DENGAN KEHAMILAN NORMAL
DI PBM ENY WINARSIH Amd.Keb
DESA PACAR PELUK KECAMATAN MEGALUH
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
RISTI PANJALI
151110029
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDIKIA MEDIKA
JOMBANG
i
DENGAN KEHAMILAN NORMAL
DI PBM ENY WINARSIH Amd.Keb
DESA PACAR PELUK KECAMATAN MEGALUH
KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D III Kebidanan
Oleh:
RISTI PANJALI 151110029
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDIKIA MEDIKA JOMBANG
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Data Pribadi
Nama : Risti Panjali
Tempat, tanggal lahir : Madiun, 29 April 1997
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
2. Pendidikan Formal
2009 : SD Negeri Oro-Oro Ombo Madiun
2012 : SMP Negeri 8 Madiun
2015 : SMA Negri 4 Madiun
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat rahmatNya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny “S” G1P00000 dengan Kehamilan Normal di
PMB Eny Winarsih, Amd. Keb Desa Pacar Peluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli
Madya Kebidanan pada Program D-III Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. H.Imam Fatoni, SKM., MM, selaku ketua STIKes Insan Cendekia Medika
Jombang, yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
2. Nining Mustika Ningrum, SST., M.Kesselaku Ketua Program Studi D-III
Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
3. Ani isro’aini, SST., M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
4. Petrina Dwi Mardikawati, SST., M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
viii
6. Eny Winarsih, Amd. Keb. yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penyusunan Laporan Tugas Akhir.
7. Bapak, Ibu, atas cinta dukungan dan do’a yang selalu diberikan sehingga
Laporan Tugas Akhir ini selesai pada waktunya.
8. Semua rekan mahasiswa seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Lroposal Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini
penulismengharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
Jombang, Maret 2018
ix ABSTRAK
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “S”G1P00000
DENGAN KEHAMILAN NORMAL DI PBM ENY WINARSIH Amd.Keb
DESA PACAR PELUK KECAMATAN MEGALUH KABUPATEN JOMBANG
Oleh : Risti Panjali
151110029
Kehamilan sering terjadi perubahan yang menjadikan keluhan bagi ibu hamil seperti mual, muntah pada awal kehamilan serta nyeri punggung. Dalam proses kehamilan, akan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi.Proses adaptasi ini kadang kali dirasakan oleh sebagian ibu hamil sebagai ketidaknyamanan, salah satunya nyeri punggung.Tujuan LTA ini adalah memberikan asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, Neonatus dan KB pada ibu dengan keluhan nyeri punggung.
Metode Asuhan dalama LTA ini adalah dengan wawancara, obesrvasi, dan penatalaksanaan asuhan. Subyek dalam asuhan ini adalah Ny “S” G1P00000 40
minggu kehamilan normal dengan keluhan nyeri punggung di BPM Eny Winarsih Amd.Keb Pacar Peluk Megaluh Jombang.
Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “S” selama kehamilan trimester III dengan keluhan nyeri punggung, pada persalinan normal secara spontan tidak ada penyulit, dengan nifas normal, dengan BBLN,dengan neonatus normal, dan menjadi aseptor KB Suntik 3 bulan.
Kesimpulan dari asuhan kebidanan secara komprehensif ini didapat dengan melakukan asuhan kebidanan secara mandiri dan kolaborasi serta penanganan secara dini, tidak ditemukan adanya penyulit dari mulai kehamilan, persalinan , nifas, BBL, neonatus dan KB. Di harapkan bidan dapat mempertahankan kualitas pelayanan kebidanan secara komprehensif bagi kesehatan ibu dan anak.
x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
KATA PENGANTAR ... vi
2.1 Konsep Dasar Kehamilan ... 7
2.1.1 Perubahan Fisiologis ... 7
2.1.2 Penatalaksanaan Asuhan Kehamilan ... 15
2.1.3 Nyeri Punggung pada Kehamilan ... 17
2.1.4 Konsep SOAP Kehamilan ... 21
2.2 Konsep Dasar Asuhan Persalinan ... 23
2.2.1 Tanda Persalinan ... 23
2.2.2 Mekanisme Persalinan ... 23
2.2.3 Tahapan Persalinan ... 25
2.2.4 Perubahan Fisiologis pada Persalinan ... 30
2.2.5 60 Langkah Asuhan Persalinan ... 32
2.3 Konsep Dasar Nifas ... 43
2.3.1 Pengertian Nifas ... 43
2.3.2 Tujuan Masa Nifas ... 44
2.3.3 Tahapan Masa Nifas ... 44
2.3.4 Perubahan Fisologis Masa Nifas ... 45
2.3.5 Kebutuhan pada Ibu Nifas ... 50
2.3.6 Adaptasi Psikologis Masa Nifas ... 53
2.3.7 Penatalaksanaan Asuhan Masa Nifas ... 54
2.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir ... 55
2.4.1 Pengertian Bayi Baru Lahir ... 55
2.4.2 Ciri Bayi Baru Lahir Normal ... 55
2.4.3 Perubahan pada Bayi Baru Lahir ... 56
xi
2.4.5 Penatalaksanaan Asuhan Bayi Baru Lahir ... 58
2.5 Konsep Dasar Neonatus ... 59
2.5.1 Pengertian Neonatus ... 59
2.5.2 Perubahan Fisiologis Neonatus ... 59
2.5.3 Kebutuhan pada Neonatus ... 63
2.5.4 Penatalaksanaan Asuhan Neonatus ... 64
2.6 Konsep Dasar Teori Keluarga Berencana ... 65
2.6.1 Pengertian Keluarga Berencana ... 65
2.6.2 Tujuan Program Keluarga Berencana ... 66
2.6.3 Macam Jenis Keluarga Berencana ... 66
BAB 3 ASUHAN KEBIDANAN ... 74
3.1 Asuhan Kebidanan pada ibu hamil TM II ... 74
3.4.1 Kunjungan Neonatus 1 ... 90
3.4.2 Kunjungan Neonatus 2. ... 92
3.4.3 Kunjungan Neonatus 3 ... 94
3.5 Asuhan Kebidanan Nifas. ... 98
3.5.1 Kunjungan Nifas 1. ... 98
3.5.2 Kunjungan Nifas 2. ...100
3.5.3 Kunjungan Nifas 3... ...102
3.6 Asuhan Kebidanan KB ...103
3.6.1 Kunjungan KB 1 ...103
3.6.2 Kunjungan KB 2 ...105
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indeks Masa Tubuh ... 11
Tabel 2.2 Kebutuhan energi pada ibu hamil ... 13
Tabel 2.3 Pemberian Suntikan TT ... 15
Tabel 2.4 Penilaian dan intervrensi selama kala I ... 28
Tabel 2.5 Jadwal Kunjungan Nifas ... 47
Tabel 2.6 Perubahan normal uterus pada masa nifas ... 48
Tabel 2.7 Kebutuhan gizi ibu nifas ... 52
Tabel 2.8 Reflek pada bayi baru lahir ... 59
Tabel 4.1 Distribusi Data Variabel Kehamilan ...107
Tabel 4.2 Distribusi Data Variabel Persalinan ...115
Tabel 4.3 Distribusi Data Variabel Nifas ...121
Tabel 4.4 Distribusi Data Variabel BBL ...126
Tabel 4.5 Distribusi Data Variabel Neonatus ...130
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Ijin ...141
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Bidan...142
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Subyek ...143
Lampiran 4 Identitas ...144
Lampiran 5 Hasil Perkembangan ...145
Lampiran 6 Hasil KSPR ...147
Lampiran 7 Hasil Laboratorium ...148
Lampiran 8 Hasil USG ...149
Lampiran 10 Catatan Ibu Bersalin ...152
Lampiran 11 Catatan Ibu Nifas ...153
Lampiran 12 Catatan Bayi Baru Lahir dan Imunisasi ...155
Lampiran 13 Kartu KB...157
xiv
DAFTAR SINGKATAN PMB : Praktik Bidan Mandiri
ANC : Antenatal Care
BBL : Bayi Baru Lahir
KB : Keluarga Berencana
COC : Continue Of Care
ROT : Roll Over Test
MAP : Mean Arterial Pressor
BAK : Buang Air Kecil BAB : Buang Air Besar
MSH :Melanosit Stimulating Hormone
FSH :Follicle Stimulating Hormon
IMT : Indeks Masa Tubuh
HIV : Humman Immunodeficiency Virus USG :Ultrasonografi
TT :Tetanus Toksoid
KIE : Konseling, Informasi, Edukasi NRS :Numerical Rating Sacales
BB : Berat Badan TP : Tafsiran Persalinan
ASI : Air Susu Ibu
IMD : Inisiasi Menyusu Dini WHO :World Health Organization BBLR : Berat Badan Lahir Rendah AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim IMS : Infeksi Menular Seksual
1 1.1. LATAR BELAKANG
Pada kehamilan sering terjadi perubahan yang menjadikan keluhan
bagi ibu hamil di antaranya mual, muntah pada awal kehamilan konstipasi dalam gangguan berkemih, pembengkakan pada kaki, serta nyeri punggung.
Dalam proses kehamilan, akan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi baik fisik maupun psikologis.1Proses adaptasi ini kadang kali dirasakan oleh sebagian ibu hamil sebagai ketidaknyamanan, salah satunya nyeri punggung.
Di Indonesia masalah yang sering dikeluhakan oleh ibu hamil pada
trimester IIdan trimester III di antaranya adalah nyeri punggung. Nyeri punggung pada wanita hamil berkaitan dengan peningkatan berat badan
akibat pembesaran rahim dan peregangan otot penunjang karena hormon relaksan ( hormon yang membuat otot relaksasi dan lemas ) yang di dan bisa mengakibatkan otot syaraf terjepit.2
Hasil dari penelitian Upaya Penanganan Nyeri Punggung pada Ibu Hamil oleh Mafikasari dan Kartikasari pada tahun 2015 diberbagai wilayah
Indonesia mencapai 60-80% ibu hamil yang mengalami back pain ( nyeri punggung ) pada kehamilannya3, sedangkan di Jawa Timur pada tahun 2015 sekitar 65 % dari seluruh ibu hamil mengalamiback pain ( nyeri punggung
4
ibu hamil dari trimester II dan trimester III mengalami keluhan nyeri
punggung termasuk salah satunya adalah Ny“S“ umur 20 tahun G1P0A0
dengan usia kehamilan 26-27 minggu. Sakit punggung tersebut di rasakan
secara spontan atau tiba-tiba dan akan reda setelah 10 menit yang di keluhkan ibu sejak awal kehamilan.
Penyebab nyeri punggung sendiri juga berbeda bedasarkan usia
kehamilannya. Nyeri punggung bagian atas biasanya terjadi selama trimester pertama peningkatan ukuran payudara yang menyebabkan
payudara menjadi berat sehingga terjadi tarikan otot5, sedangkan ibu hamil trimester II dan III sering mengeluh nyeri punggung bagian bawah pada area
lumbosakral, pada wanita hamil ini uterus yang semakin membesar akan menyebabkan punggung lordosis sehingga terjadi lengkungan punggung yang mengakibatkan peregangan otot punggung dan menimbulkan rasa
nyeri6, postur duduk yang tidak tepat, berat badan yang semakin meningkat, kurangnya mengkonsumsi air mineral juga bisa mengakibatkan nyeri punggung.7Dampak nyeri punggung untuk ibu hamil adalah stres ibu merasakan ketidaknyamanan selama hamil hingga pasca persalinan, stres yang berlangsung terus menerus dapat memicu inflamasi yang berhubungan
dengan menurunnya kesehatan kehamilan dan masalah perkembangan janin, bayi akan lahir premature, berat badan lahir rendah dan bayi akan mengalami distress, karena hubungan psikologis ibu dan bayi sangat
erat.Stres juga memicu terjadinya preeklamsia atau gangguan kehamilanditandai dengan peningkatan tekanan darah tinggi dan
yang menyebabkan kontraksi tidak adekuat saat persalinan sehingga terjadi
partus lama, dan pada nifas dapat mengakibatkan antonia uteri8
Walaupun nyeri punggung adalah fisiologis, namun tetap harus di
berikan suatu pencegahan dan perawatan sehingga perlu untuk ibu melakukan pemeriksaan rutin Antenatal Care ( ANC ), hindari penggunaan bra terlalu ketat, mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban, hindari
membungkuk berlebihan atau berjalan terlalu lama, lakukan senam hamil, hindari penggunaan sepatu hak tinggi karena dapat memperberat masalah
pusat gravitasi dan lordosis, kompres hangat pada punggung, pada saat tidur gunakan kasur yang menyokong dan gunakan bantal sebagai pengganjal
untuk meringankan tarikan atau regangan untuk meluruskan punggung9. Dan bisa pula dilakukan prenatal message ( pijat pada ibu hamil ), karena pemijatan pada bagian punggung akan membantu meredakan rasa nyeri
serta memberikan relaksasi pada ibu, sehingga ibu hamil akan merasakan nyaman.
Berdasarkan beberapa hal yang telah diuraikan penulis tertarik untuk
melakukan Asuhan Kebidanan Secara Komprehensif pada Ny “S” G1P0000
Kehamilan Normal dengan keluhan Nyeri Punggung di PMB Ny. Eny
1.2 Rumusan Masalah
“ Bagaimana asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas,
BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan pada Ny “ S “ G1P00000 di PMB Eny Winarsih, Amd.Keb. Desa
Pacar Peluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang ?”
1.3Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu
hamil, bersalin, nifas, BBL, neonatus, KB dengan menggunakan metode pendekatan manajemen kebidanan pada Ny “ S “ G1P00000
dengan nyeri punggung di PMB Eny Winarsih,Amd.Keb. Desa Pacar
Peluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. 1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan asuhan kebidanan ibu hamil trimester II pada Ny “S” G1P00000 dengan kehamilan normal di PMB Eny
Winarsih,Amd.Keb.Desa Pacar Peluk, Kecamatan Megaluh ,
Kabupaten Jombang.
2. Melakukan asuhan ibu bersalin pada Ny “S“ G1P0000 di PMB
EnyWinarsih,Amd.Keb. Desa Pacar Peluk, Kecamatan, Kabupaten Megaluh Jombang.
3. Melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny “ S “ G1P00000 di
4. Melakukan asuhan kebidanan BBL pada bayi Ny “ S “ di PMB
Eny Winarsih,Amd.Keb. Desa Pacar Peluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang.
5. Melakukan asuhan kebidanan neonatus pada bayi Ny “ S “ di PMB Eny Winarsih,Amd.Keb. Desa Pacar Peluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang.
6. Melakukan asuhan kebidanan KB pada Ny “ S “ di PMB Eny Winarsih, Amd.Keb Desa Pacar Peluk, Kecamatan Megaluh,
Kabupaten Jombang.
1.4Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoristis
Hasil penelitian dapat menambah ilmu pngetahuan dan informasi yang berhubungan dengan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu
hamil trimester II dan TM III dengan keluhan nyeri punggung dan juga dapat dijadikan sebagai bahan pustaka atau sumber penelitian selanjutnya.
1.4.2.Manfaat Praktis 1.Bagi Bidan
Bahan Informasi dan masukan bagi tenanga bidan dalam mempertahankan kualitas mutu pelayanan sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan aktual dan potensial pada
2. Bagi Penulis
Mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu hamil khususnya ibu hamil normal dengan
keluhan nyeri punggung. 3. Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai
standart pelayanan kebidanan dan klien memahami dengan kondisinya.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan acuan peneliti selanjutnya untuk mengembangkan
penelitian ibu hamil denga nyeri punggung.
1.5Ruang Lingkup
1.5.1 Sasaran
Sasaran dalam asuhan Continue Of Care ini adalah Ny “ S “ G1P00000
Kehamilan normal di PBM Eni Winarsih,Amd.Keb. Desa Pacar Peluk, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang. Mulai dari kehamilan
trimester II, persalinan, nifas, neonatus, dan KB yang di lakukan sesuai standart asuhan kebidanan.
1.5.2 Tempat
PBM Eni Winarsih,Amd.Keb. Desa Pacar Peluk , Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang
1.5.3 Waktu
Asuhan Kebidanan ini dilaksanakan pada bulan November 2017
7 2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Perubahan Fisologis Kehamilan
1. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester II dan III a. Uterus
1) 28 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira tiga jari di atas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xifoudeus (25
cm).
2) 32 minggu : Fundus uteri kira-kira antara ½ jarak pusat dan prosesus xifoideus (27 cm).
3) 36 minggu : fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah prosesus xifoideus (30 cm).
4) 40 minggu : Fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di bawah prosesus xifoideus (33 cm).10
b. Vulva dan vagina
Karena hormon esterogen dan progesterone terus meningkat dan terjadi hipervaskularisasi, mengakibatkan
pembuluh darah alat genetalia membesar.Hal ini karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia meningkat.
Peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul lain menyebabkan peningkatan senistivitas yang menyolok. Penigkatan sensitivitas dapat meningatkan kenginanan seksual,
relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus yang berat dapat
menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva.Edema dan varises membaik selama periode pasca partum.11
c. Ovarium
Pada trimester II, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi korpus luteum graviditatum.12
d. Serviks uteri
Konsistensi serviks menjadi lunak dan kelenjar-kelenjar di
serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.13
e. Payudara / Mammae
Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari putting susu keluar cairan berwarna putih agak jernih di sebut colostrum. Selama TM
II dan III, pertumbuhan mamae membuat ukuran payudara meningkat secara progesif.14
f. Sitem pencernaan
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormone progesterone yang menigkat.Wasir (hemoroid) sering terjadi pada
kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemoroid.Panas perut terjadi karena aliran balik gastric ke dalam esophagus bagian
g. Sistem respirasi
Karena adanya penurunan tekanan CO2 seorang wanita
hamil mengeluhkan sesak nafas.16 h. Tekanan Darah
Tekanan darah normalnya 100/70 mmHg sampai dengan 120/80 mmHg. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari
140/90 mmHg. Bila terjadi kenaikan tekanan drah yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih, dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih,
kelainan ini akan berlanjut pada preeklamsia jikatidak segera di tangani.Terjadinya preeklamsia dapat dideteksi secara dini
dengan memakai Mean Arterial Pressor (MAP) dan Roll Over Test (ROT), pemeriksaan MAP pada kehamilan biasanya di lakukan pada usia 18-26 minggu sedangkan ROT dilakukan
ketika usia kehamilan 28-32 minggu. 1) Cara melakukan MAP
(a) Dengan mengukur tekanan sistolik ditambah 2 kali
tekanan diastolik di bagi 3.
(b) Hasil tes MAP positif bila tekanan arteri rata-rata >90
mmHg.
2) Cara melakukan ROT
(a) Ibu tidur miring ke kiri, tekanan darah di ukur dan dicatat.
(c) Ibu tidur terlentang dan secepatnya diukur dan dicatat
kembali.
(d) Positif bila selisih diastolik antara berbaring miring dan
terlentang 20 mmHg atau lebih. i. Sistem Eliminasi BAK
Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini
memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama pembesaran kandung kemih, menimbulkan
rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih berisi sedikit urine.17
j. Sistem intregumen
Akibat peningkatan kadar hormone esterogen dan progesterone kadar MSH meningkat.18
k. Sistem Endoktrin
Adanya peningkatan hormon esterogen dan progesterone, terhambatnya pembentukan FSH dan LH19.
l.Kenaikan Berat Badan
Berat badan normal pada TM III akan bertambah 0,5
kg/minggu, penambahan berat badan dari awal kehamilan sampai akhir kehamilam adalah 6,5- 12 kg.
IMT (Indeks Massa Tubuh) adalah alat atau suatu cara yang
Rumus IMT = Berat badan / (tinggi badanx tinggi badan).
Tabel 2.1 Rekomendasi penambahan berat badan bedasarkan Indeks Masa Tubuh
Kategori IMT Rekomendasi
Kg
Terjadi hemodilusi darah, hemodilusi menimbulkan timbunan cairan limfe ekstraseluler sehingga terjadi edema yang dimulai
dari tungkai bagian bawah. 20
1) Hb ibu hamil normal diatas 11 gr%. 2) Rentang normal 11-13 gr%.
3) Kurang dari 11 gr% dianggap anemia. a) Anemia berat 5-6 gr%.
b) Anemia sedang 7-8 gr%. c) Anemia ringan 9-10 gr%. n. Sistem Muskuloskeletal
Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengkompensasi
penambahan berat, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung.
2. Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester II dan III
a. Trimester II
Pada trimester II relative lebih bebas dari ketidaknyamanan
fisik, ukuran perut belum menjadi suatu hal yang bermasalah, semua factor ini berperan pada peningktan libido dan kepuasan seks.21
b. Trimester III
Terpisahnya bayi dari bagian tubuhnya dan merasa
kehilangan kandungan menjadi kosong. Ibu merasa canggung, jelek dan tidak rapi, dan memerlukan lebih besar dan frekuensi
3. Kebutuhan ibu hamil Trimester II dan III
a. Kebutuhan fisik 1). Nutrisi
Tabel 2.2 Kebutuhan energi pada ibu hamil per hari
No. Kalori dan Zat Gizi Sebelum
Pemeriksaan ANC (Antenatal Care) merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan
3) Senam Hamil
Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, meningkatkan nafsu makan, umumnya dilakukan pada usia
kehamilan > 20 minggu.22 4) Istirahat dan Rekreasi
Meskipun dalam keadaan hamil,ibu masih membutuhkan
rekreasi untuk menyegarkan pikirandan perasaan, misalnya dengan mengunjungi objek wisata ataupergi ke luar kota.23 4) Perawatan Payudara
Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai
persiapanmenyambut kelahiran sang bayi dalam proses menyusui.Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari payudara berarti produksi ASI sudah
dimulai.24 5). Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama
tidakada riwayat penyakit seperti berikut ini. a).Sering abortus dan kelahiran prematur.
b).Perdarahan per vaginam.
c).Koitus harus dilakukan dengan hati- hati terutama pada minggu terakhir kehamilan.
6).Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu
dan janin.26
Tabel 2.3 Pemberian Suntikan TT Pemberian Selang waktu minimal
TT1 Saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada kehamilan)
TT2 4 minggu settelah TT1 (pada kehamilan)
TT3 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu minimal dipenuhi)
TT4 1 tahun setelah TT3
TT5 1 tahun setelah TT4
Sumber: Sulistyawati, 2009.27
7) Pemeriksaan Golongan Darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil sesuai
perencanaan pencegahan penyakit, apabila suatu saat ibu membutuhkan transfusi darah sudah diketahui golongan darahnya dan sudah mendapatkan donor darah dari salah satu
anggota keluarga yang sama dengan golongan darah ibu. 8) Terapi Vitamin
Vitamin akan memberikan nutrisi penting yang diperlukan tubuh terutama selama kehamilan, untuk membantu wanita hamil memenuhi asupan zat besi sehingga mencegah anemia
2.1.2 Penatalaksanaan Asuhan Kehamilan
1. Melengkapi riwayat medis a. Identitas
b. Riwayat kehamilan sekarang. c. Riwayat kontrasepsi
d. Riwayat Obstetri lalu.
e. Riwayat medis lainnya. f. Riwayat sosial ekonomi.
2. Melengkapi pemeriksaan fisik umum Kunjungan pertama
a. Tanda Tanda Vital (tekan darah, suhu badan, nadi, respirasi). b. Berat Badan
c. Tinggi Badan
d. Lila.
e. Muka apakah ada edema atu terlihat pucat.
f. Status generalis atau pemeriksaan fisik umum lengkap head
to toe.
Kunjungan berikutnya
a. Tanda Tanda Vital (tekanan darah, suhu badan, nadi, respirasi).
b. Berat Badan
c. Edema
d. Pemeriksaan terkait masalah yang telah teridentifikasi pada
3. Melengkapi pemeriksaan fisik obstetri
a. Tinggi fundus uteri (menggunakan pita ukur bila usia >20 minggu).
b. Palpasi abdomen menggunakan manuver leopod I-IV. 1) Leopod I
Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang
terletak di fundus uteri (dilakukan sejak trimester I). 2) Leopod II
Menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu (dilakukan mulai akhir trimester II).
3) Leopod III
Menentukan bagian janin yang terletak dibagian bawah uterus (dilakukan mulai akhir trimester II).
4) Leopod IV
Menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu).
c. Auskultasi denyut jantung janin menggunakan fetoskop atau doppler (jika usia kehamilan >16 minggu).
4. Melakukan pemeriksaan penunjang.
a. Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil) pada kunjungan pertama.
1) Kadar hemoglobin. 2) Golongan Darah.
4) Urinalis (protein urin).
b. Lakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).\ 5. Memberikan suplemen dan pencegahan penyakit.
a. Beri ibu 60 mg tablet besi. b. Beri ibu 400 µg asam folat.
c. Pemberian vaksin tetanus toksoid (TT).
6. Memberikan materi konseling informasi, dan edukasi (KIE). 2.1.3 Nyeri Punggung pada Kehamilan
Nyeri punggung bagian bawah pada area lumbosakral, pada wanita hamil ini khususnya Ny “S” G1P0A0 Usia kehamilan 26 minggu uterus
yang semakin membesar akan menyebabkan punggung lordosis sehingga terjadi lengkungan punggung yang mengakibatkan peregangan otot punggung dan menimbulkan rasa nyeri.28
Keluhan nyeri punggung akan di perburuk oleh otot-otot abdomen yang lemah karena menjadikan beban dipunggung semakin besar. Wanita primigravida biasanya memiliki otot badomen yang
masih baik karena belum pernah hamil, sehingga keluhan nyeri punggung bawah ini biasanya bertambah seiring meningkatnya
paritas.29
Nyeri punggung juga dapat di sebabkan oleh posisi membungkuk berlebihan, berjalan terlalu lama, angkat beban yang
1. Dampak nyeri punggung pada kehamilan.
Dampak nyeri punggung untuk ibu hamil adalah stres ibu merasakan ketidaknyamanan selama hamil hingga pasca
persalinan, stres yang berlangsung terus menerus dapat memicu inflamasi yang berhubungan dengan menurunnya kesehatan kehamilan dan masalah perkembangan janin, bayi akan lahir
premature, berat badan lahir rendah dan bayi akan mengalami distress, karena hubungan psikologis ibu dan bayi sangat erat.Stres
juga dapat memicu terjadinya preeklamsia atau gangguan kehamilan ditandai dengan peningkatan tekanan darah tinggi dan
kadar protein urin meningkat.Stres juga memicu terjadinya
preeklamsia atau gangguan kehamilan ditandai dengan peningkatan tekanan darah tinggi dan kadar protein urin meningkat, stres sangat
mempengaruhi hormon oksitosin yang menyebabkan kontraksi tidak adekuat saat persalinan sehingga terjadi partus lama, dan pada nifas dapat mengakibatkan antonia uteri 31
2. Cara mengatasi nyeri punggung pada ibu hamil antara lain :
a. Postur tubuh yang baik, penerapan body mekanik yang baik
pada saat kehamilan.
b. Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban terlalu berat, atau berjalan terlalu lama.
c. Senam Hamil.
d. Hindari menggunakan sepatu hak tinggi karena dapat
e. Gunakan penyokong abdomen/korset.
f. Kompres hangat pada punggung.
g. Pijatan/usapan pada punggung ( prenatal message ).
h. Pada saat tidur gunakan kasur yang menyokong dan gunakan bantal sebagai pengganjal untuk meringankan tarikan dan regangan untuk meluruskan punggung.
i. Konsumsi air putih secara cukup sebanyak 8 gelas per hari , untuk mencegah nyeri punggung secara berkala.32
Cara mengatasi nyeri punggung menurut Laksana 2017 :
a. Dengan memperbaiki postur tubuh sewaktu berdiri dan berjalan,
coba untuk tidak membungkuk kedepan atau kebelakang. b. Gunakan juga sepatu berhak rendah dan datar.
c. Jangan pula mengangkat barang dengan posisi membungkuk
sambil berdiri.
d. Berjongkoklah dan tekuklah lutut bila mengangkat sesuatu dan usahakan tidak mengangkat benda berat.
e. Bila duduk ganjal dengan bantal, bila punggung sakit kompres bagian sakit dengan menggunakan air panas atau dingin dan
perbanyak istirahat.
f. Prenatal message ( pijat ibu hamil ) merupakan cara paling ampuh untuk mengurangi rasa nyeri punggung pad ibu hamil,
Prenatal message adalah pijat terapeutik yang telah digunakan selama berabad-abad untuk memperbaiki kesehatan secara keseluruhan mengurangi stress, mengurangi ketegangan
otot, baikmya prenatal message dilakukan pada saat trimester ke III. Prenatal message memicu hormon endorfin atau hormon yang membuat rasa nyaman dan hormon oksitosin yang dapat
mengakibatkan kontraksi pada titik acupressur tertentu.Prenatal message tidak harus di lakukan oleh terapis namun dapat juga
dilakukan oleh suami. Berikut merupakan cara melakukan prenatal message :
1) Bahan
a) Baby oil atau minyak zaitun. b) Musik Lembut.
2) Tekhnik pemijatan
a) Pijat bagian bawah hingga tulang belikat
b) Letakkan kedua jari di masing-masing sisi tulang
belakang.
c) Mulai pijatan pada punggung dengan gerakan berganti
ganti, bawah ke atas, dan atas ke bawah di sepanjang
tulang belikat.
d) Kemudian mulai pijatan mulai dari atas tulang belakang
menuju ke bawah serta ke arah tulang belikat.
e) Ulangi gerakan tersebut hingga tiga kali.
1. Data Subjektif (S) : Ibu mengeluh sejak kemarin punggung terasa
nyeri.
2. Data Objektif (O) :
a. TTV : TD : 110/70-120/80 mmHg N : 80-90x/menit
P : 16-24x/menit.
S : 36,5-37,5oC
b. BB : Trimester II : Kenaikan 0,4-0,5 kg/ minggu
Trimester III : 5,5 kg sampai akhir kehamilan c. IMT (Indeks Masa Tubuh) : 19,8-26
d. Peningkatan BB : 11 – 16 kg
e. Lila : >23,5 cm
f. Pemeriksaan Fisik Khusus
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra tidak odema.
Mammae :Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,
colostrum belum keluar.
Abdomen : TFU Mc. Donald(dalam cm), letkep, letak punggung
puka/puki, sudah masuk PAP/atau belum. TBJ : 2500-4000 gr.
DJJ : 120-160x/mnt.
Ekstermitas : Odem / tidak odem.
g. Pemeriksaan Penunjang Lab : Hb 11-12gr%, protein urine
2. Analisa Data (A) : G1P00000 26 Minggu Kehamilan Normal dengan
Gangguan rasa Nyaman (Nyeri Pinggang) Janin tunggal hidup. 3. Penatalaksanaan (P)
1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan,ibu mengerti. 2. Melakukan senam hamil, relaksasi kompres hangat atau dengan
prenatal massage untuk mengurangi nyeri punggung yang dirasakan, ibu mengerti.
3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi,
ibu mengerti.
4. Menganjurkan ibu untuk mengubah posisi tidur yang lebih
nyaman serta istirahat yang cukup yaitu istirahat siang 1-2 jam dan istirahat malam 8 jam, ibu mengerti dan bersedia mengubah pola istirahatnya.
5. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan diantaranya pendarahan, sakit kepala yang berlebihan,demam menggigil berkeringat,janin yang dirasakan kurang bergerak, bengkak pada tangan, kaki dan
muka, ketuban pecah dini, ibu mengerti.
6. Memberikan Tablet Besi 1x1 tab dan Kalsium 1x1 tab, ibu
bersedia minum vitamin secara teratur.
2.2Konsep Dasar Asuhan Persalinan
2.2.1 Tanda Persalinan
1. Kontraksi his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi semakin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda yaitu : a. Pengeluaran lendir.
b. Lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
c. Dapat disertai ketuban pecah
3. Pada pemeriksaan dalam, dapat dijumpai perubahan serviks:
a. Pelunakan serviks. b. Pendataran serviks.
c. Terjadi pembukaan serviks.
2.2.2 Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa tahap gerakan kepala janin di dasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh
anggota badan bayi.34
1. Penurunan kepala Terjadi selama proses persalinan karena daya
dorong dari kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari pasien.
2. Penguncian Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari
kepala janin telah melalui lubang masuk panggul pasien.
3. Fleksi Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul,
diameter kepala janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan
terus menuju dasar panggul.
4. Putaran paksi dalam Putaran internal dari kepala janin akan
membuat diameter anteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala menyesuaikan diri dengan diameter anteroposterior dari panggul pasien.
5. Lahirnya kepala dengan cara ekstensi Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput posterior. Proses ini terjadi karena
gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya tersebut membentuk lengkungan carus, yang mengarahkan kepala ke atas menuju lorong
vulva. Bagian leher belakang di bawah oksiput akan bergeser ke bawah simfisis pubis dan bekerja sebagai titik poros (hipomoklion). 6. Restitusi ialah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik ke kanan
atau ke kiri, bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran menuju posisi oksiput anterior.
7. Putaran paksi luar Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan
putaran internal dari bahu. Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan mengalami perputaran dalam arah yang sama
dengan kepala janin agar terletak dalam diameter yang besar dari rongga panggul.
8. Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi Bahu posterior akan
menggembungkan perineum dan kemudian dilahirkan dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin lainnya
2.2.3 Tahap Persalinan
1. Kala 1
Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap.Pada permulaan His, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu/ wanita masih dapat berjalan-jalan. Proses ini berlangsung kurang
lebih 18- 24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm, dan fase aktif
(7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Berdasarkan kurve fridman, diperhitungkan pembukaan
padaprimigravida 1 cm/jam dan pembukaan pada multigravida 2 cm/jam.36
Tabel 2.4 Penilaian dan intervrensi selama kala I
Parameter Frekuensi pada kala I laten
Frekuensi pada kala I aktif
Tekanan darah Tiap 4 jam Tiap 4 jam
Suhu tiap 4 jam Tiap 2 jam
Nadi Tiap 30-60 menit Tiap 30-60 menit
DenyutJantung Janin Tiap 1 jam Tiap 30 menit
Kontraksi tiap 1 jam Tiap 30 menit
Pembukaan serviks Tiap 4 jam* Tiap 4 jam*
Warna cairan amnion Tiap 4 jam* Tiap 4 jam*
Sumber : WHO, 2013
2. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi yang normal pada
kala ini kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, maka pada saat his dirasakan tekanan pada otot- otot dasar panggul,
yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.37 3. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat. Beberapa menit
kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.38
a. Managemen Aktif Kala III
1) Dalam waktu 1 menit setelah segera bayi lahir beritahu kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikan oksitosin
untuk membantu uterus berkontraksi dengan baik dengan dosis 10 unit IM di sepertiga paha atas bagisan distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
2) Dengan menggunakan klem, 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat pada sekitar 3 cm dari pusat (umbilikus) bayi
(kecuali pada aksfisia neonatus, lakukan sesegera mungkin). Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal ibu dan lakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal
3) Potong dan ikat tali pusat.
a) Dengan satu tangan , angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian gunting tali pusat diantara 2 klem
tersebut sambil melindungi perut bayi ).
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian lingkaran kembali benang ke sisi
berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan simpul kunci.
c) Lepaskan klem dan masukan dalam larutan klorin 0,5%
4) Lakukan IMD ( Inisiasi Menyusu Dini) tujuannya adalah agar bayi dapat mencari puting susu ibu, letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Selimuti ibu dan bayi
dengan kain hangat dan kering dan pasangkan topi kepada kepala bayi selama ±1 jam.
5) Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
6) Letakan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat
di tepi atas simpisis dan tegakan tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
7) Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
minta ibu, suami atau keluarga untuk menstimulasi puting
susu.
8) Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga
plasenta terlepas, lalu minta ibu meneran sambil menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jan lahir dengan tetap melakukan
tekanan dorso kranial.
a) Jika bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
b) Jika plasenta tidak segera lahir setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
(1) Beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
(2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh.
(3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
(4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya. (5) Segera rujuk jika plasenta tidak lahir 30 menit
setelah bayi lahir.
(6)Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual. (7) Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkan
kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan, lakukan eksplorasi jika selaput ketuban
(8) Segera setlah plasenta lahir lakukan masase uterus
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras). (9) Menilai perdarahan
(a) Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan pastikan bahwa selaput lengkap dan utuh.
(b) Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan lakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan aktif. 39 4. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai
pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pascasalin dan setiap 30 menit selama jam kedua pascasalin adalah: a. Tingkat kesadaran penderita. b. Pemeriksaan
tanda- tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernapasan. c. Kontraksi uterus. d. Terjadinya perdarahan. 33 Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai
2.2.4 Perubahan Fisiologis Pada Persalinan
1. Uterus
Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya
berkontraksi. Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal dominan, yaitu kontraksi didominasi oleh otot fundus yang menarik otot bawah rahim ke atas sehingga akan menyebabkan
pembukaan serviks dan dorongan janin ke bawah secara alami.41 2. Serviks
Pada kala II, serviks sudah menipis dan dilatasi maksimal. Saat dilakukan pemeriksaan dalam, porsio sudah tak teraba dengan
pembukaan 10 cm.42
3. Pergeseran organ dasar panggul
Tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin akan
menyebabkan pasien ingin meneran, serta diikuti dengan perineum yang menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tak lama kemudian kepala janin tampak pada
vulva saat ada his.43 4. Ekspulsi janin
Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin sudah tidak masuk lagi di luar his. Dengan his serta kekuatan meneran maksimal, kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah 34
simfisis, kemudian dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan
kira- kira satu setengah jam sedangkan pada multigravida setengah
jam.44
5. Tekanan darah
Tekanan darah dapat meningkat lagi 15- 25 mmHg selama kala II persalinan. Upaya meneran juga akan memengaruhi tekanan darah, dapat meningkat dan kemudian menurun kemudian
akhirnya kembali lagi sedikit di atas normal. Rata- rata normal peningkatan tekanan darah selama kala II adalah 10 mmHg.
6. Metabolisme
Peningkatan metabolisme terus berlanjut hingga kala II persalinan.
Upaya meneran pasien menambah aktivitas otot- otot rangka sehingga meningkatkan metabolisme.
7. Denyut nadi
Frekuensi denyut nadi bervariasi tiap kali pasien meneran. Secara keseluruhan frekuensi nadi meningkat selama kala II disertai takikardi yang nyata ketika mencapai puncak menjelang kelahiran
bayi.45 8. Suhu
Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses persalinan dan segera setelahnya, peningkatan suhu normal adalah 0,5- 10C.46 9. Perubahan gastrointestinal
Penurunan motilitas lambung dan absorbsi yang hebat berlanjut sampai pada kala II. Biasanya mual dan muntah pada saat transisi
beberapa pasien. Bila terjadi muntah, normalnya hanya sesekali.
Muntah yang konstan dan menetap selama persalinan merupakan hal yang abnormal dan mungkin merupakan indikasi dari
komplikasi obstetrik, seperti ruptur uterus, atau toksemia47. 2.2.5 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal
Mengenali gejala dan tanda kala II
1. Melihat adanya tanda gejala kala II
a. Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
b. Ibu merasakan tekana yang semakin meningkat pada rektum c. Perineum tampak menonjol
d. Vulva dan sfingter ani membuka48 Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Pastikan kelengkapan persalinan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan tata laksana datar keras : tempatdatar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 wat dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
a. Letakkan kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bantal bahu bayi.
b. Siapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3. Pakai clemek plastik
4. Lepaskan dan simpan semua perhiasan yan dipakai, cucui tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, kemudian keringkan tangan
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam.
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memeakai sarung tangan DTT atau steril, pastikan tdak terjadi kontaminasi pada alat suntik).49
Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
7. Bersihkan vulva dan vagina dengan hati-hati (jari tidak menyetuh vulva dan perineum) dari depan ke belakang dengan mengunakan
kapas atau kasa yang dibasahi air DDT.
a. Jika introitus vagina, perineum, atau anus terkontaminasi feses,
bersihkan dengan seksama dari arah depan kebelakang. b. Buang kapas atau kasa pembersih yang telah digunakan. 8. Lakukakn periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
a. Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap, maka lakukan amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalalm larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam
larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan dengan air mengalir setelah sarung tangan dilepaskan.
10. Periksa detak jantung janin ( DJJ) setelah kontraksi atau saat
a. Lakukan tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b. Dokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan semua hasil-hasil penilaian, serta asuhan lainya pada partograf.
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, setra bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
a. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti
pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumntasikan semua temuan yang ada.
b. Jelaskan pada angota keluarga tentang bagaiman peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar.
12. Minta keluarga membantu menyiapan posisi meneran (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikanibu merasa nyaman).
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan kuat untuk meneran :
a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif. b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki
cara meneran apabila caranya tidak sesuai.
c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihanya
d. Anjurkan ibu beristirahatdiantara kontraksi.
e. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu.
f. Berika cukup asupan makan dan cairan per oral (minum). g. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
h. Segera rujuk bila bayi belum atatau tidak segera lahir setelah
120 menit (2jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida).
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam 60 menit.50
Persiapan pertolongan kelahiran bayi
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm. 16. Letakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu.
17. Buka tutup partus sep dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.51 Persiapan pertolongan kelahiran bayi
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva, maka lindungi perineum dengan satu tangan yang di lapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala
defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk
meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal saat 1/3 bagian kepala bayi telah keluar dari vagina.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan melalui bagian atas kepala bayi.
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut.
21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan52
Lahirnya bahu
22. Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.53
Lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan atas ke arah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan, dan siku sebelah bawah.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang masing-masing
mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya). Penanganan bayi baru lahir
25. Lakukan penilaian (selintas):
a. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan? b. Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap, lakukan langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada
asfiksia bayi baru lahir). 26. Keringkan tubuh bayi.
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di atasperut ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal ).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir. Suntikkan oksitosin 10
30. Setelah 2 menit pasca-persalinan, jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang sudah di jepit
(lindungi perut bayi ),dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah di sediakan.
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di
antara payudara ibu dengan p bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi.54
Penatalaksanaaan aktif kala III
33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, pada tepi atas simfisis, untuk mendeteksi adanya kontraksi. Tangan lain
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri).
Pertahankan posisi tangan dorso kranial selama 30-40 detik. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
prosedur di atas.
a. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami, atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.55 Mengeluarkan plasenta
36. Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas,
mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan dorso kranial)
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat :
1) Beri dosis ulang oksitosin 10 unit IM
2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih kososng
3) Minta keluarga untuk menyapkan rujukan
5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual.
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta (searah jarum jam) hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarka bagian selaput yang
tertinggal.
Rangsangan taktil (masase) uterus
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus terba keras).
a. Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik masase.56
Menilai perdarahan
39. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi, danpastika selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukakn plasenta
ke dalam kantong plastik atau tempat khusus.
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan
penjahitan).57
Melakukan prosedur pasca-persalinan
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi pendarahan per vagina.
42. Pastikan kandung kemih kosong, jika penuh lakukan katerisasi.58 Evaluasi
43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5 %, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas di air DTT tanpa melepas sarung tangan, kemudian
keringkan dengan handuk.
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik. 46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60) kali/menit.
a. Jika bayi sulit bernafas, merintih atau retraksi di resusitasi dan
segera merujuk kerumah sakit
b. Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk ke RS rujukan
c. Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat lakukan kembali kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam
Kebersihan dan keamanan
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit) cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi
49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
50. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan
darah di ranjang atau di sekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memeberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang di inginkan
52. Dekontaminasi tempat bersih dengan larutan klorin 0,5%
53. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit 54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan
56. Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pastikan kondisi bayi
baik, pernafasan normal (40-60 kali/menit) dan temperature tubuh normal (36-37,5 0C) setiap 15 menit
57. Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat di susukan.
58. Letakkan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di dalam larutan klorin 0.5% selama 10 menit
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering. Dokumentasi
60. lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan asuhan kala IV. 59
2.3 Konsep Dasar Nifas
2.3.1 Pengertian Nifas
Masa nifas (peurperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
2.3.2 Tujuan Masa Nifas
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi. 2. Pencegahan, diagnose dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu.
3. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu.
4. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu melaksanakan peranya dalam situasi keluarga
gan budaya yang khusus. 5. Imunisasi ibu terhadap tetanus.
6. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian member makan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan
yang baik antara ibu dan anak.60 2.3.3 Tahapan Masa Nifas
1. Puerpenium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan.
2. Puerpenium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote peurperium yaitu waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
Tabel 2.5 Jadwal kunjungan Nifas
Kunjungan Waktu Asuhan
1 6-8 jam post partum a. Mencegah perdarahan masa nifas karena
2 6 hari post partum a. Memastikan involusi uterus berjalan
normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan Ibu mendapat istirahat yang cukup
d. Memastikan Ibu mendapat makana yang bergizi
e. Memastikan ibumenyusui dengan baik dan tidak memperhatikan tanda-tanda penyulit.
3 2 minggu pos partum f. Memastikan involusi uterus berjalan
normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
g. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
h. Memastikan Ibu mendapat istirahat yang cukup
i. Memastikan Ibu mendapat makana yang bergizi
j. Memastikan ibumenyusui dengan baik dan tidak memperhatikan tanda-tanda penyulit.
4 6 minggu post partum a. Menanyakan pada Ibu
tentangpenyulit-penyulit yang Ibu atau bayi alami.
Memberikan konseling untuk KB secara dini, imunisasi, senam nifas dan tanda-tanda bahaya yang di alami ibu dan bayi Sumber : Eny Retna Ambarwati, S.Si.T.M.kes, 2010 Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.nuha medika : Jogjakarta hlm. 5
2.3.4 Perubahan Fisiologis Masa Nifas
1. Uterus
a. Pengerutan rahim (involusi)
Tabel 2.6 Perubahan-perubahan normal pada uterus selama post partum
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gr 12,5 cm Lembut/lunak
7 hari (minggu 1) Pertengahan
Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas.Lochea
mempunyai bau amis/anyir seperti darah menstruasi.Lochea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi.Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan:
1) Lochea rubra
Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa post
partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi dan mekonium 2) Lochea sanguinolenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan
berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 post partum.
3) Lochea serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan/laserasi
4) Lochea alba
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lender serviks dan selaput jaringan yang mati. Lochea alba
bisa berlangsung selama 2 sampai 6 minggu post partum. 5) Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan nanah dan berbau busuk.
6) Lochea ostasis
Lochea yang tidak lancar keluarnya.
2. Perubahan pada payudara
Bahwa selama kehamilan hormon esterogen dan progesteron
menginduksi perkembangan alveoli dan duktus laktiferus didalam payudara serta, merangsang produksi kolostrum, cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan adalah
colostrum, mengandung campuran yang kaya protein, mineral dan antibodi daripada hari ke 3 atau ke 4 setelah kelahiran bayi dan colostrum berubah menjadi ASI yang matur kira-kira 15 hari
sesudah bayi lahir. 3. Perubahan pada serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti coron berwarna merah kehitaman.Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil.Setelah bayi lahir,
tangan bisa masuk rongga rahim; setelah 2 jam dapat dilalui oleh2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
Biasanya, ibu akan mengalami konstipasi setelah
persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon
menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktivitas tubuh.
5. Perubahan sistem perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan
sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-36 jam post partum.
Kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “diuresis”. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam 6
minggu.
6. Perubahan sistem muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus.
Pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
perdarahan setelah plasenta dilahirkan. 7. Perubahan tanda vital
a. Tekanan darah
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat post partum dapat
menandakan terjadinya pre eklampsi post partum. b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60 – 80 kali per menit. Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit
adalah abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan infeksi.
c. Pernapasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka pernafasan juga akan mengukutinya, kecuali bila ada gangguan khusus pada saluran pencernaan.
2.3.5 Kebutuhan pada ibu nifas 1. Kebutuhan gizi ibu menyusui
Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi akan sangat
mempengaruhi produksi ASI. Ibu menyusui harus mendapat tambahan zat makan sebesar 800 kkal yang digunakan untuk
Tabel 2.7 Kebutuhan gizi ibu nifas
No Kebutuhan Volume Sumber
1 Protein 20 gram Telur, daging, susu,
2 Zat besi 400% Bayam, daging, pemberian
suplemen zat besi 30-60 gram setiap hari.
Sumber :Kemenkes RI, 2013. Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan.
3. Ambulasi dini
Early ambulation adalah kebijakan untuk selekas mungkin
membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Adapun keuntungan dari ambulasi dini, antara lain:
a. Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat. b. Usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.
c. Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu mengenai cara merawat bayinya.
d. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (lebih ekonomis).
4. Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK)
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali
1) Berkurangnya tekanan intra abdominal.
2) Otot-otot perut masih lemas. 3) Edema dan uretra.
4) Dinding kandung kemih kurang sensitif. b. Buang Air Besar (BAB)
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi)
setelah hari kedua postpartum jika hari ketiga juga belum BAB, maka perlu diberi obat pelancar per oral atau per rektal.
Jika setelah pemberian obat pencahar belum bisa BAB, maka dilakukan klisma (hukna).
5. Kebersihan diri
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri postpartum adalah sebagai berikut:
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perinium. b. Nasehati ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai
buang air kecil atau besar.
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan