• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PANCUR BATU T.A. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PANCUR BATU T.A. 2012/2013."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH METEMATIKA

SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPECOOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PANCURBATU

T.A. 2012/2013

Oleh :

Selpita Sari Br Ginting NIM 408311044

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan nikmatNya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC ) di Kelas VII SMP Negeri 2 Pancurbatu” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, MPd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik saya, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan ,M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Mukhtar, M.Pd selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kepala SMP Negeri 2 Pancurbatu Bapak Darianus, M.Pd dan Ibu Amita sebagai guru bidang studi matematika dan seluruh Bapak/ Ibu guru beserta Staf Pegawai yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

(4)

dukungan kepada penulis. Terima kasih juga kepada sahabat- sahabat terkasihku Genk_Cezz ( Iyen,HeLda,Sischa,Ecy,Feby,Zipo ) dan seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2008 khususnya kelas Ekstensi, keluarga besar IMKA FMIPA dan juga kepada sahabat- sahabat Kost Belat 104, yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Februari 2013 Penulis

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Kata Pengantar iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Pembatasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Belajar dan Mengajar 9

2.1.2. Pembelajaran Matematika 10

2.1.3. Masalah dalam Matematika 11

2.1.4. Pemecahan Masalah dalam Matematika 12 2.1.5. Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Matematika 13 2.1.6. Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 14

2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif 17

2.1.8. Model Pembelajaran Kooperatif TipeCooperative Integrated 19 Reading and Composition (CIRC)

2.1.8.1. Komponen-Komponen dalam Pembelajaran CIRC 20 2.1.8.2 Kegiatan Pokok Pembelajaran CIRC dalam Memecahkan Masalah 22 2.1.8.3 Penerapan Model Pembelajaran CIRC 22 2.1.8.4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran CIRC 24

2.1.9. Materi Pelajaran 24

2.1.9.1. Pengertian Bilangan Pecahan 24

2.1.9.2. Bentuk-bentuk Bilangan Pecahan 25 2.1.9.3. Mengubah Suatu Bentuk Pecahan ke Bentuk Pecahan Yang Lain 28

2.9.1.4 Operasi Bilangan Pecahan 31

2.2. Penelitian yang Relevan 32

2.3. Kerangka Konseptual 33

2.4. Hipotesis Tindakan 34

(6)

vii

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 36

3.1.1. Lokasi Penelitian 36

3.1.2. Waktu Penelitian 36

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 36

3.2.1. Subjek Penelitian 36

3.2.2. Objek Penelitian 36

3.3. Defenisi Operasional 36

3.4. Jenis Penelitian 37

3.5. Prosedur Penelitian 37

3.6. Alat Pengumpul Data 42

3.7. Teknik Analisis Data 44

3.7.1. Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah 44 3.7.2. Analisis Kemampuan Guru mengelolah 47

3.7.2.1. Reduksi 47

3.7.2.2. Paparan Data 47

3.7.2.3. Simpulan Data 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49

4.1. Hasil Penelitian 49

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Tes Awal 49 4.1.2. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I 53 4.1.2.1. Observasi dan Wawancara Siklus I 64

4.1.2.2. Refleksi Siklus I 64

4.1.3. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus II 66 4.1.3.1. Hasil Observasi dan Wawancara Siklus II 71

4.1.3.2. Refleksi II 72

4.2. Temuan Penelitian 72

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 77

5.1. Kesimpulan 77

5.2. Saran 78

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan di hampir segala sektor kehidupan senantiasa bergulir ke arah yang lebih variatif. Demikian juga di bidang pendidikan. Pendidikan juga berkembang pesat, yaitu bergulir maju secara terus-menerus sebab pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan terutama dalam meningkatkan derajat bangsa di mata dunia.

Proses belajar mengajar juga memerlukan variasi guna meningkatkan mutu pendidikan. Variasi dalam proses belajar mengajar ditunjukkan oleh seorang guru dengan adanya perubahan dalam gaya mengajar, variasi media yang digunakan dan ada perubahan dalam pola interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.

Matematika merupakan mata pelajaran yang penting. Cockroft (dalam Abdurahman, 2009 : 253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

(1) selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan , dan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Selain itu, Paling ( dalam Abdurahman, 2009 : 252 ) juga menyatakan bahwa: “Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.”

(8)

2

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah sehingga siswa dapat memecahkan masalah. Selain itu Hudojo (1988 : 119) menyatakan :

“Pemecahan masalah mempunyai fungsi penting dalam kegiatan belajar mengajar matematika. Melalui pemecahan masalah matematika siswa dapat berlatih dan mengintegrasikan konsep – konsep, teorema-teorema dan keterampilan yang telah dipelajari”.

Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada substansi pemecahan masalah. Siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang. Seperti diungkapkan oleh Lilis Widianti (http://newspaper.pikiran-rakyat.com):

“Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada substansi pemecahan masalah kebanyakan mengajarkan prosedur atau langkah pengerjan soal. Bahkan, siswa cenderung menghapalkan konsep-konsep matematika dan sering dengan mengulang-ngulang menyebutkan definisi yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku yang dipelajari, tanpa memahami maksud isinya. Kecenderungan semacam ini tentu saja dapat dikatakan mengabaikan kebermaknaan dari konsep – konsep matematika yang dipelajari siswa, sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang”

Sedangkan berdasarkan hasil belajar matematika, Lerner (dalam Abdurrahman 2009:253) mengemukakan bahwa: ”kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah”. Dari kedua pernyataan diatas, salah satu aspek yang ditekankan dalam kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat rutin.

(9)

3

pemecahan masalah, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit mengerjakannya. Hal ini disebabkan kurangnya kreativitas siswa untuk menyelesaikan soal serta cara belajar siswa yang kurang baik”.

Observasi selanjutnya adalah pemberian tes yang berhubungan dengan pemecahan masalah bentuk soal uraian. Siswa kesulitan memecahkan soal uraian seperti berikut ini :

1. Berapakah nilai dari2 + 1 + 4 ?

2. Bonar diberi tugas oleh Pak Monang untuk membajak sawah di hari pertama seluas 24

5 ha, dihari kedua1 1

2ha sawah yang telah dibajak Bonar. Kemudian

dihari ketiga Bonar membajak sawah seluas 4 2

10 ha. Berapa luas sawah yang

telah dibajak Bonar ?

3. Ayah mempunyai sebidang tanah yang berbentuk persegi panjang dengan luas132 . Jika lebarnya18

,

maka berapakah panjangnya ?

Berikut adalah hasil pengerjaan beberapa kesalahan menyelesaiakan soal uraian diatas.

No. Hasil Pekerjaan Siswa Analisis Kesalahan

1.

Tidak mampu melaksanakan

(10)

4

Hasil yang diperoleh dari tes tersebut sangatlah diluar harapan. Dari 40 siswa hanya 12 siswa ( 30 % ) yang memahami masalah, 10 siswa ( 25 % ) yang dapat merencanakan masalah, 5 siswa ( 12,5% ) yang dapat menyelesaikan masalah dan 4 siswa (10 % ) yang dapat menarik kesimpulan.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah padahal salah satu tujuan dari pembelajaran matematika saat ini adalah meliputi kemampuan memahami masalah, merencanakan masalah, melaksanakan masalah dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

Cara belajar aktif merupakan cara belajar yang dituntut dari siswa agar mereka dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif dan dapat meningkatkan kemampuan

2.

Tidak mampu melaksanakan

pemecahan masalah dimana operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan yang dilakukan masih salah

3.

Tidak mampu melaksanakan

(11)

5

pemecahan masalah dalam matematika yang merupakan faktor penting dalam matematika. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003 : 31 ):

“Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikan kebebasan kepada siswa,untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri,belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal ini akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang akan dikerjakannya, dan kepercayaan kepada diri sendiri, sehingga siswa tidak selalu menggantungkan diri kepada orang lain.”

Jika siswa mampu memecahkan sendiri masalahnya maka pembelajaran akan lebih bermakna. Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis,logis,teratur dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi serta insight (tilikan akal) amat diperlukan.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan bentuk pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajarannya, seperti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan perbincangan yang ilmiah guna mengumpulkan pendapat,kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan atas suatu masalah. Oleh karena itu guru perlu memilih pendekatan pembelajaran yang tepat untuk mendorong siswa belajar melakukan pemecahan masalah matematika.

Upaya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang direncanakan adalah melalui penerapan pembelajaran Kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). Slavin (http://muhfida.com/pembelajaran-kooperatif-tipe-circ/) menyatakan :

“In addition to solving the problems of management and motivation in individualized programmed instruction, CIRC was created to take advantage of the considerable socialization potential of cooperative learning.”

(12)

6

setelah itu guru memberikan kartu masalah kemudian siswa membacakan masalah sementara anggota kelompok lain memikirkan cara penyelesaiannya, mendiskusikannya kemudian dipersentasikan di depan kelas.

Dengan menerapkan model pembelajaran CIRC, suasana belajar yang ditimbulkan akan lebih terasa menyenangkan karena siswa belajar dan saling bertukar pikiran dengan temannya sendiri. Selain itu,diharapkan juga siswa bisa berpikir kreatif melalui interaksi dengan teman sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan sistematis.

Materi yang dipilih peneliti adalah bilangan pecahan. Bilangan pecahan merupakan dasar dalam belajar matematika lebih lanjut dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang diutarakan oleh I Gusti Putu Suharta ( dalam Andiny) bahwa :

“Hal yang menyebabkan sulitnya materi pecahan bagi siswa,pembelajaran pecahan yang kurang bermakna. Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkannnya dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa kurang diberikan kesempatan menemukan kembali dan mengkonstruksikan sendiri ide-ide matematika.”

Pecahan merupakan pelajaran yang memerlukan penalaran. Dalam hal ini mengajarkan konsep pecahan, guru harus mampu memilih dan menggunakan metode yang tepat, sehingga kesulitan siswa dalam mempelajari konsep pecahan dapat diatasi.

Hal ini didukung dengan hasil penelitian/observasi yang dilakukan peneliti, pada tanggal 24 Maret 2012 di SMP Negeri 2 Pancurbatu, dimana dari hasil observasi tersebut tampak bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pecahan antara lain :

1. Siswa masih sulit menjumlahkan dan mengurangkan bilangan pecahan 2. Siswa sulit menentukan nilai pecahan

3.Siswa masih sulit menentukan hasil perkalian dan hasil pembagian bilangan pecahan.

(13)

7

Untuk itu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) di Kelas VII SMP Negeri 2 Pancurbatu T.A. 2012/2013”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah matematika 2. Penerapan metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan

suatu materi pokok matematika masih kurang tepat

3. Pemahaman siswa pada pelajaran bilangan pecahan masih kurang

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti dan luasnya cakupan identifikasi masalah, maka masalah dibatasi pada rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah matematika khususnya pada materi bilangan pecahan dan penerapan metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan suatu materi pokok matematika masih kurang tepat.

1.4. Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada materi pokok bilangan pecahan di kelas VII SMP Negeri 2 Pancurbatu T.A 2012 / 2013 ?

1.5. Tujuan Penelitian

(14)

8

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam meningkatakan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

b. Bagi siswa, melalui model pembelajaran ini dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi pokok bilangan pecahan

c. Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan inovasi pembelajaran matematika disekolah

d. Bagi peneliti, sebagai tambahan wawasan tentang penggunaan model pembelajaran CIRC dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di masa yang akan datang

(15)

77 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok bilangan pecahan.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pancurbatu Tahun Ajaran 2012/2013 mengalami peningkatan dari tes awal, siklus I, dan tes siklus II. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata – rata kemampuan pemecahan masalah siswa yakni dari 21,25 ( 21,25% ) berkategori sangat kurang di tes awal menjadi 60,50 ( 60,50% ) berkategori cukup baik di siklus I dan menjadi 88,75 ( 88,75%) di siklus II berkategori sangat baik.

(16)

78

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :

1. Kepada guru khususnya guru matematika hendaknya mempelajari model pembelajaran kooperatif tipe CIRC agar dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika karena model pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah matematika siswa.

2. Disarankan agar guru selalu melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untu memotivasi siswa dan melatih siswa untuk belajar aktif dalam memahami soal, merencanakan, menyelesaikan dan memeriksa kembali yang berkaitan dengan pemecahan masalah matematika siswa.

3. Kepada siswa khususnya siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pancurbatu hendaknya selalu giat belajar matematika khususnya mempelajari soal – soal bilangan pecahan yang berkaitan dengan pemecahan masalah matematika 4. Bagi peneliti lain, sebaiknya memperhatikan kelemahan – kelemahan yang

(17)

79 DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Adinawan,Cholik dan Sugijono. 2006. Matematika untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga.

Andiny, Ira. 2010. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Pembelajaran Metode Advance Organizer pada Pokok Bahasan Pecahan do Kelas VII SMP Swasta Amal Bakti Medan T.A. 2009/2010. Skripsi. FMIPA-UNIMED. Medan.

Arikunto, Suharsimi. 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. As’ar, Musriminhadi. 2012.Proposal Matematika Realistik.

http://www.strukturaljabar.co.cc/2012/10/proposal-matematika-realistik.html (diakses Maret 2012).

Djamarah. 2006.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta : Surabaya. Hudojo. 1988.Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud : Jakarta

Ibrahim, M. dkk., 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Inayah, Nurul. 2007. Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.

Isjoni, H. 2010.Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

(18)

80

Meningkatkan Aktivitas, Kreativitas, dan Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran Matematika di Kelas VIII-A SMP Negeri 13 Malang. http://www.researchgate.net/publication/50602054_Implementasi_Model_pe mbelajaran_Kooperatif_Tipe_CIRC_untuk_Meningkatkan_Aktivitas_Kreativ itas_dan_Prestasi_Belajar_Siswa_pada_Pelajaran_Matematika (diakses Desember 2012 )

Lilis Widianti. http://newspaper.pikiran-rakyat.com(diakses Maret 2012).

Riyanto, H. Yatim. 2009.Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Sanjaya, Wina . 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.

Slameto . 2003.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Slavin.2012.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC. http://abdurrazzaaq.com/5 38/model-pembelajaran-tipe-circ (diakses April 2012).

Sudijono, A. 2008.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sumarno,2003.Model Pembelajaran Generatif. Jakarta : Rineka Cipta

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jawa Timur : Masmedia Buana Pustaka.

Suyitno. 2004. Dasar-Dasar Dan Proses Pembelajaran Matematika I. Universitas Negeri Semarang : Semarang

Referensi

Dokumen terkait

The writer focuses this research in analyzing anxiety of Clare in Constance Briscoe’s Ugly novel based on psychoanalytic approach1. Objectives of

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan

Sinaga, Rusintong., 2004, Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi dalam Mengkaji Perubahan Penggunaan lahan Kecamatan.. Umbulharjo tahun 1993-2004 ,

BAGI WAJIB PAJAK YANG DIIZINKAN MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN DALAM MATA UANG DOLLAR AMERIKA SERIKAT.

Pada mesin diesel, hanya udara yang dikompresikan dalam ruang bakar dan. dengan sendirinya udara tersebut terpanaskan, bahan bakar disuntikan ke

Untuk mengetahui pengaruh penambahan aditif FeMo terhadap sifat fisis. serbuk BaFe 12

Ukuran serbuk sekecil ini diperlukan agar komponen- komponen pembentuk bahan magnet dapat saling berdeposisi (bereaksi) ketika bahan mengalami pemanasan

[r]