• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN MODEL RISET KUALITATIF BERBASIS IT. Djuniadi Universitas Negeri Semarang Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESAIN MODEL RISET KUALITATIF BERBASIS IT. Djuniadi Universitas Negeri Semarang Abstrak"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Pendidikan Luar Sekolah Tahun 2015

DESAIN MODEL RISET KUALITATIF BERBASIS IT

Djuniadi

Universitas Negeri Semarang Email: djuniadi@mail.unnes.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk membuat desain model riset kualitatif dengan menerapkan teknologi informasi (information technology). Metode yang digunakan dalam penelitian ini pertama melakukan analisis kebutuhan dan kedua melakukan desain model. Hasil peneletian berupa sebuah desain model riset kualitatif dengan menerapkan information technology (IT) yang memfasilitasi wawancara online dengan mode teks dan suara. Pengguna sistem ini meliputi para responden, peneliti/pewawancara dan dibantu oleh admin sistem. Teknologi dan jaringan yang digunakan adalah jaringan internet, sehingga menjangkau respoden dimana saja dan dapat diakses kapan saja.

Kata Kunci : riset kualitatif, information technology, jaringan internet

PENDAHULUAN

Secara umum dikenal ada dua metode riset yaitu kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif mendasarkan pada instrumen untuk mengukur gejala-gejala dan menggunakan statistik untuk mengolah data. Sedangkan metode kualitatif dimulai dari lapangan. Informasi atau data lapangan disarikan maknanya melalui deskriptif analitik. Dengan demikian, riset kualitatif berawal dari data, kemudian memanfaatkan teori untuk bahan penjelas, dan diakhiri dengan mengemukakan teori.

Riset kualitatif awalnya didefinisikan sebagai penelitian yang tidak menggunakan angka dan prosedur statistik (Cassell et al., 2006). Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2007) menyampaikan bahwa riset kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif tertulis maupun lisan dari responden dan perilaku yang diamati. Data dikumpulkan dapat dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data kualitatif yaitu observasi, dokumentasi, wawancara, dan gabungan (Sugiyono, 2008).

Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula. Ciri wawancara adanya kontak langsung dengan tatap muka antara pewawancara dengan sumber informasi (Sutopo, 2006). Wawancara dapat dilakukan bebas atau terpimpin. Wawancara bebas, pewawancara bebas bertanya apa saja, tetapi tetap mengarah pengumpulan data. Sedangkan wawancara terpimpin, yaitu pewawancara membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci (Sugiyono, 2008).

Pertanyaan yang menggelitik adalah bagaimana wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi (information technology or IT)? Teknologi dan perangkat apa saja yang dapat digunakan? Dan bagaimana pelaporannya?

Wawancara mempunyai sifat dasar tatap muka dan langsung. Mode komunikasi atau interaksi dengan IT ada dua yaitu synchronous dan asynchronous. Mode synchronous mempunyai makna koneksi komunikasi dilakukan sama-sama dalam kondisi online sedangkan asynchronous komunikasi dilakukan cukup salah satu yang online (Branon & Essex, 2001). Wawancara lebih tepat menerapkan mode synchronous. Mode synchronous mendukung terjadinya komunikasi antara responden dan pewawancara secara langsung. Sehingga hal ini mencerminkan sifat dasar metode wawancara.

Teknologi yang dapat digunakan untuk merealisasi mode synchronous antara lain konferensi video, audio dan chat (Giesbers, 2014). Chatting merupakan aktivitas tanya-jawab dengan cara menuliskan apa yang akan dikatakan secara oral menggunakan bantuan

(2)

aplikasi chat. Dengan demikian, chat dapat dapat dikatakan sebagai media oral walaupun perwujudnya dengan mengetik di keyboard komputer (Witfelt, et al., 2002). Teknologi chat dapat berjalan dengan menggunakan jaringan internet (Zhang et al., 2007).

Konferensi audio juga dikenal sebagai voice over internet protocol (VoIP) merupakan teknologi komunikasi audio melalui jaringan internet yang dilakukan secara langsung (synchronous). Data-data pembicaraan dapat disimpan dan diputar kembali (Pañeda et al., 2008). Sehingga memungkinkan untuk mengimplementasikan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Perangkat yang digunakan untuk mengakses wawancara online dapat berupa personal computer (PC), laptop, e-tab, smartphone dsb. Bila dikelompok ada dua jenis peralatan yaitu mobile devices dan desktop devices. Dengan peralatan pengakses dan teknologi internet yang digunakan maka aplikasi ini dapat diakses secara mobile dimana saja dan kapan saja.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini pertama melakukan analisis kebutuhan dan kedua melakukan desain model. Hal ini didasarkan pada linear sequential model yang mempunyai lima tahap pengembangan (Pressman, 2001: 28). Dengan demikian metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan desain model riset kualitatif yang menerapkan teknologi informasi sampai pada tahap kedua.

Tahap analisis kebutuhan merupakan tahap awal dari pengembangan perangkat lunak. Secara garis besar tahap ini mendiskripsikan kebutuhan sistem, pengguna dan input-proses-output. Sedangkan tahap desain meliputi pengembangan arsitektur sistem dan interaksi pengguna yang difasilitasi sistem.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian dapat dipaparkan dalam dua tahap yaitu tahap analisis kebutuhan dan desain. Tahap analisis kebutuhan meliputi deskripsi sistem, pengguna dan input-output. Sedang tahap desain meliputi arsitektur sistem dan interaksi.

1. Analisis kebutuhan 1.1. Deskripsi sistem

Sistem yang dibangun adalah sistem riset kualitatif berbasis IT. Penerapan IT disini dimaksudkan segala hal yang berkaitan dengan teknologi informasi yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak dan infrastrukturnya. Fokus dari riset kualitatif yang diimplementasikan adalah penggunaan teknik wawancara dengan teknologi dan jaringan internet, yang dikenal juga sebagai jaringan awan (cloud). Teknik wawancara yang dapat dilakukan terdiri dari dua mode yaitu mode teks dan mode suara. Wawancara mode teks dapat dilakukan karena didukung oleh teknologi chat. Sedangkan, wawancara mode suara didukung oleh teknologi VoIP. Perangkat akses yang dapat digunakan dalam wawancara online ini meliputi personal computer (PC), laptop, e-tab, dan smartphone. Berkaitan dengan itu, untuk mendukung sifat dan karakteristik wawancara maka komunikasinya menggunakan mode synchronous.

1.2. Deskripsi pengguna

Sistem riset berbasi IT ini utamanya dipersiapkan untuk dipergunakan oleh responden dan pewawancara. Tentunya juga melibatkan admin sistem. Admin sistem bertugas melakukan administrasi, pemeliharaan, mengatur hak akses, dan pengaturan operasi dari sebuah sistem. Responden mempunyai kewenangan untuk mengakses antar muka ruang wawancara. Jumlah responden ditentukan oleh peneliti/pewawancara. Sedangkan pewawancara bertugas memilih dan menentukan responden. Selain itu, pewawancara bersama responden menetukan jadwal wawancara. Mode wawancara yang

(3)

1.3. Deskripsi input-proses-output

Input dari sistem riset kualitatif berbasis IT adalah data-data wawancara antara responden dan pewawancara. Data wawancara yang terkumpul berupa teks dan rekaman suara. Data-data wawancara disimpan dalam basis data dengan dilengkapi propertiesnya yang meliputi hari, tanggal, waktu dan durasinya.

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan proses analisis untuk memberikan judgment, pertimbangan, tanggapan dan penilaian. Berdasarkan analisis, peneliti dapat membuat keputusan apakah wawancara akan dilanjutkan, baik kepada orang yang sama maupun orang yang berbeda. Tujuan dari wawancara lanjutan untuk mendapat data yang lengkap, dalam dan objektif dari responden. Sehingga kuat dan akurat untuk mengambil kesimpulan penelitian.

Output yang ditampilkan oleh sistem meliputi transkrip, rekaman dan kesimpulan dari wawancara. Kesimpulan wawancara didasarkan pada proses analisis peneliti. Transkrip dan kesimpulan dapat ditampilkan dilayar monitor dan juga dapat dicetak menggunakan printer.

2. Desain

2.1. Arsitektur sistem

Cloud

Sisi Responden Sisi Pewawancara

Gambar 1. Desain model riset kualitatif berbasis IT

Pengembangan desain model riset kualitatif berbasis IT tampak pada gambar 1. Jaringan yang digunakan merupakan cloud dan menghubungkan semua peralatan akses personal computer (PC), laptop, e-tab, dan smartphone baik pada sisi responden maupun sisi pewawancara. Model arsitektur ini mendukung wawancara yang dilakukan dimana saja dan kapan saja. Persyaratan yang dituntut adalah ada jaringan internet dan ada koneksi ke jaringan internet tersebut.

(4)

2.2. Interaksi

Interaksi antara pewawancara dengan responden difasilitasi dengan antar muka ruang wawancara yang tampak pada gambar 2. Ada tiga bagian pada ruang wawancara yaitu bagian atas, tengah dan bawah. Bagian atas berisi judul (Ruang Wawancara), gambar mikropon dan tanda silang (X). Gambar mikropon merupakan tombol untuk memfasilitasi responden atau pewawancara apabila mau berganti pada mode suara. Default antar muka sistem ada pada mode teks. Tanda silang digunakan untuk mengakhiri/penutup ruang wawancara.

Bagian tengah merupakan tempat untuk melihat histori wawancara pada mode teks yang sedang berlangsung. Bagian ini dilengkapi dengan scrollbar untuk memfasilitasi melihat histori wawancara pada bgian awal. Bagian bawah merupakan tempat untuk menuliskan teks pada wawancara mode teks. Di tempat ini responden maupun pewawancara menuliskan teks dialog selama proses wawancara. Interaksi wawancara menggunakan mode synchronous.

Ruang Wawancara

Gambar 2. Ruang wawancara mode teks dan suara

SIMPULAN

Sistem riset kualitatif berbasis IT yang dibangun mengimplementasikan teknik wawancara dengan menggunakan teknologi dan jaringan internet (cloud). Teknik wawancara yang dapat dilakukan terdiri dari dua mode yaitu mode teks dan mode suara. Perangkat akses yang dapat digunakan dalam wawancara meliputi personal computer (PC), laptop, e-tab, dan smartphone. Pengguna dari sistem ini yaitu responden, peneliti/pewawancara dan admin. Untuk mendukung sifat dan karakteristik wawancara maka interkasi responden dan pewawancara menggunakan mode synchronous. Output sistem dapat berupa transkrip, rekaman dan kesimpulan dari wawancara. Transkrip dan kesimpulan dapat ditampilkan dilayar monitor dan juga dapat dicetak menggunakan printer.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Branon, R. F., Essex, C. 2001. Synchronous and asynchronous communication tools in distance education. TechTrends, Volume 45, Issue 1, p 36.

Cassell, C., Buehring, A., Symon, G., Johnson, P. 2006. Qualitative methods in management research: an introduction to the themed issue. Management Decision Vol. 44 No. 2, pp. 161-166

Giesbers, B., 2014. Adding eyebrows to CSCL; understanding the combined use of synchronous and asynchronous communication, and the role of motivation in computer-supported collaborative learning. Perspectives on Medical Education, Volume 3, Issue 4, pp 312-313.

Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Pañeda, X. G., Melendi, D., Vilas, M., García, R., García, V., Rodríguez, I., 2008.

FESORIA: An integrated system for analysis, management and smart presentation of audio/video streaming services. Multimedia Tools and Applications, Volume 39, Issue 3, pp 379-412.

Pressman, R. S., 2001. Software engineering: a practitioner’s approach —5th ed. New York: McGraw-Hill series in computer science

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian kuantitatife, Kualitatife, dan R & D. Bandung: ALFABETA.

Sutopo, HB., 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Witfelt, C., Philipsen, P. E., Kaiser, B., 2002. Chat as Media in Exams. Education and Information Technologies, Volume 7, Issue 4, pp 343-349.

Zhang, D., Simoff, S., Debenham, J., 2007. Message Retrieval and Classification from Chat Room Servers Using Bayesian Networks. Intelligent Information Processing III, Volume 228, 2007, pp 569-574.

(6)

Gambar

Gambar 1. Desain model riset kualitatif berbasis IT
Gambar 2. Ruang wawancara mode teks dan suara

Referensi

Dokumen terkait

Manajer Investasi dapat menghitung sendiri Nilai Pasar Wajar dari Efek tersebut dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab berdasarkan metode yang menggunakan

Bila kemungkinan terbukti bahwa saya temyata malakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dimana di RSU Kabanjahe wadah penampung limbah medis padat ini tidak dilengkapi dengan kantong plastik, juga ada

Iklan Baris Iklan Baris PIAGGIO MOBIL KREDIT MOTOR DICARI Motor Dijual HONDA SUZUKI YAMAHA Serba Serbi NOMOR CANTIK Serba Serbi MOBIL DISEWAKAN.. ADA FAHRA

Dari hasil belajar kelompok diskusi siswa berupa isian LKPD hanya kelompok IV yang dinyatakan “Tuntas” sementara kelompok I, II dan III dinyatakan “Tidak Tuntas” hal

Weiss (dalam Brehm, 2002) mengatakan bahwa kelompok dengan penghasilan yang lebih rendah cenderung mengalami kesepian.. Hal

Hasil analisis data menjelaskan bahwa responden pasien yang menyatakan kualitas keperawatan onkologi: kenyamanan baik sebesar 68% terhadap perawat dengan tingkat

Pembuatan briket arang dari tempurung kelapa dilakukan dengan pengkarbonasian bahan baku menjadi arang, kemudian digerus, dicampur perekat kanji, dicetak dan