• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2017

No.69/09/21/Th. XII, 2 Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

SEPTEMBER 2017

BERITA

RESMI

STATISTIK

• Pada September 2017 NTP di Provinsi Kepulauan Riau tercatat 96,55 mengalami penurunan sebesar 0,37 persen dibanding NTP bulan Agustus 2017.

• NTP subsektor Tanaman Pangan tercatat sebesar 95,08; NTP subsektor Hortikultura sebesar 95,66; NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 78,23; NTP subsektor Peternakan sebesar 104,38; dan NTP subsektor Perikanan sebesar 111,46. • Pada September 2017 di Provinsi Kepulauan Riau tercatat

deflasi perdesaan sebesar 0,04 persen yang dipicu oleh turunnya indeks pada empat kelompok pengeluaran yaitu: Bahan Makanan; Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau; Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga; dan Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan.

Pada September

2017 NTP di

Provinsi Kepulauan

Riau tercatat

96,55 mengalami

penurunan sebesar

0,37 persen

dibanding NTP bulan

Agustus 2017

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

(2)

1. Pendahuluan

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/ daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Kepulauan Riau pada September 2017, tercatat Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami penurunan sebesar 0,37 persen dibandingkan bulan Agustus 2017. Hal ini disebabkan pada bulan ini terjadi penurunan Indeks yang Diterima (It) petani sebesar 0,39 persen lebih besar dibandingkan penurunan Indeks yang Dibayar (Ib) petani sebesar 0,02 persen. Nilai Tukar Petani sebesar 96,55 disebabkan Indeks yang Diterima petani (indeks harga hasil produksi pertanian) sebesar 117,59 lebih rendah daripada Indeks yang Dibayar petani (indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian) sebesar 121,80.

Dari lima subsektor yang menyusun Nilai Tukar Petani Provinsi Kepulauan Riau selama September 2017 tercatat tiga subsektor mengalami penurunan NTP, yaitu: subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,20 persen; subsektor Hortikultura sebesar 1,40 persen; dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,83 persen. Sebaliknya dua subsektor yang mengalami kenaikan NTP yaitu: subsektor Peternakan sebesar 0,32 persen; dan subsektor Perikanan sebesar 0,25 persen. Jika ditinjau lebih khususnya subsektor Perikanan Tangkap mengalami kenaikan NTP sebesar 0,21 persen dan subsektor Perikanan Budidaya sebesar 0,45 persen.

Perkembangan Nilai Tukar Petani Menurut Subsektor Agustus-September 2017

(3)

Sektor Bulan Persentase Perubahan Agustus 2017 September 2017

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (I t) 119,43 119,15 -0,24 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 125,36 125,32 -0,03 c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 95,27 95,08 -0,20 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian(NTUP-P) 104,28 103,92 -0,35 2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) 119,30 117,57 -1,45 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122,97 122,91 -0,05 c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 97,02 95,66 -1,40 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian(NTUP-H) 107,28 105,77 -1,41 3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It) 99,43 98,51 -0,93 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 126,05 125,92 -0,10 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 78,88 78,23 -0,83 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian(NTUP-Pr) 89,08 88,47 -0,68 4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) 119,15 119,50 0,30 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 114,51 114,49 -0,02 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 104,05 104,38 0,32 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian(NTUP-Pt) 113,11 113,41 0,27 5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima (It) 133,89 134,34 0,34 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 120,42 120,52 0,08 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 111,18 111,46 0,25 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian(NTUP-Pi) 120,82 121,05 0,19

- Perikanan Tangkap

a. Indeks yang Diterima (It) 134,75 135,17 0,31 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 120,02 120,14 0,10 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 112,27 112,51 0,21 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian(NTUP-Pi) 121,95 122,12 0,13 - Budidaya

a. Indeks yang Diterima (It) 129,99 130,62 0,48 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 122,23 122,26 0,03 c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 106,35 106,83 0,45 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian(NTUP-Pi) 115,79 116,32 0,46

Umum

a. Indeks yang Diterima (It) 118,06 117,59 -0,39

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 121,83 121,80 -0,02

c. Nilai Tukar Petani (NTP) 96,91 96,55 -0,37

Tabel 1

Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Sektor Agustus dan September 2017 (2012=100)

(4)

September 2017, tercatat Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami penurunan sebesar 0,37 persen dibandingkan bulan Agustus 2017. Hal ini disebabkan pada bulan ini terjadi penurunan Indeks yang Diterima (It) petani sebesar 0,39 persen lebih rendah dibandingkan penurunan Indeks yang Dibayar (Ib) petani sebesar 0,02 persen. Nilai Tukar Petani sebesar 96,55 disebabkan Indeks yang Diterima petani (indeks harga hasil produksi pertanian) sebesar 117,59 lebih rendah daripada Indeks yang Dibayar petani (indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian) sebesar 121,80.

Dari lima subsektor yang menyusun Nilai Tukar Petani Provinsi Kepulauan Riau selama September 2017 tercatat tiga subsektor mengalami penurunan NTP, yaitu: subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,20 persen; subsektor Hortikultura sebesar 1,40 persen; dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,83 persen. Sebaliknya dua subsektor yang mengalami kenaikan NTP yaitu: subsektor Peternakan sebesar 0,32 persen; dan subsektor Perikanan sebesar 0,25 persen. Jika ditinjau lebih khususnya subsektor Perikanan Tangkap mengalami kenaikan NTP sebesar 0,21 persen dan subsektor Perikanan Budidaya sebesar 0,45 persen.

1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan perkembangan harga dari beragam komoditas hasil pertanian yang dihasilkan petani. Pada September 2017 di Provinsi Kepulauan Riau nilai Indeks yang Diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,39 persen dibandingkan dengan Agustus 2017, yaitu turun dari 118,06 menjadi 117,59. Dari lima subsektor yang menyusun Nilai Tukar Petani Provinsi Kepulauan Riau pada bulan ini tercatat tiga subsektor mengalami penurunan It, yaitu: subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,24 persen; subsektor Hortikultura sebesar 1,45 persen; dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,93 persen. Dua subsektor mengalami kenaikan It yaitu subsektor Peternakan sebesar 0,30 persen; dan subsektor Perikanan sebesar 0,34 persen. Untuk lebih khususnya Perikanan Tangkap Indeks yang Diterima nelayan naik sebesar 0,31 persen dan Perikanan Budidaya sebesar 0,48 persen.

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Sptember 2017 di Provinsi Kepulauan Riau tercatat Indeks Harga yang Dibayar (Ib) petani mengalami penurunan sebesar 0,02 persen dibandingkan dengan Agustus 2017 atau turun dari 121,83 menjadi 121,80. Dari lima subsektor yang menyusun Nilai Tukar Petani Provinsi Kepulauan Riau pada bulan ini empat subsektor mengalami penurunan Indeks yang Dibayar petani (Ib), yaitu: subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,03 persen; subsektor Hortikultura sebesar 0,05 persen; subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,10 persen; dan subsektor Peternakan sebesar 0,02 persen. Untuk subsektor Perikanan justru mengalami kenaikan Indeks yang Dibayar petani (Ib) sebesar 0,08 persen. Khusus untuk subsektor Perikanan Tangkap Indeks yang Dibayar petani naik sebesar 0,10 persen dan Perikanan Budidaya sebesar 0,03 persen.

(5)

Tabel 2

Perkembangan Indeks Yang Diterima Petani dan Indeks Yang Dibayar Petani Menurut Kelompok di Provinsi Kepulauan Riau

Agustus dan September 2017 (2012=100)

Kelompok dan Subkelompok Bulan Persentase Perubahan

Agustus 2017 September 2017

(1) (2) (3) (4)

1. Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 119,43 119,15 -0,24

- Padi 120,23 120,23 0,00

- Palawija 119,29 118,95 -0,28

b. Indeks Dibayar Petani 125,36 125,32 -0,03

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,42 127,35 -0,06 - Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal(BPPBM) 114,53 114,65 0,11 2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 119,30 117,57 -1,45

- Sayur-sayuran 119,35 117,08 -1,90

- Buah-buahan 119,02 119,21 0,16

- Tanaman Obat 128,04 125,79 -1,76

b. Indeks Dibayar Petani 122,97 122,91 -0,05

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,29 127,22 -0,05 - Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal(BPPBM) 111,21 111,16 -0,05 3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks Diterima Petani 99,43 98,51 -0,93

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 99,43 98,51 -0,93

b. Indeks Dibayar Petani 126,05 125,92 -0,10

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128,70 128,60 -0,08 - Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal(BPPBM) 111,63 111,35 -0,25 4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 119,15 119,50 0,30

- Ternak Besar 122,99 122,90 -0,07

- Ternak Kecil 105,72 105,82 0,09

- Unggas 121,18 120,90 -0,23

- Hasil Ternak 128,35 130,39 1,59

b. Indeks Dibayar Petani 114,51 114,49 -0,02

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127,96 127,85 -0,08 - Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal(BPPBM) 105,34 105,37 0,03 5. Perikanan

a. Indeks Diterima Petani 133,89 134,34 0,34

- Penangkapan 134,75 135,17 0,31

- Budidaya 129,99 130,62 0,48

b. Indeks Dibayar Petani 120,42 120,52 0,08

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,76 126,81 0,05 - Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal(BPPBM) 110,82 110,98 0,14

(6)

3. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)

Nilai Tukar Petani subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) di Provinsi Kepulauan Riau pada September 2017 mengalami penurunan sebesar 0,20 persen dibanding keadaan Agustus 2017 yaitu turun dari 95,27 menjadi 95,08. Turunnya Nilai Tukar Petani subsektor Tanaman Pangan pada bulan ini disebabkan turunnya indeks yang diterima petani(It) sebesar 0,24 persen lebih besar daripada penurunan Indeks yang Dibayar petani(Ib) sebesar 0,03 persen.

Turunnya Indeks yang Diterima petani(It) sebesar 0,24 persen disebabkan oleh turunnya harga komoditas ketela pohon/ubi kayu sebesar 2,08 persen; dan kacang tanah sebesar 1,35 persen; Indeks yang Dibayar petani(Ib) juga mengalami penurunan sebesar 0,03 persen yang disebabkan oleh turunnya indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,06 persen, sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) justru mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H)

Pada September 2017 Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura (NTP-H) mengalami penurunan sebesar 1,40 persen atau turun dari 97,02 menjadi 95,66. Turunnya Nilai Tukar Petani subsektor Hortikultura(NTP-H) pada bulan ini disebabkan penurunan Indeks yang Diterima petani(It) sebesar 1,45 persen lebih besar daripada penurunan Indeks yang Dibayar(Ib) petani sebesar 0,05 persen.

Turunnya Indeks yang Diterima petani (It) pada subsektor Hortikultura sebesar 1,45 persen disebabkan oleh turunnya harga ketimun sebesar 8,25 persen; bayam sebesar 5,39 persen; jahe sebesar 5,27 persen; kacang panjang sebesar 4,06 persen; kangkung sebesar 3,35 persen; petsai/ sawi sebesar 2,85 persen; terung panjang sebesar 2,20 persen; salak sebesar 1,44 persen; cabai rawit sebesar 1,24 persen dan buncis 0,38 persen. Indeks yang dibayar petani (Ib) turun sebesar 0,05 persen diakibatkan oleh turunnya indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,05 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,05 persen.

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)

Nilai Tukar Petani untuk subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) di Provinsi Kepulauan Riau pada September 2017 mengalami penurunan sebesar 0,83 persen atau turun dari 78,88 menjadi 78,23. Turunnya Nilai Tukar Petani subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat disebabkan penurunan Indeks yang Diterima petani(It) sebesar 0,93 persen lebih besar daripada penurunan Indeks yang Dibayar petani(Ib) sebesar 0,10 persen.

Turunnya Indeks yang Diterima petani (It) sebesar 0,93 persen disebabkan oleh turunnya harga lada/merica sebesar 3,29 persen; karet sebesar 1,19 persen; dan kelapa sawit sebesar 0,93 persen. Indeks yang Dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,10 persen disebabkan oleh turunnya indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,08 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,25 persen.

d. Subsektor Peternakan (NTP-Pt)

Nilai Tukar Petani subsektor Peternakan (NTP-Pt) pada September 2017 di Provinsi Kepulauan Riau mengalami kenaikan sebesar 0,32 persen atau naik dari 104,05 menjadi 104,38.

(7)

Naiknya Indeks yang Diterima peternak (It) sebesar 0,30 persen disebabkan oleh naiknya harga komoditas ayam ras petelur sebesar 2,41 persen; telur itik sebesar 2,25 persen; telur ayam ras sebesar 1,62 persen; kambing sebesar 1,31 persen; dan telur ayam buras sebesar 1,12 persen. Indeks yang Dibayar peternak (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,02 persen disebabkan penurunan indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,08 persen, sedangkan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) justru mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen.

e. Subsektor Perikanan (NTP-Pi)

Nilai Tukar Petani subsektor Perikanan (NTP-Pi) pada September 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen atau naik dari 111,18 menjadi 111,46. Naiknya Nilai Tukar Petani subsektor Perikanan disebabkan naiknya Indeks yang Diterima nelayan(It) sebesar 0,34 persen lebih tinggi daripada kenaikan Indeks yang Dibayar nelayan(Ib) sebesar 0,08 persen.

Naiknya Indeks yang Diterima nelayan tangkap(It) disebabkan oleh naiknya harga komoditas tongkol sebesar 2,12 persen; tenggiri sebesar 1,96 persen; cumi-cumi sebesar 1,86 persen; golok-golok/parang sebesar 1,75 persen; ekor kuning sebesar 1,17 persen; tembang sebesar 0,31 persen dan udang sebesar 0,07 persen.

Naiknya Indeks yang Dibayar nelayan (Ib) sebesar 0,08 persen disebabkan naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,05 persen dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,14 persen

Jika dilihat lebih mendetail Perikanan Tangkap mengalami kenaikan Nilai Tukar Petani sebesar 0,21 persen atau naik dari 112,27 menjadi 112,51. Naiknya Nilai Tukar Petani Perikanan Tangkap disebabkan naiknya Indeks yang Diterima Nelayan (It) sebesar 0,31 persen lebih tinggi daripada kenaikan Indeks yang Dibayar nelayan(Ib) sebesar 0,10 persen.

Perikanan Budidaya juga mengalami kenaikan Nilai Tukar Petani sebesar 0,45 persen atau naik dari 106,35 menjadi 106,83. Naiknya Nilai Tukat Petani Perikanan Budidaya disebabkan kenaikan Indeks yang Diterima nelayan(It) sebesar 0,48 persen lebih tinggi daripada kenaikan Indeks yang Dibayar nelayan(Ib) sebesar 0,03 persen.

4. Perbandingan antar Provinsi

Dari 33 Provinsi yang menyusun NTP Nasional pada September 2017 tercatat 24 provinsi mengalami kenaikan Nilai Tukar Petani dan 9 provinsi mengalami penurunan Nilai Tukar Petani. Kenaikan Nilai Tukar Petani terbesar pada bulan September 2017 terjadi di Provinsi Sumatra Selatan sebesar 2,16 persen; Provinsi Kalimantan Barat sebesar 1,50 persen; dan Provinsi Sulawesi Barat sebesar 1,41 persen. Sedangkan penurunan Nilai Tukar Petani terbesar pada bulan September 2017 ini terjadi di Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Sulawesi Selatan, dan Provinsi Kalimantan Timur masing-masing sebesar 0,95 persen; 0,70 persen; dan 0,46 persen.

5. Indek Harga Konsumen/Inflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Pada September 2017 di Provinsi Kepulauan Riau tercatat deflasi sebesar 0,04 persen yang disebabkan turunnya indeks pada 4 kelompok pengeluaran yaitu kelompok Bahan Makanan sebesar 0,11; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar

(8)

Subkelompok Desember IHK 2016 IHK September 2016 IHK Agustus 2017 IHK September 2017 Inflasi September 2017*) Inflasi Tahun Kalender 2017**) Inflasi Tahun ke Tahun ***) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Konsumsi Rumah Tangga 125,97 124,61 127,64 127,59 -0,04 1,28 2,39

Bahan Makanan 134,52 132,68 136,05 135,90 -0,11 1,02 2,43

Makanan Jadi, Minuman,

Rokok& Tembakau 122,99 122,84 124,99 124,79 -0,16 1,46 1,59

Perumahan, Air, Listrik,

Gas & Bahan bakar 120,92 119,04 123,83 124,08 0,20 2,61 4,24

Sandang 122,61 119,88 124,41 124,54 0,11 1,57 3,89

Kesehatan 117,68 116,38 118,85 118,95 0,08 1,08 2,21

Pendidikan, Rekreasi &

Olah raga 112,83 112,10 113,72 113,61 -0,10 0,69 1,34

Transpor, Komunikasi

dan Jasa Keuangan 119,40 118,64 119,62 119,58 -0,03 0,16 0,80

Ket. : *) Persentase perubahan IHK September 2017 terhadap Bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK September 2017 terhadap Bulan Desember 2016 ***) Persentase perubahan IHK September 2017 terhadap September tahun sebelumnya

Indeks Harga Konsumen (IHK) daerah perdesaan pada bulan September 2017 mengalami penurunan indeks dari 127,64 menjadi 127,59 atau terjadi deflasi sebesar 0,04 persen. Inflasi tahun kalender (Januari-September 2017) tercatat sebesar 1,28 persen. Sedangkan laju inflasi “year on year” (September 2017 dibanding dengan September 2016 mencapai 2,39 persen.

Terjadinya deflasi perdesaan bulan September 2017 sebesar 0,04 persen, dipicu oleh turunnya harga-harga komoditas ketimun sebesar 14,55 persen; sawi hijau sebesar 7,18 persen; bayam sebesar 5,16 persen; ikan tongkol sebesar 4,51 persen; gula pasir sebesar 3,45 persen; sawi putih sebesar 3,30 persen; ikan ekor kuning sebesar 2,71 persen; kacang panjang sebesar 2,67 persen; cumi-cumi sebesar 2,19 persen; buncis sebesar 2,13 persen; sandal kulit sebesar 2,01 persen; kerupik mentah sebesar 2,00 persen; ikan gabus sebesar 1,94 persen; ikan lele sebesar 1,94 persen; dan ikan kakap merah sebesar 1,89 persen.

Perkembangan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kelompok Pengeluaran September 2017

(9)

Provinsi IT IB NTP

Indeks % Perb Indeks % Perb Indeks % Perb

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh 120,35 0,06 127,79 0,38 94,18 -0,31 Sumatera Utara 128,66 0,23 130,15 0,41 98,85 -0,19 Sumatera Barat 122,45 0,19 127,11 0,09 96,34 0,10 Riau 130,17 -0,11 127,99 0,09 101,70 -0,20 Jambi 126,49 -0,33 126,64 0,07 99,89 -0,40 Sumatera Selatan 120,82 1,78 125,32 -0,37 96,41 2,16 Bengkulu 121,76 0,73 129,05 -0,08 94,35 0,81 Lampung 132,70 0,35 125,22 -0,15 105,97 0,50

Kepulauan Bangka Belitung 116,63 -1,51 121,88 -0,57 95,69 -0,95

Kepulauan Riau 117,59 -0,39 121,80 -0,02 96,55 -0,37 DKI Jakarta 118,44 -0,06 121,23 -0,22 97,69 0,16 Jawa Barat 139,21 0,57 131,36 0,00 105,98 0,58 Jawa Tengah 130,92 0,87 127,65 -0,13 102,56 1,01 DI Yogyakarta 131,25 -0,32 127,39 -0,47 103,03 0,16 Jawa Timur 137,62 0,61 129,38 -0,31 106,37 0,92 Banten 129,52 0,88 128,64 0,02 100,69 0,85 Bali 129,55 0,11 124,02 -0,38 104,45 0,49

Nusa Tenggara Barat 133,85 0,67 126,46 -0,13 105,85 0,80 Nusa Tenggara Timur 130,37 0,83 126,57 0,17 103,00 0,66 Kalimantan Barat 123,52 1,52 127,05 0,03 97,22 1,50 Kalimantan Tengah 123,07 0,76 124,90 -0,56 98,54 1,32 Kalimantan Selatan 117,85 -0,05 122,65 -0,26 96,09 0,21 Kalimantan Timur 121,18 -0,54 126,01 -0,08 96,17 -0,46 Sulawesi Utara 117,85 -0,16 126,73 -0,93 92,99 0,79 Sulawesi Tengah 122,03 -0,20 129,22 -0,43 94,43 0,23 Sulawesi Selatan 129,03 -0,73 129,01 -0,03 100,02 -0,70 Sulawesi Tenggara 120,02 -0,18 127,67 -0,21 94,01 0,03 Gorontalo 134,24 -0,78 127,27 -0,88 105,48 0,10 Sulawesi Barat 133,06 1,24 123,69 -0,17 107,57 1,41 Maluku 131,07 0,13 129,34 -0,04 101,33 0,17 Maluku Utara 129,20 0,69 127,11 -0,22 101,65 0,91 Papua Barat 128,01 0,26 127,64 -0,27 100,29 0,53 Papua 120,18 -0,38 128,19 0,07 93,75 -0,44 Nasional 130,94 0,49 128,10 -0,12 102,22 0,61 Tabel 4

Nilai Tukar Petani Provinsi dan Persentase Perubahannya September 2017 (2012=100)

(10)

Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada

Badan Pusat Statistik

Provinsi Kepulauan Riau Jl. Ahmad Yani No.21

Referensi

Dokumen terkait

[r]

PAL Indonesia dengan Tipe kapal SSV, saat ini diperoleh nilai MCE proses produksi dalam pembuatan block kapal sebesar 85 persen, artinya menyerap 15 persen aktivitas JO yang

Dengan fasilitas ini, advertising Anda di WaralabaKu.com akan lebih terukur dan bila Anda ingin mencoba sebuah kampanye marketing baru di WaralabaKu ( seperti pemasangan

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Apakah penagihan pajak melalui Surat Teguran dan Surat Paksa

Dalam hal ini terutama bagi perusahaan penerbangan atau pengangkut (carrier) terhadap penumpang dan pemilik.. barang, baik sebagai para pihak dalam perjanjian

Latar belakang yang mendasari prosesing benih sistem kering yaitu kondisi cuaca yang tidak menentu dalam melaksanakan prosesing benih sistem basah, seperti hujan,

Tahap pengujian pada sistem ini akan dilakukan pembandingan data citra tanda tangan yang sudah tersimpan di dalam data store dengan citra pembanding sehingga dari

4) Perubahan paradigma dan prinsip dasar untuk yang melayani: a) Mendengar suara Tuhan langsung mengenai masalah dll. b) Menolong orang lain untuk mendengar suara Tuhan