• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM d907ac8e8c BAB VIIBAB VII Aspek Teknis Per Sektor1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VII RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM d907ac8e8c BAB VIIBAB VII Aspek Teknis Per Sektor1"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

7.1 Pengembangan Permukiman

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

Kegiatan pengembangan permukiman

kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesa

kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

7.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Arahan RPJMN Tahap 3 (2015

yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraa kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f). 3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun

Pasal 15 mengamanatkan bahwa pemban

dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

BIDANG CIPTA KARYA

Pengembangan Permukiman

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan

ng No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman

l tahapan RPJMN berikutnya.

Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraa kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun

Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-1

BAB VII

RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

BIDANG CIPTA KARYA

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai

terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman an terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan

ng No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman

Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

(2)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan k

diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kum perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.

Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijaka

teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:

1. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembanganpermuk perdesaan

2. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangankawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan

3. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatankualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasa

4. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatankualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerahperbatasan dan pulau

penanggulanganbencana alam dan kerusuhan sosial

5. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, sertapembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang

6. Pelaksanaan tata usaha Direktorat

7.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan A. Isu Strategis

Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini adalah:

 Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim

 Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan pro kumuh perkotaan

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan k

diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kum perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.

Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman.

Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:

Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembanganpermukiman di perkotaan dan

binaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangankawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial

Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatankualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan danpembangunan rumah susun sederhana

Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatankualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerahperbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk

ncana alam dan kerusuhan sosial

sunan norma, standar, prosedur dan kriteria, sertapembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman

laksanaan tata usaha Direktorat

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman

Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim

Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan pro

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-2

Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan

Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan

Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai n, pembinaan teknik dan pengawasan

iman di perkotaan dan

binaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangankawasan permukiman

Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatankualitas permukiman mbangunan rumah susun sederhana

Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatankualitas permukiman di pulau kecil termasuk

sunan norma, standar, prosedur dan kriteria, sertapembinaan kelembagaan dan

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman

Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan

(3)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

 Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program tertuang dalam MP3EI dan MP3KI

 Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk

 Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin

 Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh

 Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun

 Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman

 Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman

 Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman

Isu strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Lum berikut.

Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala Kabupaten Lumajang

No. Isu Strategis

1 Aspek Kependudukan

2 Aspek Lingkungan

B. Kondisi Eksisting

Kawasan permukiman meliputi kawasan yang didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal.Kawasan permukiman pada dasarnya dapat

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI

Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan

Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin

Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya

imalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun

Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan

Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan

belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman

Isu strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Lumajang dapat dil

Tabel 7.1

Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala Kabupaten Lumajang

Keterangan

Tingginya pertumbuhan penduduk khususnya di Kabupaten Lumajang berdampak penting pada meningkatnya kebutuhan rumah yang layak. Tingginya angka backlog rumah

menyebabkan meningkatnya potensi pertumbuhan kawasan kumuh khususnya di perkotaan yang tentunya akan mempengaruhi tingkat kualitas kesejahteraan masyarakat. Selain itu tingginya angka backlog akan berdampak pada meningkatnya Rumah Tidak Layak Huni di masyarakat. Adanya rumah tidak layak huni dalam jumlah yang besar menyebabkan timbulnya kawasan kumuh. Kawasan kumuh ini juga dapat dilihat dari sisi prasana yang ada di lingkungan permukiman tersebut, antara lain sanitasi dan pemenuhan air bersihnya.

Kawasan permukiman meliputi kawasan yang didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal.Kawasan permukiman pada dasarnya dapat

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-3

Program Direktif Presiden yang

Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua,

Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya

imalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan

Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan

belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan

dapat dilihat pada tabel

Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala Kabupaten Lumajang

Tingginya pertumbuhan penduduk khususnya di Kabupaten pada meningkatnya kebutuhan rumah yang layak. Tingginya angka backlog rumah

menyebabkan meningkatnya potensi pertumbuhan kawasan kumuh khususnya di perkotaan yang tentunya akan mempengaruhi tingkat kualitas kesejahteraan masyarakat.

gka backlog akan berdampak pada meningkatnya Rumah Tidak Layak Huni di masyarakat. Adanya rumah tidak layak huni dalam jumlah yang besar menyebabkan timbulnya kawasan kumuh. Kawasan kumuh ini juga dapat dilihat dari sisi prasana yang ada di lingkungan permukiman tersebut, antara lain sanitasi dan pemenuhan air

(4)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

dibagi menjadi dua kelompok yakni permukiman permukiman perdesaan dan perkotaan. Dalam pengembangannya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah antara lain: 1. Ditekankan pada daerah tertentu yang menjadi arahan persebaran penduduk hingga tahun

2032, yaitu, diarahkan pada PKLp Senduro, PKLp Klakah dan PPK Jatiroto

2. Arahan persebaran pemukiman akan dibuat tersebar merata sebagai usaha untuk mencegah terjadinya pemusatan penduduk, dengan memperhatikan pula faktor aksesibilitas, faktor kesesuaian lahan (jenis dan topografi tanah), dan ketersediaan fasilitas yang memadai. Akan tetapi tetap harus dikontrol agar dalam perkembangannya, persebaran pemukiman tidak menimbulkan permasalahan tata guna lahan

Berdasarkan kondisi bentang wilayah dan pola sebaran permukiman di Kabupaten Lumajang, maka arahan pengembangan dan pengelol

sebagai berikut:

1. Permukiman Perkotaan

Permukiman perkotaan terdiri dari permukiman perkotaan Kabupaten dan permukiman perkotaan Kecamatan.Permukiman perkotaan kabupaten memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan kabupaten, pusat p

kecamatan. Sedangkan permukiman perkotaan kecamatan terdapat di sub satuan wilayah pengembangan yang memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan kecamatan, pusat pertumbuhan skala kecamatan dan pusat kegi

permukiman perkotaan adalah sebagai berikut :

 Pengembangan permukiman (perumahan) baru tidak diperbolehkan pada kawasan rawan bencana, lindung setempat, konservasi dan lahan pertanian irigasi teknis.

 Pengawasan dan peng

wilayah dengan pola penggunaan lahan campuran.  Mengembangkan pola cluster

(aglomerasi) kawasan permukiman, dan diantara cluster permukiman disediakan rua terbuka hijau.

 Pengembangan permukiman perkotaan dilakukan dengan tetap memperhatikan arahan fungsi dan hirarki kawasan perkotaan, dengan optimalisasi kemampuan pelayanan kota yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah sekitarnya.

Kecamatan di Kabupaten L adalah:

a. Kecamatan Lumajang

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

dibagi menjadi dua kelompok yakni permukiman permukiman perdesaan dan perkotaan. ngembangannya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah antara lain: Ditekankan pada daerah tertentu yang menjadi arahan persebaran penduduk hingga tahun 2032, yaitu, diarahkan pada PKLp Senduro, PKLp Klakah dan PPK Jatiroto

Arahan persebaran pemukiman akan dibuat tersebar merata sebagai usaha untuk mencegah terjadinya pemusatan penduduk, dengan memperhatikan pula faktor aksesibilitas, faktor kesesuaian lahan (jenis dan topografi tanah), dan ketersediaan fasilitas . Akan tetapi tetap harus dikontrol agar dalam perkembangannya, persebaran pemukiman tidak menimbulkan permasalahan tata guna lahan

Berdasarkan kondisi bentang wilayah dan pola sebaran permukiman di Kabupaten Lumajang, maka arahan pengembangan dan pengelolaan kawasan permukiman adalah

Permukiman perkotaan terdiri dari permukiman perkotaan Kabupaten dan permukiman perkotaan Kecamatan.Permukiman perkotaan kabupaten memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan kabupaten, pusat pertumbuhan skala kabupaten dan pusat kegiatan perkotaan kecamatan. Sedangkan permukiman perkotaan kecamatan terdapat di sub satuan wilayah pengembangan yang memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan kecamatan, pusat pertumbuhan skala kecamatan dan pusat kegiatan perdesaan. Ketentuan mengenai permukiman perkotaan adalah sebagai berikut :

Pengembangan permukiman (perumahan) baru tidak diperbolehkan pada kawasan rawan bencana, lindung setempat, konservasi dan lahan pertanian irigasi teknis.

Pengawasan dan pengendalian pada kawasan-kawasan terbangun. Khususnya pada wilayah dengan pola penggunaan lahan campuran.

Mengembangkan pola cluster-cluster permukiman untuk menghindari penyatuan (aglomerasi) kawasan permukiman, dan diantara cluster permukiman disediakan rua

Pengembangan permukiman perkotaan dilakukan dengan tetap memperhatikan arahan fungsi dan hirarki kawasan perkotaan, dengan optimalisasi kemampuan pelayanan kota yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah sekitarnya.

Kecamatan di Kabupaten Lumajang yang diarahkan sebagai permukiman perkotaan PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-4

dibagi menjadi dua kelompok yakni permukiman permukiman perdesaan dan perkotaan. ngembangannya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah antara lain: Ditekankan pada daerah tertentu yang menjadi arahan persebaran penduduk hingga tahun 2032, yaitu, diarahkan pada PKLp Senduro, PKLp Klakah dan PPK Jatiroto

Arahan persebaran pemukiman akan dibuat tersebar merata sebagai usaha untuk mencegah terjadinya pemusatan penduduk, dengan memperhatikan pula faktor aksesibilitas, faktor kesesuaian lahan (jenis dan topografi tanah), dan ketersediaan fasilitas . Akan tetapi tetap harus dikontrol agar dalam perkembangannya, persebaran pemukiman tidak menimbulkan permasalahan tata guna lahan

Berdasarkan kondisi bentang wilayah dan pola sebaran permukiman di Kabupaten aan kawasan permukiman adalah

Permukiman perkotaan terdiri dari permukiman perkotaan Kabupaten dan permukiman perkotaan Kecamatan.Permukiman perkotaan kabupaten memiliki fungsi sebagai pusat ertumbuhan skala kabupaten dan pusat kegiatan perkotaan kecamatan. Sedangkan permukiman perkotaan kecamatan terdapat di sub satuan wilayah pengembangan yang memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan kecamatan, pusat atan perdesaan. Ketentuan mengenai

Pengembangan permukiman (perumahan) baru tidak diperbolehkan pada kawasan rawan bencana, lindung setempat, konservasi dan lahan pertanian irigasi teknis.

kawasan terbangun. Khususnya pada

cluster permukiman untuk menghindari penyatuan (aglomerasi) kawasan permukiman, dan diantara cluster permukiman disediakan ruang

Pengembangan permukiman perkotaan dilakukan dengan tetap memperhatikan arahan fungsi dan hirarki kawasan perkotaan, dengan optimalisasi kemampuan pelayanan

(5)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 b. Kecamatan Sukodono

c. Kecamatan Kedungjajang d. Kecamatan Pasirian e. Kecamatan Tempeh f. Kecamatan Klakah g. Kecamatan Yosowilangun h. Kecamatan Senduro

i. permukiman perkotaan Kecamatan

Keterbatasan lahan membuat masyarakat cenderung menempati untuk menempati lahan lahan yang berada disekitar jaringan jalan utama kota yang mempunyai akses yang baik ke pusat kegiatan perdagangan dan kawasan aktivitas lainnya. Secara keseluruhan pola perkembangan perumahan di Kabupaten Lumajang masih mengikuti pola pekembangan jaringan jalan, dalam kecenderungan perkembangan ruang terbangun (built

berpola pita (ribbon pattern). Pola perkembangan ruang terbangun ini pada satu sisi akan mendekatkan masyarakat pada aksesibilitas pelayanan tertinggi. Namun di sisi lain apabila tingkat intensitas bangunan pada sepanjang jaringan jalan menjadi tidak terkendali, pada giliran berikutnya ruang terbangun tersebut akan menjadi beban bagi pelayanan jaringan jalan tersebut.

2. Permukiman Perdesaan

Permukiman perdesaan meliputi permukiman perdesaan, permukiman pada pusat perdesaan dan permukiman pada pusat perdusunan. Ketentuan mengenai permukiman perdesaan adalah sebagai berikut:

 Permukiman yang berada di area kawas

pengendalian/pembatasan secara ketat agar tidak meluas mengancam fungsi konservasi/ lindung

 Pada permukiman dalam kawasan lindung dan rawan bencana dapat dilakukan relokasi (resettlement) ke luar permukiman semula dan

pusat pelayanan atau akses pelayanan umum

 Demi kelestarian dan keseimbangan lingkungan diupayakan untuk tidak melakukan peralihan fungsi lahan pertanian menjadi permukiman, khususnya sawah beririgasi teknis

 Pembangunan unit rumah ba

yang ada (penambahan intensitas/ peningkatan kepadatan)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 Kecamatan Kedungjajang

Kecamatan Yosowilangun

permukiman perkotaan Kecamatan

Keterbatasan lahan membuat masyarakat cenderung menempati untuk menempati lahan lahan yang berada disekitar jaringan jalan utama kota yang mempunyai akses yang baik ke pusat kegiatan perdagangan dan kawasan aktivitas lainnya. Secara keseluruhan pola bangan perumahan di Kabupaten Lumajang masih mengikuti pola pekembangan jaringan jalan, dalam kecenderungan perkembangan ruang terbangun (built

berpola pita (ribbon pattern). Pola perkembangan ruang terbangun ini pada satu sisi akan syarakat pada aksesibilitas pelayanan tertinggi. Namun di sisi lain apabila tingkat intensitas bangunan pada sepanjang jaringan jalan menjadi tidak terkendali, pada giliran berikutnya ruang terbangun tersebut akan menjadi beban bagi pelayanan jaringan

Permukiman perdesaan meliputi permukiman perdesaan, permukiman pada pusat perdesaan dan permukiman pada pusat perdusunan. Ketentuan mengenai permukiman perdesaan adalah sebagai berikut:

Permukiman yang berada di area kawasan lindung dapat dipertahankan dengan pengendalian/pembatasan secara ketat agar tidak meluas mengancam fungsi

Pada permukiman dalam kawasan lindung dan rawan bencana dapat dilakukan relokasi (resettlement) ke luar permukiman semula dan diupayakan dekat dengan pusat pelayanan atau akses pelayanan umum

Demi kelestarian dan keseimbangan lingkungan diupayakan untuk tidak melakukan peralihan fungsi lahan pertanian menjadi permukiman, khususnya sawah beririgasi

Pembangunan unit rumah baru dikembangkan dengan konsep mengisi pekarangan yang ada (penambahan intensitas/ peningkatan kepadatan)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-5

Keterbatasan lahan membuat masyarakat cenderung menempati untuk menempati lahan-lahan yang berada disekitar jaringan jalan utama kota yang mempunyai akses yang baik ke pusat kegiatan perdagangan dan kawasan aktivitas lainnya. Secara keseluruhan pola bangan perumahan di Kabupaten Lumajang masih mengikuti pola pekembangan jaringan jalan, dalam kecenderungan perkembangan ruang terbangun (built-up area) berpola pita (ribbon pattern). Pola perkembangan ruang terbangun ini pada satu sisi akan syarakat pada aksesibilitas pelayanan tertinggi. Namun di sisi lain apabila tingkat intensitas bangunan pada sepanjang jaringan jalan menjadi tidak terkendali, pada giliran berikutnya ruang terbangun tersebut akan menjadi beban bagi pelayanan jaringan

Permukiman perdesaan meliputi permukiman perdesaan, permukiman pada pusat perdesaan dan permukiman pada pusat perdusunan. Ketentuan mengenai permukiman

an lindung dapat dipertahankan dengan pengendalian/pembatasan secara ketat agar tidak meluas mengancam fungsi

Pada permukiman dalam kawasan lindung dan rawan bencana dapat dilakukan diupayakan dekat dengan

Demi kelestarian dan keseimbangan lingkungan diupayakan untuk tidak melakukan peralihan fungsi lahan pertanian menjadi permukiman, khususnya sawah beririgasi

(6)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017  Mempertahankan pola cluster

(aglomerasi) kawasan permukiman, dan diantara cluster permukiman disediakan terbuka hijau

 Optimalisasi fungsi permukiman perdesaan dengan menyediakan fasilitas dan infrastruktur secara berhirarki sesuai dengan fungsinya sebagai: pusat pelayanan antar desa, pusat pelayanan internal desa, dan pusat pelayanan pada internal dusu

kelompok permukiman

Permukiman perdesaan Kabupaten Lumajang tersebar di beberapa kecamatan, yaitu : a. Kecamatan Rowokangkung

b. Kecamatan Kunir c. Kecamatan Pasrujambe d. Kecamatan Gucialit e. Kecamatan Ranuyoso f. Kecamatan Randuagung g. Kecamatan Pronojiwo h. Kecamatan Sumbersuko i. Kecamatan Tempursari

3. Pengembangan permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasil

mendorong terciptanya permukiman yang layak bagi semua lapisan masyarakat.Sehingga tercipta lingkungan yang sehat dan nyaman. Adapun arahan pengembangan pembangunan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah meliputi:

a. Kecamatan Lumajang b. Kecamatan Sukodono c. Kecamatan Rowokangkung d. Kecamatan Pronojiwo e. Kecamatan Tempeh

Dari kegiatan Sensus Penduduk (SP2000) yang merupakan pendaftaran (listing) seluruh bangunan yang ada di wilayah geografis Kabupaten Lumajang. Dari hasil sensus bangunan-bangunan yang ada diterjemahkan sesuai konsep dan definisi yang telah ditetapkan, Jumlah bangunan sen

terdiri dari 259.238 BS tempat tinggal, 19.826 BS bukan tempat tinggal dan 9.549 BS campuran. Jika dibandingkan sensus penduduk tahun 1990, jumlah bangunan sensus di

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

Mempertahankan pola cluster-cluster permukiman untuk menghindari penyatuan (aglomerasi) kawasan permukiman, dan diantara cluster permukiman disediakan

Optimalisasi fungsi permukiman perdesaan dengan menyediakan fasilitas dan infrastruktur secara berhirarki sesuai dengan fungsinya sebagai: pusat pelayanan antar desa, pusat pelayanan internal desa, dan pusat pelayanan pada internal dusu

kelompok permukiman

Permukiman perdesaan Kabupaten Lumajang tersebar di beberapa kecamatan, yaitu : Kecamatan Rowokangkung

Kecamatan Pasrujambe

Kecamatan Randuagung

Sumbersuko Kecamatan Tempursari

Pengembangan permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah difokuskan untuk mendorong terciptanya permukiman yang layak bagi semua lapisan masyarakat.Sehingga tercipta lingkungan yang sehat dan nyaman. Adapun arahan pengembangan pembangunan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah meliputi:

Kecamatan Rowokangkung

nsus Penduduk (SP2000) yang merupakan pendaftaran (listing) seluruh bangunan yang ada di wilayah geografis Kabupaten Lumajang. Dari hasil sensus bangunan yang ada diterjemahkan sesuai konsep dan definisi yang telah ditetapkan, Jumlah bangunan sensus di Kabupaten Lumajang sebanyak 288.613 BS, yang terdiri dari 259.238 BS tempat tinggal, 19.826 BS bukan tempat tinggal dan 9.549 BS campuran. Jika dibandingkan sensus penduduk tahun 1990, jumlah bangunan sensus di

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-6

cluster permukiman untuk menghindari penyatuan (aglomerasi) kawasan permukiman, dan diantara cluster permukiman disediakan ruang

Optimalisasi fungsi permukiman perdesaan dengan menyediakan fasilitas dan infrastruktur secara berhirarki sesuai dengan fungsinya sebagai: pusat pelayanan antar desa, pusat pelayanan internal desa, dan pusat pelayanan pada internal dusun atau

Permukiman perdesaan Kabupaten Lumajang tersebar di beberapa kecamatan, yaitu :

Pengembangan permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

n rendah difokuskan untuk mendorong terciptanya permukiman yang layak bagi semua lapisan masyarakat.Sehingga tercipta lingkungan yang sehat dan nyaman. Adapun arahan pengembangan pembangunan

(7)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 Kabupaten Lumajang adalah 262.796 BS,

sebanyak 25.816 BS (9,82%) selama 10 tahun. Di duga dalam 10 tahun banyak dibangun perumahan-perumahan KPR BTN yang merupakan program pembangunan pemerintah dibidang perumahan walaupun tidak tertutup kemungkinan

penduduk yang mengadakan penambahan rumah sendiri.Jumlah bangunan sensus didaerah perdesaan cenderung lebih banyak dibanding daerah perkotaan.Hal ini jelas karena jumlah status desa perkotaan lebih dikit. Sejumlah 21,69% bangu

daerah perkotaan dan 78,31% berada di perdesaan.

Sebanyak 89,82% BS digunakan sebagai tempat tinggal, 68,7% BS bukan tempat tinggal dan 3,31 % BS campuran. Berarti hampir 90% bangunan di Kabupaten Lumajang digunakan untuk tempat tinggal. Jum

268.787 unit rumah, terdiri dari 211.802 unit (78,80%) berada di derah perdesaan dan 21.802 unit (21,20%) berada di daerah perkotaan. Dari jumlah tersebut terdapat 81,24% rumah permanen dan 18,76% rumah tid

daerah perdesaan berjumlah 166.042 unit dan didaerah perkotaan berjumlah 52.314, akan tetapi dilihat dari persentase rumah permanen menurut jenis daerah menunjukkan hal yang berbeda. Persentase rumah permanen

daerah perdesaan (78,39%). Dengan demikian perbandingan rumah permanen di daerah perkotaan lebih banyak dibanding dengan daerah perdesaan.

Jumlah Bangunan Sensus Menurut Jenis

Kecamatan Tempat T

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

Kabupaten Lumajang adalah 262.796 BS, sehingga terjadi penambahan bangunan sensus sebanyak 25.816 BS (9,82%) selama 10 tahun. Di duga dalam 10 tahun banyak dibangun perumahan KPR BTN yang merupakan program pembangunan pemerintah dibidang perumahan walaupun tidak tertutup kemungkinan penambahan ini terjadi karena penduduk yang mengadakan penambahan rumah sendiri.Jumlah bangunan sensus didaerah perdesaan cenderung lebih banyak dibanding daerah perkotaan.Hal ini jelas karena jumlah status desa perkotaan lebih dikit. Sejumlah 21,69% bangu

daerah perkotaan dan 78,31% berada di perdesaan.

Sebanyak 89,82% BS digunakan sebagai tempat tinggal, 68,7% BS bukan tempat tinggal dan 3,31 % BS campuran. Berarti hampir 90% bangunan di Kabupaten Lumajang digunakan untuk tempat tinggal. Jumlah rumah tinggal di Kabupaten Lumajang berjumlah 268.787 unit rumah, terdiri dari 211.802 unit (78,80%) berada di derah perdesaan dan 21.802 unit (21,20%) berada di daerah perkotaan. Dari jumlah tersebut terdapat 81,24% rumah permanen dan 18,76% rumah tidak permanen. Secara kuantitas rumah permanen di daerah perdesaan berjumlah 166.042 unit dan didaerah perkotaan berjumlah 52.314, akan tetapi dilihat dari persentase rumah permanen menurut jenis daerah menunjukkan hal yang berbeda. Persentase rumah permanen di daerah perkotaan (91,80%) lebih besar dibanding daerah perdesaan (78,39%). Dengan demikian perbandingan rumah permanen di daerah perkotaan lebih banyak dibanding dengan daerah perdesaan.

Tabel 7.2

Jumlah Bangunan Sensus Menurut Jenis

Tempat Tinggal Bukan Tempat Tinggal Campuran

8.060 585 219

259.238 19.826 9.549

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-7

sehingga terjadi penambahan bangunan sensus sebanyak 25.816 BS (9,82%) selama 10 tahun. Di duga dalam 10 tahun banyak dibangun perumahan KPR BTN yang merupakan program pembangunan pemerintah penambahan ini terjadi karena penduduk yang mengadakan penambahan rumah sendiri.Jumlah bangunan sensus didaerah perdesaan cenderung lebih banyak dibanding daerah perkotaan.Hal ini jelas karena jumlah status desa perkotaan lebih dikit. Sejumlah 21,69% bangunan sensus di

Sebanyak 89,82% BS digunakan sebagai tempat tinggal, 68,7% BS bukan tempat tinggal dan 3,31 % BS campuran. Berarti hampir 90% bangunan di Kabupaten Lumajang lah rumah tinggal di Kabupaten Lumajang berjumlah 268.787 unit rumah, terdiri dari 211.802 unit (78,80%) berada di derah perdesaan dan 21.802 unit (21,20%) berada di daerah perkotaan. Dari jumlah tersebut terdapat 81,24% ak permanen. Secara kuantitas rumah permanen di daerah perdesaan berjumlah 166.042 unit dan didaerah perkotaan berjumlah 52.314, akan tetapi dilihat dari persentase rumah permanen menurut jenis daerah menunjukkan hal yang di daerah perkotaan (91,80%) lebih besar dibanding daerah perdesaan (78,39%). Dengan demikian perbandingan rumah permanen di daerah

(8)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 Sumber Data: Profil Perumahan

Peta Persebaran Permukiman Kabupaten Lumajang

C. Permasalahan

Permukiman perdesaan umumnya memiliki pelayanan dan ketersediaan fasilitas umum dan infrastruktur yang terbatas, sehingga banyak pusat permukiman yang

bergantung pada pusat perkotaan kecamatan yang selanjutnya menimbulkan ketergantungan terhadap kawasan perkotaan.

D. Tantangan

Permukiman perdesaan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat pelayanan permukiman secara berhierarkhi mulai dari pus

setiap desa, sampai pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman.Untuk meningkatkan peran pusat permukiman perdesaan, maka pusat pelayanan perdesaan dihubungkan dengan pusat kecamatan sebagai kawasan p

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

Sumber Data: Profil Perumahan (SP2000) di Kabupaten Lumajang

Gambar 7.1

Peta Persebaran Permukiman Kabupaten Lumajang

Permukiman perdesaan umumnya memiliki pelayanan dan ketersediaan fasilitas umum dan infrastruktur yang terbatas, sehingga banyak pusat permukiman yang

bergantung pada pusat perkotaan kecamatan yang selanjutnya menimbulkan ketergantungan terhadap kawasan perkotaan.

Permukiman perdesaan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat pelayanan permukiman secara berhierarkhi mulai dari pusat pelayanan antar desa, pusat pelayanan setiap desa, sampai pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman.Untuk meningkatkan peran pusat permukiman perdesaan, maka pusat pelayanan perdesaan dihubungkan dengan pusat kecamatan sebagai kawasan perkotaan terdekat.

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-8 Peta Persebaran Permukiman Kabupaten Lumajang

Permukiman perdesaan umumnya memiliki pelayanan dan ketersediaan fasilitas umum dan infrastruktur yang terbatas, sehingga banyak pusat permukiman yang masih bergantung pada pusat perkotaan kecamatan yang selanjutnya menimbulkan

Permukiman perdesaan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat pelayanan at pelayanan antar desa, pusat pelayanan setiap desa, sampai pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman.Untuk meningkatkan peran pusat permukiman perdesaan, maka pusat pelayanan perdesaan

(9)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

7.1.3 Analisa Kebutuhan Pengembangan Permukiman

Keterbatasan lahan membuat masyarakat cenderung menempati untuk menempati lahan-lahan yang berada disekitar jaringan jalan utama kota yang mempunyai akses yang baik ke pusat kegiatan perdagangan

perkembangan perumahan di Kabupaten Lumajang masih mengikuti pola pekembangan jaringan jalan, dalam kecenderungan perkembangan ruang terbangun (built

pita (ribon pattern). Pola perkem

masyarakat pada aksesibilitas pelayanan tertinggi. Namun di sisi lain apabila tingkat intensitas bangunan pada sepanjang jaringan jalan menjadi tidak terkendali, pada giliran berikutnya ruang terbangun tersebut akan menjadi beban bagi pelayanan jaringan jalan tersebut. Pembatasan pengembangan perumahan pada PKL yang telah padat yaitu PKL Lumajang.Sedangkan pengembangan perumahan baru diarahkan pada kawasan yang relatif masih dimungkinkan untuk mener

yang tersedia.Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan suatu komplek perumahan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung yang dibutuhkan.Oleh karena itu arahan pengembangan permukiman

wialyah pelayanannya serta PKK di kawasan selatan.

7.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdes

Pengembangan permukiman kawasan

1. pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta 2. peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH

Sedangkan untuk pengembangan kawasan

1. pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil

2. pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE) 3. desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS

Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP dan RTBL KSK ataupun review bilamana diperlukan.

Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

 Infrastruktur kawasan permukiman

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

Kebutuhan Pengembangan Permukiman

Keterbatasan lahan membuat masyarakat cenderung menempati untuk menempati lahan yang berada disekitar jaringan jalan utama kota yang mempunyai akses yang baik ke pusat kegiatan perdagangan dan kawasan aktivitas lainnya. Secara keseluruhan pola perkembangan perumahan di Kabupaten Lumajang masih mengikuti pola pekembangan jaringan jalan, dalam kecenderungan perkembangan ruang terbangun (built

pita (ribon pattern). Pola perkembangan ruang terbangun ini pada satu sisi akan mendekatkan masyarakat pada aksesibilitas pelayanan tertinggi. Namun di sisi lain apabila tingkat intensitas bangunan pada sepanjang jaringan jalan menjadi tidak terkendali, pada giliran berikutnya ngun tersebut akan menjadi beban bagi pelayanan jaringan jalan tersebut. Pembatasan pengembangan perumahan pada PKL yang telah padat yaitu PKL Lumajang.Sedangkan pengembangan perumahan baru diarahkan pada kawasan yang relatif masih dimungkinkan untuk menerima pertambahan penduduk dilihat dari daya dukung lahan yang tersedia.Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan suatu komplek perumahan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung yang dibutuhkan.Oleh karena itu arahan pengembangan permukiman lebih diarahkan pada PKLp Senduro, PKLp Klakah dan wialyah pelayanannya serta PKK di kawasan selatan.

Program Sektor Pengembangan Permukiman

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:

pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH

Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:

pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil

pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE) desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM

Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat fisik seperti penyusunan RP2KP dan RTBL KSK ataupun review

Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

Infrastruktur kawasan permukiman kumuh

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-9

Keterbatasan lahan membuat masyarakat cenderung menempati untuk menempati lahan yang berada disekitar jaringan jalan utama kota yang mempunyai akses yang baik dan kawasan aktivitas lainnya. Secara keseluruhan pola perkembangan perumahan di Kabupaten Lumajang masih mengikuti pola pekembangan jaringan jalan, dalam kecenderungan perkembangan ruang terbangun (built-up area) berpola bangan ruang terbangun ini pada satu sisi akan mendekatkan masyarakat pada aksesibilitas pelayanan tertinggi. Namun di sisi lain apabila tingkat intensitas bangunan pada sepanjang jaringan jalan menjadi tidak terkendali, pada giliran berikutnya ngun tersebut akan menjadi beban bagi pelayanan jaringan jalan tersebut. Pembatasan pengembangan perumahan pada PKL yang telah padat yaitu PKL Lumajang.Sedangkan pengembangan perumahan baru diarahkan pada kawasan yang relatif ima pertambahan penduduk dilihat dari daya dukung lahan yang tersedia.Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan suatu komplek perumahan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung yang dibutuhkan.Oleh karena itu lebih diarahkan pada PKLp Senduro, PKLp Klakah dan

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman

pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta

pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan

pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE)

(10)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017  Infrastruktur permukiman RSH

 Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya

Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

 Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/Minapolitan)  Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana

 Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil  Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)  Infrastruktur perdesaan PPIP

 Infrastruktur perdesaan RIS PNPM

Alur Program Pengembangan Permukiman

Kriteria Kesiapan (Readiness

Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan,yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.

1. Umum

 Ada rencana kegiatan ri

 Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 Infrastruktur permukiman RSH

Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya

Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/Minapolitan) Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana

uktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW) Infrastruktur perdesaan PPIP

Infrastruktur perdesaan RIS PNPM

Gambar 7.2

Alur Program Pengembangan Permukiman

Readiness Criteria)

Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan,yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.

Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas

Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-10

Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/Minapolitan)

(11)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017  Kesiapan lahan (sudah tersedia)  Sudah tersedia DED

 Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP,RTBL KSK, Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)

 Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dandana daerah untuk pembiayaan komponen keg

 Ada unit pelaksana kegiatan

 Ada lembaga pengelola pasca konstruksi 2. Khusus

Rusunawa

 Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA  Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh

 Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, AirMinum,  Ada calon penghuni

RIS PNPM

 Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra  Desa di kecamatan yang ti

 Tingkat kemiskinan desa >25%

 Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BLM

PPIP

 Hasil pembahasan dengan Komisi V

 Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belumditangani program Cipta Karya lainnya

 Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik  Tingkat kemiskinan desa >25%

PISEW

 Berbasis pengembangan wilayah

 Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yangmendukung (i) transportasi, (ii) produksi pertanian, (iii)pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi, (v)pendidikan, serta (vi) kesehatan

 Mendukung komoditas unggulan kawasan

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 Kesiapan lahan (sudah tersedia)

Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP,RTBL KSK, Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)

Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dandana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi

Ada unit pelaksana kegiatan

baga pengelola pasca konstruksi

Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh

Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, AirMinum,

a kesepakatan dengan Menkokesra

Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya Tingkat kemiskinan desa >25%

Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP minimal 5% dari

l pembahasan dengan Komisi V - DPR RI

Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belumditangani program Cipta

Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik Tingkat kemiskinan desa >25%

Berbasis pengembangan wilayah

infrastruktur dasar perdesaan yangmendukung (i) transportasi, (ii) produksi pertanian, (iii)pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi, (v)pendidikan, serta (vi) kesehatan

Mendukung komoditas unggulan kawasan

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-11

Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP,RTBL KSK, Masterplan.

Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dandana daerah untuk

Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, AirMinum, dan PSD lainnya

BOP minimal 5% dari

Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belumditangani program Cipta

(12)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 Selain kriteria kesiapan seperti di ata

dalam pengusulan kegiatan pengembanganpermukiman seperti untuk penanganan kawasan kumuh di perkotaan.Mengacu pada UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan KawasanPermukiman, permukiman kumuh memiliki ciri (1)

bangunan yang tinggi, (2) ketidaklengkapan prasarana,sarana, dan utilitas umum, (3) penurunan kualitas rumah, perumahan,dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum, serta (4)pembangunan rumah, perumahan, dan perm

rencana tata ruang wilayah. Lebih lanjut kriteria tersebutditurunkan ke dalam kriteria yang selama ini diacu oleh Ditjen. CiptaKarya meliputi sebagai berikut:

1. Vitalitas Non Ekonomi

a. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam atau RDTK, dipandang perlu sebagaileg

b. Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuhmemiliki indikasi terhadap penanganan kawasan permukimankumuh dalam hal kelayakan suatu hunian berdasarkan intensitasba

c. Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yangdinilai, mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasanpermukiman kumuh berdasarkan kerapatan dan kepadatan penduduk

2. Vitalitas Ekonomi Kawasan

a. Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya padawilayah kota, apakah apakah kawasan itu strategis atau kurang

b. Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimanaketerkaitan dengan faktor ekonomi memberikan ketertarikan padainvestor untuk dapat

kumuh yang ada. Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat pusataktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun,pertokoan, atau fungsi lainnya.

c. Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharianpe permukiman kumuh

3. Status Kepemilikan Tanah

a. Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman b. Status sertifikat tanah yang ada

4. Keadaan Prasarana dan Sarana: Kondisi Jalan, Drainase, Air bersih, 5. Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

Selain kriteria kesiapan seperti di atas terdapat beberapa kriteria yangharus diperhatikan dalam pengusulan kegiatan pengembanganpermukiman seperti untuk penanganan kawasan kumuh di perkotaan.Mengacu pada UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan KawasanPermukiman, permukiman kumuh memiliki ciri (1) ketidakteraturan dankepadatan bangunan yang tinggi, (2) ketidaklengkapan prasarana,sarana, dan utilitas umum, (3) penurunan kualitas rumah, perumahan,dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum, serta (4)pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuaidengan rencana tata ruang wilayah. Lebih lanjut kriteria tersebutditurunkan ke dalam kriteria yang selama ini diacu oleh Ditjen. CiptaKarya meliputi sebagai berikut:

Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana TataRuang Wilayah Kota atau RDTK, dipandang perlu sebagailegalitas kawasan dalam ruang kota

Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuhmemiliki indikasi terhadap penanganan kawasan permukimankumuh dalam hal kelayakan suatu hunian

arkan intensitasbangunan yang terdapat di dalamnya

Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yangdinilai, mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasanpermukiman kumuh berdasarkan kerapatan dan

Vitalitas Ekonomi Kawasan

t kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya padawilayah kota, apakah apakah kawasan itu strategis atau kurang strategis

Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimanaketerkaitan dengan faktor ekonomi memberikan ketertarikan padainvestor untuk dapat m

Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat pusataktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun,pertokoan, atau

Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharianpe

Status Kepemilikan Tanah

an kawasan perumahan permukiman tatus sertifikat tanah yang ada

Keadaan Prasarana dan Sarana: Kondisi Jalan, Drainase, Air bersih, dan Air limbah Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-12

s terdapat beberapa kriteria yangharus diperhatikan dalam pengusulan kegiatan pengembanganpermukiman seperti untuk penanganan kawasan kumuh di perkotaan.Mengacu pada UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan ketidakteraturan dankepadatan bangunan yang tinggi, (2) ketidaklengkapan prasarana,sarana, dan utilitas umum, (3) penurunan kualitas rumah, perumahan,dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas ukiman yang tidak sesuaidengan rencana tata ruang wilayah. Lebih lanjut kriteria tersebutditurunkan ke dalam kriteria yang

Rencana TataRuang Wilayah Kota alitas kawasan dalam ruang kota

Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuhmemiliki indikasi terhadap penanganan kawasan permukimankumuh dalam hal kelayakan suatu hunian

Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yangdinilai, mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasanpermukiman kumuh berdasarkan kerapatan dan

t kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya padawilayah kota, apakah

Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimanaketerkaitan dengan faktor menangani kawasan Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusataktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun,pertokoan, atau

Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharianpenduduk kawasan

(13)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

a. Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganankawasan kumuh dengan indikasi penyediaan dana danmeka

b. Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnyarencana penanganan ( scenario) kawasan, rencana induk(

7.1.5 Usulan Program dan Kegiatan

A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

Setelah melalui tahapan

eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan.Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota. Sehingga untuk jangka wa

dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima.

Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten

No. Program/Kegiatan

1 Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawsan Permukiman

2 Penyusunan RP2KP 3 Penyusunan RPKPP

4 Peningkatan Infrstruktur Permukiman Kws. Kumuh Kec. Lumajang

5 Peningkatan Infrstruktur Permukiman Kws. Kumuh Kec. Lumajang dan Kec. Sukodono 6 Peningkatan Infrstruktur Permukiman Kws.

Kumuh Kec. Lumajang dan Kec. Sukodono 7 Pembangunan RTH Pendukung Rusunawa 8 Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Kawasan Agropolitan

9 Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kawasan Minapolitan

10 Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kawasan Wilayah Utara

11 Pengembangan Infrastruktur Permukiman Adat dan Kawasan Sosio Kultural

12 Pengembangan Infrastruktur Perdesaan

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganankawasan kumuh dengan indikasi penyediaan dana danmekanisme kelembagaan penanganannya

Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnyarencana penanganan ( ) kawasan, rencana induk(master plan) kawasan dan lainnya

Usulan Program dan Kegiatan

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

Setelah melalui tahapan analisa kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan.Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota. Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPI dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima.

Tabel 7.3

Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Lumajang

Biaya (Rp .000) Lokasi

Rencana Pembangunan dan Pengembangan 900,000 Kab.Lumajang

900,000 Kab. Lumajang 850,000 Kab. Lumajang Peningkatan Infrstruktur Permukiman Kws. 5,500,000 Kec. Lumajang

Peningkatan Infrstruktur Permukiman Kws.

Kumuh Kec. Lumajang dan Kec. Sukodono 8,800,000 Kec. Lumajang dan Kec. Sukodono Peningkatan Infrstruktur Permukiman Kws.

Kumuh Kec. Lumajang dan Kec. Sukodono 8,800,000 Kec. Lumajang dan Kec. Sukodono Pembangunan RTH Pendukung Rusunawa 900,000 Kec. Lumajang

Pengembangan Infrastruktur Permukiman 2,200,000 Kec. Senduro

Pengembangan Infrastruktur Permukiman 2,200,000 Kec. Pasirian, Yosowilangun, Tempursari, Tempeh, Klakah, Rowokangkung

Pengembangan Infrastruktur Permukiman 2,200,000 Kec. Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, Randuagung

Pengembangan Infrastruktur Permukiman Adat 1,600,000 Kec. Senduro

Pengembangan Infrastruktur Perdesaan 8,000,000 Desa Jugosari, Tunjung, Kenongo, Sombo, Kaliboto Kidul, Umbul, Kedungjajang, Bence, Kunir Lor, Kabuaran, Boreng, Banjarwaru,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-13

Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganankawasan kumuh dengan nisme kelembagaan penanganannya

Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnyarencana penanganan (grand ) kawasan dan lainnya

kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan.Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah erencanaan lima tahun dalam RPIJM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima.

Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten

Kab.Lumajang

Kab. Lumajang Kab. Lumajang Lumajang

Kec. Lumajang dan Kec. Sukodono

Kec. Lumajang dan Kec. Sukodono

Kec. Lumajang Kec. Senduro

Kec. Pasirian, Yosowilangun, Tempeh, Klakah, Rowokangkung

Kec. Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang,

Kec. Senduro

(14)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

B. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman

Dalam pengembangan permukiman, Pemerintah Daerah didorong untuk terus meningkatkan alokasinya pada sektor tersebut serta mencari alternatif sumber pembiayaan dari masyarakat dan swasta (KPS, CSR).

No. Program/Kegiatan

1 Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawsan Permukiman 2 Penyusunan RP2KP 3 Penyusunan RPKPP 4 Peningkatan Infrstruktur

Permukiman Kws. Kumuh Kec. Lumajang 5 Peningkatan Infrstruktur

Permukiman Kws. Kumuh Kec. Lumajang dan Kec. Sukodono 6 Peningkatan Infrstruktur

Permukiman Kws. Kumuh Kec. Lumajang dan Kec. Sukodono 7 Pembangunan RTH

Pendukung Rusunawa 8 Pengembangan

Infrastruktur Permukiman Kawasan Agropolitan 9 Pengembangan

Infrastruktur Permukiman Kawasan Minapolitan 10 Pengembangan

Infrastruktur Permukiman Kawasan Wilayah Utara 11 Pengembangan

Infrastruktur Permukiman Adat dan Kawasan Sosio Kultural

12 Pengembangan

Infrastruktur Perdesaan

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman

Dalam pengembangan permukiman, Pemerintah Daerah didorong untuk terus meningkatkan alokasinya pada sektor tersebut serta mencari alternatif sumber pembiayaan dari masyarakat dan swasta (KPS, CSR).

Tabel 7.4

Usulan Pembiayaan Proyek

APBN APBD Prov APBD Kab Masya rakat Swasta

900,000

900,000 850,000 5,000,000 500,000

8,000,000 800,000

8,000,000 800,000

800,000 100,000

2,000,000 200,000

2,000,000 200,000

2,000,000 200,000

1,500,000 100,000

8,000,000

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-14

Dalam pengembangan permukiman, Pemerintah Daerah didorong untuk terus meningkatkan alokasinya pada sektor tersebut serta mencari alternatif sumber pembiayaan

Swasta CSR Total

900,000

900,000 850,000 5,500,000

8,800,000

8,800,000

900,000

2,200,000

2,200,000

2,200,000

1,600,000

(15)

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

Usulan Program dan Kegiatan

Sektor/

Program Rincian Kegiatan Lokasi Volume

Laporan Pembinaan Pengembangan Permukiman

Rencana

Pembangunan dan Pengembangan Kawsan Permukiman

Kab. Lumajang 1

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP)

Penyusunan RP2KP Kab. Lumajang 1

Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Pedesaan (RPKPP)

Penyusunan RPKPP Kab. Lumajang 1

Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh

Peningkatan Infrstruktur Permukiman Kws. Kumuh Kec. Lumajang

Kec. Lumajang 1

Peningkatan Infrstruktur Permukiman Kws. Kumuh Kec. Lumajang dan Kec. Sukodono

Kec. Lumajang dan Kec. Sukodono

2

Peningkatan Kec. Lumajang 2

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-15 Tabel 7.5

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten Lumajang

Volume Satuan Tahun

Sumber Pembiayaan (Rp .000) APBN

DAK ABPD Prov APBD Kab Rupiah

Murni PHLN

Laporan 2017 900,000

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP)

Laporan 2015 900,000

Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Pedesaan (RPKPP)

Laporan 2016 850,000

Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh

Kawasan 2016 5,000,000 500,000

Kawasan 2017 8,000,000 800,000

Kawasan 2018 8,000,000 800,000

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Pengembangan Permukiman Kabupaten Lumajang

Sumber Pembiayaan (Rp .000)

APBD

Kab BUMD Swasta KPS/ Masya rakat CSR

500,000

800,000

(16)

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 Sektor/

Program Rincian Kegiatan Lokasi Volume

Infrstruktur Permukiman Kws. Kumuh Kec. Lumajang dan Kec. Sukodono

dan Kec. Sukodono

RUSUNAWA Beserta Infrastruktur

Pembangunan RTH Pendukung

Rusunawa

Kec. Lumajang 2

Penyediaan Infrastruktur Permukiman Kawasan Perdesaan Potensial

Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kawasan Agropolitan

Kec. Senduro 1

Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kawasan Minapolitan

Kec. Pasirian, Yosowilangun, Tempursari, Tempeh, Klakah, Rowokangkung

6

Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kawasan Wilayah Utara

Kec. Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, Randuagung

4

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-16 Volume Satuan Tahun

Sumber Pembiayaan (Rp .000) APBN

DAK ABPD Prov APBD Kab Rupiah

Murni PHLN

TWIN 2015 800,000 100,000

Penyediaan Infrastruktur Permukiman Kawasan Perdesaan Potensial

Kawasan 2015 2,000,000 200,000

Kawasan 2016 2,000,000 200,

Kawasan 2017 2,000,000 200,000

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Sumber Pembiayaan (Rp .000)

APBD

Kab BUMD Swasta KPS/ Masya rakat CSR

100,000

200,000

200,000

(17)

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 Sektor/

Program Rincian Kegiatan Lokasi Volume

Pengembangan Infrastruktur Permukiman Adat dan Kawasan Sosio Kultural

Kec. Senduro 3

Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)

Pengembangan Infrastruktur Perdesaan (Desa Jugosari, Tunjung, Kenongo, Sombo, Kaliboto Kidul, Umbul, Kedungjajang, Bence, Kunir Lor, Kabuaran, Boreng, Banjarwaru, Kalisemut, Sukorejo, Sidomulyo, Ledoktempuro, Jenggrong, Alun-Alun, Nogosari, Rowokangkung, Klanting, Karangsari, Bondoyudo, Purwosono, Grati, Petahunan, Klampokarum,

Kab. Lumajang 1

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-17 Volume Satuan Tahun

Sumber Pembiayaan (Rp .000) APBN

DAK ABPD Prov APBD Kab Rupiah

Murni PHLN

Kawasan 2018 1,500,000 100,000

Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)

Paket 2015 8,000,000

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Sumber Pembiayaan (Rp .000)

APBD

Kab BUMD Swasta KPS/ Masya rakat CSR

100,000

(18)

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 Sektor/

Program Rincian Kegiatan Lokasi Volume

Karangbendo, Pulo, Kaliwungu, Bulurejo, Tempurejo)

Pengembangan Infrastruktur Perdesaan

Kab. Lumajang 1

Pengembangan Infrastruktur Perdesaan

Kab. Lumajang 1

Pengembangan Infrastruktur Perdesaan

Kab. Lumajang 1

Pengembangan Infrastruktur Perdesaan

Kab. Lumajang 1

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

VII-18 Volume Satuan Tahun

Sumber Pembiayaan (Rp .000) APBN

DAK ABPD Prov APBD Kab Rupiah

Murni PHLN

Paket 2016 8,000,000

Paket 2017 8,000,000

Paket 2018 8,000,000

Paket 2019 8,000,000

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Sumber Pembiayaan (Rp .000)

APBD

Kab BUMD Swasta KPS/ Masya rakat CSR

Gambar

Tabel 7.2 Jumlah Bangunan Sensus Menurut JenisJumlah Bangunan Sensus Menurut Jenis
Gambar 7.1 Peta Persebaran Permukiman Kabupaten LumajangPeta Persebaran Permukiman Kabupaten LumajangPeta Persebaran Permukiman Kabupaten Lumajang
Gambar 7.2 Alur Program Pengembangan Permukiman Alur Program Pengembangan Permukiman
Tabel 7.3 Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Lumajang Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten
+7

Referensi

Dokumen terkait

Strategi dan kebijakan dalam Renstra SKPD adalah strategi dan kebijakan SKPD untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD yang selaras dengan strategi dan

Giro menurut undang-undang perbankan syariah nomor 21 tahun 2008 adalah simpanan berdasarkan akad wadi‟ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah

Upaya pemberdayaan zakat produktif melalui Program OKU Taqwa oleh BAZNAS OKU Timur melalui zakat, dengan memberikan zakat dengan melalui penyediaan alat-alat

Pesan-pesan yang disampaikan dalam novel ini bisa dijadikan bahan pembelajaran dalam dunia pendidikan, baik pendidikan di sekolah maupun di lingkungan masyarakat

Dari hasil analisis data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dengan pemahaman

Peneliti memilih kegiatan employee relations untuk diteliti, hal tersebut karena belum ada penelitian mengenai employee relations dalam hal family gathering di

1. Dalam pembuatan pernyataan sebagai alat ukur penelitian, peneliti belum melakukan uji coba sehingga tidak dapat diketahui apakah pernyataan-pernyataan pada skala

ntcmerlukau alat tes kn=ativitas verbal. SehubWJgan dcngan Ita! terscbut kmni mohtm sudi klran)·a Jbu mcmb<mtu m~h.wa t~out. Atas terkubulnya p¢rmoru;;nan iru,