• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA VERBAL DAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI: Studi Kuasi Eksperimen Anak Kelompok B di TK Al Fithri Kabupaten Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA VERBAL DAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI: Studi Kuasi Eksperimen Anak Kelompok B di TK Al Fithri Kabupaten Bandung."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Penggunaan Media Audio dalam Pembelajaran ... 16

B. Perkembangan Bahasa Verbal ... 23

C. Perkembangan Motorik ... 38

D. Karakteristik Anak Usia Dini... 59

E. Hubungan Penggunaan Media Audio Interaktif dalam Pembelajaran dengan Perkembangan Bahasa Verbal dan Motorik Halus Anak... 65

F. Penelitian yang Relevan ... 67

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 69

A. Metode Penelitian ... 69

B. Operasionalisasi Variabel ... 70

C. Alur Penelitian ... 70

1. Pedoman Observasi Perkembangan Bahasa Verbal ... 79

2. Pedoman Observasi Perkembangan Motorik Halus ... 84

I. Teknik Analisis Data... 88

(2)

a. Uji Normalitas Distribusi Data ... 89

b. Uji Homogenitas ... 89

c. Uji Kesamaan Dua Rerata ... 89

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 92

A. Hasil Penelitian. ... 92

1. Deskripsi Pembelajaran dengan Menggunakan Media Audio Interaktif ... 93

2. Perkembangan Bahasa Verbal Anak ... 109

a. Penguasaan Awal (Pre test) ... 109

b. Penguasaan Akhir (Post test) ... 113

c. Uji Normalitas Peningkatan (N-Gain) Perkembangan Bahasa Verbal Anak ... 117

3. Perkembangan Motorik Halus Anak ... 120

a. Penguasaan Awal (Pre test) ... 121

b. Penguasaan Akhir (Post test) ... 125

c. Uji Normalitas Peningkatan (N-Gain) Perkembangan Motorik Halus Anak ... 129

4. Hasil Perhitungan Setiap Sub Variabel ... 132

a. Perkembangan Bahasa Verbal... 132

b. Perkembangan Motorik Halus ... 138

B. Pembahasan... 142

1. Aplikasi Pembelajaran dengan Menggunakan Media Audio Interaktif ... 142

2. Pengaruh Pembelajaran dengan Menggunakan Media Audio Interaktif Terhadap Perkembangan Bahasa Verbal ... 145

3. Pengaruh Pembelajaran dengan Menggunakan Media Audio Interaktif Terhadap Perkembangan Motorik Halus ... 149

BAB V.SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 153

A. Simpulan ... 153

B. Rekomendasi ... 155

DAFTAR PUSTAKA ... 157

(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya. Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki dampak terhadap pengembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. PAUD mengembangkan potensi anak secara komprehensif. Posisi anak usia dini di satu pihak berada pada masa sangat penting dan potensi untuk pengembangan masa depannya, akan tetapi di pihak lain termasuk masa rawan dan labil manakala anak kurang mendapat rangsangan yang positif dan menyeluruh. Pemberian rangsangan melalui pendidikan untuk anak usia dini perlu diberikan secara komprehensif, dalam makna anak tidak hanya dicerdaskan otaknya, akan tetapi juga cerdas pada aspek-aspek lain dalam kehidupannya, seperti kehalusan budi dan rasa atau emosi, panca indera termasuk fisiknya dan berbahasa. Rangsangan-rangsangan tersebut perlu disesuaikan dengan perkembangan anak, karena setiap individu memiliki kepekaan masing-masing dalam perkembangannya.

(4)

seluruh aspek perkembangan kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spritual mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. Berdasarkan hasil studi longitudinal Bloom (Juntika Nurikhsan, 2007: 138) menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun kapasitas kecerdasan sudah mencapai 50%, usia 8 tahun mencapai 80% dan usia 13 tahun mencapai sekitar 92%. Pada masa usia dini merupakan masa terjadinya kematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi (rangsangan) yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan potensi fisik (motorik) intelektual, emosional, sosial, bahasa, seni dan moral spiritual.

(5)

3

Adapun Pengembangan kemampuan bahasa dan motorik halus pada anak merupakan proses yang tidak pernah berhenti. Secara khusus pengembangan bahasa pada anak dapat mencapai pada basis penguasaan bahasa secara terstruktur dapat dicapai pada usia empat tahun dimana anak menguasai kosa kata sampai tiga ribu kata (Brewer, 2007: 271-272). Menurut God Man dalam Masitoh (2002: 6) mengenai asumsi baru tentang literacy dijelaskan bahwa pengembangan bahasa adalah bagian dari keseluruhan proses komunikasi yang mencakup menyimak, mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Namun dari keempat komponen berbahasa tersebut yang akan menjadi fokus perhatian utama dalam penelitian ini adalah berbicara.

(6)

Bahasa dapat dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik lisan maupun tulisan dan merupakan sistem komunikasi antar manusia. Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang, demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum anak belajar pengetahuan-pengetahuan lain, anak perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik sehingga anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi.

Metode yang dapat meningkatkan perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak diantaranya melalui pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang berpusat pada anak serta melatih anak untuk bekerjasama. Selain itu ada pula strategi pembelajaran yang berorientasi pada media audio dimana anak akan di bimbing dengan instruksi-instruksi yang terdapat dalam CD pembelajaran dan tentunya disesuaikan dengan tema dari pembelajarannya.

(7)

5

meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar.

Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut, maka penanganannya harus dilakukan sedini mungkin, dimana anak perlu diberikan kesempatan belajar untuk mempelajari kemampuan motoriknya, agar ia tak mengalami kelambatan perkembangan. Memberikan kesempatan mencoba seluas-luasnya agar ia bisa menguasai kemampuan motoriknya. Memberikan contoh yang baik, karena mempelajari dan mengembangkan kemampuan motoriknya lewat cara meniru, si kecil perlu mendapat contoh (model) yang tepat dan baik. Serta memberikan bimbingan karena meniru tanpa bimbingan tak akan mendapatkan hasil optimal. Ini penting agar ia mengenali kesalahannya.

Selaras dengan tujuan PAUD yang dicanangkan pemerintah Indonesia, USAID Decentralized Basic Education Program’s Teaching and Learning

Component (DBE 2) telah bermitra dengan dua institusi di bawah Departemen

(8)

TK. Seluruh program audio ini berbasis metodologi Instruksi Audio Interaktif (IAI) yang mendorong belajar-mengajar aktif di TK.

Pendekatan berbasis audio memungkinkan kualitas yang tinggi dan relatif murah untuk didistribusikan secara luas. Materinya sesuai dengan muatan lokal karena diproduksi dan digunakan di Indonesia dengan kontrol kualitas yang dilakukan secara ketat. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua anak menerima materi yang telah distandarisasi. Jika digunakan dengan benar, Instruksi Audio Interaktif dapat menjadi sumber belajar yang efektif untuk melatih guru dan anak secara simultan, membangun keterampilan guru dan membuat mereka mampu memainkan peranan yang lebih aktif, sehingga terjadi proses belajar mengajar yang lebih interaktif.

Penting untuk dicatat bahwa program IAI tidak didisain untuk merubah struktur pendidikan yang ada, tetapi apabila berhasil diaplikasikan, dapat menjadi sistem belajar yang melengkapi dan memperkuat kurikulum nasional. Program IAI didisain secara hati-hati sehingga dapat diaplikasikan dalam berbagai setting, termasuk formal dan informal.

(9)

7

memungkinkan anak memperoleh kesempatan untuk berbagi kegiatan interaktif yang berkaitan dengan bahasa verbal dan motorik halus anak misalnya pengenalan tentang pengenalan diri sendiri, keluarga, lingkungan, anggota tubuh yang diikuti dengan kegiatan mewarnai, membuat playdough, menyusun puzzle dan kegiatan lainnya yang tentunya disesuaikan dengan temanya. Sehingga Program Instruksi Audio Interaktif (IAI) dapat menstimulus perkembangan bahasa verbal serta perkembangan fisik-motorik halus anak. Dengan demikian kegiatan ini akan menuntut kemampuan beradaptasi, responsif, terampil berkomuniksi, melatih kelenturan tangan dan dapat menimbulkan respon positif serta mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati bersama.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut serta melihat permasalahan dan fenomena yang terjadi di Taman Kanak-kanak maka peneliti akan melakukan kajian tentang pembelajaran anak dengan menggunakan strategi Pembelajaran Interaktif dengan menggunakan media audio yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan anak usia dini untuk melihat aspek perkembangan bahasa verbal dan motorik halusnya. Oleh karena itu peneliti mengajukan judul penelitian tentang ” Pengaruh Penggunaan Media Audio Interaktif Dalam Pembelajaran Terhadap Perkembangan Bahasa Verbal

Dan Motorik Halus Anak Usia Dini.”

B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah

(10)

perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak khususnya di TK Al Fithri . Adapun permasalahan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Strategi Pembelajaran Interaktif Melalui Media Audio terhadap perkembangan bahasa verbal dan motorik halus pada anak Taman Kanak-kanak Al Fithri Kab.Bandung.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

A. Bagaimana langkah-langkah perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif di TK/RA Al Fithri ?.

B. Seberapa besar perbedaan perkembangan bahasa verbal kelompok B di TK/RA Al Fithri Kabupaten Bandung yang pembelajarannya menggunakan media audio interaktif dibanding dengan pembelajaran non media audio interaktif ?.

C. Seberapa besar perbedaan perkembangan motorik halus kelompok B di TK/RA Al Fithri Kabupaten Bandung yang pembelajarannya menggunakan media audio interaktif dibanding dengan pembelajaran non media audio interaktif ?.

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Proses perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif di TK/RA Al Fithri

(11)

9

3. Seberapa besar perbedaan perkembangan motorik halus kelompok B di TK/RA Al Fithri Bandung yang pembelajarannya menggunakan media audio interaktif dibanding dengan pembelajaran non media audio interaktif

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat penguatan tentang teori aplikasi strategi pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif terhadap perkembangan bahasa verbal dan bahasa motorik halus pada jenjang Taman Kanak-kanak.

2. Manfaat Praktis, penelitian ini dapat berguna:

a. Sebagai informasi bagi guru dan orang tua murid dalam upaya meningkatkan perkembangan bahasa verbal dan perkembangan motorik halus anak Taman Kanak-kanak Al Fithri.

b. Sebagai bahan masukan bagi pengelola dan kepala TK Al-Fithri Bandung, dalam melaksanakan, menempatkan dan melakukan pengawasan serta mengevaluasi konsep pembelajaran agar dalam perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak usia Taman Kanak-kanak Al Fithri sesuai dengan rencana dan strategi yang sudah ditentukan c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal

(12)

E. Paradigma Penelitian

Strategi Pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif sejauh ini dapat membantu meningkatkan perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak usia. Hal ini didukung oleh teori kontruksivisme yang berpandangan bahwa anak membina sendiri pengetahuannya dan pengalaman yang ada. Dalam proses ini, anak akan menyesuaikan diri pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang ada untuk membina pengetahuan yang baru. Menurut Pandangan ini anak adalah pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Menurut De Vries dalam Masitoh (2005) anak harus membangun pengetahuan ketika mereka bermain. Anak membangun kecerdasannya, kemampuannya untuk nalar, moral dan kepribadiannya. Dengan demikian pembelajaran dipusatkan kepada anak dari pada guru, sehingga anak dapat berinteraksi dengan lingkungannya.

F. Definisi Operasional

Ada beberapa variabel yang perlu mendapatkan pendefinisian dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pembelajaran dengan Menggunakan Media Audio Interaktif (IAI)

(13)

11

diproduksi dan diujicoba di Indonesia dengan kontrol kualitas yang dilakukan secara ketat. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua anak menerima materi yang telah distandarisasi. (Drs. Denny Setiawan, M.Ed. dalam buku Education Development Center).

2. Perkembangan Bahasa Verbal

Berbicara adalah kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan sebagai media dalam menyampaikan suatu ide, gagasan atau pendapat serta pemikirannya kepada orang laim untuk berbagai kepentingan. Sebagaimana dikemukakan oleh Arsjad dan Mukti (1998: 23) bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan kita sehingga maksud pembicaraan dapat dipahami oleh orang lain.

Penelitian untuk perkembangan bahasa verbal ini di fokuskan pada : (a) Mendengarkan dan membedakan bunyi suara, bunyi bahasa dan mengucapkannya, (b) Berkomunikasi secara lisan dengan benar, (c) Menyampaikan ide-ide/ pikiran/ gagasan, (d) Kemampuan artikulasi, (e) Penguasaan kosa kata.

3. Perkembangan Motorik Halus

(14)

(halus) serta memerlukan koordinasi yang cermat. Hal yang sama dikemukakan oleh Mahendra (1998), keterampilan motork halus (fine motor skill) merupakan keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil atau halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil.

Penelitian untuk perkembangan bahasa verbal ini di fokuskan pada : (a) Menggerakan jari tangan untuk kelenturan otot, (b) Melakukan koordinasi mata-tangan, (c) Melipat Jari.

G.Lokasi dan Tempat Penelitian

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan perkembangan bahasa verbal anak di kelas dan perkembangan motorik halus antara anak yang mendapatkan pembelajaran dengan penggunaan media audio interaktif dan pembelajaran non media audio interaktif.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen Nonequivalent Control Group Design dimana kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2007: 116). Eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakuan media audio interaktif pada kelompok eksperimen dan pembelajaran non media audio interaktif pada kelompok kontrol.

TABEL 3.1 DESAIN PENELITIAN

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

Eksperimen X1

Kontrol X2

Keterangan :

X1 : Perlakuan model pembelajaran dengan media audio interaktif X2 : Non Media audio interaktif

(16)

B. Operasionalisasi Variabel

1. Media Audio Interaktif

Media audio interaktif dapat menjadi sumber belajar yang efektif untuk melatih guru dan anak secara simultan, membangun keterampilan guru dan membuat mereka mampu memainkan peranan yang lebih aktif, sehingga terjadi proses belajar mengajar yang lebih interaktif. Proses pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif ini di sesuaikan dengan kurikulum local atau sekolah yang bersangkutan, sehingga tidak mengganggu sistem belajar mengajar di kelas.

Media pembelajaran audio yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk CD pembelajaran dan lembar kerja IAI yang berisikan 1 tema tentang Diri Sendiri dan 10 sub tema yaitu : (1) bagian-bagian tubuh, (2) tersenyumlah tiap hari, (3) indera penglihatan, (4) belajar dengan jari-jari tangan, (5) belajar menjaga diri, (6) ungkapan verbal, (7) diri sendiri dan perasaan, (8) berkenalan, (9) bernyanyilah dan bertepuk tangan, (10) bagian kanan dan kiri dari tubuh kita.

(17)

68

2. Perkembangan Bahasa Verbal

Perkembangan bahasa verbal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu ketentuan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengucapkan bunyi atau kata-kata, mengekspresikan, menyampaikan pikiran, gagasan serta perasaannya kepada orang lain secara lisan. Perkembangan bahasa Verbal yang akan diteliti dari anak Taman Kanak-kanak Al Fithri Kabupaten Bandung adalah:

1. Mendengarkan dan membedakan bunyi suara, bunyi bahasa dan mengucapkannya, dengan indikator: (a) menyebutkan suara atau kata, (b) menirukan suara/kata, (c) melakukan perintah.

2. Berkomunikasi secara lisan dengan benar, dengan indikator: (a) menyebutkan nama diri, orang tua, jenis kelamin, alamat rumah dengan benar, (b) melakukan percakapan, (c) menjawab pertanyaan.

3. Menyampaikan ide-ide/ pikiran/ gagasan, dengan indikator: (a) menyampaikan pengalaman sendiri secara sederhana, (b) menceritakan isi gambar secara sederhana, (c) memberikan informasi tentang sesuatu. 4. Kemampuan artikulasi, dengan indikator: (a) mengucapkan huruf vokal,

(b) mengucapkan huruf yang sulit diucapkan.

5. Penguasaan kosa kata, dengan indikator: penguasaan kata kerja, kata sifat, kata keterangan waktu / tempat. (Kurikulum TK dan RA, 2005: 21)

3. Perkembangan Motorik Halus

(18)

gerakan-gerakan, bagian-bagian tubuh yang lebih spesifik, seperti menulis, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, dan sebagainya. Keterampilan motorik ini membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan. Kedua kemampuan motorik tersebut sangat penting dikembangkan agar anak bisa berkembang dengan optimal. Perkembangan motorik halus yang akan diteliti dari anak Taman Kanak-kanak Al Fithri Kabupaten Bandung adalah:

1. Menggerakan jari tangan untuk kelenturan otot, dengan indikator : (a) Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan Playdough, (b) Meniru Melipat kertas, (c) Membuat atau menggambar manusia, (d) Melakukan kegiatan mencuci tangan sendiri, (e) Merekat/Menempel, (f) Menggunting sesuai bentuk, (g) Bertepuk tangan cepat dan lambat sesuai dengan perintah guru, (h) Mewarnai dengan menggunakan tangan kanan dan kiri secara bergantian.

2. Melakukan koordinasi mata-tangan, dengan indikator : (a) Mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan, Misal : memasang kancing, mengikat tali sepatu, (b) Memegang pensil dengan benar, (c) Meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran, (d) Menggunting dengan menggunakan berbagai media berdasarkan bentuk/pola (lurus, zigzag, lengkung, segitiga), (e) Menjahit jelujur dengan benang, (f) Membedakan benda yang betekstur halus dan kasar.

(19)

70

ujung jari tengah, (d) menyentuh ujung ibujari ke ujung jari manis, (e) menyentuh ujung ibujari ke ujung kelingking, (f) menekuku 3 ruas jari tangan hingga ujungnya menyentuh pangkal jari.

C. Alur Penelitian

Alur penelitian yang digunakan ditunjukkan pada gambar 3.1:

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Uji Coba, Validasi

Penyusunan Rencana Pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Interaktif Melalui Media Audio

Penyusunan Instrumen

Pembahasan

Kelompok Kontrol Tes Awal Kelompok Eksperimen (Pre test)

Perumusan Masalah

Tes Akhir Strategi Pembelajaran Interaktif Melalui Media

Audio Pembelajaran

Konvensional

Pengolahan dan analisis data

Observasi Keterlaksanaan model

(20)

Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan

Pada tahap ini di awali dengan studi literatur terhadap program pembelajaran dan buku-buku pendidikan anak usia dini dalam upaya menganalisis konsep-konsep penting yang akan diajarkan, selanjutnya menyusun skenario pembelajaran tentang penggunaan strategi pembelajaran dengan menggunakan media Audio yang dikembangkan pada definisi konsep, indikator perkembangan bahasa verbal dan perkembangan motorik halus serta dikembangkan dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH), media dan penilaian serta alokasi waktu. Selanjutnya studi perkembangan bahasa verbal dan perkembangan motorik halus untuk menentukan instrumen yang akan dikembangkan melalui lembaran observasi. Instrumen ini didiskusikan dengan pembimbing.

2. Tahap penjajagan

Pada tahapan ini peneliti mengunjungi Taman Kanak-kanak Al Fithri Kabupaten Bandung untuk meminta izin pelaksanaan penelitian dengan menyerahkan surat izin penelitian. Tahap berikutnya mendiskusikan dengan guru kelas tentang pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif sekaligus menetapkan jadwal penelitian.

3. Tahap pelaksanaan

(21)

72

TABEL 3.2

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No Hari/tanggal Kegiatan Keterangan

1 28 Maret-01 April 2011 Uji Instrumen TK Bina Insan Sholeh 2 Rabu, Kamis, Jum’at

11,12,13 April 2011

Melatih guru tentang Strategi Media Audio Interaktif

Guru Kelas Eksperimen

3 Senin-Sabtu, 25-30 April 2011

Pre Tes Kelas ekperimen dan

kelas kontrol anak TK Al Fithri

3 2 Mei s.d. 13 Mei 2011 Pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Melalui Media Audio Interaktif

Kelas Eksperimen

Tidak diterapkan pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Melalui Media Audio Interaktif

Kelas Kontrol

4 18,19,20 Mei 2011 Post tes Kelas ekperimen dan kelas kontrol anak TK Al Fithri

4. Tahap analisis

Setelah pembelajaran dengan menggunakan Media Audio Interaktif selesai, data yang telah terkumpul dianalisis dan diolah secara statistik untuk data kuantitatif dan deskriptif untuk data kualitatif.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

(22)

mempunyai visi mewujudkan perkembangan seluruh potensi anak usia dini agar anak dapat menjadi generasi yang berakhlak mulia, cerdas, mandiri dan kreatif serta bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan misinya adalah (1) melaksanakan proses pembelajaran secara teratur dalam rangka mengembangkan kompetensi dasar anak meliputi moral aama dan sosial emosional, kognitif, fisik motorik, bahasa dan seni anak agar cerdas, kreatif dan mampu memecahkan masalah sendiri sesuai dengan taraf perkembangannya. (2) melaksanakan pembiasaan - pembiasaan yang baik berdasarkan nilai-nilai agama dan akhlakul karimah dalam kegiatan sehari-hari. (3) menjalin silaturahmi dengan orang tua murid dan masyarakat

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK/RA Al Fithri Kabupaten Bandung dan yang akan diteliti adalah anak-anak di kelas B yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B dengan jumlah 36 orang anak, kelompok A terdiri dari 18 orang anak dan kelompok B terdiri dari 18 orang anak, kemudian kelas dibagi menjadi satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Jumlah anak tersebut langsung ditetapkan sebagai sampel atau subyek penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

(23)

74

Penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data yaitu melalui observasi, dan dokumentasi. Observasi dipilih sebagai teknik utama dalam penelitian ini karena penelitian ini akan meneliti perilaku atau sikap manusia yaitu keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak juga peneliti ukur dengan menggunakan observasi. Sugiyono (2008: 203) menyatakan bahwa observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dokumentasi dipilih agar dapat memperoleh data langsung dari tempat penelitian seperti peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, rekaman kegiatan dan data yang relevan (Akdon, 2008: 137).

Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu menentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.3.

TABEL 3.3 INSTRUMEN DATA

No Sumber

data

Jenis Data Teknik

Pulta

Instrumen

1 Anak Perkembangan bahasa verbal anak sebelum mendapatkan

perlakuan dan setelah mendapatkan

2 Anak Perkembangan motorik halus anak sebelum mendapatkan

perlakuan dan setelah mendapat perlakuan.

(24)

4 Guru Data perencanaan pembelajaran

Dokumentasi Perencanaan tema dan sub tema

F. Proses Perlakuan

Pada penelitian ini ditentukan dua kelas sebagai subyek penelitian, kelas pertama sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Pertama masing-masing kelompok diberi pretest dengan maksud untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

(25)

76

yang diperintahkan dalam CD dan guru membimbing anak dalam melaksanakan gerakannya. (e) guru mereflekasi dan melakukan penekanan terhadap nilai yang ingin diajarkan. 4) Tahap penutup, dengan langkah kegiatan: (a) guru duduk bersama anak untuk memberikan pijakan pengalaman setelah kegiatan tersebut selesai. (b) guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan atau berpendapat tentang kegiatan serta pengalaman anak setelah melakukan permainan tersebut. (c) Guru berbincang-bincang tentang kegiatan yang akan dilaksanakan besok. (d) Guru membimbing anak untuk berdoa.

Materi yang diberikan dalam strategi pembelajaran dengan menggunakan media audio yaitu tema Diri Sendiri dan sub tema nya antara lain mengenal diriku, Anggota Tubuh (Kepala, bahu, tangan dan kaki), anggota keluargaku, Benda-benda dirumahku, sekolahku, dan buah kesenanganku. Sedangkan kelas kontrol diberi materi pelajaran dengan tujuan yang sama tetapi dengan metode pembelajaran konvensional (ceramah).

G. Instrumen Penelitian

Titik tolak dari penyusunan instrumen adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan diukur.. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2008: 149).

(26)

Al Fithri Kabupaten Bandung, maka dapat disusun butir-butir pertanyaan atau pernyataan yang dikembangkan dari indikator yang disusun dalam kisi-kisi instrumen.

TABEL 3.4

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

PERKEMBANGAN BAHASA VERBAL DAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI

No Variabel Sub Variabel Indikator Teknik

Pulta

Responden Butir Soal Items diri, orang tua dan jenis kelamin, alamat rumah

Penguasaan kosa kata Kata kerja, kata sifat, kata benda, kata keterangan waktu/ tempat.

Observasi Anak 19,20,24

(27)

78

Playdough

Meniru Melipat kertas

Menjiplak tangan kanan dan kiri secara bergantian

Melipat Jari Melipat jari tangan satu persatu

(28)

mendapat skor 1 sedangkan anak yang tidak dapat melakukan apa yang diharapkan berarti mendapat skor 0.

H. Uji Coba Alat Pengumpul Data

Sebelum alat pengumpul data ini digunakan untuk mengumpulkan data, maka pedoman observasi ini harus diuji dahulu apakah alat ini sudah valid dan reliabel, maka proses pertama adalah mengukur validitas dan reliabilitas butir item.

1. Pedoman Observasi Perkembangan Bahasa Verbal Di Kelas

Pedoman observasi ini digunakan untuk mengetahui perubahan perkembangan bahasa verbal anak dari mulai pre test sampai kepada post test. Pedoman observasi ini dikonstruksi dalam pilihan sikap ”ya” atau ”tidak” dengan berpedoman pada skala Guttman. Penskorannya adalah nilai 1 untuk sikap ”ya” dan nilai 0 untuk sikap ”tidak”.

a. Validitas Butir Item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan dan kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur itu mampu mengukur yang diukur pada penelitian. Uji validitas ini dilakukan untuk menguji ketepatan suatu item dalam pengukuran instrumennya.

(29)

80

dijadikan penelitian ini. Dalam pengujian validitas butir observasi, peneliti menggunakan validitas isi dan validitas construct.

Validitas isi dilakukan dengan cara bertanya dan berdiskusi kepada dua orang ahli pada bidangnya. Atas rekomendasi dari salah satu pembimbing untuk menentukan apakah instumen yang akan digunakan sesuai untuk anak usia Taman Kanak-kanak. Sedangkan untuk validitas construct intrumen dilakukan terhadap anak-anak Kelompok B sebanyak 10 orang anak di Taman Kanak-kanak Bina Insan Shaleh yang beralamat di Kompleks Margahayu Kenaca D4 Kabupaten Bandung.

Menurut Akdon (2008: 138) sebuah instrumen diputuskan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur jika instrumen sudah di uji validitasnya dan hasilnya valid. Validitas setiap butir item yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment, kemudian menghitung harga thitung.

Kaidah pengujian dengan membandingkan nilai ttabel dan nilai thitung. Nilai

ttabel diperoleh dengan dk = n – 1 dan tingkat signifikan α = 0,05, dimana n =

jumlah siswa. Untuk mengetahui tingkat validitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara thitung dan ttabel dengan berpedoman pada kaidah penafsiran jika thitung > ttabel, berarti data valid, dan jika thitung < ttabel berarti data tidak valid.

(30)

untuk perkembangan bahasa verbal item pernyataan yang digunakan sebanyak 28 butir item.

TABEL 3.5

HASIL UJI VALIDITAS PEDOMAN OBSERVASI PERKEMBANGAN BAHASA VERBAL

Berdasakan data pada tabel 3.5 tentang uji validitas pedoman observasi perkembangan bahasa verbal, maka diperoleh item pernyataan yang dinyatakan valid sebagaimana data pada tabel 3.6 berikut ini:

No soal Validitas Inter-pretasi

thitung ttabel Keterangan

(31)

82

TABEL. 3.6

KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI PERKEMBANGAN BAHASA VERBAL ANAK SETELAH UJI VALIDASI

No Variabel Sub Variabel Indikator Teknik Pulta Rsp Butir

Soal diri, orang tua dan jenis kelamin, alamat

Penguasaan kosa kata Kata kerja, kata sifat, kata benda, kata keterangan waktu/ tempat.

Observasi Anak 19,20,24 -

b. Reliabilitas Butir Item

(32)

yang digunakan dalam menentukan reliabel dan tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai t hitung dengan t tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5%. Apabila dilakukan pengujian reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach, maka nilai t hitung diwakili oleh nilai Alpha (Triton P B, 2006: 248). Menurut Santoso (2001: 227), apabila alpha hitung lebih besar daripada t tabel dan alpha hitung bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel.

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokkan kedalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasi seperti tabel berikut:

TABEL 3.7

TINGKAT RELIABILITAS BERDASARKAN NILAI ALPHA

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s.d 0,20 >0,20 s.d 0,40 >0,40 s.d 0,60 >0,60 s.d 0,80 >0,80 s.d 1,00

Kurang Reliabel Agak Reliabel Cukup Reliabel

Reliabel Sangat Reliabel

(33)

84

2. Pedoman Observasi Perkembangan Motorik Halus

Pedomen observasi ini digunakan untuk mengetahui peningkatan perkembangan motorik halus anak dari mulai pre test sampai kepada post test. Pedoman observasi ini dikonstruksi dalam pilihan sikap ”ya” atau ”tidak” dengan berpedoman pada skala Guttman. Penskorannya adalah nilai 1 untuk sikap ”ya” dan nilai 0 untuk sikap ”tidak”.

a. Validitas Butir Item

Menurut Akdon (2008: 138) sebuah instrumen diputuskan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur jika instrumen sudah di uji validitasnya dan hasilnya valid. Validitas setiap butir item yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment, kemudian menghitung harga thitung.

Kaidah pengujian dengan membandingkan nilai ttabel dan nilai thitung. Nilai

ttabel diperoleh dengan dk = n – 1 dan tingkat signifikan α = 0,05, dimana n =

jumlah siswa. Untuk mengetahui tingkat validitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara thitung dan ttabel dengan berpedoman pada kaidah penafsiran jika thitung > ttabel, berarti data valid, dan jika thitung < ttabel berarti data tidak valid.

(34)

TABEL 3.8

HASIL UJI VALIDITAS

PEDOMAN OBSERVASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

No soal Validitas Inter-pretasi

thitung ttabel keterangan

1 2,300 1.860 Valid Dipakai

Berdasakan data pada tabel 3.8 tentang uji validitas pedoman observasi perkembangan motorik halus, maka diperoleh item pernyataan yang dinyatakan valid sebagaimana data pada tabel 3.9 berikut ini:

TABEL. 3.9

KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS SETELAH UJI VALIDASI

No Variabel Sub Variabel Indikator Teknik

(35)

86

(36)

b. Reliabilitas Butir Item

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Pengujian reliabilitas menggunakan metode Alpha-Cronbach. Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel dan tidaknya suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5%. Apabila dilakukan pengujian reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach, maka nilai r hitung diwakili oleh nilai Alpha (Triton P B, 2006: 248). Menurut Santoso (2001: 227), apabila alpha hitung lebih besar daripada r tabel dan alpha hitung bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel.

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikeompokkan kedalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasi seperti tabel berikut:

TABEL 3. 10

TINGKAT RELIABILITAS BERDASARKAN NILAI ALPHA

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s.d 0,20 >0,20 s.d 0,40 >0,40 s.d 0,60 >0,60 s.d 0,80 >0,80 s.d 1,00

Kurang Reliabel Agak Reliabel Cukup Reliabel

(37)

88

Berdasarkan tabel diatas maka tingkat reliabilitas pada pedoman observasi ini ada pada derajat sangat reliabel karena diperoleh Alpha-Cronbach sebesar 0,961 dengan rtabel 1,860.

I. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah peroleh sehingga dapat digunakan dalam menjawab rumusan permasalahan, maka langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menghitung Peningkatan (N-Gain) Perkembangan Bahasa Verbal dan

Motorik Halus Anak

Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-Gain) dengan rumus Hake (Cheng, et. al, 2004: 35):

pre maks

pre post

S S

S S g

− − =

Keterangan:

Spost = Skor Postes

Spre = Skor Pretes

Smaks = skor Maksimum Ideal

Gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan peningkatan perkembangan bahasa verbal dan motorik halus anak dengan kriteria seperti pada Tabel 3. 11.

TABEL 3.11

KATEGORI TINGKAT GAIN YANG DINORMALISASI

Batasan Kategori

(38)

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g > 0,3 Rendah

Pengaruh pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif dapat dilihat dari perbandingan nilai g kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran dengan media audio interkatif dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Suatu pembelajaran dikatakan lebih efektif jika menghasilkan g lebih tinggi dibanding pembelajaran lainnya.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data perkembangan bahasa verbal anak dan perkembangan motorik halus untuk kelompok eksperimen dilakukan dengan persamaan (Sugiyono: 2007: 241):

( )

=

e e f

f f

x2 ( 0 )

dimana: f0 : frekuensi observasi

fe : frekuensi ekspektasi

Data dikatakan berdistribusi normal jika hitung < tabel.

b. Uji Homogenitas

(39)

90

Data dikatakan homogen bila Fhitung < Ftabel (Sugiyono: 2007: 276)

c. Uji Kesamaan Dua Rerata

Uji kesamaan dua rata-rata dipakai untuk membandingkan antara dua keadaan, yaitu keadaan nilai rata-rata pre test siswa pada kelompok eksperimen dengan siswa pada kelompok kontrol, keadaan nilai rata-rata post test siswa pada kelompok eksperimen dengan siswa pada kelompok kontrol, dan uji kesamaan rata-rata untuk g. Uji kesamaan dua rata-rata (uji-t) dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows 19.0 yaitu uji-t dua sampel independen (Independent-Sample t Test).

(40)

2. Dengan asumsi kedua variance tidak sama besar (equal variances not yaitu uji Mann-Whitney atau Wilcoxon (Ruseffensi, 1998: 398).

(41)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab 4 sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan media audio interaktif merupakan suatu strategi pembelajaran yang dilakukan dengan memainkan CD pembelajaran dan paket program IAI dengan tujuan untuk mengembangkan model-model pembelajaran Edukatif terhadap pengembangan yang dilaksanakan.

(42)

2. Pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif dalam meningkatkan perkembangan bahasa verbal dibandingkan dengan pembelajaran konvensional menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan (N-Gain) perkembangan bahasa verbal anak rata-rata sebesar 0,19 pada kelas eksperimen dan 0,14 pada kelas kontrol. Hal ini menunjuukkan adanya peningkatan yang signifikan. Adapun hasil pengujian data diperoleh asymp. sig. (2-tailed) pada tes akhir kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah sebesar 0,000. karena 0,000 ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan peningkatan perkembangan bahasa verbal anak di kelas antara hasil pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif di kelas eksperimen dengan hasil pembelajaran konvensional di kelas kontrol, di mana hasil pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif lebih tinggi daripada hasil pembelajaran konvensional.

(43)

156

halus anak antara hasil pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif di kelas eksperimen dengan hasil pembelajaran konvensional di kelas kontrol, di mana hasil pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif lebih tinggi dari pada hasil pembelajaran konvensional.

B. Rekomendasi

Berdasarkan dari hasil penelitian pembelajaran menggunakan media audio interaktif , peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Temuan di lapangan menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan media audio interaktif memberikan pengaruh yang lebih besar pada perkembangan bahasa verbal dibandingkan pada perkembangan motorik halus anak, dilihat dari peningkatan N-Gain pada kedua variabel tersebut pada pre test dan post test. Dikarenakan action pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih banyak

pada aspek bahasa verbal daripada motorik halusnya. Oleh karena itu direkomendasikan kepada guru untuk mengembangkan model pembelajaran dengan media audio interaktif yang menekankan pada aspek motorik halusnya .

(44)

interaktif lebih baik dilaksanakan dan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

(45)

159

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruci

Arsjad, Maidar G. dan Mukti U.S. (1998). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Brewer, Jo An. (2007). Introduction To Early Childhood Education Prescholl Throught Primary Grades. United States Of Amerika: Pearson.

Bergen D. (2002). “The Role of Pretend Play in Children’s Cognitive Development”. Journal Early Childhood Research & Practice, 4(1). [Online]. Available: http://ecrf.uiuc.edu/v4n1/bergen.html.

Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Dhieni, Nurbiana. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta.: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Gzezda, Theresa, dkk. (1991). Improving Isntruction and Assesment in Early Childhood Education. Washington DC : National Academy Pers.

Herwin. (2008). Aktivitas Pembelajaran gerak Motorik di Taman Kanak-kanak. Departemen Nasional. Yogyakarta.

Hirmaningsih. 2010. Motorik Halus. Http://bintangbangsaku.com/artikel/2010/02 Diakses tanggal 16 Februari 2010

http://www.google.com/perkembanganbahasa.padesofa/

http://widyo.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/633/Sinopsis-JADI_kanan.doc

Hurlock E. (2004) Perkembangan Anak Jilid 1 (terjemahan oleh Meitasari Tjandrasa dan Muchlisoh Zakarsih). Jakarta: Erlangga.

Janice. J Beaty. (1986). Observing Development of the Young Child. New York: MacMillan.

(46)

160

Masitoh. (2002). Model Pembelajaran Bahasa Berdasarkan Pendekatan Bahasa Menyeluruh. UPI. Tidak dipublikasikan.

Masitoh, dkk. (2005). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Masitoh, dkk. (2005). Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Mayke S. Tedjasaputra. (2001). Bermain, Mainan dan Permainan Untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Grasindo.

milis-nakita.2009.perkembangan motorik.jakarta

Moeslihatoen. (2004) Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Bandung: Rineka Cipta.

Mollie and Russell Smart.2010. Motorik Halus.

http:\\bintangbangsaku.com/artikel/2010/02, diakses tanggal 16 Februari 2010

MS.Sumantri.2008. Perkembangan Motorik Kasar dan Perkembangan Motorik Halus.http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/25/perkembangan motorik-kasar-dan-perkembangan-motorik-halus/

Muba, Wang. 2009. Perkembangan Bahasa. Jakarta

Mutiah, Diana. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Multiply. Inc Blog diambil dari

http://rumahkusorgaku.multiply.com/journal/item/20; pada tanggal 26 November 2008

Nurani, Yuliani. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. PT. Indeks. Jakarta.

Nurihksan, Juntika. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Papalia, dkk. (2009). Human Development (perkembangan Manusia) Edisi 10 Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika.

(47)

161

Pak Sofa, Perkembangan bahasa anak diambil dari

http://massofa.wordpress.com/2008/04/29/perkembangan-bahasa-anak/ pada tanggal 26 November 2008

Pucket, Margaret B. & Black, Jenet K. (2001). The Young Child Development From Prebirth Thorough Age Eight. Amerika: Merill Prentice Hall.

Rusefendi, H.E.T. (1998). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Andira.

Santrok. (1995). Life Span Development Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.

Setiawan Denny & Tatminingsih Sri, & Afnidar. (2009). Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Anak Usia Dini Di Indonesia Melalui Program Pembelajaran Audio Interaktif Untuk Guru Dan Anak Didik. Indonesia Sempena dan Peluncuran Alumni UKM Cawangan Indonesia.

Solehudin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Pra Sekolah. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.

Solehudin. (2004). Bermain dan Perkembangan dalam Persfektif Vygotsky, Makalah pada pelatihan pengembangan wawasan Dosen PGTK. Jakarta.

Sumantri, Mulyani & Syaodih, Nana. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Universitas Terbuka. Jakarta.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.

Sujiono, Yuliani Nurani. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks.

Suyanto, Slamet. (2005).Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Dikti. Jakarta Samsudin. (2008). Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-kanak. Prenada Media

Grup. Jakarta.

Santoso, S, & F. Tjiptono. (2001). Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elexmedia Computindo.

(48)

162

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suhartono. (2005). Pengembangan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Sudjana Nana & Ibrahim. (2007).Penelitian dan Penilian Pendidikan. Sinar Baru Algensindo.Bandung

Sudradjat, Amhad. (2008). Pembelajaran PAKEM. [Online]. Tersedia:http://ahmadsudadjat.wordpress.com[23 Juli 2010]

Sumantri, MS. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Syaodih, Ernawulan. (2008). Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini. Universitas Terbuka Jakarta

Tarigan Henry Guntur. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Triton, P, B. (2006). SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Uno. Hamzah B. (2007). Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Akasara.

USAID.Paket Program Audio Interactive: Panduan Guru TK.DBE2.Pustekom,UT.

Wahyuningsih Usadiati, Perkembangan Bahasa Pada Anak diambil dari

Gambar

TABEL 3.1 DESAIN PENELITIAN
gambar orang, membuat berbagai bentuk dengan playdough, membedakan
Gambar 3.1 Alur Penelitian
TABEL 3.2 JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
+7

Referensi

Dokumen terkait

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang

unsur tari yaitu wirahma, yang dimana selaras dengan pola irama musik tari. Ketepatan gerak terhadap pola irama musik ini memiliki korelasi

Dalam hal tidak terjadi perbedaan waktu yang signifikan antara penetapan kewajiban (pengakuan beban) dan pengeluaran kas serta masih dalam periode pelaporan, maka

Desain yang berbasis sustainable memungkinkan perancangan pasar kuliner dan hotel. tersebut dapat bertahan hingga beberapa puluh

Nama Pekerjaan : Survey Toponimi Pembangunan Geodatabase Bidang Kebinamargaan dan Pengairan Kabupaten Muara Enim Tahun 2017 meliputi Kecamatan Ujanmas, Benakat, Gunung

Lingkup penelitian meliputi produsen dan distributor pupuk wilayah Kalimantan Selatan pada berbagai lini serta para petani yang terlibat dalam program “Pajale” khusu snya

(Studi Eksperimen pada SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung) ”. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi. pada

The Portrayal of Gender Roles in Textbooks for Junior High School Students Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. THE PORTRAYAL OF