• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI KECAMATAN DARUL MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI KECAMATAN DARUL MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

FRIDA NAZIRAH Nim: 8126131007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

FRIDA NAZIRAH Nim: 8126131007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Frida Nazirah, 8126131007, Hubungan Antara Iklim Organisasi, Motivasi Kerja, Dan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. Tesis. Pascasarjana.Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan iklim organisasi dengan kinerja guru, (2) hubungan motivasi kerja dengan kinerja guru, (3) hubungan kepuasan kerja guru dengan kinerja guru dan (4) hubungan iklim organisasi, motivasi kerja dan kepuasan kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru. Metode penelitian adalah kuantitatif jenis deskriptif studi korelasional dengan pola kajian korelatif dengan menempatkan variabel penelitian dalam dua kelompok yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SD Negeri di Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya yaitu sebanyak 179 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Slovin sehingga diperoleh 123 orang, selanjutnya penentuan sampel digunakan teknik area sampling. Instrumen penelitian yang digunakan untuk variabel kinerja guru digunakan instrumen IPKG dan variabel bebas menggunakan angket dengan menggunakan lima pilihan jawaban. Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana serta ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja guru dengan koefisien korelasi ry1 = 0,329. Sumbangan efektif yang

diberikan oleh variabel iklim organisasi terhadap kinerja guru adalah sebesar 7,96%, (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru dengan koefisien korelasi ry2 = 0,490. Sumbangan efektif

yang diberikan oleh variabel motivasi kerja terhadap kinerja guru adalah sebesar 19,06% (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja guru dengan kinerja guru dengan koefisien korelasi ry3 = 0,353. Sumbangan efektif

(6)

ii ABSTRACT

Frida Nazirah, 8126131007. The Relationship Between Organizational climate, Work motivation and Job satisfaction And Teachers Performance in Primary School in Darul Makmur District, Nagan Raya. Thesis. Postgraduate. State University of Medan, 2014.

(7)

i

KATA PENGANTAR مــيح رـلا نمحرـلا ه مــــــــسب

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan kasih karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam

menuntut ilmu dan menyelesaikan penelitian tesis ini yang berjudul “Hubungan

Iklim Organisasi, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja Guru Di SDhNegeri Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya ” ini dapat selesai.

Selama melaksanakan penelitian dan penelitian tesis ini penulis banyak

mendapat bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

saya hormati:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Darwin, M. Pd, selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan Dr. Paningkat Siburian,

M. Pd selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Saut Purba, M.Pd, selaku Pembimbing I dan Dr. Ir. Sukarman Purba,

M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan

motivasi sehingga pada akhirnya tesis ini dapat penulis selesaikan dengan

(8)

ii

5. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd., Prof. Dr. Arif Rahman, M.Pd., dan Dr.

Irsan Rangkuti, M.Pd., M.Si. selaku narasumber yang telah banyak

memberikan saran dan masukan yang sangat berharga kepada penulis.

6. Seluruh Dosen program Studi Administrasi Pendidikan yang telah banyak

memberikan ilmu dan pengetahuan selama menempuh pendidikan di

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

7. Dra. Hj. Cut Intan Mala, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan

Raya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan

penelitian.

8. Kepala Sekolah dan Guru SDN Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan

Raya yang telah kooperatif dalam pengumpulan data penelitian tesis ini.

9. Orangtua tercinta, Risnur dan Aidanur, abangnda Firnanda Hadi dan Adinda

Iin Verawati serta seluruh keluarga besar yang tinggal di Aceh Barat Daya dan

keluarga yang ada di Nagan Raya, juga kepada keluargaku di Medan yang

selalu mendukung dan memotivasi penulis agar dapat menyelesaikan studi

dengan baik.

10.Suami tercinta, Tarmizi, serta anak-anakku tersayang Zaim Husnul Muttaqin

T. dan Zafran Imam Mustaqim T. yang telah memberikan semangat serta doa

yang tiada hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

11.Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan

Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan Kelas A dan B yang selalu

(9)

iii

Akhir kata penulis dengan sepenuh hati juga mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang namanya tidak tertulis satu

persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini.

Mudah-mudahan antuan dan kontribusi yang diberikan kepada penulis mendapat balasan

dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak terdapat

kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritikan

yang membangun guna kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga tulisan ini

dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya kemajuan pendidikan di Nagan

Raya.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

(10)

i

BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A. Kajian Teoritis ... 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 43

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

C. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 48

D. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 49

E. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 64

B. Uji Kecendrungan Variabel Penelitian... 70

(11)

ii

D. Pengujian Hipotesis ... 77

E. Sumbangan Relatif dan Efektif ... 84

F. Temuan Penelitian ... 85

G. Pembahasan Hasil Penelitian. ... 89

H. Keterbatasan Penelitian ... 94

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 96

A. Simpulan ... 96

B. Implikasi ... 98

C. Saran ... 104

(12)

i

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Guru SDN Kecamatan Darul Makmur ... 44

Tabel 3.2 Jumlah Sekolah Inti dan Imbas Kec. Darul Makmur ... 46

Tabel 3.3 Jumlah Data Sampel Penelitian... 47

Tabel 3.4 Instrumen Kinerja Guru ... 50

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Iklim Organisasi ... 52

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Kerja ... 52

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Kepuasan Kerja ... 53

Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Perhitungan Reliabilitas Angket ... 55

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Skor Penelitian ... 64

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru ... 65

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Iklim Organisasi... 66

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja ... 67

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Kerja ... 69

Tabel 4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru ... 70

Tabel 4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Iklim Organisasi ... 71

Tabel 4.8 Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja ... 71

Tabel 4.9 Tingkat Kecenderungan Variabel Kepuasan Kerja ... 72

Tabel 4.10 Ringkasan Uji Normalitas ... 72

Tabel 4.11 Ringkasan Uji Homogenitas Setiap Variabel Penelitian .. 73

Tabel 4.12 Ringkasan ANAVA Uji Linieritas Y atas X1 ... 74

Tabel 4.13 Ringkasan ANAVA Linieritas Regresi Y atas X2 ... 75

Tabel 4.14 Ringkasan ANAVA linieritas Regresi Y atas X3 ... 76

(13)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ... 41

Gambar 4.1 Histogram Variabel Kinerja Guru (Y) ... 65

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Skor Variabel Iklim Organisasi ... 67

Gambar 4.3 Histogram Distribusi Skor Variabel Motivasi Kerja ... 68

Gambar 4.4 Histogram Distribusi Skor variabel Kepuasan Kerja ... 69

(14)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 108

Lampiran 2 Perhitungan Validitas Instrumen Penelitian ... 124

Lampiran 3 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 128

Lampiran 4 Data Induk Penelitian ... 135

Lampiran 5 Perhitungan Statistik Dasar/Deskripsi Data ... 140

Lampiran 6 Perhitungan Uji Kecenderungan ... 147

Lampiran 7 Perhitungan Uji Normalitas ... 152

Lampiran 8 Perhitungan Uji Homogenitas Data ... 165

Lampiran 9 Perhitungan Uji Linieritas Dan Persamaan Regresi ... 179

Lampiran 10 Perhitungan Uji Indenpendensi Antar Variabel Bebas ... 198

Lampiran 11 Perhitungan Korelasi Sederhana ... 200

Lampiran 12 Perhitungan Korelasi Parsial ... 203

Lampiran 13 Perhitungan Korelasi Ganda ... . 212

Lampiran 14 Perhitungan Regresi Ganda ... 213

Lampiran 15 Perhitungan Sumbangan Relatif dan Efektif ... 216

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan yang menduduki

posisi sentral dalam pembangunan karena berorientasi pada peningkatan kualitas

sumber daya manusia. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyatakan

bahwa pendidikan bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pencapaian tujuan pendidikan tersebut salah satunya sangat tergantung

kepada kualitas tenaga kependidikan terutama peran guru sebagai ujung

tombaknya. Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh peran guru

dalam merancang, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mengembangkan

kegiatan pembelajaran menjadi lebih inovatif serta kemampuan mengevaluasi.

Guru merupakan tenaga kependidikan yang memiliki tugas utama untuk

mendidik, mengajar, melatih, serta mengarahkanpeserta didik agar memiliki

kesiapan dalam menghadapi persaingan global dengan bangsa lain. Guru harus

mampu mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik, guru juga

dituntut untuk memiliki kemampuan dasar yangdiperlukan sebagai pendidik,

(16)

pembimbing dan pengajar dan kemampuan tersebut tercermin pada kompetensi

guru.

Guru adalah figur yang menempati posisi dan memegang peran penting

dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah pendidikan, figur

guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama menyangkut persoalan

pendidikan formal di sekolah. Pendidik atau guru merupakan tenaga profesional

yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi.

Dengan demikian guru dituntut untuk memiliki profesionalisme dan

motivasi yang tinggi terhadap institusinya sebagai wujud kinerja yang tinggi.

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, pada pasal 1 ayat

1 menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama (1)

mendidik, (2) mengajar, (3) membimbing, (4) mengarahkan, (5) melatih, (6)

menilai, dan (7) mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini,

pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Dalam hal ini sangat jelas tuntutan profesionalitas guru. Profesionalitas

yang dimilikinya akan meningkatkan kinerja yang dimiliki oleh seorang guru.

Peran dari seorang guru dipandang dari sisi tugas dan tanggung jawabnya tidaklah

ringan, untuk itu seorang guru selayaknya memiliki kinerja yang baik dan

(17)

Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan

tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab atas peserta didik di bawah

bimbingannya dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Menurut Supardi (2013:54) kinerja guru dapat diartikan sebagai suatu kondisi

yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalamn melaksanakan tugasnya di

madrasah serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru

dalam atau selama melakukan aktivitas pembelajaran.

Kinerja guru dikatakan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur terkait

dengan pembelajaran dengan baik, seperti menguasai dan mengembangkan bahan

pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar, kreatifitas dalam pengajaran, kerjasama

dengan semua warga sekolah, memiliki keteladanan yang patut diteladani siswa,

objektif dalam membimbing dan menilai siswa.

Betapapun pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan

melalui upaya meningkatkan kinerja guru melalui pemberian pelatihan kepada

guru-guru, peningkatan penghasilan melalui sertifikasi dan tunjangan lainnya,

pengadaan sarana dan prasarana bahkan juga telah diberikan beasiswa pendidikan

untuk peningkatan jenjang pendidikan, namun belum memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan dan dalam kenyataannya bahwa

kualitas pendidikan di Indonesia masih terus bermasalah.

Pada kenyataannya masih banyak guru yang tidak menunjukkan kinerja

yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya, sehingga sampai saat ini aspek yang

menjadi fokus pemerintah dalam upaya mencapai tujuan pendidikan ialah

(18)

dapat meningkatkan mutu pendidikan, karena guru yang bermutu dapat

menghasilkan lulusan yang berkualitas yang secara otomatis bersinergi terhadap

peningkatan kualitas manusia.

Sagala (2011:38) menyatakan bahwa kinerja guru selama ini terkesan tidak

optimal, guru melaksanakan tugasnya hanya sebagai tugas rutin, inovasi bagi guru

relatif tertutup, kreatifitasnya bukan bagian dari prestasi. Lebih lanjut Sagala

(2011:38) mengemukakan hasil penataran guru pada berbagai bidang studi belum

menunjukkan daya kerja berbeda dibanding kinerja guru yang tidak mengikuti

penataran.

Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) Provinsi Aceh menunjukkan angka

yang sangat memprihatinkan seperti yang disebutkan Yunis dalam Kiprah (2013)

bahwa UKG (Uji Kompetensi Guru) Provinsi Aceh menempati urutan ke 32 dari

33 provinsi di Indonesia. Pada uji kompetensi paedagogik dan professional

dengan nilai 38,88 di bawah rata-rata nasional 45,82, sedangkan untuk Kabupaten

Nagan Raya pada Uji Kompetensi Guru Per Kabupaten/Kota memiliki nilai 35,57.

Artinya untuk guru di Kabupaten Nagan Raya belum memiliki kompetensi yang

cukup tentang bagaimana melaksanakan pembelajaran yang efektif hingga

melaksanakan penilaian yang baik terhadap peserta didik.

Selain itu, rendahnya kinerja guru di Provinsi Aceh juga dikemukakan

oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, Adam (2014) dalam Aceh Journal

Network, yang menyayangkan kualitas (mutu) guru di Aceh. Kemudian, jika

(19)

disayangkan, padahal 55% anggaran pendidikan dioptimalkan untuk tenaga

pendidikan.

Berkenaan dengan penilaian kinerja guru, Kementerian Pendidikan Dan

Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan

Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan Tahun 2012 yang diterbitkan

dalam Buku 2 Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru serta mengacu

kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi No 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya telah mengatur penilaian kinerja guru melalui Instrumen Penilaian

Kinerja Guru (IPKG) yang meliputi tiga komponen yaitu: (1) rencana

pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran, dan (3) penilaian pembelajaran.

Iklim organisasi yang baik diyakini sebagai salah satu faktor penentu

keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajarannya. Iklim sekolah yang

sehat tentunya dapat mendorong guru untuk menunjukkan prestasi yang tinggi

sehingga kinerja guru menjadi lebih baik. Seorang kepala sekolah tidak

semestinya hanya terfokus terhadap hasil yang dicapai oleh guru namun perlu

juga untuk melihat proses seorang guru dalam menjalankan tugasnya.

Hardjana (2006:5) dalam jurnalnya mengemukakan bahwa pimpinan

organisasi mempunyai tanggung jawab atas penciptaan proses pengintegrasian

para karyawan ke dalam lingkungan kerja yang dapat memotivasi mereka untuk

bekerja bersama secara produktif, kooperatif, dan dapat memperoleh kepuasan

ekonomi, psikologis dan sosial. Dalam hal ini pimpinan dari sebuah organisasi

(20)

para pekerja dapat melaksanakan tugasnya dengan rasa aman, nyaman dan

termotivasi dikarenakan iklim kondusif yang diciptakan tersebut.

Begitu juga dengan motivasi kerja yang berhubungan langsung dengan

kinerja guru. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Colquit bahwa

motivation has a strong positive effect on job performance”. Selain itu, Atiya dan

Palwasha dalam jurnalnya “Teacher’s Job Performance: The Role of Motivation”

menyatakan bahwa,performance the teachers in schools is highly affected by

motivation. Teachers are when motivated their performance automatically reached towards high level. The Correlation proved that there is a moderate positive correlation between motivation and job performance of teachers.

Berdasarkan jurnal tersebut dikemukakan bahwa kinerja guru di sekolah

dipengaruhi oleh motivasi. Guru yang termotivasi, kinerja mereka secara otomatis

akan meningkat. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitiannya bahwa terdapat

hubungan yang positif antara motivasi dengan kinerja guru.

Berkaitan dengan kepuasan kerja, Robin dan Judge (2009:113)

berpendapat bahwa organisasi yang mempunyai karyawan yang lebih puas

cenderung lebih efektif bila dibandingkan organisasi yang mempunyai karyawan

yang kurang puas. Demikian dapat dikatakan bahwa seorang guru juga akan

meningkat kinerjanya apabila merasa senang dan merasa puas terhadap pekerjaan,

lingkungan kerja dan teman kerjanya, sehingga pada akhirnya akan bermuara ke

peningkatan kinerja organisasi sekolah.

Berdasarkan paparan di atas, dapat diketahui bahwa banyak variabel yang

(21)

yang paling berhubungan dalam meningkatkan kinerja guru yaitu iklim organisasi,

motivasi kerja, dan kepuasan kerja. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang kinerja guru bila dihubungkan dengan iklim organisasi,

motivasi kerja dan kepuasan kerja. Maka dalam penelitian ini nantinya akan

diteliti mengenai “Hubungan antara Iklim Organisasi, Motivasi Kerja, dan

Kepuasan Kerja dengan Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan

masalah-masalah sebagai berikut: (1) Apakah faktor motivasi kerja mempunyai

hubungan dengan kinerja guru? (2) Bagaimanakah kinerja guru? (3) Apakah

faktor sikap terhadap profesi guru mempunyai hubungan dengan kinerja guru? (4)

Apakah faktor latar belakang pendidikan mempunyai hubungan dengan kinerja

guru? (5) Apakah faktor persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah

mempunyai hubungan dengan kinerja guru? (6) Apakah faktor kepuasan kerja

mempunyai hubungan dengan kinerja guru? (7) Apakah faktor konflik organisasi

mempunyai hubungan dengan kinerja guru? (8) Apakah faktor iklim organisasi

mempunyai hubungan dengan kinerja guru?

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru, namun dalam penulisan

(22)

Kepuasan Kerja dengan Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya. Subjek penelitian ini dibatasi pada guru-guru SD Negeri

Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Apakah terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja guru SD

Negeri Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya?

2. Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja guru SD

Negeri Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya?

3. Apakah terdapat hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja guru SD

Negeri Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya?

4. Apakah terdapat hubungan antara iklim organisasi, motivasi kerja, dan

kepuasan kerja secara bersama dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan

Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan

Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.

2. Hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan

(23)

3. Hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan

Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.

4. Hubungan antara iklim organisasi, motivasi kerja, kepuasan kerja secara

bersama dengan kinerja guru SD Negeri Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu:

a. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu

administrasi pendidikan terutama dalam upaya mengembangkan sumber daya

guru di sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun hal lain yang

dapat diperoleh dari penelitian ini adalah adanya kemungkinan munculnya

pengembangan konsep-konsep yang berkaitan dengan iklim organisasi, motivasi

kerja dan kepuasan kerja yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan

kinerja guru yang akan bermuara kepada tercapainya kualitas pendidikan yang

diharapkan.

b. Manfaat Praktis

(24)

1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten

Nagan Raya dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan

kinerja guru.

2. Sebagai dasar acuan/masukan kepala sekolah dan pimpinan lembaga

pendidikan dalam rangka menyusun strategi kebijakan dalam upaya

meningkatkan kinerja guru.

3. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan kinerja diri dalam

upaya meningkatkan mutu pendidikan. Dan sebagai masukan dalam melihat

keterhubungan antara iklim organisasi, motivasi kerja dan kepuasan kerja

dengan kinerja guru.

4. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya tentang upaya meningkatkan

kinerja guru melalui pengembangan iklim organisasi, motivasi kerja, dan

kepuasan kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan di

(25)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka

dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara iklim organisasi dengan

kinerja guru di SD Negeri Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.

Koefesien Korelasi yang diperoleh adalah 0,329. Dari perhitungan bahwa

thitung = 3,833, sedangkan harga ttabel dengan db = 121 di dapat 1,657. Oleh

karena thitung > ttabel (3,833 > 1,657), maka dapat disimpulkan bahwa iklim

organisasi memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja guru

di SD Negeri Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. Hal ini

mengindikasikan betapa pentingnya iklim organisasi dalam meningkatkan

kinerja guru. Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa

hipotesis penelitian yang menyatakan hubungan antara iklim organisasi

dengan kinerja guru dapat diterima.

2. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara motivasi kerja dengan

kinerja guru di SD Negeri Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.

Koefesien Korelasi yang diperoleh adalah 0,490. Dari perhitungan bahwa

thitung = 6,180, sedangkan harga ttabel dengan db = 121 di dapat 1,657. Oleh

karena thitung > ttabel (6,180 > 1,657), maka dapat disimpulkan bahwa motivasi

kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja guru di

(26)

SD Negeri Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. Keadaan ini

mengisyaratkan bahwa cakupan motivasi kerja merupakan salah satu hal

dalam meningkatkan kinerja guru. Berdasarkan temuan penelitian dapat

disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan hubungan antara

motivasi kerja dengan kinerja guru dapat diterima.

3. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepuasan kerja dengan

kinerja guru di SD Negeri Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.

Koefesien Korelasi yang diperoleh adalah 0,353. Dari perhitungan bahwa

thitung = 4,143 sedangkan harga ttabel dengan db = 121 di dapat 1,657. Oleh

karena thitung > ttabel (4,143 > 1,657), maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan

kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja guru di

SD Negeri Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. Hal ini

menunjukkan bahwa pentingnya kepuasan kerja dalam meningkatkan kinerja

guru. Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis

penelitian yang menyatakan hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja

guru dapat diterima.

4. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara iklim organisasi,

motivasi kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru

di SD Negeri Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. Persamaan

regresi yang diperoleh adalah Ŷ= 25,06 + 0,312X1 + 0,556X2 + 0,309X3.

Besarnya koefesien korelasi yang diperoleh sebesar 0,588. Hasil perhitungan

Fhitung dengan nilai kritis distribusi F pada taraf signifikansi 5% dengan dk =

(27)

Fhitung > Ftabel(3,119,5%) yaitu 20,931 > 2,681. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa persamaan garis regresi ganda adalah menunjukkan

keberartian pada taraf signifikansi 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa

hipotesis terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara iklim

organisasi, motivasi kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama dengan

kinerja guru di SD Negeri Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya

dapat diterima.

B. Implikasi

Terujinya hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa iklim

organisasi, motivasi kerja dan kepuasan kerja secara bersama dapat meningkatkan

kinerja guru. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa iklim organisasi,

motivasi kerja dan kepuasan kerja secara bersama menunjukkan hubungan yang

positif dan signifikan dengan kinerja guru. Berdasarkan hal tersebut maka

implikasi yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan

penelitian diantaranya:

1.Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Peningkatan Iklim Organisasi Dengan diterimanya hipotesis pertama yakni iklim organisasi

menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja guru. Oleh

karena itu, iklim organisasi yang telah berjalan selama ini perlu ditingkatkan terus

melalui penciptaan iklim sekolah yang kondusif dan nyaman, penyediaan fasilitas

(28)

serta dibutuhkan ketegasan dari kepala sekolah sehingga iklim sekolah yang sehat

dapat terwujud. Selain itu hubungan yang baik sesama warga sekolah, wali murid

dan masyarakat perlu tingkatkan lagi melalui program-program silahturahmi dan

peningkatan kinerja komite sekolah sebagai perwakilan dari wali murid.

Penciptaan iklim organisasi yang kondusif sangat dibutuhkan bagi guru

untuk menumbuhkan dorongan dalam diri guru tersebut untuk bekerja lebih

bersemangat. Ini berarti bahwa iklim organisasi berpengaruh terhadap kinerja

guru. Ada iklim yang menjadikan para anggotanya untuk berprestasi, ada pula

iklim yang justru memadamkan keinginan untuk berprestasi. Iklim organisasi

merupakan tingkat keterbukaan komunikasi di antara orang-orang yang terlibat

dalam pekerjaan.

Oleh karena itu dalam upaya pengembangan iklim organisasi sekolah

dibutuhkan perhatian dan tanggung jawab semua pihak yang terkait dalamnya.

Sehingga dengan adanya iklim organisasi yang baik akan memberi kontribusi

terhadap peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan.

2.Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Peningkatan Motivasi Kerja Dengan diterimanya hipotesis kedua yakni motivasi kerja menunjukkan

hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja guru, maka upaya

meningkatkan Kinerja guru adalah dengan menciptakan motivasi kerja melalui

program yang dapat meningkatkan motivasi kerja seperti pemberian motivasi,

(29)

Motivasi kerja memberikan dorongan yang cukup berarti dalam

peningkatan kinerja seseorang. Dengan motivasi kerja ini mendorong guru untuk

mengarahkan semua kemampuannya serta energi yang dimilikinya demi mencapai

prestasi kerja yang optimal. Motivasi kerja selalu terkait dengan perilaku guru

dalam bekerja, termasuk didalamnya dorongan atau keinginan untuk bekerja lebih

giat dan menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang terbaik. Dengan demikian,

dapat dibuktikan baik secara teoretis maupun praktis bahwa motivasi kerja

benar-benar memberikan kontribusi yang nyata terhadap kinerja guru. Hubungan

tersebut dapat dijelaskan bahwa seorang pekerja yang memiliki motivasi kerja

yang tinggi, cenderung dia memiliki prestasi kerja yang tinggi. Sebaliknya,

seorang pekerja yang prestasi kerjanya rendah dimungkinkan oleh motivasi

kerjanya juga rendah. Hal ini membuktikan bahwa motif kerja secara meyakinkan

berkontribusi terhadap kinerja.

Motivasi kerja yang baik dapat memberikan peningkatan terhadap

pekerjaan guru. Komunikasi merupakan salah satu bagian penting dalam

manajemen guna menjalankan organisasi yang efektif dan efisien. Manajemen

akan dapat dilaksanakan secara baik apabila komunikasi yang ada di organisasi

dapat berjalan baik. Komunikasi adalah salah satu kegiatan yang paling dominan

terjadi dalam pengaturan pekerjaan (job description). Kebutuhan untuk

mempelajari, memahami, dan efektivitas dalam menggunakan komunikasi di

organisasi, bagi banyak individu, merupakan sebuah keharusan. Dengan

demikian, individu-individu dalam berbagai pekerjaan berhubungan atau

(30)

dengan baik, kurangnya keterampilan dalam mendengarkan yang ditampilkan oleh

rekan-rekan kerja, serta keengganan bawahan untuk mengikuti instruksi.

3.Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Peningkatan Kepuasan Kerja Guru

Dengan diterimanya hipotesis ketiga yakni kepuasan kerja menunjukkan

hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja guru, maka upaya

meningkatkan kinerja guru adalah dengan menciptakan kepuasan kerja melalui

program yang dapat meningkatkan kepuasan kerja seperti pemberian imbalan

yang cukup, jadwal pekerjaan yang jelas, penghargaan dari atasan dan lainnya.

Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang

dialami pegawai/guru dalam bekerja. Mengingat bahwa guru merupakan faktor

yang amat penting dalam kehidupan manusia, maka proses pengembangan sumber

daya manusia harus dilaksanakan dengan meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap serta nilai-nilai sehingga mampu menyesuaikan diri

dengan lingkungannya.

Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek

seperti kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain,

penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang

berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan,

kemampuan dan pendidikan. Keadaan emosional yang menyenangkan dengan

mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja

(31)

sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di

lingkungan kerjanya.

Kepuasan kerja penting untuk aktualisasi diri. Guru yang tidak

memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah untuk mencapai kematangan

psikologis dan akan menjadi frustrasi yang menyebabkan guru akan senang

melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, emosi tidak

stabil, sering absen dan mengakibatkan turunnya kinerja guru dan sebaliknya.

Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti yang penting, baik bagi guru

maupun sekolah terutama karena menciptakan keadaan positif dalam lingkungan

kerja.

4.Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Peningkatan Iklim Organisasi, Motivasi Kerja Dan Kepuasan Kerja Guru

Dengan diterimanya hipotesis keempat yakni iklim organisasi, motivasi

kerja dan kepuasan kerja guru menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan

secara bersama dengan kinerja guru, maka upaya meningkatkan kinerja guru

adalah dengan meningkatkan kualitas iklim organisasi, motivasi kerja dan

membuat kepuasan guru yang mampu merangsang timbulnya rasa disiplin dan

rasa memiliki terhadap sekolah sehingga mampu meningkatkan kinerja guru.

Agar guru dapat memiliki kinerja yang baik dalam mengajar dan dapat

melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran sebagaimana yang diamanatkan

pada Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, maka

guru harus senantiasa meningkatkan kompetensinya secara terus menerus melalui

(32)

kelompok kerja dan musyawarah kerja, peningkatan iklim sekolah yang kondusif,

motivasi kerja serta meningkatkan kepuasan kerja guru.

Selanjutnya untuk meningkatkan kinerjanya dalam mengajar, pemerintah

seharusnya mampu menciptakan program-program yang dapat meningkatkan

kinerja guru. Program-program tersebut antara lain dalam bentuk pendidikan dan

latihan, penataran-penataran, penyempurnaan kurikulum, pengadaan sarana dan

prasarana belajar serta peningkatan manajemen sekolah.

Kemudian Kepala sekolah merupakan orang yang bertanggung jawab

disekolah untuk dapat meningkatkan kinerja guru. Untuk itu kepala sekolah harus

memiliki berbagai cara dan strategi untuk dapat meningkatkan kinerja gurunya

disekolah yang dipimpinnya antara lain meningkatkan kemampuan guru melalui

pembinaan kemampuan guru dalam proses pembelajaran, meningkatkan disiplin

guru, meningkatkan motivasi guru yaitu menciptakan situasi yang harmonis,

memenuhi semua perlengkapan yang diperlukan serta memberikan penghargaan

dan hukuman, meningkatkan komitmen guru yakni mengadakan pelatihan,

mendatangkan tutor ke sekolah dan memberikan kesempatan untuk melanjutkan

pendidikan, menempatkan guru sesuai dengan bidangnya, dan mengadakan rapat

setiap awal semester.

Peningkatan kinerja guru merupakan hal yang penting untuk

meningkatkan mutu pendidikan disekolah dan bangsa Indonesia. Untuk itu semua

pihak diharapkan dapat terlibat dan bertanggung jawab dalam upaya-upaya

(33)

C. Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil

penelitian ini adalah:

1. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya untuk memberikan

pembinaan secara terus menerus kepada Kepala sekolah dan guru melalui

pelatihan-pelatihan kompetensi Kepala sekolah dan guru sehingga guru dan

kepala sekolah memiliki kompetensi yang baik.

2. Kepala sekolah lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam

melaksanakan tugasnya di sekolah termasuk dalam menciptakan iklim

organisasi, pemberian motivasi kerja dan kepuasan kerja kepada guru

sehingga lebih meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar.

3. Kepada Guru hendaknya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan diri dengan mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan untuk

meningkatkan profesionalitas kerja.

4. Kepada peneliti lain bahwa penelitian ini perlu ditindaklanjuti khususnya yang

berkaitan dengan variabel-variabel berbeda seperti seperti, komunikasi,

komitmen, pembiayaan, sarana dan prasarana, pendidikan dan pelatihan dan

insentif dan lain sebagainya yang turut memberikan sumbangan terhadap

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Anas. M. Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. Aceh Journal Network (Online) (http://www.ajnn.net/2014/01/kepala-dinas-pendidikan-aceh-mutu-guru-aceh-masih-kurang/), diakses tanggal 28 Januari 2014..

Andre Hardjana. 2006. Iklim Organisasi: Lingkungan Kerja Manusiawi. Jurnal Ilmu Komunikasi. (Online) Volume. 3, Nomor 1 (https://www.google.com/ #q=andre+hardjana+iklim+organisasi:+lingkungan+kerja+manusiawi,diakses tanggal 9 Desember 2013)

Atiya Inayatullah dan Palwasha Jehangir, Teachers’ Job Performance: The Role of Motivation. Abasyn Journal of Social Sciences, (Online), Volume 5, Nomor 2, http://64.17.184.140/wp-content/uploads/2013/02/V5I2-6.pdf, diakses tanggal 24 Januari 2014.

Bestiana, Rosita. 2012. “Hubungan Kepuasan Kerja, Motivasi dan Komitmen Normatif dengan Kinerja Guru SMPN 1 Rantau Selatan-Labuhan Batu”. Jurnal Tabularasa Program Pasca Sarjana Unimed. Vol. 9. No. 2, Desember 2012.

Colquit, A. Jason, Lepine, A. Jeffery and Wesson, J. Michael. 2009. Organizational Behaviour, Improving Performance and Commitment in the Workplace. International Edition. Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc. Depdiknas, 2008. Penilaian Kinerja Guru. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu

Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional.

Gibson, Ivancevich, dan Donnely. 2008. Organisasi dan Manajemen: Prilaku Struktur. Jakarta: Erlangga.

Hadiyanto. 2004. Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hasibuan, Malayu SP. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Jakarta: Bumi Aksara.

Kamars, Dachnel. 2004. Administrasi Pendidikan: Teori dan Praktek, Edisi Kedua. Padang: Universitas Putra Indonesia.

(35)

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Pines, A.1982. Changing Organizations: Is Work Environment Without Burnout (Online) http://www.psychologymania.com/2012/11/dimensi-iklimorganisasi. html. Diakses tanggal 27 Desember 2013..

Pinkus, Lindsay M. 2009. Moving Beyond AYP: High School Performance Indikators. Alliance for Excellent Education. 1-20 (Online) (http://www.all4ed.org/files/SPIMovingBeyondAYP.pdf), diakses tanggal 21 Januari 2014.

Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 16 Tahun 2009 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Poerwadarminta, WJS. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Purba, Lely Puspayani. 2013. Hubungan Iklim Organisasi Sekolah, Motivasi Kerja dan Komitmen Guru dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kota Tebing.Tesis: Pasca Sarjana Unimed.

Purba, Sukarman. 2009. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi: Teori, Konsep dan Korelatnya. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Robins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2009. Perilaku Organisasi, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

___________. 2011. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

(36)

Simamora. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Adi Citra Karya Nusantara.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

_______. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Suparlan. 2003. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat.

Steers, Richard M. 1985. Efektifitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional.

Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP No. 19/2005

Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Edisi 3. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Muh. Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yamin, Martinis & Maisah. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada

Yunis,Tabrani. 2013. Kualitas Guru Perlu Perhatian. Kiprah Edisi IV, hal. 10.

Gambar

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian .......................................................

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Siswa SMK wajib untuk mengikuti kegiatan praktik kerja industri. Praktik kerja industri merupakan kegiatan yang dimaksudkan agar siswa menerapkan antara

Mahasiswa perempuan menunjukkan respon pujian benda kepemilikan yang lebih terbuka dengan menerima pujian secara dominan pada seting percakapan sesama gender, tetapi

Teks Risā latu `t-T auhīd yang berisi ajaran tauhid dianalisis menggunakan struktur sastra kitab yang terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup. Analisis isi

PENGGUNAAN LECTORA INSPIRE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA DI SMKN 7 BALEENDAH

Setelah mengadakan observasi mahasiswa dapat belajar banyak dari proses pembelajaran yang sesungguhnya di MAN Yogyakarta II. Maka kemudian mahasiswa mengikuti kuliah

Kurang lebih sama dengan tahun 2012, APP tercepat dari seluruh sub- sektor di tahun 2013 yaitu selama 9 hari masih dari sub-sektor logam & mineral lain, yaitu PT SMR Utama

tidak memilih suatu pre-school akan ditentukan tingkat kepuasan yang.

Persoalan yang sering muncul dalam pengaturan kewenangan bidang perindustrian pasca otonomi daerah di Propinsi DIY (Kota Yogyakarta & Kabupaten Sleman) adalah dalam