

“rainy” pada n = 2

(rainy) = foggy

= max (

.

,

.

,

.

Ga

trellis diagram untuk “rainy” :

Rainy

.10.

Algoritma viterbi untuk pa

untuk state

tidak membawa

payung

=

membawa membawa

Sequence

n = 1 n = 2 n = i

= max (0.3 . 0.05 , 0. 3) . 0.8 = 0.056

(rainy) = rainy

Waktu

(47)

Gambar trellis diagram untuk “foggy”

y

Rainy

Waktu

Gambar 2.11.

Algoritma viterbi untuk part untuk state “foggy” pada n = 2

:

Sunn

Foggy

tidak membawa

payung

=

membawa membawa

n = 1 n = 2 n = i

= (0.3 . 0.15 , 0.0667 . 0.2 , 0.233 . 0.5) . 0.3 = 0.035

) = foggy

(foggy

(48)

n = 3

= max (

.

,

,

.

,

.

.

,

) .

,

= max (0.024 . 0.8 , 0.056 . 0.2 , 0.035 . 0.2) . 0.1 = 0.0019

(sunny) = sunny

= max (

.

,

,

.

,

.

.

,

) .

,

= max (0.024 . 0.05 , 0.056 . 0.6 , 0.035 . 0.3) . 0.8 = 0.0269

(rainy) = rainy

= max (

.

,

,

.

,

.

.

,

) .

,

= max (0.0024 . 0.15 , 0.056 . 0.2 , 0.035 . 0.5) . 0.3 = 0.0052

(49)

Trellis diagram

Sunny

= 0.0019

Rainy

= 0.0269

Foggy

= 0.0052

Sequence

Gambar 2.12.

akhir pada n = 3

3.

ermination

Seca

uhan

pa

in (

ly part) telah

ditentukan, maka untuk termination

akan dimulai dari state terakhir dari

sequence yang paling m

n.

(X |

Θ

) = max (

) = = 0.0269

ar

untuk semua secara keseluruh

an (n = 3):

Algoritma vite

Waktu

rbi untuk part

T

ra keselur

part yang

ling mungk

most like

ungki

g

3 = rainy

tidak

membawa payung

=

membawa membawa
(50)

4.

=

(

) =

(

n

=

(

) =

(

y

Jadi untuk rangkaian cuaca yang paling mungkin adalah

} ={foggy,rainy,rainy}

= 0.0019

Backtracking

Rangkaian state terbaik (best sequence state) dapat diperoleh dari vector .

n = N-1 = 2:

) = rainy

= N-1 = 1:

) = fogg

= {

,

,

 

State1

Gambar 2.13.

Algoritma viterbi

tidak membawa

payung

=

membawa membawa

n = 1 n = 2 n = 3

= 0.0269

State2

= 0.0052

State3

Sequence

(51)

2.9

Algorit

Dalam p

Φ

= {A, B,

emperoleh model terbaik yang

merepresentasikan

set dari observasi. Salah satu pendekatan yang digunakan

untuk m

berikan mode

ik adalah algoritma Baum-Welch.

Didefinisikan

merupakan probabilitas terjadinya state

pada saat t,

dengan (diketahui) seque

ka:

= P

=

| X,

Φ

)

(2-14)

P

Juga mendefinisikan probability function

,

, yang merupakan probabilitas

terjadinya state pada saat t dan beralih ke state pada saat t+1, dengan model

Φ

dan sequence observasi X sebagai berikut:

,

= P

=

,

=

| X,

Φ

)

(2-16)

ma

Baum-Welch

embentukan model, pengoptimalisasi parameter-parameter model

} sangat diperlukan untuk m

em

l terba

nce observasi X dan model

Φ

ma

ersamaan (2-13) dapat diekspresikan dengan istilah variable forward-backward

sebagai

=

=

(2-15)

(52)

Untuk memperjelas persamaan

:

.

.

.

.

Gambar 2.14.

Probability function dengan state pada saat t dan beralih

pada saat t+1

rd, persam

=

(2-17)

=

,

(2-18)

(2-15) berikut gambar untuk probability function

.

.

ke state

Dengan variable forward-backwa

aan diatas dapat ditulis dalam bentuk:

,

=

Relasi antara

dan

,

dapat diperoleh dengan penjumlahan j :

1

+1

+2

| Φ

(53)

Pe

a waktu t=T

maka aka

mes” untuk state

yang telah dilalui (visited). Penjumlahan

,

selama

tate

. Re-estimasi untuk parameter model mengikuti proses beriku

(2-19)

=

=

(2-21)

njumlahan

selam

n diperoleh “expected number of

ti

waktu

t=T

akan memperoleh “expected number of transitions” dari state

ke

s

t:

= expected number of times pada state

pada saat (t=1) =

=

Expected nu

mber of transition

s dari state

ke

,

=

=

(2-20)

=

Expected number of transitions dari state

Expected number of times pada state

j

Expected number of times pada state j dan observasi

  

,

    

  

    

  

    

  

  

(54)

Setelah re-estimasi parameter model, akan diperoleh model baru

Φ

. Proses

re-estimasi berlanjut sampai model yang dibentuk stabil.

a Baum-Welch yang ideskr

as merupa

sebuah implementasi dari algoritma EM. Dimulai dengan beberapa inisialisasi

dari parameter HMM

Φ

= (A, B, ), langkah E (expectation) dan langkah M

) dikerjakan atau dijalankan. Dalam langkah E akan menghitung

expected state” dan “expected state transition” dari inisialisasi awal A,

B

aan (2-15), (2-17), sedangkan langkah M dan digunakan untuk

enghitung ulang parameter baru yaitu A, B, dengan menggunakan persamaan

Algoritm

d

ipsikan diat

kan merupakan

(maximization

dengan persam

m

(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada metodologi penelitian ini akan dibahas hal-hal mengenai data burung ortolan

bunting, termasuk mengenai alur proses training dan proses testing

beserta

penjelasan mengenai metode evaluasi yang digunakan untuk menghitung akurasi

hasil identifikasi. Bagian terakhir dari bab ini akan memaparkan perancangan

sistem yang akan di implementasikan.

3.1

Data Burung Ortolan Buntin

Burung ortolan bunting berim

p,

Perrins, 1994). Burung ini mempunyai nyanyian (songs) yang sederhana dengan

nit minimal nyanyian yang dihasilkan.

Sebuah nyanyian dideskripsikan menggunakan notasi huruf seperti aaaabb

atau

merupakan bagian dari syllable. Tipe

nyanyi

g

igrasi dari Eropa barat ke Mongolia (Cram

2-3 tipe nyanyian untuk setiap individu. Frekuensi nyanyian berkisar antara 1.9

kHz – 6.7 kHz. Nyanyian dari burung ini dideskripsikan dengan istilah syllable,

tipe nyanyian, dan varian nyanyian. Secara keseluruhan terdapat 63 tipe nyanyian,

234 varian nyanyian serta 20 syllable.

Syllable (suku kata)

adalah u

hhhhuff, dimana huruf-huruf tersebut

an merupakan kelompok atau group dari nyanyian dengan syllable

yang

sama dan mempunyai urutan yang sama. Contoh tipe ab (aaabb), tipe kb

(kkkkkbb). Varian nyanyian adalah perbedaan jumlah syllable dalam tipe nyanyian

(56)

ggbbbb,

gggbb. Pada penulisan tugas akhir ini, burung ortolan bunting yang

digunakan hanya satu jenis tipe nyanyian yaitu nyanyian tipe ab. Gambar berikut

ini aka

Gambar 3.1.Syllable burung ortolan bunting (Osiejuk, 2003)

Gambar 3.2.

Time series dan spectrogram dari tipe nyanyian ab

n menunjukkan syllable burung ortolan bunting (gambar 3.1) serta time

series dan spectogram (gambar 3.2) burung ortolan bunting dengan tipe nyanyian

(57)

Feature extraction Sample suara burung1 Estimate model M1 Feature extraction Feature extraction Sample suara burung2 Estimate model M2 Feature extraction Feature extraction Sample suara burung8 Estimate model M8 Feature extraction •••

3.2

n algoritma Baum-Welch

Sesuai dengan metode ka pada tugas akhir ini, proses ak 80% dari total 800 data suar nunjukkan proses pembuatan model.

Gambar 3.3.

Menggunakan HMM untuk training model

Proses

Training

Training

dalam membentuk model menggunaka

dengan perhitungan parameter

yang telah dibahas pada bab 2.

5 Fold Cross-Validation (dibahas pada subbab 3.4) ma

training dalam membentuk setiap model membutuhkan sebany

(58)

Pengujian atau

me

bilitas data baru

ini dengan m

antara mo

odel

sehi gga data ters

enunjukkan

proses proses tes

Gambar 3.4.

Menggunakan HMM untuk identifikasi data suara baru

Untuk mengeksporasi pengimplementasian HMM dalam identifikasi

individu burung, pembuatan sistem

tugas akhir ini

toolkit (HTK). HTK ini dirancang dengan tujuan utama

dalam

3.3

Proses

Testing

testing model, dilakukan dengan data baru. Untuk

ngenali suatu suara baru, sistem akan menghitung berapa proba

masing model yang telah ada. Probabilitas paling tinggi di

del yang ada akan menunjukkan kedekatan data terhadap m

ebu

diiden

Gambar 3.4 berikut m

ting.

asing-n

t dapat

tifikasi.

identifikasi pada

Suara burung yang tidak dikenal

mempergunakan HMM

teknologi “speech recognition”. HTK menyediakan seperangkat tools

termasuk algoritma Baum-Welch untuk menghitung pemodelan data dalam proses

training dan identifikasi data suara baru dengan algoritma Viterbi.

Feature extraction Observation O Probability computation

P(O|M1) P(O|M2) P(O|M3) P(O|M4)

Select maximum

(59)

3.4

Metode

5 Fold Cross-Validation

Dalam proses traning dan testing akan menggunakan metode 5 fold cross-

validation. Metode ini akan membagi setiap kelompok data (masing-masing

individu burung) menjadi 5 bagian data yang secara bergantian dijadikan data

untuk

testing maupun training dalam lim la

gujian. Data dibagi atau

dipisah untuk memastikan bahwa evaluasi dilakukan tanpa memproses data yang

sama.

Dalam tugas akhir ini, terdapat 8 kelompok data, masing-masing

kelompok data mewakili individu burung yang berbeda dan jumlah data untuk

tiap kelompok adalah 100 yang kemudian dibagi menjadi 5 bagian dengan setiap

bagian adalah 20 data. Gambar 3.5 akan menunjukkan pembagian data untuk

setiap k

Gambar 3.5.

Pembagian tiap kelompok data menjadi 5 bagian

1

a

ngkah pen

elompok data.

2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Kelompok data 1

(burung 1)

Kelompok data 2 (burung 2)

Kelompok data 3

(burung 3) Kelompok data 8 (burung 8)

(60)

Langkah - langkah pengujian data dapat dilihat pada gambar 3.6. Dari

gambar tersebut terlihat bahwa setiap iterasi pengujian, data-data yang digunakan

untuk

Pengujian ke-3

-4

Pengujian ke-5

Gambar 3.6.

Iterasi pengujian untuk salah satu kelompok data

Pengukuran tingkat akurasi dilakukan dengan m

kan

onfusion

matrix seperti tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1.

Contoh confusion matrix

Burung 1 Burung 2 Burung 3 Burung 4 Burung 5 Burung 6 Burung 7 Burung 8

traning maupun testing adalah data yang berbeda.

Testing

Training

Pengujian ke-1

Pengujian

ke-2

Pengujian ke

engguna

c

Burung 1 Burung 2 Burung 3 Burung 4 Burung 5 Burung 6 Burung 7 Burung 8

1 2 3 4

5

1 2 3 5

4

1 3

4 5

2

1 2 4 5

3

(61)

Evaluasi

ketep an confusion matrix di atas dilakukan dengan cara

at

ji yang

at

tersebut. Perhitungan jum

persentase label yang

en

adalah sebagai berikut:

Akurasi = S/T x 100%

K

S = jumlah sample yang dikenal secara benar oleh sistem (jumlah diagonal

dari confusion matrix ).

T = jumlah total sample untuk pengujian.

3.5

Perancangan Sistem

S

ang dibang n dan erfungs sebagai alat bantu terdiri dari 3

halam n

yait :

a

n De an (Home).

b

Halaman Pengujian Hidden Markov Models.

c

Halaman Pengidentifikasian.

Sistem ini juga

a)

b)

c)

d)

Halam n Konfirmasi.

membandingkan output hasil identifikasi oleh sistem dengan label u

tersedia untuk d a

lah

dikenal secara b

ar

eterangan :

istem y

u

b

i

a utama,

u

)

Halama

p

)

)

terdiri dari beberapa halaman pendukung lainnya seperti :

Halaman Bantuan Program.

Halaman Tentang Program.

Halaman Peringatan.

(62)

1.

Halaman Depan

Ha

fungsi sebagai halaman pembuka, yang berisi judul sistem,

logo Universitas Sanata Dharma, identitas pembuat sistem, identitas dosen

pembim

Halaman de

rti pada Gambar 3.7.

(

Home

)

laman ini ber

bing dan terdiri dari 2 menu utama yaitu “Program” dan “Bantuan”.

 

pan (home) tampak sepe

(63)

2.

alaman Pengujian

Hidden Markov Models

Halaman ini berfungsi sebagai halaman untuk menguji akurasi hasil

identifikasi yang melibatkan 800 data suara dengan 5 fold cross-validation

sebagai metode evaluasi akurasi. Halaman pengujian Hidden Markov Models

dapat dilihat pada gambar 3.8 berikut ini :

H

Pengujian Akurasi Hidden Markov Models

Jumlah Data = 800 Suara Data Untuk Training = 640 Suara Data Untuk Testing = 160 Suara

Test Option = 5 folds Cross - Validation

Keterangan Data

Feature Option

Window Size 3

Tipe Parameter

GFCC GFCC_D GFCC_D_A

Jumlah State 10

Proses

Proses

Menampilkan Langkah-Langkah Proses

Kelluar

CONFUSI ON MATRI X

Hasil %

Estimasi Waktu Keseluruhan detik

(64)

3.

alaman Pengidentifikasian

Halaman ini berfungsi sebagai halaman contoh untuk mengidentifikasi

burung ortalan bunting. Inputan berupa suara kicauan (.wav) dan output berupa

label (individu) yang dikenali. Halaman pengidentifikasian dapat dilihat pada

gambar 3.9 berikut ini :

H

Identifikasi Individu Burung

Enter Text Browse

Visualisasi

Spectogram Visualisasi Spectrogram (berdasarkan inputan)

Signal Visualisasi Signal

(berdasarkan inputan)

Proses Keluar

Mainkan

Dikenal sebagai :

Estimasi Waktu Keseluruhan detik Proses

(65)

4.

alaman Bantuan Program

Rancangan halaman bantuan program berisi informasi yang dapat membantu

pengguna agar dapat menggunakan sistem ini. Pada halaman ini akan dijelaskan

bagian-bagian sistem termasuk fungsi-fungsi yang terdapat pada sistem beserta

kegunaanya. Halaman bantuan program dapat dilihat pada gambar 3.10 berikut

ini:

H

Gambar 3.10.

Halaman bantuan program

5.

Halaman Bantuan Program

Rancangan halaman tentang program berisi informasi mengenai sistem dan

pembuat sistem. Halaman ini dapat dilihat pada gambar 3.11 berikut ini :

(66)

6.

Halaman Peringatan

Rancangan halaman peringatan digunakan untuk memberikan peringatan

kepada pengguna bila pengguna melakukan kesalahan prosedural, seperti

misalnya pengguna tidak memasukkan data suara ketika mengeksekusi tombol

untuk melakukan proses identifikasi dan ketika mengeksekusi tombol untuk

mendengarkan suara kicauan burung. Gambar 3.12 akan ditampilkan ketika

pengguna mengeksekusi tombol proses identifikasi dan gambar 3.13 ditampilkan

ketika pengguna me

ngeksekusi tombol mainkan suara kicauan.

 

Gambar 3.12.

Halaman peringatan (jika tidak data suara input untuk diproses)

 

Gambar 3.13.

H

uara input untuk

kan)

alaman peringatan (jika tidak data s

(67)

7.

Halaman Konfirmasi

Rancangan halaman konfirmasi berguna untuk memastikan bahwa pengguna

benar-benar menginginkan sistem mengerjakan suatu proses, seperti misalnya

konfirmasi agar pengguna dapat keluar dari sistem. Halaman konfirmasi

ditunjukkan pada gambar 3.14 berikut ini.

Gambar 3.14.

Halaman konfirmasi (jika ingin mengakhiri penggunaan sistem)

3.6

Spesifikasi

Hardware

dan

Software

membangun sistem

dividu burung :

.6.1

Hardware

Processor : Intel(R) Core(TM)2 Duo T5870 @2.00GHz

Memory (RAM) : 4GB

e : 32-bit Operating System

Matlab 7.0

Berikut adalah spesifikasi hardware dan software yang digunakan untuk

identifikasi in

3

System typ

3.6.2

Software

(68)

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN ANALISA HASIL

Pada bab ini akan dibahas hal-hal mengenai hasil tampilan antar muka sistem

beserta penjelasan penggunaan tombol dan keterangan untuk setiap bagian sistem

yang penting. Pembahasan terpenting dalam bab ini difokuskan pada analisis hasil

identifikasi individu burung ortolan bunting dari serangkaian pengujian yang telah

d

feature

dengan jumlah state yang berbeda-beda.

unakan pada Sistem

4.1.1.

pertama kali ditampilkan ketika

kan sistem. Halaman ini terdapat 2 menu utama yaitu

menu

t

pada gam

ilakukan. Setiap pengujian melibatkan kombinasi feature (window size dan tipe

)

4.1

Implementasi Antar Muka yang Dig

Halaman Depan

Halaman depan merupakan halaman yang

pengguna (user) menjalan

“Program” dan menu “Bantuan”. Implementasi halaman depan dapat diliha

bar 4.1 berikut ini :

(69)

4.1.2. Halaman Pengujian Hidden Markov Models

engenai test option

(5 folds cross-validation). Pada kotak feature extraction,

user dapat melakukan

emantau perkembangan langkah-langkah

pengujian. Hasil proses diperoleh berupa

Gambar 4.2.

Halaman pengujian Hidden Markov Models

Halaman pengujian Hidden Markov Models (gambar 4.2) adalah halaman

yang berfungsi untuk pengujian Hidden Markov Models dengan berbagai variasi

dalam proses feature extraction dan jumlah state. Pengujian ini dilakukan untuk

menghitung tingkat akurasi identifikasi melalui analisa confusion matrix.

Kotak keterangan data mendeskripsikan jumlah seluruh data suara dengan

rincian data suara untuk training dan testing serta keterangan m

variasi dengan mengubah window-size, tipe feature dan jumlah state. Sedangkan

kotak proses digunakan untuk m

confusion matrix yang ditampilkan pada

(70)

4.1.3.

browse.

Jendela

spectrogram

signal

pengidentifikasian suara mulai dari feature extraction sampai dengan proses

testing. Berikut gambar untuk halaman pengidentifikasian :

Halaman Pengidentifikasian

Halaman pengidentifikasian merupakan halaman contoh yang digunakan

untuk memproses identifikasi individu burung ortolan bunting. User harus

menginputkan suara burung yang akan dikenali (*.wav) melalui tombol

file selector (gambar 4.4) akan ditampilkan setelah tombol browse ditekan

sehingga user dapat memilih suara kicauan yang akan kenali atau di identifikasi.

User juga dapat mendengar suara kicauan burung yang dipilih secara langsung

dengan menekan tombol “mainkan”.

Kotak visualisasi data akan menampilkan

dan

dari

suara yang di indentifikasi dan kotak proses identifikasi adalah jendela untuk

memantau perkembangan identifikasi dengan menampilkan langkah-langkah

(71)

Gambar 4.4.

Jendela file selector

Gambar 4.5.

Peringatan jika belum ada suara inputan (jika menekan tombol

“mainkan”)

Gambar 4.6.

Peringatan jika belum ada suara inputan (jika menekan tombol

(72)

4.1.4. Halama Bantuan Program

Halaman bantuan digunakan untuk membantu user menggunakan sistem

agar sistem dapat berjalan dengan baik dan lancar. Halaman ini menjelaskan

langkah-langkah penggunaan program. Halaman bantuan ditampilkan setelah user

mengklik submenu bantuan program pada halaman depan.

(73

Gambar

Tabel Keterangan
Gambar Keterangan
Gambar Keterangan
Gambar 2.1 dan 2.2 akan menunjukan struktur sistem speaker recognition.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa untuk meningkatkan konsentrasi, maka seseorang perlu mengembangkan sikap dan perilaku jujur terhadap penutur apabila ia mempunyai

rumus Product moment sederhana , lalu melakukan uji t Untuk mengetahui seberapa besar latihan fartlek terhadap peningkatan daya tahan fisik siswa SMP N.. 4

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan mengalami kesimpangsiuran maka dalam penelitian ini hanya dibatasi pada penelitian mengenai pengaruh mengenai

Uji kualitatif golongan senyawa kimia dimaksudkan untuk mengetahui komponen kimia dari fraksi aktif yaitu fraksi C1 dari ekstrak metanol kloroform kulit batang

Komponen komuter juga mendapat tahap kepuasan yang tinggi dalam kalangan responden, iaitu 24.8% responden sangat berpuas hati dengan perkhidmatan tersebut kerana

You could not have to go outside to look the publication The Parent/Child And Preschool Aquatic Program Manual (YMCA Swim Lessons) By YMCA Of The USA Searching as well as

Reviewing book does not mean to bring the printed The Baker Pocket Guide To New Religions By Nigel Scotland Created innovation has actually allowed you to read only the soft

5 Untuk mengembangkan Sumber daya yang ada, Selain mengharapkan berbagai bantuan dari pemerintah Lembaga pendidikan Islam harus memiliki sifat kemandirian