• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN OPEN SOURCE SOFTWARE PENDIDIKAN OLEH MAHASISWA DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UNDANG- UNDANG NO. 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN OPEN SOURCE SOFTWARE PENDIDIKAN OLEH MAHASISWA DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UNDANG- UNDANG NO. 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN ... .1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10

1.2.2 Rumusan Masalah ... ..11

1.3 Tujuan Penelitian...12

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS...14

2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Pemberdayaan ... 14

2.1.1.1 Pengertian Pemberdayaan………..………. . 14

2.1.1.2 Model Pemberdayaan………. ... .…16

2.1.1.3 Implementasi Pemberdayaan……….………..18

2.1.1.4 Faktor-Faktor Penghambat Pemberdayaan... ... ...21

2.1.1.5 Manfaat Pemberdayaan.…...…………. ... .….23

(2)

2.1.2.1 Karakteristik Kompetensi....………. ...…...28

2.1.2.2 Jenis-jenis Kompetensi…………...……….. ... ..31

2.1.2.3 Manfaat Kompetensi... .34

2.1.2.4 Standar Kompetensi…...………. ... ...37

2.1.3 Kinerja ... 38

2.1.3.1 Pengertian Kinerja....………. ...…...38

2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja…………...……. ..40

2.1.3.3 Penilaian Kinerja ... .43

2.1.3.4 Standar Kinerja ... .46

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 48

2.3 Kerangka Pemikiran ... 50

2.4 Hipotesis………55

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 56

3.1 Subjek Penelitian ... 56

3.2 Metode Penelitian ... 56

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 58

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan data ... 62

3.5 Populasi l ... 64

3.6 Rancangan Analisis Data ... 65

3.6.1 Uji Validitas dan Reabilitas ... 65

3.6.2 Teknik Analisis Data ... 71

3.6.3 Methode Succssesive Internal ... 72

3.6.4 Analisis Korelasi Ganda ... 72

3.6.3 Analisis Regresi Ganda ... 74

3.6.4 Uji Hipotesis ... 75

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 77

(3)

4.1.2 Gambaran Umum Tingkat Kompetensi Pegawai ... 92

4.1.3 Gambaran Umum Tingkat Kinerjai Pegawai ... 108

4.2 Analisis Data………123

4.2.1 Analisis Regresi Berganda………....123

4.2.2 Pengaruh Efektifitas Pemberdayaan terhadap Tingkat Kinerja…….125

4.2.3 Pengaruh Tingkat Kompetensi terhadap Tingkat Kinerja……….…125

4.2.4 Hasil Uji F……….126

4.2.5 Analisis Korelasi Berganda dan Koefisien Determinasi………127

4.2.6 Analisis Korelasi Parsial………128

4.3 Pembahasan... 128

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 137

5.1 Kesimpulan ... 137

5.2 Saran ... 140

(4)
(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Persoalan yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia atau SDM pada suatu

organisasi baik sektor swasta maupun publik masih menjadi masalah utama. karena

berbagai persoalan tersebut tentunya dapat menghambat organisasi dalam mencapai visi,

misi dan tujuan perusahaan. Apalagi di tengah era globalisasi seperti sekarang ini yang

penuh ketidakpastian dan kondisi lingkungan yang selalu berubah cepat dan bergerak

dinamis, maka organisasi dituntut harus bisa bertahan dan merespon setiap perubahan yang

ada agar dapat memenangkan setiap persaingan.

Masih rendahnya tingkat kinerja pegawai masih menjadi masalah utama yang

berkaitan dengan sumber daya manusia, karena tinggi rendahnya tingkat kinerja pegawai

ini akan bermuara menjadi kinerja organisasi. sehingga untuk mengatasi masalah tersebut,

maka organisasi harus bisa menemukan akar permasalahannya agar bisa mencari

solusinya. Akar permasalahan tersebut bisa dari proses rekrutmen yang kurang selektif,

salah penempatan jabatan dimana kompetensi yang dimilki calon pegawai tidak sesuai

dengan jabatan yang akan di embannya, kurangnya pelatihan atau tidak sesuai dengan

kebutuhan pegawai, lingkungan kerja yang kurang kondusif dan hal lainnya yang di

anggap sebagai penyebab rendahnya kinerja pegawai.

Namun seringkali masih rendahnya tingkat kinerja pegawai dalam suatu organisasi

(6)

pegawai dalam organisasi tersebut berkinerja rendah karena masih ada juga pegawai yang

memiliki kinerja tinggi dan berdedikasi bagi organisasi. Sehingga apabila penilaian kinerja

hanya berkaca pada hasil kinerja organisasi secara keseluruhan yang berupa data empirik

tanpa melakukan pengamatan langsung ke lapangan, maka kinerja individu pegawai yang

sesungguhnya akan sulit terlihat. Karena beberapa organisasi terutama sector public sangat

anti memberikan informasi secara terbuka mengenai hal-hal yang bersifat krusial seperti

tingkat kinerja individu pegawainya. Adapun alasan untuk tidak terbuka adalah bahwa

informasi tersebut bukan untuk umum dan juga menjaga nama baik organisasi.

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan

Kota Bandung merupakan salah satu ujung tombak yang langsung berhadapan dengan

masyarakat di bidang pengembangan koperasi, UKM dan perindustrian perdagangan yang

tentu saja akan berupaya untuk menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat dengan

baik yaitu pelayanan yang berkualitas (yang memberi kepuasan kepada masyarakat), oleh

karena itu dibutuhkan kinerja pegawainya yang optimal agar bisa menyelenggarakan

pelayanan publik yang berkualitas. Dalam penelitian ini penulis akan membatasi hanya

meneliti pegawai bidang koperasi saja, karena berbagai alasan seperti ketersediaan data

empirik dan juga kemudahan untuk mengakses berbagai informasi yang berkaitan dengan

penelitian ini.

Berikut ini merupakan data perkembangan koperasi tahun 2007-2011 yang dapat

(7)

Tabel.1.1

Data Perkembangan Koperasi Tahun 2007-2011

Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Tahun

Sumber: Bidang Koperasi Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat gambaran kinerja bidang koperasi

Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, walaupun data

tersebut bukan merupakan target dan capaian kinerja bidang koperasi tahun 2006-2010,

akan tetapi sedikit banyak dapat memberikan gambaran mengenai kinerjanya. Berdasarkan

table diatas dapat dilihat bahwa jumlah unit koperasi selalu mengalami peningkatan setiap

tahunnya, akan tetapi hal tersebut bukan satu-satunya patokan yang dapat mewakili kinerja

bidang koperasi secara keseluruhan karena dari jumlah koperasi tersebut terdapat kategori

koperasi tidak aktif . Aktif atau tidaknya suatu koperasi tidak terlepas dari peranan sumber

daya manusianya yang mengelola koperasi tersebut seperti manajer, pegawai koperasi dan

anggota koperasi. Ketidakmampuan SDM dalam mengelola usaha secara maksimal

menjadi penyebab koperasi tidak aktif seperti minimnya masih keterampilan dalam

memanfaatkan modal usaha yang ada dan juga kurangnya pembinaan dari pihak terkait.

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa kota bandung memiliki koperasi

tidak aktif yang cukup banyak diatas 500 unit kecuali pada tahun 2007 yang sempat turun

menjadi 117 unit, jumlah pegawai, dan anggota koperasi selalu mengalami fluktuasi atau

(8)

mengalami penurunan jumlah yang cukup besar. Berdasarkan informasi yang penulis

dapatkan dari salah seorang pegawai bidang koperasi, masih tingginya jumlah koperasi

tidak aktif dan penurunan jumlah anggota dan pegawai koperasi ini tidak terlepas dari

masih masih minimnya informasi, sosialisasi dan pembinaan dari pihak dinas koperasi

sendiri terhadap SDM koperasi yang menjadi binaannya untuk dapat mengelola

koperasinya dengan baik, sehingga tidak heran apabila masih banyak pengelola koperasi

yang masih belum memahami betul bagaimana mengelola koperasi dengan baik yang

dapat menyejahterakan anggotanya.

Minimnya pembinaan tersebut dikarenakan pegawai dinas koperasi sendiri belum

memiliki kompetensi yang memadai untuk dapat membina koperasi dengan baik, salah

satu penyebabnya adalah karena pegawai dinas bidang koperasi sendiri kebanyakan

bukan orang koperasi atau belum memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar

koperasi, yang seharusnya dimiliki yaitu sudah menguasai manajemen koperasi, akuntansi

koperasi, auditing eksternal-internal koperasi, pengawasan koperasi dan lain sebaginya

yang dapat menunjang tugas-tugasnya dalam membina koperasi. Dari jumlah pegawai

yang ada hanya sedikit sekali pegawai saja yang memliki latar belakang pendidikan

koperasi atau setidaknya pernah mendapatkan pelatihan perkoperasian secara formal dan

memadai, itupun terbatas hanya pada tingkat kepala bidang atau pegawai yang sebentar

lagi memasuki masa pensiun. Apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus akan

mengakibatkan semakin menurunnya kinerja bidang koperasi Dinas Koperasi, UKM dan

Perindustrian Perdagangan kota Bandung.

Di luar masalah yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang seharusnya dimilki

(9)

bekerja yang berujung pada rendahnya kinerja pegawai yaitu masih banyaknya pegawai

yang belum memaksimalkan jam kerja dengan sebaik-baiknya.

Selain itu masih ada indikasi lainnya yaitu, berkaitan dengan penempatan kerja

dimana apa yang menjadi job description nya tidak sesuai dengan latar belakang

pendidikan atau kompetensinya, sehingga banyak pegawai yang merasa kurang menikmati

pekerjaannya karena apa yang menjadi job description bukan merupakan keahliannya

sehingga ia merasa tidak harus maksimal dalam bekerja. Masalah ini terjadi karena hampir

semua pegawainya di tentukan dari pusat yang dalam hal ini adalah pemerintah Kota

Bandung. Sehingga sering terjadi ketidak cocokan antara kebutuhan pegawai di Dinas

khususnya untuk bidang koperasi dengan ketersediaan pegawai yang ada di Pemerintah

Kota Bandung. Padahal untuk pegawai yang akan ditempatkan di bidang Koperasi

seharusnya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai mengenai koperasi

agar bisa menunjang kinerjanya agar lebih baik.

Selain masalah latar belakang pendidikan yang beragam masalah kehadiran juga

tidak luput dari pandangan penulis untuk menjadikannya sebagai salah satu indikasi

rendahnya kinerja pegawai Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung, walaupun pada rekap daftar kehadiran bisa di katakan baik artinya hanya sedikit

pegawai yang tidak hadir akan tetapi kenyataan di lapangan tidaklah sesederhana itu.

Berdasarkan hasil wawancara dengan KaSub Umum dan Keuangan diketahui bahwa batas

maksimal yang berlaku bagi pegawai untuk tidak masuk kerja adalah 46 hari dalam

setahun, atau 3 hari tiap bulannya. Pada tabel berikut merupakan gambaran tingkat

kehadiran pegawai di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

(10)

Tabel 1.2

Tingkat Kehadiran Pegawai Bidang Koperasi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung 2009-2011

Bulan 2009

Sumber: Bagian Umum Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang telah diolah

Apabila digambarkan kedalam bentuk diagram dapat terlihat sebagai berikut:

Gambar 1.1

Persentase Kehadiran Pegawai Bidang Koperasi

Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Tahun 2009-2011

Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa tingkat kehadiran

(11)

bisa dikatakan bagus walaupun berflukuatif setiap tahunnya, berdasarkan data daftar

kehadiran yang penulis dapatkan selama melakukan observasi sistem pencatatan kehadiran

pegawainya masih secara manual yakni dengan menandatangani lembar kehadiran pegawai

dan belum menggunakan sistem fingerprints sehingga masih rawan dengan kecurangan

kehadiran, karena pada data daftar kehadiran tahun 2009 dan 2010 tidak ada catatan

mengenai jumlah pegawai yang tidak hadir serta alasannya, sehingga penulis harus

menghitungnya secara manual sehingga data kehadiran pegawainya belum bisa

menggambarkan tingkat kinerja pegawai sesungguhnya. Selain itu seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya bahwa ketika sudah memasuki jam kerja masih ada pegawai yang

tidak langsung melaksanakan kewajibannya yaitu bekerja sesuai aturan yang berlaku.

Maka dari hal tersebut dapat terlihat bahwa pegawai yang berprilaku seperti itu memiliki

kinerja yang rendah, karena tidak memanfaatkan waktu dengan efektif untuk

melaksanakan tugas-tugasnya.

Salah satu faktor yang dapat merangsang kinerja pegawai adalah dengan

dilakukannya program Pemberdayaan pegawai yaitu pelibatan pegawai yang benar-benar

berarti (Fandi Tjiptono, 2000:128), dengan adanya program Pemberdayaan, di harapkan

dapat merangsang pegawai untuk berusaha memacu kreativitas, daya inovatif yang

dimilikinya guna membantu organisasi untuk mencapai tujuannya. Pemberdayaan disini

tidak hanya sebatas pada pelatihan atau pengembangan karir saja, akan tetapi juga

melibatkan seluruh pegawai dalam setiap kegiatan bahkan dalam proses pengambilan

keputusan yang menyangkut keberadaan pegawai tersebut di dalam organisasi. Sehingga

(12)

mereka akan termotivasi untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Menurut Wibowo

(2008:116) beberapa alasan perlunya dilakukan pemberdayaan:

1. Semakin intensifnya kompetisi sehingga organisasi perlu memperdayakan orang untuk melawan tantangan kompetisi

2. Inovasi teknologi berubah cepat sehingga organisasi perlu memberdayakan orang lain untuk menggunakan sebaik mungkin teknologi maju

3. Permintaan yang tetap atas kualitas yang lebih tinggi dan nilai yang lebih baik menyebabkan organisasi perlu memberdayakan orang untuk menemukan cara inovatif guna memperbaiki produk dan jasa

4. Tumbuhnya masalah ekologi menuntut organisasi untuk melaksanakan kebijakan ekologi

Pada dasarnya pemberdayaan adalah proses pembelajaran dan merupakan hak bagi

seluruh pegawai namun dalam prakteknya tidak semua organisasi dapat melakukannya.

Seperti halnya pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan masalah teknis perkoperasian

yang diadakan oleh BKD Kota Bandung belum dapat di ikuti oleh seluruh pegawai bidang

koperasi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung terbatasnya

anggaran. Padahal pelatihan yang berkaitan dengan teknis perkoperasian, merupakan hal

yang sangat penting karena dapat menunjang kinerja pegawai. Selain itu pemberdayaan

pegawai tidak hanya sebatas pada pelatihan atau pengembangan karir saja, akan tetapi juga

pemberian kesempatan kepada pegawai untuk bisa mengeluarkan berbagai pengetahuan

dan keterampilan serta pendapat yang dimilikinya secara bebas dimana organisasi tempat

nya bekerja mengapresiasinya. Walaupun sejauh ini Dinas Koperasi UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung telah melakukan upaya untuk menyikapi

permasalahan yang berkaitan dengan pemberdayaan dan kompetensi pegawainya, yaitu

(13)

informal melalui penyuluhan, bimbingan teknis (bintek), ataupun mengundang praktisi

yang berkaitan dengan perkoperasian.

Selain pemberdayaan, peran kompetensi sangat diperlukan dalam kinerja pegawai.

The right man in the right place merupakan faktor yang sangat penting yang berkaitan

dengan baik buruknya kinerja pegawai yang berujung pada kinerja organisasi. Pegawai

yang mempunyai kompetensi kerja yang baik tentu akan mudah untuk melaksanakan

semua tanggung jawab pekerjaan. Mampu membaca situasi dan permasalahan yang terjadi

dalam pekerjaan serta dapat memberikan respon yang tepat dan memiliki penyesuaian diri

yang baik dengan lingkunganya. Sebaliknya jika tidak mempunyai kompetensi yang telah

disyaratkan organisasi maka akan sulit untuk menghasilkan kinerja yang baik.

Tujuan setiap perusahaan adalah mencapai kinerja yang baik, sehingga dengan

kinerja pegawai yang tinggi diharapkan perusahaan akan mampu mencapai tujuan secara

efekrif. kinerja yang tinggi akan cenderung lebih berusaha untuk meraih sukses dari orang

yang mempunyai kinerja yang rendah.

Pemberdayaan pegawai merupakan upaya perusahaan dalam rangka memberikan

kesempatan dan keleluasaan kepada pegawai untuk bisa mengoptimalkan kemampuan baik

pengetahuan maupun keterampilan yang dimilikinya dalam rangka mendukung pencapaian

tujuan perusahan. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui berbagai cara yang bertujuan

untuk meningkatkan kompetensi sesuai area karir dan jalur kerjanya baik melalui

pendidikan, pelatihan dan pemberian pengalaman kerja..

Apabila kedua faktor di atas telah di lakukan dengan sebaik-baiknya, maka dapat

mendorong setiap pegawai untuk bekerja lebih efektif dan efisien sehingga kinerja pegawai

(14)

Mengingat pentingnya pengaruh faktor pemberdayaan dan kompetensi terhadap

kinerja untuk di teliti maka, penulis tertarik untuk mengambil judul :

PENGARUH PEMBERDAYAAN DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA

PEGAWAI (Studi pada Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung” ).

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya kinerja pegawai dalam suatu

organisasi, terutama baik pegawai swasta maupun pegawai negeri sipil atau PNS tidak

lepas dari beberapa persoalan mendasar seperti sisi input penerimaan pegawai yang tidak

terlalu ketat, bahkan tidak jarang banyak calon pegawai yang menjadi pegawai bukan

merupakan yang terbaik. Selain itu persoalan lainnya adalah mengenai penjenjangan karir

terutama disektor public yang belum berbasis kompetensi tapi masih menggunakan

struktur kepangkatan formal sehingga banyak jabatan-jabatan tertentu diisi oleh pegawai

yang secara kompetensi tidak memenuhi syarat jabatan, sehingga hasil kerjanya belum

maksimal.Selain itu tidak adanya pengawasan selama jam kerja dan tidak adanya

“hukuman” bagi pegawai yang pergi keluar pada saat jam kerja atau bagi yang datang

terlambat menjadi penyebab rendahnya kinerja pegawai.

Pemberdayaan merupakan salah satu cara untuk bisa meningkatkan kinerjanya

melalui berbagai cara, seperti pelatihan dan pembinaan non formal yang bisa dilakukan

setiap saat secara learning by doing bagi pegawai yang antara jabatan dan kompetensinya

tidak sesuai , ataupun pengarahan-pengarahan dari pegawai senior ke pegawai baru

(15)

harapkan dapat merangsang peningkatan kinerjanya. Karena dengan begitu pegawai

merasa di hargai dan di akui serta di terima keberadaanya dalam lingkungan

organisasinya.

Masalah kompetensi juga merupakan hal yang tidak bisa di pisahkan dengan

masalah rendahnya kinerja pegawai. Harus ada kesesuaian antara kompetensi yang dimilki

dengan jabatan yang di embannya, jika hal tersebut telah terpenuhi maka hasil kinerjanya

akan menjadi maksimal karena mereka menguasai apa yang menjadi bidang kerjanya.

Akan tetapi kenyataannya tidaklah seperti itu, masih banyak ketidaksesuaian antara jabatan

dan kompetensi yang dimiliki pegawai, sehingga merupaka tugas organisasi untuk bisa

meng “cover” masalah tersebut melalui berbagai macam pemberdayaan terutama yang

bersifat informal.

Berdasarkan berbagai informasi yang penulis dapatkan selama pra penelitian, faktor

pemberdayaan dan kompetensi merupakan faktor yang paling menonjol dalam masalah

rendahnya tingkat kinerja pegawai bidang koperasi Dinas Koperasi UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana gambaran umum efektifitas Pemberdayaan pegawai bidang

Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung?

2. Bagaimana gambaran umum tingkat Kompetensi pegawai bidang Koperasi di

(16)

3. Bagaimana gambaran umum tingkat kinerja pegawai bidang Koperasi di Dinas

Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung?

4. Adakah pengaruh efektifitas Pemberdayaan terhadap tingkat kinerja pegawai

bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung?

5. Adakah pengaruh tingkat Kompetensi terhadap tingkat kinerja pegawai bidang

Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian dan Perdagangan Kota

Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan menganalisis :

1. Gambaran umum efektivitas Pemberdayaan pegawai bidang Koperasi di

Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

2. Gambaran umum tingkat Kompetensi pegawai bidang Koperasi di Dinas

Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

3. Gambaran umum tingkat kinerja pegawai bidang Koperasi di Dinas

Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

4. Pengaruh efektivitas Pemberdayaan terhadap tingkat kinerja pegawai

bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan

(17)

5. Pengaruh tingkat Kompetensi terhadap tingkat kinerja pegawai bidang

Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian dan Perdagangan Kota

Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas pandangan

mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia secara umum, dan khususnya mengenai

efektifitas pemberdayaan, tingkat kompetensi dan tingkat kinerja pegawai.

2. Kegunaan Praktis

a) Bagi Lembaga

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan Pemberdayaan pegawai dan

Kompetensi dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai

b) Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan melalui pengolahan data dan

informasi yang di dapat serta digunakan dalam penelitian ini.

c) Bagi Pihak lain

Dapat dijadikan sebagai sumber pemikiran untuk perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya dibidang sumber daya manusia dan sebagai sarana

informasi bagi para pembaca yang akan mengadakan penelitian mengenai

(18)

56

BAB III

SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, pokok bahasan atau Variabel yang diteliti terdiri dari

Variabel dependen, independen. Variabel dependen adalah Pemberdayaan dan

Kompetensi, sedangkan Variabel independen adalah Kinerja Pegawai. Subjek atau

sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai bidang koperasi pada Dinas

Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang berjumlah 36 orang

dan bagian umum 15 orang jadi semuanya berjumlah 51. Berdasarkan subjek penelitian

tersebut, maka akan dianalisis bagaimana Gambaran efektifitas Pemberdayaan,

Gambaran Tingkat Kompetensi, dan gambaran Tingkat Kinerja Pegawai bidang Koperasi

serta adakah Pengaruh Pemberdayaan sebagai Variabel X1 dan Kompetensi sebagai

Variabel X2 terhadap Kinerja Pegawai sebagai Variabel Y.

3.2 Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah adalah metode deskriptif dan metode

verifikatif. Dimana menurut Husein Umar (2002 ; 23)penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan metode deskriptif adalah untuk membantu dalam hal membandingkan dan

menguraikan data-data yang telah ditentukan atau diperoleh, dengan menggunakan

(19)

menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. Sedangkan penelitian verifikatif

menurut Sugiyono (2005 ; 11) adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antar Variabel. Dalam penelitian ini yang akan dibahas pengaruh antara

pemberdayaan pegawai (X ) terhadap kinerja pegawai (Y) dan pengaruh antara

kompetensi (X ) terhadap kinerja pegawai (Y).

Penelitian deskriptif yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan survey, wawancara dan penyebaran kuesioner di Dinas Koperasi UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, dengan maksud mengetahui bagaimana

pemberdayaan pegawai , kompetensi pegawai dan kinerja pegawai . Sedangkan penelitian

verifikatif yang dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberdayaan

pegawai terhadap kinerja, serta bagaimana pengaruh kompetensi terhadap kinerja di

Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Bidang Koperasi

dengan melakukan pengolahan data kuantitatif dengan perhitungan statistik.

Penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan cross sectional

method, karena dilaksanakan dalam kurun waktu yang tidak berkesinambungan dan

panjang (kurang dari satu tahun). Husein Umar (2002:45) mengemukakan bahwa

cross sectional method adalah metode penelitian dengan cara mempelajari

objek dalam satu kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam waktu

(20)

3.3 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang dikaji dalam penelitian meliputi pemberdayaan dan

kompetensi sebagai Variabel (X ) dan (X2), sedangkan untuk Variabel (Y) adalah

kinerja pegawai. Secara lebih rinci operasionalisasi Variabel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Sub Variabel Indikator Skala

(21)
(22)

pekerjaan

2. Pengetahuan · Tingkat Pengetahuan

(23)

4. Ciri bawaan · Tingkat

1. Kualitas kerja · Tingkat

Ketepatan dan 2. Kuantitas kerja · Tingkat beban

kerja yang

(24)

3.4 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Sumber Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung pada objek penelitian

dilapangan yang dicatat dan digunakan sebagai bahasan dan analisis. Data primer

merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti melalui objek yang diteliti

menggunakan kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan

memberikan lembaran pertanyaan kepada setiap responden untuk dijawab secara tertulis.

Metode ini merupakan cara untk memperoleh data primer yang digunakan peneliti

sebagai bahan dasar analisis dimana pembuatan daftar pertanyaan didasarkan atas

indikator yang melekat pada masing-masing Variabel yang digunakan dalam penelitian

ini. Butir-butir pertanyaan dibuat sedemikian rupa yang memudahkan responden untuk

mengisi jawaban yang tersedia dalam bentuk pilihan ganda dimana setiap butir

pertanyaan berisi lima pilihan jawaban yang disesuaikan dengan kriteria Variabel,

indikator dan parameter yang diujikan dalam penelitian ini. 3. Ketepatan

waktu

· Tingkat waktu penyelesaian tugas sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan

Ordinal

4. Inisiatif · Tingkat

kesadaran kerja pegawai

Ordinal

5. Kehadiran · Tingkat kehadiran pegawai

(25)

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari literatur atau buku-buku, laporan tahunan, statistic

dan lain-lain yang berkaitan dengan objek penelitian, baik dari kepustakaan ilmiah

maupun kepustakaan perusahaan tempat objek penelitian yang dibukana untuk

melengkapi data primer. Untuk memudahkan dan dan memperjelas jenis dan sumber data

didalam penelitian ini, maka data sekuneder perusahaan adalah sebagai berikut :

1) Profil Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

2) Data pegawai Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung di bidang Koperasi

3) Dokumen – dokumen yang berkaitan

3.4.2 Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam membahas masalah penelitian,

maka penulis menggunakan beberapa teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data,

yaitu :

1. Pedoman Observasi

Pedoman Observasi, merupakan alat pengumpul data data yang dilakukan dengan

melakukan pengamatan pada objek penelitian secara langsung dan kemudian

dilakukan pencatatan untuk kejadian-kejadian yang berhubungan dengan

permasalahan yang diajukan oleh penulis.

(26)

Pedoman Wawancara, merupakan alat pengumpul data dalam bentuk tanya jawab

dengan berbagai pihak yang diperkirakan mengetahui situasi dan kondisi objek

penelitain serta dapat membantu penulis untuk mendapatkan data yang lengkap

sesuai dengan data yang dibutuhkan.

3. Kuesioner atau angket

Kuesioner atau angket merupakan alat pengumpulan data dalam bentuk

pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh masing-masing responden sebagai sampel

yang telah dipilih.

4. Studi Dokumentasi

Alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat dan mengumpulkan

data yang bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian.

3.5 Populasi

Populasi dalam suatu penelitian merupakan sekelompok objek yang dapat

dijadikan sember penelitian berbentuk benda, manusia ataupun peristiwa yang sering

terjadi seagai objek atau sasaran penelitian. Sugiyono (2006 : 72) mengatakan bahwa

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya

Sesuai dengan ruang linngkup penelitian yang akan dijadikan sebagai subjek

(27)

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang berjumlah 51orang, maka penelitian ini

merupakan penelitian populasi.

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.6.1 Penggujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka

kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kuesioner

merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Instrumen yang baik harus

memenuhi dua persyaratan penting yaitu harus valid dan reliabel.

3.6.1.1Pengujian Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

keshahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Suatu instrumen yang valid

mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas yang rendah. Untuk menguji validitas menggunakan rumus Pearson

Product Moment sebagai berikut :

r

xy

=

N ∑XY – (∑X) (∑Y)

(N ∑X2 – (∑X)2) - (N ∑Y2 – (∑Y)2)

Sumber : Sugiyono, 2009 : 212

Keterangan :

r : koefisien validitas yang dicari

X : skor yang diperoleh subjek dalam setiap item

(28)

∑X : jumlah skor dalam distribusi X

∑Y : jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 :

jumlah kuadrat masing-masing skor X

∑Y2 :

jumlah kuadrat masing-masing skor Y

n : banyaknya responden

Bila r hitung≥ r tabelpada α = 0.05 berarti data tersebut signifikan (valid) dan layak

digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Sebaliknya bila r hitung≤ r tabel

berarti data tersebut tidak signifikan (tidak valid) dan tidak dapat diikutsertakan dalam

pengujian hipotesis penelitian. Secara teknis pengujian instrumen dengan rumus-rumus

diatas menggunakan fasilitas software SPSS 13 for window.

a. Pemberdayaan

2 Penempatan pegawai selalu didasarkan pada

kompetensi yang dimiliki oleh pegawai 0.897 0.444 valid

3 Organisasi selalu memberikan program pembinaan pegawai secara rutin untuk selalu meningkatkan

kinerja pegawainya

0.876 0.444 valid

4 Program pembinaan pegawai yang diberikan oleh organisasi dapat menambah pengetahuan dan

keterampilan pegawai

0.753 0.444 valid

5 Program pembinaan pegawai dapat membantu sikap

pegawai dalam mengambil keputusan dalam bekerja 0.861 0.444 valid

6 Program pengembangan yang diberikan telah sesuai

(29)

7 Organisasi selalu memberikan kesempatan yang luas

bagi pegawainya untuk mengungkapkan pendapatnya 0.743 0.444 valid

8

Semua pegawai mempunyai kesempatan dan hak yang sama untuk mendapatkan pelatihan baik formal maupun informal guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang di milikinya

0.829 0.444 valid

9

Organisasi memiliki program kesejahteraan yang berperan penting dalam meningkatkan kinerja pegawai dan berlaku bagi seluruh pegawai tanpa terkecuali

0.816 0.444 valid

10 Setiap pendapat yang diungkapkan oleh pegawai

selalu mendapat respon yang positif dari organisasi 0.684 0.444 valid

11 Semua pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pegawai selalu bermanfaat bagi organisasi terutama

dalam pencapaian tujuan organisasi

0.754 0.444 valid

12 Program pemberdayaan selau dapat memberi nilai

tambah pada pegawai 0.832 0.444 valid

13 Organisasi selalu melibatkan seluruh pegawainya

dalam setiap kegiatan yang di selenggarakan 0.598 0.444 valid

14 Organisasi selalu memberikan penghargaan kepada pegawainya yang dinilai mempunyai kinerja yang

baik

0.667 0.444 valid

15 Organisasi selalu memfasilitasi setiap kebutuhan

pegawai 0.656 0.444 valid

16 Pegawai selalu diberi pengarahan terlebih dahulu

sebelum melaksanakn tugasnya 0.698 0.444 valid

b. Kompetensi

1 Saya selalu mengutamakan pekerjaan saya diatas

kepentingan pribadi atau golongan 0.713 0.444 valid

2

Saya selalu siap menerima tugas yang diberikan organisasi sekalipun tidak sesuai dengan kompetensi yang saya miliki

0.823 0.444 valid

3 Saya selalu berusaha untuk bekerja dengan

sebaik-baiknya

(30)

4 Saya selalu siap menerima risiko dari pekerjaan saya saat ini

0.849 0.444 valid

5 Saya mengetahui dengan jelas Standar Operasional

Prosedur (SOP) yang berlaku

0.834 0.444 valid

6 Saya mengetahui dan memahami dengan jelas tugas

pokok dan fungsi yang saya emban

0.627 0.444 valid

7 saya mengetahui betul kondisi dan lingkungan

tempat saya bekerja

0.749 0.444 valid

8

Saya mengetahui betul setiap peraturan yang berlaku di tempat saya bekerja baik yang tertulis maupun tidak tertulis

0.749 0.444 valid

9 Saya mengetahui dan memahami setiap kebijakan

yang berlaku

0.507 0.444 valid

10 Saya sudah menguasai dan terampil dalam hal surat

menyurat dan masalah adminstrasi lainnya

0.627 0.444 valid

11 Saya sudah menguasai dan terampil dalam

menggunakan teknologi Komputer dan internet

0.627 0.444 valid

12 Saya selalu cepat tanggap apabila tejadi perubahan

dalam organisasi

0.823 0.444 valid

13 Saya selalu berusaha jujur dalam bekerja terutama

berkaitan dengan kemampuan yang saya miliki

0.573 0.444 valid

14

Saya mengalami kesulitan dalam mengendalikan diri dalam bekerja terutama ketika berada dibawah tekanan

0.612 0.444 valid

15

Saya mempunyai rasa percaya diri yang tinggi terutama dalam mengungkapkan pendapat dan selalu bersemangat dalam bekerja

yang telah ditetapkan oleh organisasi

0.769 0.444 valid

2 Hasil Kerja saya telah memenuhi standar kuantitas

kerja yang telah di tetapkan oleh organisasi

(31)

3

Kondisi dan situasi kerja yang kurang kondusif menghambat saya menyelesaikan pekerjaan saya dengan tepat waktu

0.564 0.444 valid

4

Kondisi lalulintas yang tidak menentu dan terkadang macet membuat saya kesulitan untuk datang tepat waktu

0.515 0.444 valid

5

Saya selalu memanfaatkan waktu luang saya ketika bekerja untuk menambah informasi dengan membaca Koran atau browsing internet

0.900 0.444 valid

6 Saya hanya mengerjakan tugas sesuai dengan apa yang menjadi tanggung jawab saya saja

0.490 0.444 valid

7 Ketika jenuh dalam bekerja saya lebih senang bercengkrama dengan rekan kerja sebagai refreshing

0.560 0.444 valid

8 Saya membuat laporan kerja sebagai bentuk

tanggung jawab saya terhadap organisasi

0.472 0.444 valid

9 Saya selalu siap membantu teman kerja kerja 0.682 0.444 valid

10 Saya jarang berbuat kesalahan dalam mengerjakan

tugas saya

0.589 0.444 valid

11

Saya selalu siap apabila diharuskan untuk melakukan pekerjaan yang di luar tanggung jawab saya

0.490 0.444 valid

12 Saya selalu melakukan evaluasi terhadap pekerjaan

setiap saya selesai mengerjakannya

0.533 0.444 valid

13 Saya tidak pernah melemparkan kesalahan yang

saya buat ketika bekerja pada orang lain

0.470 0.444 valid

14 Saya selalu mengerjakan tugas yang menjadi

tanggung jawab saya tanpa harus d suruh atasan

0.884 0.444 valid

15 Saya selalu berusaha semaksimal mungkin dalam

bekerja

0.619 0.444 valid

16 Saya selalu menganggap penting kehadiran saya

ditempat kerja

0.619 0.444 valid

3.6.1.2Pengujian Reliabilitas Instrumen

Setelah menguji validitas kuesioner, langkah selanjutnya adalah uji reliabilitas.

Uji reliabiltas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data tersebut

menunjukan tingkat ketetapan, keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam

mengungkap gejala tertentu dalam dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan

(32)

menunjukan pada suatu pengertianbahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen

yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.

Untuk menguji reliabiltas dalam penelitian ini digunakan teknik dengan rumus

Alpha Cronbanch sebagai berikut :

Cα =

(

k

)

(

1 - ∑σb

2

)

k-1 σt2

Sumber : (Sugiyono, 2007:282)

Dimana :

Cα : Cronbanch Alpha (reliabiltas instrumen)

K : Banyaknya item angket

α

b 2

: Jumlah varian butir

α

t2

: Varian total

sedangkan rumus variansnya adalah sebagai berikut :

σt2

:jumlah kuadrat masing-masing skor Y

(∑Y)2 :jumlah kuadrat dari jumlah skor total

(33)

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

r hitung ≥ r tabel berarti item pertanyaan tersebut reliabel, sebaliknya bila r hitung ≤ r tabel

berarti item pertanyaan tersebut tidak reliabel.

Tabel 3.5 Reliabilitas Variabel

Variabel Koefisien

Reliabilitas

Titik Kritis Keterangan

Pemberdayaan 0.933 0.7 Reliabel

Kompetensi 0.916 0.7 Reliabel

Kinerja 0.862 0.7 Reliabel

3.6.2 Teknik Analisis Data

Setelah semua angket yang sebelumnya telah teruji valid dan reliabel, maka

langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data angket.

Didalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan melalui beberapa langkah

sebagai berikut :

1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang telah terkumpul setelah diisi oleh

responden seperti memeriksa kelengkapan pengisian angket dan pemeriksaan

jumlah lembaran

2. Coding, yaitu pembobotan dari setiap item instrumen berdasarkan pada

pembobotan untuk jawaban positif rangking pertama dimulai dari skor yang

terbesar sampai dengan yang terkecil dan untuk jawaban negatif dimulai dari skor

(34)

jawaban positif diberi nilai 5-4-3-2-1, dan untuk jawaban negatif diberi nilai

1-2-3-4-5.

3. Tabulating adalah menghitung hasil scoring, yang dituangkan kedalam tabel

rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap Variabel.

4. Melakukan analisis deskriptif, yaitu mengolah data dari angket

3.6.3 Method Successive Internal

Merubah data ordinal ke interval. Mengingat data Variabel penelitian seluruhnya

diukur dengan skala ordinal, sementara pengolahan data dengan penerapan statistik

parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus terlebih dahulu diukur dalam

skala interval. Dengan demikian semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan

ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan method successive internal

(MSI).

3.6.4 Analisis Koefisien Korelasi

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menghitungnya dengan

menggunakan analisis koefisien korelasi yang bertujuan untuk mencari hubungan antara

Variabel yang diteliti. Penggunaan analisis korelasi digunakan untuk menguji hubungan

kedua Variabel bebas (X1) dan (X2) Variabel terikat (Y).

Rumus korelasi dua Variabel ditunjukan dengan rumus berikut :

ryxi1x2 =

r2yX1+r2yx2-2ryX1 ryx2 rX1x2

1-r2 X1x2

(35)

Dimana :

r

yX1x2 : korelasi antara Variabel X1 dan X2 secara bersama sama dengan Variabel

Y

ryX1 : Korelasi Product Moment antara X1 dan Y

ryx2 : Korelasi Product Moment antara X2 dan Y

rX1x2 : Korelasi Product Moment antara X1 dan X2

Hubungan dua Variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan positif dan

hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan

(penurunan) X pada umunya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Ukuran yang dipakai

untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut koefisien korelasi

(r). Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar (-1≤r≥1) artinya :

· Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua Variabel sangat

kuat dan positif

· Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua Variabel sangat

kuat dan negatif

· Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi antara kedua Variabel tidak ada

sama sekali atau sangat lemah.

Untuk mengetahui tingkat hubungan kedua Variabel tersebut maka dapat dilihat

(36)

Tabel 3.2

Nilai Koefisien Korelasi

Sumber : Sugiyono (2009:183)

3.6.5 Analisis Regregsi Ganda

Analisis regresi dilakukan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai

Variabel dependen bila nilai Variabel independen dinaikan atau diturunkan nilainya

(dimanipulasi). Penelitian ini menggunakan regresi ganda ganda. Analisis regresi ganda

menurut Sugiyono (2007:250) digunakan oleh peneliti apabila peneliti bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunya) Variabel dependen (kriterium), bila dua

atau lebih Variabel independent sebagai faktor prediktor dimanipulasi.

Dalam analisis regresi ganda ini Variabel yang dianalisis yaitu Kinerja Pegawai

(Y), pemberdayaan (X1) dan Kompetensi (X2).

Persamaan regresi dua faktor adalah :

Y = + +

Dimana :

Y = Variabel Terikat (Kinerja)

= Bilangan Konstanta

Interval Koefisien Tingkat korelasi

0,80 – 1,000

0,60 – 0,799

0,40 – 0,599

0,20 - 0,399

0,00 – 0,199

Sangat kuat

Kuat

Cukup Kuat

Rendah

(37)

= Koefisien arah garis

= Variabel Bebas (Pemberdayaan pegawai)

= Variabel Bebas ( Kompetensi)

3.6.6 Uji Hipotesis

Langkah terakhir dalam kegiatan analisis data adalah melakukan uji hipotesis.

Tujuan dari uji hipotesis adalah mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas

dan dapat dipercaya antara Variabel independen, dan Variabel dependen. Melalui langkah

ini dapat diambil sebuah kesimpulan menerima atau menolak hipotesis yang telah

dirumuskan. Rumus yang diajukan oleh penulis untuk menguji hipotesis yaitu Uji

Signifikansi Koefisien Korelasi (Uji T-Student) untuk menguji hipotesis parsial yang

tersirat dari hipotesis penelitian, seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2007:215). Rumus

yang digunakan adalah

t = r √ 1√ n-2 -r2

Keterangan :

R : Koefisien korelasi

n : Banyaknya sampel

Dengan kriteria sebagai berikut :

1) Taraf signifikasi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = N-2 2) Apabila t hitung≥ t tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak

(38)

Sedangkan pengujian signifikasi terhadap koefisien korelasi ganda, yang

dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian utama dapat menggunakan rumus

pengujian untuk uji F (Sugiyono, 2007:219)

F =

R2 K (1-R2)

n-k-1

Keterangan

R2 : koefisien korelasi ganda

K : jumlah Variabel bebas

n : banyaknya sampel

Bila F hitung lebih besar dari F tabel maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah

signifikan, kriteria penolakan hipotesisnya adalah :

1) Taraf signifikasi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = N-2

2) Apabila F hitung≥ F tabel maka H1 diterima dan H0 ditolak

(39)

137

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data mengenai Pengaruh Pemberdayaan

dan Kompetensi terhadap Kinerja pegawai pada Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian

Perdagangan, penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai Efektifitas Pemberdayaan

pegawai bidang koperasi Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan

Kota Bandung, hasilnya menunjukan bahwa efektifitas pemberdayaan berada

pada kategori cukup Efektif (sedang). Hal tersebut menunjukan bahwa

organisasi telah melaksanakan program pemberdayaan dengan cukup baik,

dimana proses pemberdayaan tersebut di mulai dengan penempatan pegawai

yang sesuai dengan kebutuhan, pembinaan pegawai yang rutin dan berkala, dan

pemeliharaan dan pemanfaatan pegawai dengan cara pemberian kesempatan

yang seluas-luasnya untuk mengemukakan pendapat maupun masukan demi

kepentingan organisasi.

2. Berdasarkan hasil analisis data mengenai tingkat kompetensi pegawai bidang

koperasi Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung,

hasilnya memperlihatkan bahwa tingkat kompetensi pegawai ada pada kategori

tinggi. Hal tersebut menunjukan bahwa pegawai memilki tingkat kompetensi

(40)

memiliki peranan penting dalam meningkatkan kinerja pegawai, karena

pegawai yang memeliki kompetensi yang tinggi lebih mudah mengerjakan

tugas-tugasnya dan tentunya akan menghasilkan tingkat kinerja yang tinggi.

3. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa tingkat kinerja pegawai bidang

koperasi Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

berada pada kategori Tinggi, dimana hal itu mnengindikasikan bahwa tingkat

kinerja pegawai sudah bagus. Kinerja pegawai yang bagus menunjukan bahwa

organisasi telah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia

dengan baik, selain itu kinerja pegawai yang tinggi akan memudahkan

organisasi untuk mencapai tujuannya.

4. Pemberdayaan memberikan pengaruh yang positif pada kinerja pegawai bidang

koperasi Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung,

melalui penempatan kerja yang sesuai dengan porsi dan komposisi yang telah

ditetapkan, pemberian program pembinaan yang meliputi pendidikan dan

pelatihan baik formal maupun informal serta pemanfaatan dan pemeliharaan

pegawai dengan sebaik-baiknya. Melalui ketiga indikator pemberdayaan

tersebut maka telah meningkatkan kinerja pegawai.

5. Kompetensi memberikan pengaruh positif dan signifikan pada kinerja pegawai

bidang koperasi Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung. Hal ini menunjukan bahwa tinggi atau rendahnya kinerja pegawai

bergantung pada tinggi atau rendahnya kompetensi yang dimiliki pegawai.

Kompetensi dan kinerja berbanding lurus, semakin tinggi kompetensi maka

(41)

memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki pegawainya, jika terbilang

tinggi maka organisasi tinggal memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya

sebaliknya jika masih rendah maka organisasi harus memberikan pendidikan

dan pelatihan baik formal maupun informal pada pegawainya agar bisa

menunjang pekerjaannya.

5.1 Saran

Hasil penelitian ini selain dapat memberikan kontribusi secara akademis juga dapat

memberikan saran dan rekomendasi. Penulis berharap saran ini bisa lebih meningkatkan

kinerja pegawai melalui program Pemberdayaan dan peningkatan Kompetensi. Adapun

saran yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:

1. Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

khususnya bidang koperasi sebaiknya melaksanakan proses pemberdayaan

pegawai secara rutin agar kinerja para pegawai dapat lebih baik, terutama

mengenai penempatan pegawai yang harus sesuai kebutuhan dan berdasarkan

kompetensi yang dimiliki calon pegawai, selain itu setiap pelaksanaan Diklat

akan harus diikuti oleh setiap pegawai sehingga dapat meningkatkan

kemampuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan, jangan

hanya diikuti oleh pegawai yang itu-itu saja, karena pada dasarnya setiap

pegawai mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mendapatkan

pendidikan dan pelatihan. Akan lebih baik lagi apabila Diklat yang diberikan

berjenjang dan berkesinambungan yang disesuai dengan jenjang karir pegawai

(42)

selain itu juga pegawai diharapkan dapat memberikan outcomes atau feedback

yang positif bagi organisasi.

2. Organisasi sebaiknya memberikan program diklat yang formal dapat

memberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih memadai di bandingkan

dengan yang informal. Selain itu juga organisasi harus memberikan kesempatan

dan lebih terbuka kepada setiap pegwai yang memiliki kemampuan dan

keterampilan untuk dapat lebih mengembangkan potensi yang dimlikinya

misalnya dengan cara memberikan promosi jabatan sehingga memiliki daya

guna yang tinggi bagi organisasi.

3. Organisasi harus lebih memperhatikan kebutuhan pegawai berkaitan dengan

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pegawai apakah sudah sesuai

dengan kebutuhan organisasi atau belum terutama keterampilan karena hasil

penelitian menunjukan bahwa keterampilan pegawai masih rendah.

4. Organisasi hendaknya bisa lebih mengontrol pegawainya selama jam kerja, dan

juga mengecek apakah pegawai tersebut benar-benar masuk kerja atau tidak.

Sehingga tidak ada lagi pegawai melanggar peraturan pada saat jam kerja dan

memberikan teguran atau hukuman bagi pegawai yang melakukannya.

Organisasi harus mempunyai catatan mengenai data keterlamabatan pegawai

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta

Cascio, Wayne F, (1995). Managing Human Resources, International Edition, Fourth Edition. McGrowhill, Inc.

Dessler, Gary. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi ke sepuluh Jilid 2..PT Indeks, Jakarta

Fillipo, Edwin B. (1990) Manajemen Personalia, Mc Graw-Hill Kogakusha Ltd., Tokyo.

Gibson. et al. (1996). Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses Jilid 1. McGraw Hill Hasibuan, Malayu S.P (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, ed. Revisi,

Cetakan ketiga, Bumi Aksara, Jakarta.

Hutapea, Thoha. (2008). Kompetensi Plus. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo. (2003). Perilaku Organisasi. Edisi Bahasa

Indonesia. Jakarta : Salemba 4

Mangkunegara A.A Anwar Prabu. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya

Mathis & Jackson (2002). Organisasi : Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi keempat. Salemba Empat, Jakarta

M.S.S, Agung (2009). Evaluasi Dalam Usulan Rancangan Sistem Penilaian Kinerja Non Staf Di Pt Freeport Indonesia (Studi Kasus Di Departemen Ore Flow Operation) .Proyek Akhir Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB Bandung

Palan (2007). Competency management: Teknis Mengimplementasikan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi Untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi. PPM. Salemba Empat, Jakarta Robbins, Stephens P, (2008). Prilaku Organisasi, Edisi Keduabelas,

(44)

Russel, Bernardine (2002). Human Resource : An Experimental Approach. New York. International Ed, McGraw Hill

Sarundajang, (2002), Manajemen Pemberdayaan SDM, cetakan II, Cakra Buana, Jakarta.

Sedarmayati. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. PT Refika. Aditama, Bandung Spencer, M., Lyle, Jr & Signe M Spencer (1993). Organisasi : Competency At

Work, Models For Superior Performance. Jhon Wiley & Son Inc. New York Simamora, Henry ( 2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi III STIE

YKPN, Jakarta

Steers, Richard M. (1984). Efektivitas Organisasi. Jakarta:Erlangga.

Stewart, Aileen Mitchell (2005) Empowering People, Cetakan kedelapan, Kansius, Yogyakarta

Sugiyono, (2002), Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kelima, Alfabeta, Bandung. Sugiyono (2005) Metode Penelitian, Edisi Pertama, Cetakan KeTujuh, CV

Alfabeta, Bandung

Sulipan. (2007). Kegiatan Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Sains Reka. Tjiptono Fandi (2002). Manajemen Jasa. Edisi Kedua, Andi, Yogyakarta Umar, Husein (2003). Metode Riset Bisnis .PT Gramedia, Jakarta

Yuniarsih, Tjutju & Suwatno (2008). Organisasi : Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori Aplikasi & Isu Penelitian. Alfabeta. Salemba Empat, bandung

Wahyudi, Bambang. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. CV Sulita, Bandung

Wahibur Rokhman. 2003, Pemberdayaan dan Komitmen : Upaya Mencapai Kesuksesan Organisasi Dalam Menghadapi Persaingan Global. Amara Books. Yogyakarta.

(45)

Disertasi, Tesis dan Skripsi

Al-Barokah, Razi. (2011). Pengaruh Pemberdayaan dan Manajemen Konflik terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Skripsi Sarjana Ekonomi Universitas Pasundan Bandung

Ariawaty, R. Rina Novianty. (2007). Pengaruh Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan Compete Terhadap Kepuasan Kerja Dan Implikasinya Terhadap Kinerja Manajer Tingkat Dasar (Studi pada PT Kereta Api di Pulau Jawa ). Disertasi, Universitas padjajaran

Effendi, Rusman (2006). Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Metro (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Metro). Skripsi Sarjana Ekonomi Universitas lampung

Gustiawan, Adhie (2006). Pengaruh Pemberdayaan Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai di Badan Kepegawaian daerah Kota Prabumulih. Tesis Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya

Listio, Ronald (2010). Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Tesis Pasca Sarjana Universitas Komputer Indonesia Nurchasanah (2008). Analisis Pengaruh Empowerment, Self Efficiency dan

Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai (Studi Empiris pada Pegawai PT. Mayora Tbk Regional Jateng dan DIY). Tesis Pasca Sarjana Universitas Diponegoro

Gambar

Tabel.1.1
Tabel 1.2 Tingkat Kehadiran Pegawai Bidang Koperasi Dinas Koperasi UKM
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Validitas Pemberdayaan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kehadirat Alloh SWT atas limpahan karunia dan nikmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

ALUR

[r]

menghasilkan citra baru yang merupakan bagian dari citra asli dengan ukuran yang.

[r]

Pengaruh Keluarga, Sekolah Dan Teman Sebaya Terhadap Kedisiplinan Siswa Dalam Melaksanakan Norma Sekolah.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Mulai 2001 pendidikan inklusi telah menjadi program Direktorat Pendidikan Luar Biasa yang bertugas untuk mengatur pelaksanaan pendidikan luar biasa tidak hanya di SLB namun juga

2951 Tahun 2017 tentang Pengelolaan BOPTN Penelitian pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam akan menyelenggarakan