Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
BANGUN RUANG SEDERHANA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV-A SDN Inpres Cikahuripan
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Pedagogik Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Emalia Rachmawati
0902885
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
EMALIA RACHMAWATI
PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
BANGUN RUANG SEDERHANA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV-A SDN Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I,
Dr. H. Yahya Sudarya, M. Pd 19521212 197501 1 001
Pembimbing II,
Dr. H. Sufyani Prabawanto, M. Ed 19600830 198603 1 003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pendekatan Realistic Mathematic
Education untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Materi
Bangun Ruang Sederhana
Oleh
Emalia Rachmawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Emalia Rachmawati 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
i ABSTRAK
Pendekatan Realistic Mathematic Education untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bangun Ruang Sederhana.
Oleh
Emalia Rachmawati 0902885
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Hal dapat terlihat dari perolehan nilai rata-rata ujian yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar dikarenakan proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah pada mata pelajaran matematika masih menggunakan metode ceramah, dimana pembelajaran monoton, kurang menarik, kurang menyenangkan, dan membosankan. Siswa hanya duduk, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). Metode penelitian yang digunakan ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model PTK Kemmis dan Taggart yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Hasil belajar pada siklus I skor rata-rata siswa sebesar 70,45 dengan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 50%. Pada siklus II skor rata-rata siswa menacapai 74,62 dengan skor gain ternormalisasi pada siklus I – akhir siklus II sebesar 0,14 tergolong dalam kategori rendah, serta persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 68,18%. Sedangkan pada siklus III skor rata-rata siswa mencapai 84,09 dengan skor gain ternormalisasi pada siklus II – akhir siklus III sebesar 0,37 yang termasuk kategori sedang serta persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 86,36%. Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat bangun ruang sederhana. Selain itu, siswa juga menjadi terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat menemukan konsep matematika secara langsung dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ii ABSTRACT
The Enhanchment Of Pupils Learning Outcome Under Realistic Mathematies Education On Simple Space Figures
By
Emalia Rachmawati 0902885
This research is motivated by the lack of pupils learning outcomes in mathematics. It can be seen from the average value which has not fulfilled the Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). The low pupils learning outcomes due to the learning process that occurs in the school mathematics courses still use the lecture method, where learning is monotonous, less interesting, less fun, and boring. Pupils just sit, take notes and listen what the teacher say. The purpose of this research is to improve student learning outcomes through the implementation of Realistic Mathematic Education (RME). Research method used is Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adapt the PTK from Kemmis dan Taggart model carried out in three cycles. Results from the research gained an increase pupils learning result in each cycle. Pupils average score was 70.45 in the first cycle learning with percentage of pupils passing grade is 50%. In second cycle, pupilss average score was 74,62 with normalized gain scores on first cycle – end of second cycle is 0,14 classified in low category, then percentage of pupils passing grade is 68,18%. In the third cycle, pupils average score is 84,09 with normalized gain scores on second cycle – end of third cycle is 0,37 classified in medium category , then percentage of pupils passing grade is 86,36%. Based on results data analysis obtained in the field it can be concluded that the approach Realistic Mathematic Education (RME) can improve pupils learning outcome in the material properties of simple space figures. Moreover, pupilss become actively in the learning process the result that pupils can find a direct mathematical concepts and can apply it in daily life.
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi robbil „alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pendekatan Realistic
Mathematic Education untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bangun Ruang Sederhana”.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan di Jurusan Pedagogik Program studi Pendidikan Guru
Sekolah dasar Universitas Pendidikan Indonesia.
Metode Pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas IV A SDN
Inpres Cikahuripan, Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini
dilaksanakan pada mata pelajaran matematika dengan materi sifat-sifat bangun
ruang sederhana yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan skripsi ini
baik dalam bentuk data, moril, materil serta tenaga sehingga terselesaikannya
skripsi ini, maka penulis ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada:
1. Dr. H. Yahya Sudarya, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi, serta
memberikan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga
terselesaikan dengan baik.
2. Dr. H. Sufyani Prabawanto, M.Ed selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi, serta
memberikan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
iv
3. Dr. H. Dede Somarya, M.Pd selaku Ketua Prodi PGSD FIP UPI Bumi
Siliwangi.
4. Dr. Dharma Kesuma, M.Pd selaku Ketua Dewan Skripsi PGSD FIP UPI Bumi
Siliwangi.
5. Drs. Sarmasih Sariningsih selaku Kepala SDN Inpres Cikahuripan Lembang
yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.
6. Seluruh Guru SDN Inpres Cikahuripan Lembang, khususnya kepada Wali
Kelas IV A atas saran, serta kerjasama selama penelitian berlangsung.
7. Seluruh Siswa-Siswi SDN Inpres Cikahuripan, khususnya siswa kelas IV A
atas kerjasama, keceriaan, selama proses penelitian ini berlangsung.
8. Kedua Orang tua penulis, Ayahanda H. Ading Riyadi dan Ibunda Hj. Eti
Rusyati atas segala doa, motivasi, dukungan baik secara moril dan materi serta
menjadi semangat tersendiri bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kedua kakakku tersayang Deden Wanda Paramarta, dan Fajar Paramandana,
serta adikku Shiela Fatmawati terimakasih atas segala motivasi, dan segala
bantuannya sehingga penulis tetap bersemangat untuk menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
10.Seseorang yang istimewa, Angga Lenggana yang selama ini setia
mendampingi penulis dan menjadi penyemangat, serta selalu memberikan
motivasi selama proses penelitian hingga terselesaikannya skripsi ini.
11.Sahabat penulis yaitu Ana Nurwahyu, Desti Nurul Wulan, Evi Nurul K
Fitriyanti P, Tiarani Cita, dan juga Ziulia Nur Anisa, terimakasih atas
persahabatan, kebersamaan, persaudaraan yang terjalin selama ini. Segala
canda, tawa yang telah dilalui bersama-sama selama ini semoga akan terus
terjalin hingga masa yang akan datang.
12.Seluruh mahasiswa/i PGSD 2009, khususnya teman-teman konsentrasi
Matematika, serta teman-teman seperjuangan selama PLP, terimakasih atas
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
v
Semoga skripsi ini dapat memberi inspirasi bagi guru untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran serta pendidikan dimasa yang akan datang.
Bandung, Juni 2013
Emalia Rachmawati
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 4
E. Hipotesis Tindakan ... 5
F. Definisi Operasional ... 5
BAB II KAJIAN TEORI A. Pendekatan Realictic Mathematic Education (RME) ... 6
1. Definisi Realistic Mathematic Education (RME) ... 6
2. Prinsip RME ... 6
3. Rancangan Belajar RME ... 8
B. Hakikat Matematika dan Pembelajaran Matematika ... 10
1. Matematika Sekolah Dasar... 10
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vi
3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 12
4. Bangun ruang ... 13
F. Teknik Analisis Instrumen Penelitian ... 31
1. Analisis Validitas Instrumen ... 31
2. Analisis Reliabilitas Instrumen ... 32
3. Analisis Daya Pembeda Instrumen ... 33
1. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 38
2. Analisis Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41
1. Deskripsi Siklus I ... 42
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vii
3. Deskripsi Siklus III... 56
B. Pembahasan ... 65
1. Perencanaan ... 65
2. Pelaksanaan ... 67
3. Hasil Belajar ... 68
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 69
B.Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 73
DAFTAR TABEL 3.1. Interpretasi Validitas Nilai rxy ... 32
3.2. Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... 33
3.3. Interpretasi Daya Pembeda ... 34
3.4. Interpretasi Indeks Kesukaran ... 34
3.5. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Akhir Siklus I ... 35
3.6. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Akhir Siklus II ... 36
3.7. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Akhir Siklus III ... 37
3.8. Interpretasi Gain yang Ternormalisasi ... 40
4.1. Rekapitulasi Skor Hasil Tes Akhir Siklus I ... 46
4.2. Refleksi Pembelajaran Siklus I ... 49
4.3. Rekapitulasi Skor Hasil Tes Akhir Siklus II ... 53
4.4. Rekapitulasi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 54
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
viii
4.6. Rekapitulasi Skor Hasil Tes Akhir Siklus III ... 60
4.7. Rekapitulasi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Siklus III ... 62
4.8. Refleksi Pembelajaran Siklus III ... 64
DAFTAR GAMBAR 2.1. Kubus ... 13
2.2. Balok ... 14
2.3. Prisma Segitiga ... 15
2.4. Limas Segi Empat ... 16
2.5. Tabung ... 17
2.6. Kerucut ... 18
2.7. Kerangka Berpikir ... 21
3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart ... 24
3.2. Media Pembelajaran ... 28
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ix
4.2. Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I-Siklus III ... 63
DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN A INSTRUMEN PEMBELAJARAN A.1. RPP Siklus I ... 73
A.2. Lembar Aktifitas Siswa Siklus I ... 81
A.3. RPP Siklus II ... 83
A.4. Lembar Aktifitas Siswa Siklus II ... 91
A.5. RPP Siklus III ... 93
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
x
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENGUMPUL DATA
B.1. Kisi-Kisi Penulisan Soal Siklus I ... 103
B.2. Kisi-Kisi Penyebaran Soal Siklus I ... 104
B.3. Tes Siklus I ... 106
B.4. Kisi-Kisi Penulisan Soal Siklus II ... 108
B.5. Kisi-Kisi Penyebaran Soal Siklus II ... 109
B.6. Tes Siklus II ... 111
B.7. Kisi-Kisi Penulisan Soal Siklus III ... 113
B.8. Kisi-Kisi Penyebaran Soal Siklus III ... 114
B.9. Tes Siklus III ... 116
LAMPIRAN C UJI INSTRUMEN C.1. Uji Validitas ... 121
C.2. Uji Reliabilitas ... 127
C.3. Uji Daya Pembeda Dan Indeks Kesukaran ... 130
LAMPIRAN D DOKUMENTASI D.1. Siklus I ... 133
D.2. Siiklus II ... 134
D.3. Siklus III ... 135
LAMPIRAN E DATA PENELITIAN E.1. Tes Siklus I ... 136
E.2. Tes Siklus II ... 142
E.3. Tes Siklus III ... 148
E.4. Lembar Aktivitas Siklus I ... 154
E.5. Lembar Aktivitas Siklus II ... 156
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xi
E.7. Lembar Observasi Siklus I ... 159
E.8. Lembar Observasi Siklus II ... 162
E.9. Lembar Observasi Siklus III ... 165
LAMPIRAN F SURAT-SURAT PENDUKUNG F.1. Keputusan Pembimbing ... 168
F.2. Permohonan Izin Mengadakan Penelitian ... 169
F.3. Permohonan Izin Penelitian ... 170
F.4. Keterangan Izin Penelitian ... 171
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan pendidikan memegang peranan yang sangat penting
untuk menciptakan manusia-manusia yang berkualitas. Pendidikan juga
dipandang sebagai sarana untuk melahirkan manusia-manusia yang cerdas,
kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, serta berbudi pekerti luhur.
Hal ini sejalan dengan KTSP yang dilaksanakan di dalam sistem pendidikan
nasional di Negara ini. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah
kurikulum operasional yang dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan yang berlandasakan pada UU No. 20 Tahun 2003 dan PP No. 19
Tahun 2005. Pembelajaran yang sesuai KTSP adalah pembelajaran yang
menjadikan siswa sebagai tokoh utama dalam semua mata pelajaran, salah
satuanya mata pelajaran Matematika.
Matematika merupakan ilmu yang universal, dimana ilmu ini mendasari
perkembangan teknologi modern dan mempunyai peranan penting dalam
berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan
pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini didasari oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori
peluang dan matematika diskrit (Permen No. 22 Tahun 2006). Untuk
menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
matematika yang kuat dan baik dari sejak dini.
Selama ini matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit
dikarenakan materi yang bersifat abstrak hanya berisi rumus-rumus dan
seolah berada “di luar” dan tidak bersinggungan dengan realitas kehidupan
siswa. Belajar matematika harus melalui proses yang bertahan dari konsep
2
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dapat dipahami dengan baik jika pertama-tama disajikan dalam bentuk
konkrit.
Mata pelajaran Matematika di SD meliputi aspek bilangan, geometri
dan pengukuran serta pengolahan data. Mempelajari sifat-sifat bangun datar
merupakan salah satu materi yang termasuk kedalam aspek geometri. Materi
bangun datar dilaksanakan di kelas IV, V dan VI. Materi yang terkandung
dalam aspek geometri diantara adalah mengenai konsep bangun ruang,
sifat-sifat bangun ruang, serta cara menentukan dan penyelesaian masalah terkait
dengan bangun ruang. Dalam membelajarkan bangun ruang pendidik dituntut
menggunakan strategi pemebalajaran yang sesuai dengan karakter siswa atau
berpusat pada siswa (student centered). Strategi pembelajaran yang berbasis
student centered sangat bervariasi, baik strategi pembelajaran kooperatif
maupun individual, memposisikan guru sebagai perancang dan organisator
pembelajaran sehingga siswa memperoleh kesempatan untuk memahami dan
memaknai matematika melalui aktivitas belajar.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang khusus diimplementasikan
dalam pembelajaran matematika adalah Pembelajaran Matematika realistik
(Realistic Mathematics Education, disingkat RME). RME pertama kali
diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda pada tahun 1970 oleh Intitut
Freudenthal. RME adalah suatu teori dalam pendidikan matematika
berdasarkan pada ide bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan
matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap konteks kehidupan
sehari-hari siswa sebagai suatu sumber pengembangan dan sebagai area
aplikasi melalui proses matematisasi.
Inti dari pendekatan RME adalah mengakaitkan setiap materi atau topik
pembelajaran matematika dengan kehidupan nyata. Untuk mengaitkannya
bisa dilakukan dengan berbagai cara, selain karena memang materi yang
dipelajari secara langsung terkait kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan
pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media dan lain sebagainya,
3
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
hubungan dengan pengalaman hidup nyata. Dengan demikian pembelajaran
selain akan lebih menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap
siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya.
Hasil observasi yang penulis identifikasi pada pembelajaran
Matematika di kelas IV SDN Inpes Cikahuripan, diantaranya belum
student-centered, karena guru disini lebih dominan. Siswa tidak terbiasa dilibatkan
dalam pengerjaan soal di papan tulis, berinteraksi dengan temannya secara
kooperatif, mengajukan pendapat dan bertanya. Materi pembelajaran belum
disampaikan secara kontekstual. Metode mengajarnya pun masih secara
konvesional.
Berdasarkan uraian di atas dan berdasarkan rasa keingintahuan penulis
merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran Matematika
dengan pendekatan RME dalam bangun ruang sederhana, yang dituangkan
dalam judul penelitian “Pendekatan Realistic Mathematic Education untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
RME dalam pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang
sederhana untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN
Inpres Cikahuripan?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendekatan RME dalam
pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang sederhana
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN Inpres
Cikahuripan?
3. Bagaimana hasil belajar siswa terhadap materi sifat-sifat bangun ruang
sederhana setelah memperoleh pembelajaran matematika dengan
4
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetetahui perencanaan pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan RME dalam pembelajaran Matematika materi Sifat-Sifat
Bangun Ruang Sederhana untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
IV di SDN Inpres Cikahuripan.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran pendekatan RME dalam
pembelajaran Matematika materi Sifat-Sifat Bangun Ruang Sederhana
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SDN Inpres
Cikahuripan.
3. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa
terhadap materi Sifat-Sifat Bangun Ruang Sederhana setelah memperoleh
pembelajaran Matematika dengan menerapkan pendekatan RME di kelas
IV di SDN Inpres Cikahuripan.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Bagi Siswa
Melatih untuk terlibat aktif dalam pembelajaran metematika serta
diharapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam
mata pelajaran matematika.
2. Bagi Peneliti
Untuk memperoleh wawasan mengenai pendekatan RME untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam bangun ruang sederhana.
3. Bagi Guru
Untuk memperoleh gambaran mengenai pembelajaran matematika
5
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siswa dalam materi Sifat-Sifat Bangun Ruang Sederhana sehingga dapat
dijadikan alternatif pembelajaran matematika di kelas.
4. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini, sekolah diharapkan akan
menjadi satuan pendidikan yang terbiasa melakukan penelitian, sehingga
akan bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran.
E. Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Apabila pendekatan RME diterapkan dalam pembelajaran Matematika materi
bangun datar sederhana maka diharapkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN
Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat akan
meningkat.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah yang digunakan
dalam penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa istilah atau definisi
operasional yaitu:
1. Pendekatan RME
Dalam penelitian ini, yang dimaksud pendekatan realistik adalah
pembelajaran matematika yang menghubungkan aktivitas siswa dan
matematika yang dimulai dari masalah realistik dengan memberi
kebebasan kepada siswa untuk dapat mendeskripsikan,
meninterpretasikan dan menyelesaikan masalah realistik tersebut
sehingga siswa dapat menemukan sendiri konsep-konsep matematika
serta dapat mengaplikasikannya dalam dunia nyata.
2. Bangun Ruang
Bangun Ruang adalah bangun geometris tiga dimensi yang
mempunyai volume. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan
bangun ruang adalah kubus, balok, prisma, limas, tabung dan kerucut.
6
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah memperoleh
pembelajaran, kemampuan ini ditunjukan melalui skor tes setelah
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
22 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metoda Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Keputusan mengenai
metode yang akan dipakai dalam suatu penelitian akan tergantung kepada
tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat, sifat masalah yang digarap dan
alternatif yang mungkin digunakan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (classroom action research). Dalam penelitian tindakan kelas, guru
dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang ia lakukan di
kelas, melalui tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan
dievaluasi. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu
adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar
mengajar di kelas.
PTK merupakan metode penelitian yang memiliki 4 alur atau tahapan
yang sistematis yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. PTK
ini merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk memeperbaiki atau
meningkatkan mutu praktik pembelajaran. PTK merupakan salah satu bagian
dari penelitian tindakan dengan tujuan yang spesifik yang berkaitan dengan
kelas.
Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa inggris,
yaitu Classroom Action Research, yang berarti action research (penelitian
dengan tindakan) yang dilakukan di kelas. Iskandar (2012:20) menjelaskan
pengertian PTK secara lebih sistematis, yakni:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
23
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Tindakan merupakn suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang sama dan menerima pelajaran yang
sama dari seorang guru.
Dari ketiga pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud PTK adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan
belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali dikenalkan pada tahun
1946 oleh ahli psikologi sosial asal Amerika yang bernama Kurt Lewin. Inti
gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain
seperti Stephen Kemmis, Robin McTaggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan
sebagainya.
Menurut Carr dan Kemis (Iskandar, 2012:) mendefinisikan penelitian
tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh
para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial
(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran yang
berhubungan dengan, (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang
dilakukansendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c)
situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Model Penelitian Tindakan kelas yang penulis gunakan yaitu Model
PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model PTK yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah merupakan model
pengembangan dari model Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di dalam
suatu siklus terdiri atas empat komponen, keempat komponen tersebut,
meliputi: (1) perencanaan, (2) aksi/tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Sesudah suatu siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya
refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang
24
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Aprudin: 2012) penelitian tindakan
dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya
mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Dalam pelaksanaannya ada
kemungkinan peneliti telah mempunyai seperangkat rencana tindakan (yang
didasarkan pada pengalaman) sehingga dapat langsung memulai tahap
tindakan. Ada juga peneliti yang telah memiliki seperangkat data, sehingga
mereka memulai kegiatan pertamanya dengan kegiatan refleksi.
Berikut gambaran siklus PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart:
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart
(Dwi Risnawati, 2010)
Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari tiga
perangkat komponen yang dapat dikatakan sebagai siklus, sedangkan dalam
pelaksanaannya jumlah siklus sangat bergantung pada permasalahan yang Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS II
Refleksi
Pengamatan
SIKLUS III Perencanaan
25
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
akan diselesaikan. Apabila tiga siklus yang dilaksanakan belum dapat
mengatasi masalah, maka akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus
selanjutnya. Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis melaksanakan model
PTK dari Kemmis dan Taggart dengan 3 siklus.
Pada umumnya para peneliti mulai dari fase refleksi awal untuk
melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah
penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi
yang dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Refleksi awal
Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang
dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi
yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti melakukan pengamatan
pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya.
Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah
yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian.
2. Penyusunan perencanaan
Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi
awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan
untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap
yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu
disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat
berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.
3. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti
sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan
berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam
PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan
empiric agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil
26
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Observasi (pengamatan)
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan
pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti
mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau
dikenakan terhadap siswa.
5. Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis,
interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan
tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap
informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan
lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada
dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan
yang mantap dan tajam.
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk
memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa
perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya
model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat atau untaian
dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Inpres
Cikahuripan yang terletak di Jl. Pojok Tengah Desa Cikahuripan, Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat. Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas IV A SDN Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat yang berjumlah 29 siswa.
27
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Prosedur penelitian ialah langkah-langkah yang dilaksanakan dalam
penelitian secara rinci, konkret dan operasional. Sejalan dengan model
Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart
(Dwi Risnawati, 2010) bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat
komponen pokok yang juga menunjukan langkah yaitu:
1. Planing (perencanaan)
2. Acting (tindakan)
3. Observing (observasi)
4. Reflecting (refleksi)
Kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah.
Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah
perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua,
dan seterusnya sampai peneliti merasa puas. Prosedur penelitian ini terdiri
dari tiga siklus.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi awal.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan
pembelajaran di sekolah yang menjadi subjek penelitian dan untuk
mengetahui gambaran pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru dalam
pembelajaran Matematika khususnya materi sifat-sifat bangun ruang
sederhana. Dalam tahap ini dilakukan wawancara dengan guru mata
pelajaran/guru kelas IV SDN Inpres Cikahuripan dan beberapa siswa untuk
mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi ketika belajar tentang
sifat-sifat bangun ruang sederhana. Setelah mengetahui permasalahan yang
ada, peneliti menetapkan strategi apa yang tepat untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
1. Tahap Perencanaan
Sebelum penelitian ini dilaksanakan, peneliti melakukan perencanaan
pelaksanaan tindakan. Perencanaan-perencanaan tersebut adalah :
a. Menentukan kelas penelitian dan waktu penelitian;
28
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Menentukan media pembelajaran;
Gambar 3.2
Media pembelajaran
d. Menyusun alat observasi yang aakan digunakan untuk mengamati
aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
e. Menentukan alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa; dan
f. Merencanakan serta melaksanakan diskusi dengan guru mitra sebagai
observer untuk melihat perkembangan aktivitas siswa dan peneliti.
2. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Melaksanakan pembelajaran sifat-sifat bangun ruang sederhana sesuai
dengan RPP yang telah dibuat;
b. Pelaksanaan observasi aktivitas guru (peneliti) dan siswa selama
berlangsungnya proses pembelajaran oleh observer;
c. Pelaksanaan observasi siswa oleh guru (peneliti);
d. Melakukan tes kepada siswa mengenai sifat-sifat bangun ruang
sederhana setiap kali pertemuan;
e. Melaksanakan diskusi dengan guru sebagai observer peneliti dan
aktivitas dan siswa.
f. Melaksanakan refleksi.
Melaksanakan refleksi berarti melihat kembali aktivitas yang telah
dilakukan serta untuk menentukan solusi masalah yang muncul
berdasarkan hasil observasi dan temuan di kelas pada saat
29
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengidentifikasi kembali aktivias siswa yang telah dilakukan selama
proses, pembelajaran yang berlangsung pada setiap siklus,
menganalisis dengan cara pengolahan data hasil evaluasi dan merinci
tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menentukan
tindakan selanjutnya berdasarkan hasil analisis refleksi yang
dilakukan secara kolaborasi antara guru dan peneliti.
Dengan demikian pelaksanaan penelitian meliputi analisis proses
pembelajaran, analisis hasil observasi dan analisis tes kemampuan
siswa. Peneliti dan observer dapat meneliti diri dengan melihat data
observasi, apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat
meningkatkan kemampuan siswa atau tidak. Hasil dari refleksi
tersebut digunakan untuk merumuskan perencanaan ulang bagi
pelaksanaan tindakan di siklus berikutnya.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen diperlukan untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang
akurat. Ada dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Instrumen
pembelajaran merupakan perangkat yang menjadi penunjang dalam
pelaksanaan pembelajaran, sedangkan instrumen pengumpul data adalah
perangkat yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang
diperlukan dalam penelitian.
1. Instrumen pembelajaran
Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dipakai selama
pembelajaran berlangsung. Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini
terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar
Aktivitas Siswa (LAS).
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP merupakan pedoman metode dan langkah-langkah yang akan
30
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
persiapan mengajar yang di dalamnya mengandung program yang
terperinci sehingga tujuan yang diinginkan untuk menentukan
keberhasilan kegiatan pembelajaran sudah terumuskan dengan jelas.
Peneliti melakukan penelitian berdaur siklus dengan merencanakan
dua siklus. Penyususnan RPP disesuaikan dengan pendektan realistik.
b. Lembar Aktivitas Siswa
LAS diberikan kepada siswa sebagai tugas kelompok . LAS dibuat
berdasarkan pendekatan realistik agar siswa dapat mengkonstruksi
pengetahuan tentang konsep bangun ruang berdasarkan kondisi nyata
(real).
2. Instrumen Pengumpul Data
a. Instrumen Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengertahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok
(Arikunto, 2006:150). Tes ini terdiri dari pretest yang dilakukan
sebelum pelaksanaan penelitian dan tes formatif yang diberikan setiap
akhir pembelajaran suatu siklus. Bentuk tes yang diberikan berupa tes
uraian, karena dengan tes uraian akan terlihat kemampuan dan proses
berpikir siswa.
b. Intrumen Non-Tes
Instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jurnal siswa, angket sikap, lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
Jurnal siswa, angket sikap digunakan untuk mengetahui respon atau
sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan
realistik.
Lembar observasi aktivitas guru dan siswa dogunakan untuk
melihat sejauh mana keterlaksanaan pendekatan realistik oleh guru
dan siswa. Observasi ini tidak dilakukan oleh peneliti, melainkan oleh
31
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan untuk
memperoleh data-data yang mendukung tujuan penelitian. Dalam penelitian
ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melakukan observasi
kegiatan guru dan siswa, dan memberikan instrumen tes.
1. Lembar observasi
Lembar observasi memuat aspek-aspek yang penting dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan peneliti untuk memperoleh gambaran
yang berkenaan dengan aspek-asoek proses pembelajaran yang
dilaksanakan. Lembar observasi terdiri dari dua macam, yaitu lembar
observasi guru dan siswa. Lembar observasi diisi oleh pengamat yang
menjadi mitra peneliti pada proses pembelajaran matematika pada setiap
siklusnya.
2. Instrumen Tes
Instrumen terdiri dari tes akhir pada setiap siklus. Tes ini
dimaksudkan untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa pada
ranah kognitif terhadap konsep matematika yang telah diberikan.
F. Teknik Analisis Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian. Suatu instrumen penelitian perlu melalui uji
kelayakan berupa uji validitas, uji reabilitas, daya pembeda, dan juga indeks
kesukaran.
1. Analisis Validitas Instrumen
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu
instrumen. Suatu data yang dihasilkan dari sebuah instrumen yang valid,
32
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan
kenyataan atau keadaan yang sesungguhnya. Dengan kata lain, jika data
yang dihasilkan oleh instrumen benar dan valid, sesuai dengan
kenyataan, maka instrumen yang digunakan tersebut juga valid.
Untuk menentukan tingkat validitas instrumen yang akan diujicoba,
dihitung koefisien antara skor paa butir soal tersebut dengan skor total.
Koefisien validitas butir soal diperoleh dengan menggunakan rumus
korelasi product-moment memakai raw score (Suherman, 2003:41),
yaitu:
rxy = ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi antara X dan Y
n : banyaknya testi
X : skor setiap butir soal masing-masing siswa
Y : skor total masing-masing siswa
Nilai rxy diartikan sebagai nilai koefisien korelasi (Suherman,
2003:112), dengan kriteria sebagai berikut.
Tabel 3.1.
Interpretasi Validitas Nilai rxy
Nilai Koefisien Korelasi Kategori
0,90 ≤ rxy≤ 1,00 Validitas Sangat Tinggi 0,70 ≤ rxy≤ 0,90 Validitas Tinggi 0,40 ≤ rxy≤ 0,70 Validitas Sedang 0,20 ≤ rxy≤ 0,40 Validitas Rendah 0,00 ≤ rxy≤ 0,20 Validitas Sangat Rendah
rxy < 0,00 Tidak Valid
2. Analisis Reliabilitas Instrumen
Suatu alat evaluasi disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif
33
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Suherman, 2003:131). Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien
reliabilitas soal bentuk uraian adalah dengan rumus Alpha sebagai
berikut (Suherman, 2003:139).
r11 = ∑
Keterangan :
r11 : koefisien reliabilitas
n : banyak butir soal
Si2 : varians skor tiap butir soal St2 : varians skor total
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi
dapat digunakan tolak ukur yang dibut oleh J.P Guildford (Suherman,
2003:139) berikut ini.
Tabel 3.2.
Interpretasi Koefisien Reliabilitas
Nilai Koefisien Reliabilitas Kategori
0,90 ≤ r11 ≤ 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi
0,70 ≤ r11 ≤ 0,90 Reliabilitas Tinggi 0,40 ≤ r11 ≤ 0,70 Reliabilitas Sedang 0,20 ≤ r11 ≤ 0,40 Reliabilitas Rendah
r11 < 0,20 Reliabilitas Sangat Rendah
3. Analisis Daya Pembeda Instrumen
Daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal
tersebut untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi
dengan siswa yang berkemampuan rendah (Suherman, 2003:159).
Derajat daya pembeda (DP) suatu butir soal dinyatakan dengan Indeks
Diskriminasi yang benilai dari -1,00 samapi dengan1,00. Daya pembeda
sola dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Iswanto, 2012:24).
DP =
34
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DP : Daya Pembeda
XA : rata-rata skor kelas atas
XB : rata-rata skor kelas bawah
SMI : skor maksimum ideal (bobot)
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan daya pembeda
adalah seperti berikut ini (Suherman, 2003:155).
Tabel 3.3
Interpretasi Daya Pembeda
Nilai Daya Pembeda Kategori
0,70 ≤ DP ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,40 ≤ DP ≤ 0,70 Baik
0,20 ≤ DP ≤ 0,40 Cukup
0,0 ≤ DP ≤ 0,20 Jelek
DP < 0,20 Sangat Jelek
4. Analisis Indeks kesukaran Instrumen
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang
disebut indeks kesukaran (IK). Bilangan tersebut adalah bilangan real
pada interval (kontinu) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks
kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar,
sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu
mudah. IK dapat diperoleh dengan menggunakan rumus (Iswanto,
2012:26).
Untuk menginterpretasikan indeks kesukaran, digunakan kriteria
sebagai berikut (Suherman, 2003:170).
Tabel 3.4
35
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Nilai Indeks Kesukaran Kategori
IK = 0,00 Soal Terlalu Sukar
0,00 ≤ IK≤ 0,30 Soal Sukar
0,30 ≤ IK≤ 0,70 Soal Sedang
0,70 ≤ IK≤ 1,00 Soal Mudah
IK = 1,00 Soal Terlalu Mudah
G. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes
Untuk memperoleh instrumen yang baik maka instrumen yang akan
digunakan diuji cobakan terlebih dahulu. Pada penelitian ini, uji coba
dilakukan di kelas V yang telah terlebih dahulu mempelajari materi yang akan
dijadikan pokok bahasan dalam penelitian. Uji instrumen dilakukan di
sekolah yang berbeda dengan dengan sekolah yang akan dijadikan tempat
penelitian. Data yang diperoleh kemudian dianalisis validitas, reliabilitas, ,
daya pembeda dan indeks kesukaran.
Soal dibuat dalam tiga perangkat, yaitu seperangkat Tes Akhir Siklus I,
seperangkat Tes Akhir Siklus II, dan seperangkat Tes Akhir Siklus III.
1. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Akhir Siklus I
Tabel 3.5
Hasil Uji Coba Instrumen Tes Akhir Siklus I
No
Soal
Validitas Indeks Kesukaran Daya pembeda
Keputusan Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
36
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah melakukan berbagai uji instrumen seperti uji validitas, uji
reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran maka hasil interpretasi
utuk Tes Akhir Siklus I dapat dilihat pada tabel 3.5 diatas. Hal perhitungan
menunjukan bahwa tingkat kesukaran dari 6 butir soal yang diujicobakan
dengan kategori mudah sebesar 66,67% (4 butir soal) dan kategori sedang
sebesar 33,33% (2 butir soal). Untuk daya pembeda, dari 6 butir soal yang
diujicobakan terdapat 50% (3 butir soal) dengan kategori cukup, 33,33%
(2 butir soal) dengan kategori baik, dan 16,67% (1 butir soal) dengan
kategori sangat baik. Tidak ditemukan soal dengan kriteria sangat jelek.
Dalam tabel 3.5 juga dapat diperoleh hasil uji validitas dari 6 butir
soal yang diujicobakan sebesar 83,33% (5 butir soal) dengan kategori
sedang, dan 16,67% (1butir soal) dengan kategori tinggi. Sedangkan untuk
uji reliabilitas semua soal dinyatakan reliabel dengan nilai 0,70 dan
termasuk kategori tinggi.
Setelah menganalisis hasil uji coba Tes Akhir Siklus I, tidak
ditemukannya soal yang memiliki nilai validitas rendah dan daya pembeda
yang sangat jelek maka seluruh soal yang diujikan akan peneliti gunakan
dalam penelitian.
2. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Akhir Siklus II
Tabel 3.6
Hasil Uji Coba Instrumen Tes Akhir Siklus II
No
Soal
Validitas Indeks Kesukaran Daya pembeda
Keputusan Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
37
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 0,67 Sedang
Setelah melakukan berbagai uji instrumen seperti uji validitas, uji
reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran maka hasil interpretasi
utuk Tes Akhir Siklus II dapat dilihat pada tabel 3.5 diatas. Hal
perhitungan menunjukan bahwa tingkat kesukaran dari 6 butir soal yang
diujicobakan dengan kategori mudah sebesar 33,33% (2 butir soal) dan
kategori sedang sebesar 66,67% (4 butir soal). Untuk daya pembeda, dari 6
butir soal yang diujicobakan terdapat 50% (3 butir soal) dengan kategori
cukup, dan 50% (3 butir soal) dengan kategori baik. Tidak ditemukan soal
dengan kriteria sangat jelek.
Dalam tabel 3.6 juga dapat diperoleh hasil uji validitas dari 6 butir
soal yang diujicobakan sebesar 83,33% (5 butir soal) dengan kategori
sedang, dan 16,67% (1butir soal) dengan kategori tinggi. Sedangkan untuk
uji reliabilitas semua soal dinyatakan reliabel dengan nilai 0,67 dan
termasuk kategori sedang.
Setelah menganalisis hasil uji coba Tes Akhir Siklus II, tidak
ditemukannya soal yang memiliki nilai validitas rendah dan daya pembeda
yang sangat jelek maka seluruh soal yang diujikan akan peneliti gunakan
dalam penelitian.
3. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Akhir Siklus III
Tabel 3.7
Hasil Uji Coba Instrumen Tes Akhir Siklus III
No
Soal
Validitas Indeks Kesukaran Daya pembeda
Keputusan Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
38
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Nilai Kriteria
0,68 Sedang
Setelah melakukan berbagai uji instrumen, seperti uji validitas, uji
reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran maka hasil interpretasi
utuk Tes Akhir Siklus III dapat dilihat pada tabel 3.5 diatas. Hal
perhitungan menunjukan bahwa tingkat kesukaran dari 6 butir soal yang
diujicobakan seluruh soal termasuk kedalam kategori sedang. Untuk daya
pembeda, dari 6 butir soal yang diujicobakan terdapat 50% (3 butir soal)
dengan kategori cukup, dan 50% (3 butir soal) dengan kategori baik. Tidak
ditemukan soal dengan kriteria sangat jelek.
Dalam tabel 3.7 juga dapat diperoleh hasil uji validitas dari 6 butir
soal yang diujicobakan sebesar 16,67% (1 butir soal) dengan kategori
rendah, 33,33% (2 butir soal) dengan kategori sedang, dan 50% (3 butir
soal) dengan kategori tinggi. Sedangkan untuk uji reliabilitas semua soal
dinyatakan reliabel dengan nilai 0,68 dan termasuk kategori sedang.
Setelah menganalisis hasil uji coba Tes Akhir Siklus III, terdapat 1
butir soal yang memiliki nilai validitas rendah sedangkan untuk daya
pembeda tidak ditemukan dengan kriteria yang sangat jelek maka seluruh
soal yang diujikan akan peneliti gunakan dalam penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain :
1. Data nilai tes terdiri dari nilai Tes Akhir Siklus I, Tes Akhir Siklus II,
Tes Akhir Siklus III.
2. Data non-tes diperoleh melalui lembar observasi kegiatan guru dan siswa
dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik.
Melalui tes akhir setiap siklus peneliti dapat memperoleh data untuk
mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Data observasi aktivitas
guru dan siswa pada proses pembelajaran digunakan sebagai gambaran
39
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Untuk melihat peningkatan hasil belajar sisa pada ranah kognitif,
maka perlu dilakukan analisis gain ternormalisasi dari skor Tes Akhir
Siklus I,II dan III. Adapun langkah yang dilakukan antara lain :
a. Menghitung nilai tes akhir setiap siklus
1) Rata-rata kelas :
Rumus :
x = ∑ Purwanto ( Iswanto, 2012:31)
Keterangan :
x : nilai rata-rata kelas
∑N : total nilai yang diperoleh siswa n : jumlah siswa
2) Persentase Ketercapaian KKM
Rumus :
TB = ∑ Purwanto ( Iswanto, 2012:32)
Keterangan :
TB : Ketuntasan Belajar
∑S ≥ 70 : jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih besar
dari atau sama dengan 70
n : jumlah siswa
100% : bilangan tetap
Kriteria ketuntasan yang ditetapkan KTSP (Susilawati, 2011:48)
adalah siswa dikatakan telah belajar tuntas jika
sekrang-kurangnya dapat menyelesaikan soal dengan benar sebesar 65%
dari skor total. Sedangkan belajar klasikal dinyatakan baik apabila
sekurang-kurangnya 85% siswa telah mencapai ketuntasan
belajar. Apabila siswa yang tuntas belajarnya hanya mencapai
75% maka sevara klasikal dikatakan cukup.
40
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1) Siklus I, II, II
G = (skor tes siklus ke-i + 1 ) – (skor tes siklus ke-i)
2) Gain ternormallisasi
Menurut Hake (Iswanto, 2012:32) gain ternormalisasi merupakan
perbandingan antara skor gain yang diperoleh siswa dengan skor
ain maksimum yang diperoleh, secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut.
< g > = –
c. Menginterpretasi skor rata-rata gain ternormalisasi dengan
menggunakan tabel berikut.
Tabel 3.8
Interpretasi Gain yang Ternormalisasi
Nilai < g > Interpretasi
0,00 - 0,30 Rendah
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Tinggi
2. Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Data hasil observasi yang diperoleh kemudian diolah untuk melihat
kesesuaian kegiatan pembelajaran antara yang telah direncanakan dengan
Emalia Rachmawati, 2013
Pendekatan Realistik Mathematich Education Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sederhana (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iv-A Sdn Inpres Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
69 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan
pendekatan matematika realistik pada mata pelajaran matematika pokok
bahasan sifat-sifat bangun ruang yang dilaksanakan di SDN Inpres
Cikahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dapat
ditemukan beberapa simpulan sebagai berikut.
1. Perencanaan pada penelitian ini dirancang dengan menyesuaikan pada
langkah pembelajaran berdasarkan pendekatan RME dan pada
pelaksanaannya mengalami beberapa perubahan berdasarkan hasil
refleksi dari siklus sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan
pembelajaran semakin membaik.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME mampu
membantu siswa untuk memahami sifat-fat bangun ruang sederhana,
karena pembelajaran menjadi lebih real dan terasa dekat dengan siswa.
3. Hasil belajar siswa pada pembelajaran sifat-sifat bangun ruang sederhana
mengalami peningkatan, hal ini dapat terlihat dari skor rata-rata dan
jumlah siswa yang mampu mencapai nilai KKM yang meningkat pada
setiap siklusnya. Selain itu nilai gain ternormalisasi dari siklus I ke siklus
II, dan dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan yang semula
berkategori rendah menjadi kategori sedang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan maka beberapa saran yang diberikan sebagai
berikut :
1. Pendekatan matematika realistik sangat disarankan untuk diterapkan