LKIP DISPERTAPA 2014 1
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik.
Sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung merupakan arah bagi peningkatan kinerja dan fungsi yang dijalankan berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang dijalankan serta urusan yang menjadi kewenangannya. Penjabaran target kinerja yang ditetapkan dalam rencana strategis kedalam rencana tahunan yang dituangkan dalam rencana kerja dievaluasi melalui penyampaian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) SKPD yang dilakukan setiap tahun.
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, dengan mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya berupa anggaran dan SDM, maka sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2014 ditetapkan dengan dokumen Penetapan Kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Dokumen penetapan kinerja tersebut digunakan sebagai dasar untuk melaporkan capaian kinerja, dan menilai keberhasilan Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2014. Dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2014 tersebut diuraikan sasaran-sasaran dalam Rencana Strategis Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung yang diprioritaskan untuk dicapai, indikator kinerja yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran beserta target yang harus dicapai tahun 2014, program-program, dan anggaran yang disediakan untuk mendukung pencapaian masing-masing sasaran.
LKIP DISPERTAPA 2014 2 Berdasarkan analisis terhadap pencapaian kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung pada tahun 2014, beberapa capaian yang mengindikasikan keberhasilan kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pada tahun 2014, pengukuran kinerja yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dilakukan pada 7 sasaran strategis dengan menggunakan 21 Indikator sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2014, tingkat pencapaian kinerja Berhasil atau rata-rata tercapai diatas 100 % (Sangat baik).
Uraiannya adalah sebagai berikut :
1. Sasaran Strategis terjaganya ketersediaan pangan, diukur melalui 5 indikator Kinerja dengan capaian kategori Sangat
Baik (rata-rata capaian 103,49%) Indikator Kinerjanya
berupa; 1). Score Pola Pangan Harapan (PPH) dari target 87,8 dapat terealisasi 91,20 atau terealisasi mencapai (103,87 %).2). Penguatan cadangan pangan dari target 24 ton dapat terealisasi sebanyak 26,7 ton atau terealisasi mencapai (111,25 %), 3). Tingkat Konsumsi Pangan; a. Beras : dari target 96,4 kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 96,10 kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (100,31%). Tingkat konsumsi beras ini perhitungannya berbeda dengan perhitungan yang lain dimana semakin rendah tingkat konsumsinya maka semakin baik, karena capaian target kinerja tingkat konsumsi pangan beras adalah menurunnya konsumsi pangan beras sehingga bila capaiannya lebih kecil dari target itu menunjukan kinerja yang baik karena targetnya adalah mengurangi konsumsi beras setiap tahunnya.; b. tingkat konsumsi Daging : dari target 15,84 kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 15,95 kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (100,69%); dan
LKIP DISPERTAPA 2014 3 c. tingkat konsumsi Ikan : dari target 33,50 kg/kapita/tahun dapat terealisasi sebesar 33,95 kg/kapita/tahun atau terealisasi mencapai (101,34%);
2. Sasaran Strategismeningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan diukur melalui 6 indikator Kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata
capaian 116,46%), Indikator Kinerjanya berupa : 1). Produktivitas tanaman padi dari target 63,09 kwintal/Ha
dapat terealisasi sebanyak 65,03 kw/ha atau terealisasi mencapai (103,07 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 62,95 kwintal/Ha 2). Produksi tanaman hias dari target 186.500 pot/tahun dapat terealisasi sebanyak 186.920 pot/tahun atau terealisasi mencapai (100,23 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 185.000 pot/tahun 3). Populasi ternak : a. Sapi : dari target 1.417 ekor dapat terealisasi sebanyak 1.554 ekor atau terealisasi mencapai (109,67 %) sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 1.307 ekor, b. Domba : dari target 29.365 ekor dapat terealisasi sebanyak 29.955 ekor atau terealisasi mencapai (102,01 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 26.901 ekor; 4). Produksi Ikan : a. Ikan Konsumsi : dari target 2.600 ton dapat terealisasi sebanyak 2.764,09 ton mencapai (106,31 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 2.575 ton b. Ikan Hias dari target 821.700 ekor dapat terealisasi sebanyak 907.670 ekor atau terealisasi mencapai (110,46 %), sedangkan pada tahun sebelumnya terealisasi 721.700 ekor.
3. Sasaran Strategis terkendalinya kasus penyakit zoonosa diukur melalui 1 indikator Kinerja dengan capaian kategori
Sangat Baik ( capaian 187,50% ) indikator kinerjanya
berupa jumlah kasus penyakit zoonosa di Kota Bandung, dari target maksimal kejadian 8 kasus ternyata
LKIP DISPERTAPA 2014 4 kejadian 1 kasus tahun sebelumnya juga terjadi 1 kasus, hal ini menunjukan kinerja baik karena semakin sedikit terjadinya kasus, maka semakin baik kinerjanya.
4. Sasaran Strategis menurunnya produk pangan segar yang tercemar diukur melalui 1 indikator kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik ( capaian 200,00 % ) indikator kinerjanya berupa jumlah pangan segar yang tercemar, dari target kejadian kasus maksimal 50 kasus realisasinya 0 kasus ini menunjukkan kinerja yang baik karena semakin sedikit terjadinya kasus, maka semakin baik kinerjanya. 5. Sasaran Strategis bertambahnya pelaku usaha di bidang
pertanian dan perikanan diukur melalui 2 indikator Kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata capaian diatas 111,90 %) indikator kinerjanya berupaJumlah pelaku usaha di bidang pertanian dan perikanan : a. Budidaya : dari target 690 pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 695 pelaku usaha atau teralisasi sebesar (100,72 %); dan b. Olahan : dari target 195 orang pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 240 orang pelaku usaha atau sebesar (123,08 %). 6. Sasaran Strategis meningkatnya keterampilan pelaku usaha
yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan diukur melalui 2 indikator kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata capaian diatas 110,25 %) indikator kinerjanya berupa jumlah pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan : a. Budidaya : dari target 600 pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 603 pelaku usaha atau teralisasi sebesar (100,50 %); dan b. Olahan : dari target 100 orang pelaku usaha dapat terealisasi sebanyak 120 orang pelaku usaha atau sebesar (120,00 %).
LKIP DISPERTAPA 2014 5 7. Sasaran Strategis terwujudnya peningkatan kualitas
pelayanan publik dan akuntabilita kinerja diukur melalui 4 indikator Kinerja dengan capaian kategori Sangat Baik (rata-rata capaian diatas 105,92 %) indikator kinerjanya berupa : 1). Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dari target 75 dapat terealisasi 79 atau mencapai 105,33 %; 2). Prosentase keluhan/pengaduan layanan yang ditindaklanjuti dari target 100 % dapat terealisasi 100 %; 3). Nilai evaluasi AKIP dari target angka 63 (kategori CC) dapat terealisasi 74,57 (B) atau terealisasi mencapai 118,36 %; 4). Prosentase temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti dari target 100 % dapat terealisasi 100 %.
Selain beberapa capaian kinerja tersebut, masih ditemui beberapa kendala dan permasalahan dalam peningkatan kinerja Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Bandung antara lain :
– Terlambatnya pengesahan APBD murni dan pengesahan APBD Perubahan
– Menumpuknya beban pekerjaan dan pencairan anggaran pada akhir Triwulan ke -4 setiap tahunnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya adalah :
– Melakukan koordinasi dan konsultasi secara rutin ke Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
– Mengoptimalkan ketersediaan sumber daya manusia yang tersedia sesuai dengan tupoksi dan kemampuannya.
– Pelaksanaan kegiatan berdasarkan time schedule yang disepakati pada awal pelaksanaan kegiatan.
LKIP DISPERTAPA 2014 6 Beberapa penghargaan yang diraih oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung selama tahun 2014 adalah :
No NAMA KEJUARAAN/ KEGIATAN TINGKAT KEJUARAAN/ KEGIATAN PRESTASI SKPD TAHUN 2014 KETERANGAN 1 Raskin Award Tingkat Nasional Juara Umum Kategori kota terbaik dalam pengelolaan Raskin
Penganugrahan Raskin Award 2014 diserahkan oleh Menkokesra H.R. Agung Laksono 2 Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2014 Tingkat Nasional Penghargaan Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2014 kategori Produk Olahan Peternakan Berdaya Saing Unggul Penghargaan diberikan kepada kelompok Mamazy Penghargaan dari Kementerian
LKIP DISPERTAPA 2014 7 3 APTEK 2014 dan Agro and Food Ekspo 2014 di Jakarta Convention Centre (JCC) Tingkat Nasional Stand Terbaik ke IV Tingkat Kab/Kota se Indonesia
Penghargaan diserahkan ole Dirjen P2HP Kementan
LKIP DISPERTAPA 2014 8 4 Penyaluran Raskin terbaik Tingkat Jawa Barat Tingkat Provinsi Jawa Barat Penghargaan sebagai Kota Pelaksana Penyaluran Raskin terbaik Tingkat Jawa Barat
LKIP DISPERTAPA 2014 9 5 Kontes Ternak Tingkat Provinsi Jawa Barat 1. Juara I, II , III Kontes Ternak Domba Garut Kategori Petet Jantan 2. Juara II Kontes Ternak Domba Garut Kategori Raja Pedaging
Kota Bandung keluar sebagai Juara Umum 6 Raskin Award Tingkat Provinsi Jawa Barat Juara 1 pengelola Raskin Terbaik
Penganugrahan Raskin Award 2014 diserahkan oleh Gubernur, tanggal 17 Oktober
2014 7 Lomba Inovasi Produk Olahan Hasil Peternakan Tingkat Provinsi Jawa Barat Juara 1 Inovasi Pengolahan
Penghargaan diserahkan oleh Gubernur kepada kelompok
LKIP DISPERTAPA 2014 10 8 Lomba UMKM Olahan Hasil Perikanan Tingkat Provinsi Jawa Barat
Juara ke 3 Penghargaan diserahkan oleh Gubernur kepada Kelompok
Usaha Aula Sari (Olahan Rumput Laut)
LKIP DISPERTAPA 2014 11 9 Lomba Kendaraan Hias antar SKPD Tingkat Pemerintah Kota Bandung
Juara ke 1 Penghargaan diserahkan oleh Walikota Bandung di Balai
Kota Pemerintah Kota Bandung
LKIP DISPERTAPA 2014 12 10 SKPD Penerima penghargaan zona hijau kepatuhan dari Ombusdman Tingkat Pemerintah Kota Bandung Penghargaan zona hijau kepatuhan dari Ombusdman
Penghargaan diserahkan oleh Walikota Bandung di Balai
Kota Pemerintah Kota Bandung
LKIP DISPERTAPA 2014 13 11 Gerakan Pungut Sampah (GPS) Tingkat Pemerintah Kota Bandung Sertifikat Penghargaan kampanye Gerakan Pungut Sampah (GPS) tingkat Dinas Pemerintah Kota Bandung
Penghargaan diserahkan oleh Walikota Bandung
LKIP DISPERTAPA 2014 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat LKIP adalah Dokumen yang berisi gambaran, perwujudan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang disusun dan disampaikan secara sistematik dan melembaga sedangkan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat AKIP adalah perwujudan kewajiban suatu Intansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan / kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2014 pada dasarnya dilatarbelakangi oleh tekad dan kesungguhan untuk melaksanakan tugas yang ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan yang ada maupun dokumen perencanaan pembangunan daerah dan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) serta ikut memenuhi tuntutan visi, misi dan agenda pembangunan Walikota
LKIP DISPERTAPA 2014 15
Bandung sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan di Kota Bandung.
Dalam rangka penyelenggaraan good governance,
diperlukan pengembangan dan penerapan sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan sah sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Untuk mewujudkan hal tersebut, setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan pada suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing, lembaga-lembaga pengawasan, dan penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun 2014, mengacu kepada Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung 2013 – 2018, yang merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018, Rencana Kinerja Tahun 2014Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, yang merupakan penjabaran dari Rencana KerjaPemerintah Daerah (RKPD) Kota Bandung Tahun 2014, serta Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUAPBD) Kota Bandung Tahun 2014 yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan tahunan daerah Kota Bandung.
LKIP DISPERTAPA 2014 16
1.2. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Daerah nomor : 13 tahun 2009 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Bidang pertanian dan ketahanan pangan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan yang diserahkan oleh Walikota.
Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung terdiri dari :
1. Kepala Dinas 2. Sekretaris
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan dan Program 3. Bidang Produksi
a. Seksi Produksi Peternakan dan Perikanan
b. Seksi Produksi Tanaman Pangan , Hortikultura dan Konservasi
4. Bidang Bina Usaha
a. Seksi Pemasaran dan Pelayanan Usaha b. Seksi Pasca Panen dan Pengolahan 5. Bidang Pengawasan Mutu Hasil Pertanian
a. Seksi Pengawasan Mutu Hasil Peternakan dan Perikanan b. Seksi Pengawasan Mutu Hasil Tanaman Pangan dan
Hortikultura
6. Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan a. Seksi Pencegahan Penyakit dan Pengawasan Lalulintas
Hewan
b. Seksi Pemberantasan Penyakit Hewan 7. Bidang Ketahanan Pangan
LKIP DISPERTAPA 2014 17
a. Seksi Keamanan dan Mutu Pangan;
b. Seksi Ketersediaan dan Penganekaragaman Pangan; 8. Unit Pelaksana Teknis Dinas
a. UPT Pembibitan dan Pembenihan b. UPT Rumah Potong Hewan
c. UPT Klinik Hewan
1.3.TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah di bidang pertanian dan ketahanan pangan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung mempunyai fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian dan ketahanan pangan
2. Penyelenggaraan sebagian urusan Pemerintah Daerah dan Pelayanan umum di bidang pertanian dan ketahanan pangan.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian yang meliputi Produksi, Bina Usaha, Pengawasan Mutu Hasil Pertanian, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan, serta Ketahanan Pangan.
4. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Dinas. 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota
LKIP DISPERTAPA 2014 18 1.4.ISU STRATEGIS YANG DIHADAPI
Analis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan dan menjawab persolan nyata yang dihadapi dalam pembangunan.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi yang menjadi perhatian dalam perencanaan pembangunankarena dampaknya yangsignifikan bagi SKPD dimasa datang.Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Berdasarkan hasil analisis terhadap isu strategis dalam perencanaan pembangunan daerah di Kota Bandung dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut :
1) Pemantapan Ketersediaan pangan berbasis kemandirian 2) Keterbatasan lahan pertanian perkotaan
3) Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha Pertanian dan Perikanan
4) Penggunaan sarana teknologi pertanian masih rendah 5) Masih adanya kasus-kasus penyalahgunaan bahan kimia
berbahaya pada produk pertanian
LKIP DISPERTAPA 2014 19 1.5. DASAR HUKUM PENYUSUNAN LKIP
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan LKIP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Tahun2014 adalah: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kineja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Reviuatas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
10. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung;
12. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bandung dan Sekretariat DPRD Kota Bandung, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2009.
LKIP DISPERTAPA 2014 20 13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung Tahun 2005-2025;
14. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018;
1.6.SISTEMATIKA LKIP DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNGTAHUN 2014
Penulisan LKIP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota BandungTahun 2014 disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Ringkasan Eksekutif
Berisi ringkasan pencapaian kinerja/ tujuan dan sasaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota BandungTahun 2014.
BAB I
Pendahuluan menguraikan tentang tentang latar belakang, gambaran umum organisasi, tugas dan fungsi organisasi, isu strategis yang dihadapi, dasar hukum dan sistematika penyusunan LKIP
BAB II
Perencanaan Kinerja pada pada 2.1. menguraikan Renstra strategis sebelum Reviu, rencana strategis, IKU dan perjanjian kinerja, sedangkan untuk 2.2. menguraikan rencana strategis hasil Reviu,rencana strategis, IKU dan perjanjian kinerja
BAB III
Akuntabilitas Kinerja menguraikan tentang Capaian IKU, Pengukuran Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja, akuntabilitas keuangan dan prestasi.
LKIP DISPERTAPA 2014 21 BAB IV
Penutup Mengemukakan tinjauan secara umum dengan mengemukakan keberhasilan/ kegagalan, permasalahan/ kendala yang berkaitan dengan kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, dan tindaklanjut pemecahan masalah untuk meningkatkan kinerja periode berikutnya.
Lampiran
Berisi lampiran hasil pengukuran kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota BandungTahun 2014, IKU, RKT, Penetapan Kinerja dan Pembiayaan dalam Pencapaian Sasaran.
LKIP DISPERTAPA 2014 22
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Reviuatas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
2.1. RENCANA STRATEGIS SEBELUM REVIU
Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung adalah merupakan dokumen yang disusun melalui proses sistimatis dan berkelanjutan serta merupakan penjabaran dari pada Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih dan terintegrasi dengan potensi sumber daya (Manusia, Alam, dan Keuangan) yang dimiliki oleh Daerah yang bersangkutan, dalam hal ini DinasPertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung.
Rencana Strategis DinasPertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung yang ditetapkan untuk jangka waktu 5 ( lima ) tahun yaitu dari tahun 2013 – 2018 ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung. Penetapan jangka waktu 5 tahun tersebut dihubungkan dengan pola pertanggung jawaban Walikota terkait dengan penetapan / kebijakan bahwa Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dibuat pada masa jabatannya, dengan demikian akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintah daerah akan menjadi akuntabel.
Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tersebut ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018. Disamping itu pula, Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung diharapkan dapat
LKIP DISPERTAPA 2014 23 mewujudkan sinkronisasi dengan Renstra Pusat dan Daerah sebagai suatu sistem perencanaan pembangunan nasional.
Penyusunan Renstra DinasPertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung telah melalui tahapan - tahapan yang simultan dengan proses penyusunan RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 dengan melibatkan stakeholders pada saat dilaksanakannya Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, Forum SKPD, sehingga Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung merupakan hasil kesepakatan bersama antara DinasPertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dan stakeholder.
Visi dan Misi Kota Bandung yang tercantum dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2013–2018adalah :
“TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG UNGGUL, NYAMAN, DAN SEJAHTERA”
Misi Kota Bandung Tahun 2013-2018 disusun dalam rangka mengimplementasikan Iangkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi yang telah dipaparkan di atas, adapun misi kota Bandung terdiri dari:
1. Menata Kota Bandung melalui penataan ruang,pembangunan infrastruktur, dan fasilitas pubilk yang berkelanjutan (sustainable) dan nyaman.
2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani.
3. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing. 4. Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan.
Berdasarkan urusan dan kewenangan yang dimiliki Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, maka dalam rangka pencapaian Misi Pemerintah Kota Bandung,Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota
LKIP DISPERTAPA 2014 24 Bandungberkontribusi untuk mewujudkan misi3 dan 4 dalam RPJMD 2013-2018 yaitu :
Misi 3 : Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas, dan berdaya saing.
Urusan Pertanian : Tujuan :
Peningkatan taraf kesehatan dan perluasan akses layanan. Sasaran :
Pencegahan penyakit hewan menular ( zoonosis)
Untuk mencapai sasaran dilakukan melalui strategi :
1) Meningkatkan pemeriksaan kesehatan hewan dan ternak, terutama penyakit zoonosa (penyakit hewan yang menular dan membahayakan manusia)
2) Melaksanakan secara rutin vaksinasi, desinfeksi, depopulasi bila ada kasus kejadian, dan surveilance di wilayah Kota Bandung,
3) Meningkatkan pelayanan Kesehatan Hewan di Klinik Hewan
Misi 4 : Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan. Urusan Ketahanan Pangan,
Tujuan :
Meningkatkan ketahanan pangan, produktivitas hasil pertanian, dan perikanan secara berkesinambungan
Sasaran :
Terjaganya Ketersediaan Pangan
Untuk mencapai sasaran dilakukan melalui strategi :
Penguatan cadangan pangan dengan melakukan pengadaan beras Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan Segar
Meningkatkan ketahanan pangan pada skala rumah tangga dengan pengukuran Score Pola Pangan Harapan (PPH)
LKIP DISPERTAPA 2014 25 Indikator kinerja SKPD yang masuk pada tujuan dansasaran RPJMD 2013 2018 yaitu Penguatan Cadangan Pangan ekuivalen beras, pengendalian Penyakit Zoonosa di Kota Bandung, Jumlah Pelaku Usaha Olahan Hasil Pertanian, seperti yang terlihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1.
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD No. Indikator Kinerja Sasaran Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Penguatan Cadangan Pangan ekuivalen beras 24 Ton 24 Ton 60 Ton 60 Ton 60 Ton 60 Ton 240 Ton 2. Penyakit Zoonosa di Kota Bandung 1 kasus 8 kasus 8 kasus 8 kasus 8 kasus 8 kasus 8 kasus 3. Jumlah Pelaku Usaha Olahan Hasil Pertanian 65 100 150 200 250 300 1.000
LKIP DISPERTAPA 2014 26 Selanjutnya, Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung akan dijabarkan kedalam Rencana Kerja (Renja) yang merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun. Didalam Renja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dimuat program dan kegiatan prioritas yang diusulkan untuk dilaksanakan pada satu tahun mendatang.
2.1.1. RENCANA STRATEGIS A.VISI
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung menerapkan Visinya adalah:
“TERWUJUDNYA PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN YANG TANGGUH DAN UNGGUL”
1. Pertanian Tangguh :
Pertanian tangguh adalah kegiatan pertanian yang mampu bersaing dan bertahan dalam kondisi apapun, serta mampu menghasilkan produk hasil pertanian dengan memanfaatkan secara optimal potensi sumber daya pertanian (lahan, manusia dan teknologi) secara berkelanjutan.
2. Pertanian Unggul :
Pertanian unggul adalah kegiatan pertanian melalui terobosan inovasi teknologi dan pemilihan komoditas unggul yang memiliki produktivitas tinggi, mempunyai nilai ekonomi tinggi, bisa dikembangkan dilahan terbatas, memiliki daya saing serta mampu memanfaatkan potensi dan peluang pasar yang masih terbuka dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 3. Ketahanan Pangan Tangguh :
Ketahanan pangan yang tangguh adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap individu dan rumah tangga secara terus menerus yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dalam
LKIP DISPERTAPA 2014 27 jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau oleh masyarakat.
4. Ketahanan Pangan Unggul :
Ketahanan pangan yang unggul adalah kondisi terwujudnya pola konsumsi pangan beragam, bergizi, berimbang dan aman yang diindikasikan oleh tercapainya Score Pola Pangan Harapan.
B. MISI
VISI MISI
“TERWUJUDNYA PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN YANG TANGGUH DAN UNGGUL”
1. Mengembangkan potensi sumberdaya pertanian secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
2. Meningkatkan ketahanan pangan 3. Meningkatkan pengawasan mutu dan
keamanan pangan
4. Meningkatkan pelayanan di bidang pertanian.
C. TUJUAN
MISI TUJUAN
Mengembangkan potensi sumberdaya pertanian secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Meningkatkan ketahanan pangan, produktivitas hasil pertanian, dan perikanan secara berkelanjutan Meningkatkan ketahanan
pangan
Meningkatkan pengawasan mutu dan keamanan pangan
Meningkatkan komoditas pertanian yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi
Meningkatkan pelayanan di bidang pertanian.
Peningkatan taraf kesehatan
masyarakat secara
berkelanjutan (mewujudkan masyarakat Kota Bandung terbebas dari penyakit hewan zoonosis).
LKIP DISPERTAPA 2014 28 Peningkatan pelayanan di bidang pertanian Meningkatkan pemasaran produk pertanian D. SASARAN TUJUAN SASARAN Meningkatkan ketahanan pangan, produktifitas hasil pertanian, dan perikanan secara berkelanjutan
1. Terjaganya Ketersediaan Pangan
2. Meningkatnya produktivitas hasil pertanian dan perikanan Berkembangnya Usaha di
Bidang Pertanian dan Perikanan
Terjaganya Pertumbuhan Ekonomi
Meningkatkan komoditas pertanian yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi
Peningkatan Produktivitas Keamanan Pangan dan Pelaku Usaha Olahan Hasil Pertanian Peningkatan taraf kesehatan
masyarakat secara
berkelanjutan (mewujudkan masyarakat Kota Bandung terbebas dari penyakit hewan zoonosis)
Terkendalinya kasus penyakit zoonosa
Peningkatan pelayanan di bidang pertanian
1. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 2. Meningkatnya Kapasitas dan
Akuntabilitas Kinerja birokrasi
3. Terwujudnya Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
LKIP DISPERTAPA 2014 29 E. INDIKATOR KINERJA SASARAN
SASARAN INDIKATOR KINERJA
Terjaganya Ketersediaan Pangan
1. Score Pola Pangan Harapan (PPH)
2. Peguatan Cadangan Pangan Meningkatnya produksi dan
produktivitas hasil pertanian dan perikanan
1. Produktivitas tanaman padi 2. Produktivitas tanaman hias 3. Meningkatnya jumlah pohon
produktif
4. Populasi ternak Sapi 5. Populasi ternak Domba 6. Peningkatan produksi Ikan
Konsumsi
7. Peningkatan produksi Ikan Hias
Bertambahnya Pelaku Usaha di Bidang Pertanian dan Perikanan
Jumlah Pelaku Olahan Hasil Pertanian
Meningkatnya Keamanan Pangan Segar
Menurunnya komoditas produk pertanian yang tercemar
Terkendalinya kasus penyakit zoonosa
Penyakit Zoonosa di Kota Bandung
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM}
Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja birokrasi
Nilai evaluasi AKIP Terwujudnya Pemerintahan
yang bersih dan bebas KKN
1. Prosentase Temuan
Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yang ditindaklajuti 2. Prosentase Tertib Administrasi
LKIP DISPERTAPA 2014 30 TABEL 2.2.
TARGET KINERJA SASARAN TAHUN 2014 – 2018 SEBELUM REVIU INDIKATOR
KINERJA SATUAN
KONDISI AWAL RENS-TRA
TARGET KINERJA PADA TAHUN
2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Score Pola Pangan Harapan (PPH) Nilai 87.3 87.8 90.0 90.30 90.3 91 Penguatan Cadangan Pangan Ton 24 24 60 60 60 60 Produktivitas
tanaman padi Kw/ha 62,95 63,09 65,05 68,04 69,05 70 Produktivitas
tanaman hias Pot/tahun 185.000 186.500 188.500 190.000 192.000 195.000 Meningkatnya jumlah pohon produktif Pohon - 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 Populasi ternak Sapi Ekor 1.307 1.417 1.488 1.562 1.640 1.722 Populasi ternak Domba Ekor 26.901 29.365 30.833 32.375 33.994 35.693 Peningkatan produksi Ikan Konsumsi Ton 2.575 2.600 2.630 2.665 2.705 2.750 Peningkatan produksi Ikan Hias Ekor 721.700 821.700 921.700 1.021.700 1.121.70 0 1.221.700 Menurunnya komoditas produk pertanian yang tercemar Kasus 41 50 50 40 40 35 Penyakit Zoonosa di Kota Bandung Kasus 1 8 8 8 8 8 Jumlah Pelaku Usaha Olahan Hasil Pertanian Pelaku usaha 65 100 150 200 250 300 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM} Katagori B B B A A A Nilai evaluasi AKIP Katagori CC B B A A A Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yang ditindaklajuti % 100% 100% 100% 100% 100% 100% Prosentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah % 100% 100% 100% 100% 100% 100%
LKIP DISPERTAPA 2014 31 2.1.2. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tingkat Pemerintah Daerah dan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui Keputusan Walikota Bandung Nomor : 090/341-BAG.ORPAD Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja Utama RPJMD Kota Bandung 2013-2018. Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Pemerintah Kota Bandung juga melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama, baik tingkat Pemerintah Daerah maupun tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah, dalam melakukan reviu dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Adapun penetapan target Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3.
TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGANKOTA BANDUNG TAHUN 2014 SEBELUM REVIU
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN PENJELASAN 1 Terjaganya ketersediaan pangan Penguatan Cadangan Pangan ekuivalen beras
Ton Pengadaan beras sebagai
cadangan pangan kota
Score Pola
Pangan Harapan (PPH)
Nilai Pola pangan harapan merupakan
suatu metode yang digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi atau ketersediaan pangan. golongan bahan pangan.
Cara Perhitungan PPH :
LKIP DISPERTAPA 2014 32
Penyediaan pangan terdiri dari komponen produksi, perubahan
stok, impor dan ekspor. Rumus penyediaan pangan adalah : Ps = Pr - ∆St + Im – Ek Dimana:
Ps : Total penyediaan dalam negeri
Pr : Produksi
∆St : Stok akhir – stok awal Im : Impor Ek : Ekspor 2 Meningkatnya hasil produksi pertanian tanaman pangan 1. Produktivitas tanaman padi
Kw/ha Formulasi Penghitungan :
Produktivitas = Produksi (Kw) Luas Panen (Ha)
2. Produksi tanaman hias 3 Terjaganya pertumbuhan ekonomi Jumlah Pelaku Usaha Olahan Hasil Pertanian Pelaku usaha
Jumlah pelaku usaha baru setelah dilakukan pelatihan
4 Terkendalinya penyakit hewan / ternak di Kota Bandung Jumlah kasus penyakit zoonosa
kasus Kejadian kasus ditargetkan tidak
akan lebih dari 8 kasus
5 Meningkatnya jumlah ternak 1. Populasi ternak sapi ekor Formulasi Penghitungan : Populasi = Po + Kelahiran - kematian - (Pemotongan + unregister) - Pengeluaran + Pemasukan 2. Populasi ternak domba ekor 6 Meningkatnya produksi ikan 1. Produksi Ikan Konsumsi ton Formulasi Penghitungan : Produksi Ikan Konsumsi : P = Luas lahan (kolam) x padat tebar - kematian ket: Kematian = rata-rata 10 % Padat tebar tergantung jenis dan perlakuan (teknologi)
LKIP DISPERTAPA 2014 33
2. Produksi Ikan Hias
ekor
Produksi Ikan Hias : P = Luas
lahan (kolam) x padat tebar - kematian
ket:
Kematian = rata-rata 10 % Padat tebar tergantung jenis dan perlakuan (teknologi)
7 Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Kategori Sesuai dengan SK Menpan No.16
Tahun 2014 tentang survey
kepuasan masyarakat 8 Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja birokrasi Nilai evaluasi AKIP
Kategori Sesuai dgn Permenpan
No.20/2013 Juklak evaluasi
AKIP
9 Terwujudnya
Pemerintahan yang
bersih dan bebas
KKN Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti Prosentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah
Temuan BPK/Inspektorat bidang
keuangan yang ditindaklajuti
dari seluruh jumlah Temuan
BPK/Inspektorat bidang
keuangan pada tahun berjalan
Prosentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah Prosentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah
Kesesuaian / kecocokan barang / asset SKPD dengan asset di
Simda Barang tingkat Kota
Bandung (DPKAD)
2.1.3. PERJANJIAN KINERJA
Dokumen perjanjian kinerja merupakan dokumen untuk melaporkan capaian kinerja, dan menilai keberhasilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandungtahun 2014. Dalam dokumen perjanjian kinerja tahun 2014 tersebut diuraikan sasaran-sasaran dalam Renstra yang diprioritaskan untuk dicapai, indikator kinerja yang digunakan untuk
LKIP DISPERTAPA 2014 34 menilai keberhasilan pencapaian sasaran beserta target yang harus dicapai tahun 2014, program-program, dan anggaran yang disediakan untuk mendukung pencapaian masing-masing sasaran, yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4.
PERJANJIAN KINERJA
DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 SEBELUM REVIU
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/KEGIAT AN ANGGARAN 1 Terjaganya ketersediaan pangan 1. Penguatan Cadangan Pangan ekuivalen beras 24 ton Program: Ketahanan Pangan 1.656.000.000,00 Kegiatan: • Promosi Keamanan Pangan • Koordinasi Kebijakan perberasan • Operasional Dewan Ketahanan Pangan Kota Bandung • Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif 2. Score Pola Pangan Harapan (PPH) 89.60 332,000,000 350,000,000 703,000,000 296,000,000 2 Peningkatan produktifitas, keamanan pangan, dan pelaku usaha olahan hasil pertanian 1. Produktivitas tanaman padi 63,09 kw/ha Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebu nan) 13,937,766,000 Kegiatan: 10,145,000,000 •Pengembangan Diversifikasi Tanaman 2. Produktivitas tanaman hias 186.500 pot/tahun •Pengembangan Perbenihan/Perbibit an 971,466,000 •Pemanfaatan Perkarangan untuk Pengembangan Pangan 2,000,000,000 3. Menurunnya komoditas produk pertanian yang tercemar 50 kasus •Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan 821,300,000
LKIP DISPERTAPA 2014 35 3 Terjaganya pertumbuhan ekonomi Jumlah Pelaku Usaha Olahan Hasil Pertanian
100 org •Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian 511,000,000 4 Terkendalinya kasus penyakit Zoonosa Jumlah kasus penyakit zoonosa maksimal kejadian 8 kasus Program: Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Kegiatan: •Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak 1,578,700,000 475,000,000 •Pemusnahan Ternak Yang Terjangkit Penyakit Endemik 170,000,000 •Pengelolaan Sanitary Rumah Potong Hewan 533,700,000 •Pelayanan Kesehatan Hewan Di Klinik Hewan 400,000,000 5 Meningkatnya populasi ternak 1. Populasi ternak sapi 1.417 ekor Program: Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 1,000,000,000 2. Populasi ternak domba 29.365 ekor Kegiatan: •Pengembangan Agribisnis Peternakan 1,000,000,000 6 Meningkatnya produksi ikan konsumsi dan ikan hias 1. Produksi Ikan Konsumsi 2.600 ton Program: Pengembangan Budidaya Perikanan 1,067,500,000 2. Produksi Ikan Hias 821.700 ekor Kegiatan: •Pendampingan Pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan 767,500,000 •Pembinaan dan Pengembangan Perikanan 300,000,000 7 Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) B Program : Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja 200,000,000
LKIP DISPERTAPA 2014 36
dan Keuangan
Kegiatan : Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD 8 Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja birokrasi
Nilai evaluasi AKIP CC
9 Terwujudnya Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti 100% Prosentase Tertib Administrasi Barang / asset daerah 100%
2.2. RENCANA STRATEGIS HASIL REVIU
Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung setelah melakukan konsultasi ke Kemenpan RB mengalami perubahan walaupun tidak terlalu banyak tetapi cukup signifikan untuk penyempurnaannya.
Renstra Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung yang ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018. Ada beberapa penambahan indikator kinerja untuk melengkapi indikator kinerja yang sudah ada.
2.2.1. RENCANA STRATEGIS
Rencana Strategis setelah hasil reviu untuk Visi dan Misi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tidak mengalami perubahan, masih tetap Visinya adalah:
“TERWUJUDNYA PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN YANG TANGGUH DAN UNGGUL”
LKIP DISPERTAPA 2014 37 Adapun untuk tujuan, sasaran dan indikator sasaran ada perubahan sebagaimana berikut di bawah ini :
NO MISI TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN
1 Mengembang-kan Potensi Sumber Daya Pertanian secara Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan Meningkatnya ketahanan pangan, produktivitas hasil pertanian, dan perikanan secara berkelanjutan Penguatan Cadangan Pangan Daerah 1. Terjaganya Ketersediaan Pangan
1. Score Pola Pangan Harapan (PPH) 2. Penguatan Cadangan Pangan Daerah 3. Tingkat Konsumsi Pangan a. beras b. daging c. ikan 2. Meningkatkan Ketahanan Pangan 2. Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan 1. Produktivitas tanaman padi 2. Produksi tanaman hias 3. Populasi ternak a. Sapi b. Domba 4. Peningkatan produksi Ikan a. Ikan Konsumsi b. Ikan Hias 3 Meningkatkan Pengawasan Penyakit Zoonosa dan Keamanan Pangan Segar Meningkatnya taraf kesehatan masyarakat terkait dengan penyakit zoonosa dan keamanan pangan segar Jumlah kasus penyakit zoonosa di Kota Bandung 1. Terkendali-nya kasus penyakit zoonosa
Jumlah kasus penyakit zoonosa di Kota Bandung 2. Menurunnya produk pangan segar yang tercemar
Jumlah pangan segar yang tercemar 4 Meningkatkan Pelayanan di Bidang Pertanian Berkembang-nya usaha di di Bidang Pertanian dan Perikanan Jumlah pelaku usaha bidang pertanian dan perikanan 1. Bertambah-nya Pelaku Usaha di Bidang Pertanian dan Perikanan
Jumlah pelaku usaha bidang pertanian dan perikanan
a. budidaya b. olahan
LKIP DISPERTAPA 2014 38 2. Meningkatnya keterampilan pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan
Jumlah pelaku usaha
yang menggunakan
sarana teknologi
pertanian dan perikanan a. budidaya b. olahan Meningkatnya pelayanan dan kinerja Dispertapa Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Akuntabilitas Kinerja 1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2. Prosentase keluhan/pengaduan layanan yang ditindaklanjuti 3. Nilai evaluasi AKIP 4. Prosentase Temuan
BPK/Inspektorat yang ditindaklajuti
Adapun perubahan target kinerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung setelah reviu adalah sebagaimana Tabel 2.5. di bawah ini :
LKIP DISPERTAPA 2014 39 TABEL 2.5. TARGET KINERJA SASARAN TAHUN 2014 – 2018 SETELAH REVIU
NO
. TUJUAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN
KONDISI AWAL RENSTRA
TARGET KINERJA PADA TAHUN KONDISI
AKHIR RENSTRA 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1. Meningkatnya ketahanan pangan, produktivitas hasil pertanian, dan perikanan secara berkelanjutan Terwujudnya Penguatan Cadangan Pangan Daerah Terjaganya Ketersediaan Pangan
Score Pola Pangan
Harapan (PPH) Nilai
87.3 87.8 91,25 91,50 92,00 92,10
92,10
Penguatan Cadangan
Pangan Daerah Ton 24 24 60 60 60 60 60 Tingkat Konsumsi Pangan
1. Beras Kg/kapita/ tahun 100 96,4 91,4 89,5 88,6 88,1 88,1 2. Daging Kg/kapita/ tahun 15,54 15,84 16,12 16,52 16,98 17,45 17,45 3. Ikan Kg/kapita/ tahun 31,76 33,50 34,20 36,03 36,82 37,94 37,94
Meningkatnya produksi dan produktivitas hasil pertanian dan perikanan Produktivitas tanaman padi Kw/ha 62,95 63,09 65,05 68,04 69,05 70 70 Produktivitas tanaman hias Pot/tahun 185.000 186.500 188.500 190.000 192.000 195.000 195.000
Populasi ternak Sapi Ekor 1.307 1.417 1.604 1.648 1.697 1.747 1.747
Populasi ternak Domba Ekor
26.901 29.365 30.833 32.375 33.994 35.693 35.693 Peningkatan produksi Ikan Konsumsi Ton 2.575 2.600 2.846 2.931 2.958 2.970 2.750 Peningkatan produksi Ikan Hias Ekor 721.700 821.700 921.700 1.021.700 1.121.700 1.221.700 1.221.7 00 2. Meningkatnya taraf kesehatan masyarakat terkait dengan Teratasinya kasus
penyakit Zoonosa 1. Terkendalinya kasus penyakit zoonosa
Jumlah kasus penyakit Zoonosa di Kota Bandung
LKIP DISPERTAPA 2014 40 TABEL 2.5. TARGET KINERJA SASARAN TAHUN 2014 – 2018 SETELAH REVIU
NO
. TUJUAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN
KONDISI AWAL RENSTRA
TARGET KINERJA PADA TAHUN KONDISI
AKHIR RENSTRA 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) penyakit zoonosa dan keamanan pangan segar 2. Menurunnya produk pangan segar yang tercemar
Jumlah Pangan Segar
yang Tercemar Kasus 50 50 50 45 45 40 40
3. Berkembang-nya usaha di di Bidang Pertanian dan Perikanan Bertambahnya Jumlah Pelaku Usaha Bidang Pertanian dan Perikanan 1. Bertambahnya Pelaku Usaha di Bidang Pertanian dan Perikanan
Jumlah Pelaku Usaha Bidang Pertanian dan Perikanan a. Budidaya b. Olahan Pelaku usaha 610 95 690 195 750 370 810 595 870 885 930 1.245 930 1.245 2. Meningkatnya keterampilan pelaku usaha yang menggunakan sarana teknologi pertanian dan perikanan
Jumlah pelaku usaha yang menggunakan sarana teknonologi Pertanian dan Perikanan a. Budidaya b. Olahan Pelaku usaha 580 80 600 100 630 160 660 256 690 368 720 498 720 498 4. Meningkatnya pelayanan dan kinerja Dispertapa Tercapainya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM} Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dan Akuntabilitas Kinerja Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM} Indeks 75 75 80 90 90 90 90
Prosentase
keluhan/pengaduan
LKIP DISPERTAPA 2014 41 TABEL 2.5. TARGET KINERJA SASARAN TAHUN 2014 – 2018 SETELAH REVIU
NO
. TUJUAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN
KONDISI AWAL RENSTRA
TARGET KINERJA PADA TAHUN KONDISI
AKHIR RENSTRA 2014 2015 2016 2017 2018 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) layanan yang ditindaklanjuti
Nilai evaluasi AKIP Angka 60 63 75 76 77 78 79
Prosentase Temuan BPK/ Inspektorat yang ditindaklajuti
LKIP DISPERTAPA 2014 42 2.2.2. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Penetapan target Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung tahun 2014setelah reviu adalah sebagaimana Tabel 2.6.di bawah ini :
Tabel 2.6.
TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGANKOTA BANDUNG TAHUN 2014 SETELAH REVIU
NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA 1. Terjaganya ketersediaan pangan. Score Pola Pangan Harapan (PPH) Nilai Score Pola Pangan Harapan (PPH) sesuai dengan sasaran operasional pada RPJMD dan merupakan SPM Bidang Ketahanan Pangan. Cara Perhitungan PPH : Penyediaan pangan
terdiri dari komponen produksi, perubahan
stok, impor dan
ekspor. Rumus penyediaan pangan adalah: Ps = Pr - ΔSt + Im – Ek Dimana : Ps : Total penyediaan dalam negeri Pr : Produksi ΔSt : Stok akhir – stok awal Im : Impor Ek : Ekspor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Pola pangan harapan merupakan suatu metode yang digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi atau ketersediaan pangan. Pola pangan harapan biasanya digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan pangan wilayah. Dalam menentukan PPH ada beberapa komponen yang harus diketahui diantaranya yaitu konsumsi energi dan zat gizi total, persentase energi dan gizi aktual, dan skor kecukupan energi dan zat gizi.
Dengan pendekatan Pola Pangan Harapan dapat dinilai mutu pangan penduduk berdasarkan skor pangan (dietary score). Semakin tnggi skor mutu pangan, menunjukkan situasi pangan yang semakin beragam dan semakin baik komposisi dan
LKIP DISPERTAPA 2014 43 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA mutu gizinya Penguatan Cadangan Pangan Daerah Ton Penguatan cadangan pangan equivalen beras sesuai dengan sasaran strategis yang ada di RPJMD dan merupakan SPM Bidang Ketahanan Pangan Cara Pengukuran Indikator Penguatan Cadangan Pangan yaitu Pemerintah Kota harus menyediakan cadangan pangan kota equivalen beras mulai tahun 2014 sebanyak 24 ton, selanjutnya dari tahun 2015-2018 sebesar 60 ton setiap tahunnya. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah yang selanjutnya disebut Cadangan Pangan Pemerintah Daerah adalah persediaan pangan yang dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah Daerah yang dipergunakan untuk menanggulangi kekurangan pangan, gejolak harga pangan, bencana alam, bencana sosial dan/atau menghadapi keadaan darurat. Tingkat Konsumsi Pangan : 1. Beras kg/kapita/ tahun Tingkat ketergantunga n masyarakat t erhadap konsumsi beras sebagai makanan pokok sangat mengkhawatir kan. Beras telah menjadi pemasok utama karbohidrat bagi mayoritas masyarakat Kota Bandung. Persepsi masyarakat bahwa jika belum mengkonsums i beras maka dikatakan belum makan meskipun perut diisi dengan makanan lain. Hal ini yang
RUMUS PENGHITUNGAN KONSUMSI BERAS : = ∑ BERAS YANG MASUK + ∑ RASKIN + ∑ PRODUKSI KOTA BANDUNG / ∑ PENDUDUK Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan - Diversifikasi pangan diartikan sebagai pengurangan konsumsi beras yang dikompensasi oleh penambahan konsumsi bahan pangan non-beras diiringi dengan ditambahnya makanan pendamping. Diversifikasi konsumsi pangan juga dapat didefinisikan sebagai jumlah jenis makanan yang dikonsumsi, sehingga semakin banyak jenis makanan yang dikonsumsi akan semakin beranekaragam. - Dimensi diversifikasi konsumsi pangan tidak hanya terbatas pada pangan pokok tetapi juga pangan jenis lainnya, karena konteks
LKIP DISPERTAPA 2014 44 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA mengakibat-kan tingkat konsumsi beras perkapita penduduk meningkat tiap tahunnya. Kita masih tetap mengalami krisis beras pada musim-musim tertentu. Berdasarkan masalah tersebut, diperlukan diversifikasi pangan sebagai pangganti beras agar masyarakat ti dak lagi bergantung pada beras dan menjadikanny a sebagai komoditi utama bahan pokok sehingga mampu meminimilisas i konsumsi beras. diversifikasi tersebut adalah meningkatkan mutu gizi masyarakat secara kualitas dan kuantitas, sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Tingkat Konsumsi Pangan : 2. Daging kg/kapita/t ahun Diversifikasi pangan adalah salah satu upaya untuk memperluas pilihan masyarakat dalam mengkonsums i pangan, RUMUS PENGHITUNGAN KONSUMSI DAGING : = ∑ DAGING YANG MASUK + ∑ PRODUKSI KOTA BANDUNG / Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tingkat konsumsi daging, seperti halnya konsumsi komoditas lainnya, sangat dipengaruhi oleh preferensi atau cita rasa, dan harga komoditi yang bersangkutan apakah terjangkau harganya oleh masyarakat atau
LKIP DISPERTAPA 2014 45 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA termasuk pangan sumber protein hewani seperti daging.Penye diaan pangan, termasuk pangan asal hewan akan terus menjadi tantangan bagi Negara manapun di dunia, termasuk Indonesia, terutama karena pertambahan penduduk dan tingkat pendapatan. Dengan demikian, penganekarag aman dan keterjangkau-an pangan untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat menjadi sangat penting. ∑ PENDUDUK tidak. Dalam kasus peningkatan harga daging sapi yang diikuti dengan peningkatan konsumsi daging unggas menunjukkan bahwa daging unggas bersifat substitusi terhadap daging sapi, dimana konsumen akan memilih daging unggas pada saat harga daging sapi naik Tingkat Konsumsi Pangan : 3. Ikan kg/kapita/t ahun Tingkat konsumsi ikan per kapita masyarakat Kota Bandung masih rendah, meski konsumsi ikan masih rendah namun dari tahun ke tahun RUMUS PENGHITUNGAN KO NSUMSI IKAN : = ∑ IKAN YANG MASUK + ∑ PRODUKSI KOTA BANDUNG / ∑ PENDUDUK Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Ikan adalah makanan yang rendah kalori, berprotein tinggi yang baik untuk otak. Semua manfaat tersebut berasal dari asam omega 3 lemak tak jenuh ganda, populer disebut sebagai omega 3, yang banyak terdapat dalam minyak ikan.
LKIP DISPERTAPA 2014 46 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA mengalami
peningkatan. Tubuh manusia tidak
bisa secara alami menghasilkan omega 3. Meski demikian nutrisi tersebut dibutuhkan oleh tubuh agar sehat. Hubungan antara omega 3 dan kesehatan jantung sudah sejak lama kita tahu. Namun, beberapa penelitian baru menunjukkan cukup bukti, bahwa ikan yang tinggi asam lemak sangat penting untuk kesehatan tubuh secara umum. 2. Meningkatn ya produksi dan produktivita s hasil pertanian dan perikanan. Produktivitas tanaman padi kw/ha Padi merupakan tanaman pangan utama bagi penduduk Indonesia. Kebutuhan akan pangan ini akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan pendapatan. Namun dilain pihak, upaya peningkatan produksi padi saat ini terganjal oleh banyak kendala, seperti konversi lahan yang menurunkan Cara Pengukuran Indikator Produktivitas tanaman padi adalah : Produksi (Kw) Luas Panen (Ha) = Produktivitas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Semakin langkanya lahan pertanian menyebabkan terjadinya persaingan penggunaan lahan, sehingga mendorong pemanfaatan sumberdaya lahan
secara optimal, terarah
dan berkelanjutan dengan memperhatikan berbagai kebutuhan. upaya peningkatan produktivitas padi dengan mengoptimalkan sumberdaya lahan yang masih tersisa dapat dilakukan dengan lebih
efisien bila
dilaksanakan pada
lahan-lahan yang sesuai
atau lahan dengan
kondisi fisik yang sangat mendukung dan
juga dengan
penggunaan teknologi tepat guna.
LKIP DISPERTAPA 2014 47 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA luas panen dan penyimpanga n iklim yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas. Produksi tanaman hias Pot/tahun Bunga sebagai salah satu bagian dari tanaman hias dalam kelompok hortikultura, salah satu obyek yang memiliki nilai ekonomi yang tidak bisa diabaikan, selain memiliki keindahan juga memiliki berbagai kegunaan bila dimanfaatkan dengan tepat dan benar. Kota Bandung dengan keterbatasan lahannya harus bisa memilih tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Untuk pengukuran Produksi tanaman hias, yaitu :
Jumlah tanaman hias dalam pot/tahun. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Berkaca dari sejarah, kota Bandung telah
menjadi icon bagi
berbagai kota lain di
Indonesia karena
keberhasilannya mengembangkan tanaman hortikultura
dari jenis
bunga-bungaan tersebut,
sehingga wajar bila
kota Bandung
mendapat julukan
sebagai Kota Kembang bahkan dalam istilah asing dikenal juga dengan sebutan Paris
Van Java karena
keindahannya di masa-masa dahulu.
Ada 11 komoditas
florikultur baik dalam bentuk bunga potong maupun tanaman hias,
yang aktif
dikomersialkan di kota Bandung, yaitu terdiri
dari anggrek,
anthurium, anyelir,
garbera, gladiol,
heliconia, krisan,
mawar, sedap malam, melati dan palem.
Populasi ternak : 1. sapi ekor Peningkatan jumlah populasi ternak sapi merupakan target pemerintah pusat yang harus Cara Pengukuran Indikator Populasi Ternak Sapi adalah : Formulasi Penghitungan : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Maraknya pemotongan sapi betina berujung kepada turunnya populasi sapi nasional. Berdasarkan sensus pertanian Badan Pusat Statistik (BPS), populasi ternak sapi potong dan sapi perah turun
LKIP DISPERTAPA 2014 48 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA dilaksanakan dalam rangka mendukung program percepatan swasembada daging sapi di Indonesia. Populasi = Po + Kelahiran - kematian - (Pemotongan + unregister) - Pengeluaran + Pemasukan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sampai dengan pelaksanaan sensus per 3 Juni 2013, menurut hitungan BPS, populasi ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau sekitar 13,27 juta ekor. Padahal pada periode tahun sebelumnya, populasi ternak sapi dan kerbau mencapai sekitar 16,49 juta ekor. Penurunan populasi sapi dan kerbau itu terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia terutama wilayah sentra populasi sapi. Di Jawa Timur, populasi sapi turun 26,16%. Sedangkan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, populasi sapi merosot 24,87% sampai 28,37%. Begitu pun dengan populasi sapi dan kerbau di Nusa Tenggara. Jumlahnya merosot hampir 15%. Populasi ternak : 2. domba ekor Peningkatan populasi ternak domba merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan swasembada pangan ternak. Cara Pengukuran Indikator Populasi Ternak Domba adalah : Formulasi Penghitungan : Populasi = Po + Kelahiran - kematian - (Pemotongan + unregister) - Pengeluaran + Pemasukan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Populasi ternak domba di Kota Bandung setiap tahunnya terus meningkat walaupun dengan keberadaan lahan peternakan yang terbatas tetapi peternak domba di Kota Bandung bisa tetap mengembangkan usahanya. Peternak domba di Kota Bandung melakukan kegiatan untuk meningkatkan populasi, produktivitas, dan mutu bibit domba, meningkatkan skala usaha domba menjadi
LKIP DISPERTAPA 2014 49 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN PENJELASAN KETERANGAN/KRITERIA ALASAN FORMULASI/CARA PENGUKURAN SUMBER DATA
skala usaha ekonomis, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak, mengembangkan usaha kelembagaan kelompok domba, menciptakan kawasan sumber bibit domba di Kota Bandung, dan pelestarian plasma nuftah domba lokal.
Produksi ikan : 1. konsumsi Ton Sektor perikanan, khususnya perikanan air tawar dilakukan dalam skala kecil karena keterbatasan lahan dan lingkungan padat penduduk. Formulasi Penghitungan : Produksi Ikan Konsumsi : P = Luas lahan (kolam)
x padat tebar – kematian ket:
Kematian = rata-rata 10 %
Padat tebar tergantung jenis dan perlakuan
(teknologi) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Untuk produksi ikan konsumsi diperoleh dari beberapa jenis ikan seperti ikan mas, nila, mujair, lele, sepat siam, tambakan dan ikan lainnya yang
dikembangkan di kolam maupun di sawah, dengan penyumbang produksi terbesar adalah Ikan Lele, diikuti oleh Ikan Mas, Nila, tambakan, Mujair, ikan lainnya dan Ikan Sepat Siam.