PERKEMBANGAN INDUSTRI KAIN TENUN SONGKET
BATUBARA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
FATRIKA MANURUNG
3102121004
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah Bapa
melalui anak Nya Tuhan Yesus Kristus, karena kasih dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi ini berjudul “Perkembang
Industri Kain Tenun Songket Batubara”, kiranya dapat memberi manfaat bagi rekan mahasiswa dan masyarakat. Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang dapat membangun agar
skripsi ini menjadi sempurna.
Bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun meteril tidak lepas dari
penulis selama penulisan skripsi ini, sehingga beban yang dihadapi serasa lebih
ringan. Karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah turut membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, yaitu:
1. Orangtua penulis yang sangat dicintai dan disayangi Ayahanda Marojahan
Manurung dan Ibunda Kenni Butar-butar, sebagai Ayah dan Ibu terbaik dan
paling hebat sedunia, juga sebagai sumber segala inspirasi, yang telah
memperkenalkan penulis dengan kegetiran hidup yang harus ditanggung dan
makna hidup yang harus disyukuri, yang juga memberikan kasih sayang,
dukungan, materi dan Doa setiap saat. Terimakasih.
2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor UNIMED beserta
3. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku ketua jurusan pendidikan sejarah dan
selaku penguji.
4. Ibu Dra. Hafnita Lubis, M.Si selaku sekretaris jurusan pendidikan sejarah.
5. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan arahan dan motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik
yang juga telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.
7. Bapak Pristi Suhendro Lukitoyo, S.Hum, M.Si selaku dosen penguji.
8. Bapak, Ibu dosen yang mengajar di Pendidikan Sejarah UNIMED.
9. Abang ku tersayang Hansen Manurung, dan adik-adik ku yang cantik-cantik
Feni Hartati Manurung, Sasmita Manurung, Yunita Irawati Manurung, Andini
Meta Angelina Manurung, dan Revi Aprilya Manurung, yang tanpa henti
memberi dukungan dan Doa kepada penulis.
10.Keluarga ku terkasih Bou Lim Januarty Manurung beserta Amangboru
J.Sianturi terimakasih untuk dukungan Doa, dan materil nya, Tante-Uda
Valen, Tulang-Nantulang Florencya, Tulang-Nantulang Linda, terimakasih
untuk segala bentuk dukungan kepada penulis.
11.Sahabat-sahabat ku yang terkasih dan selalu kusayang wak-Ade Ayu
Anggraeni.S, wak-Risa Christina Simatupang, terimakasih untuk segala
bentuk dukungan, doa, waktu, pengorbanan, motivasi, pengertian, suka-duka
12.Teman-teman ku Ayi Dayma Yosefi, Ayu Irma Putri, Tegar giri, Abdul Muis,
Ramces, Nely Sartika Simamora, Reni Anggreni Lajira, terimakasih untuk
waktu dan kebersamaan selama perkuliahan kita.
13.Teman-teman seperjuangan rekan mahasiswa kelas B-Reguler 2010 dan
rekan-rekan kelas A-Reguler, Ekstensi 2010.
14.Teman-teman PPLT SMP N 1 Laguboti 2013 yang selalu memberikan
dukungan, Doa dan motivasi kepada penulis.
15.Para nara sumber pengusaha kelompok kerja dan pengrajin industri kain tenun
songket Batubara yang telah memberikan informasi dan data kepada penulis.
16.Teman-teman kost ku kak Nita, kak Rova, dek Krisna, Desmi, terimakasih
untuk segala Doa dan dukungan kepada penulis, terimakasih juga kepada
Ersida Agatha Sitohang untuk semua kebersamaan, dukungan, bantuan kepada
penulis. Serta teman-teman ku yang tidak dapat kusebutkan satu-persatu.
Akhir kata penulis memohon maaf bila atas kekurangan dan kesalahan
dalam penyusunan skripsi ini. semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Medan, Juni 2014
Penulis,
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Alat untuk mengani
Gambar 2 : Okik, Alat Tenun Songket
Gambar 3 : Rumah Ibu Ratna tempat Pembuatan Songket
Gambar 4 : Posisi benang Loseng sejajar dengan Arah pandang Penyongket
Gambar 5 : Posisi benang Pakan Melintang dengan Arah pandang Penyongket
Gambar 6 : Penyongket dengan Teknik Memungut motif dari Sejubilang
Gambar 7 : songket motif Pucuk Betikam
Gambar 8 : songket motif pucuk perak
Gambar 9 : songket motif pucuk pandan
Gambar 10 : songket motif tolab bermukim
Gambar 11 : songket motif cempaka
Gambar 12 : songket motif pucuk paul
Gambar 13 : songket motif gigi hiu
Gambar 14 : songket motif siku keluang
Gambar 15 : Ibu Ratna Pengusaha Industri tenun songket Melayu Batubara
DAFTAR TABEL
Tabel I : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel II : Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. “Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik”.
Jakarta: Rineka Cipta.
Albi, Ibarahim Yunit dkk. “Adat Budaya Resam Melayu Batubara”. Bandung: PT. Puri Delco. Tanpa Tahun Terbit.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. “Psikologi Perkembangan”. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Kartiwa, Suwati. 1996. “Kain Songket Indonesia”. Jakarta: Djambatan
Manullang, M. 2013. “ Pengantar Bisnis”. Jakarta. PT Indeks
Nasution, Farizal. 2012. “Upacara Adat Melayu di Sumatera Utara”. Medan. CV.
MITRA
Saleh Irsan Azhary. 1986. “Industri Kecil”. Jakarta. LP3ES
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2010. “Melayu Pesisir Dan Batak Pegunungan”. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sinar, Tengku Silva. 2011. “Kearifan Lokal Berpantun Dalam Perkawinan Adat
Melayu Batubara”. Medan. USU Press.
Sjamsudin, Helius. 2012. “Metodologi Sejarah”. Yogyakarta: Ombak
Sukirno, Sadono. 2008. “Mikro Ekonomi Teori Pengantar”. Jakrta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 2010. “Psikologi Pendidikan”. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran
dari Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang
didiami masyarakat yang turun-temurun tinggal di kawasan pantai Timur
Sumatera Utara ke arah Selatan. Masyarakat Batubara sebagaimana halnya
masyarakat pantai lainnya memusatkan kehidupan, serta mata pencaharian sebagai
nelayan dan petani. Oleh karena masyarakat Melayu Batubara hidup pada
kawasan pantai termasuk wilayah pesisir, maka mereka dikenal sebagai penganut
agama Islam. Nelayan merupakan salah satu mata pencaharian penduduk
Batubara. Kebanyakan dari nelayan ini hanya sebagai seorang pelaut, yang
penghasilannya hanya cukup digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga sehari-hari.
Kehidupan masyarakat di Batubara tidak hanya berfokus pada masalah
kehidupan nelayan, tetapi juga Bertani yang merupakan salah satu jenis mata
pencaharian penduduk Batubara. Dilihat dari segi jumlahnya, maka golongan
petani ini merupakan kelompok terbesar. Adapun tanah yang diolah berupa ladang
dan kebun. Jenis tanaman yang dikebunkan adalah kelapa, pisang, dan jagung,
serta sedikit sayuran. Hasil kebun dan ladang ini kebanyakan untuk mencukupi
kebutuhan sendiri, hanya hasil kebun kelapa yang dijual, penduduk mengusahakan
sendiri tanah pertanian mereka, hanya beberapa orang saja yang memerlukan
Industri kecil merupakan salah satu sektor penghidupan masyarakat yang
mengembangkan teknologi produksi. Saat ini Industri kecil yang sedang
berkembang pesat di Batubara ialah Tenun Songket. Songket adalah satu artefak
dalam budaya yang berperan sebagai salah satu jati diri orang Melayu.
Masyarakat Batubara terampil dalam usaha pembuatan kain songket Batubara.
Umumnya setiap wanita dewasa di Desa Pahang memiliki keterampilan menenun,
bahkan hampir keseluruhan wanita dewasa yang belum menikah dan putus
sekolah sekarang pekerjaannya adalah bertenun. Kain songket Batubara adalah
karya seni halus dan memerlukan ketekunan dan kesabaran. Hal ini karena proses
pembuatannya masih menggunakan alat tradisional dan dikerjakan secara manual.
Sebelum tahun 1970-an, para perajin kain songket Batubara membeli
bahan baku dari kota Pematang siantar. Pada waktu itu, bahan baku memang
sudah ada dijual di kota Kisaran, tetapi para perajin lebih senang membeli bahan
bakunya di Pematang siantar Karena harganya lebih murah. Setelah tahun
1970-an, para pedagang penjual bahan baku yang di Pematang Siantar ada yang
mengalihkan usahanya ke kota Kisaran dan harganya relatif lebih murah, sejak
itulah para perajin tenun songket membeli bahan baku dari Kisaran.
Bahan baku dalam suatu kegiatan industri memegang peranan yang sangat
penting untuk dapat menghasilkan barang jadi. Demikian halnya dengan usaha
kerajinan tradisional kain tenun songket Batubara, memerlukan berbagai bahan
baku untuk dapat menghasilkan kain songket, baju pengantin, kebaya, selendang,
Pada awalnya para perajin songket ini mendapat bantuan dari koperasi
yang sengaja didirikan untuk kepentingan para perajin dapat mengambil
kebutuhan bahan baku apa saja dari koperasi tersebut, namun karena kurangnya
pengelolaan koperasi yang baik mengakibatkan koperasi tidak eksis lagi dalam
penyediaan bahan baku bagi perajin songket. Namun, seiring proses
perkembangan zaman turut berpengaruh terhadap penyediaan bahan baku yang
digunakan para perajin sekarang ini, bukan lagi seperti kesulitan di awal industri
kecil ini dimulai, proses pembuatan kain tenun songket Batubara-nya tidak lagi
mencelup dan menjemur.
Para perajin sekarang ini sudah menggunakan benang siap pakai. Motif
kain songket batubara sebelumnya hanya menggunakan benang emas dan perak,
sekarang sudah dapat mereka variasikan dengan menggunakan benang biasa
dengan segala jenis warnanya. Dengan demikian, hasil tenunan mereka semakin
bervariasi dan dapat memenuhi selera konsumennya. Perubahan bahan baku
tersebut membuat sifat hasil tenunan menjadi berubah. Kalau pada mulanya hasil
tenunan mereka tebal dan kasar, serta tidak bisa dicuci, sekarang ini menjadi halus
dengan variasi warna dan juga dapat dicuci (Albi : 151-164).
Sebagian kecil perajin yang tergabung dalam sanggar Tenun Batubara
yang dibina oleh Departemen Perindustrian Kabupaten Batubara tidak
memerlukan modal khusus, karena semua keperluan yang berhubungan dengan
kegiatan pertenunan disediakan oleh pihak perindustrian setempat. Bahan baku
berupa benang juga merupakan modal yang harus diupayakan dimiliki setiap
Pemerintah sangat berperan penting dalam membantu mengembangkan
dan melestarikan hasil budaya Melayu Batubara ini agar tetap eksis di zaman yang
sudah sangat modern ini. Saat ini pemerintah sudah memberikan banyak bantuan
dan kemudahan kepada para pengusaha tenun songket untuk dapat
mengembangkan produksinya. Pemerintah memberi bantuan berupa pinjaman
uang melalui kredit Bank dengan bunga yang sangat minim untuk bisa membantu
pengembangan produksi dan kualitas tenun songket Batubara ini.
Setiap pembeli/konsumen kadang-kadang mendatangi sendiri para perajin
dan meminta dibuatkan tenunan tertentu sesuai keinginan pembeli. Si perajin
meminta uang muka sebagai ikatan kerja antara si pemesan dan si perajin, dan
jumlahnya pun sesuai dengan kesepakatan antara perajin dan pembeli dan uang
tersebutlah yang dipakai perajin sebagai modal pembelian bahan baku.
Ketertarikan banyak konsumen dengan industri kerajinan Songket Batu Bara ini,
karena desain atau motif tenunan asal daerah tersebut memiliki nilai seni budaya
yang cukup tinggi. Oleh karena itu, banyak dari negara tetangga seperti Malaysia,
Thailand, Singapore, Brunei darussalam membeli songket tersebut.
Dengan melihat uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut,
untuk itulah penulis tertarik mengangkat judul “Perkembangan Industri Kain
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Latar belakang munculnya industri kain Tenun songket Batubara.
2. Faktor-faktor pendukung Eksisnya industri kain Tenun songket Batubara.
3. Perkembangan industri kain Tenun songket Batubara.
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut maka yang menjadi rumusan
masalah adalah:
1. Bagaimana latar belakang munculnya industri kain Tenun Songket Batubara ?
2. Apa saja faktor-faktor pendukung berkembangnya produksi industri kain
Tenun songket Batubara ?
3. Bagaimanakah bentuk perkembangan industri kain Tenun songket Batubara ?
D.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya industri kain tenun songket
Batubara.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung berkembangnya produksi industri
kain tenun songket Batubara.
E.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan atau informasi mengenai Industri kain tenun songket Batubara.
2. Sebagai bahan masukan yang dapat menamba wawasan dan pengetahuan
secara teoritis bagi guru-guru dan calon guru yang mengajar di SMA pada
bidang kajian industri.
3. Sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa pendidikan sejarah maupun
mahasiswa jurusan lainnya dengan bidang penelitian yang sama pada lokasi
penelitian yang berbeda untuk menghasilkan kesimpulan yang sempurna.
4. Bagi pengusaha, diharapkan dalam penelitian ini, maka pengusaha dapat
meningkatkan mutu dan mempertahankan kualitas kinerja pekerja.
5. Bahan pertimbangan pemerintah setempat agar lebih memberikan perhatian
terhadap pelestarian industri kecil kain tenun songket Batubara.
6. Sebagai pembendaharaan perpustakaan UNIMED khususnya Fakultas Ilmu
Sosial.
7. Bagi pembaca untuk menambah pengetahuan pembaca dan memperkenalkan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan uraian yang terdapat pada bab sebelumnya, maka dalam
bab ini dapat ditarik kesimpulan yang ditemukan sebagai berikut:
1. Dalam percepatan pembanguan ekonomi, industrialisasi merupakan salah
satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah. Proses industrialisasi yang
dilakukan telah memberikan dampak positif dan memberikan kontribusi
besar bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, serta menghasilkan banyak
usaha-usaha baru, termasuk di dalamnya industri kecil.
2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa awal dirintisnya industri kain tenun
songket Batubara ini dimulai dari abad ke-19 masyarakat Melayu Batubara
sudah mengenal benang emas, benang sutera, dan benang kapas, lalu
masyarakat Melayu ini mulai melakukan penyongketan yang
menghasilkan kain tenun songket untuk dipergunakan di berbagai
kepentingan masyarakat Melayu Batubara ini. Dimana keahlian dalam
mennyongket ini mayoritas dikuasai oleh kaum wanita di Melayu
Batubara ini dalam melakukan proses produksi songket diterima secara
turun-temurun dari nenek moyang mereka.
3. Faktor-faktor pendukung produksi industri kain tenun songket Batubara
yaitu: modal, modal yang digunakan oleh para pengusaha kelompok kerja
industri kain tenun songket Batubara ini adalah modal yang disediakan
memberikan keringanan pada bunga dari setiap pinjaman bagi para
pengusaha kelompok kerja industri songket Batubara ini, bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan kain tenun songket ini mereka dapat dari
pedagang benang sutera yang ada di Tanjung morawa dan benang-benang
lainnya seperti benang emas, dan benang perak dapat mereka peroleh dari
Kisaran atau Pematangsiantar untuk memberi khiasan motif pada tenunan
songket, dan tenaga kerja yang menjadi pengrajin tenunan songket ini
adalah umumnya kaum wanita yang bekerja sambilan menjadi penenun
setelah pekerjaan utama mereka yang lain, dan juga remaja-remaja puteri
yang ikut melakukan penyongketan setiap setelah pulang sekolah atau
bekerja menjadi buruh tani, pedangang dan lainnya.
4. Perkembangan industri kain tenun songket Batubara ini terjadi pada
banyak hal yang sangat mempengaruhi ke eksisan songket itu sendiri
seperti alat tenun (okik) yang dipakai untuk melakukan penyongketan dari
alat yang dulunya sangat sederhana hingga kini sudah mendapat banyak
perubahan menjadi lebih baik, motif-motif yang pakai di dalam tiap
lembaran kain songket juga sudah mengalami banyak perubahan bentuk
motif dan warna lebih modern mengikuti perkembangan zaman dan
permintaan pasar untuk setiap jenis songket yang dibutuhkan, kualitas
bahan baku yang dipakai juga dijamin mutu nya untuk hasil songket yang
berkualitas dan berdaya jual tinggi hingga ke luar negeri, dan para pekerja
yang juga tidak lupa selalu dibekali dengan pelatihan-pelatihan terlebih
lebih dulu menguasai tehnik-tehnik yang digunakan dalam melakukan
penyongketan dan kreatifitas para pengrajin dalam memproduksi kain-kain
tenun yang kuaitas dan keindahannya selalu dinomor satukan pengusaha
dan pekerjanya.
5. Jalur pemasaran kain tenun songket ini meliputi dua jalur yaitu langsung
datang kerumah produksi. Kedua sebelum sampai kepada konsumen akhir,
pengusaha menjual/mendistribusikan kain songket kepada pedagang besar
di kota barulah sampai kepada konsumen.
B. Saran
1. Kepada para pengusaha kelompok kerja industri kain tenun songket
Batubara agar tidak puas dengan pencapaian yang di peroleh dari industri
kain tenun songket ini, agar tetap melakukan peningkatan-peningkatan
kualitas dari hasil produksi kain tenun songketnya dan banyak melakukan
pelatihan kepada pengrajin untuk dapat menciptakan karya-karya baru
dalam membuat motif-motif baru dengan warna yang lebih menarik.
2. Kepada para pemerintah agar tetap dan lebih memperhatikan para
pengusaha industri kain tenun songket Batubara ini, karena melalui para
pengusaha industri songket ini telah memberikan pekerjaan kepada
masyarakat yang membutuhkan pekerjaan dan penghasilan tambahan,
dengan cara ini secara tidak langsung para pengusaha industri songket
Batubara ini sudah berperan membantu pemerintah mengurai tingkat