KEMAMPUAN MELENGKAPI KATA PENGHUBUNG DALAM
WACANA ARGUMENTASI YANG RUMPANG OLEH SISWA
KELAS X SMA NEGERI 1 SEI BAMBAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
NEXSRY SINURAT
NIM 208311088
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
i
ABSTRAK
Nexsry Sinurat, NIM 208311088. “Kemampuan Melengkapi Kata Penghubung dalam Wacana Argumentasi yang Rumpang Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sei Bamban Tahun Pembelajaran 2012/2013”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Sei Bamban melengkapi kata penghubung pada wacana argumentasi yang rumpang. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Sei Bamban yang berjumlah 120 orang dan yang menjadi sampel sebanyak 40 orang.
Metode yang digunakan metode deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes teks rumpang yang berjumlah 30 item dan tes dilakukan sebanyak tiga kali dengan teks yang berbeda.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus distribusi relatif
persentase yaitu: x100% N
f p
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Skripsi ini berjudul “Kemampuan Melengkapi Kata Penghubung pada Wacana
Argumentasi yang Rumpang oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sei Bamban Tahun
Pembelajaran 2012/2013”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan.
Untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis menerima berbagai masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda T. Sinurat dan ibunda N. Nainggolan yang telah memotivasi dalam pemenuhan lahir dan batin peneliti hingga dapat menyelesaikan studi ini. Selain itu ucapan terimakasih yang diucapkan kepada pihak yang terkait dalam penyusunan skripsi ini.
Bapak Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan, Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Ibu Dr. Rosmawaty, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Bapak Dr. Wisman Hadi, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia,
Bapak Drs. Sanggup Barus, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Bapak Drs. M. Joharis Lubis, MM. M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberi motivasi dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
Bapak Drs. Tingkos Sinurat, M.Pd., selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah menjadi Bapak selama penulis duduk di bangku universitas,
Seluruh dosen dan pegawai di lingkungan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Tata Usaha, serta seluruh staf pengajar dan siswa SMA Negeri 1 Sei Bamban yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian,
Kakak, abangku dan adiku tersayang, Gusni, Yantini, Zepri, Guido dan Yostito yang telah memberikan semangat tiap langkah perjuanganku,
Sahabat karibku Happy, Erny, Sesi, dan Hotma yang memegang erat penulis ketika jatuh di lahan kesedihan.
Kawan-kawan satu PS, Junaina, Amroida, Menawan Sinaga dan Merydona Simangunsong. Teringat akan perjuangan kita selama menyelesaikan tugas akhir ini.
Rekan-rekan di UK-KMK St. Martinus Unimed yang telah membagikan Fraternitas, Katoliksitas, dan Intelektualitasnya kepada penulis.
iii
Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih.
Iu Vante Deo Vincimus……
Medan, Januari 2013 Penulis,
Nexsry Sinurat NIM 208311088
iv
v
B. Jawaban Pertanyaan Penelitian... 74
C. Temuan Penelitian ... 75
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79
E. Keterbatasan Penelitian ... 80
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 82
A. Simpulan ... 82
B. Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 83
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Penggunaan Teks Rumpang ... ... .. 42 Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Tes ... ... .. 47 Tabel 4.1 Persentase kemampuan siswa melengkapi kata penghubung
setara sejajar pada wacana argumentasi yang rumpang ... 57 Tabel 4.2 Persentase kemampuan siswa melengkapi kata penghubung
setara berlawanan pada wacana argumentasi yang rumpang ... 59 Tabel 4.3 Persentase kemampuan siswa melengkapi kata penghubung
setara menyamakan pada wacana argumentasi yang rumpang ... 60 Tabel 4.4 Persentase kemampuan siswa melengkapi kata penghubung
setara memilih pada wacana argumentasi yang rumpang ... 61 Tabel 4.5 Persentase kemampuan siswa melengkapi kata penghubung
setara pada wacana argumentasi yang rumpang ... 62 Tabel 4.6 Persentase kemampuan siswa melengkapi kata penghubung
bertingkat tujuan pada wacana argumentasi yang rumpang ... 63 Tabel 4.7 Persentase kemampuan siswa melengkapi kata penghubung
bertingkat akibat pada wacana argumentasi yang rumpang ... 65 Tabel 4.8 Persentase kemampuan siswa melengkapi kata penghubung
bertingkat syarat pada wacana argumentasi yang rumpang ... 66 Tabel 4.9 Persentase kemampuan siswa melengkapi kata penghubung
bertingkat sebab pada wacana argumentasi yang rumpang ... 67 Tabel 4.10 Persentase kemampuan siswa melengkapi kata penghubung
bertingkat keadaan pada wacana argumentasi yang rumpang... 68 Tabel 4.11 Persentase kemampuan siswa melengkapi kata penghubung
bertingkat pada wacana argumentasi yang rumpang ... 69 Tabel 4.12 Persentase kemampuan siswa melengkapi kata penghubung
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tes Pertama... 86
Lampiran 2 Tes Kedua... 89
Lampiran 3 Tes ketiga ... 93
Lampiran 4 Perolehan Skor Tes Pertama ... 94
Lampiran 5 Perolehan Skor Tes Kedua... 95
Lampiran 6 Perolehan Skor Tes Ketiga ... 96
Lampiran 7 Skor perolehan nilai kemampuan melengkapi kata penghubung pada wacana argumentasi yang rumpang ... 98
Lampiran 8 Nilai kemampuan melengkapi kata penghubung setara ... 100
Lampiran 9 Nilai kemampuan melengkapi kata penghubung bertingkat ... 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah berisikan pengetahuan bahasa dan
keterampilan berbahasa. Pendidikan pengetahuan bahasa mencakup pengajaran di
bidang fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantic, sedangkan keterampilan berbahasa
meliputi keterampilan berbicara, mendengar, membaca, dan menulis. Keempat
keterampilan bahasa tersebut telah diajarkan secara intensif di sekolah-sekolah, tetapi
tujuan pendidikan bahasa belum tercapai sebagaimana yang diharapkan, sebab masih
ditemukan adanya kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh anak didik khususnya dan
masyarakat berpendidikan pada umumnya.
Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pengetahuan bahasa dan sastra
Indonesia di sekolah adalah pendidikan di bidang kelas kata. Ruang lingkup kajian kelas
kata cukup luas dan kompleks, sebab itu, agar pembahasan di dalam skripsi ini tidak
mengambang, peneliti hanya mengkaji satu apek kajian kelas kata, yaitu kata
penghubung dalam wacana argumentasi. Kata penghubung merupakan kata yang
menghubungkan dua klausa atau lebih. Dari pengertian tersebut, maka kata penghubung
sangatlah diperlukan untuk memperjelas kalimat, karena kata penghubung merupakan
rambu-rambu bahasa tulis yang berpengaruh dalam pembuatan kalimat atau karangan.
Suatu karangan akan sulit dimengerti jika dalam karangan tersebut tidak dibubuhi oleh
kata penghubung.
2
Pemakaian kata penghubung telah ada dalam tata bahasa Indonesia yang disusun
sedemikian rupa agar memudahkan para pembaca (siswa) yang hendak mempelajarinya.
Penguasaan kata penghubung dengan baik oleh siswa tidak terlepas dari pengajaran
yang baik. Seorang guru dapat mentransfer ilmunya kepada siswa sehingga siswa dapat
mengetahui apa yang tidak diketahui seperti pemakaian yang tepat tentang kata
penghubung.
Namun, sampai saat ini tidak dapat disangkal bahwa adanya suatu kemungkinan
di kalangan siswa masih ada yang kurang memahami/menguasai kata penghubung.
Siswa sering sekali kurang pemahaman kata penghubung dalam suatu karangan, padahal
setiap hari mereka di sekolah pasti akan bertemu dengan kegiatan menulis dan
membaca, baik itu membaca buku pelajaran atau menulis suatu karangan. Walaupun
banyak buku yang mengulas pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan
tetapi kenyataannya masih sering dijumpai dalam penggunaan kata penghubung yang
tidak tepat.
Fenomena tersebut ditemukan oleh beberapa penelitian yang pernah dilakukan.
Berdasarkan penelitian Amir (dalam jurnal visi ilmu pendidikan) mengemukakan
“Terdapat 44 kalimat yang tidak efektif ditinjau dari kehematan penggunaan
kalimatnya meliputi kehematan kata, bentuk ganda, dan penggunaan konjungsi atau kata
penghubung. Sementara itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Rosida Silitonga
pada tahun 2005 di SLTP Negeri 27 Medan menemukan fakta bahwa siswa kurang
mampu menggunakan kata penghubung dalam menulis. Tidak berbeda dengan
3
mengemukakan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan tentang
penggunaan konjungsi.
Penggunaan kata penghubung terdapat dalam berbagai wacana baik dalam
wacana deskriptif, narasi, atau argumentasi. Kata penghubung memegang peranan
penting dalam pembentukan setiap wacana. Pada skripsi ini penulis membahas tentang
wacana argumentasi. Wacana argumentasi merupakan tulisan yang bertujuan
menyakinkan pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis.
Argumentasi juga merupakan karangan yang mengemukakan sesuatu yang memberi
alasan, contoh dan bukti yang kuat untuk menyakinkan sehingga pembaca terpengaruh
dan membenarkan pendapat, gagasan, dan keyakinan tersebut. Pada wacana
argumentasi terdapat sejumlah kata penghubung yang menghubungkan kata demi kata,
klausa demi klausa, frase demi frase, dan kalimat demi kalimat. Tanpa penggunaan kata
4
Dari wacana di atas dapat dilihat pemakaian dari setiap kata penghubung. Pada
kalimat pertama, terdapat kata penghubung yang, dan, serta maupun. Jika kata
penghubung yang diganti dengan kata penghubung dan dan sebaliknya kata
penghubung dan diganti dengan kata penghubung yang maka wacana tersebut akan sulit
dipahami bahkan akan menyebabkan kerancuan dalam wacana tersebut. Demikian juga
halnya dengan yang lain. Jadi pemahaman terhadap kata penghubung sangat penting.
Dikatakan penting memahami kata penghubung sebagai salah satu unsur dalam bahasa
Indonesia, karena tanpa memperhatikan penggunaan kata penghubung ini maka kalimat
yang dibuat untuk tujuan komunikasi, akan terasa terasa membosankan dan perlu
penafsiran yang lebih jauh dari pendengar atau pembaca.
Banyak cara untuk memahami kata penghubung. Misalnya dengan tes rumpang
yaitu cara memahami wacana yang tidak lengkap (bagian-bagian tertentu dihilangkan
diganti dengan garis lurus mendatar atau dengan tanda titik) tanda lurus atau
titik-titik tersebut diisi sesuai dengan konteks kalimat, sehingga teks tersebut menjadi suatu
pemahaman yang sempurna. Dengan teknik ini dapat diketahui tingkat pemahaman
siswa terhadap kalimat, paragraf, atau wacana yang dibaca. Oleh sebab itulah dicoba
dengan teknik rumpang yang dianggap dapat memberikan kontribusi kepada siswa
memahami kata penghubung dalam wacana argumentasi.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini berusaha menggambarkan pelaksanaan
teknis rumpang dalam menggunakan kata penghubung dalam wacana argumentasi
dengan menetapkan judul penelitian: Kemampuan Melengkapi Kata Penghubung dalam
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat masalah-masalah yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman siswa mengenai jenis kata penghubung.
2. Siswa belum mengerti mengenai kedudukan dan fungsi kata penghubung.
3. Siswa belum mampu menggunakan kata penghubung yang tepat dalam kalimat,
paragraf, atau wacana.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini hanya memusatkan
perhatian terhadap persoalan kemampuan melengkapi kata penghubung dalam kalimat
yang terdapat di dalam wacana argumentasi yang dirumpangkan. Lebih jelas, penelitian
ini akan mengukur kemampuan siswa menggunakan kata penghubung pada wacana
argumentasi yang rumpang, kata penghubung tersebut adalah kata penghubung setara
dan kata penghubung bertingkat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan di atas, maka masalah penelitian perlu dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kemampuan siswa melengkapi kata penghubung setara pada wacana
6
2. Bagaimanakah kemampuan siswa melengkapi kata penghubung bertingkat pada
wacana argumentasi yang rumpang?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. mendeskripsikan kemampuan siswa melengkapi kata penghubung setara pada
wacana argumentasi yang rumpang,
2. mendeskripsikan kemampuan siswa melengkapi kata penghubung bertingkat pada
wacana argumentasi yang rumpang.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat:
1. sebagai informasi tentang taraf kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Sei
Bamban dalam memahami kata penghubung,
2. sebagai masukan bagi guru dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa
khususnya dalam pengajaran sintaksis, dan
3. sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk mempertimbangkan hal-hal yang perlu
82
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan hasil yang ditemukan maka hasil penelitian ini
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kemampuan siswa melengkapi kata penghubung setara pada wacana
argumentasi yang rumpang dikategorikan cukup dengan nilai rata-rata 61,36,
2. Kemampuan siswa melengkapi kata penghubung bertingkat pada wacana
argumentasi yang rumpang dikategorikan cukup dengan nilai rata-rata 61,06.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan:
1. Materi mengenai kata penghubung perlu diajarkan lebih mendalam lagi, agar
tingkat penguasaan siswa lebih baik khususnya pada kata penghubung
bertingkat.
2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya membuat soal yang seimbang untuk
semua jenis kata penghubung baik setara maupun bertingkat untuk semua jenis
wacana dan tehnik rumpang bisa digunakan untuk materi yang lain.
3. Perlu diadakan latihan-latihan berupa soal-soal mengenai kata penghubung