• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi formula granul effervescent ekstrak sambiloto [Andrographis paniculata Nees] dengan kombinasi asam sitrat dan sodium karbonat dengan menggunakan metode desain faktorial - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Optimasi formula granul effervescent ekstrak sambiloto [Andrographis paniculata Nees] dengan kombinasi asam sitrat dan sodium karbonat dengan menggunakan metode desain faktorial - USD Repository"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

Diaj Mem

U

DESA

jukan Untuk mperoleh Ge Prog

S

FAKU UNIVERSIT YO

AIN FAKTO

SKRIPSI k Memenuhi

elar Sarjana F gram Studi F

Oleh : Silvia Sugiar

058114124

ULTAS FAR TAS SANAT OGYAKAR

2009

ORIAL

Salah Satu S Farmasi (S.F Farmasi

rto 4

RMASI TA DHARM RTA

Syarat Farm.)

(2)

Diaj Mem

U

DESA

jukan Untuk mperoleh Ge Prog

S

FAKU UNIVERSIT YO

ii AIN FAKTO

SKRIPSI k Memenuhi

elar Sarjana F gram Studi F

Oleh : Silvia Sugiar

058114124

ULTAS FAR TAS SANAT OGYAKAR

2009

ORIAL

Salah Satu S Farmasi (S.F Farmasi

rto 4

RMASI TA DHARM RTA

Syarat Farm.)

(3)
(4)
(5)

Dibalik

Papa

Anton

memb

gulita ada

a, Mama,

& Andre

bimbing,

a terang ya

Kupe

(6)

vi

Nama : Silvia Sugiarto Nomor Mahasiswa : 058114124

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

OPTIMASI FORMULA GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) DENGAN KOMBINASI ASAM SITRAT DAN SODIUM KARBONAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE DESAIN FAKTORIAL

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 23 Juni 2009

Yang Menyatakan

(7)

vii

Kuasa atas berkat, kasih, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul “Optimasi Formula Granul Effervescent Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) Dengan Kombinasi Asam Sitrat Dan Sodium Karbonat Dengan Menggunakan Metode Desain Faktorial”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat utama untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Program Studi Farmasi.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada segenap pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada :

1. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bu Maria selaku pembimbing akademik yang senantiasa mendampingi perjalanan kuliah mulai dari semester I hingga akhir semester ini. Trimakasih atas pendampingannya selama studi di fakultas ini.

(8)

viii arahan dan saran demi kelengkapan skripsi ini.

6. Mas Wagiran selaku laboran lab farmakognosi Fitokimia yang selalu menyediakan etanol bagi penulis selama penelitian.

7. Pak Mus dan Mas Agung, selaku laboran lab Teknologi Sediaan Padat dan lab Teknologi Sediaan Steril.

8. Mas Ottok selaku bagian persediaan bahan baku yang selalu direpotkan mengenai bahan-bahan yang dibutuhkan penulis untuk melakukan penelitian.

9. Petugas kebersihan dan keamanan kampus Sanata Dharma, atas kerjasamanya sehingga penulis dapat melakukan penelitian di luar jam.

10.Hermawan Alwan dan Maria Hermawan, sebagai orang tua yang telah mengasuh penulis sejak kecil. Trimakasih atas segala doa dan kasih sayangnya serta dukungannya terhadap penulis baik material maupun immaterial.

11.Keluarga dekat tercinta : Papa Hing, Apak Dhing, Ang Lin, Acek Yong, Encim Yenny, Amma, terimakasih atas dukungan dan nasihat-nasihat yang diberikan kepada penulis.

(9)

ix

14.Frater Nanang dan keluarga skolastikat SCJ yang selalu menemani, membantu dan mendukungku dalam setiap proses yang kulalui.

15.Meme, Maria, Cin-Cin, Astri, Hanna, Natalia dan Pungkas, sahabat-sahabat yang telah mendukung penulis di kala senang dan susah.

16.PT Bayer Indonesia dan Mas Dian Prihantoro yang telah menyediakan PVP bagi penelitian sambiloto ini.

17.Teman-teman kelas C angkatan 2005 atas segala keceriaan dan kekompakannya yang telah menjadi semangat tersendiri bagi penulis.

18.Teman-teman praktikum kelompok E (semester 1-3) dan F (FST) atas kerjasama dan suka dukanya selama praktikum.

19.Teman-teman KKN, Kak Berta, Vika, Ani, Ella, Nur, Roni, Philus, Brun…, thank’s for the attention & support!! GBU all!!

20.Pihak-pihak lain yang turut membantu dalam menyusun skripsi ini, yang tidak dapat di tulis satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Semoga hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya bagi perkembangan ilmu farmasi.

(10)

x

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Februari 2009 Penulis

(11)

xi

(Andrographis paniculata Nees). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek yang dominan dari asam sitrat, sodium karbonat dan interaksi antara keduanya dalam menentukan sifat fisik granul effervescent ekstrak sambiloto serta mendapatkan area komposisi asam sitrat-sodium karbonat yang optimum.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan menggunakan metode desain faktorial yang menggunakan dua faktor yaitu faktor asam dan faktor basa yang diteliti pada dua level yaitu level tinggi dan level rendah. Ada empat formula yang akan diuji kadar air, waktu alir, waktu larut, pH dan kecepatan adsorbsi uap air. Data yang diperoleh dari pengujian tersebut, selanjutnya dicari efek yang dominan dan ada tidaknya interaksi asam sitrat dan sodium karbonat. Untuk menemukan area optimum maka dibuat grafik contour plot super imposed.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sodium karbonat mempunyai efek yang dominan terhadap pH. Ditemukan komposisi optimum kombinasi asam sitrat dan sodium karbonat sehingga dapat dibuat area terarsir pada grafik contour plot super imposed.

(12)

xii

sodium carbonate and the interaction between them in determining the physical nature of sambiloto extract effervescent granule, as well as to detect the optimum composition area of citric acid-sodium carbonate.

This research is a pure experimental research with factorial design method. It uses two factors, acid and alkali, which are examined in two levels, high and low. There are four formula that will be tested its moisture content, flow time, dissolve time, pH and water adsorbtion rate. The next step is to look for the dominant effects and to determine whether there is interaction between citric acid and sodium carbonate from the data obtained from the test. Then, to detect the optimum area, contour plot super imposed graph is created.

The result of this research shows that sodium carbonate have dominant effect toward pH. There is an optimum composition of citric acid and sodium carbonate combination so the shaded-in area in contour plot super imposed graph can be created.

(13)

xiii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….…... ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……….. vi

PRAKATA... vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... ... x

INTISARI... xi

ABSTRACT... xii

DAFTAR ISI………... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I. PENGANTAR...………... 1

A. Latar Belakang………... 1

B. Perumusan Masalah………... 3

C. Keaslian Penelitian………... 3

D. Manfaat Penelitian………. ... 4

E. Tujuan Penelitian... 4

(14)

xiv

3. Khasiat………... 5

4. Sifat ekstrak……….. 6

B. Ekstrak...………...…. 6

C. Granul... 6

1. Granulasi basah... 7

2. Granulasi kering... 8

D. Granul Effervescent... 8

E. Metode Desain Faktorial...…..…….. 12

F. Landasan teori………... 14

G. Hipotesis………... 15

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………. …. 16

A. Jenis dan Rancangan Penelitian………...….... 16

B. Variabel Penelitian………. 16

C. Definisi Operasional………..…... 16

D. Alat dan Bahan penelitian……….. 17

1. Alat penelitian………... 17

2. Bahan penelitian... 18

E. Jalannya Penelitian………... 18

(15)

xv

4. Pengujian granul………... 21

5. Optimasi formula………. 22

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………. 24

A. Pembuatan Granul Effervescent... 24

B. Uji Sifat Fisis Granul dan Pengaruh Komponen Penyusun... 26

1. Uji kadar air... 27

2. Uji waktu alir... 29

3. Uji waktu larut... 32

4. Uji pH larutan... 34

5. Uji kecepatan adsorbsi... 37

C. Optimasi Formula... 39

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... ... 45

A. Kesimpulan... 45

B. Saran... 45

DAFTAR PUSTAKA... ... 46

(16)

xvi

menggunakan desain faktorial... 20

Tabel III. Formula granul effervescent ekstrak sambiloto untuk 400 sachet berdasarkan desain faktorial... 20

Tabel IV. Hasil uji sifat fisik granul effervescent ekstrak sambiloto ... 26

Tabel V. Respon asam sitrat, sodium karbonat, dan interaksi dalam menentukan sifat fisik granul effervescent... 27

Tabel VI. Hasil perhitungan Yate's treatment pada respon kadar air... 29

Tabel VII. Hasil perhitungan Yate's treatment pada respon waktu alir... 31

Tabel VIII. Hasil perhitungan Yate's treatment pada respon waktu larut... 34

Tabel IX. Hasil perhitungan Yate's treatment pada respon pH larutan... 36

Tabel X. Hasil uji kecepatan adsorbsi uap air untuk orde 0……….………. 37

Tabel XI. Data regresi linier untuk orde 0………... 38

(17)

xvii

granul effervescent ekstrak sambiloto... 28

Gambar 3. Hubungan asam sitrat dan sodium karbonat terhadap waktu alir granul effervescent ekstrak sambiloto... 30

Gambar 4. Hubungan asam sitrat dan sodium karbonat terhadap waktu larut granul effervescent ekstrak sambiloto... 33

Gambar 5. Hubungan asam sitrat dan sodium karbonat terhadap pH larutan effervescent ekstrak sambiloto... 35

Gambar 6. Hubungan antara paparan dengan kandungan uap air dalam granul yang diukur pada RH 90-95%...….. 39

Gambar 7. Contour plot kadar air granul effervescent... 40

Gambar 8. Contour plot waktu alir granul effervescent... 41

Gambar 9. Contour plot waktu larut granul effervescent... 42

Gambar 10. Contour plot pH larutan effervescent... 43

(18)

xviii

Lampiran 2. Data Sifat Fisik Granul... 51

Lampiran 3. Perhitungan Efek Sifat Fisik dan Stabilitas Granul... 54

Lampiran 4. Persamaan Regresi... 57

Lampiran 5. Yate’s Treatment... 70

Lampiran 6. Contoh analisa data kecepatan adsorbsi uap air……… 79

Lampiran 7. Foto ekstrak, granul dan larutan... 82

(19)

1

A. Latar Belakang

Saat ini sediaan obat dari bahan alam seakan semakin berperan dalam

kehidupan masyarakat kita. Masyarakat semakin terbiasa menggunakan sediaan obat

bahan alam dan semakin percaya akan manfaatnya bagi kesehatan (Guyot, 1978).

Bahan alam yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak kering. Menurut Voigt

(1984), sebenarnya penggunaan sediaan obat bahan alam, dalam hal ini termasuk

sambiloto yang sering digunakan sebagai salah satu jamu tradisional, menunjukkan

beberapa kelemahan yaitu selain kurang praktis, juga penggunaan dosis yang kurang

tepat sehingga khasiat dan keamanannya kurang jelas. Kelemahan lain dari sambiloto

adalah rasanya yang pahit jika digunakan secara langsung. Hal inilah yang

mendorong adanya inovasi-inovasi baru dalam memformulasi suatu bahan alam

menjadi suatu sediaan obat dengan dosis yang tepat sehingga aman dan berkhasiat.

Untuk menutupi kelemahan-kelemahan tersebut, maka peneliti memilih sediaan

granul effervescent. Hal ini dikarenakan selain mengakomodasi ketepatan dosis, sediaan tersebut juga menghasilkan gas CO2 yang dapat memberikan rasa segar

sehingga dapat menutupi rasa pahit dari sambiloto.

Sediaan granul effervescent pada penelitian ini terbuat dari sumber asam

(20)

asam dan sumber basa tersebut akan bereaksi serta menghasilkan gas CO2. Reaksi

yang terjadi antara asam sitrat dengan sodium karbonat adalah :

2C6H8O7 + 3Na2CO3→ 2Na3C6H5O7 + 3H2CO3

H2CO3→ H2O + CO2

Di pilih asam sitrat sebagai sumber asam karena menurut Lachman,

Lieberman, dan Schwartz (1989), asam sitrat bersifat mudah larut dalam air dan

memiliki kekuatan asam yang tinggi. Sebagai sumber basa, digunakan sodium

karbonat karena sodium karbonat dapat digunakan untuk menstabilkan sistem

effervescent (Mohrle,1989).

Granul effervescent tersebut dibuat dengan granulasi basah menggunakan pengikat PVP 3% dalam etanol 96%. Penelitian ini menggunakan pendekatan desain

faktorial untuk menentukan area optimum dan faktor mana yang paling berpengaruh

dalam menentukan sifat fisik granul. Pada area optimum tersebut, didapatkan granul

yang memiliki sifat-sifat, seperti sifat alir, waktu larut, dan pH yang memenuhi

syarat. Penelitian ini menggunakan kombinasi asam dan basa pada kisaran

konsentrasi 25-40% dari berat yang dijadikan standar dalam penelitian ini, yaitu 4500

mg. Menurut Wehling dan Fred (2004), pada kisaran 25-40% dapat menghasilkan

reaksi effervescent yang baik. Faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan respon diuji dengan menggunakan analisa statistik Yate’s treatment.

Dari pendekatan desain faktorial, maka diperoleh suatu persamaan desain

faktorialnya. Persamaan tersebut digunakan untuk menentukan area optimum dalam

(21)

Andrographis paniculata Nees yang umum dikenal dengan nama daerah sambiloto mengandung suatu senyawa yaitu andrografolid yang dapat berperan dalam

menimbulkan beberapa efek yang salah satunya hepatoprotektif. Hasil uji ex vivo

menunjukkan bahwa ekstrak sambiloto yang mengandung 0,75 – 12 mg/kg BB

andrografolid mampu melawan toksisitas dari parasetamol yang diinduksikan pada

sel hati tikus (Visen, Shukla, Patnaik & Dhawan, 1993). Jika diasumsikan berat badan

rata-rata orang Indonesia adalah 50 kg, maka hasil konversi dosis dari tikus ke berat

badan rata-rata orang Indonesia yaitu 7,2 mg/50 kg BB manusia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan

masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah :

1. Faktor manakah yang dominan dalam menentukan masing-masing sifat fisik

granul dalam formula granul effervescent ekstrak sambiloto dengan metode

granulasi basah? Apakah asam sitrat, sodium karbonat ataukah interaksi antara

asam sitrat dengan sodium karbonat?

2. Apakah dapat ditemukan area optimum pada contour plot super imposed

kombinasi antara asam sitrat dengan sodium karbonat?

C. Keaslian Penelitian

Sejauh pustaka yang telah ditelusuri, penelitian mengenai optimasi antara

(22)

sambiloto secara granulasi basah dengan metode desain faktorial belum pernah

dilakukan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bentuk sediaan granul effervescent

dengan bahan aktif yang berasal dari alam.

2. Manfaat Metodologis

Dapat menambah ilmu pengetahuan kefarmasian mengenai penggunaan desain

faktorial.

3. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui faktor mana

yang dominan dalam menentukan sifat fisik granul effervescent dan dapat

menemukan area optimum dari kombinasi asam sitrat dan sodium karbonat.

E. Tujuan Penelitian

1. Dapat mengetahui faktor yang dominan dalam menentukan masing-masing sifat

fisik granul dalam formula granul effervescent ekstrak sambiloto dengan metode

granulasi basah.

2. Dapat menemukan area optimum pada contour plot super imposed kombinasi

(23)

5

A. Sambiloto 1. Kandungan kimia

Daun dan percabangannya mengandung lakton yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, sodium), asam kersik dan damar, saponin dan tanin (Pringgohusodo, 1986).

2. Andrografolid

Andrografolid adalah senyawa diterpen lakton yang merupakan komponen bioaktif utama pada tanaman sambiloto. Andrographis merupakan senyawa yang memberikan rasa pahit pada tanaman sambiloto yang diekstraksi dari batang dan daun herba sambiloto (Anonim, 2001).

3. Khasiat

(24)

4. Sifat ekstrak

Berdasarkan Certificate of Analysis (COA) dari ekstrak sambiloto (2008), sifat dari ekstrak sambiloto tersebut adalah larut dalam campuran larutan air-alkohol, memiliki kandungan lembab 5%, higroskopis. Menurut Anonim (2002), zat aktif andrografolid stabil pada suasana asam.

B. Ekstrak

Ekstrak merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan sisa endapan atau serbuk diatur untuk ditetapkan standarnya (Ansel, 1989). Sebagai cairan penyari digunakan air, eter atau campuran etanol dan air. Ekstraksi dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi (Anonim, 1979).

Ekstrak kering (Extractum siccum) merupakan sediaan yang berbentuk serbuk, yang dibuat melalui penguapan cairan pengekstraksi dan pengeringan sisanya. Kandungan lembab sebaiknya tidak lebih dari 5% (Voigt, 1984).

C. Granul

(25)

partikel yang satu dengan partikel yang lain. Granul dibuat dengan 2 cara umum, yaitu granulasi basah dan granulasi kering (Rubinstein, 1988).

1. Granulasi basah

Granulasi basah dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan panas, cairan non reaktif dan dengan cairan reaktif.

a. Dengan panas merupakan metode yang klasik yaitu terjadi pelepasan air. Sumber asam, karbonat dan bahan aktif dicampur dan dipanaskan hingga seluruh komponen di dalamnya melepaskan kandungan air yang dimilikinya dan granul dapat terbentuk. Pengulangan pengadukan diperlukan guna menghasilkan keseragaman komponen dalam formulasi. Kemudian granul diayak dengan cepat dan dikeringkan dengan hati-hati (Wolfram, Tritthart, Piskerning, Mario Andre dan Gotfried, 1999).

(26)

c. Metode dengan cairan reaktif berdasarkan pada penambahan air dalam jumlah yang kecil ke dalam campuran raw materials untuk memperoleh keseragaman, kompresibilitas, dan sifat alir yang diperlukan untuk menghasilkan tablet yang berkualitas baik, tetapi membutuhkan bahan pengikat (Mohrle,1989).

Kondisi yang perlu diperhatikan saat pembuatan granulasi basah yaitu kelembaban relatifnya harus serendah mungkin. Bagian asam dan basa dalam formulasi effervescent dapat digranulasi secara terpisah atau digabung dengan air, etanol, isopropanol atau pelarut yang lain (Linberg, Engfors, dan Ericson, 1992). 2. Granulasi kering

Berbeda dengan granulasi basah, granulasi kering dapat dilakukan dengan menggunakan slugging atau tablet yang berukuran besar dikempa menggunakan peralatan tablet heavy-duty atau roller compaction. Campuran serbuk dialirkan ke cetakan tablet yang besar dan kemudian dikempa. Massa kompak ini disebut “slugs”. Slugs ini kemudian dihancurkan dengan dilewatkan melalui kasa untuk memproduksi bentuk granul dengan sifat alir yang lebih seragam daripada bentuk campuran serbuk masing-masing (Rubinstein, 1988).

D. Granul Effervescent

(27)

Mohrle (1989), effervescent didefinisikan sebagai pembebasan gelembung gas dari cairan sebagai hasil dari reaksi kimia. Berat effervescent menurut Wolfram, Tritthart, Piskerning, Mario Andre dan Gotfried (1999), antara 2000-7000 mg. Keuntungan granul effervescent adalah penyiapan larutan dalam waktu seketika yang mengandung dosis obat yang tepat. Selain itu juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonasi yang membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu. Salah satu kerugian granul effervescent yang menyebabkan pemakaiannya agak terbatas adalah kesukaran untuk menghasilkan sistem effervescent yang stabil (Mohrle, 1989). Menurut Lachman, Lieberman, & Schwartz (1989), bahan-bahan yang digunakan dalam membuat sediaan effervescent mempunyai sifat yang mudah larut dalam air. Bahan yang digunakan pada penelitian ini seperti asam sitrat, selain mudah larut dalam air juga bersifat higroskopis sehingga asam sitrat tersebut dapat menyerap air dari lingkungannya. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya reaksi effervescent dini. Oleh karena itu, kelembaban relatif dalam pembuatan granul effervescent penting. Menurut Mohrle (1989), kelembaban relatif untuk pembuatan sediaan effervescent adalah 25% pada 25oC atau bahkan kurang.

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan granul effervescent : 1. Sumber asam

(28)

fumarat serta beberapa garam asam (Mohrle, 1989). Yang digunakan pada penelitian ini adalah asam sitrat dengan alasan selain bersifat higroskopis, juga mempunyai tingkat kelarutan yang tinggi dalam air (Ansel, 1989). Menurut Lachman, Lieberman, & Schwartz (1989), asam sitrat ini bersifat sangat higroskopis. Pemerian asam sitrat : berupa hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur, granul sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam. Asam sitrat bentuk hidrat mengembang dalam udara kering. Asam sitrat mudah larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter (Anonim, 1995).

2. Sumber basa

Sumber basa digunakan untuk menghasilkan gas CO2. Sumber basa yang digunakan biasanya dalam bentuk garam karbonat padat dan kering. Bentuk bikarbonat maupun karbonat biasa digunakan dalam pembuatan effervescent (Linberg, Engfors, dan Ericson, 1992). Pada penelitian ini yang digunakan sebagai sumber basa adalah sodium karbonat. Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur berwarna putih. Kelarutan : mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih (Anonim, 1979).

3. Aspartam

(29)

dibandingkan sukrosa dan sakarin adalah rasa sesudahnya tidak ada dan tidak menimbulkan rasa pahit (Ansel,1989).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 722/Menkes/PER/IX/88 tentang bahan tambahan makanan, aspartam merupakan pemanis buatan yang dapat digunakan tiap hari/kg BB atau termasuk ADI (Acceptable Daily Intake). Dosis yang masih dapat digunakan adalah 0-40 mg/kg BB. Dengan demikian, untuk orang yang mempunyai berat badan 50 kg dapat mengkonsumsi aspartam dengan dosis maksimal 2000 mg/ hari.

4. Sukrosa

Sukrosa mempunyai bentuk kristal putih, rasa manis, serbuk hablur atau mengalir bebas, tidak berbau. Sukrosa mudah larut dalam air, sukar dalam piridina, sangat sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam eter (Anonim, 1995). Sukrosa memiliki kemampuan sebagai pengisi, biasanya dalam bentuk gula serbuk dan sebagai pengikat, biasanya dalam bentuk larutan (Peters, 1989).

5. Polyvinylpyrrolidone

(30)

E. Metode Desain Faktorial

Desain faktorial merupakan metode untuk menyimpulkan dan mengevaluasi secara obyektif efek dari besaran yang berpengaruh terhadap kualitas produk. Dengan metode ini dapat dilakukan percobaan untuk mengoptimasi formula, seperti pengujian kesesuaian suatu bahan penolong (bahan pengisi termasuk diantaranya) dimana pengaruhnya diramalkan berpengaruh terhadap sifat fisis granul. Desain faktorial juga digunakan untuk mengenal adanya interaksi diantara faktor-faktor tersebut (Voigt, 1984).

Dalam desain faktorial terdapat beberapa istilah, yaitu faktor, level, efek, dan respon. Faktor merupakan setiap besaran yang mempengaruhi respon (Voigt, 1984). Level merupakan nilai atau tetapan untuk faktor. Pada percobaan dengan menggunakan desain faktorial perlu ditetapkan level yang diteliti, meliputi level rendah dan level tinggi (Bolton, 1997). Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi tingkat dari faktor. Interaksi atau efek faktor merupakan rata-rata respon pada level tinggi dikurangi rata-rata respon pada level rendah. Respon merupakan sifat atau hasil percobaan yang diamati. Respon yang diukur harus dapat dikuantitatifkan (Bolton, 1997).

(31)

Tabel I. Notasi formula desain faktorial Formula Faktor A Faktor B Interaksi 1 - - +

a + - -

b - + -

ab + + + Keterangan :

- = level rendah + = level tinggi

Formula 1 = faktor A pada level rendah, faktor B pada level rendah Formula a = faktor A pada level tinggi, faktor B pada level rendah Formula b = faktor A pada level rendah, faktor B pada level tinggi Formula ab = faktor A pada level tinggi, faktor B pada level tinggi

Optimasi campuran dua bahan dengan desain faktorial dilakukan berdasarkan rumus :

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b12X1X2………. (I) Y = respon hasil atau sifat yang diamati

X1, X2 = level bagian A dan B, yang nilainya antara -1 sampai +1 b0, b1, b2, b12 = koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan

b0 = rata-rata hasil semua percobaan

Konsep perhitungan efek menurut Bolton (1997) sebagai berikut : Efek A = [{ a - (1) } + { ab - b } ] / 2

Efek B = [{ b - (1) } + { ab - a } ] / 2

(32)

Adanya interaksi juga dapat dilihat dari grafik hubungan respon dan level faktor. Jika kurva menunjukkan garis sejajar, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada interaksi antar eksipien dalam menentukan respon (Bolton, 1997).

Desain faktorial memiliki beberapa keuntungan. Metode ini memiliki efisiensi yang maksimum untuk memperkirakan efek yang dominan dalam menentukan respon. Keuntungan utama desain faktorial adalah bahwa metode ini memungkinkan untuk mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor. Metode ini merupakan metode yang ekonomis, dapat mengurangi jumlah penelitian jika dibandingkan dengan meneliti efek-efek faktor secara terpisah (Bolton, 1997).

F. Landasan Teori

Ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata Nees) mempunyai banyak khasiat salah satunya adalah sebagai hepatoprotektif. Pada penelitian optimasi granul effervescent ini akan dibuat dengan metode granulasi basah dengan cairan pengikat non reaktif menggunakan PVP 3% dalam etanol 96%. Asam sitrat dan sodium karbonat merupakan sumber asam dan sumber basa dalam pembuatan granul effervescent pada penelitian ini.

(33)

dapat dipastikan dapat menghasilkan sediaan granul effervescent yang memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, perlu dilakukan optimasi komposisi campuran jumlah asam dan basa sehingga dapat menghasilkan sediaan yang memenuhi persyaratan sifat fisik granul effervescent.

Metode desain faktorial dapat digunakan untuk mengevaluasi secara obyektif dari kombinasi asam sitrat-sodium karbonat yang berpengaruh pada sifat fisik granul yang dihasilkan serta dapat digunakan untuk memprediksi area komposisi optimum dari kombinasi asam sitrat-sodium karbonat yang digunakan dalam formula granul effervescent. Hasil uji dari desain faktorial selanjutnya dianalisis menggunakan uji Yate’s treatment.

G. Hipotesa

1. Diduga kombinasi asam sitrat, sodium karbonat serta interaksinya ada yang memberi efek dominan pada sifat fisik granul effervescent ekstrak sambiloto yang dihasilkan.

(34)

16

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan metode

desain faktorial yaitu untuk mencari area yang optimum komposisi asam sitrat

dengan sodium karbonat sehingga dapat dihasilkan komposisi granul effervescent

yang optimal.

B. Variabel Penelitian

1) Variabel bebas : asam sitrat dan sodium karbonat dengan level tinggi dan level

rendah.

2) Variabel tergantung : sifat fisik dari granul effervescent meliputi waktu alir

granul, kadar air granul, waktu larut granul, pengujian pH granul.

3) Variabel pengacau terkendali : peralatan yang digunakan dalam penelitian sama,

kelembaban relatif ruangan (RH : 60%), suhu ruangan (180C), larutan PVP 3%

yang digunakan.

C. Definisi Operasional

1) Granul effervescent ekstrak sambiloto adalah suatu bentuk sediaan padat yang mengandung zat aktif ekstrak sambiloto yang dibuat dalam bentuk granul dengan

(35)

asam sitrat dan basa sodium karbonat tersebut akan bereaksi dan melepaskan gas

CO2.

2) Desain faktorial adalah suatu desain yang dapat mengevaluasi efek berbagai

faktor dan interaksinya terhadap suatu respon secara bersamaan. Menurut

Wehling dan Fred (2004) level tinggi asam sitrat dan sodium karbonat 25% dan

level rendah asam sitrat dan sodium karbonat adalah 40%, sehingga untuk asam

sitrat dan sodium karbonat yaitu mempunyai level rendah 1125 mg dan level

tinggi 1800 mg.

3) Respon yaitu suatu hasil dari percobaan yang perubahannya secara kuantitatif

dapat diamati. Respon yang termasuk dalam penelitian ini yaitu sifat fisik granul :

kadar air, waktu alir granul, waktu larut granul, pH granul, kecepatan adsorbsi

uap air.

4) Area optimum adalah area dalam contour plot super imposed yang menunjukkan

komposisi optimum asam sitrat dan sodium karbonat yang dapat menghasilkan

granul effervescent yang memenuhi persyaratan (waktu alir : <10 detik, waktu larut : kurang dari 2 menit, pH larutan 5-7.

D. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian

Peralatan yang digunakan untuk praktikum ini adalah Neraca analitik

(precission balance model, GB-3002. Mettler Toledo), peralatan gelas (pyrex), mortir

(36)

Timer), seperangkat alat untuk mengukur waktu alir granul, seperangkat alat untuk

mengukur sudut diam, seperangkat alat untuk uji pengetapan, seperangkat alat untuk

mengukur kadar air (6100 Moisture analyzer, LECATOR), dehumidifier, pH-meter

elektrik.

2. Bahan penelitian

Bahan-bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ekstrak sambiloto,

asam sitrat (kualitas farmasi), sodium karbonat (kualitas farmasi), sukrosa (kualitas

farmasi), aspartam (kualitas farmasi), PVP (Polivinil pirolidon) 3% (kualitas farmasi),

etanol 96%.

E. Jalannya Penelitian Ekstrak kering

Penentuan formula granul effervescent ekstrak sambiloto

Pembuatan granul effervescent ekstrak sambiloto

Penentuan sifat fisik granul

waktu alir granul, kadar air granul, waktu larut granul, pH granul, kecepatan adsorbsi uap air

Analisis hasil

Kesimpulan

(37)

F. Tata Cara Penelitian 1. Penyiapan formula

a) Perhitungan dosis andrografolid

Hasil uji ex vivo menunjukkan bahwa ekstrak sambiloto yang mengandung

0,75 – 12 mg/kg BB andrografolid mampu melawan toksisitas dari parasetamol yang

diinduksikan pada sel hati tikus (Visen, Shukla, Patnaik & Dhawan, 1993).

Dosis untuk tikus = 0,9 mg/kg = 0,9 mg/1000 g = 0,18 mg/ 200 g.

sedangkan faktor konversi tikus ke manusia 56, sehingga dosis untuk manusia 70 kg

= 0,18 x 56 = 10,08 mg. Untuk manusia 50 kg = 10,08 x 50/70 = 7,2 mg. Karena

kandungan andrografolide dalam ekstrak adalah 20%, maka ekstrak sambiloto yang

diambil adalah = 100/20 x 7,2 = 36 mg ekstrak/50 kg BB manusia.

2. Penentuan level asam sitrat dan sodium karbonat

Level rendah asam sitrat dan sodium karbonat 25% dan level tinggi asam

sitrat dan sodium karbonat adalah 40% (Wehling dan Fred, 2004). Berat yang

dijadikan ukuran adalah 4500 mg sehingga jumlah asam dan basa level rendah =

25% x 4500 = 1125 mg/sachet, sedangkan jumlah asam dan basa level tinggi = 40%x

(38)

Tabel II. Formula granul effervescent ekstrak sambiloto untuk tiap sachet menggunakan desain faktorial

Formula 1 a b ab

Ekstrak sambiloto (mg) 36 36 36 36

Asam sitrat (mg) 1125 1800 1125 1800

Sodium karbonat (mg) 1125 1125 1800 1800

Aspartam (mg) 300 300 300 300

Sukrosa (mg) 600 600 600 600

PVP (mg) 6-7% dari berat granul 6-7% dari berat granul 6-7% dari berat granul 6-7% dari berat granul Berat granul (mg) 3206 3886,29 3888 4567

Tabel III. Formula granul effervescent ekstrak sambiloto untuk 400 sachet berdasarkan desain faktorial

Formula 1 a b Ab

Serbuk ekstrak (g) 14,4 14,4 14,4 14,4

Asam sitrat (g) 450 720 450 720

Sodium karbonat (g) 450 450 720 720

Aspartame (g) 120 120 120 120

Sukrosa (g) 240 240 240 240

PVP 3% (g) 6-7% dari berat granul 6-7% dari berat granul 6-7% dari berat granul 6-7% dari berat granul

3. Pembuatan granul effervescent

Pencampuran semua bahan dilakukan di dalam ruangan dengan RH 60%.

Sebelum dilakukan pencampuran, semua bahan digerus terlebih dulu. Bahan-bahan

tersebut dikelompokkan menjadi dua macam granul yaitu granul asam dan granul

(39)

jumlah sukrosa dicampur dan digranul dengan pengikat PVP 3% dalam alkohol 96%

hingga terbentuk massa yang baik. Selanjutnya granul asam ini dikeringkan pada

suhu 400C. Granul kering diayak dengan ayakan 20/30. Bahan-bahan untuk granul

basa yaitu sodium karbonat, setengah jumlah sukrosa dan aspartam dicampur dan

digranul dengan pengikat PVP 3% dalam etanol 96% hingga terbentuk massa yang

baik. Selanjutnya granul asam ini dikeringkan pada suhu 400C. Granul kering diayak

dengan ayakan 20/30. Granul asam dan basa selanjutnya dicampur.

4. Pengujian granul

a. Uji waktu alir dilakukan dengan cara seratus gram granul dituang

perlahan-lahan melalui tepi corong yang tertutup ujung tangkainya. Penutup corong

dibuka bersamaan dengan mengalirnya granul, stopwatch diaktifkan dan

dicatat waktunya hingga granul habis keluar. Bila waktu yang diperlukan

oleh 100 gram serbuk untuk mengalir lebih lama dari 10 detik (T>10) dapat

dikatakan bahwa dalam fabrikasi pada skala industri akan dijumpai kesulitan

dalam hal regularitas tablet (Guyot, 1978). Pengujian ini dilakukan pada RH

60%.

b. Uji kadar air dilakukan dengan memasukkan 5 gram granul ke dalam moisture

balance, alat diaktifkan, ditunggu 15 menit kemudian diukur kadar airnya pada suhu 105oC sampai konstan. Kadar air granul effervescent yang baik

yaitu antara 0,4%-0,7% (Fausett, Gayser, dan Dash 2000). Pengujian ini

(40)

c. Uji waktu larut dilakukan dengan memasukkan granul sesuai jumlah berat

granul tiap sachet ke dalam 200 ml air, dihitung waktu sejak granul

dimasukkan hingga seluruhnya larut. Waktu larut untuk granul effervescent

berkisar kurang dari 2 menit. Pengujian ini dilakukan pada RH 60%.

d. Uji pH ini dilakukan dengan cara memasukkan elektroda pH meter elektrik ke

dalam larutan effervescent. Menurut Anonim (2002), Andrografolid stabil

pada pH asam (pH < 7) dan terdegradasi pada pH basa (pH > 7). Pengujian

ini dilakukan pada RH 60%.

e. Uji kecepatan adsorbsi uap air dilakukan dengan menimbang lima gram

granul dimasukkan ke dalam petri lalu dibiarkan pada tempat terbuka dengan

RH dan suhu kamar (RH 90-95% dan suhu 250C). Pengukuran kecepatan

adsorbsi uap air ini dilakukan setiap 10 menit selama 1 jam. Kecepatan

adsorbsi uap air ditentukan dengan rumus :

Jumlah kandungan lembab (Bt – B0)

yang terikat dalam granul = {________} + EMC tiap 10 menit B0

Keterangan :

Bt = bobot granul 20 menit, 30 menit, 40 menit, 50 menit dan 60 menit

B0 = bobot granul 10 menit pertama

EMC = bobot granul sebelum diberi perlakuan (diberikan pada ruangan dengan RH 90-95% dan suhu 25oC )

5. Optimasi formula

Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode desain

(41)

sodium karbonat dan efek interaksi antara keduanya sehingga dapat diketahui efek

yang paling dominan dalam menentukan sifat fisik granul effervescent. Besarnya efek

dari faktor-faktor tersebut dianalisis dengan menggunakan analisa statistik Yate’s

treatment.

Dari rumus desain faktorial, dibuat contour plot untuk masing-masing sifat

fisik granul, kemudian digabungkan dalam contour plot imposed dan dicari area

(42)

24 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Granul Effervescent

Granul effervescent merupakan butiran tak bersalut, mengandung asam dan basa (karbonat atau bikarbonat) yang bereaksi cepat pada penambahan air dengan melepaskan gas karbondioksida (CO2). Granul effervescent dimaksudkan terlarut dalam air sebelum dikonsumsi (Linberg, Engfors, Ericson, 1992).

Pembuatan granul effervescent ini dilakukan pada ruangan yang telah diatur kelembaban dan suhunya. Menurut Mohrle (1989) effervescent dibuat pada kelembaban 25% dan suhu 25oC atau bahkan kurang. Tujuan dari pengaturan ini yaitu untuk mencegah reaksi effervescent dini. Ruangan yang lembab, berarti di dalam ruangan tersebut mengandung banyak uap air, dimana uap air ini dapat terabsorbsi dalam granul tersebut. Uap air yang terabsorbsi di dalam granul akan memicu terjadinya reaksi effervescent dini. Kelembaban relatif pada penelitian ini tidak dapat diatur hingga 25%, tetapi dalam penelitian ini, ruangan yang digunakan hanya dapat diatur hingga sekitar 60% karena adanya keterbatasan alat. Menurut peneliti, adanya keterbatasan ini dapat menjadi salah satu alasan mengapa kadar air dalam granul effervescent menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya.

(43)

sumber asam karena menurut Lachman, Lieberman, dan Schwartz (1989), asam sitrat merupakan asam yang mudah larut dalam air dan memiliki kekuatan asam yang tinggi. Sumber basa yang digunakan yaitu sodium karbonat karena sodium karbonat dapat digunakan untuk menstabilkan sistem effervescent. Sodium karbonat yang berada di permukaan granul effervescent akan menyerap lembab baik yang berasal dari ruangan maupun dari cairan pengikat. Hasil dari penyerapan lembab tersebut akan membentuk suatu lapisan tipis yang terdapat pada permukaan granul basa. Lapisan tipis ini akan melindungi sodium karbonat lain yang terdapat di dalam granul basa sehingga dapat mencegah kontak secara langsung antara sodium karbonat yang berada di dalam granul basa dengan asam sitrat yang terdapat pada granul asam. Hal ini dapat mencegah terjadinya reaksi effervescent dini (Mohrle,1989).

(44)

Sodium karbonat digranul bersama dengan aspartam dan sukrosa yang telah digerus. Sukrosa digerus hingga halus bertujuan untuk menyamakan ukuran partikel dengan aspartam dan sodium karbonat. Penggranulan basa dengan sodium karbonat untuk membentuk massa granul dengan ikatan yang kuat sangat sulit dilakukan.

B. Uji Sifat Fisis Granul dan Pengaruh Komponen Penyusun

Granul effervescent yang telah dibuat selanjutnya diuji sifat fisisnya. Uji-uji tersebut meliputi uji kadar air, uji waktu alir, uji waktu larut, uji pH. Hasil dari uji-uji tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel IV. Hasil uji sifat fisik granul effervescent ekstrak sambiloto Hasil uji (rata-rata ± SD)

No. Sifat fisik

granul F1 Fa Fb Fab

1 Kadar air (%) 1,899±0,122 1,810±0,096 1,750±0,530 1,660±0,140 2 Waktu alir

(detik)

1,45±0,13 1,66±0,098 1,47±0,11 1,52±0,12 3 Waktu larut

(detik)

38,53±3,36 44,06±1,57 46,05±8,08 40,88±11,54

4 pH 5,28±0,12 5,15±0,16 5,89±0,23 6,12±0,095

(45)

Tabel V. Respon asam sitrat, sodium karbonat dan interaksi dalam menentukan sifat fisik granul effervescent

Respon Kadar air Waktu alir Waktu Larut pH Asam sitrat [-0,0895] [0,13] [0,18] [0,05] Sodium karbonat [-0,1495] [-0,06] [2,17] [0,79]

Interaksi [-0,0005] [-0,08] [-5,35] [0,18]

Data faktor yang signifikan mempengaruhi respon pada tabel V di atas, di uji secara statistik untuk menentukan signifikansinya. Jika menurut statistik lebih besar dari F tabel, yaitu F(1,8) 5,32 dengan taraf kepercayaan 95%, maka secara statistik faktor tersebut berpengaruh signifikan terhadap respon.

1. Uji kadar air

Uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui kandungan air pada granul kering terutama yang menggunakan bahan alam seperti dalam penelitian ini. Pada sediaan effervescent, kandungan air yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan terjadinya reaksi effervescent dini. Batasan kandungan air yang diperbolehkan menurut Fausett, Gayser dan Dash (2000) adalah 0,4%-0,7%.

(46)

Gambar grafik 2 memperlihatkan hubungan pengaruh peningkatan level asam sitrat dan sodium karbonat terhadap perubahan kandungan lembab.

Gambar 2 a Gambar 2b

Gambar 2. Hubungan asam sitrat (a) dan sodium karbonat (b) terhadap kadar air granul effervescent ekstrak sambiloto

Peningkatan level asam sitrat berpengaruh terhadap kadar air (gambar 2a). Peningkatan level asam sitrat pada kurva sodium karbonat level tinggi dan pada kurva sodium karbonat level rendah menunjukkan penurunan kadar air. Kurva yang sejajar berarti tidak ada interaksi antara asam sitrat dengan sodium karbonat.

(47)

Pernyataan mengenai respon yang dominan dapat dilihat dari perhitungan statistik Yate’s treatment.

Tabel VI. Hasil analisa Yate’s Treatment pada respon kadar air Source of

variation

Degrees of freedom

Sum of Squares

Mean

Squares Fhitung

Replicates 2 0,1992 0,0996

Treatment 3 0,0887 0,0296

a 1 0,0231 0,0231 0,4076

b 1 0,0656 0,0656 1,1547

ab 1 3,8333.10-6 3,8333.10-6 6,75.10-5 Experimental

error 8 0,4542 0,0568

Total 11 Keterangan :

a : Perhitungan yang berhubungan dengan faktor asam sitrat b : Perhitungan yang berhubungan dengan faktor sodium karbonat

ab :Perhitungan yang berhubungan dengan faktor interaksi antara asamsitrat dengan sodium karbonat

Data perhitungan respon berdasarkan desain faktorial pada tabel V menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap respon yaitu sodium karbonat. Namun, hasil analisa dengan menggunakan Yate’s treatment seperti pada tabel VI, didapatkan kesimpulan bahwa sodium karbonat tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kadar air karena nilai dari F hitung yang lebih kecil dari F tabel, yaitu F(1,8) 5,32. Hal ini berarti masing-masing faktor tersebut tidak secara signifikan mempengaruhi kadar air.

2. Uji waktu alir

(48)

10 detik, maka dapat dikatakan granul tersebut memiliki sifat alir yang baik (Guyot, 1978). Pada hasil penelitian didapatkan bahwa waktu alir keempat formula kurang dari 10 detik. Hal ini berarti keempat formula granul mempunyai sifat alir yang baik.

Grafik hubungan pengaruh peningkatan asam sitrat dan sodium karbonat terhadap perubahan waktu alir dapat diperlihatkan pada gambar 3.

Gambar 3a Gambar 3b

Gambar 3. Hubungan asam sitrat (a) dan sodium karbonat (b) terhadap waktu alir granul effervescent ekstrak sambiloto

(49)

Kurva asam sitrat level tinggi menunjukkan bahwa peningkatan level sodium karbonat akan mempercepat waktu alir (gambar 3b). Peningkatan sodium karbonat pada kurva asam sitrat level rendah akan memperlama waktu alir. Kurva yang tidak saling sejajar menunjukkan adanya interaksi dari kedua faktor.

Berdasarkan analisa dengan menggunakan Yate’s treatment didapatkan hasil seperti pada tabel VII.

Tabel VII. Hasil analisa Yate’s Treatment pada respon waktu alir Source of

variation

Degrees of freedom

Sum of Squares

Mean

Squares Fhitung

Replicates 2 0,0086 0,0043

Treatment 3 0,0818 0,0273

a 1 0,053 0,053 4,5788

b 1 0,0108 0,0108 0,9272

ab 1 0,018 0,018 1,5139

Experimental

error 8 0,0932 0,0116

Total 11 Keterangan :

a : Perhitungan yang berhubungan dengan faktor asam sitrat b : Perhitungan yang berhubungan dengan faktor sodium karbonat

ab :Perhitungan yang berhubungan dengan faktor interaksi antara asamsitrat dengan sodium karbonat

(50)

Jika faktor dominan yang berpengaruh pada respon waktu alir berdasarkan desain faktorial pada tabel V, dihubungkan dengan hasil analisa menggunakan Yate’s treatment, maka dapat dikatakan bahwa faktor-faktor tersebut tidak signifikan mempengaruhi respon waktu alir granul. Berdasarkan desain faktorial, asam sitrat memiliki respon memperlama waktu alir granul yang ditunjukkan dengan adanya tanda positif dari hasil respon tersebut.

Data waktu alir pada tabel IV menunjukkan bahwa formula yang mempunyai asam sitrat level rendah, seperti formula 1 dan b, akan memiliki waktu alir yang lebih cepat dibandingkan dengan formula yang mempunyai asam sitrat level tinggi seperti pada formula a dan ab.

3. Uji waktu larut

Waktu larut menggambarkan cepat atau lambatnya granul effervescent larut dalam air. Proses larutnya granul effervescent diawali dari penetrasi air ke dalam granul effervescent. Waktu larut granul effervescent tidak terlalu dipengaruhi oleh pengikatnya karena pengikat yang digunakan adalah polivinil pirolidon (PVP) yang bersifat larut dalam air maupun alkohol.

(51)

Pada uji ini akan diukur waktu larut granul effervescent. Berdasarkan data pada penelitian ini waktu larut yang didapatkan kebanyakan kurang dari 60 detik. Menurut peneliti, hal ini dapat dihubungkan dengan kelarutan dari asam sitrat dan sodium karbonat. Menurut Anonim (1979), asam sitrat dan sodium karbonat mempunyai sifat mudah larut dalam air.

Grafik hubungan pengaruh peningkatan level asam sitrat dan sodium karbonat terhadap perubahan waktu larut ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4a Gambar 4b

Gambar 4. Hubungan asam sitrat (a) dan sodium karbonat (b) terhadap waktu larut granul effervescent ekstrak sambiloto

(52)

Peningkatan level sodium karbonat pada kurva asam sitrat level tinggi akan mempercepat waktu larut (gambar 4b). Peningkatan level sodium karbonat pada kurva asam sitrat level rendah akan memperlama waktu larut. Dua kurva yang saling berpotongan menunjukkan bahwa ada interaksi diantara kedua faktor tersebut.

Hasil analisa dengan menggunakan Yate’s trearment seperti pada tabel VIII. Tabel VIII. Hasil analisa Yate’s Treatment pada respon waktu larut Source of

variation

Degrees of freedom

Sum of Squares

Mean

Squares Fhitung

Replicates 2 17,2265 8,61325

Treatment 3 99,9711 33,3237

a 1 0,0954 0,0954 1,874.10-3

b 1 14,0617 14,0617 0,2762

ab 1 85,814 85,814 1,6854

Experimental

error 8 407,3287 67,8881

Total 11

Keterangan :

a : Perhitungan yang berhubungan dengan faktor asam sitrat b : Perhitungan yang berhubungan dengan faktor sodium karbonat

ab :Perhitungan yang berhubungan dengan faktor interaksi antara asamsitrat dengan sodium karbonat

Dilihat dari F hitungnya, maka F hitung faktor asam, faktor sodium karbonat, dan interaksi keduanya tidak melebihi F tabel, yaitu F(1,8) 5,32 sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua faktor dan interaksinya ini tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap respon.

4. Uji pH larutan

(53)

atau sambiloto stabil pada pH asam (pH < 7). Supaya tidak mengiritasi lambung, sediaan granul effervescent dibuat pada pH antara 5-7.

Grafik hubungan pengaruh asam sitrat dan sodium karbonat terhadap perubahan pH ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5a Gambar 5b

Gambar 5. Hubungan asam sitrat (a) dan sodium karbonat (b) terhadap pH larutan effervescent ekstrak sambiloto

Peningkatan asam sitrat pada kurva sodium karbonat level tinggi akan menaikkan pH sediaan menjadi lebih basa (gambar 5a). Peningkatan asam sitrat pada kurva sodium karbonat level rendah akan menurunkan pH sediaan menjadi lebih asam. Grafik yang tidak sejajar menunjukkan bahwa ada interaksi antara kedua faktor, dalam hal ini asam sitrat dan sodium karbonat.

(54)

karbonat pada kurva asam sitrat level rendah akan menaikkan pH larutan menjadi lebih basa. Grafik yang tidak sejajar menunjukkan adanya interaksi.

Ekstrak stabil pada pH asam. Oleh karena itu pH larutan dijaga pada pH asam. Campuran asam sitrat dan sodium karbonat akan mengakibatkan pH sediaan naik mendekati netral. Hal ini dikarenakan pH dari asam sitrat dinaikkan oleh pH dari basa sodium karbonat sehingga mendekati netral (pH sekitar 6). Pada kurva sodium karbonat level rendah, dengan meningkatnya asam sitrat maka pH sediaan akan mengalami penurunan (menjadi lebih asam). Hal ini dikarenakan pH dari sodium karbonat pada level rendah akan turun seiring dengan meningkatnya level asam sitrat. Pada kurva asam sitrat level rendah, semakin meningkatnya level sodium karbonat maka pH sediaan juga meningkat (mendekati netral). Jika ditambahkan basa terus menerus, dalam hal ini sodium karbonat maka pH yang tadinya sedikit asam lama kelamaan akan semakin meningkat (mendekati netral).

Data respon pada analisa desain faktorial sesuai dengan data pada analisa Yate’s treatment.

Tabel IX. Hasil analisa Yate’s Treatment pada respon pH larutan Source of

variation

Degrees of freedom

Sum of Squares

Mean

Squares Fhitung

Replicates 2 0,1381 0,06905

Treatment 3 1,9704 0,6568

a 1 7,0083.10-3 7,0083.10-3 0,1019

b 1 1,8644 1,8644 27,0988

ab 1 9,9008.10-2 9,9008.10-2 1,4391 Experimental

error 8 0,0688 0,0688

(55)

Keterangan :

a : Perhitungan yang berhubungan dengan faktor asam sitrat b : Perhitungan yang berhubungan dengan faktor sodium karbonat

ab :Perhitungan yang berhubungan dengan faktor interaksi antara asamsitrat dengan sodium karbonat

Hasil F hitung dari sodium karbonat berdasarkan analisa Yate’s treatment adalah 27,0988. Hasil F hitung tersebut merupakan nilai yang lebih besar dari F tabel, yaitu F(1,8) 5,32. Hal ini berarti respon yang paling dominan adalah respon sodium karbonat.

5. Uji kecepatan adsorbsi uap air

Pada prinsipnya uji ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan adsorbsi granul terhadap uap air. Semakin cepat granul mengadsorbsi uap air, maka tingkat penyerapan granul akan semakin tinggi. Jika tingkat penyerapan granul semakin tinggi, maka lambat laun kestabilan dari sistem effervescent pun juga akan terganggu.

Data uji kecepatan adsorbsi uap air ditunjukkan pada tabel X dan hasil regresi linier dapat ditunjukkan pada table XI dan XII.

Tabel X. Hasil uji kecepatan adsorbsi uap air

Kandungan uap air (g) dalam 5 g granul (g/5g) Waktu

(menit) Formula 1 Formula a Formula b Formula ab

20 5,0118 5,0054 4,9923 5,0065

30 5,0196 5,0072 4,9949 5,0084

40 5,0273 5,0088 4,9976 5,0100

50 5,0324 5,0106 5,0000 5,0110

(56)

Tabel XI. Data regresi linier untuk orde 0

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab A = 4,9999 A = 5,0020 A = 4,9879 A = 5,0044 B = 6,44x10-4 B = 1,7x10-4 B = 2,33x10-4 B = 1,28x10-4

r = 0,9943 r = 0,9997 r = 0,9941 r = 0,9783

Tabel XII. Data regresi linier untuk orde 1

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab A = 0,6989 A = 0,6991 A = 0,6979 A = 0,6994 B = 5,7x10-5 B = 1,5x10-5 B = 2,091x10-5 B = 1x10-5

r = 0,9910 r = 0,9934 r = 0,92258 r = 0,9449

Perbandingan antara orde 0 dan orde 1 dapat dilihat pada tabel XI dan XIII. Nilai r pada tabel XI (orde 0) lebih besar dari pada nilai r pada tabel XIII (orde 1). Hal ini berarti orde 0 lebih linier dari pada orde 1. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kemampuan granul effervescent ekstrak sambiloto dalam mengikat lembab mengikuti orde 0.

Berdasarkan analisa data regresi linier untuk orde 0 pada tabel XI, maka di dapatkan harga konstanta laju (nilai B) pada tiap formula. Jika harga konstanta laju pada tiap formula dibandingkan, maka harga konstanta laju yang paling besar adalah pada formula 1. Hal ini berarti pada formula 1 mempunyai kecepatan adsorbsi uap air yang lebih tinggi dibandingkan dengan formula lain.

(57)

Gambar 6. Hubungan antara paparan dengan kandungan uap air dalam granul yang diukur pada RH 90-95%

C. Optimasi Formula

Data yang telah didapat, kemudian dicari persamaan desain faktorial yang selanjutnya dibuat contour plot dari masing-masing uji. Dari contour plot tersebut didapatkan area optimum dari tiap pengujian yang telah dilakukan. Area optimum adalah suatu area yang mempunyai potensi untuk menghasilkan suatu respon yang ideal dari suatu sifat atau parameter tertentu. Setelah didapatkan area optimum dari tiap-tiap uji, selanjutnya area optimum tersebut digabungkan untuk mendapatkan contour plot super imposed.

(58)

Persamaan kadar air yaitu : Y = 2,2975 - 3,358.10-4X1 - 5,5667.10-4X2 + 1,3717.10-8X1X2. Dari persamaan tersebut kemudian dibuat contour plot kadar air seperti pada gambar 7.

Gambar 7. Contour plot kadar air granul effervescent

(59)

suatu granul mempunyai kadar air tertentu, ditempatkan dalam suatu lingkungan yang mempunyai suhu dan kelembaban relatif tertentu maka kadar air granul effervescent akan berubah sampai terjadi keseimbangan antara air dalam granul effervescent dengan air di udara lingkungan tersebut.

2. Waktu alir

Persamaan waktu alir : Y = 0,6224 - 0,001765X1 + 1,0615.10-3X2 - 2,194.10 -6

X1X2. Dari persamaan tersebut kemudian dibuat contour plot kadar air seperti pada gambar 8.

Gambar 8. Contour plot waktu alir granul effervescent

(60)

pengemasannya. Diharapkan dengan waktu alir yang kurang dari 10 detik ini kesulitan fabrikasi pada penuangan ke dalam kemasan dapat diminimalkan.

3. Waktu larut

Persamaan dari data waktu larut : Y = -12,927 + 0,0865X1 + 0,0939X2 - 1,4678.10-4X1X2. Dari persamaan ini kemudian dibuat contour plot dari waktu larut tersebut.

Gambar 9. Contour plot waktu larut granul effervescent

(61)

kekuatan kompresi. Untuk granul effervescent, tidak diperlukan adanya kekuatan kompresi sehingga peneliti mengambil batasan kelarutan di bawah 120 detik. Dari pernyataan ini, pada contour plot waktu larut didapatkan area optimum.

4. pH

Analisa perhitungan pH didapat persamaan pH : Y = 5,4783 - 0,0027X1 + 3,7037.10-5X2 + 4,9383.10-6X1X2. Dari persamaan tersebut kemudian dibuat contour plot kadar air seperti pada gambar 10.

Gambar 10. Contour plot pH larutan effervescent

(62)

Setelah dicari contour plot dari masing-masing uji, kemudian masing-masing contour plot tersebut digabungkan menjadi satu dalam grafik contour plot super imposed. Pada penelitian ini, jika hasil pengujian kandungan lembab tidak diperhitungkan dalam penentuan area optimum contour plot super imposed maka didapatkan area optimum dalam contour plot super imposed. Gambar 11 menggambarkan Contour plot super imposed granul ekstrak sambiloto.

(63)

45

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Menurut analisa Yate’s treatment, faktor yang dominan dalam menentukan pH adalah sodium karbonat.

2. Jika kadar air tidak dimasukkan dalam area optimum, maka ditemukan area optimum dalam optimasi ini.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan kondisi kelembaban ruangan yang lebih rendah (25%).

(64)

46 BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 9, 400 Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 48, 762, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2001, Isolasi dan Identifikasi Andrografolid dari Herba Andrographis paniculata Nees, http://litbang.depkes.go.id, diakses tanggal 19 Januari 2009 Anonim, 2002, WHO Monographis on Selected Medical Plants, Volume 2, Geneva Ansel, Howard C., 1989, Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms,

diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, edisi 4, 244-271, 608-617, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta

Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Aplication, 3rd Ed., 326-353;591-601, Marcel Dekker Inc., New York

Dastur, J.T., 1976, Medical Plants of India and Pakistan, 20, India

Fausett, H., Gayser, C., Dash, A., 2000, Evaluation of Quick Disintegrating Calcium Carbonate Tablets, http://www.pharmascitech.com

(65)

Khankari, R.K., Hontz, J., 1997, Binder and Solvents in Parikh, D.M., Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology, 63, 64, Marcel Dekker Inc., New York

Lachman, L., Lieberman, H.A., Schwartz, J.L., 1989, Teori dan Praktek Farmasi Industri, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, 215, UI-Press, Jakarta

Linberg, N. O., Engfors, H., A., Ericson T., 1992, Effervescent Pharmaceuticals, in Swabick, J., C. B., James, 1998, Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Volume 5, 45,53, Marcel Dekker Inc., New York

Mohrle, R., 1989, Effervescent Tablet in Lieberman, H., Lachman, L., (Eds), Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet, Vol I, 285-303, Marcel Dekker, Inc., New York

Parikh, D.M., 1997, Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology, 63-64, Marcel Dekker, Inc., New York

Peters, D., 1989, Medicated Lozenges, in Lachman, L. dan Lieberman, H. A., Pharmaceutical Dosage Form, Volume 1, 2nd ed, 419-555, Marcel Dekker Inc, New York

Pringgohusodo, S.N., 1986, Jamu-jamu Peninggalan Nenek Moyang dari Madura, 21, Nurcahya, Yogyakarta

(66)

Visen, P.K., Shukla, B., Patnaik, G.K. and Dhawan, B.N., 1993, Andrographolide Protects Rat Hepatocytes Against Paracetamol-induced Damage. J Ethnopharmacol, 40(2): 131-136

Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Ed 5, 169-171, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Wehling, dan Fred, 2004, Effervescent Composition Including Stevia, http://www.patentstorm.us/patents/6811793.htmls

(67)

49

Lampiran 1. Penimbangan, notasi, dan formula desain faktorial 1, Penimbangan

Formula granul effervescent ekstrak sambiloto tiap sachet berdasarkan desain

faktorial

Formula 1 a b ab

Ekstrak sambiloto (mg) 36 36 36 36

Asam sitrat (mg) 1125 1800 1125 1800

Sodium karbonat (mg) 1125 1125 1800 1800

Aspartam (mg) 300 300 300 300

Sukrosa (mg) 600 600 600 600

PVP (mg) 20 25,29 27 31

Berat granul (mg) 3206 3886,29 3888 4567

Keterangan :

Formula 1 = asam sitrat level rendah, sodium karbonat level rendah Formula a = asam sitrat level tinggi, sodium karbonat level rendah Formula b = asam sitrat level rendah, sodium karbonat level tinggi Formula ab = asam sitrat level tinggi, sodium karbonat level tinggi

2. Notasi

Level tinggi : +

Level rendah : -

(68)

Formula Faktor A Faktor B Interaksi

1 - - + a + - - b - + - ab + + +

Keterangan :

Formula 1 = asam sitrat level rendah, sodium karbonat level rendah Formula a = asam sitrat level tinggi, sodium karbonat level rendah Formula b = asam sitrat level rendah, sodium karbonat level tinggi Formula ab = asam sitrat level tinggi, sodium karbonat level tinggi

3, Formula desain faktorial

FORMULA Asam sitrat (mg) Sodium karbonat (mg)

1 1125 1125

a 1800 1125

b 1125 1800

ab 1800 1800

Keterangan :

(69)

1. Data kadar air

Formula 1 a b ab

1 1,760 1,920 2,260 1,740 2 1,997 1,740 1,200 1,500 3 1,940 1,770 1,790 1,750 X 1,899 1,810 1,750 1,660 SD 0,120 0,096 0,530 0,140

Persamaan : Y = 2,2964 – 3,387.10-4 X1 - 5,6074.10-4 X2 + 3.10-8 X1X2

2. Data waktu alir

Formula 1 a b ab

1 1,46 1,77 1,58 1,44 2 1,57 1,63 1,37 1,47 3 1,32 1,58 1,45 1,66 X 1,45 1,66 1,47 1,52 SD 0,13 0,10 0,11 0,12

Persamaan : Y = 0,65278 + 1,714.10-3 X1 + 99,0074.10-5X2 – 2,072.10-6X1X2

3. Data waktu larut

Formula 1 a b ab

1 36,60 45,87 38,54 51,23 2 42,41 43,15 45,00 42,97 3 36,59 43,16 54,60 28,43 X 38,53 44,06 46,05 40,88

SD 3,36 1,57 8,08 11,54

(70)

Formula 1 a b ab 1 5,15 5,04 5,76 6,18 2 5,39 5,33 6,16 6,17 3 5,31 5,08 5,75 6,01 X 5,28 5,15 5,89 6,12

SD 0,12 0,16 0,23 0,095

Persamaan : Y = 5,5031 – 2,725.10-3 X1 +3,333.10-6X2 + 4,968.10-6 X1X2

5. Data adsorbsi uap air

Hasil uji kecepatan adsorbsi uap air untuk orde 0 Kandungan uap air (g) dalam 5 g granul (g/5g) Waktu

(menit) Formula 1 Formula a Formula b Formula ab

20 5,0118 5,0054 4,9923 5,0065

30 5,0196 5,0072 4,9949 5,0084

40 5,0273 5,0088 4,9976 5,0100

50 5,0324 5,0106 5,0000 5,0110

60 5,0376 5,0122 5,0014 5,0116

Data regresi linier untuk orde 0

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab A = 4,9999 A = 5,0020 A = 4,9879 A = 5,0044 B = 6,44x10-4 B = 1,7x10-4 B = 2,33x10-4 B = 1,28x10-4

(71)

(dalam bentuk log) Waktu

(menit)

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab 20 0,6999 0,6994 0,6983 0,6995 30 0,7007 0,6996 0,6985 0,6997 40 0,7013 0,6997 0,6988 0,6998 50 0,7018 0,6999 0,6990 0,6999 60 0,7022 0,7000 0,6991 0,6999

Data regresi linier untuk orde 1

Formula 1 Formula a Formula b Formula ab A = 0,6989 A = 0,6991 A = 0,6979 A = 0,6994 B = 5,7x10-5 B = 1,5x10-5 B = 2,091x10-5 B = 1x10-5

r = 0,9910 r = 0,9934 r = 0,92258 r = 0,9449

Hasil uji sifat fisik granul effervescent

Hasil uji (rata-rata ± SD) No. Sifat fisik

granul F1 Fa Fb Fab

1 Kadar air (%) 1,899±0,122 1,810±0,096 1,750±0,530 1,660±0,140 2 Waktu alir

(detik)

1,45±0,13 1,66±0,098 1,47±0,11 1,52±0,12

3 Waktu larut (detik)

38,53±3,36 44,06±1,57 46,05±8,08 40,88±11,54

(72)

Kadar Air

Formula Asam sitrat Sodium Karbonat

Interaksi Respon

1 - - + 1,899 a + - - 1,810 b - + - 1,750 ab + + + 1,660

Efek asam sitrat = = -0,0895

Efek sodium karbonat = = -0,1495

Efek Interaksi = = -0,0005

Waktu Alir

Formula Asam sitrat Sodium Karbonat

Interaksi Respon

1 - - + 1,45 a + - - 1,66 b - + - 1,47 ab + + + 1,52

Efek asam sitrat = = 0,13

Efek sodium karbonat = = -0,06

(73)

Waktu Larut

Formula Asam sitrat Sodium Karbonat

Interaksi Respon

1 - - + 38,53 a + - - 44,06 b - + - 46,05 ab + + + 40,88

Efek asam sitrat = = 0,18

Efek sodium karbonat = = 2,17

Efek Interaksi = = -5,35

pH

Formula Asam sitrat Sodium Karbonat

Interaksi Respon

1 - - + 5,28 a + - - 5,15 b - + - 5,89 ab + + + 6,12

Efek asam sitrat = = 0,05

Efek Sodium karbonat = = 0,79

(74)

Efek Kadar air Waktu alir Waktu Larut pH Asam sitrat [-0,0895] [0,13] [0,18] [0,05]

Sodium karbonat

[-0,1495] [-0,06] [2,17] [0,79]

(75)

Persamaan umum

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b12 X1X2

Uji Kadar Air Formula 1

1,899 = b0 + 450b1 + 450b2 + (450 x 450)b12

1,899 = b0 + 450b1 + 450b2 + 202500b12

Formula a

1,810 = b0 + 720b1 + 450b2 + (720 x 450)b12

1,810 = b0 + 720b1 + 450b2 + 324000b12

Formula b

1,750 = b0 + 450b1 + 720b2 + (450 x 720)b12

1,750 = b0 + 450b1 + 720b2 + 324000b12

Formula ab

1,660 = b0 + 720b1 + 720b2 + (720 x 720)b12

(76)

1,899 = b0 + 450b1 + 450b2 + 202500b12

1,810 = b0 + 720b1 + 450b2 + 324000b12 _

---

0,089 = -270b1 -121500b2 ……….(I)

Eliminasi formula b dan ab

1,750 = b0 + 450b1 + 720b2 + 324000b12

1,660 = b0 + 720b1 + 720b2 + 518400b12 _

---

0,090 = -270b1 -194400b12 ………(II)

Eliminasi (I) dan (II)

0,089 = -270b1 -121500b2

0,090 = -270b1 -194400b12 _

---

-0,001 = 72900 b12

b12 = 1,3717.10-8

Subtitusi b12 ke (I)

0,089 = -270b1 – 121500b12

0,089 = -270b1 – 121500(1,3717.10-8)

(77)

b1 = -3,358.10-4

Subtitusi b1 dan b12 ke formula 1 dan b

1,899 = b0 + 450b1 + 450b2 + 202500b12

1,899 = b0 – 3,358.10-4 (450) + 450b2 + 202500 (1,3717.10-8)

1,899 = b0 – 0,1511 + 450b2 + 0,002778

2,047 = b0 + 450b2 ……….(III)

1,750 = b0 + 450b1 + 720b2 + 324000b12

1,750 = b0 + 450 (– 3,358.10-4) + 720b2 + 324000 (1,3717.10-8)

1,750 = b0 – 0,1511 + 720b2 + 0,0044

1,8967 = b0 +720 b2 ………..(IV)

Eliminasi (III) dan (IV)

2,047 = b0 + 450b2

1,8967 = b0 +720 b2 _

---

0,1503 = -270 b2

b2 = -5,5667.10-4

(78)

2,047 = b0 + 450(-5,5667.10 )

2,2975 = b0

Persamaan : Y = 2,2975 - 3,358.10-4X1 - 5,5667.10-4X2 + 1,3717.10-8X1X2

Uji waktu alir Formula 1

1,45 = b0 + 450b1 + 450b2 + (450 x 450)b12

1,45 = b0 + 450b1 + 450b2 + 202500b12

Formula a

1,66 = b0 + 720b1 + 450b2 + (720 x 450)b12

1,66 = b0 + 720b1 + 450b2 + 324000b12

Formula b

1,47 = b0 + 450b1 + 720b2 + (450 x 720)b12

1,47 = b0 + 450b1 + 720b2 + 324000b12

Formula ab

1,52 = b0 + 720b1 + 720b2 + (720 x 720)b12

(79)

Eliminasi formula 1 dan a

1,45 = b0 + 450b1 + 450b2 + 202500b12

1,66 = b0 + 720b1 + 450b2 + 324000b12 _

---

-0,21 = -270b1 -121500b2 ……….(I)

Eliminasi formula b dan ab

1,47 = b0 + 450b1 + 720b2 + 324000b12

1,52 = b0 + 720b1 + 720b2 + 518400b12 _

---

-0,05 = -270b1 -194400b12 ………(II)

Eliminasi (I) dan (II)

-0,21 = -270b1 -121500b2

-0,05 = -270b1 -194400b12 _

---

-0,16 = 72900 b12

b12 = -2,194.10-6

Subtitusi b12 ke (I)

-0,21 = -270b1 -121500b2

-0,21 = -270b1 – 121500(-2,194.10-6)

(80)

b1 = 0,001765

Subtitusi b1 dan b12 ke formula 1 dan b

1,45 = b0 + 450b1 + 450b2 + 202500b12

1,45 = b0 + (450)( 0,001765) + 450b2 + 202500 (-2,194.10-6)

1,45 = b0 + 0,7942 + 450b2 -0,4443

1,1001 = b0 + 450b2 ……….(III)

1,47 = b0 + 450b1 + 720b2 + 324000b12

1,47 = b0 + 450 (0,001765) + 720b2 + 324000 (-2,194.10-6)

1,47 = b0 + 0,7942 + 720b2 - 0,7109

1,3867= b0 +720 b2 ………..(IV)

Eliminasi (III) dan (IV)

1,1001 = b0 + 450b2

1,3867= b0 +720 b2 _

---

-0,2866 = -270 b2

b2 = 1,0615.10-3

(81)

1,1001= b0 + 450(1,0615.10 )

0,6224 = b0

Persamaan : Y = 0,6224 - 0,001765X1 + 1,0615.10-3X2 - 2,194.10-6X1X2

Uji waktu larut Formula 1

Y = b0 + 450b1 + 450b2 + (450 x 450)b12

38,53 = b0 + 450b1 + 450b2 + 202500b12

Formula a

Y = b0 + 720b1 + 450b2 + (720 x 450)b12

44,06 = b0 + 720b1 + 450b2 + 324000b12

Formula b

Y = b0 + 450b1 + 720b2 + (450 x 720)b12

46,05 = b0 + 450b1 + 720b2 + 324000b12

Formula ab

Y = b0 + 720b1 + 720b2 + (720 x 720)b12

(82)

Eliminasi formula 1 dan a

38,53 = b0 + 450b1 + 450b2 + 202500b12

44,06 = b0 + 720b1

Gambar

Tabel I. Notasi formula desain faktorial
Tabel III. Formula granul effervescent ekstrak sambiloto untuk 400 sachet berdasarkan desain faktorial
Tabel IV. Hasil uji sifat fisik granul effervescent ekstrak sambiloto
Gambar 2 a
+7

Referensi

Dokumen terkait

kewajibanya, kepala desa bertanggung jawab kepada rakyat melalui BPD dan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati. Dengan adanya UU No. 22 Tahun 1999 telah

[r]

Melalui kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan di sekolah, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap

Bersadarkan fenomena tersebut peneliti merasa tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan pola asuh ibu dengan perkembangan anak usia

Perolehan EVA yang dicapai lebih besar dari tahun sebelumnya, sehingga dalam hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan ini semakin baik.Tahun 2012 EVA PT

Perjanjian Kerja Bersama yang selanjutnya disingkat PKB adalah perjanjian yang diselenggarakan oleh Serikat Pekerja / Serikat Buruh hasil perundingan antara

Penyelidikan endapan bitumen padat di daerah Meulaboh merupakan kegiatan survey pendahuluan dimaksudkan untuk mempelajari keadaan geologi, khususnya mengenai sebaran dan

(1) Pelantikan dan pengambilan sumpah atau janji bagi pejabat penyidik pegawai negeri sipil dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 Undang-Undang Nomor