• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK KAITAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMPN 1 DENPASAR TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK KAITAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMPN 1 DENPASAR TAHUN 2016"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KAITAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE

PADA SISWI SMPN 1 DENPASAR TAHUN 2016

Menarche adalah permulaan dari menstruasi dan merupakan salah satu tonggak penanda di kehidupan seorang gadis. IMT yang merupakan kalkulasi lemak tubuh berdasarkan tinggi dan massa seseorang merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh dalam penentuan usia menarche seorang remaja perempuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara IMT dengan umur menarche pada siswi di SMPN 1 Denpasar tahun 2016.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional. Sampel yang didapatkan berjumlah 297 siswi di SMPN 1 Denpasar. Data dianalisis dengan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata usia menarche pada siswi SMPN 1 Denpasar adalah 11,740, sedangkan rata-rata-rata-rata IMT siswi adalah 21,14 kg/m2. Jumlah siswi yang termasuk dalam klasifikasi IMT normal adalah yang paling banyak, yaitu sebesar 131 atau (44,1%) siswi, begitu juga dengan siswa dalam klasifikasi usia menarche normal, yaitu sebanyak 189 (63,6%) siswi.

Dari hasil analisis, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,003. Oleh karena nilai signifikansi < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara IMT dengan usia menarche pada siswi di SMPN 1 Denpasar tahun 2016. Mengingat hal tersebut, maka asupan gizi remaja putri patutnya diperhatikan agar mengalami usia menarche yang normal.

(2)

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN BODY MASS INDEX AND AGE OF

MENARCHE IN FEMALE STUDENTS OF SMPN 1 DENPASAR

IN 2016

Menarche is the beginning of menstruation and is one of the milestones in a teenager’s life. BMI, which is the calculation of body fat based on the height and weight of a person, is one of the factors that affects one’s age of menarche. The aim of this study is to know the relationship between body mass index and age of menarche in female students at SMPN 1 Denpasar in 2016.

This study is an analytical study using the cross-sectional design. There are 297 female students of SMPN 1 Denpasar acquired as samples. Data is then analyzed using the Spearman correlation test. Results show that the mean age of menarche in female students of SMPN 1 Denpasar is 11.740; meanwhile the mean BMI is 21.14 kg/m2. The amount of students categorized in the normal BMI classification reaches 131 (44.1%) students, and those in the normal menarche age is 189 (63.6%) students.

Based on the results, the acquired p value is as much as 0.003. Due to the fact that p value is < 0.05, it can be concluded that there is a relationship found between body mass index and age of menarche in female students of SMPN 1 Denpasar in 2016. As such, it is important for teenagers to pay particular attention to their nutrition in order to acquire the normal age of menarche.

(3)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... iv

ABSTRAK ... v ABSTRACT ... vi RINGKASAN ... vii SUMMARY ... viii KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Definisi Menarche ... 6

2.2 Mekanisme Menarche ... 7

2.3 Rata - Rata Usia Menarche ... 9

2.4 Early Onset Menarche ... 10

2.5 IMT Sebagai Faktor Penenetu Usia Menarche ... 11

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN ... 13

3.1 Kerangka Berpikir ... 13

3.2 Kerangka Konsep ... 13

3.3 Hipotesis Penelitian ... 14

(4)

4.1Desain ... 16

4.2Lokasi dan Waktu ... 16

4.3Populasi ... 16

4.4Pengumpulan Data ... 18

4.5Pengolahan dan Analisis Data ... 20

4.5.1 Manajemen Data ... 20

4.5.2 Analisis Data ... 21

4.5.2.1 Analisis Univariat ... 21

4.5.2.2 Analisis Bivariat ... 21

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

5.1 Analisis Univariat ... 23

5.1.1 Distribusi Frekuensi Usia Siswi ... 23

5.1.2 Distribusi Frekuensi Usia Menarche Siswi ... 24

5.1.3 Statistik Deskriptif IMT dan Usia Menarche Siswi ... 25

5.1.4 Distribusi Frekuensi Klasifikasi IMT ... 27

5.1.5 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Usia Menarche ... 29

5.2 Analisis Bivariat ... 30

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 34

6.1 Simpulan ... 34

6.2 Saran ... 34

6.2.1 Bagi Dinas Pendidikan ... 35

6.2.2 Bagi Dinas Kesehatan ... 35

6.2.3 Bagi Tempat Penelitian (SMPN 1 Denpasar) ... 35

6.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 35

DAFTAR REFERENSI ... 36

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Rumus Indeks Massa Tubuh ... 19

Tabel 4.2 Kriteria IMT Asia Pasifik ... 19

Tabel 4.3 Kriteria Usia Menarche ... 20

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Siswi di SMPN 1 Denpasar Tahun 2016 ... 23

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Usia Menarche Siswi di SMPN 1 Denpasar Tahun 2016 24 Tabel 5.3 Statistik Deskriptif IMT dan Usia Menarche Siswi SMPN 1 Denpasar pada Tahun 2016 ... 26

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Klasifikasi IMT Siswi SMPN 1 Denpasar Tahun 2016 ... 27

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Usia Menarche pada Siswi SMPN 1 Denpasar Tahun 2016 ... 29

Tabel 5.6 Tabulasi Silang IMT dan Usia Menarche pada Siswi SMPN 1 Denpasar Tahun 2016 ... 30 Tabel 5.7 Korelasi IMT dan Usia Menarche pada Siswi SMPN 1 Denpasar Tahun

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka berpikir kaitan indeks massa tubuh dengan usia menarche

siswi SMPN 1 Denpasar tahun 2016 ... 14 Gambar 4.1 Tahap dalam pengambilan sampel ... 17 Gambar 5.1 Grafik distribusi frekuensi usia menarche pada siswi SMPN 1

Denpasar tahun 2016 ... 25 Gambar 5.2 Grafik distribusi frekuensi klasifikasi IMT pada siswi SMPN 1

Denpasar tahun 2016 ... 28 Gambar 5.3 Grafik IMT dan usia menarche pada siswi SMPN 1 Denpasar tahun

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keremajaan adalah periode transisi dari masa kanak-kanak ke kedewasaan dimana terjadi perkembangan pubertas dan pematangan seksual (Gaudineau dkk, 2010). Perkembangan dari kematangan karakteristik seksual sekunder merupakan sebuah batu loncatan yang dianggap signifikan, sebab peristiwa tersebut menandai peubahan fisiologis maupun psikologis yang nantinya akan memiliki dampak perihal kekeluargaan, kemasyarakatan dan individu itu sendiri. Beberapa contoh dari perkembangan seksual sekunder tersebut adalah pembesaran payudara, tumbuhnya rambut pubis maupun rambut halus pada ketiak dan menstruasi.

Menarche adalah permulaan dari menstruasi dan merupakan salah satu tonggak penanda di kehidupan seorang gadis. Walaupun menarche merupakan marker yang telat dalam pubertas, namun menarche termasuk salah satu indikator dari proses maturitas seksual perempuan yang lebih diingat dibandingkan dengan marker lain. Usia menarche pada satu individu bisa saja berbeda dengan individu yang lain. Keragaman usia menarche pada remaja perempuan dapat mencerminkan banyak hal dalam suatu populasi sekaligus menjadi indikator terhadap beberapa karakteristiknya, seperti status sosio-ekonomi, status nutrisi, lokasi geografis dan kondisi lingkungan (Al-Awadhi dkk l, 2013).

Dalam penelitian-penelitian sebelumnya, ditunjukkan bahwa 5% dari populasi dunia dilaporkan berusia menarche 10 sampai 15 tahun secara umum (Ailbereisen &

(8)

viii

Kracke, 1997). Selain itu, ada pula data yang membuktikan bahwa rata-rata umur menarche di Kanada berkisar antara 8,5 sampai 15,8 tahun (Koo, 2001). Di Amerika Serikat, rata-rata umur menarche yang dikatakan lebih dari 14 tahun sebelum tahun 1900 berubah menjadi 12,4 tahun pada tahun 1988 dan 1994, sedangkan beberapa negara Asia seperti Hongkong dan Jepang rata-ratanya adalah 12,2 dan 12,38 tahun (Karapanou, 2010). Berdasarkan data dari berbagai negara tersebut, maka dapat dikatakan bahwa rata-rata usia menarche di satu negara biasanya berbeda dengan negara lainnya, walaupun ditemukan bahwa perbedaan tersebut tidak signifikan antara negara maju dengan negara berkembang.

Di Indonesia, kisaran usia menarche merupakan antara 12 sampai 14 tahun dengan umur terendahnya di Yogyakarta yaitu 12,45 tahun, umur tertingginya di Kupang 13,86 tahun, dan rata-ratanya adalah 12,96 tahun. (Batubara dkk, 2010). Usia menarche di Bali belum diketahui secara spesifik dikarenakan oleh faktor-faktor demografis yang berbeda antar satu wilayah dengan lainnya.

Kemajuan secara umum di bidang sosioekonomi telah menyebabkan permulaan menstruasi di usia yang lebih awal (Yermachenko & Dvornyk, 2014). Kekhawatiran terkait perubahan usia menarche pada remaja perempuan di Amerika menaikkan kebutuhan dalam informasi terkini mengenai usia menarche di negara lainnya (Karapanou, 2010). Sebuah penelitian yang dilaksanakan di Taiwan juga mendukung data tersebut dengan menunjukkan kecendurungan menurunnya usia menarche seulur waktu berjalan dengan perbedaan kurang lebih sekitar satu tahun setiap generasinya (Chang & Chen, 2008).

Makin menurunnya usia menarche pada remaja perempuan telah menjadi isu perdebatan antara para peneliti mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Beberapa peneliti percaya seorang remaja perempuan harus menempuh batas minimal berat badan terlebih dahulu

(9)

ix

untuk mulai mengalami menstruasi. Berbagai macam prediktor seperti status sosial-ekonomi, nutrisi, dan gaya hidup telah diteliti hubungannya dengan menarche. Walaupun banyak faktor prediktor yang berperan dalam menentukan usia menarche, semakin tingginya status sosial-ekonomi yang kemudian berpengaruh kepada tingginya konsumsi makanan seseorang merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap menurunnya usia menarche dalam abad ini. Banyak studi sebelumnya yang menelusuri peran tinggi, massa, dan struktur tubuh dengan usia menarche (Mohamad dkk, 2013). Lantas, Indeks Massa Tubuh (IMT) yang merupakan kalkulasi lemak tubuh berdasarkan tinggi dan massa seseorang merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh sangat besar dalam penentuan usia menarche seorang remaja perempuan dan dianggap penting oleh penulis untuk ditelusuri lebih lanjut agar hubungan antara kedua variabel tersebut lebih akurat dan representatif.

Penelitian ini dianggap perlu karena usia menarche awal bisa diasosiasikan dengan beberapa komplikasi kesehatan di masa kedepannya, seperti kanker payudara, diabetes tipe 2, penurunan fertilitas, penyakit kardiovaskular, obesitas, dan kelainan psikologis (Al-Awadhi dkk, 2013). Resiko tinggi munculnya perilaku yang menyimpang, debut seksual yang lebih awal, serta merokok di bawah umur juga berhubungan dengan usia menarche awal (Walvoord E.C, 2010). Mengetahui faktor-faktor pengaruh usia menarche awal dapat membantu mengisi kekosongan ilmu mengenai relasi antara morbiditas dan mortalitas remaja perempuan dengan komplikasi usia menarche awal. Selain itu, hasil penelitian mengenai korelasi IMT dengan usia menarche juga dapat memberi dorongan untuk mengimplementasikan rencana edukasi kepada remaja perempuan untuk meningkatkan pengetahuan mereka mengenai pentingnya asupan nutrisi dan pola makan yang baik dan benar.

(10)

x

Isu mengenai usia menarche awal ini tidak terlepas dari para remaja perempuan di Indonesia. Mengingat belum terdapatnya data mengenai usia menarche pada remaja perempuan di Bali walaupun data tersebut dapat memberi berbagai macam manfaat bagi banyak kaum, maka penelitian mengenai hubungan IMT dengan usia menarche pada siswi SMPN 1 Denpasar tahun 2016 ini dianggap perlu untuk dilaksanakan oleh penulis.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara IMT dengan usia menarche pada siswi di SMPN 1 Denpasar tahun 2016?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui gambaran usia, rata-rata serta klasifikasi usia menarche pada siswi di SMPN 1 Denpasar tahun 2016.

2. Mengetahui gambaran, rata-rata dan klasifikasi IMT pada siswi di SMPN 1 Denpasar tahun 2016.

3. Mengetahui hubungan antara IMT dengan umur menarche pada siswi di SMPN 1 Denpasar tahun 2016.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan meneliti usia menarche remaja perempuan di Bali, penulis dapat menentukan apakah usia menarche tersebut dianggap lebih awal, lebih lambat, atau sesuai dengan kisaran normal usia menarche secara umum. Dapat dilihat pula apakah hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian dari peneliti lainnya mengenai rata-rata usia menarche di wilayah yang berbeda-beda, apalagi akhir-akhir ini terjadi penurunan usia menarche secara gradual.

Pengumpulan data mengenai IMT siswi SMPN 1 Denpasar tahun 2016 dapat membantu menggolongkan masing-masing individu dalam populasi penelitian ke dalam kategori yang tepat

(11)

xi

dan sesuai (normal, overweight, atau obesitas). Dengan begitu, populasi yang diteliti dapat menjadi lebih terdorong untuk menjaga asupan nutrisi mereka untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

Seperti yang telah diterangkan sebelumnya mengenai IMT sebagai salah satu faktor penentu usia menarche, maka hasil akhir penelitian ini juga bisa membantu menentukan apakah data yang diperoleh termasuk konsisten dan mendukung hasil penelitian sebelumnya atau tidak.

Data yang dikumpulkan diharapkan untuk memberikan manfaat ke dunia pengembangan penelitian dengan cara menambah data yang berguna untuk penelitian lainnya di masa depan. Dengan tambahan data ini, pelayanan masyarakat juga bisa mendapatkan keuntungan karena data yang dihasilkan dapat menambah akurasi dan kualitas pelayanan saat diimplementasikan ke masyarakat umum.

Dilihat dari sisi akademik, mengetahui hubungan IMT dengan usia menarche juga dapat membantu memperluas pengetahuan mengenai status gizi, berhubung IMT merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur status gizi.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh antara struktur corporate governance yang diproksikan sebagai kepemelikan public, kepemilikan institusional, ukuran

hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.. Mapel Kompetensi

In order to produce a 3D reality-based model of the heritage site, multiple surveying techniques were employed, according to the different characteristics and conditions of the

The aim of the research was to check the current situation of the underground object with using many geodetic and photogrammetric methods, laser scanning,

m elakukan pencatatan barang m ilik daerah berupa tanah dan/ atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas

(Lowe, 2004) presented a method for extracting distinctive invariant features Scale-invariant feature transform (SIFT) key points which is used in building detection. L., Boye

Pada metode ini, evaluasi subyektif dilakukan oleh penilai terhadap prestasi kerja karyawan dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi.. Evaluasi

- Menjelaskan cara mengatasi ketidakseim- bangan lingkung-an akibat peman-faatan tumbuhan yang tidak bijaksana Bagian tumbuhan yang sering dimanfaatkan manusia 4 JP 3.3