• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA - DOCRPIJM e747b219fe BAB VIIBAB 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA - DOCRPIJM e747b219fe BAB VIIBAB 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PEMBANGUNAN I NFRASTRUKTUR

CI PTA KARYA

Pada BAB VI I ini akan di jelaskan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.

7.1 PENGEMBANGAN PERMUKI MAN

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

7.1.1 Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

Pemerintah Kabupaten Tanah Datar selama ini telah melakukan pengembangan permukiman, seperti:

1. Penyediaan Prasarana dan Sarana Dasar bagi 65 % kawasan permukiman melalui dana APBN dan APBD Propinsi dan APBD Kabupaten

2. Penyediaan Prasarana dan Sarana dalam rangka Penanganan Bencana, seperti pembu atan jalan lingkungan di Kecamatan Batipuh.

Beberapa lokasi di Kecamatan Batipuh dan Batipuh Selatan merupakan kawasan rawan bencana alam khususnya tanah longsor. Kawasan permukiman saat ini yang berkembang adalah di kawasan Pusat Kota . Berdasarkan konsep struktur ruang yang dikembangkan, maka kawasan permukiman terdiri dari tiga kategori kawasan yaitu:

1. Kriteria kepadatan yang meliputi kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan. 2. Pengaturan tata letak bangunan

(2)

Mengingat bahwa pembangunan unit -unit perumahan tersebut diselenggarakan oleh berbagai pihak yang masing-masing mewakili kepentingannya (pihak pemerintah/ instansi, swasta/ developer perumahan maupun swadaya masyarakat sendiri), maka pengontrolan atau pembatasan-pembatasan pembangunan unit rumah tersebut harus diselenggarakan dengan baik agar lingkungan perumahan lebih teratur.

Dari tinjauan secara fisik, pengontrolan terhadap pembangunan unit -unit perumahan tersebut berarti pengalokasian dan perencanaan int enstas lingkungan-lingkungan perumahan, dengan pertimbangan karakteristik kegiatan perumahan tersebut (pada masing-masing kawasan) saat ini, perkembangan fungsi kegiatan sosial ekonomi dan kecenderungan perkembangan fisik perumahan pada masa yang akan datang. Hal tersebut menjadi bagian dari lingkup rencana pengembangan lingkungan perumahan disamping penentuan bentuk pelaksanaan pembangunan fisik penunjang tujuan pengembangan lingkungan perumahan secara keseluruhan.

Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian Kabupaten Tanah Datar dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih dahulu perlu diketahui peraturan perundangan di tingkat Kabupaten Tanah Datar (meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur, peraturan walikota, maupun peraturan lainya) yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman.

Tabel 7.1 Peraturan Daerah/ Peraturan Gubernur/ Peraturan Walikota/ Bupati/ peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman

NO.

PERDA/ Peraturan Gubernur/ Peraturan W alikot a/ Peraturan

Bupati/ Peraturan lainnya Keteranga

n

No. Peraturan Perihal Tahun

1. UU No. 1 tentangPermukiman Perumahan dan Kawasan2011

2. UU No. 20 tentang Rumah Susun. 2011

3. No. 02 RTRW 2012 Perda

Keberadaan desa-desa di Kabupaten Tanah Datar memiliki potensi lebih seperti: potensi ekonomi, sosial budaya, wisata, prasarana dan sarana. Sebagian desa telah ditetapkan sebagai Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) dan sebagian kawasan telah ditetapkan sebagai kawasan agropolitan.

Desa pusat pertumbuhan didukung oleh desa-desa sekitar (hinterland-nya) yang diharapkan menjadi satu kawasan yang saling mendukung dan saling melengkapi dari potensi-potensi yang ada pola KTP2D ini sangat tepat untuk mempercepat pembangunan kawasan, efektif dan efisien dalam penyediaan prasarana dan sarana dasar serta meningkatkan akses pada pasar.

(3)

anggaran 2009 direncanakan pengembangan 2 (dua) DPP lagi dan diharapkan ke depan akan banyak DPP yang dapat dikembangkan menjadi KTP2D.

Dengan telah ditetapkannya desa-desa menjadi kawasan terpilih pusat pengembangan dan kawasan agropolitan akan lebih efektif dan efisien dalam penyediaan prasarana dan sarana dasar perdesaan guna peningkatan perekonomian kawasan serta kesejahteraan masyarakatnya.

Kondisi lingkungan perumahan dan permukiman masih banyak yang perlu ditingkatkan, khususnya perbaikan perumahan masyarakat yang belum layak huni dan lingkungan permukiman yang masih terbatas prasarana dan sarana dasarnya. Warga masyarakat di Kabupaten Tanah Datar sebagian besar bertempat tinggal di kawasan perkotaan (ibukota kecamatan), hal ini terkait dengan kemudahan aksesibilitas dan tersedianya prasarana dan sarana perkotaan. Di sisi lain lahan dan ruang di kawasan perkotaan sangat terbatas, sehingga sering dijumpai suatu kawasan perkotaan sangat terbatas, sehingga sering dijumpai suatu kawasan perkotaan padat penduduk yang mengakibatkan kawasan tersebut tidak tertata, teratur dan menjadi kumuh. Bila tidak segera kawasan kumuh ini dibenahi dapat menimbulkan kerawanan, seperti masalah lingkungan hidup, sosial, kriminalitas dan lain-lain.

Penyediaan prasarana dan sarana dasar (PSD) perkotaan melalui pembangunan peningkatan maupun pemeliharaan telah dilakukan selama ini. Selain itu bantuan stimulan sebagai pendong dalam perbaikan PSD, perumahan dan permukiman juga telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Datar yang diberikan kepada warga/ masyarakat yang benar -benar membutuhkan untuk meningkatkan kualitas PSD perkotaan dan perumahan maupun lingkungannya. Untuk lebih jelasnya kondisi prasarana dan sarana dasar baik jumlah dan macam pelayanan infrastruktur permukiman di Kab. Tanah Datar.

Pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Tanah Datar diarahkan pada penyediaan prasarana dan sarana dasar (PSD) bagi kawasan rumah sehat sederhana (RSH), penataan dan peremajaan kawasan, serta peningkatan kualitas permukiman. Perbaikan lingkungan perumahan dan permukiman serta penyediaan PSD untuk meningkatkan kualit as permukiman selama ini telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Datar. Tetapi belum semua kawasan perumahan dan permukiman dapat terjangkau dan terlayani sehingga diharapkan ada peran serta masyarakat dan swasta dalam mewujudkan kebutuhan perumahan dan permukiman yang sehat dan layak huni.

(4)

perbaikan perumahan masyarakat yang kurang layak huni dan lingkungan permukiman yang masih terbatas prasarana dan sarana dasarnya.

Penyediaan prasarana dan sarana dasar (PSD) perkotaan melalui pembangunan, peningkatan maupun pemeliharaan telah dilakukan selama ini. Selain itu bantuan stimulan sebagai pendorong dalam perbaikan PSD, perumahan dan permukiman juga telah dilakukan oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI dan Permerintah Daerah sendiri, yang diberikan kepada warga/ masyarakat yang benar-benar membutuhkan untuk meningkatkan kualitas PSD perkotaan dan perumahan maupun lingkungannya.

7.1.1.1 Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain: Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya:

1. Masih luasnya kawasan kurang t ertata sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.

2. mahalnya harga tanah di kawasan perkotaan Pusat pertumbuhan sehingga banyak permukiman yang hanya mengandalkan sewa tanah dan membuat rumah tanpa I MB.

3. Susahnya melakukan pembebasan lahan karena banyak tanah kaum.

Permasalahan pengembangan permukiman di Kabupatn Tanah Datar diantaranya:

1. Masih banyak masyarakat kawasan perkotaan/ Pusat Pertumbuhan yang tinggal di sepanjang sempadan sungai yang ada di Kota Batusangkar.

2. Banyaknya permukiman yang ada di Kabupaten Tanah Datar belum memiliki I MB.

Tantangan pengembangan permukiman diantaranya:

1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Tanah Datar, dilihat dari tingginya permintaan perumahan layak huni.

2. Pencapaian target/ sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis yang tertuang dalam RTRW kabupaten Tanah Datar.

3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk didalamnya pencapaian Program- Program Pro Rakyat

4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah

5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa pembangunan infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah Kabupaten Tanah Datar (tidak semua).

(5)

tantangan pengembangan yang bersifat lokal dan spesifik serta belum tentu djumpai di kabupaten/ kota lain. Penjabaran permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal dalam perencanaan. Dapat dilihat pada tabel 7.2.

Tabel 7.2 I dentifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Tanah Datar

) Luas daerah pengembangan permukiman ) Jumlah Penduduk yang sudah memiliki rumah

) tinggal dan belum memilik rumah tinggal Jarak permukiman terhadap akses ekonomi dan social ) Ketersediaan jaringan prasarana dan sarana dasar

seperti air minum dan listrik

) Kelengkapan prasarana dan sarana pendukung

) Lapangan pekerjaan yang mungkin dapat diperoleh di sekitar lokasi pengembangan permukiman

Keterbatasan Sarana dan Prasarana Dasar Permukiman

Tersedianya dana untuk pembangunan

) Pengkoordinasian kegiatan di bidang perumahan dan permukiman pada tingkat daerah perlu diperkuat melalui pembentukan badan atau dewan pertimbangan kota yang bersifat profesional dan merupakan bagian dalam proses pengambilan keputusan kebijaksanaan pembangunan.

) Pembentukan lembaga pelayanan teknik dan manajemen guna memberikan pelayanan di bidang perumahan dan permukiman pada masyarakat luas. ) Pemerintah daerah setempat perlu mengupayakan

revitalisasi dan fungsionalisasi lembaga-lembaga profesional dan tradisional dalam pembangunan perumahan dan permukiman.

) Sistem perizinan yang berkaitan dengan pembangunan perumahan dan permukiman perlu disederhanakan dengan biaya pengurusan perizinan perlu ditekan.

Kurangnya Koordinasi ) Dana dari pemerintah Pusat ) Dana Sharing APBD

Terbatasnya

4 Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta

1) Kesadaran masyarakat untuk mau tinggal tidak hanya di Pusat Kota Batusangkar dan Pusat pusat Perekonomian tapi menyebar di kawasan strategis yang peruntukan lahannya untuk Permukiman.

Tingkat pengetahuan 5 Aspek Lingkungan Permukiman

1) Ketersediaan Dokumen AMDAL

Kurang Peduli dengan setiap yang telah ada

Memiliki arah

7.1.1.2 Analisa Kebutuhan Pengembangan Permukiman

(6)

tahun 2020 untuk pengurangan proporsi rumah tangga kumuh), Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10% , arahan MP3EI dan MP3KI , percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat kabupaten/ kota meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten/ Kota, maupun Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan permukiman.

Analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah pengembangan permukiman dapat diuraikan pada tabel berikut. Bagi kabupaten/ kota yang telah menyusun SPPI P dapat mengadopsi rumusan analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah yang telah tertuang di dalam SPPI P untuk lima tahun pertama ke dalam isian tabel 7.3 berikut ini :

Tabel 7.3 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan Untuk 5 Tahun

No. URAI AN Unit

Tahun

1. Jumlah Penduduk Jiwa

2. Kepadatan Penduduk Jiwa/ Km2 Proyeksi Persebaran

Keterangan : Data SPPI P belum ada

Tabel 7.4 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan yang Membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun

No. URAI AN Unit

Tahun

4. Proyeksi Persebaran Penduduk Miskin Jiwa/ Km2 - - - -

-5. Desa Potensial untuk Agropolitan Desa - - - -

-6. Desa Potensial untuk Minapolitan Desa - - - -

-7. Kawasan Rawan Bencana Kws - - - -

-5. Kawasan Perbatasan Kws - - - -

-6. Kawasan Permukiman Pulau-Pulau Kecil Kws - - - -

-7. Desa Kategori Miskin Desa - - - -

-8. Kawasan dengan Komoditas Unggulan Kws - - - -

(7)

7.1.2 Sasaran Program Sektor Pengembangan Permukiman

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasanperkotaanterdiri dari:

1. Mendukung pembiayaan dan pengembangan kelembagaan perumahan.

2. Pembangunan RUSUNAWA di kawasan SMK Negeri 1 Lintau Buo. SMP Negeri 5 Batusangkar, Polres Tanah Datar dan Kawasan Koddim 0307 Tanah Datar

3. Membangun rumah sederhana sehat untuk mengurangi backlog dan pengembangan KASI BA dan LI SI BA.

4. Melaksanakan revitalisasi kawasan.

5. Mengawasi tata keselamatan bangunan melalui pengawasan konstruksi dan keselamatan bangunan.

6. Membangun perumahan darurat pada kawasan bencana alam. Pengembangan Kaw asan Permukiman Perkotaan

1. Pembangunan jalan lingkungan dan perbaikan lingkungan permukiman.

2. Pembangunan prasarana air bersih yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan terdistribusi secara merata.

3. Pembangunan pembuangan air limbah dan drainase serta persampahan dengan sistem offsite. 4. Pembangunan prasarana listrik.

5. Pembangunan prasarana sanitasi.

6. Pembangunan prasarana telekomunikasi dan informasi. Pengembangan Kaw asan Permukiman Perdesaan

1. Pembangunan jalan Agropolitan 2. Pembangunan jalan Minapolitan

3. Pembangunan kawasan Rawan Bencana

4. Pembangunan prasarana air bersih yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan terdistribusi secara merata.

5. Pembangunan pembuangan air limbah dan drainase serta persampahan dengan sistem onsite. 6. Pembangunan prasarana listrik.

(8)

Adapun alur fungsi dan program pengembangan permukiman tergambar dalam gambar 7.1.

Sumber: Dit. Pengembangan Permukiman, 2012

Gambar 7.1 Alur Program Pengembangan Permukiman

sampai saat sekarang masih dilakukan proses pendataan kawasan kumuh di Kab Tanah Datar, kawasan tersebut ada 21 kawasan yaitu :

Tabel 7.5 Lokasi Lingkungan Permukiman Kumuh Di Kabupaten Tanah Datar

No Jorong Nagari Kecamatan

1 Koto Koto Baru X. Koto

2 Simabur Simabur Pariangan

3 Ombilin Simawang Rambatan

4 Panti I I I Koto Rambatan

5 Balimbing Balimbing Rambatan

6 Lantai Batu Baringin Lima Kaum

7 Jati Baringin Lima Kaum

8 Malana Ponco Baringin Lima Kaum

9 Diponegoro Baringin Lima Kaum

(9)

11 Parak Juar Baringin Lima Kaum

12 Koto Hiliang Sungai Tarab Sungai Tarab

13 Koto Tuo Salimpaung Salimpaung

14 Rajo Dani Padang Ganting Padang Ganting

15 Balai Baru Tanjung Barulak Tanjung Emas

16 Abdul Rahman Tigo Jangko Lintau Buo

17 Saruaso Barat Saruaso Tanjung Emas

18 Guguak Panjang Sumanik Salimpaung

19 Koto Tuo Koto Tuo Sungai tarab

20 Baruah Bukik Andaleh Baruh Bukik Sungayang

21 Bukik Gombak Baringin Lima Kaum

Sumber : SK Lokasi Lingkungan permukiman kumuh di Kabupaten tanah, 2014

7.1.3 Usulan Program dan Kegiatan

Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan. Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPI JM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima.

(10)

Tabel 7.6

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupat en Tanah Datar

Kode Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Sub Paket Lokasi Vol Satuan Pemanfaat Tahun Atribut APBN APBD I APBD II PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksan

aan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

2412 Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman 2412.002 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Kawasan Permukiman 2412.002.001 Pendampingan Penyusunan NSPK

Pendampingan Peny usunan NSPK - 1 Kab/Kota 0 500.000 0 0 0 0 0 0 2019 Umum

Pendampingan Peny usunan NSPK - 1 Kab/Kota 0 500.000 0 0 0 0 0 0 2019 Umum

2412.002.002 Penyusunan Kebijakan, Strategi, dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman

Peny usunan RPKPKP - 1 Kab/Kota 0 800.000 0 0 0 0 0 0 2017 Umum

Peny usunan RPKPKP - 1 Kab/Kota 0 800.000 0 0 0 0 0 0 2017 Umum

2412.003 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

2412.003.001 Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh salimpaung/ tabek patah

5 Ha 0 40.000.000 0 2.000.000 0 0 0 0 2019 Umum

Peny ediaan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kec. Lima Kaum lima kaum/ baringin 10 Ha 0 10.000.000 0 0 0 0 0 0 2020 Umum Peny ediaan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kec. Lintau Buo lintau buo/ tigo jangko 10 Ha 0 10.000.000 0 0 0 0 0 0 2018 Umum Peny ediaan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kec. Salimpaung salimpaung/ tabek

patah

5 Ha 0 5.000.000 0 0 0 0 0 0 2019 Umum

Peny ediaan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kec. Sungai Tarab sungai tarab/ sungai tarab

10 Ha 0 5.000.000 0 0 0 0 0 0 2018 Umum

Peny ediaan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kec. Tanjung Emas tanjung emas/ pagaruy ung

6 Ha 0 3.000.000 0 0 0 0 0 0 2018 Umum

Peny ediaan Infrastruktur Permukiman Kumuh Kec. X Koto sepuluh koto/ koto baru

5 Ha 0 5.000.000 0 0 0 0 0 0 2019 Umum

2412.004 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

2412.004.001 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial

batipuh selatan/ padang laweh malalo

1 Kawasan 0 10.500.000 0 750.000 0 0 0 0 2018 Minapolitan

Pembangunan Jalan Kawasan Agropolitan Lintau Buo Utara lintau buo utara/ tanjuang bonai

1 Kawasan 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2019 Agropolitan

Pembangunan Jalan Kawasan Agropolitan Salimpaung salimpaung/ tabek patah

1 Kawasan 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2020 Agropolitan

Pembangunan Jalan Kawasan Agropolitan X Koto sepuluh koto/ koto baru

1 Kawasan 0 1.500.000 0 0 0 0 0 0 2018 Agropolitan

Pembangunan Jalan Kawasan Minapolitan Batipuh Selatan batipuh selatan/ padang laweh malalo

1 Kawasan 0 0 0 250.000 0 0 0 0 2018 Minapolitan

(11)

Kode Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Sub Paket Lokasi Vol Satuan Pemanfaat Tahun Atribut APBN APBD I APBD II PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksan

aan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

2412.004.003 Pembangunan Infratruktur Sosial Ekonomi Wilayah

Pembangunan Infratruktur Sosial Ekonomi Wilay ah lima kaum/ lima kaum

1 Kecamatan 0 6.100.000 0 500.000 0 0 0 0 2018 Umum

PISEW lima kaum/ lima

kaum

1 Kecamatan 0 1.200.000 0 0 0 0 0 0 2018 Umum

2412.005 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus 2412.005.003 Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca

Bencana, dan Kawasan Tertentu

Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu

batipuh/ andaleh 1 Kawasan 0 15.000.000 0 1.300.000 0 0 0 0 2018 Rawan Bencana

Pembangunan Infrastruktur Kaw. Permukiman Kec. Lintau Buo Utara lintau buo utara/ tanjuang bonai

1 Kawasan 0 3.000.000 0 0 0 0 0 0 2021 Rawan Bencana

Pembangunan Infrastruktur Kaw. Rawan Bencana kec. Batipuh batipuh/ andaleh 1 Kawasan 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2018 Rawan Bencana

Pembangunan Infrastruktur Kaw. Rawan Bencana kec. Batipuh Selatan

batipuh selatan/ guguak malalo

1 Kawasan 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2019 Rawan Bencana

Pembangunan Infrastruktur Kaw. Rawan Bencana kec. Pariangan pariangan/ pariangan 1 Kawasan 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2020 Rawan Bencana Pembangunan Infrastruktur Kaw. Rawan Bencana kec. Salimpaung salimpaung/ lawang

mandahiliang

1 Kawasan 0 3.000.000 0 0 0 0 0 0 2020 Rawan Bencana

Pembangunan Infrastruktur Kaw. Rawan Bencana kec. X Koto sepuluh koto/ pany alaian

1 Kawasan 0 3.000.000 0 0 0 0 0 0 2019 Rawan Bencana

(12)

7.2 PENATAAN BANGUNAN DAN LI NGKUNGAN

7.2.1 Kondisi Eksisting

Kondisi penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Tanah Datar selama ini telah dilaksanakan melalui proses perizinan, seperti I MB, izin reklame dll. Tingginya perkembangan kebutuhan perumahan dan permukiman di perkotaan membawa dampak tumbuhnya kantong -kantong permukiman kumuh di wilayah kawasan Perkotaan Kabupaten Tanah Datar. Hal ini mengindikasikan bahwa kebutuhan akan lahan dan ruang untuk tempat tinggal semakin meningkat seiring dengan lahan dan ruang di perkotaan semakin terbatas dan kecenderungan warga masyarakat yang ingin tinggal di dekat pusat kota. Akibatnya kawasan pusat kota tidak mampu la gi menampung aktivitas warganya yang berdampak pada sistem pelayanan perkotaan, kualitas lingkungan dan masalah sosial yang semakin kompleks.

Untuk mengurangi dan menghilangkan kawasan kumuh, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar akan menata lingkungan kumuh berbasis komunitas dengan menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan permukimannya menjadi tertata, bersih dan layak huni.

Kawasan rawan bencana juga menjadi prioritas perbaikan lingkungan permukiman, seperti kawasan rawan tanah longsor, genangan/ banjir, kebakaran dll. Faktor keselamatan bangunan gedung belum diperhatikan dari sebagian masyarakat sehingga sering dijumpai bangunan gedung yang tidak tertata, kepadatan bangunan tinggi dan faktor keteledoran manusia seringkali menjadi penyebab terjadinya musibah kebakaran.

Bangunan-bangunan gedung dan bangunan fasilitas umum lainnya yang ada di Kabupaten Tanah Datar menyebar di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Datar, Baik itu gedung Bersejarah, Perakantoran milik Pemerintah serta sekolah-Sekolah serta universitas, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 7.7 Bangunan Gedung Yang Ada di Kabupaten Tanah Datar

No Bangunan Gedung Lokasi Kondisi

1 Rumah Dinas Bupati Nagari Baringin Baik

2 Rumah Dinas Wakil Bupati Nagari Pagaruyung Baik

3 Perkantoran Pemda Nagari Baringin, Nagari Pagaruyung Baik

4 Rumah Sakit M. A Hanafiah Nagari Pagaruyung Baik

5 STAI N Nagari Limo Kaum Baik

6 Polres Tanah Datar Nagari Pagaruyung Baik

7 Bank (BRI , BNI , Bank Nagari, dan Beberapa BPR)

Pusat Kota Baik

8 Akper Nagari Limo Kaum Baik

(13)

10 SLTP/ Sederajat Tersebar Baik

11 SD/ Sederajat Tersebar Baik

12 TK Tersebar Baik

13 Pos Pemadam Kebakaran Nagari Baringin Baik

14 Puskesmas Tersebar Baik

15 Kantor Camat dan Kantor Wali Nagari

Tersebar Baik

16 I stano Basa Pagaruyung Nagari Pagaruyung Baik

17 Terminal Piliang Nagari Limo Kaum Baik

18 Hotel dan restoran Tersebar Baik

umber : Dinas PU Kab. Tanah Datar 2014

Dalam kaitannya pelaksanaan penataan bangunan gedung yang ada di Kabupaten Tanah Datar, pemerintah kota telah berupaya melakukan sosialisasi maupun pelaksanaan penerapan peraturan yang berlaku namun masih banyak bangunan-bangunan gedung yang baru dibangun maupun yang ada, tidak memenuhi persyaratan maksimun yang telah diberlakukan.

I nformasi tersebut dapat dirangkum dalam tabel seperti tabel 7.8.

Tabel 7.8

Peraturan Daerah/ Peraturan Walikota/ Peraturan Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan

No.

Perda/ Peraturan Gubernur/ Peraturan

Walikota/ Peraturan Bupati/ Peraturan lainnya Ket .

No Tahun Tentang

1. Uu no 47 1997 Rencana tata ruang wilayah nasional RTRW Nasional 2. Permen PU No.8 2010

3. Permen PU No. 6 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

4. Perda No 2 2012 Tentang RTRW Kabupaten Tanah Datar

Untuk kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Kabupaten Tanah Datar dapat menggambarkan kondisi eksistingnya dengan acuan seperti tabel 7.9

Tabel 7.9 Penataan Lingkungan Permukiman

Kaw asan Tradisional/

Bersejarah RTH Pemenuhan SPM

Penanganan

(14)

7.2.1.1 Permasalahan dan Tantangan

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi di Kabupaten Tanah Datar, antara lain:

Penataan Lingkungan Permukiman:

• Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran;

• Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;

• Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah sertaheritage;

• Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.

• Masih Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung serta masih kurangnya kualitas

pelayanan publik dan perijinan di Kabupaten Tanah Datar.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:

• Kurang ditegakkan aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung, termasuk

pada daerah-daerah rawan bencana

• Kondisi Prasarana dan sarana penanggulangan kebakaran pada bangunan gedung di Kabupaten Tanah Datar dilihat dari fungsi kapasitasnya pelayanannya belum sesuai dengan aturan yang berlaku.

• Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif dan efisien dalam

pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;

• Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan, besar, sedang, kecil di seluruh I ndonesia;

• Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan); • Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan

Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;

• Prasaranan dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian;

• Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;

• Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan;

(15)

• Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

• Masih banyaknya bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan

kesalamatan,kesehatan,kenyamanan,dan kemudahan

• Penyelenggaraan bangunan gedung negara dan rumah negara kurang tertib dan efisien dan masih banyaknya aset negara yang tidak teridentifikasi dengan baik

Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:

• Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/ terbuka, sarana olah raga. Kapasitas Kelembagaan Daerah:

• Dinas Pekerjaan Umum kabupaten Tanah Datar yang mengelola pembangunan Pengelolaan

Bangunan Gedung dan Lingkungan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

• Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan

penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;

• Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;

• Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

Di dalam RPI 2JM hendaknya digambarkan hasil identifikasi permasalahan dan tantangan sektor PBL yang ada di setiap kabupaten/ kota sesuai dengan karakteristik masing-masing dengan acuan seperti tabel 7.10

Tabel 7.10 I dentifikasi Permasalahan dan Tant angan Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Aspek Penataan Bangunan dan

Lingkungan

I . Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1 Aspek Teknis

) melakukan pemindahan penduduk ke tempat yang layak huni

) memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang tempat tinggal yang layak

) Prasarana di sekitar tempat tinggal yang kurang memadai

) Penanganan kawasan kumuh di kabupaten Tanah Datar (Dalam Proses)

) Pemerintah daerah setempat perlu mengupayakan revitalisasi dan fungsionalisasi lembaga-lembaga profesional dan tradisional dalam pembangunan binfrastruktur bagunan gedung.

) Pemerintah melakukan revitalisasi daerah permukiman sepanjang sepadan sungai.

Sulit melakukan

) Dana dari pemerintah Pusat ) Dana Sharing APBD

(16)

4 Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta

1) masyarakat dilibatkan dalam kegiatan pemberdayaan

Tidak semua masyarakat terlibat dalam program PBL

Mudah melakukan koordinasi di wilayah tertentu

Membuka Peluang kerja sama dengan Swasta

5 Aspek Lingkungan Permukiman 1)Penyusunan AMDAL Kegiatan

Kurang Peduli dengan setiap yang telah ada

Memiliki arah

I I . Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1 Aspek Teknis

Pemeliharaan bangunan gedung dan rumah negara kerja sama dengan Swasta

2 Aspek Kelembagaan

) Pemerintah daerah setempat perlu mengupayakan revitalisasi dan fungsionalisasi lembaga-lembaga profesional dan tradisional dalam pembangunan binfrastruktur bagunan gedung dan Rumah Negara

) Pemerintah melakukan revitalisasi daerah permukiman sepanjang sepadan sungai.

Keterbatasan Dana

) Dana dari pemerintah Pusat ) Dana Sharing APBD

Keterbatasan Dana kerja sama dengan Swasta

4 Aspek Peran Serta Masyarakat/ Swasta Tidak semua masyarakat terlibat dalam program PBL

Mudah melakukan koordinasi di wilayah tertentu

Membuka Peluang kerja sama dengan Swasta

5 Aspek Lingkungan Permukiman Kurang Peduli dengan setiap yang telah ada

Memiliki arah

I I I . Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan 1 Aspek Teknis

) melakukan pemindahan penduduk ke tempat yang layak huni

) memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang tempat tinggal yang layak

) Prasarana di sekitar tempat tinggal yang kurang memadai

) Penanganan kawasan kumuh di Kabupaten Tanah Datar

) Kurangnya kelembagaan yang benar-benar perperan dalam kegiatan Pemberdayaan dalam penanggulangan kemiskinan.

) Pemerintah melakukan revitalisasi daerah permukiman sepanjang sepadan sungai.

Sulit melakukan

) Dana dari pemerintah Pusat ) Dana Sharing APBD

Keterbatasan Dana kerja sama dengan Swasta

4 Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta

1) masyarakat dilibatkan dalam kegiatan pemberdayaan

Tidak semua masyarakat terlibat dalam program PBL

Mudah melakukan koordinasi di wilayah tertentu

Membuka Peluang kerja sama dengan Swasta

5 Aspek Lingkungan Permukiman 1)Penyusunan AMDAL Kegiatan

Kurang Peduli dengan setiap yang telah ada

Memiliki arah

7.2.1.2 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

(17)

(RTBL), Rencana I nduk Sistem Proteksi Kebakaran (RI SPK), pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman tradisional dan bersejarah, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.

RTBL ( Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)

pada saat ini kondisi Kabupaten Tanah Datar dalam perencaan penataan lingkungan sudah ada beberapa dokumen yang telah di selesaikan yaitu :

1. Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Pagaruyung a. Sasaran kegiatan

 Sasaran yang hendak dicapai adalah tersedianya panduan rancang bangun suatu kawasan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Perwujudan kualitas lingkungan yang layak huni (liveable), berjatidiri (imageable), dan produktif (enduring) di kawasan Pagaruyung Kabupaten Tanh Datar.

b. Bentuk dan pelaksanaan kegiatan berupa :

 RTBL merupakan pengaturan persyaratan tata bangunan dan lingkungan sebagai tindak lanjut dari RTRW Kabupaten Tanah Datar dan atau RTDRKP, digunakan dalam pengendalian pemanfaatan ruang suatu kawasan dan sebagai panduan rancangan kawasan untuk mewujudkan kesatuan karakter serta kuwalitas bangunan gedung dan lingkungan yang berkelanjutan ;

 Pemantapan lokasi dan batas lokasi Kawasan Pagaruyung;

 Fasilitasi konsultasi dan pembahasan produk RTBL dengan Pemerintah pusat;

 Memfasilitasi Dinas yang membidangi Ke-Cipta Karya-an untuk menindaklanjuti naskah RTBL menjadi Peraturan Bupati.

c. Keluaran/ produk kegiatan

 Naskah kajian akademis RTBL, yang minimal memuat:

- Hasil identifikasi dan kajian teknis tentang latar belakang permasalahan, pengalaman pemerintah daerah terhadap penanganan kawasan/ wilayah yang menjadi obyek RTBL; - Hasil pelaksanaan kegiatan penyusunan RTBL kawasan dan pelaksanaan strategi penanganannya, serta hasil studi literatur yang terkait;

 Draft Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sesuai dengan Pedoman Umum yang minimal memuat :

- Penetapan lokasi dan delineasi RTBL (disetujui Dinas Teknis, Pemerintah Kota); - Program Bangunan dan Lingkungan;

- Rencana Umum (Design Plan); - Rencana Detail (Design Guidelines);

- Administrasi Pengendalian Program dan Rencana; - Arahan Pengendalian pelaksanaan;

(18)

serta mengoperasionalkan muatan pengaturan RTBL yang telah disusun;

 Kesepakatan untuk ditindak lanjuti dalam bentuk program pelaksanaan dan pembiayaan; 2. Bantuan Teknis Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

a. Sasaran kegiatan

 Tersedianya usulan penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk satu kawasan di Kabupaten Tanah Datar, untuk mewujudkan kawasan kota yang nyaman dan sehat.

b. Bentuk dan pelaksanaan kegiatan  Pendataan Ruang Terbuka Hijau;

 Koordinasi dengan dinas yang menangani pembinaan RTH;  Melakukan pengendalian pekerjaan konsultan dalam :

- Melakukan survey RTH; - Melakukan kajian dan analisis; - Menyusun rencana penataan RTH; c. Keluaran/ produk kegiatan

 Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah laporan identifikasi RTH Kondisi existing Kabupaten Tanah Datar.

- Standar Pelayanan Minimal ( SPM)

Analisa kebutuhan Program dan Kegiatan juga mengacu pada Permen PU No.14 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Khusus untuk sektor PBL, SPM juga terkait dengan SPM Penataan Ruang dikarenakan kegiatan penataan lingkungan permukiman yang salah satunya melakukan pengelolaan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan. Standar SPM terkait dengan sektor PBL sebagaimana terlihat pada tabel 6.18, yang dapat dijadikan acuan bagi Kabupaten/ Kota untuk menyusun kebutuhan akan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.

Tabel 6.18 SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Tanah Datar

No Jenis Pelayanan Dasar Standar PelayananMinimal Waktu

Pencapaian Keterangan pengurusan I MB di Kabupaten Tanah Datar

100 % 2014

Dinas yang membidangi BP2TPM

Harga Standar Bangunan Gedung Negara (HSBGN)

Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Gedung Negara di

Kabupaten Tanah Datar 100% 2014

(19)

b. Kegiatan Penataan Penyelenggaraan Bangunan dan Rumah Negara

Kegiatan penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara meliputi:

1. Menguraikan kondisi bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan keandalan yang mencakup (keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kemudahan);

2. Menguraikan kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;

3. Menguraikan aset negara dari segi administrasi pemeliharaan.

Untuk dapat melakukan pendataan terhadap kondisi bangunan gedung dan rumah negara perlu dilakukan pelatihan teknis terhadap tenaga pendata HSBGN, sehingga perlu dilakukan pendataan kegiatan pembinaan teknis penataan bangunan gedung.

c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

Bantuan Teknis Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan a. Sasaran kegiatan

 Sasaran kegiatan ini adalah tersalurkannya bantuan langsung masyarakat program penanggulangan kemiskinan di perkotaan serta meningkatnya pemahaman masyarakat dan aparat pemerintah terhadap prinsip dasar, kriteria, dan mekanisme penyaluran bantuan.

b. Bentuk dan pelaksanaan kegiatan

 Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan di perkotaan agar pelaksanaanya lebih efektif;

 Menserasikan pelaksanaan penanganan kemiskinan secara nasional yang bertumpu pada keswadayaan dan potensi lokal;

 Mengembangkan peran masyarakat, kelembagaan lokal, kelembagaan terkait dan pemerintah daerah dalam penanganan permasalahan kemiskinan;

 Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam mengantisipasi dan menangani permasalahan kemiskinan yang ada di wilayahnya.

c. Keluaran/ produk kegiatan

 Keluaran dari kegiatan ini adalah adalah meningkatnya akuntabilitas dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan di perkotaan melalui kegiatan P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan)

(20)

Tabel 7.11

Kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Uraian Satuan

I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman 1. Ruang Terbuka Hijau (RTH) M2

2. Ruang Terbuka M2

3. PSD unit

4. PS Lingkungan unit

5. HSBGN laporan 1 1 1 1 1

6. Pelatihan Teknis Tenaga Pendata HSBGN laporan

7. lainnya

I I Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara 1. Bangunan Fungsi Hunian unit

2. Bangunan Fungsi Keagamaan unit

3. Bangunan Fungsi Usaha unit

4. Bangunan Fungsi Sosial Budaya unit 5. Bangunan Fungsi Khusus unit 6. Bintek Pembangunan Gedung Negara laporan 7. lainnya

I I I . Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

1. P2KP Kegiatan

2. lainnya Keterangan :

7.2.2 Sasaran Program

Usulan dan prioritas program Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Tanah Datar disusun setelah memperhatikan fungsionalisasi proyek dan urutan prioritas penanganan yang diprogramkan dalam setiap kegiatan seperti:

• Penataan Bangunan I stano Basa Pagaruyung

• Penataan Bangunan Nagari Tuo Pariangan

• Penataan Bangunan Benteng van dert callen

Kriteria Kesiapanuntuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah:

Perda Bangunan Gedung

Kriteria Khusus:

• Saat sekarang ini Kabupaten Tanah Datar telah telah mempunyai Perda Bangunan Gedung, yaitu Perda No . 4 Tahun 2011

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Kriteria Khusus

Fasilitasi Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas:

• Kawasan perencanaan termasuk ke dalam lokasi PNPM-Mandiri Perkotaan;

(21)

Kabupaten Tanah Datar;

• Setiap rencana pengembangan sudah ada alokasi investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;

• Setiap kegiatan yang diusulkan sudah mendapat persetujuan dari semua stakeholder

Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan ( RTBL) Kriteria Lokasi : • Sesuai dengan kriteria dalam Permen PU No.6 Tahun 2006;

• Kawasan terbangun yang memerlukan penataan direncanakan di Kawasan I stano Basa Pagaruyung, Kawasan Nagari Tuo Pariangan dan Kawasan benteng van dert capellen dan kawasan perumahan dan permukiman yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Tanah Datar.

• Kawasan yang dilestarikan/ heritage diusulkan di sekitar Bukit Gombak.

• Kawasan rawan bencana, diusulkan di kecamatan Batipuh dan Batipuh selatan

• Kawasan gabungan atau campuran (fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi sosial/ budaya dan/ atau keagamaan serta fungsi khusus, kawasan sentra niaga (central business district); kawasan ini diarah pada kawasan Danau Singkarak, kawasan Koto Baru, Kawasn Tabek Patah, Kawasan Balai Tangah dan kawasan Andaleh.

• Kawasan strategis menurut RTRW Kab/ Kota;

• Komitmen Pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan rencana tata ruang dan/ atau pengembangan wilayahnya yang tertuang dalam RTRW kabupaten Tanah Datar.

• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat sampai saat ini sudah sangat siap

• Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat untuk pembangunan setiap rencana yang sudah memenuhi syarat.

Penyusunan Rencana Tindak Revitalisasi Kaw asan, Ruang Terbuka Hijau ( RTH) dan

Permukiman Tradisional/ Bersejarah

Rencana Tindak berisikan program bangunan dan lingkungan termasuk elemen kawasan,program/ rencana investasi, arahan pengendalian rencana dan pelaksanaan serta DAED/ DED.

Kriteria Umum:

• Kabupaten Tanah Datar Sudah memiliki RTBL untuk kawasan Pagaruyung

• Turunan dari Tata Ruang atau masuk dlm skenario pengembangan wilayah (jika luas perencanaan < 5 Ha);

• Komitmen pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan Rencana Tata Ruang dan/ atau pengembangan wilayahnya; • Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria Khusus

(22)

• Kawasan Pagaruyung merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan untuk peruntukan Sosial Budaya

• Kawasan kawasan Danau Singkarak, kawasan Koto Baru, Kawasn Tabek Patah, Kawasan Balai Tangah dan kawasan Andaleh memiliki fungsi perekonomian di Kabupaten tanah Datar;

• Kesiapan pengelolaan sudah disetujui oleh PEMDA Kabupaten Tanah Datar.

Kriteria Khusus

Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Ruang Terbuka Hijau:

• Ruang publik tempat terjadi interaksi langsung antara manusia dengan taman (RTH Publik) Kriteria Khusus

Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Permukiman Tradisional Bersejarah:

• Lokasi terjangkau dan dikenal oleh masyarakat setempat lokasi di Kabupaten tanah datar yaitu di Kawasan I stano Basa dan Perkantoran Pagaruyung.

• Memiliki nilai ketradisionalan dengan ciri arsitektur bangunan yang khas dan estetis seperti benteng van dert capellen

• Kondisi sarana dan prasarana dasar yang tidak memadai contohnya kurangnya sarana dan prasarana di sekitar kawasaan bersejarah tersebut

• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat untuk semua kawasan bersejarah dan tradisional.

• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria Fasilitasi Penyusunan Rencana I nduk Sistem Proteksi Kebakaran

( RI SPK) :

• Perda Bangunan Gedung suadah ada akan dilanjutkan dengan penyusunan revisi rencana induk sistem proteksi kebakaran yang direncanakan akan di buat pada tahun 2015 mendatang.

Kriteria dukungan PSD Untuk Revitalisasi Kaw asan, RTH Dan Permukiman

Tradisional/ Ged Bersejarah:

• Mempunyai dokumen Rencana Tindak PRK/ RTH/ Permukiman Tradisional- Bersejarah, Kabupaten Tanah DAtar

• Prioritas pembangunan berdasarkan program investasinya;

• Ada DDUB;

• Dukungan Pemerintah Pusat maksimum selama 3 tahun anggaran;

• Khusus dukungan Sarana dan Prasarana untuk permukiman tradisional, diutamakan pada fasilitas umum/ sosial, ruang-ruang publik yang menjadi prioritas masyarakat yang menyentuh unsur tradisionalnya;

(23)

• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria dukungan Prasarana dan Sarana Sistem Proteksi Kebakaran:

• Memiliki dokumen RI SPK yang telah disahkan oleh Kepala Daerah (minimal SK/ peraturan bupati/ walikota);

• Memiliki Perda Bangunan Gedung (masih dalam proses)

• Memiliki DED untuk komponen fisik yang akan dibangun;

• Lahan sudah tersedia;

• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;

• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria Dukungan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan:

• Bangunan gedung negara/ kantor pemerintahan;

• Bangunan gedung pelayanan umum (puskesmas, hotel, tempat peribadatan, terminal, stasiun, bandara);

• Ruang publik atau ruang terbuka tempat bertemunya aktifitas sosial masyarakat (taman, alun-alun);

• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

7.2.3 Usulan Program dan Kegiatan PBL

(24)

Tabel 7.12 Usulan Program dan Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kode Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Sub Paket Lokasi Vol Satuan Pemanfaat Tahun Atribut APBN APBD I APBD II PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksan

aan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

2413 Pembinaan dan Pengembangan Penataan Bangunan 2413.002 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Gedung 2413.002.008 Perencanaan dan Analisa Teknis

Perencanaan dan Analisa Teknis lima kaum/ baringin 1 Kab/Kota 0 1.750.000 800.000 950.000 0 0 0 0 2018 Pariwisata

DED kawasan wisata Aur Serumpun rambatan/ iii koto 1 Kawasan 0 0 0 200.000 0 0 0 0 2019 Pariwisata

DED Penataan Bangunan Kawasan Tanjung Mutiara batipuh selatan/ batu taba

1 Kawasan 0 0 0 150.000 0 0 0 0 2020 Pariwisata

DED Penataan Bangunan kawasan wisata Bukit Marapalam lintau buo utara/ batu bulek

1 Kawasan 0 0 0 150.000 0 0 0 0 2020 Pariwisata

DED Penataan Bangunan Nagari Tuo Pariangan pariangan/ pariangan 1 Kawasan 0 0 0 150.000 0 0 0 0 2019 Umum

DED Rev italisasi Kota Pusaka kawasan Batusangkar lima kaum/ baringin 1 Kab/Kota 0 0 0 300.000 0 0 0 0 2019 Umum

Masterplan P3KP lima kaum/ baringin 1 Kab/Kota 0 0 800.000 0 0 0 0 0 2018 Pariwisata

RTBL Kawasan Pusaka Kabupaten Tanah Datar - 1 Kab/Kota 0 400.000 0 0 0 0 0 0 2018 Umum

RTBL kawasan wisata Aur Serumpun rambatan/ iii koto 1 Kawasan 0 450.000 0 0 0 0 0 0 2018 Pariwisata

RTBL kawasan Wisata Bukit Marapalam lintau buo utara/ batu bulek

1 Kawasan 0 400.000 0 0 0 0 0 0 2018 Pariwisata

RTBL kawasan wisata Kawasan Tanjung Mutiara batipuh selatan/ batu taba

1 Kawasan 0 500.000 0 0 0 0 0 0 2019 Pariwisata

2413.003 Penyelenggaraan Bangunan Gedung 2413.003.001 Pembangunan Bangunan Gedung Pusaka

Pembangunan Bangunan Gedung Pusaka tanjung emas/ pagaruy ung

1 Kawasan 0 4.000.000 0 350.000 0 0 0 0 2018 Umum

Penataan Bangunan Benteng Van Dert Cappellen lima kaum/ baringin 1 Kawasan 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2019 Umum

Penataan Bangunan Istano Basa Pagaruy ung tanjung emas/ pagaruy ung

1 Kawasan 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2018 Umum

2413.005 Revitalisasi dan Pengembangan Kawasan Tematik Perkotaan 2413.005.001 Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau

Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau tanjung emas/ pagaruy ung

1 Kawasan 0 11.000.000 0 300.000 0 0 0 0 2018 Pariwisata

Pembangunan RTH Kaw. Pagaruy ung /P2KH (lanjutan) tanjung emas/ pagaruy ung

1 Kawasan 0 6.000.000 0 0 0 0 0 0 2018 Pariwisata

rev italisasi RTH Lapangan Cindua Mato lima kaum/ baringin 1 Kawasan 0 5.000.000 0 0 0 0 0 0 2019 Pariwisata

(25)

Kode Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Sub Paket Lokasi Vol Satuan Pemanfaat Tahun Atribut

APBN APBD I APBD II PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksan aan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

2413.005.002 Penataan Kawasan Revitalisasi Kota Pusaka

Penataan Kawasan Rev italisasi Kota Pusaka lima kaum/ baringin 1 Kawasan 0 5.000.000 0 250.000 0 0 0 0 2019 Umum

Rev italisasi Kota Pusaka kawasan Batusangkar lima kaum/ baringin 1 Kawasan 0 5.000.000 0 0 0 0 0 0 2019 Umum

2413.005.003 Penataan Kawasan Revitalisasi Tradisional Bersejarah

Penataan Kawasan Rev italisasi Tradisional Bersejarah pariangan/ pariangan 1 Kawasan 0 5.000.000 0 250.000 0 0 0 0 2020 Pariwisata

Penataan Bangunan Nagari Tuo Pariangan pariangan/ pariangan 1 Kawasan 0 5.000.000 0 0 0 0 0 0 2020 Pariwisata

2413.005.004 Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi Wisata

Penataan Kawasan Pengembangan Destinasi Wisata rambatan/ iii koto 1 Kawasan 0 9.000.000 0 800.000 0 0 0 0 2018 Pariwisata

Penataan Bangunan kawasan wisata Aur Serumpun rambatan/ iii koto 1 Kawasan 0 4.000.000 0 0 0 0 0 0 2018 Pariwisata

Penataan Bangunan kawasan wisata Bukit Marapalam lintau buo utara/ batu bulek

1 Kawasan 0 2.500.000 0 0 0 0 0 0 2021 Pariwisata

Penataan Bangunan kawasan wisata Tanjung Mutiara batipuh selatan/ batu taba

1 Kawasan 0 2.500.000 0 0 0 0 0 0 2021 Pariwisata

(26)

7.3 SI STEM PENYEDI AAN AI R MI NUM ( SPAM)

7.3.1 Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM

Pembahasan yang perlu diperhatikan terkait dengan Kondisi Eksisting Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten Tanah Datar secara umum adalah:

7.3.1.1 Aspek Teknis a. Tingkat Pelayanan

Berdasarkan data laporan hasil audit kinerja tahun 2010, jumlah penduduk terlayani sebanyak 87.855 jiwa atau 25,55% dari jumlah penduduk. Data hasil audit tahun 2011 menunjukkan bahwa jumlah penduduk terlayani sebanyak 88.236 jiwa atau 25,66% dari jumlah penduduk. Dari data laporan audit kinerja 2010 dan 2011 terjadi peningkatan jumlah pelanggan air bersih di Kabupaten Tanah Datar sebesar 0,11% atau sebanyak 381 jiwa. Jumlah kenaikan pelanggan ini juga diiringi dengan jumlah kenaikan pemakaian air bersih. Volume air bersih yang terjual pada tahun 2010 m eningkat dibandingkan pada tahun 2009 yakni sebesar 6.412.798M³

b. Sumber Air

Pada saat ini PDAM Kabupaten Tanah Datar memanfaatkan mata air dan air permukaan sebagai air baku air bersih. Kapasitas produksi terpasang PDAM Kabupaten Tanah Datar tahun 2011 sebesar 6.167.811 M³ (berdasarkan laporan hasil audit kinerja PDAM Tanah Datar tahun 2011), yang disuplai dari beberapa sumber mata air. Dari mata air yang ada tidak dapat diharapkan untuk masa yang akan datang 100 % karena air yang disuplai tidak kontinu dan suatu saat akan mengalami kekeringan di musim kemarau. Berikut penjelasan masing-masing sumber air baku yang digunakan PDAM Kabupaten Tanah Datar:

 Mata Air Kiambang

Mata Air Kiambang terletak di Kiambang dengan kapasitas air baku yang ada ± 500 ltr/ dt baru yang dimanfaatkan oleh PDAM ± 80 ltr/ dtk untuk pelayanan air bersih Cabang Batusangkar, Cabang Tanjung Emas dan Cabang Lima Kaum dan juga melayani arae pertanian / persawahan Nagari Baringin dan Nagari Lima Kaum

 Mata Air Saruni

Mata Air Saruni terletak di Nagari Minang Kabau Kecamatan Sungayang dengan kapasitas air baku ± 304 ltr/ dtk baru dimanfaatkan oleh PDAM ± 20 ltr/ dtk untuk pelayanan air bersih Cabang Batusangkar dan Cabang Tanjung Emas dan sisanya sebagian untuk pertanian/ persawah Nagari Minang Kabau dan Nagari Pagaruyung.

 Mata Air Sitakuak

(27)

 Mata Air Sungai Jambu

Mata Air Sungai Jambu terletak di Koto Hiling Nagari Sungai Tarab Kecamatan Su ngai Tarab dengan kapasitas air baku ± 6,6 ltr/ dtk baru dimanfaatkan oleh PDAM ± 2,5 ltr/ dtk untuk pelayanan air bersih Cabang Batusangkar melayani Koto Hiling dan apabila musim kemarau air tersebut banyak dimanfaatkan untuk pertanian/ persawahan daerah Kot o Hiling sendiri.

 Mata Air Surau Gadang dan Tabek Tinggi

Mata Air Surau Gadang dan Tabek Tinggi terletak di Silabuak Nagari Parambahan Kecamatan Lima Kaum dengan kapasitas air baku keduanya ± 15,56 ltr/ dtk kadang-kadang kedua sumber tersbut dratis menurun baru dimanfaatkan oleh PDAM ± 2,5 ltr/ dtk untuk pelayanan air bersih Cabang Lima Kaum melayani Koto Gadih dan juga dimanfaatkan untuk pertanian/ persawahan daerah Lima Kaum.

 Mata Air Tumanggung

Mata Air Tumanggung terletak di Cubadak Nagari Cubadak Kecamatan Lima Kaum dengan kapasitas air baku ± 8,6 ltr/ dtk baru dimanfaatkan oleh PDAM ± 2,5 ltr/ dtk untuk pelayanan air bersih Cabang Lima Kaum melayani Cubadak dan Rambatan dan juga dimanfaatkan untuk pertanian/ persawahan daerah Cubadak dan Rambatan.

 Mata Air Tabik

Mata air Tabik ada dua mata air yaitu Air Tabik 1 dan 2 masing-masing sumber berbeda yang terletak di Balu Bulek Kecamatan Lintau Buo Utara dengan masang-masing kapasitas sumber Air Tabik 1 ± 80,24 ltr/ dtk dan Air Tabik 2 ± 80,16 ltr/ dtk baru dimanfaatkan oleh PDAM ± 20 ltr/ dtk masing-masing diambil ± 10, 00 ltr/ dtk untuk pelayanan air bersih Cabang lintau Buo melayani Nagari Pasar Senen, Tanjung Bonai, Balai Tangah, Tapi selo san Lubuak Jantan dan juga dimanfaatkan untuk pertanian/ persawahan daerah Batu Bulek, Balai Tangah dan Tapi Selo.

 Mata Air Janiah

Mata Air Janiah terletak di Lubuak Jantan Nagari Lubuak Jantan Kecamatan Lintau Buo Utara dengan kapasitas air baku ± 265,00 ltr/ dtk baru dimanfaatkan oleh PDAM ± 10 ltr/ dtk untuk pelayanan air bersih Cabang Lintau Buo melayani Lubuak Jantan dan sisa dari sumber tersebut terbuang ke Sungai Sinamar.

 Air Permukaan Gunung Kaciak

Air Permukaan Gunung Kaciak terletak di Kandang Malabuang Salimpaung Kecamatan Salimpaung yang air bakunya berasal dari mata air yang mengalir pada daerah pergunungan dengan kapasitas ± 18,7 ltr/ dtk dan dimusim hujan air tersebut kualitasnya agak berubah dan baru dimanfaatkan PDAM ± 5,00 ltr/ dtk untuk Cabang Salimpaung dan melayani Mandahiling Salimpaung dan Tabek Patah.

(28)

Mata Air Pincuran Dalimo terletak di Situmbuak Nagari Situmbuk Kecamatan Salimpuang dengan kapasitas air baku ± 5,00 ltr/ dtk baru dimanfaatkan oleh PDAM ± 2,5 ltr/ dtk untuk pelayanan air bersih Cabang Salimpang melayani Situmbuk dan juga dimanfaatkan untuk pertanian/ persawahan.

 Air Permukaan Sungai Gunung

Air Permukaan Sungai Gunung terletak di Gunung Nagari Tanjung Alam Kecamatan Tanjung Baru yang air bakunya berasal dari Air Permukaan dengan kapasitas ± 125 ltr/ dtk dan dimusim hujan air tersebut kualitasnya agak berubah dan baru dimanfaatkan PDAM ± 20,00 ltr/ dtk untuk Cabang Salimpaung dan melayani Gunung Nagari Tanjung Alam.

 Mata Air Batu Limbak

Mata Air Batu Limbak terletak di Batu Limbak Nagari Simawang Kecamatan Rambatan dengan kapasitas air baku ± 30,00 ltr/ dtk baru dimanfaatkan oleh PDAM ± 10,00 ltr/ dtk untuk pelayanan air bersih Cabang Singkarak melayani Simawang dan sisanya terbuang saja ke danau Singkarak.

 Mata Air Pincuran Bungo

Mata Air Pincuran Bungo terletak di Jaho nagari Jaho Kecamatan X Koto dengan kapasitas air baku ± 8,20 ltr/ dtk dan dimanfaatkan oleh PDAM baru ± 5,00 ltr/ dtk untuk pelayanan air bersih Cabang Singkarak melayani Jaho dan Padang Laweh.

 Mata Air Sungai Maruok

Mata Air Sungai Maruok terletak di congkong Nagar i Batipuh Ateh kecamatan Batipuh dengan kapasitas air baku ± 125 ltr/ dtk dan dimanfaatkan PDAM baru ± 10,00 ltr/ dtk untuk pelayanan air bersih Cabang Singkarak melayani Padang Laweh dan Pincuran Tujuh.

 Mata Air Muaro Ambius

Mata Air Muaro Ambius terletak di Guguk Malalo Nagari Guguk Kecamatan Batipuh Selatan dengan kapasitas air baku ± 12,50 ltr/ dtk dan dimanfaatkan PDAM baru ± 5,00 ltr/ dtk untuk pelanannya air bersih Cabang Singkarak melayani Malalo.

 Mata Air Kubang Cacang

Mata Air Kubang Cacang terletak di Sumpur Nagari Sumpur Kecamatan Batipuh Selatan dengan kapasitas air baku ± 17,00 ltr/ dtk dan dimanfaatkan PDAM baru ± 5,00 ltr/ dtk untuk pelayanan air bersih Cabang Singkarak untuk melayani air bersih Sumpur, Nagari dan Batu Taba.

 Mata Air Minang

Mata air Minang terletak di Tanjung Sungayang Nagari Tanjung Kecamatan Sungayang dengan kapasitas air baku ± 16 ltr/ dtk baru dimanfaatkan oleh PDAM ± 5,00 ltr/ dtk untuk pelayanan air bersih Cabang Sungayang melayani Tanjung, Sungayang dan Minang Kabau dan sisanya sebagian untuk pertanian/ persawah Tanjung Sungayang.

(29)

Air Permukaan Baburai terletak di Andaleh Nagari Andaleh Baruah Bukik Kecamatan Sungayang dengan kapasitas air baku ± 65 ltr/ dtr pada musim normal apabila musim hujan air tersebut lebih besar dan kualitasnya tidak baik dan dimanfaatkan PDAM baru ± 5,00 ltr/ dtk untuk pelayanan air bersih Cabang Sungayang melayani Andaleh, Tanjung dan Sungayang.

Dengan demikian total kapasitas produksi yang digunakan untuk melayani penduduk Kabupaten Tanah Datar sebesar 173,6 l/ detik. Kapasitas terpasang yang belum dimanfaatkan sebesar 118,9 l/ detik yang berasal dari Mata Air/ Air permukaan .

c. Kondisi sumber- sumber

Dijelaskan mengenai sumber air yang digunakan oleh masyarakat pengguna sistem perpipaan. Sumber air tersebut dapat berupa mata air, air permukaan dan air tanah serta dapat dijelaskan secara rinci sebagi berikut ini:

1. Kondisi sumber- sumber air baku yang sudah digunakan/ termanfaatkan

- Kapasitas, kualitas, dan kontinuitas sumber air baku - Unit air baku dan bangunan pelengkapnya

- Cara pengambilan, menggunakan sistem gravitasi atau pemompaan - Kapasitas pengambilan/ penyadapan

- Bangunan unit air baku dan pelengkapnya disertai dengan jenis konstruksi dan tahun pembangunan/ pemasangan.

2. Kondisi sumber air baku yang belum digunakan/ termanfaatkan

- Kapasitas, kualitas, dan kontinuitas sumber air baku - Bangunan yang dibutuhkan

- Nilai investasi rencana (perhitungan kasar dari sistem yang sudah dilaksanakan)

3. Unit Transmisi dan Distribusi

Sistem distribusi yang digunakan PDAM Kabupaten Tanah Datar menggunakan sistem gravitasi dan pompanisasi. Kedua sistem ini digunakan untuk transmisi maupun pendistribusi. Begitu juga halnya dengan sistem distribusi, pipa yang digunakan juga bervariasi. Pipa distribusi ini terbagi atas pipa distribusi utama, pipa cabang, pipa tertier serta pipa untuk Sambungan Rumah (SR).

Jaringan perpipaan yang digunakan PDAM Tirta Alami dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Pipa transmisi meliputi pipa dengan diameter 300, 250, 150, 75 dan 40 mm. Jenis pipa adalah pipa GI P, PVC.

(30)

Untuk lebih jelas jenis, diameter dan panjang perpipaan transmisi dan distribusi dapat dilihat Tabel 7.13

Tabel 7.13

Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi

No. Cabang/ Unit Uraian Jenis Diameter Jumlah

(mm) (unit)

1 BATUSANGKAR PI PA TRANSMI SI GI P 250 108

GI P 300 60

PVC 250 1.710

PVC 150 16.300

PVC 100 2.300

GI P 75 900

PI PA DI STRI BUSI PVC 100 20.630

PVC 75 11.237

PVC 50 6.346

PVC 40 5.597

ACP 250 591

ACP 150 793

2 SUNGAYANG PI PA TRANSMI SI GI P 100 700

PVC 75 2.200

PVC 100 700

PI PA DI STRI BUSI PVC 75 5.800

PVC 50 9.400

PVC 40 2.300

3 PADANG GANTI NG PI PA DI STRI BUSI GI P 100 2.200

GI P 150 6

GI P 75 2.80

GI P 50 38

PVC 100 5.500

PVC 75 700

PVC 50 8.900

PVC 40 2.000

4 SI MAWANG PI PA TRANSMI SI GI P 100 1.764

PI PA DI STRI BUSI GI P 100 1.080

No. Cabang/ Unit Uraian Jenis Diameter Jumlah

(mm) (unit)

GI P 75 315

PVC 75 400

PVC 50 7.082

PVC 40 566

5 MALALO PI PA TRANSMI SI GI P 100 825

GI P 75 826

(31)

PI PA DI STRI BUSI GI P 100 310

GI P 75 3.094

GI P 40 2.780

PVC 75 4.810

PVC 50 4.540

6 LI MA KAUM PI PA TRANSMI SI PVC 100 100

GI P 100 1.400

PI PA DI STRI BUSI GI P 150 159

PVC 150 250

PVC 100 1.735

PVC 75 8.288

PVC 50 30.290

PVC 40 1.730

7 LI NTAU BUO PI PA TRANSMI SI PVC 250 12

PVC 150 3.180

PVC 100 3.199

PI PA DI STRI BUSI PVC 75 9.800

PVC 50 9.450

PVC 40 600

GI P 75 1.100

8 JAHO PI PA TRANSMI SI GI P 150 78

GI P 75 750

PVC 150 1.056

PI PA DI STRI BUSI GI P 100 54

GI P 758 730

PVC 100 4.285

PVC 75 4.578

PVC 50 8.900

PVC 40 2.700

9 RAMBATAN PI PA TRANSMI SI GI P 150 6

GI P 100 350

PI PA DI STRI BUSI GI P 75 1.000

GI P 50 1.600

GI P 40 1.000

PVC 75 1.400

PVC 50 5.900

No. Cabang/ Unit Uraian Jenis Diameter Jumlah

(mm) (unit)

PVC 40 2.450

10 SALI MPAUNG PI PA DI STRI BUSI GI P 150 300

GI P 100 120

PVC 150 3.305

PVC 100 780

(32)

PVC 75 4.800

PVC 50 3.270

JUMLAH 264.283

Sumber : Data Teknik PDAM Kab. Tanah Datar

Tabel 7.14

Jaringan Pipa Sambungan Rumah ( SR)

PDAM Tirta Alami Kab. Tanah Datar

NO UNI T JENI S DI AMETER JUMLAH

( mm) ( Unit)

I BATUSANGKAR GI P 18-20 8.193

I I SUNGAYANG GI P 18-22 11.178

I I I PADANG GANTI NG GI P 18-20 5.772

I V SI MAWANG GI P 18-20 1.836

PVC 18 1.116

V MALALO GI P 18-20 3.339

VI LI MA KAUM GI P 18-20 8.793

PVC 18-20 4.200

VI I LI NTAU BUO GI P 18-20 19.194

VI I I JAHO GI P 18-20 4.254

I X RAMBATAN GI P 18-20 2.751

PVC 18-20 1.332

X SI TUMBUK GI P 18-20 4.362

Sumber : Data Teknik PDAM Kab. Tanah Datar

Sistem pengaliran pada jaringan pipa transmisi/ distribusi dilakukan dengan sistem gravitasi dan pemompaan. Selain menggunakan reservoir, pendistribusian juga dilakukan melalui BPT dan intake. PDAM Kabupaten Tanah Datar memiliki 20 (Dua Puluh) unit broncaptering,6 (enam) unit Reservoar,1 (satu) unit intake dan 5 (lima) unit BPT. Rinciannya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

Tabel 7.15

Jumlah Broncaptering

PDAM Kab. Tanah Datar

NO.

Nama Sumber Jumlah Kapasitas ( m³ ) Jam Pelayanan

1 Kiambang 1 424 24 jam

2 Sitakuak 1 272 24 jam

(33)

4 Sungai Jambu 1 6,6 24 jam

5 Minang 1 16 24 jam

6 Baburai 1 65 24 jam

7 Kubang Cacang 1 17 24 jam

8 Jambu Air 1 24 jam

9 Pincuran Bungo 1 8,2 24 jam

10 Sungai Maruok 1 125 24 jam

11 Tanjung Sawah 1 5 24 jam

12 Muaro Ambius 1 5 24 jam

13 Aia Tabik I 1 80,24 24 jam

14 Aia Tabik I I 1 86,16 24 jam

15 Barbar 1 24 jam

16 Aia Janiah 1 10 24 jam

17 Surau Gadang 1 15,65 24 jam

18 Tabek Tinggi 1 24 jam

19 Gunuang Kaciak 1 18,7 24 jam

20 Pincuran Dalimo 1 5 24 jam

JUMLAH 20

Sumber : Laporan Teknik PDAM Kab. Tanah Datar

Tabel 7.16

Jumlah Reservoar

PDAM Kab. Tanah Datar

No. Nama Sumber Jumlah Kapasitas ( m³ ) Jam Pelayanan

1 Sitakuak 1 50 24 jam

2 Kiambang 2 200 24 jam

3 Aia Tabik 1 50 24 jam

4 Barbar 1 150

-5 Gunung 1 150 24 jam

JUMLAH 6 600

-Sumber : Laporan Teknik PDAM Kab. Tanah Datar

Tabel 7.17

Jumlah I ntake

PDAM Kab. Tanah Datar

No. Nama Sumber Jumlah Kapasitas ( m³ ) Jam Pelayanan

1 Gunuang (Sitakuak) 1 24 jam

JUMLAH 1

(34)

Tabel 7.18

Jumlah BPT PDAM Kab. Tanah Datar

No. Nama Sumber Jumlah Kapasitas ( m³ ) Jam Pelayanan

1 Gunuang 2 8 24 jam

2 Gunuang Kaciak 1 8 24 jam

3 Jaho 1 8 24 jam

4 Muaro Ambius 1 8 24 jam

JUMLAH 5

Sumber : Laporan Teknik PDAM Kab. Tanah Datar

7.3.1.2 Aspek Pendanaan

Pada PDAM Kabupaten Tanah Datar tarif dasar yang diterapkan masih rendah. Sedangkan dalam hal investasi sangat diperlukan untuk penambahan sumber air baku dan perbaikan pipa jaringan Berisi penjelasan dan uraian mengenai kondisi keuangan sistem perpipaan seperti bantuan APBN, APBD, hibah, atau pinjaman serta sumbernya. Selain ini berisi pula struktur tarif air dan rata-rata air, penerimaan dari retribusi / penjualan air, biaya operasi, dan pemeliharaan, dsb.

Biaya, sumber pendanaan dan keuangan dalam pelaksanaannya merupakan perolehan data lapangan yang akan digunakan dalam analisis keuangan sistem penyediaan Air Minum. Data lapangan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

- Perolehan Data Penagihan Rekening; - Perolehan Data Penjualan Air;

- Perolehan Data Laporan Keuangan; Laporan Keuangan terdiri dan biaya operasional, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi serta biaya administrasi umum. Selain itu dapat diketahui Nilai Aset (Aset Lancar dan Aset Tetap) & Hutang (Hutang lancer dan Hutang jangka panjang) serta pendapatan-pendapatan lain

- Perolehan Data Kemampuan Sumber Pendanaan Daerah; Data alokasi dana untuk sistem penyediaan Air Minum dan APBD, PAD (Pendapatan Asli Daerah), Dana Perimbangan (DAU, DAK), jenis-jenis pendapatan lain yang sah seperti Hibah/ pinjaman, dana darurat dan lain -lain

- Perolehan Data Peluang Adanya KPS; Data Pra-studi kelayakan kerja sama pemerintah dan dunia usaha/ swasta.

- Perolehan Data Alternatif Sumber Pembiayaan

- Data peningkatan pendanaan melalui bank komersial untuk PDAM sehat, melalui lembaga non -bank, melahui penerbitan obligasi daerah dan obhigasi perusahaan, melalui PHLN serta pengembangan pola pembiayaan melalui skema Water Fund. Sumber pembiayaan lain berasal dan SLA (Sub Loan Agreement), dana dan Rekening Pinjaman Daerah (RPD).

7.3.1.3 Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM

Gambar

Tabel 7.5 Lokasi Lingkungan Permukiman Kumuh Di Kabupaten Tanah Datar
Tabel 7.6
Tabel 7.7 Bangunan Gedung Yang Ada di Kabupaten Tanah Datar
Tabel 7.8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bupati/Walikota sudah membentuk lembaga yang menangani rehabilitasi hutan dan lahan (misalnya Dinas yang mengurusi kehutanan atau Kelompok Kerja RHL), maka lembaga ini

Oleh karena itu, menarik untuk mengamati secara empiris bagaimana tanggung jawab sosial (yang sering disebut kinerja sosial) yang telah dilakukan di dalam

Abstrak — Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh penerapan e-modul berbasis metode pembelajaran problem based learning pada mata pelajaran pemrograman

Tabel 2 memperlihatkan hubungan antara kebiasaan minum teh dengan kejadian anemia, terlihat bahwa proporsi kejadian anemia lebih tinggi pada kelompok usila yang

Laskar Wanita Mintarjo, Komplek Perkantoran Gunung Gare Kota Pagar Alam mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2014, seperti

Pengiriman ikan bawal putih ke pabrik oleh pedagang pengumpul tidak harus melalui pedagang besar, namun untuk pengiriman ke pabrik sesuai dengan kecocokan harga

pengguna jasa pekerja/buruh dann perusahaan lain yang bertindak sebagai perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh dibuat secara tertulis dan wajib memuat pasal-pasal dalam

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya peneliti mampu menyelesaikan Skripsi ini, yang berjudul STUDI KUANTITATIF DESKRIPTIF TENTANG MELEK MEDIA PADA