• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM LATIHAN SIMULASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ATLET TARUNG DERAJAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM LATIHAN SIMULASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ATLET TARUNG DERAJAT."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM LATIHAN SIMULASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ATLET TARUNG DERAJAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

TAUFIK PERMANA

0907068

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

TAUFIK PERMANA

0907068

PROGRAM LATIHAN SIMULASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ATLET TARUNG DERAJAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Mulyana M.Pd NIP: 197108041998021001

Pembimbing II

Sagitarius, M.Pd NIP: 196911132001121001

Mengetahui

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua,

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Program Latihan

Simulasi Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Atlet

Tarung Derajat” ini beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri, dan

saya tidak melakukan penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan

etika keilmuan yang berlaku di masyarakat. Atas pernyataan ini saya siap

menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ada klaim dari

pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2013

Yang membuat pernyataan,

(4)

ABSTRAK

PROGRAM LATIHAN SIMULASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

RASA PERCAYA DIRI ATLET TARUNG DERAJAT

NAMA: TAUFIK PERMANA

Penelitian ini dilatar belakangi oleh suatu pemikiran bahwa aspek pelatihan mental sering terabaikan oleh pelatih-pelatih yang ada saat ini. Rasa percaya diri atlet dalam menghadapi suatu pertandingan adalah kunci untuk mencapai prestasi yang optimal, tentu tidak terlepas dari aspek fisik, teknik, taktik dan strategi. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan rasa percaya diri atlet dalam menghadapi pertandingan dengan menggunakan metode latihan simulasi yang terdiri dari test awal (pengisian angket), treatmen, dan test akhir (pengisian angket).

Dengan menggunakan metode eksperimen, penelitian ini melibatkan 12 orang atlet sebagai subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling atau sampel bertujuan. Penelitian ini dilakukan di Satlat Katapang Kabupaten Bandung.

Instrumen yang digunakan adalah angket atau kuesioner percaya diri yang telah dimodifikasi sebelumnya, terdiri dari 52 butir pernyataan, dengan melakukan treatmen yang berupa latihan simulasi yang menyerupai pertandingan sebenarnya selama kurang lebih 6 minggu. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa program latihan simulasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan rasa percaya diri atlet Tarung derajat.

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga angkatan 2009.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

A. BAB I PENDAHULUAN 1

1. Latar Belakang Masalah 1

2. Perumusan Masalah 5

3. Tujuan Penelitian 5

4. Manfaat Penelitian 6

5. Struktur Organisasi 6

B. BAB II LANDASAN TEORI 8

1. Pengertian Percaya Diri 8

2. Hakikat Latihan 16

3. Hakikat Latihan Simulasi 19

4. Hakikat Tarung Derajat 25

C. BAB III METODE PENELITIAN 30

1. Metode Penelitian 30

2. Pupulasi dan Sampel Penelitian 31

3. Desain Penelitian 32

4. Instrumen Penelitian 33

(6)

D. BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 45

1. Deskripsi Data 45

2. Pengujian Persyaratan Analisis 46

3. Pengujian Hipotesis 50

4. Diskusi Penemuan 51

E. BAB V KESIMPULAN dan SARAN 52

1. Kesimpulan 52

2. Saran 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN 53

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket 34

Tabel 3.2 Skala Likert 35

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Butir Instrumen Percaya Diri 38

Tabel 4.1 Hasil penghitungan Skor, Rata-rata, Standar deviasi dan Variansi test

awal 45

Tabel 4.2 Hasil penghitungan Skor, Rata-rata, Standar deviasi dan Variansi test

akhir 45

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Test Awal 46

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Test Akhir 46

Tabel 4.5 Gain Test Awal dan Test Akhir 47

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Homogenitas 48

Tabel 4.7 Hasil Peningkatan Percaya Diri 48

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tingakat Percaya Diri yang Optimal 11

Gambar 3.1 Desain Penelitian 32

Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian 32

Gambar 4.1 Perbedaan Skor Test Awal dan Test Akhir 47

Gambar 4.2 Grafik peningkatan Percaya Diri 49

(9)

Kisi-kisi Angket 53

Angket Uji Coba 60

Hasil Uji Validitas 68

Angket yang Digunakan 77

Hasil Uji Normalitas Test Awal 82

Hasil Uji Normalitas Test Akhir 83

Hasil Uji Homogenitas 84

Hasil Uji Signifikansi 86

Dokumentasi Kegiatan 88

Form Penilaian 90

Program Latihan Simulasi 98

(10)

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dharma, Surya. (2008). Strategi pembelajaran dan pemilihannya. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Kependidikan Nasional.

Gufron, N.M dan Risnawati, R.S (2010). Teori-teori Psikologi. Depok, Sleman, Jogjakarta. ARR-RUZ MEDIA.

Gunarsa, Singgih. (2004). Psikologi Olahraga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia

Harsono. (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta: C.V Tambak Kusuma.

Ibrahim, Rusli dan Komarudin. (2007). Psikologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Ibrahim, Rusli, & Komarudin. (2008). Psikologi olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Leman, Martin (2000). Membangun Rasa Percaya Diri Anak. Tersedia dari: http://percayadiri.asmakmalaikat.com/membangun_rasa_percaya_diri_ana k.html

Lie. (2003). Percaya Diri dalam Psikologi. Tersedia dari: http://www.masbow.com/2009/08/percaya-diri-dalam-psikologi.html.

Lutan, Rusli. (2007). Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan, Cholil,H dan Hidayah, N. (2008). Statistika. Bandung: FPOK UPI.

Satriya, et al. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Sasmojo, Saswinandi. (1988). Metodologi penelitian. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Sudjana. (1990). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2013). Metode Penellitian Pendidikan. Bandung: C.V. Alfabeta

(11)

Witarto. (2008). Memahami Pengolahan Data. Tersedia dari: http://kuliah-apsi.blogspot.com/2008/09/memahami-pengolahan-data.html.

Wiryadi, Rita (1992). Percaya Diri Dalam Psikologi. Tersedia dari: http://masbow.com/2009/08percaya-diri-dalam-psikologi.html.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tarung Derajat merupakan seni bela diri full body contact yang praktis dan

efektif berasal dari Indonesia, Tarung derajat diciptakan dan dikembangkan oleh

Achmad Dradjat melalui pengalamannya dari setiap pertarungan di jalanan pada

tahun 1960-an di Bandung. Tarung Derajat secara resmi diakui sebagai olahraga

nasional dan digunakan sebagai pelatihan dasar oleh TNI Angkatan Darat. Tarung

Derajat diajarkan dengan motto "Aku Ramah Bukan Berarti Takut, Aku Tunduk

Bukan Berarti Takluk", motto ini selalu dikumandangkan ketika sebelum berlatih

dan setelah berlatih untuk meningkatkan semangat dan daya juang. Tarung

Derajat menekankan pada agresivitas serangan dalam memukul dan menendang.

Namun, tidak terbatas pada teknik itu saja, bantingan, kuncian, dan sapuan kaki

juga termasuk dalam materi pelatihannya. Sebelum dikenal sebagai Tarung

Derajat dulu beladiri ini dinamakan beladiri Boxer, tetapi setelah melalui

beberapa pertimbangan beladiri Boxer itupun berganti nama menjadi Tarung

Derajat, nama Tarung Derajat itupun memiliki makna yang berarti bertarung

untuk derajat dan kehormatan sebagai manusia yang berhakikat. Menurut situs

web resmi perguruan pusat Tarung Derajat (2007) yaitu:

(13)

2

Dalam pertandingan beladiri, seorang atlet pasti pernah mengalami

kegagalan dalam bertanding karena atlet tersebut tidak bisa memanfaatkan dan

mengontrol perubahan emosi yang terjadi pada dirinya, atlet yang tidak bisa

mengontrol emosi biasanya mudah dikendalikan oleh lawan dan gerakannya

sangat mudah terbaca dan bahkan teknik teknik yang telah dilatih tidak bisa

dipakai secara sempurna. Ketika atlet tersebut dihadapkan pada situasi yang dapat

mengakibatkan emosinya seperti itu, atlet tersebut akan mengalami

gejolak-gejolak mental seperti anxiety dan stres sehingga dapat berpengaruh terhadap

prestasinya.

Tujuan atau sasaran yang paling utama dalam proses latihan adalah untuk

membantu atlet mencapai prestasi yang semaksimal mungkin dan usaha yang

optimal yang dikerahkan oleh atlet tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut

menurut Harsono (1988:100): “ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan

dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu: (a) latihan fisik, (b) latihan teknik, (c)

latihan taktik, (d) latihan mental” begitu juga penapat bompa (2000) yang dikutip

oleh satriya (2007: 49) bahwa faktor-faktor dasar latihan yaitu meliputi persiapan

fisik, teknik, taktik, kejiwaan (psikologi)”.

Berdasarkan pendapat di atas, dalam pertandingan seringkali dijumpai

atlet yang berkemampuan bagus daripada lawannya tetapi atlet tersebut

mengalami kekalahan pada pertandingan tersebut. Yang menjadi faktor penyebab

kekalahanya ini menyangkut masalah mental yang mungkin kurang percaya diri

terhadap kemampuannya, sehingga teknik yang dilakukan pada saat pertandingan

itu mudah terbaca oleh lawan.

Kekalahan yang terjadi biasanya disebabkan antara lain karena kurangnya

rasa percaya diri terhadap kemampuannya. Seorang petarung sering berhadapan

kembali dengan lawan yang pernah mengalahkannya atau dikalahkannya pada

pertandingan terdahulu, sehingga rasa takut mengulang kekalahan seperti yang

dulu sering muncul, akibatnya rasa percaya dirinya berkurang. Kenyataan

lapangan secara psikologis tersebut di atas sesuai dengan pernyatan Smith (1986)

yang dikutip Nasution (2007: 2) bahwa: “stress yang di alami atlet timbul pada

(14)

3

Faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan atlet diantaranya adalah

mental. Masalah mental yang dialami oleh atlet seringkali ditunjukan dari perilaku

atlet pada saat sebelum pertandinngan, pada saat pertandingan dan setelah

pertandingan. Apabila pada saat sebelum pertandingan atau menjelang

pertandingan atlet mengalami gejala stress seperti gelisah, dan cenderung

melamun itu menandakan bahwa ada gejolak mental didalam diri atlet. Ketika

dalam pertandingan atlet ragu-ragu dalam melakukan teknik yang telah dilatih itu

akan sangat mempengaruhi terhadap penampilannya sehingga penampilannya

tidak akan maksimal.

Apabila masalah ini dibiarkan akan menimbulkan dampak yang

menyulitkan, menghambat, mengganggu bahkan mengancam terhadap prestasi

atlet. Atlet yang dibina tidak akan penah mencapai peak performance sesuai yang

diinginkan karena selain dia melawan musuhnya di arena pertandingan dia juga

melawan dirinya sendiri.

Latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan kejiwaan merupakan aspek

yang sangat penting dalam pencapaian prestasi maksimal atlet. Seorang atlet tidak

hanya tergantung pada penguasaan fisik, teknik, taktik saja, tetapi pemantapan

jiwa dalam latihan ketika bertanding pun sangat berpegaruh terhadap prestasi

atlet.

Percaya diri atau self-confidence dapat dikatakan sangat penting bagi

seorang atlet khususnya bagi atlet Tarung Derajat dalam menghadapi suatu

pertandingan. Pernyataan Weinberg (1995) yang dikutip Ibrahim dan Komarudin

(2007: 83) memberikan definisi bahwa: “confidence as the belief that you can succesfully perform a desired behavior.” Artinya percaya diri adalah kepercayaan bahwa diri anda bisa menampilkan keberhasilan sesuai denga perilaku yang

diinginkan. Agar self-confidence tersebut dapat dimiliki oleh petarung dengan

baik, salah satu upaya yang harus dilakukan seorang atlet dengan bimbingan

pelatihnya ialah melakukan latihan mental. Karena atlet juga merupakan manusia

biasa yang bukan hanya memiliki raga (fisik), tetapi juga memiliki jiwa dan emosi

(15)

4

Latihan mental dapat memberikan perngaruh yang positif terhadap rasa

tegang atlet yang timbul jika akan berhadapan dengan pertandingan. Teknik

pereda ketegangan menurut (Harsono 1988: 283) adalah: 1) teknik jackobson dan

schultz, 2) teknik cratty, 3) teknik progressive muscle relaxation dari jackobson,

4) teknik autogenic relaxation, 5) latihan pernafasan dalam (deep breathing), 6)

meditasi, 7)berfikir positif, 8) visualisasi, 9) latihan simulasi.

Bentuk latihan mental di atas dapat bermanfaat untuk pengendalian diri,

penguasaan emosi, peningkatan percaya diri, meningkatkan prestasi dalam

penampilan, dan untuk mencapai prestasi atlet yang setinggi-tingginya. Ketika

seorang atlet meragukan kemampuan akan keberhasilan dirinya sendiri atau

mengharapkan apa yang disebut “a self-fulfilling prophesty” yaitu segala yang

diharapkan terjadi secara nyata. Begitupun ketika atlet memiliki rasa percaya diri

yang berlebihan atau “over confidence” yang selalu menganggap enteng lawannya dan selalu merasa tidak terkalahkan maka akan berakibat tidak menguntungkan

bahkan bisa menimbulkan “zeigarnik effect” atau penampilan yang berakibat kegagalan (Ibrahim dan Komarudin, 2007: 81).

Upaya untuk meningkatkan rasa percaya diri atlet, latihan menggunakan

teknik latihan simulasi (simulation training). Latihan simulasi adalah: suatu

proses peniruan dari sesuatu yang nyata beserta keadaan disekelilingnya (state of

affairs)”. Sedangkan simulasi menurut Dharma (2008: 22) adalah: “berasal dari

kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Simulasi dapat

diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan cara menggunakan situasi

tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.”

Beberapa keuntungan yang dihasilkan dari latihan simulasi. Dharma

(2008: 22) mengungkapkan sebagai berikut:

1. Dapat dijadikan sebagai bekal siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.

2. Dapat membangkitkan kreatifitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.

(16)

5

4. Memperkaya pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

5. Dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang latihan simulasi terhadap percaya diri atlet tarung bebas pada

cabang olahrag Tarung Derajat. Hal ini dilakukan untuk membuktikan sejauh

mana pengaruh latihan simulasi bisa membantu atlet mencapai prestasi terbaik

dengan cara membayangkan situasi latihan menjadi pertandingan yang

sesungguhnya, sehingga pada saat pertandingan yang sebenarnya atlet sudah

terbiasa dengan situasi maupun kondisi yang seperti itu.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan pertanyaan

penelitiannya sebagai berikut “Apakah program latihan simulasi dapat

mempengaruhi rasa percaya diri atlet dalam cabang olahraga Tarung Derajat?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan rasa

percaya diri atlet dalam menghadapi pertandingan.

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan rasa

percaya diri atlet setelah diterapkannya latihan simulasi (simulation training) pada

cabang olahraga Tarung Derajat.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan berdampak positif dan dapat berguna

secara:

1. Teoritis

a. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi masyarakatt dan

lembaga-lembaga olahraga mengenai pengaru latihan simulasi terhadap

(17)

6

b. Dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi masyarakat maupun

lembaga-lembaga olahraga, khususnya cabang olahraga Tarung Derajat.

2. Praktis

a. Secara praktis hasil penelitian ini dapat direkomendasikan kepada

pelatih khususnya cabang olahraga Tarung Derajat. Sebagai suatu

informasi, tentang latihan simmulasi (simulation training)

b. Apabila hasil penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan, maka latihan

simulasi ini dapat diterapkan dalam proses pelatihan untuk meningkatkan

rasa percaya diri atlet.

E. Struktur Organisasi

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan pennyusunan selanjutnya,

maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan penelitian yang

akan diuraikan berdasarkan struktur organisasi sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan struktur organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan

tentang rasa percaya diri,latihan, tarung derajat, dan metode latihan

simulasi (simulation training).

BAB III METODE PENELITIAN

Membahas mengenai metode dan teknik pengumpulan data, desain

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

(18)

7

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Membahas tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu menetapkan suatu metode yang sesuai dan

dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan. Keberhasilan suatu

penelitian ilmiah tidak akan lepas dari metode yang digunakan dalam penelitian

tersebut.

Masalah yang akan diteliti serta tujuan yang akan dicapai dalam suatu

penelitian akan menentukan penggunaan metode penelitian. Terdapat beberapa

jenis metode penelitian yang sering digunakan untuk menjawab suatu

permasalahan, seperti metode historis, deskriptif, dan eksperimen.

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian eksperimen. Yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab

akibat antara variabel.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik angket atau kuisioner,

mengenai kuisioner Arikunto (2010: 194) menjelaskan: “Kuisioner adalah

sejumlah pertayaan tertulisyang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”

Lebih lanjut mengenai beberapa keuntungan kuesioner dijelaskan oleh

Arikunto (2010: 195).

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing.

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak perlu malu-malu menjawab.

(20)

31

B.Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam proses penelitian dibutuhkan suatu sumber data agar memudahkan

proses penelitian. Pada umumnya sumber data itu disebut populasi dan sampel

penelitian.

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Tarung Derajat satlat katapang

Kabupaten Bandung yang berjumlah 78 orang. Diambil hanya tingkatan kurata IV

keatas karena pada tingkatan ini penguasaan tekhnik bertarung setiap atlet

dianggap sudah layak.

2. Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini tidak semua anggota pupolasi dijadikan sebagai

sumber data, tetapi hanya sebagian populasi yang umumnya disebut sebagai

sampel penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 12 orang

yang hanya akan mengikuti pertandingan yaitu sebanyak 12 nomor pertandingan.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah memakai teknik

purposive sampling atau sampel bertujuan. Sampel bertujuan menurut Arikunto

(2010: 183) adalah: “Mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu.”

C.Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan yang disusun secara sederhana

dan efisien guna mengambil kesimpulan serta melakukan analisis sesuai dengan

tujuan penelitian. Langkah-langkah yang digunakan dalam desain penelitian

adalah sistematis dan sesuai dengan 62prosedur penelitian. Seperti pada gambar

(21)

32

T0 X T1

Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Gambar 3.1

(Sumber: Moh. Nazir, 2002: 231)

Keterangan :

T0 dan T1 : Tes awal / tes akhir (pengisian angket) X: Perlakuan (latihan simulasi)

Untuk memudahkan pelaksaan penelitian ini langkah-langkah dalam

melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut

Gambar 3.2

Alur penelitian

Gambar 3.2

Langkah-langkah penelitian

D. Instrument Penelitian

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang

disebut instrument. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai

pengumpul datanya.

Populasi

Pengolahan Data Tes Ahir (Angket) Perlakuan (Latihan Simulasi)

Tes Awal (Anngket)

(22)

33

Dalam penelitian ini dipergunakan kuisioner berstruktur , karena dalam

pelaksanaan dan pemberiann skor kuisioner berstruktur bersifat langsung dan

hasilnyapun langsung mengarah kepada analisis. Kuisioner ini akan diberikan

kepada atlet Tarung Derajat secara bersama-sama pada saat kegiatan latihan yang

diadakan setiap 3 kali seminggu di satlat (satuan latihan) Katapang.

Dalam penelitian ini penggunaan angket dijabarkan sebagai berikut: (1)

Dipandang dari cara menjawab yaitu menggunakan kuisioner tertutup, yang sudah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (2) Dipandang dari

cara menjawab yaitu menggunakan kuisioner langsung, responden menjawab

tentang dirinya (3) Dipandang dari bentuknya yaitu menggunakan kuisioner check

list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada

kolom yang sesuai (Arikunto, 2010: 195).

Angket dalam penelitian ini terdiri dari variabel yang dijabarkan melalui

komponen, sub komponen, indikator, dan pertanyaan. Butir-butir pertanyaan itu

merupakan gambaran tentang pengaruh latihan simulasi terhadap peningkatan rasa

percaya diri.

Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pertanyaan angket serta

jawaban yang tersedia, maka responden hannya diperkenankan untuk menjawab

salah satu altenatif jawaban. Jawaban dipilih oleh responden didasarkan pada

pendapatnnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.

Agar pennyusunan angket berjalan dengan baik, maka diperlukan langkah

dalam penyusunan angket. Langkah-langkah penyusunan angket tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Penyusunan Kisi-kisi Angket

Untuk mempermudah dalam menyusun angket sebelumnya harus

menyusun kisi-kisi angket terlebih dahulu. Kisi-kisi angket itu sendiri terdiri dari

komponen, sub komponen indikator-indikator yang nantinya dikembangkangkan

(23)

34

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket Percaya Diri (Sumber: Sugiyono, 2013: 150)

Variabel Aspek Indikator

Percaya

Diri

Faktor Internal Berfikir positif

Berani mengambil resiko

Bertanggung jawab

Mampu mengatasi masalah

Menetapkan tujuan

Mampu mengendalikan emosi

Mampu mengetahui kelebihan dan

kekurangan sendiri

Percaya dengan kemampuan sendiri

Konsentrasi

Tidak takut gagal

Tidak merasa tegang

Memiliki motivasi

Merasa setara dengan orang lain

Tidak merasa cemas

Faktor Eksternal Adanya dukungan dari orang tua

Adanya dukungan dari teman

Adanya dukungan dari pelatih

Pengalaman dalam bertanding

Riuh gemuruh sorakan penonton

Sekitar arena pertandingan

Keadaan cuaca pada saat pertandingan

(24)

35

b. Penyusunan Angket

Setelah indikator-indikator disusun dalam kisi-kisi tersebut, selanjutnya

dijadikan acuan untuk menyusun suatu pertanyaan yang akan disebarkan dalam

bentuk kuisioner atau angket. Mengenai jawaban dalam angket, penulis

menggunakan skala sikap yaitu skala Likert. Sugiiyono (2007: 134) menjelaskan bahwa: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Mengenai skala Likert juga dijelaskan oleh Nazir (2005: 338) bahwa:

Sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert menggunakan hanya item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukan yang agak baik, yang agak kurang, yang netral, dan rangking lain diantara dua sikap yang pasti di atas. Dalam skala Likert, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik pertanyaan positif maupun pertanyaan negatif dinilai subjek sangat setuju, setuju, tidak ada pilihan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Kuestioner menggunakan skala likert untuk mengetahui jawaban

responden atas pernyataan yang diajukan.Alternatif jawaban menggunakan Skala

Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. seperti

pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.2 Skala Likert

(Sumber: Sugiyono, 2013: 136)

NO Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Bila Positif Bila Negatif 1.

2. 3. 4. 5.

SS (Sangat Setuju) S (Setuju)

R (Ragu-ragu) TS (Tidak Setuju)

STS (Sangat Tidak Setuju)

(25)

36

Penyusunan pertanyaan-pertanyaan tidak dilakukan dengan sembarangan,

melainkan harus bertolak ukur dari penjelasan Likert dalam Nazir (2005: 205)

sebagai berikut:

a. Jangan gunakan Perkataan-perkataan sulit.

b. Jangan gunakan pertanyaan yang bersifat terlalu umum. c. Hindarkan pertanyaan yang mendua arti (ambiguous). d. Jangan gunakan kata yang samar-samar.

e. Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti. f. Hindarkan pertanyaan yang berdasarkan presumasi. g. Jangan membuat pertanyaan yang memalukan responden. h. Hindarkan pertanyaan yang menghendaki ingatan.

Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam

menyusun suatu pertanyaan dalam angket harus bersifat jelas, singkat dan terarah

serta tidak memiliki tafsiran ganda.

c. Uji Coba Instrument

Tujuan uji coba adalah untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas

angket tersebut. Untuk keperluan uji coba digunakan kelompok sampel yang

memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sanpel yang sebenarnya. Sampel

uji coba tersebut adalah atlet dari satlat soreang sebanyak 14 orang. Uji angket ini

dilaksanakan pada tanggal 13 juni 2013di GOR KONI Soreang Kab. Bandung

Adapun langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan

validitas instrumen adalah sebagai berikut:

1) Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara

skor tertinggi dan skor terendah.

2) Menentukan 50% responden yang memperoleh skor tinggi dan 50%

responden yang memperoleh skor rendah.

3) Kelompok responden yang memiliki skor tinggi dapat disebut kelompok

atas dan kelompok responden yang memiliki skor rendah disebut

kelompok bawah.

4) Mencari nilai rata-rata ( ̅ ) setiap butir pertanyaan kelompok atas dan

(26)

37

̅

̅ : Nilai rata-rata yang dicari : Jumlah skor

: Jumlah responden

5) Mencari simpangan baku (S) setiap butir pertanyaan kelompok atas dan

kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

S = √ ̅

S : simpangan baku yang dicari

̅ : jumlah hasil penguadratan nilai skor dikurangi rata-rata n-1 : jumlah sampel dikurangu satu

6) Mencari variansi ( S2 ) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

=

Keterangan:

S2 : variansi gabungan

S1 : simpangan baku kelompok satu S2 : simpangan baku kelompok dua n : sampel

7) Mencari nilai t-hitung untuk setiap butir pernyataan dengan rumus sebagai berikut:

̅ ̅ √

(27)

38

Keterangan :

̅ : rata-rata kelompok satu ̅ : rata-rata kelompok dua

S1 : simpangan baku kelompok satu S2 : simpangan baku kelompok dua n : sampel

8) Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai tabel dalam taraf

nyata 0.1 atau dengan tingkat kepercayaan 90%. Instrumen ini memiliki

tingkat kebebasan n-2 = 14-2 = 12, nilai t-tabel menunjukan harga 1.356.

Sebuah pertanyaan tes dinyatakan dapat dijadikan sebagai alat pengumpul

data jika t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel, jika t-hitung lebih

kecil dari tabel maka pertanyaan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat

pengumpul data. Hasil uji validitas butir angket pada penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini.

Tabel 3.3

Data Hasil Uji Validitas Butir Instrumen Penelitian Percaya Diri Butir Soal Jumlah

Sampel

Jumlah Skor

t tabel t hitung Keterangan

1 14 60 1.36 1.2247 Tidak valid

2 14 58 1.36 0.7746 Tidak valid

3 14 55 1.36 3.3627 Valid

4 14 48 1.36 4 Valid

5 14 56 1.36 3.3717 Valid

6 14 60 1.36 3.7947 Valid

7 14 56 1.36 1.3587 Tidak valid

8 14 65 1.36 1.633 Valid

9 14 54 1.36 0.853 Tidak valid

10 14 51 1.36 2.8098 Valid

11 14 56 1.36 2.0381 Valid

12 14 57 1.36 1.1206 Tidak valid

13 14 61 1.36 1.5323 Valid

14 14 56 1.36 1.0954 Tidak valid

15 14 57 1.36 3.3627 Valid

16 14 63 1.36 1.633 Valid

17 14 63 1.36 2.3238 Valid

18 14 60 1.36 3.7947 Valid

(28)

39

20 14 61 1.36 1.8371 Valid

21 14 60 1.36 1.8464 Valid

22 14 60 1.36 3.1334 Valid

23 14 70 1.36 -1.4142 Tidak valid

24 14 65 1.36 2.4495 Valid

25 14 60 1.36 0.6325 Tidak valid

26 14 60 1.36 1.633 Valid

27 14 59 1.36 0.866 Tidak valid

28 14 59 1.36 1.8974 Valid

29 14 63 1.36 0.7071 Tidak valid

30 14 38 1.36 0.4736 Tidak valid

31 14 42 1.36 -1.589 Tidak valid

32 14 48 1.36 0.866 Tidak valid

33 14 65 1.36 2.4495 Valid

34 14 51 1.36 0.7385 Tidak valid

35 14 59 1.36 3.0619 Valid

36 14 63 1.36 4.6476 Valid

37 14 56 1.36 1.3587 Tidak valid

38 14 56 1.36 3.0984 Valid

39 14 56 1.36 1.8974 Valid

40 14 58 1.36 -0.961 Tidak valid

41 14 52 1.36 1.633 Valid

42 14 59 1.36 4.0825 Valid

43 14 58 1.36 0.8528 Tidak valid

44 14 43 1.36 -1.365 Tidak valid

45 14 46 1.36 -0.739 Tidak valid

46 14 53 1.36 4.1586 Valid

47 14 62 1.36 1.4771 Valid

48 14 64 1.36 3.4641 Valid

49 14 54 1.36 1.4142 Valid

50 14 46 1.36 0.8944 Tidak valid

51 14 49 1.36 2.1004 Valid

52 14 54 1.36 0.5657 Tidak valid

53 14 61 1.36 3.5355 Valid

54 14 53 1.36 2.5981 Valid

55 14 53 1.36 0.4082 Tidak valid

56 14 60 1.36 1.2247 Tidak valid

57 14 55 1.36 3.6927 Valid

58 14 54 1.36 0 Tidak valid

59 14 56 1.36 1.3587 Tidak valid

60 14 36 1.36 0.5443 Tidak valid

61 14 55 1.36 0.6076 Tidak valid

62 14 57 1.36 0.5941 Tidak valid

(29)

40

64 14 40 1.36 1.1239 Tidak valid

65 14 54 1.36 2.9394 Valid

66 14 62 1.36 4.6476 Valid

67 14 53 1.36 2.0135 Valid

68 14 38 1.36 0 Tidak valid

69 14 57 1.36 1.8974 Valid

70 14 55 1.36 0.7746 Tidak valid

71 14 55 1.36 4.1586 Valid

72 14 68 1.36 5.1075 Valid

73 14 52 1.36 2.2413 Valid

74 14 60 1.36 5.1962 Valid

75 14 52 1.36 1.4142 Valid

76 14 58 1.36 3.266 Valid

77 14 55 1.36 3.9337 Valid

78 14 53 1.36 1.2607 Tidak valid

79 14 49 1.36 0.3573 Tidak valid

80 14 63 1.36 8.4853 Valid

81 14 49 1.36 0.3136 Tidak valid

82 14 60 1.36 3 Valid

83 14 56 1.36 2.3764 Valid

84 14 61 1.36 4.7556 Valid

85 14 52 1.36 0.7385 Tidak valid

86 14 57 1.36 3.6927 Valid

87 14 55 1.36 0.5 Tidak valid

88 14 56 1.36 4.2426 Valid

89 14 42 1.36 0 Tidak valid

90 14 58 1.36 2.3842 Valid

Berdasarkan tabel 3.2 menunjukan bahwa butir angket yang berjumlah 90

butir soal terdapat 38 butir soal yang tidak valid,sehingga tidak dapat dijadikan

sebagai alat pengumpul data, dan sisanya berjumlah 52 butir soal yang dapat

digunakan sebagai alat pengumpul data dan siap untuk disebarkan sesuai dengan

rencana penyebaran angket yang telah dijadwalkan sebelumnnya.

d. Pelaksanaan Pennyebaran Angket

Setelah menguji validitas tiap butir soal dan telah diketahui validitasnya

maka butir soal yang valid dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data.

(30)

41

berjumlah 12 atlet. Penulis melakukan test awal pada hari selasa 25 juni 2013 di

Kawah Braja Mantara Kabupaten Bandung tempat dimana para atlet berlatih.

e. Tempat dan Waktu Latihan

Setelah penulis menyebar angket (test awal), selanjutnya penulis mulai

melaksanakan program latihan simulasi yang dilaksanakan kurang lebih 6

minggu. Satojo (1988: 48) menjelaskan bahwa:

Mengenai masalah trek latihan tiap minggunya program De Corme dan Watkin adalah 4 kali per minggu, tetapi para pelatih dewasa ini per minggunya setuju untuk menjalankan program latihan 3 kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis. Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih.

Dari penjelasan di atas, maka penulis melaksanakan program latihan

simulasi ini setiap minggu selama 6 minggu dan dilaksanakan di Satlat Katapang

Kabupaten Bandung, mulai dari test awal (pre test), perlakuan (treatment), dan

test akhir (post test).

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan juni sampai

bulan juli dengan rincian sebagai berikut.

a. Test awal dilaksanakan pada hari selasa tanggal 25 juni 2013 jam

15.30 WIB

b. Perlakuan dilaksanakan mulai hari minggu tangggal 30 juni dan 7 juli

2013 pada jam 08.00 – 10.30 pagi hari dan minggu-minggu

selanjutnya proses latihan dilaksanakan pada jam 19.30 - 21.30

karena bertepatan dengan bulan ramadhan dan untuk mengoptimalkan

proses latihan maka latihan di mundurkan waktunya.

c. Test akhir dilaksanakan pada hari selasa tanggal 30 juli 2013 jam

(31)

42

d. Pelaksanaan pengumpulan data

1. Pelaksanaan

a. Penulis menjelaskan tata cara pengisian angket dengan benar

b. Penulis membagikan angket

c. Pengisian angket oleh sampel sebelum memulai latihan

d. Angket dikumpulkan dan dihitung skor dari tiap butir soal

2. Penelitian

a. Latihan simulasi setiap satu minggu satu kali selama 6 minggu

3. Peralatan yang digunakan

a. Alat tulis

b. Balloint

c. Angket

d. Stopwatch

e. Peralatan tarung

f. Form penilaian tarung

g. Lonceng

E. Prosedur Pengolahan Data

Pada penelitian ini analisis data dilakukan dengan berorientasi kepada

pengujian hipotesis melalui uji kebermaknaan korelasi. Pengujian hipotesis

penelitian ini pada dasarnya ingin mengetahui apakah ada pengaruh latihan

simulasi terhadap peningkatan percaya diri atlet Tarung Derajat.

Agar analisis berjalan dengan lancar maka penulis menempuh

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melihat dan memutuskan hasil sah atau tidak. Setelah angket dibagikan

kepada sumber data, penulis mengumpulkannya kembali yang kemudian

diperiksa untuk melihat dan memastikan keabsahan pengisian angket

tersebut. Mungkin saja dalam pengisian angket responden tidak mengisi

salah satu butir soal atau responden mengisi lebih dari dua alternatif

(32)

43

2. Memberikan nilai pada tiap butir pernyataan dalam angket yang telah

dijawab dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Pertanyaan positif : SS=5, S=4, R=3, TS=2, STS=1

b. Pertanyaan negatif : SS=1, S=2, R=3, TS=4, STS=5

3. Mengelompokan setiap butir pernyataan

4. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk setiap responden

5. Menghitung skor rata-rata dari setiap kelompok

6. Menghitung simpangan baku

7. Menguji variansi

8. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan liliefors, hal ini

dilakukan karena dalam skripsi ini hanya terdapat satu variabel, dan hanya

menggunakan sampel yang sedikit. Prosedur yang digunakan menurut

Sudjana (1996: 46):

Z = ̅

9. Uji Homogenitas dengan rumus:

F =

10.Uji Signifikansi peningkatan hasil latihan dan perbedaannya menggunakan

uji t dengan rumus sebagai berikut:

t = ̅ √ ⁄

Keterangan:

t :nilai kritis untuk uji signifikansi beda

̅ : rata-rata beda

: simpangan baku beda

(33)

44

11. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ho : Latihan simulasi tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap peningkatan rasa percaya diri atlet

Tarung Derajat

Ha : Latihan simulasi memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap peningkatan rasa percaya diri atlet Tarung

Derajat

(34)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis statistika mengenai program latihan simulasi

dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri atlet Tarung derajat, maka penulis

menarik kesimpulan bahwa: “Terdapat pengaruh yang signifikan latihan simulasi

terhadap peningkatan percaya diri atlet Tarung derajat.”

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ditempuh, serta hasil kesimpulan yang

telah diambil dari hasil penelitian, penulis ingin menyampaikan saran kepada para

pelatih Tarung derajat yang kiranya dapat mengembangkan kemampuan atlet

binaannya.

1. Bagi para pelatih disarankan untuk menggunakan latihan simulasi

karena latihan simulsi dapat menigkatkan rasa percaya diri atlet.

2. Bagi para atlet harus lebih banyak mengikuti latihan simulasi

pertandingan guna menambah jam terbang dalam bertanding sehingga

dapat lebih memahami situasi dan kondisi di suatu pertandingan

sebenarnya.

3. Bagi PB KODRAT disarankan agar lebih banyak melakukan latian

simulasi sebelum menghadapi even atau kejuaraan-kejuaraan yang akan

dihadapi agar atlet yang dibina dapat meraih prestasi yang maksimal.

4. Bagi peneliti selanjutnya perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut

dengan jumlah sampel yang lebih banyak, agar diperoleh hasil penelitian

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dharma, Surya. (2008). Strategi pembelajaran dan pemilihannya. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Kependidikan Nasional.

Gufron, N.M dan Risnawati, R.S (2010). Teori-teori Psikologi. Depok, Sleman, Jogjakarta. ARR-RUZ MEDIA.

Gunarsa, Singgih. (2004). Psikologi Olahraga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia

Harsono. (1988). Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta: C.V Tambak Kusuma.

Ibrahim, Rusli dan Komarudin. (2007). Psikologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Ibrahim, Rusli, & Komarudin. (2008). Psikologi olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Leman, Martin (2000). Membangun Rasa Percaya Diri Anak. Tersedia dari: http://percayadiri.asmakmalaikat.com/membangun_rasa_percaya_diri_ana k.html

Lie. (2003). Percaya Diri dalam Psikologi. Tersedia dari: http://www.masbow.com/2009/08/percaya-diri-dalam-psikologi.html.

Lutan, Rusli. (2007). Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nazir. (2002). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Nurhasan, Cholil,H dan Hidayah, N. (2008). Statistika. Bandung: FPOK UPI.

Satriya, et al. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Sasmojo, Saswinandi. (1988). Metodologi penelitian. Bandung: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Sudjana. (1990). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

(36)

Wikipedia Bahasa Indonesia. (2010). Simulasi. Tersedia dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Simulasi.

Witarto. (2008). Memahami Pengolahan Data. Tersedia dari: http://kuliah-apsi.blogspot.com/2008/09/memahami-pengolahan-data.html.

Wiryadi, Rita (1992). Percaya Diri Dalam Psikologi. Tersedia dari: http://masbow.com/2009/08percaya-diri-dalam-psikologi.html.

Gambar

Gambar 2.1 Tingakat Percaya Diri yang Optimal
Gambar 3.2 Sampel
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Percaya Diri
Tabel 3.2 Skala Likert
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan rasa percaya diri anak melalui kegiatan outbond, yakni rasa percaya diri anak pada prasiklus sebesar

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri anak melalui bermain peran.Penelitian menggunakan Penelitian Tidakan Kelas / PTK dilakukan pada Kelompok B di

Data yang di gunakan untuk mengetahui rasa percaya diri anak maupun untuk mengetahui poenerapan metode bercerita untuk meningkatkan rasa percaya diri anak di kumpulkan melalui

Uji regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal guru dalam meningkatkan rasa percaya diri anak usia dini Raudatul Athfal Asiah Kota Pekanbaru,

Menunjukan bahwa bimbingan kelompok seni bernyanyi lebih mampu meningkatkan rasa percaya diri, karena dari segi pelaksanaan seni bernyanyi lebih mampu membawa

Sikap seseorang yang menunjukkan rasa kurang percaya diri antara lain, selalu dihinggapi dengan rasa keragu-raguan, mudah cemas, tidak yakin, cenderung menghindar, tidak

Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan prestasi belajar matematika melalui model

Upaya apa yang Adik lakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri adik-adik saat tampil berpidato3. Jawab: Lebih saya tekankan kepada adik-adik untuk sering latihan dan selalu