• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A. PADI

 Produksi padi di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 857.944 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau

mengalami penurunan sebesar 24.148 ton GKG (2,74 persen) dibandingkan tahun 2013.

 Produksi padi di tahun 2015 berdasarkan Angka Ramalan I (ARAM I) diperkirakan sebesar 861.321 ton

GKG atau mengalami kenaikan sebesar 3.377 ton GKG (0,39 persen) dibandingkan tahun 2014. Kenaikan produksi ini diperkirakan terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 0,85 kwintal/hektar (1,41 persen) meskipun luas panen mengalami penurunan seluas 1.419 hektar (0,99 persen).

B. JAGUNG

 Produksi jagung di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 40.613 ton pipilan kering atau turun 16.960 ton

pipilan kering (29,46 persen) dibandingkan tahun 2013.

 Produksi jagung di tahun 2015 berdasarkan ARAM I diperkirakan sebesar 38.082 ton pipilan kering atau

mengalami penurunan sebesar 2.531 ton pipilan kering (6,23 persen) dibandingkan tahun 2014. Penurunan produksi ini diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 1.168 hektar (7,00 persen), namun produktivitas justru mengalami kenaikan sebesar 0,20 kwintal/hektar (0,83 persen).

C. KEDELAI

 Produksi kedelai di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 8.187 ton biji kering atau mengalami kenaikan

754 ton biji kering (10,14 persen) dibandingkan tahun 2013.

 Produksi kedelai di tahun 2015 berdasarkan ARAM I diperkirakan sebesar 7.571 ton biji kering. Capaian

produksi ini diperkirakan turun sebesar 616 ton biji kering (7,52 persen) dibandingkan tahun 2014. Penurunan produksi ini diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 103 hektar (1,92 persen) dan penurunan produktivitas sebesar 0,87 kwintal/hektar (5,71 persen).

No. 47/07/51/Th. IX, 1 Juli 2015

P

RODUKSI

P

ADI

,

J

AGUNG

,

DAN

K

EDELAI

(A

NGKA

R

AMALAN

I

T

AHUN

2015)

(2)

1.

PENDAHULUAN

Statistik produksi tanaman pangan yang disajikan dalam BRS (Berita Resmi Statistik) ini terdiri dari luas panen, produktivitas, dan angka produksi, serta hanya mencakup komoditas padi, jagung, dan kedelai. Angka produksi tanaman pangan disajikan dalam 4 (empat) periode waktu yang berbeda, yakni ARAM I, ARAM II, ASEM, dan ATAP. ARAM I (Angka Ramalan I) terdiri dari realisasi produksi subround I (Januari April) dan angka ramalan subround II dan subround III (Mei Desember) berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan April.

ARAM II (Angka Ramalan II) terdiri dari realisasi produksi subround I dan subround II (Januari Agustus) dan angka ramalan subround III (September Desember) berdasarkan keadaan luas tanaman akhir bulan Agustus. ASEM (Angka Sementara) merupakan realisasi produksi selama satu tahun (Januari Desember), tetapi belum final karena menunggu sampai menjadi angka tetap (data tersedia dengan lengkap). ATAP (Angka Tetap) adalah realisasi produksi selama satu tahun (Januari Desember), dan sudah merupakan angka final.

Adapun jadwal rilis ARAM, ASEM, dan ATAP di tahun 2015 melalui BRS dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1

Jadwal Rilis ARAM, ASEM, dan ATAP di Tahun 2015

Status Angka Jadwal Rilis BRS Subround

Januari – April Mei – Agustus September – Desember

1. ASEM 2014 2 Maret 2015 REALISASI 2014 (Angka Belum Final)

2. ATAP 2014 1 Juli 2015 REALISASI 2014 (Angka Final)

3. ARAM I 2015 1 Juli 2015 REALISASI 2015 RAMALAN

4. ARAM II 2015 2 November 2015 REALISASI 2015 RAMALAN

Para konsumen data perlu mencermati status angka tersebut dalam penggunaannya, baik untuk evaluasi/monitoring maupun perencanaan, dan hendaknya selalu mengacu pada hasil perhitungan yang dirilis terakhir.

2.

PRODUKSI PADI

Produksi padi di Bali tahun 2014 tercatat sebesar 857.944 ton GKG atau mengalami penurunan sebesar 24.148 ton GKG (2,74 persen) dibandingkan tahun 2013. Sementara itu, produksi padi di tahun 2015 berdasarkan ARAM I diperkirakan sebesar 861.321 ton GKG. Capaian produksi ini diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 3.377 ton GKG (0,39 persen). Kenaikan produksi diperkirakan terjadi pada subround II (Mei - Agustus) sebesar 34.932 ton GKG (13,53 persen) dan

subround III (September -Desember) sebesar 28.141 ton GKG (9,30 persen), sedangkan pada subround

I (Januari - April) justru terjadi penurunan sebesar 59.696 ton GKG (20,09 persen). Secara absolut maupun persentase, kenaikan produksi padi relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kabupaten Badung sebesar 23.746 ton GKG (21,76 persen).

Kenaikan produksi padi di Bali selama tahun 2015 (ARAM I) diperkirakan karena adanya kenaikan produktivitas sebesar 0,85 kwintal/hektar (1,41 persen) meskipun luas panen diperkirakan turun seluas 1.419 hektar (0,99 persen). Kenaikan produktivitas tertinggi diperkirakan terjadi di 3 (tiga) kabupaten/kota, yakni Kabupaten Karangasem sebesar 4,91 kw/ha (9,05 persen), Kota Denpasar sebesar 3,88 kw/ha (5,97 persen) dan Kabupaten Badung sebesar 3,19 kw/ha (5,05 persen).

(3)

Secara umum, ada 3 (tiga) faktor sebagai penyebab kenaikan produktivitas padi. Pertama, di Kota Denpasar, karena adanya kompensasi subsidi pupuk kepada petani yang lahannya mengalami kekeringan di tahun 2014 lalu. Subsidi pupuk tersebut diberikan ketika petani yang memulai menanam padi pada periode bulan November - Desember 2014, yang hasil panennya terjadi di

subround I - 2015.

Kedua, di Kabupaten Badung, tepatnya di Kecamatan Petang, petani setempat menggunakan varietas padi unggul seperti Ciherang, sehingga produksi dapat meningkat hingga 8,5 ton/hektar. Selain itu, di Kabupaten Badung juga ada program UPSUS (Upaya Khusus) untuk komoditas Padi (bersumber APBN), yakni 310 hektar di Kecamatan Petang, 2.084 hektar di Kecamatan Mengwi, 755 hektar di Kecamatan Abiansemal, dan 251 hektar di Kecamatan Kuta Utara.

Ketiga, di Kabupaten Karangasem, disebabkan oleh kesuburan lahan dan kondisi cuaca yang sangat mendukung. Utamanya di Kecamatan Sideman yang lahannya subur bekas penanaman komoditas Hortikultura (sayuran) dengan rata-rata hasil survei ubinan sebesar 4,98 kg/plot. Sedangkan di tahun 2014 lalu di kecamatan yang sama, rata-rata hasil survei ubinan sebesar 4,50 kg/plot. Selain itu juga didukung dengan penggunaan pupuk di kalangan petani padi secara lengkap.

Tabel 2

Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi di Provinsi Bali Menurut Subround Tahun 2013 - 2015

No Uraian 2013 2014 2015 (ARAM I) Perkembangan 2013 - 2014 2014 - 2015 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Luas Panen (ha)

- Januari - April 49 880 49 801 38 498 - 79 -0,16 -11 303 -22,70 - Mei - Agustus 48 416 43 346 49 201 -5 070 -10,47 5 855 13,51 - September - Desember 52 084 49 550 53 579 -2 534 -4,87 4 029 8,13 - Januari - Desember 150 380 142 697 141 278 -7 683 -5,11 -1 419 -0,99 2 Produktivitas (kw/ha) - Januari - April 58,17 59,67 61,68 1,50 2,57 2,01 3,37 - Mei - Agustus 55,26 59,57 59,58 4,31 7,80 0,01 0,02 - September - Desember 62,29 61,07 61,73 -1,22 -1,96 0,66 1,08 - Januari - Desember 58,66 60,12 60,97 1,47 2,50 0,84 1,40 3 Produksi (ton) - Januari - April 290 155 297 151 237 455 6 996 2,41 -59 696 -20,09 - Mei - Agustus 267 524 258 199 293 131 -9 325 -3,49 34 932 13,53 - September - Desember 324 413 302 594 330 735 -21 819 -6,73 28 141 9,30 - Januari - Desember 882 092 857 944 861 321 -24 148 -2,74 3 377 0,39

Keterangan: Kualitas Produksi Padi adalah Gabah Kering Giling (GKG)

Kendati produktivitas padi di Bali meningkat, namun luas panen terjadi penurunan yang diperkirakan sebesar 1.419 hektar (0,99 persen). Penurunan luas panen terjadi secara merata di hampir semua kabupaten/kota. Secara umum, beberapa faktor yang menyebabkan penurunan luas panen, antara lain: adanya penurunan sebesar 27,61 persen Luas Tanam Akhir (LTA), dari 34.236 hektar LTA Desember 2013 menjadi 24.784 hektar LTA Desember 2014 yang diakibatkan dampak kemarau panjang di hampir semua wilayah, adanya mundur tanam (seperti yang terjadi di Kabupaten Gianyar, Klungkung, dan Buleleng), alih fungsi lahan, adanya perbaikan saluran irigasi di akhir tahun 2014 lalu yang berakibat pada turunnya realisasi luas tanam, adanya pengalihan komoditas karena sawah kurang supply air, yakni pengalihan ke komoditas ubi kayu di Kabupaten Badung dan ke komoditas

(4)

jeruk di Kabupaten Bangli, serta terjadi penerapan pola tanam padi sebanyak lima kali dalam dua tahun yang digambarkan dari penurunan LTA Desember 2013 ke LTA Desember 2014 (terjadi di Kabupaten Gianyar).

Bila dilihat dari kontribusinya, dari total produksi padi di tahun 2015 yang diperkirakan mencapai 861.321 ton GKG tersebut, Kabupaten Tabanan memberi kontribusi (share) tertinggi sebesar 24,47 persen atau 210.801 ton GKG. Kedua adalah Gianyar dengan share 21,60 persen atau 186.035 ton GKG, dan ketiga adalah Badung dengan share 15,43 persen atau 132.894 ton GKG. Kontribusi kabupaten/kota lainnya berada di bawah 15,43 persen.

Sementara itu, bila dilihat dari sisi pola panen padi di Bali selama tahun 2015 (kondisi subround

I) tidak berbeda atau sama dengan dua tahun sebelumnya. Musim puncak panen atau panen raya berada di subround I (Januari - April) baik di tahun 2015, tahun 2014 dan 2013 yang terjadi pada bulan April (lihat Gambar 1).

Gambar 1

Pola Panen Padi di Provinsi Bali Tahun 2013 2015 (hektar)

3.

PRODUKSI JAGUNG

Produksi jagung di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 40.613 ton pipilan kering atau turun 16.960 ton pipilan kering (29,46 persen) dibandingkan tahun 2013. Sementara itu, produksi jagung di tahun 2015 berdasarkan ARAM I diperkirakan sebesar 38.082 ton pipilan kering atau mengalami penurunan sebesar 2.531 ton pipilan kering (6,23 persen).

Penurunan ini terjadi di dua subround, yakni pada subround I (Januari - April) turun sebesar 3.748 ton pipilan kering (11,40 persen) dan subround II (Mei - Agustus) turun sebesar 362 ton pipilan kering (13,80 persen). Sedangkan pada subround III (September - Desember) diperkirakan mengalami kenaikan produksi sebesar 1.579 ton pipilan kering (30,92 persen). Secara absolut, penurunan produksi jagung relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kabupaten Buleleng sebesar 1.960 ton pipilan kering,

(5)

sedangkan secara persentase, penurunan produksi jagung relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kota Denpasar sebesar 35,48 persen.

Penurunan produksi jagung di Bali selama tahun 2015 diperkirakan karena adanya penurunan luas panen seluas 1.168 hektar (7,00 persen). Secara absolut, penurunan luas panen relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kabupaten Buleleng seluas 1.136 hektar. Sedangkan secara persentase, penurunan luas panen relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kota Denpasar sebesar 36,84 persen. Secara umum, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan luas panen jagung, antara lain: menurunnya Luas Tanam Akhir (LTA) Desember 2014 sebesar 1.045 hektar (6,97 persen) dibandingkan LTA Desember 2013. Selain itu, semakin menurunnya lahan atau luas tanam jagung karena dialihkan untuk tanaman kehutanan atau hutan rakyat (seperti jati, gamelina, dan lain-lain) yang sudah semakin besar, sehingga dapat menaungi tanaman seperti yang terjadi di Kabupaten Karangasem. Penyebab lain adalah beralihnya ke tanaman hortikultura seperti tanaman kubis dan buncis di Kab. Bangli, serta banyak jagung yang di panen muda dominan terjadi di Kab. Badung.

Kendati luas panen turun, namun produktivitas jagung mengalami peningkatan 0,20 kw/ha (0,83 persen) dalam periode tahun 2014 - 2015. Peningkatan produktivitas jagung sangat dipengaruhi oleh penggunaan pupuk organik yang mencukupi dan penggunaan varietas komposit yang sudah banyak serta jumlah rumpun yang meningkat. Secara absolut maupun persentase, peningkatan produktivitas jagung relatif tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan sebesar 6,37 kw/ha (11,76 persen).

Tabel 3

Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Jagung di Provinsi Bali Menurut Subround Tahun 2013 - 2015

No Uraian 2013 2014 2015 (ARAM I) Perkembangan 2013 - 2014 2014 - 2015 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Luas Panen (ha)

- Januari - April 15 546 14 501 13 110 -1 045 -6,72 -1 391 -9,59 - Mei - Agustus 1 377 724 763 -653 -47,42 39 5,39 - September - Desember 1 300 1 460 1 644 160 12,31 184 12,60 - Januari - Desember 18 223 16 685 15 517 -1 538 -8,44 -1 168 -7,00 2 Produktivitas (kw/ha) - Januari - April 29,01 22,68 22,22 -6,34 -21,84 -0,45 -2,00 - Mei - Agustus 39,03 36,23 29,63 -2,80 -7,17 -6,60 -18,21 - September - Desember 54,57 34,97 40,66 -19,60 -35,91 5,69 16,27 - Januari - Desember 31,59 24,34 24,54 -7,25 -22,96 0,20 0,83 3 Produksi (ton) - Januari - April 45 105 32 884 29 136 -12 221 -27,09 -3 748 -11,40 - Mei - Agustus 5 374 2 623 2 261 -2 751 -51,19 -362 -13,80 - September - Desember 7 094 5 106 6 685 -1 988 -28,02 1 579 30,92 - Januari - Desember 57 573 40 613 38 082 -16 960 -29,46 -2 531 -6,23

(6)

Gambar 2

Pola Panen Jagung di Provinsi Bali Tahun 2013 2015 (hektar)

Bila dilihat dari kontribusinya, dari total produksi jagung di tahun 2015 yang diperkirakan mencapai 38.082 ton pipilan kering tersebut, Kabupaten Buleleng memberikan kontribusi (share) tertinggi sebesar 43,01 persen atau 16.379 ton pipilan kering. Kabupaten Karangasem menempati posisi kedua dengan share sebesar 21,91 persen atau 8.345 ton pipilan kering, dan Kabupaten Klungkung di posisi ketiga dengan share sebesar 14,20 persen atau 5.407 ton pipilan kering. Sedangkan share kabupaten/kota lainnya berada pada posisi di bawah 14,20 persen.

Sementara itu, pola panen jagung pada tahun 2015 (kondisi selama subround I) agak sedikit berbeda dengan pola panen di tahun 2014, namun sama dengan pola panen di tahun 2013. Selama

subround I (Januari - April) tahun 2014, puncak panen jagung terjadi di bulan Februari. Sedangkan di tahun 2015 dan 2013 terjadi di bulan Maret atau mundur sebulan dari kondisi puncak panen di tahun 2014 (lihat Gambar 2).

4.

PRODUKSI KEDELAI

Produksi kedelai di Bali pada tahun 2014 tercatat sebesar 8.187 ton biji kering atau naik 754 ton biji kering (10,14 persen). Sementara itu, produksi kedelai di tahun 2015 berdasarkan ARAM I diperkirakan mencapai 7.571 ton biji kering. Angka ini mengalami penurunan sebesar 616 ton biji kering (7,52 persen). Penurunan produksi kedelai terjadi pada subround II (Mei - Agustus) sebesar 1.534 ton biji kering (25,75 persen). Sebaliknya, kenaikan produksi justru terjadi pada subround I (Januari - April) sebesar 78 ton biji kering (22,94 persen) dan subround III (September - Desember) sebesar 840 ton biji kering (44,44 persen). Secara absolut, penurunan produksi kedelai relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kabupaten Jembrana sebesar 1.213 ton biji kering. Sedangkan secara persentase, penurunan produksi kedelai relatif tinggi diperkirakan terjadi di Kota Denpasar sebesar 89,76 persen.

(7)

Penurunan produksi kedelai ini diperkirakan karena adanya penurunan luas panen sebesar 103 hektar (1,92 persen) dan penurunan produktivitas sebesar 0,87 kw/ha (5,71 persen). Penurunan luas panen kedelai disebabkan antara lain: baru tuntasnya perbaikan irigasi, maka petani hanya sekadar dan secara swadaya melakukan tanam kedelai (benih disebar sporadis) seperti yang terjadi di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, dan terjadinya pengurangan kegiatan SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) kedelai sebesar 1000 hektar seperti terjadi di Kabupaten Gianyar. Sementara itu, penurunan produktivitas lebih disebabkan kurangnya pemeliharaan.

Bila dilihat dari kontribusinya, dari total produksi kedelai di tahun 2015 yang diperkirakan mencapai 7.571 ton biji kering tersebut, Kabupaten Jembrana memberi kontribusi (share) tertinggi sebesar 26,88 persen atau 2.035 ton biji kering. Klungkung menempati posisi kedua dengan share

sebesar 25,16 persen atau 1.905 ton biji kering, dan Badung di posisi ketiga dengan share sebesar 16,84 persen atau 1.275 ton biji kering. Sedangkan share kabupaten/kota lainnya berada pada posisi di bawah 16,84 persen.

Sementara itu, pola panen kedelai pada subround I (Januari - April) tahun 2015 sangat berbeda dengan pola panen di tahun 2014 maupun 2013. Puncak panen kedelai pada subround I di tahun 2015 terjadi di bulan Maret, sedangkan di tahun 2014 terjadi di bulan Februari dan di tahun 2013 terjadi di bulan April. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Tabel 4

Perkembangan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Kedelai di Provinsi Bali Menurut Subround Tahun 2013 2015

No Uraian 2013 2014 2015 (ARAM I) Perkembangan 2013 - 2014 2014 - 2015 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Luas Panen (ha)

- Januari – April 518 223 248 -295 -56,95 25 11,21 - Mei – Agustus 3 321 3 787 2 999 466 14,03 -788 -20,81 - September - Desember 1 766 1 347 2 007 -419 -23,73 660 49,00 - Januari - Desember 5 605 5 357 5 254 -248 -4,42 -103 -1,92 2 Produktivitas (kw/ha) - Januari – April 14,54 15,25 16,85 0,71 4,88 1,61 10,55 - Mei – Agustus 12,50 15,73 14,75 3,23 25,82 -0,98 -6,24 - September - Desember 14,31 14,03 13,60 -0,28 -1,98 -0,43 -3,06 - Januari - Desember 13,26 15,28 14,41 2,02 15,24 -0,87 -5,71 3 Produksi (ton) - Januari – April 753 340 418 -413 -54,85 78 22,94 - Mei – Agustus 4 152 5 957 4 423 1 805 43,47 -1 534 -25,75 - September - Desember 2 528 1 890 2 730 -638 -25,24 840 44,44 - Januari - Desember 7 433 8 187 7 571 754 10,14 -616 -7,52

(8)

Gambar 3

Pola Panen Kedelai di Provinsi Bali Tahun 2013 2015 (hektar)

Absolut % Absolut % Absolut %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1 Jembrana 62 279 51 793 -10 486 -16.84 102 286 184 180.39 3 248 2 035 -1 213 -37.35 2 Tabanan 214 204 210 801 -3 403 -1.59 2 128 2 572 444 20.86 684 937 253 36.99 3 Badung 109 148 132 894 23 746 21.76 126 187 61 48.41 1 219 1 275 56 4.59 4 Gianyar 186 526 186 035 - 491 -0.26 724 1 224 500 69.06 1 467 1 271 - 196 -13.36 5 Klungkung 32 064 33 665 1 601 4.99 5 038 5 407 369 7.32 976 1 905 929 95.18 6 Bangli 29 208 29 072 - 136 -0.47 4 240 3 662 - 578 -13.63 11 7 - 4 -36.36 7 Karangasem 66 116 68 264 2 148 3.25 9 885 8 345 -1 540 -15.58 90 46 - 44 -48.89 8 Buleleng 133 447 123 207 -10 240 -7.67 18 339 16 379 -1 960 -10.69 43 49 6 13.95 9 Denpasar 24 952 25 590 638 2.56 31 20 - 11 -35.48 449 46 - 403 -89.76 857 944 861 321 3 377 0.39 40 613 38 082 -2 531 -6.23 8 187 7 571 - 616 -7.52 70 846 465 75 550 895 4 704 430 6.64 19 008 426 20 666 702 1 658 276 8.72 954 997 998 866 43 869 4.59 Perkembangan Padi (ton gabah kering giling) 2014 2015 (ARAM I) No Kabupaten/ Kota BALI NASIONAL Tabel 5

Perkembangan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2014 - 2015

Kedelai (ton biji kering) 2014 2015

(ARAM I)

Perkembangan Perkembangan

Jagung (ton pipilan kering) 2014 2015

(9)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Tri Erwandi, SE, M.Si.

Kepala Bidang Statistik Produksi

BPS Provinsi Bali

Telepon: 0361-238159, Fax: 0361-238162

E-mail: bps5100@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan tingkat pen- didikan formal istri/suami terhadap banyaknya tanggungan keluarga terha-

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa perlakuan konsentrasi gula pada sirup bonggol nanas dihasilkan yang terbaik adalah sirup bonggol nanas

Sebelum dilakukan analisis perhitungan biaya terlebih dahulu dilakukan analisis tehnik terhadap ide-ide alternatif tiang pancang terpilih pada

Besarnya penurunan indeks yang diterima petani pada bulan ini terutama dipicu oleh turunnya harga beberapa jenis komoditas pertanian, antara lain harga gabah turun 4,81 persen dengan

Sedangkan skor angket siswa memiliki respon positif terhadap motivasi belajar melalui penerapan media pembelajaran berbasis macromedia flash 8.0 karena dari siklus

Dalam hal Perseroan terlambat menyerahkan Sertifikat Jumbo Obligasi dan memberi instruksi kepada KSEI untuk mengkreditkan Obligasi pada Rekening Efek, maka Perseroan

80.. memiliki kemampuan bernegosiasi dengan supplier dan pelanggan, kemampuan untuk memerintah karyawan dengan tepat.. Berdasarkan hasil jawaban narasumber, maka dapat

Mencermati hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan penelitian ini yaitu: Konsep pendidikan keluarga Zakiah Daradjat yaitu menekanakan pada