• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Protokol Palermo dalam Menanggulangi Permasalahan Tenaga Kerja Wanita Indonesia yang Menjadi Korban Human Trafficking.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Protokol Palermo dalam Menanggulangi Permasalahan Tenaga Kerja Wanita Indonesia yang Menjadi Korban Human Trafficking."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROTOKOL PALERMO DALAM

MENANGGULANGI PERMASALAHAN TENAGA KERJA

WANITA INDONESIA YANG MENJADI KORBAN

HUMAN

TRAFFICKING

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik pada

Program Studi Hubungan Internasional

Disusun oleh:

Marcellena Nirmala Chrisna Moeri

NIM. 1021105053

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

KATA PENGANTAR

Shalom aleichem, Salam sejahtera,

Puji syukur kehadapan Tuhan Yesus Kristus, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkat yang Tuhan anugerahkan bagi kita sekalian. Merupakan sebuah kebanggan yang luar

biasa karena penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI PROTOKOL PALERMO DALAM MENANGGULANGI PERMASALAHAN TENAGA KERJA WANITA INDONESIA SEBAGAI KORBAN HUMAN TRAFFICKING”.

Skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak baik secara materiil dan moril dalam proses penyusunannya. Pada kesempatan ini, penulis akan menyampaikan rasa penghargaan dan terimakasih kepada pihak-pihak tersebut:

1. Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, Dr. Drs. I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa, M.Si.

3. Ketua Program Studi Hubungan Internasiona dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I, Idin Fasisaka, S.IP., M.A. yang sudah memberikan ilmu, motivasi, bimbingan dan saran kepada penulis untuk menyempurnakan skripsi ini.

4. Putu Titah Kawitri Resen, S.IP, M.A selaku Dosen Pembimbing II yang sudah memberikan pengetahuan lebih mengenai Human Security dan human trafficking serta saran yang sangat mendukung dalam penyusunan skripsi ini.

5. Sukma Susanthi, S.S.,M.Si, A. A. Bagus Surya Widya Nugraha, S.IP., M.Si dan Ni Wayan Rainy Priadarsini, S.SS., M.Hub.Int selaku para dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik.

6. Seluruh dosen yang mengajar di Program Studi Hubungan Internasional serta pegawai TU Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana.

(3)

8. I Nyoman Andry Christian, S.IP, seorang pria yang selalu membantu, mendukung, memotivasi, menemani dan mendoakan Penulis dalam penyusunan skripsi hingga Penulis dapat menyelesaikannya dengan baik.

9. Ruth Mona Patricia, S.IP, seorang teman baik, teman curhat, teman cerita, teman ke kampus, teman pelayanan, teman yang selalu bersama Penulis dalam mengerjakan skripsi dari awal, tahap ujian proposal sampai siding skripsi. Thank you, darls ! 10.Seluruh rekan-rekan Program Studi Hubungan Internasional 2010, rekan-rekan

Perkantas Bali, dan seluruh pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu yang sudah mendukung penuh dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu Penulis mohon maaf. Penulis mengharapkan kritik dan saran dalam usaha memperbaiki skripsi ini agar menjadi lebih baik. Akhir kata, Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak, terutama dalam bidang human security dan human trafficking.

Denpasar, 1 Agustus 2016

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan human trafficking yang terjadi di Indonesia kini kondisinya sangat mengkhawatirkan. Pada era globalisasi sekarang ini, modern slavery marak dalam wujudnya yang illegal dan terselubung berupa human trafficking. Suatu bentuk penguasaan atas diri orang lain yang dilakukan dengan cara membujuk, merayu, menipu, bahkan mengancam kelompok yang rentan (dalam hal ini perempuan dan anak-anak) untuk direkrut dan dibawa kedaerah lain bahkan kenegara lain untuk diperjualbelikan dan dipekerjakan diluar kemauan dan keinginan orang tersebut dalam berbagai bentuk pekerjaan yang bersifat eksploitatif. Selanjutnya isu human trafficking menjadi suatu permasalahan besar yang menarik perhatian regional maupun internasional. Human trafficking merupakan tindakan yang bertentangan dengan Hak Asasi Manusia. Awalnya, human trafficking dinilai hanya sebatas sebagai tindakan kriminal memperkerjakan orang sebagai Pekerja Seks, akan tetapi saat ini permasalahan tersebut sudah jauh berkembang menjadi masalah yang lebih memprihatinkan.

(5)

mencakup peran perempuan dalam keluarga yang menomorduakan derajat perempuan dan perkawinan dini terhadap anak perempuan, jeratan hutang, kurangnya pencatatan kelahiran, korupsi dan lemahnya penegakan hukum, serta peran media massa yang belum maksimal dalam memberikan berita dan informasi terkait human trafficking. Penelitian ILO-IPEC pada tahun 2003 di Jawa Tengah,

DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jakarta, dan Jawa Barat menyimpulkan bahwa human

trafficking di Indonesia merupakan masalah yang sangat kompleks karena juga

diperluas oleh faktor ekonomi dan sosial budaya.

Pratik human trafficking di Indonesia, perempuan dan anak menjadi jumlah korban paling tinggi, khususnya para perempuan yang bekerja sebagai TKW. Karena hal tersebut menjadi pintu gerbang yang sangat rentan bagi para TKW untuk diperjualbelikan secara tidak manusiawi oleh para pelakunya dengan cara yang illegal. Tindakan human trafficking ini juga merupakan bentuk kejahatan yang bertumbuh palingcepat dalam dunia kejahatan terorganisir, bahkan menjadi sumber pendapatan dan keuntungan terbesar ketiga bagi organisasi kejahatan internasional, setelah perdagangan narkotika dan perdagangan gelap senjata (IOM, Trafficking In Woman And Children From The Republic Of America: A Study, 2001). Indonesia dinyatakan sebagai negara dengan kasus perdagangan orang untuk pemasaran domestik yang sangat meluas dan bahkan menjadi negara sumber (supplier) bagi praktik human trafficking internasional.

(6)

trafficking (www.indonesian.jakarta.usembssy.gov). Sebuah data resmi Departemen Luar Negeri Amerika Serikat tahun 2010 yang lalu mengungkap secara jelas posisi Indonesia dalam human trafficking ini berada di tier 2, yang mana Indoneisa termasuk dalam kategori negara-negara dengan pemerintah yang tidak sepenuhnya memenuhi standar minimum Undang-Undang, tetapi melakukan beberapa upaya yang berarti untuk memenuhi standar tersebut.

Pemerintah Indonesia telah mengundangkan UU Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (UU PTPPO) sejak tanggal 19 April 2007 yang lebih berfokus pada tindak pidananya. Namun, ditetapkannya Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tersebut belum dapat meredakan rasa kekhawatiran dan keadilan masyarakat, karena permasalahan human trafficking belum dapat diselesaikan dengan optimal melalui perundangan ini (Resmila, 2013).

(7)

mengalami perbedaan jumlah penempatan TKI yaitu 494.609 orang dan jumlah tersebut kembali meningkat drastis pada tahun 2013 sebanyak 512.168 orang.

Berikut ini merupakan tabel data Penempatan TKI tahun 2009-2013:

No Tahun Jumlah TKI

1 2009 632.172

2 2010 575.804

3 2011 586.802

4 2012 494.609

5 2013 512.168

Table 1.1: Tabel Penempatan TKI tahun 2009-2013 (PUSLITFO BNP2TKI 2013)

Para TKI yang di berangkatkan oleh pemerintah Indoensia ke luar negri akan bekerja dalam dua kategori yakni TKI yang bekerja formal yang secara umum akan bekerja pada sebuah perusahaan dan TKI yang bekerja informal yang akan melakukan pekerjaan di dalam rumah dan berprofesi sebagai penata laksana rumah tangga (PLRT), perawat atau penjaga orang tua/jompo, perawat bayi, supir keluarga, dan perawat kebun.

(8)

hanya pada kota-kota besar di Indonesia, bahkan pada batas wilayah negara. Akan tetapi, keamanan di wilayah perbatasan sangatlah kurang sehingga semua orang termasuk para TKW dapat bebas keluar masuk.Keadaan tersebut diperburuk dengan belum terlaksananya implementasi kebijakan nasional penghapusan perdagangan perempuan dan anak dengan baik. Kebijakan mengenai human trafficking di Indonesia tidak terlepas dari adanyapengaruh sistem internasional, dimana human trafficking merupakan suatu kejahatan transnasional. Protokol Plaermo yang telah diratifikasi oleh Indonesia membuat negara Indonesia harus sangat memperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah diatur oleh masyarakat internasional, maka dalam pembentukan kebijakan nasional terutama dalam kebijakan mengenai human trafficking, harus memperhatikan keserasian antara falsafah hidup dankebutuhan bangsa negara serta masyarakat Indonesia dengan ketentuan yang ada didalam Protokol Palermo.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada periode pemerintahan yang lalu, Linda Amalia Agum Gumelar menyatakan dalam hasil wawancara redaksi BNP2TKI, bahwa 70% penyebab dari tindak kejahatan human trafficking adalah pengiriman TKI illegal keluar negeri (BNP2TKI, 2013). Tenaga

(9)

perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apa pun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja.

Melihat hal ini, penulis ingin lebih dalam lagi melihat bentuk implementasi protokol Palermo yang sudah diratifikasi oleh Indonesia pada tahun 2009 terhadap para Tenaga Kerja Wanita Indonesia yang menjadi korban human trafficking.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis mengemukakan

rumusan masalah yakni: “Apa bentuk implementasi Protokol Palermo oleh

pemerintah Indonesia tahun 2009-2013 dalam menanggulangi permasalahan Tenaga Kerja Wanita Indonesia yang menjadi korban human trafficking?”

1.3 Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk memberikan penjelasan mengenai bentuk implementasi protokol Palermo oleh pemerintah Indonesia tahun 2009-2013 dalam menanggulangi permasalahan Tenaga Kerja Wanita Indonesia yang menjadi korban human trafficking.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu bagi akademisi mengenai bentuk implementasi protokol Palermo pada korban human trafficking di Indonesia.

(10)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi dan pertimbangan ilmiah bagi pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya pihak yang terlibat langsung dalam permasalahan human trafficking.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini terdiri dari empat bab, adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Penulis akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan dalam bab ini.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Penulis akan menyampaikan karya-karya ilmiah yang terkait dengan tema yang diteliti berikut dengan hasil dari penelitian tersebut dan pada bagian ini penulis akan mengemukakan konsep yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Penulis akan menjabarkan jenis penelitian, sumber data, unit analisis, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik penyajian data.

BAB IV : PEMBAHASAN

(11)

BAB V : PENUTUP

(12)

Gambar

Table 1.1: Tabel Penempatan TKI tahun 2009-2013 (PUSLITFO BNP2TKI

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Saifuddin Azwar, sebagai kegiatan ilmiah yang rasional, empiris dan sistematis, suatu penelitian sedikitnya mempunyai lima karakteristik utama, yaitu: (a)

Bagian pertama tentang pendekatan dalam kajian etika komunikasi yaitu pendekatan kultural guna menganalisis perilaku pelaku profesi komunikasi dan pendekatan strukrural

sistem non klasikal (peng belajar dimulai pagi sampai sore yang digunakan adalah B digunakan merujuk pada kelas-kelas, jenjang grad Metode pembelajaran y membosankan dalam

Tujuan dari penelitian ini adalah berupaya untuk menunjukkan peran dosen sebagai agen komunikasi ilmiah dalam perkuliahan, sehingga dapat diperoleh gambaran ataupun

Dari sisi penyediaan, seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap sektor ekonomi bila digabungkan akan diperoleh besaran Produk Domestik Regional Bruto atau disingkat PDRB (PDRB

Berdasarkan hasil perhitungan estimasi regresi, diperoleh nilai Koefisien Determinasi yang disesuaikan (adjusted R²) adalah 0,592 artinya 59,2 persen variasi dari semua

simpulan secara lisan dan tulis dari teks laporan hasil pengamatan atau wawancara yang diperkuat oleh bukti •4.1.1 Menyusun paragraf yang dikembangkan dari ide pokok IP A

Mutasi tersebut merupakan faktor yang menentukan perilaku klinis dan patologis pada PTC, dan dapat digunakan untuk menilai prognosis(Li et al., 2009).Mutasi BRAF