• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Percaya Diri

1. Pengertian Percaya Diri

Masalah dengan percaya diri hampir dialami oleh setiap individu dari usia remaja hingga dewasa. Percaya diri merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar khususnya bagi siswa Sekolah Dasar, karena tanpa adanya rasa percaya diri semangat belajar akan berkurang dan prestasi juga akan menurun. Kunci utama kesuksesan seseorang adalah mempunyai rasa percaya diri.

Sikap individu yang percaya akan kemampuan diri sendiri untuk bertingkah laku seperti yang dinyatakan oleh Willis dalam Risnawati (2010:34) mengemukakan bahwa percaya diri adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain. Pendapat tersebut senada dengan yang dinyatakan oleh Lauster dalam Risnawati (2010:34) mengemukakan bahwa percaya diri merupakan keyakinan seseorang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain. Pendapat kedua ahli tersebut didukung oleh Anthony dalam Risnawati

(2)

(2010:34) yang berpendapat bahwa sikap pada diri seseorang yang dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berpikir positif, memiliki kemandirian, dan mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan.

Berdasarkan penjelasan menurut beberapa para ahli maka dapat disimpulkan bahwa percaya diri merupakan keyakinan untuk melakukan sesuatu pada diri. subjek sebagi karakteristik pribadi yang didalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional, dan realistis untuk melakukan suatu perubahan pada diri.

2. Ciri – ciri Percaya Diri

Percaya diri penting dalam hubungan dengan orang lain. Seorang individu yang mempunyai keyakinan pada diri sendiri yang mampu untuk percaya pada orang lain Adywibowo (2010:40) membagi tiga ciri- ciri percaya diri, yaitu:

a. Tidak terlalu bergantung dengan orang lain, artinya bahwa pada saat siswa mengerjakan soal atau tugas yang diberikan oleh guru maka siswa tersebut mampu menyelesaikan tugas secara mandiri.

b. Mudah berkomunikasi artinya seorang siswa dikatakan percaya diri ketika siswa tersebut mampu bersosialisasi dengan siswa lain dan mudah untuk bergaul.

(3)

c. Membantu orang lain, ketika seorang siswa membantu siswa yang lain maka dapat dikatakan siswa tersebut mempunyai sikap percaya diri karena mampu dan yakin dengan kemampuan sendiri.

3. Indikator Percaya Diri

Indikator percaya diri merupakan suatu hasil yang nampak pada diri seseorang. Apabila seseorang berani melakukan suatu aktivitas dan tidak ragu memilih serta membuat yang harus dibuat. Adapun indikator percaya diri menurut pendapat Mustari (2014:53-57) yaitu :

a. Memiliki keyakinan

Percaya diri berarti keyakinan pada diri. Untuk memiliki keyakinan pada siswa diperlukan keberanian, kemampuan untuk mengambil resiko, kesediaan untuk menerima penderitaan dan kekecewaan atau tindakan yang dilakukannya. b. Persamaan kesempatan

Setiap siswa memiliki potensi yang memadai untuk mengikuti proses pembelajaran di sekolah. Siswa memiliki kesempatan yang sama dalam terlibat aktif dalam pembelajaran untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

c. Menghilangkan inferioritas (menghilangkan rasa minder atau rasa rendah diri.

(4)

B. Prestasi Belajar

Prestasi belajar pada umumnya meliputi aspek pengetahuan. Menurut Arifin (2012:12) prestasi merupakan suatu masalah yang bersifat abadi dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan tiap individu. Pendapat tersebut senada yang dikemukakan oleh Hamdani (2011:137) yang berpendapat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun secara kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak pernah melakukan kegiatan. Kegiatan belajar dikatakan efisien jika prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang hemat atau minim.

Pengertian prestasi menurut beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Usaha belajar yang dapat dijadikan pendorong dalam meningkatkan ilmu pengetahuan. Adapun juga beberapa fungsi utama prestasi belajar menurut Arifin (2011: 12-13) antara lain:

a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai.

b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli

psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia

c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

(5)

e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena siswa yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran pada saat proses pembelajaran.

C. Model Pembelajaran Kooperatif

Cooperative Learning berasal dari kata Cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau tim. Cooperative Learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda Isjoni (2011: 12). Pendapat tersebut senada yang dikemukakan oleh Daryanto dan Rahardjo model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok. Siswa yang ada di dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender. Kedua pendapat didukung oleh Anita Lie (2008: 29) model pembelajaran Cooperative

Learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Terdapat

unsur dasar pembelajaran Cooperative Learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan dengan tidak sesuai. Pelaksanaan prosedur model Cooperative Learning dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif.

(6)

Pelaksanaan model Cooperative Learning membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Cooperative Learning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar yang lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa perilaku sosial. Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar Cooperative Learning adalah agar siswa dapat belajar secara berkelompok bersama temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk mengungkapkan pendapat siswa secara berkelompok Isjoni (2009:21).

Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan cara berkelompok tetapi lebih diarahkan atau dibimbing guru. Pembelajaran kooperatif ini merupakan kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa pada saat berkelompok dan siswa bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya.

D. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Tutor Sebaya

1. Pengertian Tutor Sebaya

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa merasa senang belajar. Menurut Arikunto (1986: 63) bahwa pembelajaran tutor sebaya adalah model pembelajaran yang diberikan oleh tutor (siswa) kepada siswa sebangku untuk menjelaskan materi pembelajaran. Keadaan tersebut dapat dimanfaatkan guru untuk meminta bantuan kepada siswa sebagai tutor yang dapat menerangkan

(7)

kepada siswa lain untuk melaksanakan program perbaikan. Seorang tutor dapat berasal dari teman sekelas ataupun yang mempunyai umur sebaya. Dalam menentukan seorang tutor, diperlukan pertimbangan tersendiri. Belum tentu siswa yang paling pandai menjadi tutor. Adapun hal yang harus diperhatikan sebagai seorang tutor:

a. Dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya.

b. Dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima program perbaikan.

c. Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.

d. Mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.

2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tutor Sebaya

Suatu model pembelajaran tentu terdapat kekurangan dan kelebihan, beberapa kelebihan model pembelajaran tutor sebaya menurut Arikunto (1986: 64) menyampaikan tentang kelebihan cara belajar dengan tutor sebaya. Kelebihan tutor sebaya antara lain:

a. Adakala hasil lebih baik bagi beberapa siswa yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada guru.

b. Bagi tutor, pekerjaan sebagai tutor akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang dibahas. Dengan

(8)

memberitahukan kepada siswa lain, maka seolah-olah siswa menelaah serta menghafalkannya kembali.

c. Bagi tutor, pekerjaan ini merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas, dan melatih kesabaran.

d. Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.

e. Membantu teman yang mengalami kesulitan belajar. Sedangkan kelemahan dalam pelaksanaan tutor sebaya yaitu: a. Beberapa siswa menjadi malu bertanya karena takut rahasianya

diketahui oleh siswa lain, akan tetapi rasa malu tersebut dapat hilang apabila siswa dalam mengikuti proses pembelajaran merasa senang sehingga siswa akan terfokuskan pada kegiatan pembelajaran.

b. Pada kelas tertentu pekerjaan sebagai tutor ini sukar dilaksanakan karena perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan akan tetapi perbedaan jenis kelamin tersebut tidak menjadi masalah apabila guru mengawasi selama proses kegiatan belajar mengajar. c. Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor yang tepat

bagi seorang atau beberapa orang siswa yang harus dibimbing apabila dikelas tersebut kebanyakan terdapat siswa yang selalu melanggar aturan, akan tetapi hal tersebut dapat berubah apabila dalam kelas tersebut terdapat banyak siswa yang taat

(9)

dan patuh terhadap guru, guru pun akan merasa senang dan mudah untuk menentukan tutor.

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Tutor Sebaya

Model pembelajaran tutor sebaya merupakan salah satu model yang pelaksanaannya menggunakan tutor sebagai teman belajar, tutor tersebut adalah siswa yang memiliki nilai rata-rata yang baik. Pembelajaran tutor sebaya memiliki langkah-langkah dalam pembelajarannya, menurut Arikunto (1986: 72) terdapat beberapa yang harus dilakukan guru. Hal-hal yang harus dilakukan oleh guru dalam menggunakan tutor sebaya adalah:

a. Mengadakan latihan bagi para tutor

b. Menyiapkan petunjuk tertulis baik di papan tulis atau dikertas. c. Menetapkan pertanggung jawaban untuk tiap kelompok. d. Sebagai fasilitator dan mengawasi tutor.

E. Matematika

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Matematika menurut Ruseffendi (2007:1) berpendapat matematika merupakan bahasa simbolik, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur tentang pola terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak dapat didefinisikan keunsur yang dapat didefinisikan. Pendapat tersebut senada dengan yang diucapkan oleh Karso (2007:14) yang menyatakan bahwa matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hierarkis, abstrak,

(10)

bahasa simbol yang padat anti dan semacamnya sehingga para ahli matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika. Matematika bagi siswa sekolah dasar berguna untuk kepentingan hidup pada lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya, dan untuk mempelajari ilmu yang kemudian.

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, dan memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja. Uraian pendapat ahli di atas dapat disimpulkan matematika adalah ilmu pengetahuan tentang logika yang dapat membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.

F. Materi Bangun Datar

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas IV Semester 2

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar

Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar 8.3 Mengidentifikasi

benda-benda

dan bangun

datar simetris

- Menentukan ciri-ciri bangun datar yang simetris

- Menggunakan garis simetri

pada bangun datar

sederhana

- Menentukan sumbu simetri suatu bangun datar

- Mengelompokkan dan

memberi contoh bangun datar yang simetris dan tidak simetris

- Membuat bangun-bangun datar yang simetris

(11)

Bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Bangun simetris adalah bangun yang dapat dilipat (dibagi) menjadi dua bagian yang sama persis baik bentuk maupun besarnya. Bangun tidak simetris disebut bangun asimetris. Berikut ini tabel 2.2 mengenai Bangun Datar yang termasuk bangun simetris

Tabel 2.2 Bangun Datar yang termasuk Bangun Simetris

No. Gambar Nama Bangun

1 Segitiga Sama Sisi

2 Segitigas Sama Kaki

3 Persegi panjang

4 Persegi

5 Layang-layang

(12)

Berdasarkan tabel 2.2 bangun datar yang termasuk bangun simetris yaitu segitiga sama sisi, persegi panjang, segitiga sama kaki, layang-layang dan trapesium. Tidak setiap bangun memiliki kesebangunan Menurut Hardi (2009: 214-218) kesebangunan adalah kesamaan perbandingan panjang sisi dan besar sudut antara dua buah bangun datar atau lebih. Dua contoh bangun yang pasti sebangun diantaranya segitiga sama sisi, lingkaran, dan persegi. Dua bangun datar dapat dikatakan sebangun jika:

a. Bentuk kedua bangun sejenis.

b. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. c. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama.

Pada bangun datar tidak semua bangun memiliki simetri lipat, karena simetri lipat adalah banyaknya lipatan pada bangun datar yang bisa membagi bangun datar tersebut sehingga setengah bagian dari bangun datar tersebut bisa menutupi setengah bagian yang lain. Simetri putar merupakan sebuah titik pusat yang apabila bangun datar tersebut dapat kita putar kurang dari satu putaran penuh untuk mendapatkan bayangan yang tepat seperti bangun semula. Cara Menentukan simetri lipat dan simetri putar yaitu:

a. Simetri Lipat

Suatu bangun dikatakan simetri lipat jika bangun tersebut memiliki sumbu simetri yang membagi bangun tersebut menjadi dua bangunan yang kongruen (sama dan sebangun). Dua bangunan dikatakan

(13)

kongruen apabila memiliki kesamaan bentuk dan ukuran. Bila dilipat pada sumbu simetrinya, bangun tersebut tepat berhimpit.

b. Simetri Putar

Suatu bangun datar dikatakan mempunyai simetri putar bila bangun datar tersebut dapat menempati bingkainya tersebut dengan tepat saat diputar pada titik pusatnya.

G. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wisudawati, V. L.

N (2015: 10) dengan judul Implementasi Strategi Pembelajaran Active

Learning dengan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Akuntansi Pada Mata Pelajaran Dasar-Dasar Perbankan Siswa Kelas X Akuntansi 3 SMK Koperasi Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil

penelitian menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran dengan penerapan metode

tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa pada kompetensi dasar kredit siswa kelas X akuntansi 3 SMK koperasi Yogyakarta tahun Ajaran 2014/2015. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklusnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Putu Satyani dengan judul.

Pengaruh Model Kooperatif Teknik Tutor Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Matematika dengan Pengendalian Kovariabel Kemampuan Penalaran Operasional Konkret. Berdasarkan temuan-temuan disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif teknik tutor sebaya berkontribusi terhadap prestasi belajar Matematika baik sebelum maupun sesudah variabel penalaran operasional konkret siswa dikendalikan

(14)

H. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas, kondisi awal yang peneliti temukan adalah percaya diri dan prestasi belajar siswa yang masih rendah. Percaya diri siswa yang masih rendah dapat dilihat ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, bahwa ketika siswa diberikan soal latihan untuk dikerjakan secara individu tetapi kebanyakan siswa saling mencontek dan bertanya kepada teman satu bangku. Masalah lain yang ditemukan yaitu prestasi belajar siswa dapat dilihat berdasarkan nilai hasil rata-rata ulangan harian yang rendah.

Berdasarkan kondisi awal tersebut perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan prestasi belajar siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan percaya diri dan prestasi belajar siswa adalah dengan menggunakan pembelajaran yang bervariatif. Salah satu pembelajaran yang bervariatif adalah pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya yang pada penelitian sebelumnya dilakukan oleh Wisudawati,V.L.N (2015) dengan judul implementasi Strategi Pembelajaran Active Learning dengan metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi pada mata pelajaran dasar-dasar Perbankan Siswa kelas X Akuntansi 3 SMK Koperasi Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 dapat meningkatkan prestasi belajar. Pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide sesama teman. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan melalui dua siklus. Setelah melakukan penelitian diharapkan percaya diri dan prestasi belajar matematika siswa dapat meningkat, seperti yang tergambar pada skema sebagai berikut :

(15)

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

I. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dirumuskan hipotesis tindakan :

1. Model Pembelajaran kooperatif tipe Tutor Sebaya dapat meningkatkan Percaya Diri siswa kelas IV SD Negeri 4 Gumelar.

2. Model Pembelajaran kooperatif tipe Tutor Sebaya dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Gumelar.

kondisi awal

Tindakan

Dalam Pembelajaran guru menggunakan model tutor sebaya

Siklus 1 Dalam Pembelajaran

siswa melaksanakan model tutor sebaya

Siklus 2 Dalam pembelajaran siswa melaksanakan model tutor sebaya Percaya diri dan Prestasi belajar matematika Meningkat

percaya diri dan Prestasi siswa rendah

Gambar

Tabel 2.1  Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas
Tabel 2.2 Bangun Datar yang termasuk Bangun Simetris
Gambar 2.1  Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti, maka dapat dipastikan bahwa mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau beropini

dan terjadinya penambahan perolehan suara bagi pasangan calon lain di tingkat rekapitulasi Kabupaten atau Kecamatan ( PPK) atau Penghitungan suara di TPS. 10) Bahwa Pemohon

matba való belépést kívánja tőlünk. Bármely művet csakis más alkotásokhoz képest  lehet  olvasni. Továbbá  „egy  adott  irodalmi  mű  minősége 

Dari hasil analisis kelangsingan penampang pada sub bab 2.6.1 diketahui bahwa profil yang digunakan merupakan penampang kompak, maka berlaku :. Mn

Setelah m Setelah mengamati engamati teks visual teks visual, siswa ma , siswa mampu menuli mpu menuliskan gagasa skan gagasan pokok dari n pokok dari teks visua teks visual yang

Jika informasi yang diberikan menjadi lengkap dengan uraian panjang lebar yang memerlukan lebih banyak halaman tidak lain karena konsep STIFIn tentang belahan dan lapisan

Simpulan hasil penelitian ini : 1) Proses pembelajaran dengan menerapkan model project based learning dimana langkah-langkahnya meliputi identifikasi, perumusan, rancangan

Beberapa permasalahan utama dalam industri perunggasan adalah : (a) Masalah penyediaan bahan baku pakan industri perunggasan, di mana sebagian besar bahan baku pakan ternak