• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Metode Diskusi Kelompok Pada SiswaKelas V MI Ma’arif Dukuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Metode Diskusi Kelompok Pada SiswaKelas V MI Ma’arif Dukuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. - Test Repository"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK

PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF

DUKUH

KEC. SIDOMUKTI KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd)

OLEH:

IMAM BUDIYONO

NIM: 115-12-042

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIAYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTO

Hidup memang berawal dari impian, dan imipian bukan

hanya sekedar impian, impian adalah tujuan yang harus

terus dikejar dan di capai.

(Imam Budiyono)

ْْنِإَف

اْىَّلَىَت

ْْلُقَف

َْيِبْسَح

ُّْٰالل

َْل

َْهٰلِإ

َّْلِإ

ْ َىُه

ِْهْيَلَع

ُْتْلَّكَىَت

َْىُهَو

ْ بَر

ِْشْرَعْلا

ِْمْيِظَعْلا

Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka

katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan

selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan

Dia adalah Tuhan yang memiliki ´Arsy yang

agung". (At-taubah : 129)

ْْنَم

َْرَخ

َْج

ىِف

ِْبَلَط

ِْمْلِعْلا

َْىُهَف

ىف

ِْلْيِبَس

ِْالل

’Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia

berada di jalan Allah ‘’

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan untuk:

Ayah Saya Muslihudin Dan Ibu Saya Sri Muntamah

Untuk Keluarga Saya ( M. Taufik A. Lina M, M.Syahrial I,

Puji N.R, Syaiful A, Neneng R, A.Abdi P, Alif , Rofi,Lita)

Untuk Dosen dan Guru

Untuk Alumni HMI

Untuk pejuang-pejuang sang Hijau Hitam

Untuk teman, sahabat dan saudara-saudara pejuang HMI

( Mas Fauzi, Mas Ubet, Mas Iman, Nyos M.R, MK Siong,

Nike IP, MK Ridwan, N Sokhif, MG Ismail, DM Syukur,

DU Tomagola, MD Groho, Gus Naj) dan semua yang

memotivasi saya

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alahamdulilla selalu penulis uncapkan untuk agar tetap bersyukur atas nikmat yang di berikan oleh sang Maha Kuasa. Kepada yang paling pertama Allah swt, sang Maha Kuasa Pemilik Hidup dan Mati kami ucapkan banyak trimakasih, atas ijin-Nya dan ridho-Nya telah memberikan kami nikmat jasmani dan rohani kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini mudah-mudahan Allah selalu meridhoi setiap perjalanan hidup kita.amin. Kepada yang kedua sang pencerah, sang penuntun, sang pemimpin, sang guru besar umat muslim dan manusia di dunia yaitu Nabi kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah mengajarkan kita dalam berbagai keilmua dan berbagai hal yang begitu luar biasa sampai saat ini kita amalkan, mudah-mudahan kita mendapatkan syafaanya.amin.

(8)

viii

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibunda Peni Susapti, S.Si., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

4. Bapak Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing yang telah membinbing dari awal hingga akhir dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibunda Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing

Akademik (PA).

6. Seluruh dosen IAIN Salatiga yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberika pengetahuannya.

7. Seluruh kariawan/kariawati yang telah memberikan pelayanan dalam memenuhi admistrasi.

8. Kepala sekolah MI Ma’arif Dukuh Bpk, M.Muzaqi, S.PdI. yang telah

berkenan memberikan ijin dan restunya dalam melaksanakan penelitian dan tentunya juga kepada guru-guru yang mengajar di MI Ma’arif dukuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga.

9. Siswa-siswi MI Ma’arif Dukuh khususnya bagi kelas V yung telah turut membantu dalam pelaksanakan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

ix

perbaikan. Mudah-mudahan apa yang kami tuangkan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi bagi pembaca. Terimakasih.

Salatiga, 9 September 2016 Penulis,

(10)

x

ABSTRAK

Budiyono, Imam.2017. Peningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Metode Diskusi Kelompok Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Dukuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasyah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Pembimbing Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd..

Kata Kunci: Peningkatan, Hasil Belajar, Dan Metode diskusi kelompok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa kelas V MI Ma’arif dukuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga. Berdasarkan tujuan tersebut dapat dibuat rumusan masalah yaitu, apakah penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Ma’arif Dukuh Kec.Sidomukti Kota Saltiga?

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan metode pengumpulan data, tes, observasi, dokumentasi dan analisis data menggunakan dua siklus untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Ma’arif Dukuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Pernyataan. ... ii

Nota Pembimbing ... iii

Pengesahan ... iv

Moto ... v

Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... x

Daftar Isi... xi

Daftar Tabel ... xv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotesis Tindakan... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

(12)

xii

G. Indikator Keberhasilan ... 8

H. Metode Penelitian... 8

I. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ... 13

1. Pengertian Hasil Belajar ... 13

2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasi Belajar ... 15

B. Bahasa Indonesia ... 15

1. Pengertian Bahasa Indonesia... 15

2. Fungsi Bahasa Indonesia ... 16

3. Tujuan Bahasa Indonesia ... 17

4. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia ... 18

C. Metode Diskusi Kelompok` ... 18

1. Pengertian Metode Diskusi ... 18

2. Tehnik Diskusi Kelompok ... 19

3. Langkah-langkah Diskusi Kelompok ... 20

D. Tujuan Metode Diskusi ... 22

E. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Diskusi ... 23

1. Kelebihan Metode Diskusi ... 23

2. Kelemahan Metode Diskusi ... 25

(13)

xiii BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian ... 27

1. Gambaran Umum Madrasah ... 27

C. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas ... 32

1. Pelaksanaan Siklus I ... 32

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Kondisi Awal ... 38

(14)

xiv

a. Perencanaan... 41

b. Pelaksanaan ... 41

c. Observasi ... 44

d. Refleksi ... 45

3. Siklus II ... 46

a. Perencanaan... 46

b. Pelaksanaan... 46

c. Observasi ... 50

d. Refleksi ... 50

B. Pembahasan ... 51

1. Perbandingan Kondisi Awal Dengan Siklus I Dan II ... 52

2. Perbandingan Hasil Belajar Pada Siklus I Dan Siklus II ... 53

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

DAFTAR TABEl

TABEL 3.1 Data Jumlah Siwswa MI Ma’arif Dukuh ... 28

TABEL 3.2 Data Tenaga Pendidik MI Ma’arif Dukuh ... 29

TABEL 3.3 Data Jumlah Siswa Kelas V MI Ma’arif Dukuh ... 31

TABEL 4.1 Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa ... 39

TABEL 4.2 Distribusi Ketuntasan Belajar ... 40

TABEL 4.3 Hasil Belajar Siswa SIklus I ... 42

TABEL 4.4 Distribusi Ketuntasan Belajar ... 44

TABEL 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 48

TABEL 4.6 Distribusi Ketuntasan Belajar... 49

TABEL 4.7 Hasil Perbandingan Kondisi Awal Dengan Siklus I Dan II ... 52

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah faktor utama dalam berfikir dan bernalar. Dengan bahasa manusia dapat bisa mengungkapkan apa yang telah dipikirkannya, dinalar dan dirasakannya. Manusia bergaul dan berkomunikasi, mencari informasi, dan belajar dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Tanpa ada bahasa, manusia tidak dapat berpikir lanjut serta mencapai tujuan dan adanya teknologi seperti pada saat sekarang ini. Bahasa juga merupakan cermin dari isi pikiran. Semakin terampil berbahasa maka semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Keterampilan berbasa (language art, language skills), dalam kurikulum di sekolah biaanya mencakup empat segi, yaitu:(1) keterampilan menyimak atau mendengarkan (speaking skills), (2) keterampilan berbicara (speaking skills), (3) keterampilan membaca (reading skills), (4) keterampilan menulis (writing skills), (Tarigan, 2008:1).

(17)

2

tidak boleh hanya memfokuskan habya satu keterampilan tapi juga hakekat pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu meningkatan hasil belajar siswa baik dalam keterampilan membaca, menulis, mendengar maupun berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Keempat kterampilan tersebut dapat menunjang keterampilan berbahasa lainnya karena, empat keterampilan tersebut dipandang sebagai tolak ukur untuk menilai dan melihat keberhasilan dalam pembelajaran bahasa. Untuk mencapai tujuan tersebut tercapai tentunya guru dituntut untuk memilih metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Metode yang dipakai harus efektif dan efesien, sehingga dalam mencapai tujuan tersebut dapat mudah dicapai.

(18)

3

Kenyataan yang terjadi di MI Ma;arif Dukuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga,hasil belajar siswa kelas V masih kurang. Salah satu faktor penyebabnya adalah guru cenderung menggunakan metode ceramah, drill maupun tanya jawab sehingga siswa menjadi bosan dengan apa yang disampaikan oleh guru, siswa juga tidak dapat menunjukan keaktifan saat pembelajaran berlangsung baik itu afektif, sikomotor maupun kognigtif siswa yang masih terlihat kurang.

Dari hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan di kelas V MI Ma’arif Dukuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga, nampak bahwa 62,5% atau 10

siswa dari 16 siswa hasil belajar belum tuntas dan nilai siswa yang tuntasan saat pembelajaran hanya 37,5% atau 6 siswa dari 16 siswa, dari hasil data tersebut bahwa 10 siswa masih jauh dari nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75 dan hanya 6 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Atas dasar tersebut, penulis merasa perlu melakukan sebuah penelitian yang mana peneliti menggunakan metode diskusi kelompok untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam pembelajaran diatas, yakni bahwa peneliti ingin mencoba mengembangkan potensi hasil belajar pada siswa. Penulis ingin menerapkan metode group diskusi untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa.

(19)

4

Ia mampu memfokuskan untuk menyelesaikan masalah, menganalisis penyebab, sebab dan potensinya. Diskusi juga bisa digunakan untuk mengkonfirmasi dalam sebuah kegiatan seperti simulasi, bermain peran dan experimen. Darlind dkk (2009:12) menyatakan bahwa disamping apa yang harus dipertimbangkan apa yang harus diajarkan sesuai dengan standar naional maupun lokal, guru juga haru memikirkan cara terbaik untuk mengajarkan suatu topik atau permasalahan yang ada. Berdasarkan uraian diatas, maka

penulis akan melakukan penelitian dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar

Bahasa Indonesia Melalui Metode Diskusi Kelompok Pada Siswa Kelas V

MI Ma’arif Dukuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran

2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut. “Apakah penggunaan metode diskusi

kelompok dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V di MI Ma;arif Dukuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

(20)

5 D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan dari pembahasan di atas, peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Ma’arif Dukuh diduga dapat diupayakan

melalui penggunaan metode diskusi kelompok.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang bermanfaat baik peneliti maupun pembaca. Adapun menfaat yang diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis pada masyarakat yang luas khususnya bermanfaat dibidang pendidikan.

1. Manfaat Teorietis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitian lebih lanjut.

b. Mendukung kajian teori bahwa dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa dengan metode diskusi kelompok.

2. Manfaat Praktis

a. Secara praktik diharapkan dapat memperoleh pengetahuan tentang pengaruh penggunaan metode diskusi kelompok terhadap hasil belajar siswa.

(21)

6 3. Manfaat Bagi Siswa

Proses dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok telah memberikan pengalaman pada siswa dalam meningkatkan kreatifitas dan meningkatkan hasil belajar siswa untuk menyelesaikan masalah.

4. Manfaat Bagi Guru

Bagi para guru terutama bagi guru Bahasa Indonesia di MI Ma’arif

Dukuh untuk meningkatkan proses pembelajaran di dalam kelas yang diampu dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan apabila penelitian ini dirasa dapat membantu dalam proses belajar mengajar menjadi lebih baik. 5. Manfaat Bagi Peneliti

Sebagai wahana latihan dalam mengembangan ilmu pengetahuan melalui kegiatan penelitian. Mutu pendidikan di pengaruhi oleh beberapa hal terutama ketersediaan fasilitas dalam pembelajaran, pemanfaatan waktu dan penggunaan metode dalam pembelajaran.

F. Definisi Operasional

(22)

7 1. Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Standar kompetensi Bahasa Indonesia yaitu program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan bahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia, serta menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusia (Departemen Agama RI, 2004:103). Indikator yang dapat diketahui dalam peningkatan hasil belajar siswa yaitu:

a. Siswa lebih aktif

b. Siswa mampu mengungkapkan ide dan pendapat c. Siswa mampu mengeluarkan gagasan yang ada. d. Siswa mampu menanggapi persoalan yang ada 2. Metode Diskusi Kelompok

(23)

8 G. Indikator Keberhasilan

Indikator adalah tanda atau ciri data kuantitatif yang menunjukan bahwa tujuan dapat tercapai, adapun indikatornya adalah:

1. Siswa mampu berfikir aktif dalam setiap pembelajaran.

2. Siswa mampu memberikan saran dan ide-idenya dalam kegiatan pembelajaran.

3. Siswa mampu memahami dan mengerti materi yang dipelajari.

4. Siswa mampu memperoleh hasil belajar dengan baik yaitu di atas nilaii KKM (75%).

5. Siswa mampu memperoleh hasil belajar dengan baik yaitu di atas rata-rata dari nilai KKM (85%) yang telah di tetapkan.

H. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

(24)

9

(Arikunto dkk, 2010:17). Alasan mengunakan peneliti dalam penggunaan Penelitian Tindakan Kelas, adalah:

a. Dengan menggunakan PTK, guru akan lebih peka dan tanggap terhadap apa yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dikelas.

b. Dalam tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), guru akan lebih mudah dan mampu dalam memperbaiki proses pembelajaran dengan melalui rangkaian kegiatan untuk mengkaji dan menganalisis secara cermat dalam proses pembelajaran.

2. Subjek Penelitian

Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 16 siswa di MI Ma’arif Dukuh Kec.Sidomukti Kota

Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. 3. Langkah-Langkah Penelitian

Menurut Arikunto dkk (2010:16), mengemukakan bahwa ada beberapa ahli yang menyatakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda namun secara garis besar ada 4 tahapan yang digunakan yaitu (1) perenanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi.

a. Perencanaan (planning)

(25)

10 b. Pelaksanaan (action)

Tahapan ini peneliti menerapkan dan melaksanakan isi rancangan yaitu menerapkan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

c. Pengamatan (observing)

Tahapan ini dialakukan saat pelaksanakan ttindakan di kelas berlangsung.

d. Refleksi

Pada tahapan ini peneliti mengemukakan apa yaang sudah dilakukan dalam pelaksanaan tindakan.

4. Intrumen Penelitian

a. Pedoman Pengamatan

Pedoman pengamatan di gunakan peneliti untuk mengamati peningkatan hasil belajar siswa.

b. Soal Tes

Intrumen dalam penggunaan soal tes yaitu berkaitan dangan materi sebai tolak ukur bagi hasil belajar siswa.

c. RPP dan Silabus

(26)

11 5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Setiap penggunakan siklus peneneliti melakukan pengamatan terhadap siswa untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada siswa.

b. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui data hasil belajar siswa. c. Dokumentasi

Mengumpulkan data yang bersifat dokumentasi seperti lembar hasil tes, observssi, foto dan lain-lain.

6. Analisis Data

(27)

12 I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berfungsi untuk menyatakan garis-garis besar dari masing-masing bab, dalam sistematika penulisan terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu:

BAB I : Bab I ini, berisi pendahuluan yang didalamnyaakan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, defenisi operasional, indikator keberhasilan, metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II : Dalam bab II, berisi kajian pustaka yang didalamnya akan dipaparkan tentang pengertian hasil belajar, pengertian Bahasa Indonesia, pengertian metode diskusi, tujuan metode diskusi, kelebihan dan kelemahan metode diskusi dan kerangka berfikir

BAB III : Bab III berisi pelaksanaan hasil penelitian yang didalamnya akan diuraikan tentang gambaran tempat penelitian, data kelas V MI Ma’arif Dukuh dan deskripsi penelitian tindakan kelas di MI MA’arif

Dukuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga.

BAB IV : Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan yang berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil belajar Bahasa Indonesia melalui metode diskusi kelompok pada siswa kelas V MI Ma’arif

Dukuh.Kec.Sidomukti Kota Salatiga.

(28)

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar.

Dimiyati dan Mudjiono (2006:3-4) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi. Dari siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pembelajaran dalam proses belajar.

Hasil belajar adalah bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009:3) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognigtif, afektif, dan psikomotorik. Ada enam prilaku ranah kognigtif, yaitu:

a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.

b. Pemahaman, yaitu kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.

(29)

14

d. Analisis. Mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. e. Sitesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

f. Evaluasi, yaitu mencakup kemampuan bentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan dari kriteria tertentu. Benjamin S. Bloom (Dimiyati dan Mudjiono, 2006:26-27).

Slamet (2003:1) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Sedangkan Damansyah ( 2006:13) berpendapat bahwa hasil belajar yaitu hasil penelitian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka.

(30)

15

2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar adalah salah satu indikator untuk mencapai tujuan pembelajaran di kelas. Sugiharto, dkk. (2007:76-77), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:

a. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.

b. Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu.

Berdasarkan dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam hasil belajar siswa yaitu faktor internal dan eksternal. Kedua faktor-faktor ini saling berkaitan dan mempengaruhi dalam setiam pembelajaran yang dilakukan.

B. Bahasa Indonesia

1. Pengertian Bahasa Indonesia

(31)

16

positif terhadap bahasa indonesia. Pelajaran bahasa dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan penggunaan bahasa.

Pembelajaran kebahasaan dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan penggunaan bahasa. Disamping itu juga untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa dan meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluar wawasan. Siswa tidak hanya diharapkan mampu memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau langsung, melainkan juga informasi yang disampaikan secara berselubung atau tidak secara langsung (Slamet, 2007:80).

2. Fungsi Bahasa Indonesia.

Fungsi Bahasa Indonesia yaitu:

a. Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa.

b. Sarana meningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya.

c. Sarana meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

d. Sarana penyebarluasan pemakaian Bahaa indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai maalah.

e. Sarana pengembangan berfikir atau nalar.

(32)

17 3. Tujuan Bahasa Indonesia.

Secara umum tujuan dari pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

b. Peserta didik dapat memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan keperluan dan keadaan.

c. Peserta didik memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosisonal dan kematangan sosial.

d. Peserta didik memiliki disiplin dalam berfikir dan berbahasa.

e. Peserta didik atau siswa mampu memanfaatkan kariya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan hidup, serta meningkatkan penegetahuan dan kemampuan berbahasa.

(33)

18 4. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia.

Ruang lingkup Bahasa Indonesia terdiri dari:

a. Mendengar atau menyimak. b. Berbicara.

c. Membaca. d. Menulis.

C. Metode Diskusi Kelompok.

1. Pengertian Metode Diskusi.

Sebelum membahas mengenai diskusi kelompok, akan diuraikan terlebih dahulu pengertian dari diskusi kelompok. Menurut Dewa Ketut Sukardi (2008: 64), bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu, yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun sebagai pembelajaran, dimayarakat maupun didalam anggota keluarga serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

(34)

19

Moh. Uzer Usman,(2008: 94) mengemukakan bahwa diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur dan terencana yang melibatkan sekelompok orang dalam berinterakasi dan bertatatap muka secara informal dengan berbagai pengalaman atau informasi dalam pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.

Diskusi kelompok yaitu suatu pertemuan sekelompok orang atau lebih, yang ditunjukkan untuk saling bertukar pengalaman dan pendapat, biasanya menghasilkan suatu keputusan bersama (Dewa Ketut Sukardi , 2008: 220).

Menurut beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teknik diskusi kelompok adalah suatu bentuk kegiatan yang bercirikan suatu keterikatan pada suatu pokok masalah atau pertanyaan, dimana anggota-anggota atau peserta diskusi itu dapat berusaha dalam memperoleh kesimpulan dan hasil dari pembelajaran, serta mempertimbangkan pendapat-pendapat yang di kemukakan dalam diskus tersebut.

2. Teknik Diskusi kelompok

(35)

20

yang dihadapi oleh kelompok besar. (Sudjana, 2005: 122).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian diskusi kelompok adalah sebuah kelompok yang berkumpul untuk mendiskusikan suatu permasalahan untuk menyeleaikan suatu masalah secara bersama-sama. Dalam mendiskusikan tentunya terbatas maka itu dibentuk kelompok-kelompok dan dibagi sesuai dengan jumlahnya. Setelah kelompok terbentuk tentunya permaalahan yang ada harus ditindaklanjuti dengan mendiskusikan sesama kelompok atau antar kelompok untuk menyimpulkan hasil temuan. Seorang pemimpin yang telah ditunjuk oleh masing-masing kelompok melaporkan temuannya ke kelompok. Lalu sebuah daftar dapat dibuat dengan menggunakan atau menggabungkan ide-ide yang berguna dari setiap kelompok.

3. Langkah-langkah Diskusi Kelompok.

Sudjana (2005:123) berpendapat bahwa langkah-langkah diskui kelompok, yaitu:

a. Pendidik bersama dengan peserta didik dapat memilih, menentukan masalah dan bagian masalah yang akan dibahas dan yang perlu dipecahkan dalam kegiatan belajar.

b. Pendidik menunjuk beberapa peserta didik untuk membentuk suatu kelompok kecil. Jumlah kelompok biasanya yang akan dibentuk dan banyaknya peserta dalam setiap kelompok kecil disesuaikan dengan jumlah bagian masalah yang akan dibahas.

(36)

21

kelompok kecil. Satu kelompok membahas satu bagian pada masalah. Selanjutnya, pendidik menjelaskan tentang tugas kelompok yang harus dilakukan, waktu pembahasan (biasanya 5-15 menit), pemilihan pelapor, dan lain sebagainya.

d. Kelompok-kelompok kecil berdiskusi untuk membahas bagian masalah yang telah ditentukan. Para peserta didik di dalam kelompok kecil itu memperjelas bagian masalah serta memberikan saran dan gagasan untuk pemecahannya.

e. Pendidik, atau seorang peserta didik yang ditunjuk, mencatat pokok- pokok laporan yang disampaikan. Selanjutnya para peserta didik diminta untuk menambah, mengurangi, atau mengomentari laporan itu.

f. Pendidik dapat menugaskan salah seorang atau beberapa orang peserta didik untuk merangkum hasil pembahasan akhir laporan itu.

g. Pendidik bersama peserta didik dapat mengajukan kemungkinan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil diskusi dan selanjutnya melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil diskusi itu. Menurut Djamarah (2006:12), langkah-langkah diskusi yaitu:

a. Persiapan

1. Pengkondisisan siswa.

2. Memberikan informasi atau penjelasan tentang masalah tugas dalam diskusi.

(37)

22 b. Pelaksanaan.

1. Siswa melakukan diskusi

2. Guru menerangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi 3. Memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berperan

aktif.

4. Mencatat tanggapan atau saran dan ide-ide penting. c. Evaluasi.

1. Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan diskusi.

2. Menilai hasil diskusi.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam diskusi kelompok, yaitu pembentukan kelompok, pelaksanaan diskusi, pelaporan hasil diskusi kepada kelompok dan terakhir adalah kesimpulan hasil diskusi yang telah dilaksanakan.

D. Tujuan Metode Diskusi.

Tujuan pembelajaran kelompok menurut Moedjiono (1991/1992) adalah sebai berikut:

(38)

23

b. Mengembangkan sikap positif terhadap sekolah, para guru dan bidang studi yang dipelajari.

c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri yang positif.

d. Meningkatkan keberhsilan siswa dalam menemukan pendapat.

e. Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan diskusi kelompok yaitu dapat berfungsi sebagai metode untuk pemecahan masalah, untuk membina kerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok, membantu melatih berpikir ketika berinteraksi dengan orang lain.

E. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Diskusi.

1. Kelebihan Metode Diskusi

Suwarma (2002:83), tehnik diskusi memiliki kelebihan yaitu: a. Merangsang kreativita dalam pembelajara.

b. Membiasakan pembelajaran untuk bertukar pikiran dengan teman. c. Cakrawala berpikir pembelajaran menjadi luas.

d. Perhatian pembelajaran lebih tercurah pada pembelajaran.

e. Melatih pembelajaran untuk menarik kesimpulan dari beberapa pendapat. f. Memupuk keberanian dan percakapan diri pada pembelajaran.

(39)

24

Sedangkan Asmani (2009:141), menyebutkan beberapa kelebihan metode diskusi yaitu:

a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah bisa dipecahkan dengan berbagai jalan.

b. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka bisa saling mengemukakan pendapat secara kontruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang baik.

c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun dengan pendapatnya dan membiasakan sikap toleransi.

Menurut Suryobroto dalam bukunya Taniredja dkk (2011:24), keuntungan metode diskusi sangatlah banyak yakni:

a. Melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar.

b. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajaranya maing-masing.

c. Dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah.

d. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri.

(40)

25 2. Kelemahan Metode Diskusi.

Menurut Yamin (2005:70), metode diskusi memiliki keterbatasan, yaitu:

a. Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit.

b. Mempersyaratkan iswa memiliki latar belakang yng cukup tentang topik atau masalah yang didiskusikan.

c. Metode ini tidak dapat digunakan pada tahap awal proses pelajaran bila siswa baru diperkenalkan kepada bahan pembelajaran baru.

d. Apatis bagi siwa yang tidak terbiasa berbicara dalam forum.

Kelemahan metode diskusi menurut Suryabroto dalam bukunya Taniredja dkk (2011:34), sebagai berikut:

a. Tak dapat diramalkan sebelum mengenai bagiamana hasilnya sebab tergantung pada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggotannya. b. Memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah

dipelajari sebelumnya.

c. Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol.

d. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal ynag bersifat problematis saja yang dapt didiskusikan.

(41)

26

f. Apabila situasi diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah oikiran mereka, biasanya sulit membatai pokok permasalahanya. g. Sering terjadi saat diskusi murid kurang berani mengemukakan

pendapatnya.

h. Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhin kesempatan setiap siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.

(42)

27

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian

1. Gambaran Umum Madrasyah

Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma’arif Dukuh Kec.Sidomukti

yang tepatnya terletak di jalan wisnu RT 04 RW 01 Kec.Sidomukti Kota Salatiga. Madrasyah Ibtidaiyah merupakan satu-satunya Madrasyah yang ada di dusun, dimana masyarakatnya sekitarnya sangat mendukung terhadap perkembangan Madrasyah tersebut, dengan cara mendukung kegiatan yang ada, baik terkait dengan kegiatan pembelajaran maupun fasilitas yang mendukung dalam pembelajaran.

(43)

28

Nomor Stastistik Madrasah :111233730009 Nomor Induk Madrasah :110020

Nomor Pokok Sekolahan Nasional :20328494

Jumlah siswa di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Dukuh dari tahun ke

tahun selalu bertambah walaupun tidak begitu banyak jika dibandingkan dengan sekolah atau madrasah yang lainnya. Pada tahun ajaran 2017-2018 jumlah siswa siswi yang terdapat di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Dukuh adalah 145 orang, yang terdiri dari 57 perempuan dan 88 laki-laki. Sedangkan tenaga pendidik yang mengajar di Madrasyah Ibtidaiyah Ma’arif

dukuh berjumlah 11 orang yang terdiri dari 8 perempuan dan 3 laki-laki.

Tabel 3.1 Data Jumlah Siwswa MI Ma’arif Dukuh.

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Keteranagan

1 1A 10 10 20

2 1B 11 9 20

3 2A 14 6 20

4 2B 12 6 18

5 3 18 8 26

6 4 8 3 11

(44)

29

8 6 6 8 14

88 57 145

Tabel 3.2 Data Tenaga Pendidik MI Ma’arif Dukuh.

No

Guru Ijasah Jumlah Keterangan

PNS Non

PNS

SMA D III S1

1 L P L P

2 1 2 2 6 - - 11 11

Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Dukuh adalah Madrasah yang selalu

berusaha berkomitmen dalam membangun kemajuan dalam pendidikan maupun meningkatkan mutu pendidikan yang baik. Madrasah Ibtidaiyah

Ma’arif Dukuh memeiliki visi dan misi yang begitu mulia, adapun visi dan

misinya yaitu:

a. Visi MI Ma’arif Dukuh.

(45)

30 b. Misi MI Ma’arif Dukuh.

1. Menanamkan kesadaran prinip hidup belajar sepanjang hayat.

2. Mengembangkan model pembelajaran yang ENJOY (efektif, nyaman, jelas, obyektif dan islami).

3. Membentuk pribadi yang handal dalam segala hal.

4. Membangun rasa cinta dan bangga terhadap agama, bangsa dan tanah air.

5. Membentuk pribadi berahlak mulia dan berprestai tinggi dan bertaqwa.

6. Membentuk pribadi yang selalu aktif dalam segala hal. 7. Membekali sain-tehnologi tepat guna.

2. Tempat Penelitian.

Tempat penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V di MI Ma’arif Dukuh Kec.Sidomukti Kta Salatiga.

3. Waktu Penelitian.

(46)

31

B. Data Kelas V MI Ma’arif Dukuh.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ma’arif Dukuh yang

berjumlah 16 orang, terdiri dari 9 laki-laki dan 7 perempuan, berikut adalah data kelas V MI Ma’arif Dkuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga.

Tabel 3.3 Data Jumlah Siswa Kelas V MI Ma’arif Dukuh.

NO Nama Siswa Laki-laki atau perempuan

(47)

32

11 Yoga Adinugroho L

12 M Naufal A L

13 M Zulfar Sultn L

14 Fenti Husna P

15 Riska Devi Yidi Yanti P

16 Nayla Azka Aulia P

C. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan empat macam kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan kelas, observai dan refleksi. 1. Pelaksanaan Siklus I.

a. Perencanaan.

(48)

33 b. Pelaksanaan.

Tahap ini adalah peneliti melakasanakan hal-hal yang sudah dirancang pada tahap perencanaan, pada pelaksanaan ini adalah untuk perbaikan, pengembangan dan peningkatan dari kondisi awal. Pada tahap ini adalah untuk mengetahui perbandingan dalam keberhasilan dari kondisi awal. Agar dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka dari itu digunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu: jika nilai siswa belum sepenuhnya memenuhi KKM maka siswa dinyatakan belum tuntas atau belum memenuhi dan sebaliknya jika nilai siswa sama atau nilai diatas rata-rata maka siwa yang telah memenuhu KKM dinyatakan tuntas atau telah memenuhi berikut adalah langkah-langkah dalam pelaksanaan:

1. Guru mengucapkan salam, membuka pelajaran di awali dengan berdoa bersama, mengabsensi siswa dan mengapreiasi dengan pertanyan tentang matri dan tujuan dari pembelajaran.

2. Guru menyampaikan suatu persoalan, kemudian bertanya kepada siswa guna memancing siswa agar bertanya dan mengungkapkan ide.

3. Guru memfasilitasi siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah dengan masing-masing kelompok.

(49)

34

5. Siswa berdiskusi tentang materi sesuai waktu yang diberikan. 6. Siswa saling mengajukan pertanyaan antar kelompok.

7. Siswa saling memberikan pendapat dan saran.

8. Siswa mengumpulkan pokok-pokok permasalahan yang telah dikemukakan.

9. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui iswa. 10. Guru meluruskan, memberi penguatan dan penyimpulan.

11. Guru mengadakan tes evaluasi. 12. Guru memotivasi siswa.

13. Guru mengahiri dengan doa dan salam. c. Observasi.

Tahapan ini adalah tahap pengamatan dalam memfokuskan penelitian. Tahap ini merupakan tahapan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan lembar observasi terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan penerapan model pembelajaran PTK.

d. Refleksi.

Tahap refleksi adalah tahap yang digunkan peneliti untuk:

1. Membahas temuan-temuan selama melaksanakan siklus I 2. Menganalisi hasil belajar.

3. Mengevaluasi hasil belajar.

(50)

35 2. Pelaksanaan Siklus II.

a. Perencanaan.

Tahap pada siklus II ini yaitu pneliti membuat suatu rancangan dengan menentukan waktu, peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat intrument penelitian berupa lembar observai dan tes. Pada siklus II peneliti mempersiapakan rancangan hasil dari keadaan pada kondisi awal.

b. Pelaksanaan.

Tahap ini yaitu peneliti melakasanakan hal-hal yang sudah dirancang pada tahap perencanaan, pelaksanaan ini adalah untuk perbaikan, pengembangan dan peningkatan dari kondisi siklus I. Pada tahap ini adalah untuk mengetahui perbandingan dalam keberhasilan dari kondisi siklus I. Agar dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka dari itu digunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu: jika nilai siswa belum sepenuhnya memenuhi KKM maka siswa dinyatakan belum tuntas atau belum memenuhi dan sebaliknya jika nilai siswa sama atau nilai diatas rata-rata maka siwa yang telah memenuhu KKM dinyatakan tuntas atau telah memenuhi berikut adalah langkah-langkah dalam pelaksanaan:

(51)

36

2. Guru menyampaikan dan menerangkan suatu persoalan, kemudian guru bertanya kepada siswa guna memancing siswa agar bertanya dan mengungkapkan ide.

3. Guru memfasilitasi siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.

4. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa saat diskusi siswa perlu memiliki karakter toleransi, bekerja keras dan bekerja sama dengan kelompoknya.

5. Siswa berdiskusi tentang materi sesuai waktu yang diberikan. 6. Siswa saling mengajukan pertanyaan antar kelompok.

7. Siswa saling memberikan pendapat dan saran.

8. Siswa menyimpulkan pokok-pokok permasalahan yang telah dikemukakan.

9. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui iswa. 10. Guru meluruskan dan memberikan penyimpulan.

11. Guru mengadakan tes evaluasi. 12. Guru memotivasi siswa.

13. Guru mengahiri dengan doa dan salam. 1. Observasi.

(52)

37 2. Refleksi.

Tahap refleksi adalah tahap yang digunkan peneliti untuk:

a. Membahas temuan-temuan selama melaksanakan siklus II b. Menganalisi hasil belajar.

c. Mengevaluasi hasil belajar.

(53)

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

A. Hasil Penelitian.

1. Kondisi Awal.

Kondisi awal di madrasah MI Ma’arif Dukuh kelas V pada

pembelajaran Bahasa Indonesia sebelum diadakan tindakan yaitu, bahwa selama kegiatan pembelajaran berlangsung hanya berpusat pada guru atau pendidik sementara siswa hanya sebagai pendengar. Dengan kondisi terebut siswa menjadi kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar dikelas. Pembelajaran yang hanya berfokus pada guru membuat keadaan para siswa menjadi pasif dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran karena siswa hanya menerima materi dan mendengarkan apa yang guru sampaikan, sehingga ini berhimbas pada siswa dan siswa menjadi sulit dalam mengembangkan bakat dan potensi siswa baik dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari berdampak pada hail belajar siswa.

(54)

39

Tabel 4.1 Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa.

No Nama Siswa Nilai siswa Keterangan

1 Ahmad arzaqtaulana 60 BT

2 M Rifan Faiz 50 BT

3 Gilang Rangga Panmukas 80 T

4 M Abdilah Fajar Kurniawan 75 T

5 Saskia Indri Fitri Ana 65 BT

6 Risky Devi Putri Yudi Yanti 55 BT

7 Satya Fitri Rahma W 75 T

8 Nurma Nesa Apriliani 50 BT

9 Ahmad Ifi 65 BT

10 M Dafa Zaidene N 80 T

11 Yoga Adinugroho 75 T

12 M Naufal A 50 BT

13 M Zulfar Sultn 50 BT

14 Fenti Husna 75 T

(55)

40

16 Nayla Azka Aulia 65 BT

Dari hasil pengamatan pada data tabel 4.1 nampak bahwa siswa yang tuntas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Ma’arif Dukuh yang berjumlah 16 siswa sebanyak 6 siswa dengan nilai di atas rata-rata dinyatakan tuntas sedangkan 10 siswa belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran. Jika dipersentase yaitu 37,5% dari jumlah siswa yang tuntas dan 62,5%.

Tabel 4.2 Distribusi Ketuntasan Belajar.

No Standar Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase

1 75-100 Tuntas 6 37,5%

2 0-74 Belum Tuntas 10 62,5%

Jumlah 16 100%

Berdasarkan tabel 4.2 didapat data bahwa siswa yang tuntas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V MI Ma’arif Dukuh yang berjumlah

(56)

41 2. Siklus I.

Langkah-langkh dan tahapan yang dilakukan yaitu:

a. Perencanaan.

1. Menyiapkan bahan-bahan dan materi yang akan disampaikan dengan menggunakan metode group diskusi

2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi dan bahan pembelajaran.

b. Pelaksanaan.

Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

1. Guru mengucapkan salam, membuka pelajaran di awali dengan berdoa bersama, mengabsensi dan mengapreiasi dengan pertanyan tentang matri dan tujuan dari pembelajaran.

2. Guru menyampaikan suatu persoalan, kemudian bertanya kepada siswa guna memancing siswa agar bertanya dan mengungkapkan ide. 3. Guru memfasilitasi siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan

masalah dengan masing-masing kelompok.

4. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa saat diskusi siswa perlu memiliki karakter toleransi, bekerja keras dan bekerja sama dengan kelompoknya.

5. Siswa berdiskusi tentang materi sesuai waktu yang diberikan. 6. Siswa saling mengajukan pertanyaan antar kelompok.

(57)

42

8. Siswa mengumpulkan pokok-pokok permasalahan yang telah didapat dan dikemukakan.

9. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui iswa. 10.Guru meluruskan guru memberikan penguatan dan memberikan

penyimpulan.

11.Guru mengadakan tes evaluasi. 12.Guru memotivasi siswa.

13.Guru mengahiri dengan doa dan salam.

Berikut adalah hasil belajar Bahasa Indonesia yang dilakukan:

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama Siswa Nilai siswa Keterangan

(58)

43 6 Risky Devi Putri Yudi

Yanti

60 BT

7 Satya Fitri Rahma W 75 T

8 Nurma Nesa Apriliani 55 BT

9 Ahmad Ifi 75 T

10 M Dafa Zaidene N 80 T

11 Yoga Adinugroho 75 T

12 M Naufal A 50 BT

13 M Zulfar Sultn 55 BT

14 Fenti Husna 75 T

15 Riska Devi Yidi Yanti 60 BT

16 Nayla Azka Aulia 65 BT

Jumlah

9 7

(59)

44

Tabel 4.4 Distribusi Ketuntasan Belajar.

No Standar Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase

1 75-100 Tuntas 9 56,25%

2 0-74 Belum Tuntas 7 43,75%

Jumlah 16 100%

Dari hasil belajar siswa di atas dapat diketahui hasil bahwa hasil belajar siswa meningkat dibandingkan dengan kondisi awal yang telah dilakukan oleh guru. Dari kondisi awal dapat diketahui bahwa 9 orang siswa telah tuntas dan 7 orang siswa belum tuntas. Pada kondisi pelaksanaan ditemukan peningkatan pada siswa kelas V yaitu siswa yang tuntas adalah 9 orang sedangkan yang belum tuntas adalah 7 orang yang artinya jika di presentasekan menjadi 56,25% tuntas dan 43,75% belum tuntas.

c. Obervasi.

(60)

45 d. Refleksi.

Pada tahapan siklus I yang telah diamati dan dilaksanakan dari hasil penelitian bahwa terjadi peningkatan hail belajar pada siswa. Akan tetapi dari hasil tersebut peneliti merasa belum puas akan hasil yang didapat dari hasil tersebut. Dari hasil siklus 1, peneliti peneliti menemukan suatu kelemahan-kelemahan dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:

1. Pelaksanaan pada metode yang kurang maksimal, hal ini dikarenakan saat pembagian kelompok dan tempat berdiskusi masih kurang efektif dan maksimal, sehingga dalam melaksanakan diskusi siswa merasa kurang nyaman tidak leluasa saat melaksanakan diskusi.

2. Ranah afektif, sikomotor dan kognitif masih kurang makimal dalam pembelajaran.

3. Saat berdiskusi siswa masih kurang dalam mengikuti pembelajaran dan siswa masih banyak yang kurang aktif dalam mengikuti diskusi di karenakan pembagian dan tempat berdiskusi yang kurang efektif.

(61)

46

1. Pembagian kelompok dan tempat berdiskusi lebih di maksimalkan agar siswa dapat dapat berdiskusi dengan keadaan nyaman dan leluasa dalam mengemukakan ide-ide dan gagasannya.

2. Memaksimalkan kegiatan dalam pembelajaran sehingga siswa dapat lebih maksimal dalam kegiatan pembelajaran.

3. Dalam pembagian kelompok diskusi dan tempat diskusi harus lebih maksimal dan nyaman dalam melakukan kegiatan.

4. Siwa diajak untuk berperan aktif agar saat berdiskusi siswa dapat mengemukakan ide dan gagasannya.

3. Siklus II.

Tahapan ini adalah tahapan perbaikan dari siklus sebelumnnya:

a. Perencanaan.

1. Menyiapkan bahan dan materi yang akan disampaikan.

2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi dan bahan pembelajaran.

b. pelaksanaan.

Langkah-lagkah yang dilakukan yaitu:

1. Guru mengucapkan salam, membuka pelajaran diawali dengan berdoa bersama, mengabsensi dan mengapresiasi siswa dengan pertanyan tentang matri dan tujuan dari pembelajaran yang akan di ajarkan.

(62)

47

3. Guru memfasilitasi siswa dan membagi kelompok untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah dengan masing-masing kelompok.

4. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa saat diskusi siswa perlu memiliki karakter toleransi, bekerja keras dan bekerja sama dengan kelompoknya.

5. Siswa berdiskusi tentang isi gambar sesuai waktu yang diberikan. 6. Siswa saling mengajukan pertanyaan antar kelompok.

7. Siswa saling memberikan pendapat dan saran dengan alasan yang baik dan benar.

8. Siswa mengumpulkan pokok permasalahan yang telah dikemukakan. 9. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui iswa. 10. Guru meluruskan, memberikan penguatan pada siswa dan guru

memberikan penyimpulan. 11. Guru mengadakan tes evaluasi.

12. Guru memotivasi siswa untuk mencoba dan berlatih mengemukakan ide atau pendapatnya.

(63)

48

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II

No

Nama Siswa Nilai siswa Keterangan

Tuntas Belum

Tuntas

1 Ahmad arzaqtaulana 75 T

2 M Rifan Faiz 80 T

3 Gilang Rangga Panmukas 80 T

4 M Abdilah Fajar Kurniawan 75 T

5 Saskia Indri Fitri Ana 75 T

6 Risky Devi Putri Yudi Yanti 75 T

7 Satya Fitri Rahma W 75 T

8 Nurma Nesa Apriliani 78 T

9 Ahmad Ifi 75 T

10 M Dafa Zaidene N 80 T

11 Yoga Adinugroho 75 T

(64)

49

13 M Zulfar Sultn 75 T

14 Fenti Husna 75 T

15 Riska Devi Yidi Yanti 75 T

16 Nayla Azka Aulia 77 T

Jumlah

15 1

16

Tabel 4.6 Distribusi Ketuntasan Belajar.

No Standar

Ketuntasan

Jumlah Siswa Presentase

1 75-100 Tuntas 15 93,75%

2 0-74 Belum Tuntas 1 6,25%

(65)

50

Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa hasil beljar siswa meningkat dengan jumlah siswa 16 orang, yang dinyatakan tuntas adalah sebanyak 15 orang dan yang belum tuntas sebanyak 1 orang jika di presentasikan adalah 93,75% telah dinyatakan tuntas dan 6,25% belum dinyatakan tuntas.

c. Observasi.

Pada tahapan siklus ini sama halnya dengan siklus sebelumnya yaitu memfokuskan pada kegiatan pembelajaran dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun hasil belajar siswa yaitu 15 atau 93,73% tuntas dan 1 atau 6,25% siswa belum tuntas

Dari hasil pembelajaran pada tahap siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar pada siswa meningkat dibandingkan dengan hasil sebelumnya.

d. Refleksi.

Pada tahapan siklus II ini adalah sutu tahapan perbaikan dari siklus sebelumnya, tahapan ini untuk mengupayakan perbaikan dari hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya. Pada tahapan siklus II ini, peneliti berpendapat bahwa hasil dalam pembelajaran menunjukan peningkatan dan perubahan yang lebih baik dari kondisi awal dan kondisi pada siklus sebelumnya, yaitu:

(66)

51

2. Keaktifan dan keinganan siswa untuk mengikuti pembelajaran lebih meningkat dan minat siswa lebih aktif dilihat dari tingkat keeriuan dalam mengikuti pembelajaran.

3. Siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan siswa berani mengungkapakan ide dan gagasannya.

B. Pembahasan.

Fokus perbaikan pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan pada hasil belajar siswa dengan melalui metode group diskusi. Berdaarkan hasil yang diperoleh dari penelitian pada siswa kelas V MI Ma’aif Dukuh Kec.Sidomukti Kota Salatiga, dapat diketahui bahwa penggunaan metode group diskui mampu meningkatkan hasil belajar siswa setelah diadakan model pembelajaran diskusi kelompok.

(67)

52

1. Perbandingan Kondisi Awal Dengan Siklus I Dan II

Dengan menerapkan model diskusi kelompok bahwa siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal yaitu dari 16 siswa 6 orang tuntas dan 10 orang belum tuntas atau jika di persentasekan 37,5% tuntas dan 62,5% belum tuntas. Pada siklus I dari 16 siswa yaitu 9 orang telah tuntas dan 7 orang belum tuntas atau 56,75% tuntas dan 42,25% belum tuntas pada tahap siklus I sedangkan pada tahap siklus II di dapatkan ketuntasan hasil belajar yaitu 15 atau 93,75% orang tuntas dan 1 atau 6,25% orang belum tuntas.

Tabel 4.7 Hasil Perbandingan Kondisi Awal Dengan Siklus I Dan II

Siklus Kategori Jumlah Persentase

(68)

53

II BT 1 6,25%

16 100%

Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebelum menggunakan metode diskusi kelompok belum mengalami perubahan hasil belajar dan setelah menggunakan metode diskusi kelompok mengalami peningkatan pada setiap tahap siklus. Pada tahap awal siswa yang tuntas 37,5%, belum tuntas 62,5% pada tahap siklus I siswa yang tuntas 56,25% (meningkat 18,75%) dan 43,75% belum tuntas (turun 18,755%) dan pada tahapan siklus II siswa yang tuntas meningkat dari 56,25% menjadi 93,75% (meningkat 6,25%) sedangkan yang belum tuntas berkurang dari 43,25% menjadi 6,25% (turun 37,5%), Jadi penggunaan pada metode diskusi kelompok mampu meningkatan hasil belajar siswa.

2. Perbandingan Hasil Belajar Pada siklus I Dan Sikus II.

(69)

54

Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Siklus I Dan II

Siklus Kategori Jumlah Persentase

Siklus I

T 9 56,25%

BT 7 43,75%

16 100%

Siklus II T 15 93,75%

BT 1 6,25%

16 100%

(70)

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, bahwa peneliti mendapatkan data perbandingan antara sebelum dan sesudah menerapkan metode diskusi kelompok atau diskusi kelompok dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada setiap siklus, dapat disimpulkan bahwa dalam mengajarkan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik ranah afektif, sikomotorik dan kognigtif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa

kelas V MI Ma’arif Dukuh Kec.Sidomulti Kota Salatiga, adapun hasil belajar

siswa dengan menggunakan metode diskusi kelompok yaitu:

(71)

56 B. Saran.

Sebagain madrasah yang berada di sekitar lingkungan masyarakat tentunya memiliki sebuah kelebihan dan kekuranagn baik dalam fasilitas, sistem pendidikan, model pembelajaran maupun dalam upaya untuk mencapai tujuan. Didalam sebuah pendidikan tentunya terdapat permasalahan terkait dengan pembelajaran maupun pendidikan. Terkait hal tersebut tentunya peneliti memiliki saran untuk memajukan pembelajaran dan pendidkan yang ada di madrasah, adapun saran dari peneliti yaitu:

1. Untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan yang di inginkan tentunya seorang guru atau pendidik seharusnya dalam menyampaikan isi materi pembelajaran guru menggunakan metode yang relevan dan sesuai dengan kondisi siswa, agar siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran dan dapat mengungkapkan ide-ide dan gagasanya.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar setiap siswa, seharusnya guru memberikan lebih banyak ruang kepada siswa agar siswa dapat berkembang sesuai yang si harapkan.

(72)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Tips Menjadi Guru Inspiratif Kreatif Dan Inovatif.

Jakarta: Diva Press.

Departemen Agama RI. 2004. Kurikulum Standar Kopetensi Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta.

Darling, Linda dkk. 2009. Guru Yang Baik Di Setiap Kelas. trj. Ida Kusuma Dewi dan Bayu Budiharjo. Jakarta: PT Indeks.

Darmansyah. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. UNP

Djamarah & Zain. 2006. Stategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dimiyati, Moejiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Usman. Moh. Uzer. 2008. Strategi Pembelajaran, Jakarta: Erlangga

Moedjiono, Moh. Dimiyati. 1991/1992. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud Diektorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

(73)

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Prenada: Jakarta.

Sarwiji suwandi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pestaka.

Suroso. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13.

Sugiharto, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sukardi, Dewa Ketut, (2008). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Slamet. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Taniredja, Tukiran, Faridli, Harmianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: Penerbit Angkasa

Tohirin, (2007). Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(74)
(75)

LAMPIRAN 1

DATA SISWA MI MA’ARIF DUKUH

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 1A 10 10 20

2 1B 11 9 20

3 2A 14 6 20

4 2B 12 6 18

5 3 18 8 26

6 4 8 3 11

7 5 9 7 16

8 6 6 8 14

(76)

LAMPIRAN 2

DATA GURU MI MA’ARIF DUKUH

(77)

Laki-LAMPIRAN 3

DATA SISWA KELAS V MI MA’ARIF DUKUH

NO Nama Siswa Laki-laki/Perempuan

1 Ahmad arzaqtaulana L

2 M Rifan Faiz L

3 Gilang Rangga Panmukas L

4 M Abdilah Fajar Kurniawan L

5 Saskia Indri Fitri Ana P

6 Risky Devi Putri Yudi Yanti P

7 Satya Fitri Rahma W P

8 Nurma Nesa Apriliani P

9 Ahmad Ifi L

10 M Dafa Zaidene N L

11 Yoga Adinugroho L

12 M Naufal A L

13 M Zulfar Sultn L

14 Fenti Husna P

15 Riska Devi Yidi Yanti P

(78)

LAMPIRAN 4

DATA NILAI AWAL HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MI MA’ARIF

DUKUH

No Nama Siswa Nilai siswa Keterangan

1 Ahmad arzaqtaulana 60 BT

2 M Rifan Faiz 50 BT

3 Gilang Rangga Panmukas 80 T

4 M Abdilah Fajar Kurniawan 75 T

5 Saskia Indri Fitri Ana 65 BT

6 Risky Devi Putri Yudi Yanti 55 BT

7 Satya Fitri Rahma W 75 T

8 Nurma Nesa Apriliani 50 BT

9 Ahmad Ifi 65 BT

10 M Dafa Zaidene N 80 T

11 Yoga Adinugroho 75 T

12 M Naufal A 50 BT

13 M Zulfar Sultn 50 BT

14 Fenti Husna 75 T

15 Riska Devi Yidi Yanti 60 BT

(79)

LAMPIRAN 5 DATA NILAI SIKLUS 1

(80)

LAMPIRAN 6 DATA NILAI SIKLUS II

No Nama Siswa Nilai siswa

Keterangan Tuntas Belum

Tuntas

1 Ahmad arzaqtaulana 75 T

2 M Rifan Faiz 80 T

3 Gilang Rangga Panmukas 80 T

4 M Abdilah Fajar Kurniawan 75 T

5 Saskia Indri Fitri Ana 75 T

6 Risky Devi Putri Yudi Yanti 75 T

7 Satya Fitri Rahma W 75 T

8 Nurma Nesa Apriliani 78 T

9 Ahmad Ifi 75 T

10 M Dafa Zaidene N 80 T

11 Yoga Adinugroho 75 T

12 M Naufal A 70 BT

(81)

14 Fenti Husna 75 T

15 Riska Devi Yidi Yanti T

16 Nayla Azka Aulia 77 T

Jumlah

15 1

(82)

LAMPIRAN 7

LEMBAR PENGAMATAN SISWA SIKLUS I

No Nama Siswa Afektif Siswa

T S R

1 Ahmad arzaqtaulana

2 M Rifan Faiz

3 Gilang Rangga Panmukas

4 M Abdilah Fajar Kurniawan

5 Saskia Indri Fitri Ana

6 Risky Devi Putri Yudi Yanti

7 Satya Fitri Rahma W

8 Nurma Nesa Apriliani

9 Ahmad Ifi

10 M Dafa Zaidene N

(83)

12 M Naufal A

13 M Zulfar Sultn

14 Fenti Husna

15 Riska Devi Yidi Yanti

16 Nayla Azka Aulia

No Nama Siswa Psikomotor Siswa

T S R

1 Ahmad arzaqtaulana

2 M Rifan Faiz

3 Gilang Rangga Panmukas

4 M Abdilah Fajar Kurniawan

5 Saskia Indri Fitri Ana

6 Risky Devi Putri Yudi Yanti

7 Satya Fitri Rahma W

(84)

9 Ahmad Ifi

10 M Dafa Zaidene N

11 Yoga Adinugroho

12 M Naufal A

13 M Zulfar Sultn

14 Fenti Husna

15 Riska Devi Yidi Yanti

16 Nayla Azka Aulia

No Nama Siswa Kognigtif Siswa

T S R

1 Ahmad arzaqtaulana

2 M Rifan Faiz

3 Gilang Rangga Panmukas

(85)

5 Saskia Indri Fitri Ana

6 Risky Devi Putri Yudi Yanti

7 Satya Fitri Rahma W

8 Nurma Nesa Apriliani

9 Ahmad Ifi

10 M Dafa Zaidene N

11 Yoga Adinugroho

12 M Naufal A

13 M Zulfar Sultn

14 Fenti Husna

15 Riska Devi Yidi Yanti

(86)

LAMPIRAN 8

LEMBAR PENGAMATAN PADA GURU I

NO Nama Kategori

Baik Cukup

Baik

Sedang

1 Cara mengajar

2 Penguasaan Materi

3 Penyampaian Materi

4 Penggunaan Metode

5 Penguasaan Kelas

6 Penampilan

(87)

LAMPIRAN 9

LEMBAR PENGAMATAN SISWA SIKLUS II

No Nama Siswa Afektif Siswa

T S R

1 Ahmad arzaqtaulana

2 M Rifan Faiz

3 Gilang Rangga Panmukas

4 M Abdilah Fajar Kurniawan

5 Saskia Indri Fitri Ana

6 Risky Devi Putri Yudi Yanti

7 Satya Fitri Rahma W

8 Nurma Nesa Apriliani

9 Ahmad Ifi

10 M Dafa Zaidene N

11 Yoga Adinugroho

12 M Naufal A

(88)

14 Fenti Husna

15 Riska Devi Yidi Yanti

16 Nayla Azka Aulia

No Nama Siswa Psikomotor Siswa T S R 1 Ahmad arzaqtaulana

2 M Rifan Faiz

3 Gilang Rangga Panmukas 4 M Abdilah Fajar Kurniawan 5 Saskia Indri Fitri Ana 6 Risky Devi Putri Yudi Yanti 7 Satya Fitri Rahma W 8 Nurma Nesa Apriliani 9 Ahmad Ifi

Gambar

Tabel 3.1 Data Jumlah Siwswa MI Ma’arif Dukuh.
Tabel 3.2 Data Tenaga Pendidik MI Ma’arif Dukuh.
Tabel 3.3 Data Jumlah Siswa Kelas V MI Ma’arif Dukuh.
Tabel 4.1 Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nama Obyek : Nama objek dari Skripsi Studio Desain Komunikasi Visual ini adalah “Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Sosialisasi Air Terjun Blemantung di Pujungan” yang

This indicated that the alternative hypothesis stating that the interactive video media increases the students’ writing scores in analytical exposition text at XI grade

Peneliti akan menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan tekhnik wawancara untuk mendeskripsikan data yang

Penelitian ini berfokus pada faktor yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi yaitu pengendalian internal, moralitas, integritas dan audit internal di

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Mahas Esa, karena kasih karunia-Nya penulisan dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan

Berdasarkan pemahaman teori dan konsep yang telah dikemukakan, maka secara skematis, model analisis akan dilakukan dalam mengkaji perilaku aparatur pemerintahan di

Terumbu karang merupakan aset penting bagi laut Indonesia karena merupakan daya tarik yang kuat bagi wisatawan. Namun, karena berbagai alasan, terumbu karang

Aset hak-guna dan liabilitas sewa diukur berdasarkan nilai kini yang didiskontokan dengan menggunakan suku bunga implisit (jika suku bunga tersebut dapat