LANDASAN KONS
Diajukan Untuk Melen Guna Me
SIRKUIT
UNI
JURUSAN
KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGA
lengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syar encapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016
IT
MOTOCROSS
DI TABANA
Oleh :
I MADE ADI GUNAWAN
1204205018
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
URUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
2016
GAS AKHIR
Syarat-Syarat r
NAN
LANDASAN KONS
Diajukan Untuk Melen Guna Me
SIRKUIT
Prof
UNI
JURUSAN
KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGA
lengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syar encapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016
IT
MOTOCROSS
DI TABANA
Oleh :
I MADE ADI GUNAWAN 1204205018
Dosen Pembimbing:
rof. Ir. Ngakan Putu Sueca, MT.,PhD. Ir. I Nyoman Surata, MT.
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
URUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
2016
GAS AKHIR
Syarat-Syarat r
NAN
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu ,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat Beliaulah , Landasan konsepsual perancangan Sirkuit Motocross di Tabanan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dimana hal ini merupakan salah satu persyaratan bagi mahasiswa jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana untuk dapat mengikuti program akhir di jenjang pendidikan yang ditempuh.
Sebagaimana telah disadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan atau masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki jika dibandingkan dengan pengetahuan yang ada, walaupun demikian penulis tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang kepada berbagai pihak yang membantu penyusunan baik dengan memberikan petunjuk, saran serta bimbingan. Pihak-pihak tersebut diantaranya :
1. Bapak Prof.Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT., Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana ;
2. Dr.Ir.Anak Agung Ayu Oka Saraswati.,MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana ;
3. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP. Selaku Dosen Koordinator beserta Prof.Dr.Ir. I Putu Rumawan Salain, MSi., Prof.Ir. Ngakan Putu Sueca, MT., Ph.D., Ir. Ciptadi Trimarianto, Ph.D., Ir. Ida Bagus Ngurah Bupala, MT., dan Ni Made Swanendri, ST., MT. Selaku tim dosen pengampu Seminar Tugas Akhir;
4. Bapak Prof.Ir. Ngakan Putu Sueca, MT.,Ph.D., selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan dan masukannya dalam menyelesaikan laporan ini ;
6. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian tugas ini.
Sebagai akhir penulis tidak lupa mohon kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga nantinya dapat mengantarkan penulis kearah pembenahan penulisan di waktu-waktu mendatang, Penulis juga ingin meminta maaf apabila dalam penyusunan laporan ini , ada pihak-pihak yang merasa tersinggung atau lain sebagainya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih ,
Om Shanti Shanti Shanti Om
Denpasar, 19 April 2016 Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR GAMBAR...v
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Brlakang ...1
1.2Rumusan Masalah...3
1.3Tujuan ...4
1.4Metode Penelitian ...4
BAB II PEMAHAMAN TERHADA SIRKUITMOTOCROSS 2.1 Pemahaman Terhadap Sirkuit...7
2.1.1 Pengertian Sirkuit ...7
2.1.2 Identifikasi Jenis-Jenis Serta Fungsi Sirkuit Balap Motor Sesuai Jenis Kejuaraanya ...8
2.2 Spesifikasi/ Standar SirkuitMotocross...9
2.2.1 Lintasan ...9
2.2.2 Rintangan...16
2.2.3 Fasilitas Penunjang dan Pemasangan Instalasi Sirkuit Motocross ...18
2.2.4 Persyaratan Umum Rancangan...23
2.3 Pemahaman Terhadap Motocross...24
2.3.1 PengertianMotocross...24
2.3.2 Peraturan Dalam Motocross ...25
2.4 KajianTerhadap Proyek Sejenis...27
2.4.1 SirkuitMotocrossPangkung Tibah , Kabupaten Tabanan ...27
2.4.2 Sirkuit Motocross Perancak , Kabupaten Jembrana ...29
2.4.3 SirkuitMotocrossLamantuha,Kalimantan Tengah...31
2.5 Spesifikasi Umum SirkuitMotocrossdi Tabanan...36
2.5.1 Pengertian ...36
2.5.2 Fungsi Sirkuit Motocross...36
2.5.3 Tujuan ...36
2.5.4 Fasilitas-fasilitas SirkuitMotocross...36
2.5.5 Persyaratan Lokasi...37
2.5.6 Civitas...37
2.5.7 Aktivitas kegiatan yang diwadahi...37
2.5.8 Sistem Pengelolaan SirkuitMotocross...38
BAB III STUDI PENGADAAN SIRKUIT MOTOCROSS 3.1 Prospek SirkuitMotocrossdi Tabanan...39
3.1.1 Penduduk dan Populasi...41
3.1.2 Peraturan-Peraturan Daerah ...42
3.1.3 Jumlah TeamMotocross...43
3.1.4 Jumlah Peminat Olahraga Motocross ...44
3.1.5Jumlah Sirkuit Motocross...44
3.1.6 Jadwal Event Motocross Tahun 2015 PengProv IMI Bali ...45
3.2 Analisa SWOT Perencanaan SirkuitMotocrossdi Tabanan...47
3.2.1 Potensi(Strength)...47
3.2.2 Hambatan/Kelemahan(Weakness)...48
3.2.3 Peluang(Opportunity)...48
3.2.4 Tantangan(Threatening)...49
3.3 Kesimpulan dan Strategi Pemecahan analisa SWOT...49
3.4 Spesifikasi Khusus SirkuitMotocrossdi Tabanan...51
3.5.1 Pengertian SirkuitMotocross...51
3.5.2 Fungsi SirkuitMotocross...51
3.5.3 Tujuan ...52
3.5.4 Sasaran ...52
3.5.5 Fasilitas ...53
3.5.6 Sistem Pengelolaan ...53
BAB IV TEMA DAN PEMROGRAMAN RUANG
4.1 Tema rancangan...56
4.1.1 Pengertian Tema ...56
4.1.2 Pendekatan Tema...57
4.1.3 Penentuan Tema...58
4.1.4 Penerapan Tema...59
4.2 Program Fungsional...59
4.2.1 Identifikasi Fungsi SirkuitMotocrossdi Tabanan...59
4.2.2 Identifikasi Civitas/Pelaku Kegiatan ...60
4.2.3 Aktivitas/Kegiatan ...61
4.2.4 Kebutuhan ruang berdasarkan Fungsi , Civitas dan Aktivitas...63
4.2.5 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang ...69
4.3 Program Performansi ...70
4.4 Program Arsitektural ...76
4.4.1 Studi Kapasitas Kegiatan ...83
4.4.2 Studi Luasan Ruang ...85
4.4.3 Rekapitulasi Luasan Ruang ...95
4.5 Hubungan Ruang...97
4.6 Sirkulasi Ruang dan Organisasi Ruang ...100
4.7 Program Tapak ...102
4.7.1 Kebutuhan Luas Tapak ...102
4.7.2 Analisa Pemilihan Tapak ...102
4.7.3 Analisa Tapak ...109
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak...118
5.1.1 KonsepZoningSite...118
5.1.2 Konsep Entrance Site...120
5.1.3 Konsep Bentuk Massa ...122
5.1.4 Konsep Pola Massa ...124
5.1.5 Konsep Orientasi Massa ...126
5.1.6 Konsep Sirkulasi Site...127
5.1.8 Konsep Parkir ...130
5.1.9 Konsep Utilitas Tapak ...133
5.2 Konsep Perancangan Bangunan...136
5.2.1 KonsepZoningBangunan...136
5.2.2 Konsep Sirkulasi dalam Bangunan ...138
5.2.3 Konsep Tampilan Bangunan...140
5.2.4 Konsep Struktur Bangunan ...142
5.2.5 Konsep Utilitas Bangunan ...144
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Standar Panjang dan Lebar SirkuitMotocross...10
Gambar 2.2 Standar Keamanan SirkuitMotocross...11
Gambar 2.3 Standar Daerah Start SirkuitMotocross...12
Gambar 2.4 Standar Keamanan danwaiting zoneSirkuitMotocross...13
Gambar 2.5 Standar Daerah Perbaikan SirkuitMotocross...14
Gambar 2.6 Standar Paddock Pembalap SirkuitMotocross...15
Gambar 2.7 Standar Pintu Start SirkuitMotocross...16
Gambar 2.8 RintanganSingle JumpSirkuitMotocross...16
Gambar 2.9 RintanganDouble JumpSirkuitMotocross...17
Gambar 2.10 RintanganTable TopSirkuitMotocross...17
Gambar 2.11 RintanganCamelSirkuitMotocross...18
Gambar 2.12 RintanganSuperballSirkuitMotocross...18
Gambar 2.13 Standar Instalasi Ruang Pers SirkuitMotocross...19
Gambar 2.14 Standar Ukuran Pembatas Tribun Penonton...20
Gambar 2.15 Standar Maksimal seats Tribun Penonton ...20
Gambar 2.16 Garis Pandang Tribun Penonton ...21
Gambar 2.17 Garis Pandang Tribun Penonton Untuk Penyandang Cacat ...21
Gambar 2.18 Sudut Kemiringan Tribun Penonton ...22
Gambar 2.19 Jenis Tempat Duduk Mempengaruhi Pandangan ...22
Gambar 2.20 Sirkuit Motocross Pangkung Tibah ...27
Gambar 2.21 Sirkuit Motocross Perancak ...28
Gambar 2.22 Lintasan Sirkuit Lamantuha...30
Gambar 2.23 Pintu Start dan tikungan pertama sirkuit Lamantuha ...31
Gambar 2.24 Tribun Penonton danWaiting Zonesirkuit Lamantuha...31
Gambar 3.1 Peta Pulau Bali...40
Gambar 3.2 Peta Kabupaten Tabanan ...40
Gambar 4.1Diagram Aktivitas/kegiatan Peserta...61
Gambar 4.2Diagram Aktivitas/kegiatan Penonton...62
Gambar 4.3Diagram Aktivitas/kegiatan Pengelola...62
Gambar 4.4Diagram Aktivitas/ kegiatan Penitia...62
Gambar 4.6 Hubungan Ruang Utama SirkuitMotocrossdi tabanan ...98
Gambar 4.7 Hubungan Ruang Penunjang SirkuitMotocrossdi Tabanan...98
Gambar 4.8 Hubungan Ruang Pengelola SirkuitMotocrossdi Tabanan...99
Gambar 4.9 Hubungan Ruang Servis SirkuitMotocrossdi Tabanan...99
Gambar 4.10 Sirkulasi Ruang SirkuitMotocrossdi Tabanan ...100
Gambar 4.11 Organisasi Ruang SirkuitMotocrossdi Tabanan ...101
Gambar 4.12 Peta pemanfaatan Ruang Kawasan ...103
Gambar 4.13 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah...104
Gambar 4.14Alternatif 1...105
Gambar 4.15Alternatif 2...106
Gambar 4.16 Peta Kabupaten Tabanan ...109
Gambar 4.17 Peta lokasi Tapak ...109
Gambar 4.18 Tapak ...109
Gambar 4.19 Batas-Batas site...110
Gambar 4.20 Built Up Area...111
Gambar 4.21 Analisa Iklim ...112
Gambar 4.22 AnalisaView...113
Gambar 4.23 Topografi tapak...114
Gambar 4.24 Analisa utilitas ...115
Gambar 4.25 Analisa kebisingan dan Traffic ...116
Gambar 4.26 Kesimpulan Analisis tapak ...117
Gambar 5.1 KonsepZoningTapak...119
Gambar 5.2 Konsep Entrance Tapak ...121
Gambar 5.3 Lebar Entrance Tapak...122
Gambar 5.4 Bentuk Massa bangunan ...123
Gambar 5.5 Alternatif 1( Pola sirkulasi terpusat)...124
Gambar 5.6 Alternatif 2( Pola masa menyebar) ...125
Gambar 5.7 Konsep Pola Massa...126
Gambar 5.8 Orientasi Massa ...128
Gambar 5.9 Sirkulasi Site ...129
Gambar 5.10 Potongan pedestrian...129
Gambar 5.12Grass Block...129
Gambar 5.13Paving Block...129
Gambar 5.14 Pola parkir mobil 900...132
Gambar 5.15 Pola parkir motor 900...132
Gambar 5.16 Potongan pola parkir mobil 900...132
Gambar 5.17 Pola parkir mobil 450...132
Gambar 5.18 Potongan ...132
Gambar 5.19 Pendistribusian air kotor dan air bersih ...134
Gambar 5.20 Mekanisme Penyediaan Air kotor ...134
Gambar 5.21 Mekanisme Penyediaan Air Bersih ...134
Gambar 5.22 Pendistribusian listrik dan Pembuangan sampah sementara ...135
Gambar 5.23 Mekanisme penyediaan jaringan listrik ...135
Gambar 5.24 Mekanisme Pendistribusian sampah...136
Gambar 5.25ZoningRuang Panitia ...137
Gambar 5.26ZoningRuang Pengelola...137
Gambar 5.27 Sirkulasi Ruang panitia...139
Gambar 5.28 Sirkulasi Ruang pengelola ...139
Gambar 5.29 Konsep tampilan tribun bangunan ...141
Gambar 5.30 Konsep Tribun Penonton ...141
Gambar 5.31 PondasiBor Pile...143
Gambar 5.32 Pondasi Menerus...143
Gambar 5.33 Pondasi Telapak...143
Gambar 5.34 Struktur Rangka ...143
Gambar 5.35 Struktur Rangka ...143
Gambar 5.36 Struktur Rangka ...144
Gambar 5.37 Struktur Rangka ...144
Gambar 5.38 Mekanisme penghawaan alami...145
Gambar 5.39 AC Split ...146
Gambar 5.40 Pencahayan Alami ...146
Gambar 5.41 Lampu LED ...147
Gambar 5.42Fire Extinguiser...148
Gambar 5.44Fire Alarm...148
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kelas-kelas kejuaraan Nasional Motocross...26Tabel 2.2 Rintangan Sirkuit Motocross lamantuha ...32
Tabel 2.1 Kesimpulan Objek sejenis dan Pertimbangannya ...34
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Tabanan Akhir 2014 ...41
Tabel 3.2 Team Motocross di Bali ...43
Tabel 3.3 Jumlah Anggota beberapa club motorcross di Bali ...44
Tabel 3.4 Sirkuit Motocross di Bali...44
Tabel 3.5 Event Motocross di Bali tahun 2015 ... 45
Tabel 3.5 Kesimpulan Analisa SWOT ...49
Tabel 4.1 Kebutuhan ruang berdasarkan fungsi ,civitasdan aktivitas ...63
Tabel 4.2 Rekapitulasi Kebutuhan Ruang ...69
Tabel 4.3 Program Performansi Kelompok Ruang Utama...70
Tabel 4.4 Program Performansi Kelompok Ruang Penunjang...76
Tabel 4.5Program Performansi Kelompok Ruang Pengelola... 79
Tabel 4.6 Program Performansi Kelompok Ruang Service ...82
Tabel 4.7 Peserta Event KejurnasMotocrossMX2 ...83
Tabel 4.8 Penonton PesertaEventKejurnasMotocross...84
Tabel 4.9 Studi Luasan Ruang...85
Tabel 4.10 Rekapitulasi Luasan Ruang ...95
Tabel 4.11Pembobotan Kriteria site dengan metodezero-one... 107
BAB I
PENDAHULUAN
Pada BAB ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian dalam kaitannya pada perancangan dan perencanaan SirkuitMotocrossdi Tabanan.
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia balap otomotif roda dua terutama Motorcross di Indonesia dari tahun ke tahun semakin mengalami perkembangan serta peningkatan dari segi peminatnya. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pembalap-pembalap muda yang mengikuti kejuaraan-kejuaran balap baik di tingkat regional , nasional maupun internasional. Khususnya di Bali, peserta balap otomotif roda dua terutama Motorcross selalu mengalami peningkatan peserta dari berbagai kategori umur. Hal tersebut menandakan cukup besarnya minat masyarakat Bali terhadap dunia otomotif khususnya di ajang Balap Motorcroos. Akan tetapi peningkatan peminat Motorcross tersebut tidak diikuti oleh perkembangan arena ataupun sirkuitmotorcross itu sendiri, baik dari segi jumlah sirkuit maupun fasilitas di dalamnya.
sering disebut dengan sirkuit yang merupakan tempat dilaksanakannya berbagai pertandingan balap motor maupun latihan dengan bermacam-macam kategori , umur serta dengan fasilitas didalamnya seperti race track sebagai bagian utama ,
paddocksertagroundstandsebagai sarana penunjang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Wawan Gustaf dari Ikatan Motor Indonesia Provinsi Bali, jumlah sirkuit di Bali sendiri masih sangat minim, dengan jumlah 6 sirkuit yang masih aktif beroprasi dan rutin menyelanggarakan event di setiap tahunnya. Jumlah tersebut dianggap sangat kurang dibandingkan dengan besarnya jumlah peminat akan Motorcrossdi Bali. Khusunya di Tabanan , terdapat 2 buah sirkuit yang masih aktif beroprasi hingga saat ini, yaitu di Desa Pangkung Tibah serta di Desa Gadungan. Setiap tahunnya sirkuit ini selalu menyelanggarkan event/ perlombaan dengan skala regional, disetiap eventnya selalu mengalami peningkatan baik dari segi peserta hingga penonton, dengan peningkatan berkisar antara 10-20%. Menurut beliu peningkatan peserta maupun penggemar motorcross lebih banyak pada daerah Denpasar serta Bali Pada bagian Barat yaitu Tabanan dan Negara. Oleh sebab itu beliu mengharapkan adanya Sirkuit Baru di daerah tersebut dengan standar yang lebih baik sehingga mampu menampung minat para penggemar otomotif khusnya motocross di Bali dan mampu menyelanggarakan event dengan skala yang lebih tinggi.
Dengan adanya perkembangan teknologi khusnya di bidang otomotif memberi dampak positif maupun negatif khusunya bagi para generasi muda di Bali. Dari dampak tersebut lebih cendrung ke arah yang negatif. Seperti halnya seringnya timbul kecelakaan lalu lintas di kalangan muda karena Balapan liar di jalanan umum. Berbagai usaha telah dilakukan pihak kepolisian untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerena balapan liar dijalan seperti pemberian sanksi yang tegas, namun hal tersebut masih belum optimal memberikan efek jera bagi para kalangan muda yang sudah terjerumus ke dunia balap liar atau otomonif yang berdampak negatif ini. Untuk itu dengan adanya perencanaan sirkuit Motocross ini diharapkan mampu mengalihkan hobi balap liar para generasi muda tersebut kea rah yang positif seperti halnya Balapan di Sirkuit
pembalap-pembalap muda khususnya di bidang olahraga motocross yang mampu bersaing ditingkat nasional bahkan internasional.
Perencanaan sirkuit Motocross di Tabanan ini disamping sebagai tempat untuk menampung minat atau hobby dari para generasi muda khususnya di Bali, sirkuit motorcroos ini juga diharapkan mampu mengalihkan hal-hal negatif bagi para generasi muda di Bali seperti balapan liar di jalan , mabuk-mabukan hingga penggunaan narkoba serta dengan adanya sirkuit Motocross ini berpengaruh bagi pariwisata di Bali dengan menjadi daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanagara untuk datang ke Bali, tidak hanya sebagai peserta namun juga sebagai penonton olah ragamotocrossini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa permasalahan yang dapat diangkat yaitu sebagai berikut :
1.2.1 Apa itu SirkuitMotocross?
1.2.2 Bagaimana merancang sebuah Sirkuit yang mampu memenuhi kebutuhan fasilitas kegiatan balapMotorcross ?
1.2.3 Bagaimana spesifikasi umum serta spesifikasi khusus terkait perancangan sirkuitmotocrossdi Tabanan?
1.2.4 Bagaimana standar besaran ruang pada perancangan sirkuit
Motocrossdi Tabanan?
1.2.5 Bagaimana Tema dan konsep perencanaan dan perancangan SirkuitMotoCrossyang diterapkan pada wilayah tersebut?
1.2.6 Dimana lokasi Perancangan sirkuitmotocrosstersebut?
1.3 Tujuan
1.3.1 Menciptakan aktivitas arena balap motorcross yang mampu menampung minat atau hobby para generasi muda khusya di Bali. 1.3.2 Mempertimbangkan serta Mengetahui keadaan lokasi Sirkuit
1.3.3 Menentukan spesifikasi umum dan khusus rancangan sirkuit Motocross di Tabanan.
1.3.4 Menentukan standar ruang pada sirkuitmotocrossdi Tabanan. 1.3.5 Menentukan tema yang diterapkan pada sirkuit motocross di
Tabanan .
1.3.6 Menentukan konsep perancangan tapak dan bangunan sirkuit
Motocrossdi Tabanan
1.4 Metode Penelitian
Metode penelitian di lakukan dengan dua tahap, yaitu teknik pengumpulan data dimana data-data yang memiliki implikasi ke dalam rancangangan nantinya dikumpulkan dan teknik pengolahan data yang mana data yang telah terkumpul dilakukan analisis dan sintesis data yang nantinya diharapkan dapat memenuhi persayaratan terhadap perencanaan dan perancangan SirkuitMotocrossini.
a. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikelompokkan terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data sekunder
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya serta semua keterangan yang untuk pertama kalinya diamati dan dicatat oleh peneliti (Burhan Bungin : 2005). Data primer diperoleh melalui :
- Interview atau Wawancara
Teknik wawancara dilakukan dengan mengumpulkan data/informasi mengenai keadaan lokasi dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan arena sirkuit Motocross. Adapun pihak-pihak yang diwawancarai diantaranya yaitu :
a. Pengelola/manajemen sirkuit
b. Pembalap/Crosser
Untuk mengetahui tentang cara bagaimana berkendara di arena lintasan dan apa saja yang dibutuhkan bagi seorang pembalap.
c. Ikatan Motor Indonesia
Untuk mengetahui bagaimana standar standar serta spesifikasi sirkuit motocross di Indonesia. Disamping itu juga mengenai bagaimana perkembangan Motocross di Indonesia dan di Bali Khususnya.
d. Pengunjung/penonton
Untuk mengetahui bagaimana tanggapan atau tingkat kenyamanan dari Sudut pandang penonton serta menganalisa sirkulasi dan zona area sirkuit.
- Observasi atau Studi Banding
Observasi/studi banding merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan atau objek sejenis untuk mendapatkan informasi mengenai aktifitas dan kebutuhan ruang yang dihasilkan oleh kegiatan yang diwadahi di dalamnya. Studi banding objek sejenis juga dilakukan untuk mengetahui upaya-upaya yang nantinya akan dilakukan dan diterapkan dalam kaitannya pada Perancangan Sirkuit Motocross ini. Serta dari Studi banding ini didapatkan fasilitas-fasilitas apa saja yang ada pada Sirkuit Motocross itu sendiri.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, artinya data tersebut tidak di usahakan sendiri pengumpulannya (Burhan Bungin : 2005).
a. Data Literatur
b. Teknik Pengolahan Data
Pada teknik pengolahan data dilakukan dengan 3 cara yaitu: 1. Kompilasi
Pada data yang telah dikumpulkan baik dari interview , wawancara, studi banding ataupun dari Buku literature dikelompokkan dengan kriteria data masing – masing yang kemudian di cari kaitannya antara satu dengan lainnya.
2. Analisis Data
Berdasarkan kompilasi data, dilakukan analisis data dengan beberapa pertimbangan untuk mendapatkan hasil kualitatif berdasarkan pertimbangan terhadap kondisi yang ada dengan beberapa landasan teori. 3. Sintesis
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP SIRKUIT
MOTOCROOS
Pada BAB II ini menguraikan pemahaman mengenai judul yang diambil, yaitu Pemahaman Terhadap Sirkuit Motocross, di mana dalam penjelasannya meliputi : Pemahaman Terhadap Sirkuit , Pemahaman Terhadap Motocross , Tinjauan Objek Sejenis dan Spesifikasi Umum SirkuitMotocross.
2.1 Pemahaman Terhadap Sirkuit
2.1.1 Pengertian Sirkuit
Sirkuit merupakan jalan yang melingkar atau berbentuk lingkaran yang dipergunakan untuk berbagai perlombaan (Poewardarminta,1978)
Sirkuit adalah suatu arena tertutup, baik permanen maupun temporer, dimana permulaan atau start dan pengakhiran atau finish terletak pada satu titik tangkap yang sama dan dibangun atau disesuaikan secara khusus untuk balapan mobil dan motor. (Sumber : Federation Internationale del’Automobile (FIA)
dalam buku tahunannya,Yearbook of Automobile Sport, 2002)
Jadi Sirkuit pada umumnya merupakan suatu tempat untuk mewadahi suatu pertandingan/latihan balap yang menjadi tempat untuk bersaing. Sirkuit itu sendiri meliputi ruang/lapangan , lintasan , serta fasilitas-fasilitas umum lainnya.
2.1.2 Identifikasi Jenis-Jenis Serta Fungsi Sirkuit Balap Motor Sesuai Jenis Kejuaraanya
a. Sirkuit Road Racing
Merupakan sirkuit untuk balapan yang dilombakan di jalan umum, seperti lintasan Isle of Man TT (Tourist Trophy), Grand Prix Macau dan beberapa lintasan di Ireland. Karena disebabkan oleh bahaya yang tak terlepaskan dari jalan raya seperti jalur sempit, trotoar jalan, dan tembok-tembok, sekarang dipindahkan ke lintasan-lintasan yang dibangun khusus.
b. Sirkuit Racing
Merupakan sirkuit yang dirancang khusus untuk motor-motor produksi masal yang dimodifikasi bersaing satu dengan lainnya di sirkuit yang juga dirancang khusus. Contoh kejuaraannya seperti:
MotoGP (balapan kelas puncak yang melombakan motor yang dirancang khusus untuk balap dan tidak dijual bebas) dan World Superbike (balap yang melombakan motor produksi masal dan dijual bebas namun dengan modifikasi sesuai ketentuan).
c. SirkuitClassic Racing
Merupakan sirkuit yang digunakan untuk motor yang telah dimodifikasi secara besar-besaran dari era awal – biasanya motor-motor sebelum pertengahan
d. SirkuitMotocross
Sirkuit dengan lintasan berlumpur (tanah), biasanya menampilkan motor yang melompat melewati jarak yang jauh
e. SirkuitSupermoto
Merupakan sirkuit gabungan antara balap jalanan dan motorcross. Lintasannya juga menggunakan perpaduan antara jalanan dan lintasan berlumpur.
f. SirkuitSpeedway
Merupakan sirkuit yang berbentuk lonjong (oval) dimana para pembalap berlomba dengan gaya khasspeedway yaitu mengepotkan (membelok dengan menggeser roda belakang)
g. Sirkuit Ketahanan Motor(Enduro)
Merupakan sirkuit dengan lintasan alam dan dilombakan dalam jangka waktu yang panjang.
h. SirkuitDrag RaceMotor
Pada sirkuit ini pembalap memacu motornya melewati dua lintasan lurus sejauh seperempat mil.
2.2 Spesifikasi/ Standar SirkuitMotocross
2.2.1 Lintasan
(Sumber : Peraturan dan Standar Sirkuit Motocross. Ikatan Motor Indonesia, 2014)
A. Umum
B. Panjang Lintasan
Panjang lintasan tidak boleh kurang dari 1.200 meter (walaupun panjang lintasan harus dikurangi karena kondisi yang jelek) dan tidak boleh lebih dan 2.000 meter ukuran garis center .
C. Lebar Lintasan
Lebar pada titik tertentu tidak boleh kurang dari 5 meter. Minimum lebar yang direkomendasikan adalah 8 meter. Dilintasan tidak diperbolehkan adanya rintangan ( pohon ) .
:
Gambar 2.1 : Standar Panjang dan Lebar SirkuitMotocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia,2014.
D. Jarak bebas
Jarak bebas antara lintasan dengan semua rintangan yang ada diatas permukaan tanah harus minimum 3 meter.
E. Kecepatan
F. Keamanan penonton dan pembalap
Semua tempat dimana penonton dilarang masuk harus dipasang pagar atau rintangan. Pagar penonton harus kuat dan cukup tinggi untuk mengontrol penonton.
Lebar dan memadai untuk keamanan pembalap dan penonton. Lebar daerah netral bisa berbeda - beda menurut keadaannya, akan tetapi tidak boleh kurang dari 1 meter. Pada daerah bebas harus dipasang pagar atau rintangan dibagian penonton dan dipasang pembatas disisi bagian lintasan. Pemasangan pembatas didaerah bebas harus tidak lebih tinggi dari 500 mm diatas permukaan tanah dan mempunyai lebar / diameter maximum 25 mm. Pembatas lintasan harus dipasang dengan pita (untuk keamanan tali tidak diperbolehkan). Bahan dari pembatas harus terbuat dari kayu (mudah patah) atau bahan yang fleksibel.
Gambar 2.2 : Standar Keamanan SirkuitMotocross
G. Rintangan
Perhatian yang khusus harus diberikan pada sudut dari awalan jump. Setiap jump harus mempunyai nomer lokasi dan harus terpasang juga tertulis di peta sirkuit. Tinggi, lebar dan panjang dari setiap jump
harus tertulis didalam laporan formulir inspeksi dan tidak diijinkan diganti dari ukurannya.
H. Daerah Start
Daerah start harus dipasang pagar untuk mendapatkan standar keamanan yang baik untuk orang - orang, dan diperlukan batas – batas didaerah ini untuk pemegang pas tanda masuk sesuai dengan fungsinya. 1. Penempatan pintu start
Pintu start harus berada pada garis melintang yang sama, jadi semua pembalap mempunyai kesempatan yang sama. Untuk Kejuaraan Nasional tidak diperbolehkan adanya baris kedua.Pintu start yang harus disediakan adalah sebanyak 30 posisi (minimum).
2. Lintasan Lurus tempat start
Panjang dari lintasan lurus setelah start tidak boleh lebih dari 125 meter (jarak dari pintu start ketitik dalam tikungan pertama ). Minimum panjang lintasan lurus setelah start adalah 80 meter.
Gambar 2.3 : Standar Daerah Start SirkuitMotocross
I. Waiting zone
Harus ada pagar yang memberi keamanan pada di daerah ini serta menempatkan petugas untuk memeriksa orang - orang yang berhak masuk sesuai dengan urutan/waktu masuknya.
Didaerah ini harus mendapat keamanan yang baik untuk menghindari segala kemungkinan sekecil mungkin untuk orang – orang
yang tidak mempunyaipasmasuk.
Dianjurkan untuk semua orang di daerah ini harus berpakaian baik dan beseragam team agar terlihat profesional. Jam dengan waktu resmi panitia harus terlihat jelas yang harus dipasang diatas pintu masukwaiting zone
Gambar 2.4 : Standar Keamanan danwaiting zoneSirkuitMotocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
J. Possignal
dengan baik agar dapat menjamin seluruh pandangan lintasan dapat terlihat oleh panitia .
K. Pencatat Waktu dan Lap Scorer
Pencatat waktu dan lap scorer harus berada pada satu garis dengan garis finish. Garis putih melintas harus dibuat didepan pencatat waktu dan tempat pencatat waktu harus berhadapan dengan lintasan.
L. Daerah perbaikan dan signal
Sepanjang lintasan harus ada suatu daerah untuk perbaikan dan signal selama balapan. Daerah perbaikan dan signal harus dipasang pagar untuk member keamanan yang baik terhadap orang - orang yang membutuhkannya didaerah ini dan petugas akan mengawasi dan memberikan ijin kepada orang - orang yang berhak masuk kedaerah ini sesuai dengan pas masuknya.
Gambar 2.5 : Standar Daerah Perbaikan SirkuitMotocross
M.PaddockPembalap
Paddock pembalap harus ada, apabila kondisi memungkinkan disesuaikan pada area melintang dan harus mempunyai ukuran yang cocok dengan syarat - syarat tertentu menurut lokasi dan jenis kejuaraan (disesuaikan dengan kondisi di lapangan ). Dasar tanah daerah paddock
harus dapat dilalui oleh kendaraan penggangkut kendaraan pembalap dalam kondisi / cuaca apapun juga. Perhatian khusus harus diberikan untuk saluran pembuangan air.
Penempatan dan pengaturan parkir didaerahpaddockharus dijamin dapat menampung kendaraan yang diperlukan. Jalan untuk keluar masuk daerah paddock harus dapat dilalui setiap saat oleh kendaraan yang akan lewat.
Gambar 2.6 : Standar Paddock Pembalap SirkuitMotocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
N. Pintu Start
start dan mekanikal alat pembuka harus tertutup total dari penglihatan pembalap, dengan begitu tidak akan ada perbedaan antara pembalap.
Minimum tinggi dari pintu start tersebut 500 mm. Lebar dari konstruksi dasar beton dari pintu start tidak boleh lebih dari 600 mm. Pembatas dibelakang pintu start harus terpasang agar pembalap tidak dapat memundurkan kendaraannya. Jarak antara pintu start dengan pembatas dibelakang harus 3 meter.
Untuk Kejuaraan Nasional pintu start harus dengan cara individual melipat / turun dengan minimum lebar untuk 30 meter (1 meter untuk setiap kendaraan).
Gambar 2.7: Standar Pintu Start SirkuitMotocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
2.2.2 Rintangan
Terdapat berbagai jenis rintangan dalam sirkuitmotorcrossdiantaranya yaitu:
a. Single Jump
Gambar 2.8 : RintanganSingle JumpSirkuitMotocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
b. Double Jump
Double Jump merupakan jenis rintangan yang terdiri dari dua dompak atau lompatan dengan tinggi 1-2 meter dengan kemiringan sudut maksimal yaitu 350.
Gambar 2.9 : RintanganDouble JumpSirkuitMotocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
c. Table Top
Table top merupakan rintangan berbentuk trapesium . Rintangan ini merupakanpenggabungan antara gunungan dengan bidang persegi panjang. Ketinggian maksimum dari loncatan adalah 2 meter dengan sudut maksimal 350. Panjang bidang table atau bidang atas adalah 2 meter.
Gambar 2.10 : RintanganTable TopSirkuitMotocross
d. Camel
Camel merupakan sebuah rintangan yang mengambil atau terinspirasi dari punggung unta yang terdiri dari dua gunungan yang memiliki ketinggian yang berbeda. Gunungan yang lebih rendah terletak di bagian depan. Ketinggian maksimal dari loncatan kedua adalah 1,5 meter dengan sudut maksimal 350.
Gambar 2.11 : RintanganCamelSirkuitMotocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
e. Superball
Super Ball merupakan rintangan yang bergelombang yang diakibatkan oleh bentuk rintangan yang terdiri dari setengah bola yang tersusun banyak.
Gambar 2.12 : RintanganSuperballSirkuitMotocross
Sumber: Ikatan Motor Indonesia 2014
2.2.3 Fasilitas Penunjang dan Pemasangan Instalasi SirkuitMotocross
A. Lokasi kantor panitia
Lokasi dan kantor panitia harus terletak di pintu masuk sirkuit B. PaddockPembalap
Tidak boleh diadakan pemungutan biaya untuk penggunaan fasilitas tersebut, dan harus tetap terjaga kebersihannyn selama kejuaraan berlangsung. Didaerah paddock pembalap harus tersedia pos medical dan pos pemadam kebakaran. Juga harus terdapat peralatan yang perlu untuk scrutineering dan pemerikasan administrasi didaerah tertutup. Papan pengumuman panitia harus terpasang di deerah ini.
C. Pemasangan Instalasi Pers
Minimum pemasangan instalasi untuk ruang pers harus tersedia 1 ruang kerja dengan meja dan kursi (diusahakan tersedia mesin ketik). Ruang pers harus mempunyai petugas dan harus mengetahui apa yang diperlukan media dan harus buka untuk minimum satu jam setelah seluruh balapan selesai. Orang - orang yang diperbolehkan masuk ke ruangan ini adalah : Pers, Jury, utusan IMI Daerah, IMI Representativ dan utusan Industri.
Gambar 2.13 : Standar Instalasi Ruang Pers SirkuitMotocross
D. Tribun Penont
Persyaratan se
• Antar 2
• Antara tempat
• Antara
• Garis oleh or
Gamb
Gamb
nonton
n secara umum :
r 2 gang masksimal memuat 42 tempat duduk
ra gang dengan dinding atau pembatas maksi pat duduk.
ra gang dengan gang utama maksimal 72 temapt is pandang agar seorang penonton tidak terha h orang di depannya ditentukan 12cm
mbar2.14 : Standar Ukuran Pembatas Tribun Penonton Sumber: Metric Handbook
bar 2.15: Standar maksimal seats Tribun Penonton Sumber: Metric Handbook
duduk
simal memuat 28
apt duduk
halang pandangan
• Tribun optima
• Tidak a
• Tribun khsus
-Gambar 2.17
bun boleh bertingkat apabila jarak pandang mal.
dak ada kolong di bawah tempat duduk bun khsus untuk penyandang cacat harus :
- Dibagian terdepan atau dibagian bela penonton
- Tribun dapat dilalui kuris roda dengan le 1,4m dan lebar tambahan minimal 0,9m
Gambar 2.16: Garis Pandang Tribun Penonton Sumber: Metric Handbook
.17: Garis Pandang Tribun Penonton untuk Penyandang Sumber: Metric Handbook
g melebihi jarak
elakang tribun
n lebar minimal
• Untuk dibuat perhitunga
Gambar
Gambar
uk meningkatkan garis pandangan sudut dasar buat dalam 2 atau lebih sudut yang lebih be
hitungan tanjakan yang digunakan.
ar 2.18: Sudut Kemiringan Tribun Penonton Sumber: Metric Handbook.2008
ar 2.19: Jenis Tempat duduk mempengaruhi Pandangan Sumber: Metric Handbook 2008
sar tribun dapat besar berdasar
2.2.4 Persyaratan Umum Rancangan
Persyaratan umum suatu sirkuitmotocrossyaitu meliputi:
1. Pelayanan kesehatan
Semua kejuaraan harus mempunyai pelayanan kesehatan yang dikoordinator oleh Kepala Kesehatan yang bekerja untuk Panitia. Team kesehatan dan peralatannya harus tersedia sesuai dengan kebutuhannya.Rencana pertolongan pertama / evakuasi untuk orang yang cidera harus disiapkan sebelum balapan oleh Panitia dan Koordinator Kesehatan. Adapun persyaratan umum kesehatan yaitu :
• Koordinasi Kesehatan-dokter agar mengikuti rapat juri
• Adanya ruang Pertolongan pertama ( PPPK)
• Jumlah dokter dan perawat, jumlah PPPK, jumlah ambulance yang sesuai
• adanya radio komunukasi dan tandu disetiap pos kesehatan
• informasi terhadap rumah sakit
• Jarak ke rumah sakit
• Seluruh fasilitas kesehatan harus tetap berada disirkuit sampai dengan 30 menit setelah balapan terahkir selesai
• Adanya fasilitas penunjang seperti landasan untuk helicopter (helipad) untuk mempercepat penanganan terhadap kecelakan dari pembalap, karena motocross merupakan olahraga yang extreme dan berbahaya.
2. Pelayanan pemadam kebakaran
Pelayanan pemadam kebakaran harus disiapkan diseluruh lintasan (pada titik tertentu) dan juga didaerah paddock pembalap, waiting zone, daerah start dan daerah perbaikan dan signal. Merokok dilarang didaerah paddock, waiting zone , perbaikan dan signal
3. Keamanan
diperlukan perancangan yang dapat menghindari manusia dari ancaman bahaya, antara lain:
a. Kebakaran
Dengan memfasilitasi setiap ruangan dengan alat pemadam kebakaran. Dan juga dengan memberikan fasilitas tangga darurat.
b. Bencana Alam
Dengan memperkuat konstruksi bangunan maupun atap, dan juga memperhitungkan bahaya bencana alam, seperti gempa bumi.
c. Keamanan Lintasan
Antara track lintasan motocross dengan penonton harus diberi jarak untuk keamanan. Semua tempat dimana penonton dilarang masuk harus dipasang pagar atau rintangan. Pagar penonton harus kuat dan cukup tinggi untuk mengontrol penonton.
Lebar dan memadai untuk keamanan pembalap dan penonton. Lebar daerah netral bisa berbeda - beda menurut keadaannya, akan tetapi tidak boleh kurang dari 1 meter. Pada daerah bebas harus dipasang pagar atau rintangan dibagian penonton dan dipasang pembatas disisi bagian lintasan. Pemasangan pembatas didaerah bebas harus tidak lebih tinggi dari 500 mm diatas permukaan tanah dan mempunyai lebar / diameter maximum 25 mm. Pembatas lintasan harus dipasang dengan pita (untuk keamanan tali tidak diperbolehkan). Bahan dari pembatas harus terbuat dari kayu (mudah patah) atau bahan yang fleksibel.
Gambar 2.20 : Standar Keamanan SirkuitMotocross
4. Kenyamanan
Dalam setiap gedung yang mewadahi suatu kegiatan manusia pasti harus memberikan kenyamanan bagi penghuninya, sehingga dapat meningkatkan kualitas pengguna/pembalap motocross, penonton, dan juga pengelola. Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang:
a. Kenyamanan Pandangan
Kenyamanan Pandangan ditujukan pada Pembalap, penonton, dan juga panitia. Kriteria yang harus dipenuhi yaitu, pandangan penonton ke arena sirkuit tidak terhalang struktur, pembalap dapat melihat seluruh arena sirkuit, pandangan penonton tidak terhalang oleh penonton didepannya.
2.3 Pemahaman TerhadapMotocross
2.3.1 PengertianMotocross
Motocrossadalah kejuaraan cross country yang dilaksanakan didalam sirkuit dengan menggunakan rintangan - rintangan. (sumber : Peraturan
MotocrossIkatan Motor Indonesia 2014)
Motorcross Merupakan jenis motor yang dikhususkan untuk melalui medan berat seperti medan berbatu atau berlumpur. Mempunyai ciri kontur ban kasar, yang menyerupai pacul atau tahu. Motor ini mempunyai torsi besar dan tahan banting. Jarak body dan tanah relatif tinggi. Motorcross kurang memiliki kelebihan pada top speed , namun lebih mengutamakan akselerasi. Motor ini juga memiliki jenis suspense yang lebih daripada motor lain karena penggunaanya di medan berat.
2.3.2 Peraturan Dalam Motocross
(sumber : PeraturanMotocrossIkatan Motor Indonesia 2014) A. Kendaraan
Perlombaan in terbuka untuk kendaraan jenis Motocross dan Enduro
B. Lintasan
Panjang lintasan minimum 1200 Meter dan tidak lebih dan 2000 meter dengan lebar minimum 8 Meter dan lebar lintasan pada titik tertentu tidak kurang dari 5 meter, diusahakan jarak bebas antara lintasan dan semua rintangan diatas tanah harus minimum 3 meter. Lintasan tidak dapat diluluskan jika dilintasan terdapat genangan air yang dalam atau terlalu banyak batu atau terdapat bagian lurus dilarang dengan kecepatan yang tinggi, adapun kecepatan maximum adalah 55 km/jam.
C. Pembalap
a. Kelas 65 cc (umur minimum 10 tahun dan maksimum 12 tahun) b. Kelas 85 cc (umur minimum 11 tahun dan maksimum 14 tahun ) c. Kelas MX2 Junior (umur minimum 13 tahun dan maksimum 17 tahun, Pembalap kategori ini tidak pernah terdaftar dalam Kategori MX2 Grade A dan B Tahun 2011 dan sebelumnya. ( Maksimum 2 tahun masuk 3 besar dikelas ini harus naik ke MX 2 )
d. Kelas MX2 ( umur di atas 15 tahun )
D. Kelas
Kelas-kelas untuk kejuaraan NasionalMotocrossadalah :
Tabel 2.1 : Kelas-kelas kejuaraan Nasional Motocross
No Kejuaraan Nasional Motocross Minimum cc Maksimum cc
1
Kelas 65 cc
2 tak 50 cc 65 cc
2
Kelas 85 cc
2 tak 80 cc 85 cc
4 tak 75 cc 150 cc
2 tak 100 cc 125 cc
4 tak 175 cc 250 cc
Sumber : Ikatan Motor Indonesia. 2014.
2.4 KajianTerhadap Proyek Sejenis
2.4.1 SirkuitMotocrossPangkung Tibah , Kabupaten Tabanan
Sirkuit pangkung tibah ini terletak di Desa Pangkung Tibah , Kecamatan Kediri , Kabupaten Tabanan. Berjarak 6 Km dari kota Tabanan . Sirkuit pangkung tibah ini dirancang oleh Bapak Wawan Gustaf (Ikatan Motor Indonesia Provinsi Bali) pada tahun 2006. Sirkuit motocross Pangkung Tibah merupakan satu-satunya sirkuit motocross yang berada dekat dengan pantai. Sirkuit Pangkung Tibah ini dikelola oleh masyarakat desa Pangkung Tibah.
Secara fisik sirkuit ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :
• Panjang lintasan 1.400 meter
• Lebar lintasan pada track lurus maupun tikungan yaitu 8m 1
Gambar 2.21: Denah sirkuit motocross Pangkung Tibah Sumber : Dokumentasi pribadi
Keterangan: 1. Area Menonton
• Jumlah tikungan yang dimiliki yaitu berjumlah 20 tikungan.
• Rintangan
Rintangan pada sirkuit Pangkung Tibah ini terdiri dari :
- 2 table top dengan tinggi 2 meter
- 3 buah single jump dengan tinggi 1,5-2 meter
- 2 buah double jump dengan tinggi 1,5-2 meter
- 2 buah Superball
- 1 buah camel
• Fasilitas-Fasilitas Penunjang
Fasilitas-fasilitas penunjang pada sirkuit ini diantaranya yaitu :
- Area Parkir
- Area Paddock Pembalap dengan luas area sekitar 150 m2. Fasilitas Paddock pada sirkuit ini masih bersifat bongkar pasang tergantung penyelenggaraan event.
- Tempat suci
- Fasilitas-fasilitas lainnya seperti menara pemantau , waiting zone , ruang panitia dan lain-lain bersifat tidak permanen (bongkar pasang).
2.4.2 Sirkuit Motocross Perancak , Kabupaten Jembrana
Sirkuit Motocross Perancak terletak di Kecamatan Jembrana , Kabupaten Jembrana. Berjarak kurang lebih 190 km dari kota Depasar dengan waktu yang ditempuh kurang lebih 3 jam perjalanan.Sirkuit Perancak yang dibangun pada tahun 1992 ini merupakan salah satu sirkuit dengan Area terluas di Bali dengan luas site 9 hektar dan luas parkir 2 hektar.
Spesifikasi Sirkuit Motocross Perancak:
• Panjang Lintasan yaitu 1200 Meter
• Lebar Lintasan adalah 8-10 Meter
• Lebar Lintasan pada daerah start yaitu 25 meter
• Terdapat 10 buah Tikungan
• Rintangan : 2 rintangan Single Jump, 2 table Top dan 2 double jump.
Fasilitas-fasilitas penunjang pada sirkuit ini diantaranya yaitu :
- Area Parkir
- Area Paddock Pembalap . Fasilitas Paddock pada sirkuit ini masih bersifat bongkar pasang tergantung penyelenggaraan event.
- Menara Kontrol Gambar 2.23:Denah sirkuit motocross Perancak
RintanganDouble Jump
RintanganSingle Jump
RintanganSingle Jump
RintanganDouble Jump
- Tempat suci
- Toilet umum
- Gedung Pengelola
- Gedung serbaguna
- Fasilitas-fasilitas lainnya seperti, waiting zone , ruang panitia perlombaan dan lain-lain bersifat tidak permanen (bongkar pasang).
2.4.3 SirkuitMotocrossLamantuha,Kalimantan Tengah
Sirkuit Motocross Lamantuha terletak di desa Pasir Panjang , Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Sirkuit Lamantuha ini dikelaola oleh Surya Sawit Sejati Otomotif dan merupakan salah satu sirkuit terbaik dengan standar nasional di Indonesia. Sirkuit Lamantuha brjarak hanya 2 km dari Bandar Udara Iskandar Muda Pangkalan Bun.
Spesifikasi Sirkuit Motocross Lamantuha:
• Lintasan
- Panjang lintasan yaitu 1.100 meter
- Lebar minimum lintasan yaitu 8 meter
- Jenis permukaan tanah yaitu tanah pasir
- Kecepatan rata-rata pada saat perlombaan yaitu 50 km/jam
- Jumlah Pos lintasan yaitu 12 pos
Gambar 2.24: Sirkuit Motocross Perancak
• Daerah Start
- Lebar dari pintu start yaitu 16 meter untuk 16 pembalap
- Panjang lintasan lurus depan start 100 meter
• Paddock Pembalap
- Terletak di belakang dan samping pintu start
- Jenis permukaan tanah beton
- Terdapat 2 buah toilet
• Keamanan
- Rumah sakit terdekat berjarak 2 km
- Waktu tempuh ke rumah sakit 5 menit
- Jumlah PPPK di dalam sirkuit 3 buah/tandu
• Penonton
- Letaknya disekeliling lintasan
- Jarak pandang langsung
- Jalan masuk (kendaraan umum , pribadi dll) aspal
- Parkir cukup luas
Tabel 2.2 : rintangan sirkuit Lamantuha
Sumber : Rusharmono, Luwi .Ikatan Motor Indonesia.2005
Gambar 2.27: Tribun Penonton danWaiting Zonesirkuit Lamantuha Sumber : Rusharmono, Luwi .Ikatan Motor Indonesia.2005
2.4.4 Kesimpulan Terhadap Objek Sejenis
Berdasarkan dari tinjauan diatas, kesimpulan dari ketiga objek tersebut menjelaskan fasilitas yang terdapat pada Sirkuit Motocross, klasifikasi, lokasi, dan manajemen pengelolaan yang dapat dilihat pada table 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.3Kesimpulan Objek Sejenis dan Pertimbangannya
4. Fasilitas dan
Penonton , Toilet ,
tempat suci, ruang
Dikelola oleh Swasta
2.5 Spesifikasi Umum SirkuitMotocrossdi Tabanan
2.5.1 Pengertian
Sirkuit Motocross merupakan suatu tempat untuk mewadahi suatu pertandingan/latihan motocross. Sirkuit itu sendiri meliputi ruang/lapangan , lintasan , serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya.
2.5.2 Fungsi Sirkuit Motocross A. Fungsi Utama
Fungsi utama dari sebuah sirkuit yaitu sebagai wadah atau arena untuk perlombaan kendaraan bermotor. Sirkuit juga bisa difungsikan sebagai tempat untuk latihan atau mengasah kemapuan pembalap , sebagai tempat untuk menyalurkan hobi serta sebagai tempat untuk pembinaan olah raga bermotor
B. Fungsi Penunjang
Fungsi penunjang sebuah sirkuit yaitu sebgai tempat untuk menonton/ menyaksikan kegiatan balap bagi masyarakat pecinta otomotif.
2.5.3 Tujuan
A. Tujuan Utama
Mampu memfasilitasi dan menampung para pecinta/ penggemar otomotif khususnya motocross baik mewadahi aktifitas dalam perlombaan , latihan maupun pembinaan olah raga.
A. Tujuan Penunjang
Sebagi tempat untuk mengalihkan hal-hal negatif bagi para generasi muda di Bali seperti balapan liar dijalan , mabuk-mabukan hingga penggunaan narkoba serta dengan adanya sirkuit Motocross ini berpengaruh bagi pariwisata di Bali dengan menjadi daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanagara untuk datang ke Bali, tidak hanya sebagai peserta namun juga sebagai penonton olah raga Motocross ini.
2.5.4 Fasilitas-fasilitas Sirkuit Motocross
Fasilitas pembalap meliputi lintasan motocross, paddock, waiting zone, pit lane, daerah pelayanan darurat.
B. Fasilitas Penunjang meliputi : area parkir , ruang wartawan , ruang pers, ruang pameran
C. Fasilitas Umum meliputi triun penonton , area parkir , toilet, tempat suci, souvenir, cafetaria
D. Fasilitas Pengelola meliputi : kantor pengelola operasional sirkuit dan fasilitas penunjang secara keseluruhan. Seperti ruang staf , ruang rapat , dan lain-lain
2.5.5 Persyaratan Lokasi
• Lokasi terletak di tempat yang strategis , mudah dicapai serta daerah yang memiliki minat tinggi di dunia otomotif khususnya Motocross. Agar nantinya sirkuit ini dapat berfungsi secara optimal.
• Lokasi terletak di daerah yang cukup jauh dari pemukiman penduduk karena sirkuit motocross ini memiliki tingkat kebisingan yang cukup tinggi.
• Memiliki akses transportasi yang baik dan mudah serta ukuran lahan yang cukup luas untuk menampung semua kegiatan dan fasilitas yang akan diwadahi.
• Adanya sarana penunjang dan pelengkap di sekitar site seperti tersedianya jaringan utilitas.
2.5.6 Civitas
Pembalap, mekanikal, pers, juri, panitia lomba, manajemen balap, penonton, dokter, pengelola, dan official .
2.5.7 Aktivitas kegiatan yang diwadahi
• Aktifitas penunjang yaitu kegiatan pengelolaan dan perawatan sirkuit. Serta aktifitas dari wartawan amupun penonton perlombaan.
2.5.8 Sistem Pengelolaan Sirkuit Motocross