• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTITAS KOMUNIKASI GURU SD DALAM MENGAJAR DARING DI ERA PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus Guru SDN Glagah Yogyakarta 2020)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTITAS KOMUNIKASI GURU SD DALAM MENGAJAR DARING DI ERA PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus Guru SDN Glagah Yogyakarta 2020)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTITAS KOMUNIKASI GURU SD DALAM MENGAJAR DARING DI ERA PANDEMI COVID-19

(Studi Kasus Guru SDN Glagah Yogyakarta 2020)

Delia Nindi Prameswari FISIP, Universitas Sebelas Maret

Email: delianindi97@gmail.com

Abstract

The Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) pandemic emerged in Indonesia in March 2020 and has an impact on various elements, one of them is the education part. Almost all the activities are done by online or virtually. This also applies to the teachers and students in distance learning. The purpose of this research is to find out how the communication identity of the teachers of SDN Glagah Yogyakarta in teaching online in the COVID-19 Pandemic Era. The method used in this research is using a case of study method involving teachers, students, school principals, and community leaders around SDN Glagah Yogyakarta. The research was conducted for one month in November 2020 using observation, interviews, and documentation as data collection techniques. This research uses the Communication Theory about Identity by Michael Hecht wich is then described in four layer that is personal layer, enactment layer, relational layer, and communal layer. The conclusion of this research is SDN Glagah carries out online distance learning activities, prioritizes safety, and follows the COVID-19 prevention health protocols. Teachers carry out their role in teaching online. Teachers, students, and parents each have limitations in online learning.

(2)

1. PENDAHULUAN

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali muncul di Indonesia pada 02 Maret 2020. Sejak saat itu, pandemi Covid-19 tersebar ke seluruh Indonesia dengan jumlah peningkatan pasien yang sangat pesat dari hari ke hari. Hal tersebut dilihat dari data yang diakses melalui situs resmi pemerintah covid19.go.id. Pada tanggal 16 Juni 2020, kasus positif Covid-19 di Indonesia pada tanggal 15 Juni 2020 mencapai 39.294 dengan total pasien yang sembuh sebanyak 15.123 orang dan pasien yang meninggal sebanyak 2.198 orang.1

Adanya Covid-19 berdampak terhadap bergai aspek, salah satunya adalah dunia pendidikan. Pemerintah melalui Kemendikbud secara resmi mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19 pada tanggal 24 Maret 2020. Dalam Surat Edaran tersebut berisikan bahwa proses belajar mengajar dilakukan dari rumah melalui daring atau pembelajaran jarak jauh. Surat Edaran lain dikeluarkan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Nomor 420/10074 tentang kebijakan pendidikan tahun ajaran baru 2020/2021 di tengah pandemi Covid-19 di lingkungan pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta menginstruksikan pembelajaran tetap menggunakan sistem online atau Belajar Dari Rumah (BDR). Kebijakan tersebut diikuti dengan edaran Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Ajaran baru di Masa Pandemi Covid-19.

Selain itu Wali Kota Yogyakarta juga mengeluarkan Surat Edaran dengan Nomor 420/8550/SE/2020 tentang Kebijakan Pendidikan Tahun Ajaran Baru 2020/2021 di tengah pandemi Covid-19 di Lingkungan Pendidikan di Kota Yogyakarta bahwa Tahun Ajaran Baru 2020/2021 di Kota Yogyakarta

1https://Covid19.go.id/(diakses pada Hari Selasa, 16 Juni

2020 pukul 13.54)

dilaksanakan dengan model pembelajaran jarak jauh atau online sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Karena situasi masih belum memungkinkan yang diakibatkan oleh Pandemi Covid-19. Selain itu menginstruksikan untuk menyiapkan layanan pendidikan dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan peserta didik serta warga sekolah dengan tetap berpedoman pada protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

Dari penjabaran diatas, peserta didik serta tenaga pengajar diwajibkan untuk mengajar jarak jauh dengan daring. Dengan adanya distance learning secara tidak langsung membentuk identitas komunikasi baru serta penyesuaian identitas pada guru dalam melakukan kegiatan mengajar daring di masa Pandemi Covid-19. Peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana identitas komunikasi guru SD dalam mengajar daring di era pandemi Covid-19. Jika biasanya manusia melihat suatu identitas melalui fisik atau budayanya, maka dalam penelitian ini identitas dapat dilihat melalui sisi perilaku komunikasinya. Dalam penelitian ini akan terdapat unsur kebaruan dari bagaimana guru SD menyesuaikan identitas komunikasinya dalam mengajar daring di era pandemi Covid-19 yang kemudian dianalisis kedalam empat layer pada teori komunikasi tentang identitas oleh Michael Hect.

2. TINJAUAN PUSTAKA a. Identitas Komunikasi

Michael Hecht dan koleganya memperkenalkan teori komunikasi tentang identitas yang tergabung kedalam tiga konteks budaya, yaitu individu, komunal, dan publik. Menurut teori tersebut, identitas merupakan penghubung utama antara individu dan masyarakat serta komunikasi merupakan mata rantai yang memperbolehkan hubungan ini terjadi.2 Hect memperkenalkan dimensi-dimensi identitas khusus yang terdiri dari perasaan

2 Stephen W.Littlejohn, Karen A.Foss,.2011. Teori

(3)

(dimensi afektif), pemikiran (dimensi kognitif), tindakan (dimensi perilaku), dan transeden (spiritual).3 Hect menjelaskan bahwa identitas memiliki cakupan yang luas. Identitas yang terbentuk bersifat tetap dan akan selalu berkembang.

Komunikasi merupakan alat dalam membentuk identitas dan mengubah mekanismenya. Identitas terbentuk berdasarkan pandangan dirinya sendiri (subjective dimension) yang terbentuk berdasarkan interaksi secara sosial dengan orang lain, dan apa yang dikatakan oranglain tentang diri kita (ascribed dimension). Hect menguraikan identitas lebih dari itu, kedua dimensi tersebut berinteraksi dan terangkai atas empat lapisan yaitu:

1. Personal Layer, terdiri dari rasa keberadaan diri kita dalam situasi sosial. Kita melihat diri kita dalam kondisi-kondisi tertentu. Identitas tersebut terdiri dari berbagai perasaan serta ide tentang diri sendiri, siapa dan seperti apa diri kita sebenarnya.

2. Enactment Layer adalah pengetahuan orang lain terhadap seseorang berdasarkan apa yang dilakukan, dimiliki, dan bagaimana seseorang tersebut bertindak. Orang lain akan menilai dan mendefinisikan seseorang melalui penampilan, karena penampilan merupakan simbol-simbol aspek tentang identitas.

3. Relational Layer, identitas identitas seseorang dilihat dari bagaimana kaitannya dengan individu lain. Identitas dibentuk dalam interaksi antara seseorang dengan orang lain. Seseorang menjadi terikat pada peran tertentu yang berhadapan dengan peran lain.

4. Communal Layer atau lapisan komunal adalah bagaimana orang memandang suatu identitas. Communal layer diikat pada kelompok atau budaya yang lebih besar. Identitas dibentuk oleh komunitas yang lebih

3Ibid.

4Sadirman,. Op. cit., Hal 161

5 Dian Wahyuningsih, Rakhmat Makmur. Op.cit,. Hal 3

besar dari individu diantara manusia dalam komunikasi.

b. Guru Sebagai Komunikator

Guru merupakan tenaga professional yang memiliki bekal dalam ilmu pengetahuan dan teknologu dalam menjalankan tugasnya di jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tugas guru adalah sebagai pendidik, dengan menyampaikan ilmu pengetahuan, transfer of values, menanamkan nilai-nilai dan sikap mental serta melatih keterampilan anak didik. Guru membimbing dengan menuntun anak didik dan memberikan lingkungan yang sesuai dengan arah dan tujuan yang di cita-citakan.4

Prey Katz menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan. Selain itu guru memiliki peranan dalam kegiatan belajar mengajar yaitu informator, organisator, motivator, pengarah atau direktor, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator.

c. Electronic Learning / Pembelajaran Daring Hartley (2001), Rosenberg (2001), dan Kamarga (2002), yang menjelaskan bahwa e-learning sebgai penggunaan teknologi internet dan komputer yang berjaringan untuk membantu proses belajar manusia.5 E-learning memiliki dua kategori yaitu offline dan online. E-learning offline mengandalkan media elektronik tanpa internet seperti televisi, radio, kalkulator, hingga komputer. Pada penjelasan sebelumnya e-learning dapat diartikan sama dengan pembelajaran

(4)

daring (dalam jaringan) karena sifatnya yang terhubung melalui jaringan internet.

Dalam e-learning komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu komunikasi synchronous dan asynchronous. Romiszowski & Manson (1996) menjelaskan synchronous sebagai real time communication sedangkan asynchronous sebagai delayed time communication.6 Komunikasi synchronous merupakan komunikasi yang melibatkan komunikator dan komunikan melakukan komunikasi dalam waktu yang bersamaan meski tidak dalam tempat yang sama. Komunikasi asynchronous merupakan komunikasi yang dilakukan dalam waktu yang berbeda, sehingga terkesan ada penundaan dan perpanjangan waktu dalam berkomunikasi. Komunikasi ini menawarkan fleksibilitas dibanding komunikasi synchronous.

Fungsi e-learning dalam kegiatan pembelajaran yaitu sebagai supplement (tambahan), yaitu sebagai pengayaan terhadap materi yang harus dikuasai peserta didik. Complement, yaitu digunakan untuk melengkapi pembelajaran tatap muka dengan penyampaian materi online sebagai penunjang. Replacement, yaitu digunakan sebagai pengganti pembelajaran tatao muka dari mulai proses pembelajaran hingga kegiatan evaluasinya.

Karakteristik pendidik dalam e-learning yaitu pendidik memahami karakteristik peserta didik dalam pembelajaran online, responsif terhadap penggunaan metode mengajar dengan beragam user, mengembangkan pemahaman dan kemampuan dalam menggunakan teknologi digital, memposisikan diri sebagai fasilitator daripada sekedar penyampai materi7.

6Ibid., Hal 25 7Ibid,. Hal 51

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SDN Glagah Yogyakarta dengan menggunakan metode studi kasus. Menurut Maxfield, metode studi kasus merupakan penelitian tentang subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.8 Studi kasus dimaksudkan untuk menyelidiki fenomena yang terjadi secara nyata dalam kehidupan masyarakat. Pada penelitian ini kasus yang di teliti adalah identitas komunikasi Guru SDN Glagah Yogyakarta dalam mengajar daring.

Penelitian ini menggunakan observasi, wawancara mendalam serta dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, empat guru, tujuh siswa, lima orangtua siswa, dan empat tokoh masyarakat sekitar lingkungan SDN Glagah Yogyakarta. Pemilihan informan tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai pertimbangan meliputi berbagai aspek terkait dengan permasalahan di dalam penelitian. Adapun kriteria informan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kepala Sekolah dalam menilai kinerja guru dalam mengajar daring, guru yang aktif dalam mengajar daring , orangtua dan siswa yang aktif mengikuti pembelajaran daring, dan tokoh masyarakat sekitar di SDN Glagah Yogyakarta yang mengetahui pembelajaran jarak jauh berbasis online.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Kelas Daring berbasis Whatsapp

Dalam mengajar daring di masa Pandemi Covid-19 Guru SDN Glagah Yogyakarta membuat group whatsapp yang beranggotakan guru kelas dan orangtua siswa. Hal tersebut karena tidak semua siswa memiliki gadget dan diperbolehkan dalam menggunakannya. Whatsapp dipilih oleh

(5)

guru dalam mengajar daring karena mudah diakses dan dipahami oleh orangtua. Komunikasi yang digunakan dalam mengajar daring berupa pesan atau teks yang termasuk kedalam komunikasi verbal tertulis. Hal tersebut dipilih oleh guru karena menghemat kuota serta menghemat waktu. Guru SDN Glagah Yogyakarta memprioritaskan kemudahan dan fleksibilitas kepada orangtua siswa.

Guru SDN Glagah Yogyakarta menggunakan komunikasi asynchronous sebagai media penyebaran informasi, materi, serta tugas. Jenis komunikasi asynchronous dilakukan pada waktu yang berbeda sehingga terkesan ada penundaan dan perpanjangan waktu dalam berkomunikasi. Penggunaankomunikasi asynchronous menawarkan fleksibilitas waktu dibanding komunikasi synchronous.9 Sama dengan halnya Guru yang memberikan tenggang waktu selama satu minggu dalam pengumpulan tugas kepada siswa, baik secara online maupun offline. Materi yang disampaikan berupa modul yang berisikan rangkuman dari materi per bab atau per sub bab yang disebarkan melalui whatsapp secara daring maupun luring.

b. Pembelajaran Luring Sebagai Pelengkap Pembelajaran Daring

Kegiatan luring dilaksanakan di SDN Glagah Yogyakarta sebagai pelengkap dari pembelajaran daring. Kegiatan ini luring dilakukan dengan berpedoman pada protokol kesehatan. Selama masa Pandemi Covid-19 kegiatan luring dilaksanakan untuk mengumpulkan tugasm ujian, atau pengambilan materi. Penugasan selain disebar melalui whatsapp juga dilakukan secara offline dengan orangtua datang langsung ke sekolah. Selain itu luring juga dilaksanakan bagi siswa yang belum

9Dian Wahyuningsih, Rakhmat Makmur. Op.cit,. Hal 26

memahami materi dan ingin mendapatkan penjelasan secara langsung oleh guru. Kegiatan pembelajaran luring biasanya dilaksanakan pada hari Senin, namun Guru SDN Glagah Yogyakarta mengutamakan fleksibilitas sehingga kegiatan luring dapat dilakukan di hari sekolah Setiap kegiatan luring hanya boleh dihadiri oleh maksimal tujuh orang siswa per kelas.

c. Identitas Komunikasi Guru SDN Glagah Yogyakarta Dalam Mengajar Daring di Era Pandemi Covid-19

a) Personal Layer

Pada tingkatan personal layer berarti bagaimana rasa keberadaan diri Guru SDN Glagah Yogyakarta dalam situasi sosial dari berbagai rasa serta ide tentang diri mereka, siapa dan seperti apa Guru SDN Glagah Yogyakarta mengganggap diri mereka sendiri. Pada layer ini Guru SDN Glagah Yogyakarta merasa kesulitan dalam mengajar karena tidak dapat bertatap muka dengan siswa. Tidak mudah mengajar daring terutama bagi guru yang mengampu di kelas bawah. Namun terlepas dari keterbatasan karena Pandemi Covid-19, Guru SDN Glagah Yogyakarta tetap mencari solusi yang terbaik dalam mengajar daring untuk memenuhi tanggungjawabnya sebagai guru. Guru SDN Glagah Yogyakarta merasa bahwa Guru harus mengikuti instruksi yang diarahkan oleh Pemerintah untuk melakukan pembelajaran jarak jauh online dengan berpedoman pada protokol kesehatan. Guru harus bertindak komunikatif dan responsif kepada orangtua dan siswa. Komunikatif yang dimaksud adalah dengan penyampaian yang mudah dimengerti, dan responsif adalah memberi segera feedback kepada siswa dan orangtua. Selain itu guru harus memperhatikan materi yang akan disampaikan kepada siswa agar materi tersebut mudah dipahami. Guru SDN

(6)

Glagah Yogyakarta juga berpendapat bahwa dalam pembelajaran jarak jauh daring ini guru harus selalu online atau memegang gadget dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa Guru SDN Glagah menjalankan tugasnya sebagai guru dalam masa Pandemi Covid-19 yang mengharuskan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara jarak jauh online. Hal tersebut juga sesuai dengan tugas guru yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan, menanamkan nilai-nilai dan sikap mental serta melatih berbagai keterampilan anak didik ke arah kedewasaannya. Selain itu guru juga harus melakukan kegiatan bimbingan dengan menuntun anak didik dan memberikan lingkungan yang sesuai dengan arah dan tujuan yang dicita-citakan.10.

Pada tingkatan personal layer, Guru SDN Glagah Yogyakarta dalam menjalankan komitmennya sebagai guru juga dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional. Faktor tersebut adalah adanya teknologi. Teknologi menjadi faktor penting sebagai media dalam penyampaian informasi dan kegiatan yang dilakukan oleh Guru SDN Glagah Yogyakarta. Selain teknologi, Guru SDN Glagah Yogyakarta sebagai tenaga professional memerlukan sarana dan prasarana yang memadai agar informasi dan materi dapat diberikan dengan mudah kepada siswa dan orangtua siswa. Sekolah dan pemerintah memberikan fasilitas dan bantuan untuk guru berupa komputer, free wifi dan laptop. Sedangkan untuk guru dan siswa pemerintah memberikan bantuan kuota belajar.

1. Kendala Guru Yogyakarta dalam Mengajar Daring Di Era Pandemi Covid-19

10Sadirman,. Op. cit., Hal 161

Guru SDN Glagah Yogyakarta dalam mengajar daring di masa Pandemi Covid-19 menemukan kendala dan keterbatasan. Guru sulit mengetahui mana siswa yang benar-benar paham dan mana yang belum. Guru merasa kesulitan menjalaskan kepada siswa tanpa bertatap muka terutama dalam mata pelajaran hitungan seperti matematika. Guru menemukan beberapa orangtua yang tidak selalu memantau group whatsapp sehingga terlambat dalam pengumpulan tugas. Siswa yang belum memahami materi yang diberikan karena penyampaian orangtua yang kurang jelas kepada siswa. Sehingga guru merasa bahwa orangtua siswa juga kesulitan dalam mendampingi anaknya.

2. Guru SDN Glagah Yogyakarta Dalam Mengatasi Kendala Mengajar Daring di Era Pandemi Covid-19

Dari keterbatasan dan juga kendala yang rasakan oleh Guru SDN Glagah Yogyakarta, tindakan yang diambil adalah dengan memantau siswa melalui whatsapp dengan orangtua. Membuka komunikasi seluas-luasnya kepada orangtua dan siswa. Guru juga membuka sistem konsultasi online dan offline yang dapat dilakukan oleh siswa. Guru juga membuat modul yang berisi rangkuman dari materi setiap mata pelajaran yang diajarkan. Dimana hal tersebut biasanya tidak dilakukan oleh guru kelas pada saat pembelajaran tatap muka.

b) Enactment Layer

Dalam penelitian ini enactment layer dikaitkan dengan kegiatan Guru SDN Glagah Yogyakarta dalam mengajar daring di era pandemi Covid-19. Bagaimana

(7)

pengetahuan siswa dan orangtua murid terhadap Guru SDN Glagah Yogyakarta dalam mengajar daring di era pandemi Covid-19 berdasarkan komunikasi yang dilakukan oleh guru, apa yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana guru dalam bertindak. Orangtua siswa SDN Glagah Yogyakarta merasa bahwa Guru SDN Glagah bertanggungjawab dalam mengampu siswa, bekerja keras dalam memberikan yang terbaik selama masa Pandemi Covid-19 walaupun dengan keterbatasan. Siswa SDN Glagah Yogyakarta berpendapat bahwa tetap bisa berkomunikasi dengan guru dan belajar jarak jauh secara online.

Penjabaran diatas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SDN Glagah Yogyakarta bahwa kegiatan pembelajaran di SDN Glagah Yogyakarta sesuai dengan instruksi dari pemerintah yaitu dilakukan dengan jarak jauh online. Kepala Sekolah SDN Glagah Yogyakarta mengatakan bahwa dalam pemilihan media dan bagaimana guru melakukan kegiatan belajar mengajar disesuaikan pada kondisi dan situasi dari masing-masing sekolah. Guru tetap menjalankan tugasnya sebagai pengajar secara online menggunakan aplikasi whatsapp. Guru membuat modul untuk siswa agar lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan. Siswa diberikan penugasan-penugasan agar tetap latihan dirumah. Selain itu Kepala Sekolah SDN Glagah membenarkan bahwa guru membuka konsultasi bagi siswa yang dapat dilakukan dengan datang langsung ke sekolah maupun melalui whatsapp.

Pada enactment layer, Guru SDN Yogyakarta juga dilihat berdasarkan komunikasi yang dilakukan guru dan dan bagaimana guru dalam bertindak. Guru SDN Glagah melakukan komunikasinya dengan orangtua siswa dan siswa secara daring dengan menggunakan aplikasi whatsapp baik didalam group maupun

secara personal chat. Guru SDN Glagah menggunakan komunikasi verbal tertulis dengan mengirimkan pesan berupa teks. Timbal balik yang yang sama juga dilakukan oleh orangtua siswa kepada guru dalam berkomunikasi. Komunikasi antara siswa dengan Guru SDN Glagah Yogyakarta berjalan dengan lancar. Hal tersebut dilihat dari komunikasi yang dilakukan setiap hari melalui orangtua siswa. Orangtua siswa menilai komunikasi yang berjalan dengan Guru selama masa Pandemi Covid-19 juga berjalan dengan cukup baik dan lancar. Hal tersebut dilihat dari Guru yang responsif, aktif dalam menyampaikan materi, penugasan, serta informasi via whatsapp.

1. Dampak dan Negatif Guru Mengajar Daring Di Era Pandemi Covid-19

Dampak positif dari guru yang megajar daring kegiatan belajar mengajar tetap dapat terlaksana melalui online. Siswa dan orangtua merasa guru tetap bisa mengajar dan siswa tetap bisa belajar tanpa diharuskan tatap muka. Orangtua juga merasa dengan adanya pembelajaran jarak jauh daring juga sedikit banyak mengajarkan siswa untuk belajar dengan mandiri. Selain itu, sebagai upaya pencegahan juga penurunan tingkat warga yang terinfeksi Covid-19 terutama di sekitar lingkukan SDN Glagah Yogyakarta.

Dampak negatif yang dirasakan dari pembelajaran jarak jauh daring adalah siswa sering merasa belum sepenuhnya memahami materi yang telah diberikan, sehingga siswa sering merasa kebingungan. Siswa merasa bosan karena tidak bisa bertemu secara langsung dengan teman-temannya. Selain itu siswa juga merasa rindu dengan suasana sekolah dan kelas.

(8)

Dampak lain yang dirasakan orangtua adalah mereka harus mengawasi dan mendampingi anak dalam mengikuti pembelajaran daring. Sedangkan beberapa dari mereka harus bekerja. Orangtua berpendapat bahwa mereka merasa kesulitan dalam membagi waktu, sehingga beberapa kali terlambat dalam mengumpulkan tugas. Selain itu orangtua juga berpendapat bahwa siswa belum sepenuhnya memahami materi yang telah diberikan. Orangtua siswa mengungkapkan bahwa ia harus menjelaskan berulang-ulang materi yang telah diberikan kepada anaknya.

Kendala tersebut sesuai dengan masalah dan kendala dalam pembelajaran jarak jauh online. Pendidikan jarak jauh merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk belajar secara terpisah dari kegiatan mengajarnya, sehingga komunikasi antara pembelajar dan pengajar harus dilakukan dengan bantuan media, seperti media elektronik atau media cetak. Akibat terpisahnya ini, muncul masalah yaitu pembelajar dalam melakukan kegiatan belajarnya tidak mendapatkan pengawasan langsung secara terus menerus dari pengajar atau tutor yang hadir di ruang belajar atau di lingkungan sekolah. Namun demikian, pembelajar mendapatkan perencanaan, bimbingan, dan pengawasan dalam proses pembelajarannya dari lembaga pendidikan yang mengelola atau mengatur pendidikan jarak jauh itu (Munir, 2009: 142).11

11Munir,.2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi. Bandung: Penerbit Alfabeta. Hal

142

c) Relational Layer

Pada tingkatan relational layer, identitas seseorang dilihat dari bagaimana kaitannya dengan individu lain. Identitas dibentuk dalam interaksi antara seseorang dengan orang lain. Seseorang menjadi terikat pada peran tertentu yang berhadapan dengan peran lain. Pada tingkat ini hubungan identitas tidak individualis melainkan terikat pada hubungan itu sendiri.12.Dalam penelitian ini relational layer dikaitkan dengan bagaimana peranan Guru SDN Glagah Yogyakarta dalam mengajar daring di masa Pandemi Covid-19.

Dari wawancara yang telah dilakukan pada guru, siswa, dan orangtua siswa yang berkaitan dengan peranan Guru SDN Glagah Yogyakarta dalam mengajar daring di era Pandemi Covid-19, didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Sebagai informator, Guru SDN Glagah Yogyakarta menjalankan perannya sebagai informator yang dilihat dari komunikasi yang dilakukan setiap hari dengan orangtua siswa. Selain itu guru juga

memberikan informasi,

mengingatkan, menghimbau kepada orangtua terkait dengan materi dan pengumpulan tugas.

2. Sebagai fasilitator, Guru SDN Glagah Yogyakarta menjalankan perannya sebagai fasilitator dalam memilih penggunaan media whatsapp. Pemilihan media tersebut karena memperhatikan unsur kemudahan dan fleksibilitas dari seluruh elemen yang terlibat dalam pembelajaran jarak jauh daring.

12Stephen W.Littlejohn, Karen A.Foss,.2011. Teori

(9)

3. Sebagai mediator, Guru SDN Glagah Yogyakarta dinilai cukup baik dalam menggunakan media whatsapp sebagai media dalam pembelajaran jarak jauh daring. 4. Sebagai motivator, Guru SDN

Glagah Yogyakarta dilihat dari guru yang aktif memberikan semangat, kalimat motivasi serta pujian kepada siswa di sela-sela kegiatan belajar mengajar yang dilakukan daring.

Guru SDN Glagah Yogyakarta dalam mendidik dan membimbing siswanya dengan mentransfer ilmu pengetahuan ke siswa secara daring. Aplikasi whatsapp digunakan dalam penyebaran materi berupa modul dan penugasan kepada siswa melalui orangtua. Dalam membimbing, guru membuka sistem konsultasi belajar dengan siswa baik secara tatap muka maupun melalui whatsapp. Guru juga membimbing melalui orangtua siswa yang nantinya orangtua akan menyalurkan kepada siswa.

d) Communal Layer

Pada tingkatan communal layer atau lapisan komunal adalah bagaimana orang memandang suatu identitas. Communal layer diikat pada kelompok atau budaya yang lebih besar. Identitas dibentuk oleh komunitas yang lebih besar dari individu diantara manusia dalam komunikasi. Dalam penelitian ini communal layer dikaitkan dengan bagaimana pandangan-pandangan siswa, orangtua siswa dan masyarakat sekitar SDN Glagah Yogyakarta tentang sosok seorang Guru terutama dalam mengajar daring di era Pandemi Covid-19.

Tokoh masyarakat sekitar SDN Glagah Yogyakarta memandang guru

adalah sosok yang dipercaya oleh masyarakat untuk mendidik dan membimbing siswanya. Guru adalah sosok yang memiliki pengetahuan yang luas, bermoral, dan menjadi orangtua kedua siswa di sekolah. Guru memiliki tanggungjawab atas perkembangan ilmu dan emosional yang dimiliki siswa terlepas dari berbagai macam latar belakang yang dimiliki siswanya. Guru memahami metode pembelajaran, dan mengikuti perkembangan teknologi sehingga akan tercapai hasil yang maksimal.

Selain pandangan terhadap guru secara umum, siswa, orangtua, dan tokoh masyarakat sekitar SDN Glagah Yogyakarta memiliki pandangan terhadap Guru SD yang mengajar daring di era Pandemi Covid-19, yaitu :

- Siswa SDN Glagah Yogyakarta tetap bisa berkomunikasi dengan guru dan belajar jarak jauh secara online. - Orangtua siswa SDN Glagah

Yogyakarta merasa bahwa Guru SDN Glagah bertanggungjawab, tetap mengajar dengan baik, dan bekerja keras walaupun banyak kegiatan yang hanya melalui whatsapp dan dengan keterbatasan selama masa Pandemi Covid-19. - Tokoh masyarakat lingkungan

sekitar SDN Glagah Yogyakarta merasa bahwa guru-guru tetap bertanggungjawab atas tugasnya dalam mengajar. Selain itu guru bekerja lebih keras di masa Pandemi Covid-19. Hal tersebut dikarenakan dampak dari Pandemi Covid-19 yang sangat dirasakan dalam kehidupan sehar-hari. Tentunya guru memiliki tanggungjawab yang besar dalam pembelajaran jarak jauh berbasis daring. Sehingga diyakini bahwa guru memiliki cara tersendiri dalam

(10)

membuat siswanya paham terhadap materi yang diajarkan melalui daring.

Akumulasi dari hasil wawancara tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Guru SDN Glagah Yogyakarta, bahwa guru setiap hari membuat modul dalam mengajar daring selama masa Pandemi Covid-19. Selain membuat modul Guru SDN Glagah Yogyakarta juga membuka sistem konsultasi baik secara offline maupun online. Dimana hal tersebut merupakan cara yang terbaik agar siswanya dapat memahami materi dari setiap mata pelajaran yang diberikan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan pembelajaran jarak jauh di SDN Glagah Yogyakarta dilakukan daring/online. Hal tersebut sesuai dengan instruksi pemerintah dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud dan juga Walikota Yogyakarta. Kepala Sekolah, guru, siswa, orangtua dan tokoh masyarakat sekitar SDN Glagah Yogyakarta membenarkan bahwa SDN Glagah Yogyakarta menjalankan tugasnya sebagai guru dengan mengajar daring di masa Pandemi Covid-19. Guru SDN Glagah Yogyakarta dalam mengajar daring menggunakan media whatsapp dengan membuat group antara guru dengan orangtua siswa. Kegiatan didalamnya berupa penyampaian informasi, materi, tugas, serta guru menghimbau dan mengingatkan kepada orangtua siswa terkait dengan pembelajaran daring. Kegiatan luring dilaksanakan sebagai pelengkap dari pembelajaran daring yang dilaksanakan dalam pengumpulan tugas, ujian, serta lembar pemantauan siswa selama masa Pandemi Covid-19.

Guru SDN Glagah Yogyakarta menjalankan fungsinya dalam mendidik dan membimbing. Guru mendidik dengan mentransfer ilmu dan memberikan penugasan kepada siswa melalui orangtua. Guru membimbing dengan membuka sistem

konsultasi belajar kepada siswa. Peran lain yang dijalankan oleh Guru SDN Glagah Yogyakarta adalah informator, mediator, fasilitator, motivator, transmitter, dan evaluator.

Guru, siswa, dan orangtua masing-masing memiliki kendala dalam mengikuti kegiatan pembelajaran daring. Guru mengatasi keterbatasan dan kendala tersebut dengan membuka sistem konsultasi baik secara online melui whatsapp maupun offline dengan datang ke sekolah. Dampak positif yang dirasakan dengan adanya pembelajaran daring yaitu mahasiswa dituntut untuk belajar mandiri. Dampak negatif yang dirasakan adalah siswa sering merasa kurang memahami materi yang diberikan, siswa merasa bosan, dan rindu dengan suasana kelas. Orangtua siswa yang terlambat mengumpulkan tugas karena sulit dalam membagi waktu antara mendapingi anaknya dan bekerja. Selain itu materi yang diberikan juga menjadi sulit dipahami jika bukan guru sendiri yang secara tatap muka mengajarkannya.

Dari penjabaran diatas diharapkan kedepannya Guru SDN Glagah Yogyakarta lebih kreatif dalam memilih metode pembelajaran jarak jauh berbasis daring. Minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh orangtua siswa juga menjadi kendala utama terhambatnya pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan. Maka dari itu diperlukan sosialisasi kepada orangtua dalam rangka meningkatkan kesadaran orangtua. Selain sosialisasi diperlukan juga evaluasi pada orangtua sebagai pendamping belajar selama pembelajaran jarak jauh daring di era Pandemi Covid-19.

(11)

REFERENSI

Ardial. (2015). Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Littlejohn, S., & Foss, K. (2011). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Penerbit Alfabeta

Noor, D. J. (2011). Metodologi Penelitian : Skripsi. Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS.

Ratna, N. K. (2010). Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu-ilmu Sosial Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sadirman. (2016). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa peran guru dalam menerapkan pendidikan karakter melalui pembelajaran tematik muatan PPKn era pandemi covid-19 di SDN Mutihan

Tujuan penelitian untuk menganalisa pengontrolan catu daya cadangan dengan menggunakan Panel Surya(PV) dan Boost Converter, untuk menjaga agar lampu lalu lintas tetap

Pelanggan dapat menggunakan dana investasi penerapan mereka hingga 12 bulan setelah pembelian kursi yang memenuhi syarat, bahkan dengan perjanjian baru, selama mereka juga

Pertumbuhan industri di Indonesia sangat berkembang pesat. Pertumbuhan ini tidak hanya terjadi pada perusahaan secara umum, namun yang lebih penting adalah sistem yang

1. Pola Pembelajaran guru SD Negeri Ngelowetan selama masa pandemi Covid-19 adalah menggunakan model pembelajaran daring. Teknik pembelajaran daring menggunakan

Oleh karna itu penelitian ini dikatakan perlu untuk meminimalisir perasaan cemas yang terjadi pada siswa yang akan menghadapi ujian akhir nasional sehingga

Berakhirnya semester I dan memasuki semester II tahun 2008 maka perlu dilakukan evaluasi untuk melihat sejauhmana upaya dan hasil pencapaian pelaksanaan program KB Nasional