• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kawasan secara umum merupakan permukaan tanah atau air yang sederhana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kawasan secara umum merupakan permukaan tanah atau air yang sederhana"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kawasan Utara Danau Limboto

Kawasan secara umum merupakan permukaan tanah atau air yang sederhana luasnya tetapi lebih besar dari situs. Kawasan adalah istilah yang digunakan untuk memaknai secara umum suatu hamparan dataran bumi. Membangun kawasan pada asasnya bertujuan menciptakan atau meningkatkan dayaguna kawasan secara berkelanjutan. Menciptakan dayaguna diadakan di kawasan alami yang belum pernah didayagunakan; contoh, mengembangkan danau alami untuk usaha perikanan niagawi (commercial fishery). Meningkatkan dayaguna dijalankan dikawasan yang sudah didayagunakan namun dinilai belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat; contoh, memperbaiki prasarana kawasan permukiman (Notohadikusumo, 2005).

Danau Limboto merupakan potensi alam yang dimiliki Gorontalo, namun saat ini kondisinya sangat memprihatinkan, selain terjadi pendangkalan juga banyak tumbuhan liar yang tumbuh. Sejak lama, Danau Limboto ini telah menjadi sumber air tawar sekaligus penyangga kehidupan dan tata air bagi masyarakat di bantaran sungainya. Hal ini seperti yang terjadi di kawasan utara Danau Limboto, sudah mengalami pendangkalan, selain itu terdapat juga banyak tumbuhan yang tumbuh subur dan juga terdapat lahan persawahan, perkebunan dan pemukiman penduduk.

(2)

Danau ini merupakan pengendali banjir bagi sebagian besar kawasan disekitarnya. Berdasarkan peran dan fungsinya yang sangat penting itu, maka dapat dikatakan bahwa Danau Limboto memegang peran esensial bagi keseimbangan alam dan ekosistem kawasan. Kawasan danau mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau. Pengelolaan danau seharusnya dilaksanakan secara terencana agar potensi danau dapat termanfaatkan secara optimal dan kegiatannya diprioritaskan pada kawasan danau yang memiliki potensi tinggi serta kawasan yang telah mengalami degradasi, selain itu kegiatan penggelolaan danau juga harus diprioritaskan bagi kesejahteraan masyarakat (Kementrian Pekerjaan Umum direktorat Jendral SDA, 2010).

2.2 Inventarisasi

Inventarisasi tumbuhan yang tumbuh di Danau Limboto merupakan pendataan mengenai jenis-jenis tumbuhan yang tumbuh di Danau Limboto. Tumbuhan tersebut diidentifikasi satu-persatu sehingga dapat diketahui jenis tumbuhan tersebut. Inventarisasi adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumberdaya alam untuk pencernaan pengelompokan sumberdaya tersebut.

Kegiatan inventarisasi merupakan kegiatan turun ke lapangan mengumpulkan data tentang jenis-jenis tumbuhan yang ada di daerah tersebut. Kegiatan inventarisasi dan karakterisasi terhadap morfologi tumbuhan diharapkan menggunakan potensi unggulan tumbuhan dan informasi yang didapatkan di gunakan sebagai acuan untuk mengenalkan jenis-jenis tumbuhan yang ada di daerah kawasan penelitian (Suryani, dkk.,2009).

(3)

Kegiatan inventarisasi meliputi kegiatan ekspolarisasi dan identifikasi. Identifikasi adalah pemberian nama suatu organisme dengan menggunakan pustaka (kunci identifikasi), gambar herbarium, dan tumbuhan hidup yang di ketahui namanya dari buku relevan atau pendukung. Mengindentifikasikan tumbuhan pertama yang perlu dilakukan mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut. Determinasi merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk memperlancar pelaksanaan pendeterminasi tumbuh-tumbuhan. Kunci determinasi dibuat secara bertahap sampai bangsa, famili, genus atau spesies. Ciri-ciri tumbuhan dicocokkan sehingga selangkah demi selangkah kunci memilih satu di antara dua atau beberapa sifat yang yang bertentangan, sehingga akhirnya diperoleh satu jawaban berupa identifikasi tumbuhan yang dijumpai (Anonim, 2007).

Selain penggolongan atau pengklasifikasian, taksonomi yang penting yaitu pengenalan atau identifikasi. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identifikasi suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain dari pada menentukan namanya yang benar dan tepat dalam sistem klasifikasi. Menurut Tjitrosoepomo (2005), istilah identifikasi sering juga menggunakan istilah determinasi (penentuan).

Menurut Djamhuri (1981), menyatakan bahwa cara mengidentifikasi adalah dengan membandingkan contoh tumbuhan yang dijumpai di lapangan dengan contoh tumbuhan yang telah diketahui sifat-sifatnya dan namanya dalam gambar, membandingkan atau menyamakan tumbuhan yang ingin diketahui dengan gambar-gambar yang ada dalam manual (identifikasi). Dengan pertolongan kunci

(4)

pengenalan yang terdapat dalam buku identifikasi dan bertanya kepada seorang ahli pengenalan spesies tumbuhan. Serta syarat penggunaan kunci identifikasi (1) harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang morfologi dan terminologi tumbuh-tumbuhan, (2) Harus memiliki penglihatan yang tajam, dan (3) Harus memiliki pengalaman.

2.3 Vegetasi

Menurut Marsono (1989), dalam Irwanto (2007), menyatakan vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa spesies yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.

Selanjutnya Fachrul (2007), struktur vegetasi dibatasi oleh tiga komponen, yaitu susunan spesies tumbuhan secara vertikal, susunan spesies tumbuhan secara horizontal atau sebaran individu dan kelimpahan setiap spesies yang ada. Vegetasi secara umum akan mengurangi laju erosi tanah, tetapi besarnya tergantung struktur dan komposisi tumbuhan yang menyusun formasi vegetasi daerah tersebut (Arrijani, dkk 2006). Analisis vegetasi adalah suatu studi untuk mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi. Analisis vegetasi ditentukan oleh banyaknya individu , besarnya frekwensi dan kerapatan setiap spesies serta penguasaan suatu spesies terhadap spesies-spesies lain ditentukan berdasarkan indeks nilai penting (Irwanto, 2007).

(5)

Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk, untuk keperluan diperlukan data-data spesies, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas tumbuhan tersebut. Indeks Nilai Penting (INP) merupakan penjumlahan dari nilai frekuensi relatif dan kerapatan relatif. Semakin besar INP suatu spesies semakin besar pula peranan spesies tumbuhan tersebut dalam komonitas tumbuhan (Odum dalam Ruthena, 2010). Melalui analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan.

2.4 Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan Danau

Lingkungan merupakan kompleks dari berbagai faktor yang saling berinteraksi satu sama lainnya, tidak saja antara faktor-faktor biotik dan abiotik, tetapi juga antar biotik itu sendiri dan juga antar abiotik deanga abiotik. Secara operasional sulit untuk memisahkan satu faktor tampa mempengaruhi kondisi keseluruhanya. Pertumbuhan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat hidupnya. Faktor-faktor lingkungan tersebut antara lain nutrien, suhu, cahaya, kelembaban, pH tanah dan udara (Risa, 2007).

Nutrien dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai sumber energi yang digunakan untuk tumbuhan selama proses pertumbuhan dan perkembangan. Tumbuhan memerlukan suhu yang sesuai supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tumbuhan memanfaatkan cahaya untuk proses fotosintesis (Risa, 2007). Kelembaban merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tumbuhan terutama dalam proses penyerapan air dalam tanah karena adanya faktor pH tanah yang mengatur kelarutan nutrien dalam tanah. Tumbuhan

(6)

memerlukan CO2, untuk melakukan proses fotosintesis, O2 dibutuhkan untuk

proses respirasi.

2.5 Tumbuhan Bawah

Tumbuhan bawah adalah komunitas tanaman yang menyusun stratifikasi bawah dekat permukaan tanah. Tumbuhan ini umumnya berupa rumput, herba, semak atau perdu rendah. Menurut Soerianegara dan Indrawan (2008) dalam Dahlan (2011), tumbuhan bawah adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali permudaan pohon hutan, yang meliputi rerumputan dan vegetasi semak belukar. Spesies-spesies vegetasi ini ada yang bersifat berumpun, tegak menjalar atau memanjat. Secara taksonomi vegetasi bawah umumnya anggota dari suku-suku Poceae, Cyperaceae, Araceae,Asteraceae, Paku-pakuan dan lain-lain. Vegetasi ini banyak terdapat di tempat-tempat terbuka, tepi jalan, tebing sungai, lantai hutan, lahan pertanian dan perkebunan (Aththorick, 2005).

Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya, kelembaban, pH tanah, tutupan tajuk dari pohon di sekitarnya, dan tingkat kompetisi dari masing-masing jenis. Perbedaan bentang lahan, tanah, faktor iklim serta perbandingan keanekaragaman spesies vegetasi bawah, memperlihatkan banyak perbedaan, baik dalam kekayaan jenisnya maupun pertumbuhannya. Menurut Barnes, et al., (1997), keanekaragaman tumbuhan bawah memperlihatkan tingkatan keanekaragaman yang tinggi berdasarkan komposisinya.

(7)

Tumbuhan bawah terdiri dari tumbuhan selain permudaan pohon, misal rumput, herba, dan semak belukar (Kusmana, 1995). Tumbuhan bawah ini ada yang tumbuh di kawasan danau. Berdasarkan catatan yang ada pada (Sunarto dan Rugiyah, 1992), ada beberapa jenis tumbuhan yang dapat tumbuh di danau yaitu: a. Suku bayam-bayaman (Amaratuhaceae)

Spesies ini, seperti Alternanthera sessilis umumnya selalu dijumpai di tempat yang lembab dan berair. Suku ini termasuk tumbuhan terna, tumbuhan ini tumbuh berkelompok dan berbatang merayap dengan banyak cabang. Mempunyai akar tunggang dan pada buku-buku batang terdapat akar yang melekat pada lumpur, tumbuhan ini berfungsi mengikat lumpur, perbanyakannya dengan melalui stek batang.

b. Suku talas-talasan (Araceae)

Suku spesies ini merupakan tumbuhan yang dapat diandalkan untuk menahan lumpur yang masuk ke danau. Secara alami tumbuhan seperti Alocasia spinosa (talas air), Colocasia esculenta (talas) Lasia spinosa (talas duri) dan Xanhorrhiza

macrophylla merupakan tumbuhan yang dapat hidup pada tempat berair maupun

kering, mempunyai umbi dan banyak perakaran, dan mempunyai daun berlapis lilin (tidak basah dengan air)

c. Suku rumput-rumputan (Poaceae)

Tumbuhan ini merupakan kelompok sangat banyak jumlahnya dan salah satu yaitu Insaechmum muticum (rumput kawat), tumbuhnya di tepi danau secara berkelompok dan sangat rapat dapat menutupi daerah yang luas. Fungsinya dapat menahan lumpur dalam volume besar, karena mempunyai akar serabut yang kuat

(8)

untuk menahan lumpur. Tumbuhan ini juga ada yang berupa pohon seperti bambu betung, selalu tumbuh berumpun kadang membentuk semak, dapat mencegah erosi.

d. Suku jahe-jahean (Zingiberaceae)

Spesies ini merupakan tumbuhan berperawakan terta tahunan yang tumbuh berumpun, berimpang dalam tanah tingi daun dapat mencapai 7 m, dengan anak daun setengah duduk berbentuk lanset. Bunganya berwarna merah mencolok dan buahnya berbentuk bulat, berdiameter 12 cm dan terletak dipermukaan tanah. e. Suku jarak-jarakan (Euphorbiaceae)

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang cepat tumbuh, dan perbanyakannya dilakukan melalui biji. Tumbuhan ini juga sebagai tanaman pelindung. Bentuk akar akar tunggang. Seperti Aleurites mollukana (kemiri) dan Bischofia javanica.

f. Suku kacang-kacangan (Fabaceae)

Tumbuhan ini bunganya berupa kupu-kupu maupun bongkol seperti pada bunga petai cina. Salah satunya Pterocapus indicus (Angsana) merupakan tumbuhan yang cepat tumbuh. Tumbuhan ini mempunyai akar serabut dan menempel di batang.

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran kinerja yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dilakukan pada 7 sasaran strategis dengan menggunakan 21 Indikator sasaran

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, atau huruf d, dilakukan oleh Dewan Kehormatan Organisasi Advokat sesuai dengan kode etik profesi

NAMA ASAL SEKOLAH NILAI Rangking Wilayah 1 GERRY WINDIARTO MOHAMAD SMA NU MH... Tempat di SMA Negeri 26 Jakarta mulai pukul 08.00

Sedangkan menurut Adisasmita(2011) efisiensi adalah komponen input yang digunakan seperti waktu, tenaga dan biaya dapat dihitung penggunaannya dan tidak berdampak pada

II, (Beirut: Maktabah Al-Hayah Li Ath-Thiba‟ah wa An-Nasyr), h.. Pembiasaan Akhlak Mulia Peserta Didik Kepada Lingkungan Alam beserta isinya adalah anugrah pemberian

Pada setting suhu 15500e durasi waktu saat suhu konstan tercapai adalah 63 menit lebih dari dua kali durasi yang tertulis pada spesifikasi alat yang pada suhu 16000e durasinya hanya

Interpretasi yang dilakukan menggunakan kedua citra tersebut mempunyai hasil yang baik dalam pemetaan informasi geologi yaitu struktur geologi, lithologi, dan bentuklahan