BAB III
ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
III.1 Analisa Pendekatan Arsitektur Terminal Penumpang Pelabuhan III.1.1. Studi Aktivitas
A. Pengelompokan Kegiatan
Kegiatan Utama
Kegiatan Utama Merupakan kegiatan yang berhubungan
langsung dengan proses pemberangkatan dan kedatangan
penumpang kapal.
Tabel III.1 Kelompok Kegiatan Utama
KELOMPOK KEGIATAN UTAMA
JENIS KEGIATAN FASILITAS PELAKU KEGIATAN SIFAT KEGIATAN
Pengangkutan
Anjungan Penumpang Turun dari Kendraan
Publik Pengantar/Penjemput Menjemput/ Mengantar
penumpang Loket Penumpang Membeli Tiket Kapal
Publik Penyedia Angkutan
Kapal Melayani Pembelian Tiket Ruang Lapor Diri
(check in) Penumpang Pemeriksaan Barang
Semi Publik Menukarkan Tiket Kapal
Menyerahkan Barang untuk Bagasi
Petugas Bea Cukai Memindai Penumpang Memindai Barang Petugas Administrasi Melayani Penukaran TiketKapal
Petugas Keamanan Menjaga Keamanan Memberi Informasi Ruang Tunggu
Keberangkatan Penumpang MenungguKeberangakatan Kapal
Privat Petugas Keamanan Menjaga Keamanan
Memberi Informasi Ruang Tunggu
Kedatangan Penumpang Mengambil Bagasi
Privat Pemeriksaan Barang
Pemindian Penumpang Petugas Bea Cukai Memindai Penumpang
Memindai Barang Petugas Keamanan Menjaga Keamanan
Memberi Informasi Sumber : Badan Standar Nasional Indonesia
Kegiatan Penunjang
Kegiatan yang berfungsi untuk meningkatkan pelayanan bidang
transportasi yang ada di terminal Pelabuhan
Tabel III.2 Kelompok Kegiatan Penunjang
KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG JENIS
KEGIATAN FASILITAS PELAKU KEGIATAN KEGIATANSIFAT
Pelayanan Gedung
Anjungan Penumpang Turun dari Kendaraan
Publik Mencari Informasi
Membeli Oleh-oleh Peilik Tenant Melayani Pembeli Pengantar/Penjemput MenungguKeberangakatan/
Kedatangan Kapal Petugas Keamanan Memberi Informasi
Menjaga Keamanan Ruang Lapor Diri
(check in) Penumpang Mencari Informasi
Semi Publik Menitipkan Bagasi
Periksa Kesehatan Porter Membawa BarangBagasi Petugas Kesehatan Memeriksa Kesehatan
Memberi pengobatan Petugas Karantina Melakukan Karantina Ruang Tunggu
Keberangkatan Penumpang Menelpon
Privat Mngambil Uang
Makan/ Minum Buang Air Membeli Majalah Membeli Oleh-oleh Menyusui
Merokok Istirahat Menunggu
Keberangakatan Kapal Pemilik Tenant Melayani Pembeli Petugas Keamanan Menjaga Keamanan
Mengarahkan Calon Penumpang
Pintu Darurat Semua Pengguna Jalan/ lari Publik Sumber : Analisa Pribadi
Kegiatan Pengelola
Kegiatan Pengelola adalah untuk mengatur jalanya kegiatan
pelabuhan dari keselamatan, kenyamanan, hingga tindak pidana di
pelabuhan laut.
Tabel III.3 Kelompok Kegiatan Pengelola
KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA JENIS
KEGIATAN FASILITAS PELAKU KEGIATAN SIFATKEGIATAN
Pengelolaan Pelabuhan
Kantor UPTD
Pelabuhan Kepala UPTD Mengelola JalanyaPelabuhan
Semi Publik Menerima Tamu
Kasubag Tata
Usaha Bekerja
Menerima Tamu Wakasubag
Tata Usaha Bekerja
Menerima Tamu
Staff Bekerja
Menyimpan Arsip Staff
Administrasi Bekerja
Menyimpan Arsip Memberi INformasi
Syahbandar Usaha Kepegawaian dan Umum
Hukum dan Humas Seksi Kelaiklautan Kapal Mengawasi kelayakan Kapal seksi Laiklayar
dan Kelauatan MengawasiKeselamatan Layar Menerbitkan Ijin Layar Seksi Ketertiban dan Patroli Penyidikan tindak Pidana Pelayaran Memandu Kapal Kepabeanan
R. Kepala Bea
Cukai Kepala Kantor Koordinasi KegiatanDirektorat Jenderal
Semi Publik R. Subbag
Umum TU danKepegawaian Urusan TU danKepegawaian Menyusun rencana Kerja
Menyusun Laporan Akuntabilitas
Keuangan Mengurusi Keuangan Kesejahteraan Pegawai
Urusan rumah Tangga
melakukan urusan Rumah Tangga dan Perlengkapan R. Kasi P2 Kasi P2 Pencegahan
Pelanggaran Aturan Penyidikan Tindak Pidana Pelayaran R. Bendahara Sie.
Administrasi Penerimaan dan Jaminan Pengadministrasian bea masuk Pengadministrasian bea keluar Denda Administrasi sie. Administrasi Penagihan dan Pengembalian Penagihan Kekurangan Bea Masuk Penagihan Kekurangan Bea Keluar Denda Administrasi Penyitaan Pelelangan sie. Administrasi Manifes Penerimaan Manifes Pendistribusian Manifes Penyelesaian Manifes Pelayanan Pengangkutan Barang R. Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
Kasi KPC Pelayanan Teknis Kepabeanan Pelayanan fasilitas Kepabeanan R. Penyuluhan
Informasi Sie. Layanan
Informasi Pelayanan Informasi Bimbingan
Kepabeanan R. Kepatuhan
Internal Sie. Pelayanandan Administrasi
Pengawasan Pelaksanaan Tugas Evakuasi Kinerja Sie.
Pengawasan PengawasanPelaksanaan Tugas Penyidikan dan Penindakan Tindak Pidana
Penjagaan
R. Concierge Concierge Menjalankan Aturan Comcierge Semi Publik Mengatur Jadwal Kerja Bawahan Menetapkan Tugas bawahan
Ball Captain Mengawasi Keja Bawahan
Melaksnakan Inspeksi terhadap bawahan
Pelayanan Pengelola
R. Rapat SeluruhPekerja
Pelabuhan Rapat
Privat R. Arsip Staff Menyimpan Arsip
Kegiatan Service
Tabel III.4 Kelompok Kegiatan Service
KELOMPOK KEGIATAN SERVICE
JENIS KEGIATAN FASILITAS PELAKU KEGIATAN SIFAT KEGIATAN
Teknis
R. CCTV Petugas Keamanan Memantau CCTV
Privat R. Genset Petugas Lapangan Menyalakan Genset
Mematikan Genset Teknisi Memperbaiki Genset
Menyalakan Genset Mematikan Genset R. Panel Petugas lapangan Menyalakan Panel
Mematikan Panel Teknisi Memperbaiki Panel
Menyalakan Panel Mematikan Panel R. pompa Petugas Lapangan Menyalakan Pompa
Mematikan Pompa Teknisi Memperbaiki pompa
Menyalakan Pompa Mematikan Pompa TPS Terminal
Penumpang Pelabuhan
Petugas Lapangan Mengecek Kondisi TPS Mengelola TPS Petugas
Kebersiahan Memindahkan Sampah Memilah Sampah
Service
Toilet Seluruh Pelaku Buang Air
Publik Musholla/Masjid Seluruh Pelaku Wudhu
Tenpat Parkir Petugas Parkir Mengatur Kendaraan Parkir Pengantar Memarkir Kendaraan Sumber : Analisa Pribadi
B. Pola Kegiatan
Penumpang Berangkat
Skema III.1 Pola Kegiatan Penumpang Berangkat
Penumpang Turun
Skema III.2 Pola Kegiatan Penumpang Datang
Penumpang Transit
Kru dan Nahkoda Kapal
Skema III.4 Pola Kegiatan Kru dan Nahkoda Kapal
Penyedia Jasa Angkutan Laut
Skema III.5 Pola Kegiatan Penyedia Jasa Angkutan Laut
Pengelola Pelabuhan
Skema III.6 Pola Kegiatan Pengelola Pelabuhan
Petugas Kesehatan
Petugas Keamanan
Skema III.8 Pola Kegiatan Petugas Keamanan
Penjual
Skema III.9 Pola Kegiatan Penjual
Penjemput Pengantar
Taxi / Bus
Skema III.11 Pola Kegiatan Taxi dna Bus C. Waktu Operasional Gedung Terminal
Tabel III.5 Tabel Waktu Operasional Gedung Berdasarkan Pelaku
NO KEGIATANJENIS PELAKU OPERASIONALWAKTU
1 Penumpang Penumpang Berangkat 24 jam
Penumpang Datang 24 jam
2
Pengantar/ Penjemput
Pribadi 24 jam
Taxi 24 jam
Bus 6.00-18.00
3 PelabuhanPetugas
Penyedia Angkutan Laut 24 jam
Petugas Bea Cukai 24 jam
Petugas Keamanan 24 jam
Petugas Kesehatan 24 jam
4 Penunjang Penyewa Tenant 24 jam
5 PelabuhanPengelola
Kepala UPTD Pelabuhan 08.00-16.00 Kasubbag Tata Usaha
UPTD 08.00-16.00
Wakasubbag Tata Usaha
Staff UPTD
Staff Administrasi UPTD 08.00-16.00
6 Kepabeanan
Subbag Tata Usaha
Syahbandar 08.00-16.00
Seksi Kelaiklautan Kapal 08.00-16.00 Seksi Laiklayar dan
Kelauatan 24 jam
Seksi Ketertiban dan
Patroli 24 jam
7 Bea Cukai
Kepala Kantor Bea Cukai 08.00-16.00 TU dan Kepegawaian 08.00-16.00
Keuangan 08.00-16.00
Urusan Rumah Tangga 08.00-16.00
Kasi P2 24 jam
Sie. Administrasi
Penerimaan dan Jaminan 24 jam sie. Administrasi
Penagihan dan Pengembalian
24 jam
sie. Administrasi Manifes 08.00-16.00
Kasi KPC 08.00-16.00
Sie. Penyuluhan 08.00-16.00 Sie. Layanan Informasi 08.00-16.00 Sie. Pelayanan dan
Administrasi 08.00-16.00
Sie. Pengawasan 08.00-16.00
Ball Captain 24 jam
Teknisi 24 jam
Petugas Kebersihan 24 jam
Porter 24 jam
Petugas Parkir 24 jam
Sumber : Analisa Pribadi
III.1.2 Studi Fasilitas Terminal Penumpang Pelabuhan Laut A. Pendekatan Kebutuhan Gedung Terminal
Fasilitas ruang yang di butuhkan berdasarkan studi
aktivitas pelaku pada terminal penumpang pelabuhan adalah
sebagai berikut.
Tabel III.6 Kelompok Kegiatan Utama
KELOMPOK KEGIATAN UTAMA
JENIS
KEGIATAN FASILITAS PELAKU KEGIATAN SIFATKEGIATANINDOOR/OUTDOOR
Pengangkutan
Anjungan Penumpang Turun dari Kendaraan
Publik
Indoor
Pengantar/
Penjemput Menjemput/Mengantar penumpang
Indoor
Loket Penumpang Membeli Tiket Kapal
Publik
Indoor
Penyedia Angkutan Kapal
Melayani
Pembelian Tiket Indoor
Diri (check in ) Barang Publik
Menukarkan
Tiket Kapal Indoor
Menyerahkan Barang untuk Bagasi
Indoor
Petugas Bea
Cukai MemindaiPenumpang Indoor Memindai
Barang Indoor
Petugas
AdministrasiMelayaniPenukaran Tiket Kapal
Indoor
Melayani Penanganan Bagasi
Indoor
Petugas
Keamanan MenjagaKeamanan Indoor Memberi
Informasi Indoor
Ruang Tunggu
KeberangkatanPenumpang MenungguKeberangakatan Kapal
Privat
Indoor
Petugas
Keamanan MenjagaKeamanan Indoor Memberi
Informasi Indoor
Kedatangan Bagasi
Pemeriksaan
Barang Indoor
Pemindian
Penumpang Indoor
Petugas Bea
Cukai MemindaiPenumpang Indoor Memindai
Barang Indoor
Petugas
Keamanan MenjagaKeamanan Indoor Memberi
Informasi Indoor
Sumber : Badan Standar Nasional Indonesia
Tabel III.7 Kelompok Kegiatan Penunjang
KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG
JENIS
KEGIATAN FASILITAS PELAKU KEGIATAN SIFATKEGIATAN INDOOR/OUTDOOR
Pelayanan Gedung
Anjungan Penumpang Turun dari Kendaraan
Publik
Indoor
Mencari
Informasi Indoor
Menelpon Indoor
Mngambil Uang Indoor
Makan/ Minum Indoor
Buang Air Indoor
Membeli
Oleh-oleh Indoor
Peilik
Tenant Melayani Pembeli Indoor
Pengantar/ Penjemput
Menunggu Keberangakatan/
Kedatangan Kapal Indoor Petugas
Keamanan MemberiInformasi Indoor Menjaga
Keamanan Indoor
Ruang Lapor
Diri (check in) Penumpang MencariInformasi
Semi Publik
Indoor
Menitipkan
Bagasi Indoor
Periksa
Kesehatan Indoor
Porter MembawaBarang Bagasi Indoor
Petugas
Kesehatan MemeriksaKesehatan Indoor Memberi
pengobatan Indoor
Petugas
Karantina MelakukanKarantina Indoor Ruang Tunggu
KeberangkatanPenumpang Menelpon
Privat
Indoor
Mngambil Uang Indoor
Makan/ Minum Indoor
Membeli Majalah Indoor Membeli
Oleh-oleh Indoor
Menyusui Indoor
Merokok Indoor
Istirahat Indoor
Menunggu Keberangakatan
Kapal Indoor
Pemilik
Tenant Melayani Pembeli Indoor Petugas
Keamanan MenjagaKeamanan Indoor Memberi
Informasi Indoor
Mengarahkan Calon
Penumpang Indoor
Pintu Darurat SemuaPengguna Jalan/ lari Publik Indoor
Sumber : Badan Standar Nasional Indonesia
Tabel III.8 Kelompok Kegiatan Pengelola
KELOMPOK KEGIATAN PENGELOLA
JENIS
KEGIATAN FASILITAS PELAKU KEGIATAN KEGIATANSIFAT OUTDOORINDOOR/
Pengelolaan Pelabuhan
Kantor UPTD Pelabuhan
Kepala UPTD Mengelola Jalanya
Pelabuhan Semi
Publik
Indoor
Kasubag Tata
Usaha Bekerja Indoor
Menerima Tamu Indoor
Wakasubag
Tata Usaha Bekerja Indoor
Menerima Tamu Indoor
Staff Bekerja Indoor
Menyimpan Arsip Indoor
Staff
Administrasi Bekerja Indoor
Menyimpan Arsip Indoor
Memberi Informasi Indoor Kantor
Syahbandar Sub Bag. TataUsaha Urusan Keuangan
Semi Publik
Indoor Kepegawaian dan
Umum Indoor
Hukum dan Humas Indoor
Seksi
Kelaiklautan Kapal
Mengawasi
kelayakan Kapal Indoor
seksi Laiklayar dan
Kelauatan
Mengawasi
Keselamatan Layar Indoor Menerbitkan Ijin Layar Indoor Seksi Ketertiban dan Patroli Penyidikan tindak
Pidana Pelayaran Indoor
Memandu Kapal Indoor
Kepabeanan
R. Kepala
Bea Cukai Kepala Kantor
Koordinasi Kegiatan Direktorat Jenderal Semi Publik Indoor R. Subbag
Menyusun rencana Kerja Indoor Menyusun Laporan Akuntabilitas Indoor Keuangan Mengurusi Keuangan Indoor Kesejahteraan Pegawai Indoor Urusan rumah Tangga melakukan urusan Rumah Tangga dan
Perlengkapan Indoor
R. Kasi P2 Kasi P2 Pencegahan Pelanggaran Aturan Indoor Penindakan Pelanggaran Aturan Indoor Penyidikan Tindak
Pidana Pelayaran Indoor R.
Bendahara Sie.Administrasi Penerimaan dan Jaminan
Pengadministrasian
bea masuk Indoor
Pengadministrasian
bea keluar Indoor
Denda Administrasi Indoor sie. Administrasi Penagihan dan Pengembalian Penagihan Kekurangan Bea Masuk Indoor Penagihan Kekurangan Bea Keluar Indoor
Penyitaan Indoor Pelelangan Indoor sie. Administrasi Manifes Penerimaan Manifes Indoor Pendistribusian Manifes Indoor Penyelesaian Manifes Indoor Pelayanan Pengangkutan Barang Indoor R. Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
Kasi KPC Pelayanan Teknis
Kepabeanan Indoor Pelayanan fasilitas Kepabeanan Indoor R. Penyuluhan dan Layanan Informasi Sie.
Penyuluhan PenyuluhanKepabeanan Indoor Sie. Layanan
Informasi PelayananInformasi Indoor Bimbingan Kepabeanan Indoor R. Kepatuhan Internal Sie. Pelayanan dan Administrasi Pengawasan
Pelaksanaan Tugas Indoor
Evakuasi Kinerja Indoor
Sie.
Pengawasan PengawasanPelaksanaan Tugas Indoor Penyidikan dan
Penindakan Tindak
Penjagaan R.
Concierge Concierge MenjalankanAturan Comcierge
Semi Publik
Indoor
Mengatur Jadwal
Kerja Bawahan Indoor
Menetapkan Tugas
bawahan Indoor
Ball Captain Mengawasi Keja
Bawahan Indoor Melaksnakan Inspeksi terhadap bawahan Indoor Pelayanan Pengelola
R. Rapat SeluruhPekerja
Pelabuhan Rapat
Privat
Indoor
R. Arsip Staff Menyimpan Arsip Indoor
Menata Arsip Indoor
Mengambil Arsip Indoor
R. Fotokopi Seluruh Staff Memfotokopi Indoor
Tabel III.9 Kelompok Kegiatan Service
KELOMPOK KEGIATAN SERVICE
JENIS
KEGIATAN FASILITAS PELAKU KEGIATAN SIFATKEGIATAN INDOOR/OUTDOOR
Teknis
R. CCTV PetugasKeamanan Memantau CCTV
Privat
Indoor
R. Genset Petugas
Lapangan MenyalakanGenset Indoor Mematikan
Teknisi Memperbaiki
Genset Indoor
Menyalakan
Genset Indoor
Mematikan
Genset Indoor
R. Panel Petugas
lapangan Menyalakan Panel Indoor
Mematikan Panel Indoor
Teknisi Memperbaiki
Panel Indoor
Menyalakan Panel Indoor
Mematikan Panel Indoor
R. pompa Petugas
Lapangan MenyalakanPompa Indoor Mematikan
Pompa Indoor
Teknisi Memperbaiki
pompa Indoor
Menyalakan
Pompa Indoor
Mematikan
Pompa Indoor
TPS Terminal Penumpang Pelabuhan
Petugas
Lapangan Mengecek KondisiTPS Outdoor
Mengelola TPS Outdoor
Petugas
Kebersiahan MemindahkanSampah Outdoor
Memilah Sampah Outdoor
Mempperbaiki
AHU Indoor
Service
Toilet SeluruhPelaku Buang Air
Publik
Indoor
Musholla/
Masjid SeluruhPelaku Wudhu Indoor
Beribadah Indoor
Atm Center SeluruhPelaku Mengambil Uang Indoor
Tempat
Parkir PetugasParkir MengaturKendaraan Parkir Outdoor Pengantar Memarkir
Kendaraan Outdoor
Drop Off Outdoor
R. Tunggu
Kendaraan MobilPribadi Antri Outdoor
Sepeda
Motor Antri Outdoor/Indoor
Bus Antri Outdoor
Truk Antri Outdoor
Dari tabel Kegiatan diatas maka ruang-ruang yang di butuhkan
adalah sebagai berikut :
Tabel III. 10 Kebutuhan Ruang
1 Anjungan 22 R. Subbag Umum
2 Loket 23 R. Kasi P2
3 Ruang Lapor Diri (check in) 24 R. Bendahara
Keberangkatan
5 R. Kesehatan 26 R. Genset
6 R. Karantina 27 R. Panel
7 R. Merokok 28 R. Pompa
8 R. Menyusui 29 R. Bagasi
9 Tenant 30 TPS Terminal Penumpang
Pelabuhan
10 Tempat Bermain 31 Toilet
11 Ruang Tunggu Kedatangan 32 Musholla/ Masjid
12 R. Kepala UPTD 33 Atm Center
13 R. Kasubag Tata Usaha
UPTD 34 Tempat Parkir
14 R.Wakasubbag Tata Usaha
UPTD 35 R. Tunggu Kendaraan
15 R. Staff UPTD 36 R. Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
16 R. Staff Administrasi UPTD 37 R. Penyuluhan dan Layanan Informasi
17 R. Kepala Syahbandar 38 R. Kepatuhan Internal 18 R. Sub Bag. Tata Usaha
Syahbandar 39 R. Concierge
19 R. Seksi Kelaiklautan Kapal 40 R. Rapat 20 R. Seksi Laiklayar dan
Kelauatan 41 R. Arsip
21 R. Seksi Ketertiban dan
Patroli 42 R. Fotokopi
B. Persyaratan Ruang
C. Besaran Ruang Terminal Penumpang Pelabuhan Laut Tanjung Kendal
Area Gedung Terminal
Perhitungan luas area gedung terminal penumpang harus
memperhatikan proyeksi jangka kedepan. Terminal
penumpang Kendal dianggap akan menggantikan peran
seluruh kegiatan bongkar muat penumpang antar provinsi
atau skala nasional. Perhitungan luas gedung melihat
kecenderungan peningkatan jumlah penumpang Pelabuhan
Tanjung Emas hingga 15 tahun mendatang.
Berikut data arus penumpang di Pelabuhan Tanjung
Emas dari tahun 2006 hingga tahun 2010
Tabel III.12 Data Arus Penumpang di Pelabuhan Tanjng Emas tahun 2006 hingga 2010
URAIAN SATUAN TH. 2007 TH.2008 TH. 2009 TH. 2010 s/d JAN2011
LUAR NEGERI
DEBARKASI/
TURUN Orang 5.825 3.625 8.771 7.351 501
EMBARKASI/ NAIK Orang - - - -
-DALAM NEGERI
DEBARKASI/
TURUN Orang 158.489 152.496 164.412 203.642 14.396 EMBARKASI/ NAIK Orang 207.946 243.767 210.652 238.652 16.925 JUMLAH PENUMPANG Orang 372.25 399.917 383.635 449.645 31.882 Sumber : Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Emas
tahun 2031. pertumbuhan penumpang di dasarkan
peningkatan rasional. Untuk lebih jelasnyaa dapat di lihat
pada tabel berikut :
Tabel III.13 Proyeksi Pertumbuhan Penumpang Tanjung Emas
TAHUN
URAIAN
TOTAL PENUMPANG DALAM NEGERI
DEBARKASI/
NAIK EMBARKASI/NAIK
2007 158,489 207,946 366,435
2008 152,498 243,767 396,265
2009 154,412 210,652 365,064
2010 203,642 238,652 442,294
2011 206,961 242,542 449,503
2012 210,335 246,495 456,830
2013 213,763 250,513 464,276
2014 217,248 254,597 471,845
2015 220,789 258,747 479,536
2016 224,388 262,964 487,352
2017 228,045 267,251 495,296
2018 231,762 271,607 503,369
2019 235,540 276,034 511,574
2020 239,379 280,533 519,912
2021 243,281 285,106 528,387
2023 251,227 294,276 545,503
2024 255,373 299,276 554,649
2025 259,535 304,154 563,689
2026 263,766 309,112 572,878
2027 268,065 314,151 582,216
2028 272,434 319,271 591,705
2029 276,875 324,475 601,350
2030 261,388 329,764 591,152
2031 285,975 335,139 621,114
Sumber : Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Emas
Berdasarkan proyeksi tersebut denga pertumbuhan yang
dianggap wajar, maka di temukan jumlah penumpang pada
tahun 2031 mencapai 621.114 orang. Dari data tersebut maka
dapat dihitung besaran ruang dengan asumsi waktu kerja
efektif 360 hari adalah 621.114/360 hari = 1.725,31. Maka di
temukan jumlah penumpang Pelabuhan Tanjung Emas pada
tahun 2031 mencapai 1.725,31 orang perhari.
1) Ruang Umum (Public Hall)
Rumus perhitungan ruang umum (public hall)
berdasarkan Badan Standar Nasional Indonesia tentang
Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan
Kapal Pesiar dan Penumpang adalah sebagai berikut :
(n) jumlah penumpang
Ruang Umum (f1) 3 A1 = 1.725,31 x 3
= 5.175,93 m2
2) Ruang Pelaporan ( Check In )
Rumus perhitungan ruang pelaporan ( check In )
berdasarkan Badan Standar Nasional Indonesia tentang
Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan
Kapal Pesiar dan Penumpang adalah sebagai berikut :
A2 = n x f2
(A2) ruang pelaporan
(n) jumlah penumpang
Ruang Pelaporan (f2) 0.5 A2 = 1.725,31 x 0.5
= 862,65 m2
3) Ruang Tunggu Keberangkatan
Rumus perhitungan ruang tunggu keberangkatan
berdasarkan Badan Standar Nasional Indonesia tentang
Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan
Kapal Pesiar dan Penumpang adalah sebagai berikut :
A3 = n x f3
Ruang tunggu keberangkatan (f3) 1.5
A3 = 1.725,31 x 1.5 = 2.587,9 m2 4) Ruang Tunggu Kedatangan
Rumus perhitungan ruang tunggu kedatangan
berdasarkan Badan Standar Nasional Indonesia tentang
Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan
Kapal Pesiar dan Penumpang adalah sebagai berikut :
A4 = n x f4
(A4) ruang tunggu kedatangan (n) jumlah penumpang
Ruang tunggu keberangkatan (f4) 1 A4 = 1.725,31 x 1
= 1.725,31 m2
5) Area Konsesi ( kios )
Rumus perhitungan ruang konsesi (kios) berdasarkan
Badan Standar Nasional Indonesia tentang Fasilitas dan
Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan Kapal Pesiar
dan Penumpang adalah sebagai berikut :
A5 = 25% x (A1+ A3) + 10% x A4
(A5) area konsesi (A1) ruang umum
A5 = 25% x (5.175,93 + 2.587,9) + 10% x 1.725,31
= 1.939,45 + 172,5
= 2111,95 m2 6) Ruang Utiltas
Rumus perhitungan ruang utilitas berdasarkan Badan
Standar Nasional Indonesia tentang Fasilitas dan
Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan Kapal Pesiar
dan Penumpang adalah sebagai berikut :
A6 = 10% x ( A1+A2+A3) + 25% x A4
(A6) ruang utilitas
(A1) ruang umum (A2) ruang pelaporan
(A3) ruang tunggu keberangkatan (A4) ruang tunggu kedatangan
A6 = 10% x ( 5.175,93 + 862,65 + 2.587,9 ) + 25%
x 1.725,31
= 1.380,213 + 431,3
= 1.181,5 m2 7) Luas Gedung Terminal
Dari perhitungan ruang- ruang diatas, maka dapat di
temukan luas area Gedung Terminal Penumpang
Pelabuhan dengan rumus sebagai berikut :
A = A1 + A2+ A3+ A4+ A5+ A6
(A1) ruang umum
(A2) ruang pelaporan
(A3) ruang tunggu keberangkatan (A4) ruang tunggu kedatangan
(A5) area konsesi (A6) ruang utilitas
A = A1+ A2+ A3+ A4+ A5+ A6
= 5.175,9 + 862,6 + 2.587,9 + 1.725,3 + 2111,9
+ 1.181,5
= 13.645,1 m2
Area Pengelola
Tabel III.14 Analisa Kebutuhan Ruang Pengelola
RUANG PENGELOLA
NAMA RUANG RUANGJML KAPASITAS ANALISIS BESARAN ( m2 ) LUAS( m )
R. KEPALA UPTD 1 1
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X
1,6 ) 2.88
27.5 MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 0.8 X 1.1 ) 0.88 MENERIMA TAMU ( 4,1 X
2,9 ) 11.8
MENGAMBIL BUKU ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
MENYIMPAN BARANG ( 1.5 X
1.3 ) 3.16
MENGAMBIL AIR MINUM
R. KASUBBAG TATA
USAHA 1 1
MENULIS LAPORAN ( 1.2 X
1.4 ) 1.68
7.9 MENERIMA TAMU (1.5 X
0.9 ) 1.35
MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 0.8 X 1.1 ) 0.88 MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
+ SIRKULASI 30 %
R. WAKASUBBAG
TATA USAHA 1 1
MENULIS LAPORAN ( 1.2 X
1.4 ) 1.68
6.75 MENERIMA TAMU (1.5 X
0.9 ) 1.35
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
+ SIRKULASI 30 %
R STAFF
ADMINISTRASI 1 1
MENULIS LAPORAN ( 1.2 X
1.4 ) 1.68
6.13 MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 0.8 X 1.1 ) 0.88 MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
+ SIRKULASI 30 %
R. STAFF 1 3
MENULIS LAPORAN ( 3 ( 1.2 X
1.4 )) 1.68 9.58
+ SIRKULASI 30 %
R. KEPALA
SYAHBANDAR 1 1
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X
1,6 ) 2.88
27.5 MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 0.8 X 1.1 ) 0.88 MENERIMA TAMU ( 4,1 X
2,9 ) 11.8
MENGAMBIL BUKU ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
MENYIMPAN BARANG ( 1.5 X
MENGAMBIL AIR MINUM
( 0.37 X 0.92 ) 0.29 + SIRKULASI 30 %
R. SUBBAG TATA
USAHA SYAHBANDAR 1 3
MENULIS LAPORAN ( 1.2 X
1.4 ) 1.68
8.32 MENULIS LAPORAN +
MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 2 ( 1.6 X 1.6 )) 2.56 MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
+ SIRKULASI 30 %
R. SEKSI KELAIK
LAUTAN KAPAL 1 1
MENULIS LAPORAN ( 1.2 X
1.4 ) 1.68
4.99 MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
+ SIRKULASI 30 %
R. SEKSI LAIK LAYAR
DAN KELAUTAN 1 3
MENULIS LAPORAN ( 1.2 X
1.4 ) 1.68
11.1 MENULIS LAPORAN +
MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 2 ( 1.6 X 1.6 )) 2.56 MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
MENGAMBIL BUKU ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
+ SIRKULASI 30 %
BID. KETERTIBAN
DAN PATROLI 1 2
MENULIS LAPORAN ( 2 ( 1.2 X
1.4 )) 3.36
8.9 MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
MENERIMA TAMU (1.5 X
0.9 ) 1.35
+ SIRKULASI 30 %
R. KEPALA BEA CUKAI 1 1
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X
1,6 ) 2.88
27.5 MENGOPERASIKAN
MENERIMA TAMU ( 4,1 X
2,9 ) 11.8
MENGAMBIL BUKU ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
MENYIMPAN BARANG ( 1.5 X
1.3 ) 3.16
MENGAMBIL AIR MINUM
( 0.37 X 0.92 ) 0.29 + SIRKULASI 30 %
R. SUBBAG UMUM 1 3
MENULIS LAPORAN ( 2 ( 1.2 X
1.4 )) 3.36
10.5 MENULIS LAPORAN +
MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 1.6 X 1.6 ) 2.56 MENGAMBIL BUKU ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
+ SIRKULASI 30 %
R. KASI P2 1 3
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X
1,6 ) 2.88
8.8 MENULIS LAPORAN +
MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 2 ( 1.6 X 1.6 )) 2.56 MENERIMA TAMU (1.5 X
0.9 ) 1.35
+ SIRKULASI 30 %
R. BENDAHARA 1 3
MENULIS LAPORAN ( 2 ( 1.2 X
1.4 )) 3.36
12.25 MENULIS LAPORAN +
MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 1.6 X 1.6 ) 2.56 MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
MENERIMA TAMU (1.5 X
0.9 ) 1.35
+ SIRKULASI 30 % R. PELAYANAN
KEPBEANAN DAN 1 4
MENULIS LAPORAN ( 3 ( 1.2 X
CUKAI MENULIS LAPORAN + MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 1.6 X 1.6 ) 2.56 MENERIMA TAMU ( 3 (1.5 X
0.9 )) 4.05
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
+ SIRKULASI 30 %
R. PENYULUHAN DAN
LAYANAN INFORMASI 1 2
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X
1,6 ) 2.88
9.8 MENULIS LAPORAN +
MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 1.6 X 1.6 ) 2.56 MENERIMA TAMU (1.6 X
1.3 ) 2.08
+ SIRKULASI 30 %
R. KEPALA KANTOR
KESEHATAN 1 1
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X
1,6 ) 2.88
27.5 MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 0.8 X 1.1 ) 0.88 MENERIMA TAMU ( 4,1 X
2,9 ) 11.8
MENGAMBIL BUKU ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
MENYIMPAN BARANG ( 1.5 X
1.3 ) 3.16
MENGAMBIL AIR MINUM
( 0.37 X 0.92 ) 0.29 + SIRKULASI 30 %
R. SUBBAG TATA USAHA KESEHATAN
PELABUHAN 1 3
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X
1,6 ) 2.88
22.75 MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 2 ( 0.8 X 1.1 ) 1.76 MENYIMPAN BERKAS ( 5 ( 1.5
X 1.2 ) 9
+ SIRKULASI 30 %
R. Concierge 1 9
MENULIS LAPORAN ( 9 ( 1,8 X
1,6 )) 25.9
36.4 MENGAMBIL BUKU ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
+ SIRKULASI 30 % 28.06
R. RAPAT 1 45
MEJA KERJA ( 45 ( 1.6 X 1.6 )) 115.2
154.4 MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 1.2 X 1.2 ) 1.4 MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
+ SIRKULASI 30 %
R. ARSIP 1 1
RAK BESI (4 ( 1.6 X 1.2 )) 15.36
16.5 MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 1.2 X 1.2 ) 1.4 + SIRKULASI 30 %
R. FOTOKOPI 1 1
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X
1,6 ) 2.88
8.8 MEMFOTOKOPI ( 2 ( 1.3 X
1.3 )) 1.7
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 2.16
+ SIRKULASI 30 %
Area Penunjang
Tabel III.15 Analisa Kebutuhan Ruang Penunjang
RUANG PENUNJANG
NAMA RUANG RUANGJML KAPASITAS ANALISIS BESARAN ( m2 ) BESARAN
R. LOKET 2 6 MENULIS LAPORAN +
KOMPUTER ( 4 ( 1.6 X 1.6 ))
MENULIS LAPORAN ( 2 ( 1.2
X 1.4 )) 3.36
+ SIRKULASI 30 %
R. MENYUSUI 3 2 Permenkes no 15 th. 2013 12 12
R. MEROKOK 2 16
DUDUK MERKOK ( 16 ( 0.6 X
0.9 )) 8.64
11.23 + SIRKULASI 30 %
R. POLIKLINIK 1 2
MENULIS RESEP ( 1,8 X 1,6 ) 2.88
31.1 MENERIMA PASIEN (1.5 X
0.9 ) 1.35
MENGAMBIL ALAT ( 0.8 X
1.2 ) 0.96
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 1.8
MENYIMPAN ALAT PELINDUNG DIRI ( 1.5 X
1.25 ) 1.875
MEMERIKSA PASIEN ( 2.0 X
1.3 ) 2.6
MENCUCI TANGAN ( 1.15 X
0.65 ) 0.75
MENUNGGU ANTREAN ( 10
( 0.9 X 0.6 )) 11.7 + SIRKULASI 30 %
R. OBAT 1
-MEJA RACIK OBAT ( 2.5 X
3.6 ) 9
40.2 MENYIMPAN OBAT ( 2 ( 1.5 X
1.3 )) 1.95
MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 3.6
MENCUCI TANGAN ( 1.15 X
0.65 ) 0.75
MENULIS LAPORAN +
KOMPUTER ( 1.6 X 1.6 )
MENERIMA PASIEN (1.5 X
0.9 ) 1.35
MENUNGGU ANTREAN ( 10
( 0.9 X 0.6 ) 11.7 + SIRKULASI 30 %
R. PELAYANAN UMUM DAN DOKUMEN KESEHATAN TERPADU 1 3
MENULIS LAPORAN ( 1,8 X
1,6 ) 2.88
5.5 MENERIMA TAMU (1.5 X
0.9 ) 1.35
+ SIRKULASI 30 %
R. ISOLASI 3 1
MEMERIKSA PASIEN ( 2.0 X
1.3 ) 2.6
120.9 MENULIS LAPORAN ( 1.2 X
1.4 ) 1.68
MENERIMA PASIEN (1.5 X
0.9 ) 1.35
TOILET ( 1.5 x 2.4 ) 3.6 R. GANTI ALAT PELINDUNG
( 3 x 2,5 ) 6.25
TEMPAT DESINFEKTAN 15.48 + SIRKULASI 30 %
R. PERAWAT 1 3
MENULIS LAPORAN ( 2 ( 1.2
X 1.4 )) 3.36
7.85 MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 0.8 X 1.1 ) 0.88 MENYIMPAN BERKAS ( 1.5 X
1.2 ) 1.8
Area Service
Tabel III.16 Analisa Kebutuhan Ruang Service
RUANG SERVICE
NAMA RUANG RUANG KAPASITASJML ANALISIS BESARAN ( m2 ) BESARAN
R. CCTV 1 4
MENULIS LAPORAN + MENGOPERASIKAN
KOMPUTER ( 4 ( 1.6 X 1.6 )) 10.24 13.3 + SIRKULASI 30 %
R. GENSET 1 1 EKSISTING 81 81
R. PANEL 1 - 2 UNIT @ 9 9 9
R. POMPA 1 - eksisting 12 12
R. BAGASI 1 600 ( c ) 0.9 c (+ 10%) 594 594
ATM CENTER 1 10
MENGAMBIL UANG DI ATM
( 10 ( 0.6 X 1.25 ) 7.5 9.75 + SIRKULASI 30 %
MASJID 1 40
SHOLAT ( 40 ( 1.2 X 0.6 ))
37.5
43.75 + SIRKULASI 30 %
10 kran per 60cm 6.25 + SIRKULASI 30 %
TOILET WANITA 3 20
KAMAR MANDI ( 20 ( 0.9 x
2.9 )) 52.5
321.4 MENCUCI TANGAN ( 40
( 1.15 X 0.65 ) 29.9 + SIRKULASI 30 %
TOILET PRIA 3 10
KAMAR MANDI ( 10 ( 0.9 x
2.9 )) 26.25
175.5 MENCUCI TANGAN ( 20
( 1.15 X 0.65 ) 9.75 URINOIR (20 ( 0.9 x 0.5 )) 9
+ SIRKULASI 30 %
R. AHU 2 1
Ukuran AHU terbesar @ 3 x
3 9 12.6
+ sirkulasi 40%
PANTRY 1 5
MEMASAK ( 1.7 X 1.2 ) 2.04
12.2 MENCUCI TANGAN ( 1.15 X
0.65 ) 0.75
MAKAN DI MEJA ( 1.8 x 2 ) 3.6 MENYIMPAN MAKANAN
( 1.2 X 0.6 ) 0.72 MENCUCI PIRING ( 1.8 X
1.2 ) 2.28
+ SIRKULASI 30 % TEMPAT
PEMBUAGAN
SAMPAH 1 9 m 3 x 3 x1 m 9 9
R. SEWAGE WATER TREATMENT 3
- UNIT DLOT FAST ( 1 x 1 x1,5 ) 1
7.54 - Unit FLOATASI ( 1 x 1 x 1,5 ) 1
- UNIT SEDIMEN ( 1 X 1 X 1,5 ) 1 - UNIT IN OUT AREA/TRIKLING 2 ( 1 X 0,4 X 0,75 ) 0.8 - UNIT DISCHANSE/ABSORBER ( 1 X 1 X 0.75 ) 1 - UNIT AERASI SUPER NATAN( 1 X 1 X 0,75 ) 1
+ SIRKULASI 30 %
Parkir
Rumus perhitungan ruang ruang berdasarkan Badan
Standar Nasional Indonesia tentang Fasilitas dan Peralatan di
Pelabuhan untuk Pelayanan Kapal Pesiar dan Penumpang
A = E x f x h
( A ) Luas Ruang Parkir
( E ) Jumlah Penumpang dalam Satu Kali Keberangkatan
( h ) Kebutuhan Lahan Parkir Kendaraan ( 25 m2)
( f ) Jumlah Kendaraan per Penumpang ( 0.5 )
A = 345 x 0.5 x 25
A = 4312,5 m2
Jika di tambah dengan sirkulasi 100% maka luas lahan
parkir yang di butuhkan adalah 4312,5 + ( 100/100 x 4132,5 )
= 8.625 m2
Ruang Tunggu Kendaraan
Luas ruang tunggu kendaraan di hitung berdasarkan hari
tersibuk pada pelabuhan. Di asumsikan hari tersibuk adalah 5
kali keberangakatan kapal per hari. Di asumsikan ukuran tiap
kapal adalah 3000 GT dengan kapasitas 18 bus dan truk, dan
60 mobil. Jika satu haru ada 5 pelayaran,
Maka akan ada 90 bus dan truk, dan 300 mobil yang
berpeluang mengatri pada hari yang sama.
Bus dan Truk = 90 x 11.5 x 2.4
= 2484 m2
Mobil = 300 x 2.5 x 5
Maka, luas total ruang tunggu kendaraan 2484m2 +
1500m2 adalah 3984m2. Hasil tersebut akan di tambah dengan jalur sirkulasi kendaran sebesar 100 % maka
( 100/100 x 3984 ) + 3984 = 7968 m2
Kebutuhan Ruang Keseluruhan
Tabel III.17 Kebutuhan Ruang Gedung
JENIS RUANG LUAS ( m2 )
AREA GEDUNG TERMINAL 13645.1
AREA PENGELOLA 471.82
AREA PENUNJANG 246.38
AREA SERVICE 1307.79
+ SIRKULASI ANTAR RUANG 30%
TOTAL 20.372,5
Tabel III.18 Kebutuhan Ruang Parkir dan Ruang Tunggu Kendaraan
Tabel III.19 Total Kebutuhan Seluruh Ruang
JENIS RUANG LUAS ( m2 )
PARKIR 8625
RUANG TUNGGU KENDARAAN 7968
TOTAL 16.593
JENIS RUANG LUAS ( m2 )
Maka kebutuhan tapak untuk bangunan terminal
penumpang pelabuhan Tanjung Kendal adalah :
KDB = 60%
KLB = 0,4
a) Luas Lahan
= Luas Bersih Bangunan : KLB
= 20.372,5 m2: 0,4
=50.931,25 m2
b) Luas Maksimum Lantai Dasar Bangunan
= Luas Lahan x KDB
= 50.931,25 m2x 60% =30.558,75 m2
D. Studi Ruang Khusus
Apron
Apron adalah tempat diantara tempat tambat kapal dan
bangunan terminal. Biasanya apron berfungsi utuk bongkar
muat barang dan penumpang dan untuk pengisian bahan
bakar.
Ruang Parkir 16.593
Gambar III.1 Sketsa Gedung Terminal Penumpang
Luas Apron yang baik harus memadai antara muka
dermaga dan titik terluar gedung terminal untuk memastikan
keselamatan bongkar muat barang dan penumpang. Berikut
tabel standar lebar apron dalam satuan meter :
Tabel III.20 Standar Minimum Lebar Apron
KEDALAMAN DERMAGA ( Dp) LEBAR APRONMINIMUM
Dp< 4,5 10
4,5 < Dp< 7,5 15
Dp> 7,5 20
Sumber : Badan Standar Nasional Indonesia
Ruang Karantina
Ruang Karantina merupakan ruang pengasingan untuk
manusia, hewan, atau tumbuhan34. Beberapa standar yang
harus di penuhi oleh ruang karantina antara lain :
a) Tekanan udara harus dipastikan pada tekanan negative
b) Perbedaan tekanan antar ruangan kurang lebih 15 Pa
c) Ventilasi menggunakan single sistem unit
d) Exhaust fan diarahkan keluar
e) Pembuangan udara tidak boleh membahayakan ruang
di luar
f) Sistem pembuangan udara harus terpisah dengan
ruang yang lain
g) Tersedia tempat cuci tangan di depan ruangan
h) Mempunyai Label ruang dengan tekanan negative
Berikut ini merupakan sketsa denah ruangan karantina
Gambar III.2 Sketsa Denah R. Karantina
34Menkes Republik Indonesia, Pedoman Standarisasi Sumber Daya Manusia, Sarana,
Drop Off Pengguna Khusus
Curb Side merupakan area dimana pengantar atau
penjemput menaikkan atau menurunkan penumpang atau
biasa di sebut drop off. Area drop off bagi pengguna khusus
harus didesain khusus bagi kaum disabilitas. Apa bila curb
side menggunakan desain 2 ( dua ) lantai untuk area
keberangkatan dan kedatangan yang terpisah, maka harus di
sediakan elevator untuk menghubungkan keduanya. Setiap 1
( satu ) pintu mask atau keluar harus di sediakan area drop off
pengguna khusus. Jarak antar area dropp off prngguna
khusus adalah antara 10 m -30m.35
Gambar III.3 Drop Off Pengguna Khusus
Ruang Lapor Diri (check in) Pengguna Khusus
Ruang check in adalah ruang untuk meproses tiket dan
penangan bagasi penumpang. Setiap perusahaan penyedia
35SNI 03-7049-2004, Perencanaan Fasilitas bagi Pengguna Khusus di Bandar Udara,
angkutan wajib menyediakan setidaknya satu counter desk
untuk penumpang berkebutuhan khusus. Apabila tidak
memungkinkan, maka wajib ada petugas untuk membantu
penumpang dengan kebutuhan khusu tersebut.36
Gambar III.4 Meja Check In Pengguna Khusus
Ruang Pemeriksaan dan Administrasi Pengguna Khusus
Bagian ini merupakan area pemerikasaan administrasi
penumpang. Setiap terminal penumpang wajib menyediakan
fasiltas ini setidaknya 1 ( satu ) buah untuk mengakomodasi
penumpang berkebutuhan khusus. Jarak antar meja imigrasi
minimal 90cm agar pengguna kursi roda bisa lewat. Terminal
penumpang juga wajib menyediakan setidaknya 1 ( satu )
ruang khusus apabila ada periksaan lebih lanjut untuk
penumpang berkebutuhan khusus.37
36 SNI 03-7049-2004, Perencanaan Fasilitas bagi Pengguna Khusus di Bandar Udara,
Gambar III.5 Meja Imigrasi Pengguna Khusus.
Gambar III.6 Ruang Pemeriksaan Penumpang Berkebutuhan Khusus
Ruang Tunggu Keberangkatan (Gate Lounge)
Ruang tunggu keberangakatan di gunakan penumpang
untuk menunggu keberangkatan kapal setelah check in. Area
ini d letakkan sedekat mungkin dengan posisi kapal. Sebelum
memasuki ruang ini penumpang harus melewati
pemeriksaaan oleh petugas. Di dalam ruang tunggu terdapat
Lebar pintu minimal adalah 90 cm dan kemiringan ram
maksimal 8%. Ruang tunggu keberangakatn wajib memiliki
pendingin udara untuk menjaga suhu tetap di bawah 270c dan kelembapan antara 50-80%. ruang tunggu keberangkatan
juga wajib mengakomodasi penumpang berkebutuhan khusus.
Ruang tunggu bagi penumpang berkebutuhan khusus adalah
sedekt mungkin dengan pintu keluar menuju Kapal.38
Gambar III.7 Ruang Tunggu Bagi Pengguna Khusus.
Ruang Menyusui
Ruang menyusui adalah ruang penunjnag bagi ibu yang
sedang menyusui anak bayinya dan untuk melakukan
perawatan bayinya seperti mengganti popok, dan membuat
susu. Menurut Peraturan Presiden No.13 tahun 2013 tentang
kewajiban adanya ruang menyusui pada tempat publik dan
swasta.
38 SNI 03-7049-2004, Perencanaan Fasilitas bagi Pengguna Khusus di Bandar Udara,
Standar persyaratan R. Menyusui yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan adalah sebagi berikut39:
1) Tersedianya ruang khusus dengan ukuran minimal
3x4m².
2) Ada pintu yang dapat dikunci, mudah dibuka dan
ditutup.
3) Sirkulasi udara yang cukup dan Bebas polusi
4) Tersedianya wastafel
5) Lantai keramik/ karpet.
Berikut ini adalah fasilitas alat yang harus ada pada ruang
menusui :
1) Lemari pendingin Kursi Menyusui
2) Meja Tulis
3) Lemari Penyimpanan Alat
4) Dispenser air dingin dan air panas
5) Tempat Sampah
6) Penyejuk Ruangan
7) Bantal Penopang saat menyusui
39Menteri Kesehatan RI, Permen No. 15 Th. 2013 tentangTata cara Penyediaan fasilitas
Gambar III.8 Denah Ruang Menyusui
E. Proteksi Kapal yang akan Berlabuh di Pelabuhan Tanjung Kendal
1) K.M Dharma Kencana
Gambar III.9 KM. Dharma Kencana Sumber : Marinetraffic.com
Gross Ton 4114 GT
Panjang 90,52 m
Lebar 16 m
Kapasitas 600 org
2) K.M Egon
Gambar III.10 KM Egon Sumber : Marinetraffic.com
Gross Ton 4651 GT
Panjang 94,3 m
Lebar 16 m
Kapasitas 1000
Tujuan Banjarmasin
3) KM. Satya Kencana III
Gambar III.11 KM. Satya Kencana Sumber : Marinetraffic.com
Gross Ton 2825 GT
Panjang 76.86 m
Lebar 14m
Kapasitas 600 org
4) KM. Marissa Nusantara
Gambar III.12 KM. Marissa Nusantara Sumber : Marinetraffic.com
Gross Ton 3898 GT
Panjang 85 m
Lebar 16 m
Kapasitas
-Tujuan Banjarmasin
5) KM. Kirana III
Gambar III.13 KM Kirana III Sumber : Marinetraffic.com
Gross Ton 2635 GT
Panjang 78,4 m
Lebar 13,64 m
Kapasitas 600 org
6) KM. Kalibodri
Gambar III.14 KM. Kalibobdri Sumber : Marinetraffic.com
Gross Ton 2129GT
Panjang 62,25 m
Lebar 14 m
Kapasitas 400 org
Tujuan Kumai
F. Studi Citra Arsitektural
Pada umumnya kawasan pelabuhan sangat lekat
dengan stigma kekumuhan, premanisme, dan kekerasan.
Dengan adanya pembangunan terminal Penumpang
Pelabuhah Laut Tanjung Kendal ini, di harapkan akan
mengubah stigma tersebut menjadi kawasan termnal
penumpang yang ramah bagi semua pengunjung dan nyaman.
Bebrapa hal yang di lakukan untuk mengubah stigma tersebut
antara lain :
Pemeriksaan lebih ketat pada calon penumpang untuk
Pemeriksaan bagasi yang lebih ketat untuk mencegah
terjadinya kelebihan muatan pad kapal.
Pemishanan alur antara penumpang datang dan
berangkat agar tidak terjadi kekacauan sirkulasi.
Penyediaan fasilitas untuk penumpang berkebutuhan
khusus agar bangunan terminal penumpang pelabuhan
ramah untuk semua pengunjung.
Penyediaan fasilitas kesehtan dan karantina yang layak
untuk memberi pertolongan pertama dan perwatan bagi
seluruh pengguna terminal penumpang pelabuhan.
Penggunaan struktur bentang lebar sebagai elemen
estetis modern pada bangunan.
III.2 Analisa Pendekatan Sistem Bangunan Gedung Terminal Penumpang Pelabuhan Laut
IIII.2.1 Studi Sistem dan Ecnclosure
Sistem struktur dan enclosure merupakan faktor yang
sangat berpengaruh pada sebuah bangunan. Faktor ini
berpengaruh pada keandalan bangunan dari segi fisik
bangunan. Seperti halnya dengan bagunan lain, Bangunan
Terminal Pnumpang Pelabuhan Tanjung Kendal ini juga
sangat bergantung pada sistem struktur dan enclosurenya.
Berikut untuk penjelasan lebih mendalamnya :
Bangunan Gedung Terminal Penumpang Pelabuhan
Tanjung Kendal ini direncanakan memiliki 2 – 3 lantai
bangunan. Berdasarkan letaknya, sistem struktur yang
digunakan pada bangunan ini dibagi menjadi tiga jenis
yakni :
Struktur Bawah (Sub Structure)
Struktur Tengah (Mid Structure)
Struktur Atas (Upper Structure)
Pemilihan struktur pada bangunan ini didasari oleh
beberapa faktor seperti jenis bangunan yang
berpengaruh pada pembebanan, kondisi tanah (daya
dukung tanah dan kestabilan tanah), kondisi iklim
setempat, dan kualitas bahan (kekuatan, ketahanan, dan
maintenance).
Struktur Bawah (Sub Structur )
Merupakan sistem struktur di kaki atau dasar dari sebuah bangunan yang disebut pondasi. Struktur bertugas menerima keseluruhan beban bangunan dari lantai, dinding, atap yang semua ditopang oleh struktur bagian bawah yaitu pondasi. Sehingga sangat diharuskan pondasi ini sampai ke tanah keras ataupun jika tidak ditemukan tanah keras, maka haruslah ada perbaikan tanah berupa pemadatan. Berikut merupakan pilihan struktur bawah yang dapat dipilih :
STRUKTUR BAWAH
PONDASI BATU BELAH
Gambar III. 15 Pondasi Batu Belah
Sumber : Ilmusipil.com
Sebagai penerus beban yag ada di muka tanah
Sering di jumpai pada bangunan rumah 1 lantai
Merupakan jenis pondasi dangkal
Bahan utamanya adalah batu belah
KELEBIHAN KEKURANGAN
Pembuatan mudah Batu belah di bebrapa tempat sulit di temui
Pelaksanana pembuatan cepat Bila batu belah sulit di cari, maka biaya menjadi besar
Bahan udah di dapat Biaya menjadi lebih mahal apabila di terapkan untuk bangunan 2 lantai atau lebih PONDASIFOOT PLAT
Gambar III.16 Pondasi Footplat
Merupakan jenis pondasi dangkal
Biasanya di gunakan pada
bangunan bertingkat rendah ( 1 -3 lantai )
Seabagai penopang beban bangunan dari kolom struktur Cocok pada tanah berdaya dukung >2kg/ cm2
Sumber : Ilmusipil.com
KELEBIHAN KEKURANGAN
Biaya lebih murah apabila
ditinjau dari segi biaya Harus dipersiapkan bekistinglebih dahulu
Galian tanah lebih sedikit Pengerjaan lebih lama karenamenunggu beton kering
Lebih handal untuk bangunan bertingkat daripada pondasi batu belah
Tidak semua tukang bisa mngerjakan
Di butuhkan pemahaman terhadap ilmu struktur
Pngerjaan rangka besi di kerjakan di awal dn harus selesai setelah di lakukan penggalian
PONDASI PANCANG BAJA
Gambar III.17 Pancang Baja
Sumber : Buku Perencanaan Pelabuhan
Berbentuk tabung memanjang Berbahan beton bertulangdilapisi baja
Meneruskan beban bangunan ke tanah yang memiliki daya dukung kuat
Kedalaman air tidak lebih dari 15 meter
Untuk mendukung pondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah tergerus air.
Pemasangan atau proses pengeboran bor pile tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang
membahayakan bangunan sekitarnya.
Akan terjadi tanah runtuh jika tindakan pencegahan tidak dilakukan, maka dipasang temporary casing untuk mencegah terjadinya kelongsoran.
Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang (pile cap).
Pengeboran dapat
mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir atau tanah yang berkerikil. Kedalaman tiang dapat
divariasikan ( mengikuti data lapangan )
Pengecoran menyesuaikan kondisi cuaca
Bored pile dapat dipasang menembus batuan ( kerikil atau padas muda ), sedang tiang pancang akan kesulitan bila pemancangan menembus lapisan batuan.
PONDASIMINI PILE
Gambar III.18 Pondasi Mini Pile
Sumber : Data Pribadi
Menggunakan beton pracetak Mutu beton minimal k500
Pemancangan harus benar-benar lurus
Tidak boleh ada tiang yang rusak
Dimensi antara 0,2 x 0,2 sampai 0,4 x 0,4
KELEBIHAN KEKURANGAN
Mutu beton teruji karena
merupakan beton pracetak Proses pengangkutan tidak bisamasuk gang kecil
tanah yang paling keras sekitar kota
daya dukung tidak terdapat di
sekeliling tiang Pemancangan menimbulkangetaran PONDASI RAKIT
Gambar III.19 Pondasi Rakit
Sumber : Ilmusipil.com
Pondasi ini termasuk jenis pondasi dangkal yang berbentuk pelat yang sangat lebar dan masiv dengan ketebalan tertentu.
Dalam satu bangunan pondasi raft tersebut menjadi satu kesatuan sehingga berbentuk pelat raksasa.
Terbuat dari beton bertulang
KELEBIHAN KEKURANGAN
Kekuatan dan kualitas pondasi dapat disesuakan melalui komposisi cor beton, diameter tulangan, dll
Beban yang dapat di dukung relatif ringan (3 – 5 lantai)
Penurunan lantai bangunan terjadi secara serentak, sehingga meminimalisir terjadinya
keretakan.
Relative lebih mahal dari segi biaya pengangkutan dan harga bahan.
Membutuhkan pelaksana lapangan yang terlatih. PONDASI SUMURAN
Dicor di tempat dengan
menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai
pengisinya.
Gambar III.20 Pondasi Sumuran
Sumber : Ilmusipil.com
Penggunanaan di tempat yang tidak memungkinkan dilakukan transportasi untuk mengangkut tiang pancang.
KELEBIHAN KEKURANGAN
Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila tidak dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.
Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas)
Tidak diperlukan alat berat. Pemakaian bahan boros. Biayanya lebih murah untuk
tempat tertentu. Tidak tahan terhadap gayahorizontal (karena tidak ada tulangan).
Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam menggalinya
Struktur Tengah (Middle Structure)
Sistem struktur bagian tengah ini merupakan penyalur beban dari struktur atase ke struktur bawah. Yang ada pada bagian ini seperti rangka (kolom, balok), dinding pemikul, dll. Berikut adalah macam alternative sruktur yang dapat digunakan :
Tabel III.22 Sistem Struktur Tengah STRUKTUR TENGAH
STRUKTUR RANGKA BETON
Gambar III.21 Struktur Rangka
Sumber : Ilmusipil.com
Kolom sebagai unsur vertikal berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah
Balok berfungsi sebagai
pemegang dan media pembagian beban dan gaya ke kolom.
KELEBIHAN KEKURANGAN
Lebih mudah di buat karena umum di masyarakat
Memiliki gaya lateral yang sangat tinggi, sehingga pada kasus high rise building harus menggunakan
bracing / belting. Biaya Murah
Kekuatan dapat di sesuaikan tergantung dimensi
Tahan terhadap kebakaran
STRUKTUR DINDING SEJAJAR
Gambar III.22 Dinding Sejajar
Sumber : Analisa Pribadi
Terdiri dari unsur-unsur bidang vertikal yang di pra-tekan oleh beratnya sendiri
Dapat menyerap gaya aksi lateral secara efisien
KELEBIHAN KEKURANGAN
bebas yang luas lateral
STRUKTUR DINDING MASIF
Gambar III.23 Dinding Masif
Sumber : Analisa Pribadi
Dinding sebagai penopang beban
Empat sisi dinding bertemu sehingga membentuk formasi yang kaku
KELEBIHAN KEKURANGAN
Melindungi terhadap radiasi
matahari memungkingkan hanya sedikitbukaan Melindungi terhadap angin
Sebagai penangkal suara / kebisingan
Struktur Atas(Upper Structure)
Struktur ini biasa disebut atap bangunan. Struktur
ini berfungsi untuk menaungi bangunan baik dari
terpaan angin maupun hujan. Alternative struktur
yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel III.23 Struktur Atas
UPPER STRUCTURE
TRUSS BAJA
Gambar III.24 Struktur Truss
Sumber : Ilmusipil.com
(bottom chord) dan bagian tengah yang biasa disebut dengan web
Susunan elemen linier yg membentuk segitiga atau kombinasi segitiga shg membentuk rangka stabil
KELEBIHAN KEKURANGAN
Lebih ringa daripada struktur
beton Untuk menghitung kekuatanyadiperlukan ahli struktur Mudah di pahami oleh tukang
biaya relative murah
SPACE FRAME
Gambar III.25 Space Frame
Sumber : Buildersengineer.com
Model struktur ini sering digunakan pada atap bentang panjang
kontruksi rangka ruang dengan menggunakan sistem sambungan antar batang.
Batang-batang tersebut
disambungkan menggunakan bola baja atau ball joint.
Sistem sambungan space frame akan membentuk segitiga dengan joint-joint bola baja.
KELEBIHAN KEKURANGAN
Lebih mudah di pasang Harga relative mahal Waktu pengerjaan lebih cepat tenaga ahlinya maih sedikit Bentuk lebih fleksibel Tidak tahan api
penopang di tengah lebih menarik dari estetika
MEMBRAN
Gambar III.26 Membrane
Sumber : ilmusipil.com
struktur yang mempunyai permukaan fleksibel tipis yang memikul beban terutama melalui proses tegangan tarik Menggunakan prinsip prategang Prinsip prinsip pada struktur membran antara lain selalu mengalami gaya tarik dan memerlukan struktur lain untuk mempertahankan bentuk permukaanya.
KELEBIHAN KEKURANGAN
Bisa digunakan untuk membuat bentukan-bentukan mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks
Sangat peka terhadap efek aerodinamika sehingga mudah mengalami getaran
Ringan
Bisa untuk bentang lebar
CANGKANG
Gambar II.27 Shell Structure
Sumber : buildersengineer.com
bentuk structural tiga
dimensional yang kaku dan tipis yang mempunyai permukaan lengkung.
Permukaan cangkang dapat mempunyai sembarang bentuk.
KELEBIHAN KEKURANGAN Bentang lebar maxsimal
100meter Mahal
Hemat kolom Pengerjaan lama
Estetika indah Butuh ahli khusus DAAK BETON
Gambar III.28 Daak Beton
Sumber : Ilmusipil.com
Umumnya berbentuk datar Bahan campuran antara pasir, semen, tulangan dan batu pecah Diperkuat dengan balok di bawahnya
KELEBIHAN KEKURANGAN
Bisa di fungsikan sebagai lantai pengerjaanya rumit kuat dan tidak mudah rusak Biaya relative mahal Mampu menahan panas dengan
baik membutuhkan bekisting padapembuatan Hemat perawatan Sulit di bongkar
Kedap terhadap air kurang baik untuk daerah tropis 2. Studi Sistem Enclosure
Bangunan Terminal Penumpang Pelabuhan difungsikan
tidak hanya untuk manusia, namun juga peralihan
antarmoda transportasi darat dan laut. Hal ini tentu akan
menimbulkan dampak polusi pada terminal. Untuk itu
meminimalisir dampak negatif dari tingginya tingkat aktivitas
yang terjadi di area terminal. Alternatif material untuk projek
Gedung Terminal Pelabuhan :
Tabel III.24 Bahan Penutup Lantai
PENUTUP LANTAI
KERAMIK
Gambar III.29 Keramik
Sumber :
granitmurah.wordpress.com
Memiliki beragam tekstur, motif, dan ukuran
Memiliki fleksibilitas tinggi
Terbuat dari tanah liat yang dilapisi glazure
KELEBIHAN KEKURANGAN
Mudah di sesuaikan sesuai
konsep Memiliki nat yag sulit dibersihkan
daya serap air rendah Mudah retak dan pecah sebelum pemasangan
Banyak di pasaran Kuat dan tahan lama
GRANIT
Gambar III.30 Lantai Granit
Sumber : Desainraya.com
Terbuat dari batu granit yang dipoles mengkilat
Memiliki daya tahan beban hingga 500 kg
KELEBIHAN KEKURANGAN Lebih awet, anti gores, dan tidak
mudah pecah Corak dan motif terbatas Memiliki nat yang kecil Harga relative mahal
Lebih presisi Membutuhkan pisau pemotong khusus
LANTAI PARKET KAYU
Gambar III.31 Parket Kayu
Sumber : Rajawaliparket.com
Terbuat dari tekstur kayu
Ukuran Parket stdandar 5cm x 20 cm, 5cm x 25 cm, 5cm x 30cm
Ukuran parket flooring 9cm x 45cm
KELEBIHAN KEKURANGAN
Menimbulkan kesan alami dan
ringan Mudah tergores
Pemasangan mudah tidak tahan dengan udar lembab Harga relative mahal
LANTAI MARMER
Gambar III.32 Lantai Marmer
Sumber : marmermarmer.com
Terbuat dari bebatuan alam Terdiri dari serpihan bebatuab alam yang di satukan dengan tekanan tertentu
Motif tidak mudah berubah
Bersifat isolator
KELEBIHAN KEKURANGAN
maksimal 60cm x60cm
Sambungan nat kecil Perawatan relative sulit
Tampak lebih luas Membutuhkan pisau pemotongkhusus
LANTAI VINYL
Gambar III.33 Lantai Vinyl
Sumber : Lantaivinylbangunan.com
Berbahan utama PVC yang lentur Bersifat isolator
Mempunyai berbagai macam ukuran
KELEBIHAN KEKURANGAN
Tahan terhadap air Tidak tahan api
mudah dipotong dan di bentuk memiliki daya beban yangrendah
Garis nat sangat kecil harga relative mahal KARPET LANTAI
Gambar III.34 Lantai Karpet
Sumber : hargasatuan .com
Memiliki bahan dari karet dan kain yang lentur
Bersifat isolator
memiliki motif yang beraneka macam
KELEBIHAN KEKURANGAN
Tahan terhadap panas Mudar terbakar
mudah dipotong dan di bentuk Menyerap air dan debu
Tabel III.25 Bahan Penutup Dinding
PENUTUP DINDING
BATU BATA
Gambar III.35 Batu Bata
Sumber : Indotrading.com
Salah satu materila pembuat dinding
terbuat dari tanah liat yang di bakar hingga berwarna kemerahan
Memiliki tekstur yang kasar
Memiiki sifat padat
KELEBIHAN KEKURANGAN
Harga relative murah Tidak tahan dengan kelembapan tinggi
Pemasangan mudah Membtuhkan waktu lama dalam pemasangan
Bahan baku mudah
Tahan terhadap kebakaran
KALSIBOARD
Terbuat dari campuran semen, silika, dan serat selulosa
Gambar III.36 Kalsi board
Sumber : Surabayateknik
Merupakan bahan fabrikasi
Bersifat isolator
KELEBIHAN KEKURANGAN
Tahan terhadap rayap Tidak kedap suara
Memiliki durbilitas tinggi Mudah terbakar
Pemasangan mudah dan cepat Tidakbisa memikul beban
PARTISI KACA
Gambar III.37 Kaca Tempered
Sumber : 2bp.com
Terbuat dari kaca
Merupakan bahan fabrikasi
Bersifat tembus pandang
KELEBIHAN KEKURANGAN
memiliki estetika yang indah Tidak tahan goncangan
Tahan terhadap perubahan suhu memasukan Panas matahari
Perwatan relative mudah Harga relative mahal
ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL
Gambar III.38 ACP
Campuran antara plat
alumunium dan bahan composite
Ketebalan umum 4mm
Sumber : alusignacp.com Ukuran ACP umumnya 1,22m x
2,44m
KELEBIHAN KEKURANGAN
Memiliki bobot yang ringan Harga relative mahal
Tahan terhadap karat Retan terhadap beban samping ( angin )
Kedap air
Memiliki berbgai macam warna
HEBEL ( BATA RINGAN )
Gambar III.39 Hebel
Sumber :
kontraktorsamarinda.wordpress.com
Merupakan bahan fabrikasi
Terbuat dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum Daya tekan > 4,0 N/mm2
Berat jenis normal 650 kg/m3
KELEBIHAN KEKURANGAN
Lebih cepat pemasanganya karena memiliki dimensi yang lebih luas
Karena ukuran Lebih ebar, maka untuk ukura tanggung
membuang sisa cukup banyak
Kedap terhadap suara Harga lebih mahal daripda batabiasa
Kuat tekanan tinggi Mendapatkanya relative sulit
Tabel III.26 Bahan Penutup Plafond
PLAFOND
GYPSUM BOARD
Gambar III.40 Papan Gypsum
Sumber : arresscaffolding.com
Memilii banyak tipe
Biasa digunakan untk plafond maupun dinding partisi material gypsum mudah
ditempelakn dengan perekat dan paku
KELEBIHAN KEKURANGAN
Memiliki estetika yang indah Tidak tahan air
Perawatan mudah tidak tahan terhdap benturankeras
Tahan terhadap rayap Harga relative mahal PVC BOARD
Gambar III.41 Panel PVC
Sumber : jadhomes.com
erbuat dari bahan utama polyvinyl chloride.
Merupakan bahan fabrikasi
KELEBIHAN KEKURANGAN
Tabel III.27 Bahan Penutup Atap
PEUTUP ATAP
DAAK BETON
Gambar III.42 Daak Beton Ilmusipil.com
Umumnya berbentuk datar Bahan campuran antara pasir, semen, tulangan dan batu pecah Diperkuat dengan balok di bawahnya
KELEBIHAN KEKURANGAN
Bisa di fungsikan sebagai lantai pengerjaanya rumit kuat dan tidak mudah rusak Biaya relative mahal Mampu menahan panas dengan
baik membutuhkan bekisting padapembuatan Hemat perawatan Sulit di bongkar
Kedap terhadap air kurang baik untuk daerah tropis METAL DECK
Gambar III.43 Metal Deck
Sumber : canam-construction.com
Terbuat dari bahan utama polyetthylene dan aluminium. Merupakan bahan fabrikasi
Ukuran metal deck umumnya 1,22m x 2,44m
KELEBIHAN KEKURANGAN
lebih mudah dibentuk karena
fleksibel Lemah terhadap tekanan angin
Bobot ringan
III.2.2 Studi Sistem Utilitas Terminal Penumpang Pelabuhan Laut
Sistem Distribusi Air Bersih
Sumber air bersih pada lingkungan terminal penumpang
Pelabuhan Tanjung Kendal adalah dari pasokan PDAM dan
juga bersumber dari sumur artetis sesuai kondisi eksisting.
Sistem pendistribusian air akan menggunakan Down Feed
Sistem.
Pada sistem air dai sumber akan di tampung pada ruang
ground tank. Ruangground tank adalah ruang penampung air
di buat dari beton yag ukuranya di sesuaikan berdasarkan
hitungan kebutuhan. Setalah itu air akan di pompa ke tandon
atas dengan mesin pompa yang bertenaga besar. sebelum di
distribusikan keseluruh bangunan dengan mengandalkan
Gambar III.44 Down Feed System Sumber : doc. Google
Sistem Pencahayaan
Ruang Umum
Ruang umum merupakan ruang yang di gunakan oleh
semua pihak baik dari penumpang, pengantar/ penjemput,
maupun petugas pelabuhan. Penerangan diruangan ini
direncanakan dengan intensitas setara dengan
pencahayaan umum untuk interior dengan tingkat minimum
sebesar 100-150 lux. Sumber penerangan utama pada
siang hari menggunakan cahaya alam, sedangkan pada
malam hari menggunakan lampu dengan cahaya putih
alami(daylight).40
Berikut perhitungan Kebutuhan lampu pada ruang
ruang umum
Luas ruangan = 2157,9m2
Kebutuhan = diambil nilai tengah, maka 125 lux
Jenis Lampu yang di rencanakan :
Lampu TL 54 watt/ 4050lumen
Rumus : N = E . A / F .llf
N = Jumlah lampu
E = Lux yang di perlukan
F = Lumen lampu
= 0.7
Llf= 0.8
N = 125 x 5175,5 / 4050 x 0,7 x 0,8
= 285,2
Jadi, jumlah lampu TL dengan intensitas 54 watt/ 4050
lumen yang di gunakan adalah 285 buah. Maka jumlah watt
yang diperlukan pada ruang tersebut adalah 285 x 54 =
15.390 watt
Ruang Semi Steril
Pada bagian ini terdapat segala aktivitas persiapan
keberangkatan penumpang seperti pemeriksaan
penumpang, penanganan bagasi, dan lapor kehadiran
penumpang. Penerangan menggunakan lampu dengan
dengan pencahayaan setingkat dengan pencahayaan ruang
untuk pekerjaan rutin administrasi sebesar 250 lux. 41
Berikut perhitungan Kebutuhan lampu pada ruang
ruang Semi Steril
Luas ruangan = 86269m2 Kebutuhan = 250 lux
Jenis Lampu yang di rencanakan :
Lampu Halogen 250 watt/ 18.740 lumen
Rumus : N = E . A / F .llf
N = Jumlah lampu
E = Lux yang di perlukan
F = Lumen lampu
= 0.7
Llf= 0.8
N = 250 x 862,6 / 18.750 x 0,7 x 0,8
= 20,5
Jadi, jumlah lampu Lampu Downlight 250 watt/ 18.740
lumen yang di gunakan adalah 20 buah. Maka jumlah watt
yang diperlukan pada ruang tersebut adalah 20 x 250 =
5000 watt
Ruang Steril
Ruang steril digunakan penumpang yang akan menaiki
kapal, transit, dan yang baru turun dari kapal. Ruang steril
biasa di sebut ruang tunggu keberangkatan dan ruang
tunggu kedatangan. Penerangan menggunakan kombinasi
cahaya alam dan lampu dengan intensitas setara dengan
pencahayaan umum untuk interior dengan tingkat minimum
sebesar 100-150 lux. Khusus untuk toilet menggunakan
tingkat pencahayaan 50-100 lux dan smoking room tingkat
pencahayaan 100-150 lux.42
Berikut perhitungan Kebutuhan lampu pada ruang
ruang Semi Steril
Luas ruangan = 4313,2 m2
Kebutuhan = diambil nilai tengah, maka 125 lux
Jenis Lampu yang di rencanakan :
LampudownlightHalogen 50 watt/ 3750 lumen
Rumus : N = E . A / F .llf
N = Jumlah lampu
E = Lux yang di perlukan
F = Lumen lampu
= 0.7
Llf= 0.8
N = 125 x 4323,2 / 3750 x 0,7 x 0,8
= 256,7
Jadi, jumlah lampu Lampu downlight Halogen 50 watt/
3750 lumen yang di gunakan adalah 257 buah. Maka
jumlah watt yang diperlukan pada ruang tersebut adalah
257 x 125 = 32125 watt
Sistem Utilitas Supply Udara Bersih
Untuk ruang steril dan semi steril, tata udara di ruang
tersebut digunakan sistem pengatur suhu (air conditioner
system) dengan suhu udara maksimal 27°C dan kelembaban
antara 50-80%. Untuk ruang umum, apabila di ruang umum
tersebut dibuat anjungan pengantar/penjemput maka tata
udara di ruang umum dirancang menggunakan aliran udara
alami yang diatur menggunakan kisi-kisi atau pengaturan
panel dinding dengan bukaan yang memadai untuk sirkulasi
udara. Untuk ruang umum yang berupa hall tanpa sekat tidak
diatur tata udara43. Berikut ni bebrapa jenis ac yang dapat diaplikasikan ke dalam gedung terminal penumpang :
Standing Floor AC
Ac ini merupakan ac portabel yang mudah di
pindah-pindah. Pemasanganya pun tidak perlu menggunakan
tukang ac. Ac jenis ini cocok di untuk di tambahkan ke
dalam area tunggu penumpang karena mudah
dipindah-pindah sesuai kebutuhan
Gambar III.45 Standing Floor AC Sumber : www.lg.com
Ceiling Cassette AC
AC Ceiling Cassetteini di pasang di plafond ruangan.
Ac ini di gunakan pada ruang yang luas karena lebih
cepat mendinginkan untuk ruang yang luas, ac ini cocok
diaplikasikan ke area ruang tunggu kedatangan dan
keberangkatan penumpang. Karena letaknya di plafon,
maka ac ini akan terlihat menyatu pada ruangan.44
Gambar III.46 Ceiling Cassette AC Sumber : www.daikinindia.com
http://www.hargaac.co.id/jenis-tipe- AC Split
Ac split biasanya di tempatkan untuk ruangan yang
tidak terlalu besar. Ac jenis ini nantinya akan di
aplikasikan di ruang-ruang pengelola dan ruang yang
bersifat privat lainya agar mudah diatur oleh pengguna
ruangan. Area pengelola biasanya ac tidak harus
beroprasi selama 24 jam.
Gambar III.47 AC Split Sumber : 4bp.com
Manajemen Sampah dan Air Limbah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 18
tahun 2008, yang dimaksud dengan pengelolaan sampah
adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah.
Pengelolaan sampah sangat penting dimana bangunan
sampah yang menumpuk akan menimbulkan berbagai
masalah seperti kesehatan dan bau tak sedap. Pemisahan
sampah menjadi kunci utama pengelolaan sampah. Sampah
di pisah berdasarkan jenisnya.
Sampah dari tiap-tiap ruang diambil oleh petugas
kebersihan. Setelah itu sampah dikumpulkan pada pos 1.
setelah sampah terkumpul di pos 1, kemudian sampah di
pindah ke pos 2 untuk dilakukan daur ulang sebelum akhirnya
diangkut menuju TPA45.
Untuk pengelolaan air limbah, air sebelum di buang akan
diolah terlebih dahulu menggunakan pengolahan air terlebuh
dahulu melaui sistem STP, dan untuk grey water akan diolah
oleh grey water recyler. Sehingga bisa diapakai lagi untuk air
penyiram wc, urinoir, dan tanaman.
Skema III.12 Pengolahan Limbah Terminal Penumpang Sumber : Studi Pengelolaan Sampah Bandara Hasanudin
Koridor Pe