MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN
GROUP INVESTIGATION (GI)
(PTK di Kelas V SDN Jayasari Kecamatana Tanjungsari Kabupaten Sumedang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh
ORYZA SATIVA N 0903270
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG
MENINGKATKAN PEMBELAJARAN
GERAK DASAR LARI S
MELALUI MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN
GROUP INVESTIGATION
(GI)
Oleh
Oryza Sativa N
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada program studi PGSD pendidikan jasmani
© Oryza Sativa N 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN
GROUP INVESTIGATION (GI)
(PTK di Kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang)
Oleh Oryza Sativa N
NIM. 0903270
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I
Dr. Tatang Muhtar, M.Si NIP.194709201967011001
Pembimbing II
Dinar Dinangsit, M.Pd NIP. 198205152010122004
Mengetahui:
Ketua Program Studi PGSD Penjas
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah... 7
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Batasan Istilah ... 11
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 13
A.Pendidikan Jasman ... 13
1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 13
2. Tujuan Pendidikan Jasmani ... . 15
4. Tahap-Tahap Pelaksanaan Lari Sprint ... . 20
C. Perkembangan Anak ... 22
1. Pembinaan Atletik Untuk Siswa SD ... 22
2. Belajar Motorik... 22
3. Karakteristik Siswa Kelas V SD ... 22
D. Pembelajaran Kooperatif ... 23
1. Definisi Konseptual Pembelajaran kooperatif ... . 23
2. Perspektif-perspektif Teoritis Pembelajaran Kooperatif ... 24
3. Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) ... 25
4. Pembelajaran Kooperatif di Sekolah Dasar ... 26
E. Modifikasi………. ... 27
1. Pengertian Modifikasi ... 27
F. Hasil-hasil Penelitian yang relevan... 28
G. Hipotesis Tindakan ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 31
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31
1. Tahap Perencanaan Penelitian ... 35
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 35
3. Tahap Observasi ... 36
4. Tahap Refleksi... 37
E. Langkah-Langkah Pelaksanaan Siklus I s/d Siklus III... 37
1. Siklus I ... 37
2. Siklus II ... 38
3. Siklus III ... 39
F. Instrumen Penelitian ... 39
G. Teknik Pengumpulan Data ... . 41
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 41
1. Teknik Pengolahan Data ... . 41
1.Paparan Data Awal Kinerja Guru (Tahap Perencanaan) ... 46
2.Paparan Data Awal Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan)……… .. 49
3.Paparan Data Awal Aktivitas Siswa ... 52
4.Paparan Data Hasil Awal Tes Siswa ... 54
B.Paparan Data Siklus I……….. 56
1. Paparan Data Kinerja Guru (Tahap Perencanaan)Siklus I ... .... 56
2. Paparan Data Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan)Siklus I……. . 60
3. Paparan Data Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 64
4. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ... . 66
6. Refleksi Siklus I ... 68
a. Analisis dan Refleksi dalam Perencanaan Siklus I ... 68
b. Analisis dan Refleksi dalam Pelaksanaan Siklus I ... . 69
c. Analisis dan Refleksi dalam Aktifitas Siswa Siklus I ... 70
d. Analisis dan Refleksi dalam Tes Hasil Belajar Siklus I ... 71
C. Paparan Data Siklus II……… 74
1. Paparan Data Kinerja Guru (Tahap Perencanaan)Siklus II .... .... 74
2. Paparan Data Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan)Siklus II……. 77
3. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II... 81
4. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 83
5. Catatat Lapangan ... 85
6. Refleksi Siklus II ... 85
a. Analisis dan Refleksi dalam Perencanaan Siklus II ... 85
b. Analisis dan Refleksi dalam Pelaksanaan Siklus II ... 86
c. Analisis dan Refleksi dalam Aktifitas Siswa Siklus II... 87
d. Analisis dan Refleksi dalam Tes Hasil Belajar Siklus II ... 88
D. Paparan Data Siklus III……….. 90
1. Paparan Data Kinerja Guru (Tahap Perencanaan)Siklus III ... .... 90
2. Paparan Data Kinerja Guru (Tahap Pelaksanaan)Siklus III…. .. 93
3. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II... 97
4. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 99
5. Catatat Lapangan ... 101
6. Refleksi Siklus III ... 101
a. Analisis dan Refleksi dalam Perencanaan Siklus III... 101
b. Analisis dan Refleksi dalam Pelaksanaan Siklus III... 102
c. Analisis dan Refleksi dalam Aktifitas Siswa Siklus III... 102
d. Analisis dan Refleksi Tes Hasil Belajar Siklus III ... 103
E.Paparan Hasil Wawancara ...………. 105
3. Pembahasan Aktivitas Siswa...………. 110
3. Aktivitas Siswa ... 115
4. Hasil Belajar siswa ... . 115
B. Saran ... 116
1. Bagi Guru ... 116
2. Bagi Siswa ... 117
3. Bagi Sekolah ... 117
4. Bagi UPI Kampus Sumedang ... 118
5. Bagi Peneliti Lain ... 118
DAFTAR PUSTAKA ... 119
LAMPIRAN ... 121
4.19 : Rekapitulasi Presentase Aktivitas Belajar Siswa
(Siklus II) ... 87
4.20 : Rekapituasli Presentase Hasil Belajar Siswa
(Siklus II) ... 88
4.21 : Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III
(Tahap Perencanaan) ... 91
4.22 : Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III
(Tahap Pelaksanaan) ... 95
4.23 : Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 97
4.24 : Data Hasil Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 99
4.25 : Rekapitulasi Presentase Perencanaan Pembelajaran
(Siklus III) ... 101
4.26 : Rekapitulasi Presentase Pelaksanaan Kinerja Guru
(Siklus III) ... 102
4.27 : Rekapitulasi Presentase Aktivitas Belajar Siswa
(Siklus III) ... 103
4.28 : Rekapituasli Presentase Hasil Belajar Siswa
(Siklus III) ... 104
4.29 : Data Hasil Pengamatan Kinerja Guru (Perencanaan)
Tiap Siklus ... 107
4.30 : Data Hasil Pengamatan Kinerja Guru (Pelaksanaan)
Tiap Siklus ... 109
4.31 : Data Observasi Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 110
4.32 : Perbandingan Jumlah Siswa Tuntas dan Persentase
Ketuntasan ... 112
DAFTAR GAMBAR
3.1 : Denah Sekolah ... 32
3.2 : Model Spiral dari Kemmis dan Mac Taggart
DAFTAR LAMPIRAN
RPP ... ... 121
Format Instrumen ... 142
Foto Dokumentasi ... 161
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia berbeda dengan hewan mamalia ketika begitu lahir langsung siap
untuk menghadapi kehidupan, dimana peningkatan kemampuan tubuh hewan
tergantung dari naluri. Manusia memiliki tahapan yang begitu panjang
didalamnya terdapat proses pengasuhan dan pembinaan untuk penyesuaian
kemampuan tubuh dalam melakukan aktifitas.
Salah satu proses pembinaan gerak yaitu dengan pembelajaran Jasmani.
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengaktualisasikan seluruh
potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk isi
dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan. Secara
sederhana pendidikan jasmani itu tak lain adalah proses belajar untuk bergerak
dan belajar melalui gerak. Maksudnya, selain belajar dan dididik melalui gerak
untuk mencapai tujuan pengajaran, dalam pendidikan jasmani itu anak diajarkan
untuk bergerak. Melalui pengalaman yang dialaminya itu akan terbentuk
perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya. Pendidikan jasmani itu sendiri
merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, bermain dan/atau
olahraga.
Tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani bersifat menyeluruh
yaitu berkembangnya kemampuan psikomotor, kognitif dan afektif peserta didik,
dan yang menjadi inti dari program pendidikan jasmani yaitu perkembangan
keterampilan gerak. Perkembangan gerak bagi anak-anak SD, diartikan sebagai
perkembangan dan penghalusan aneka keterampilan gerak dasar dan keterampilan
gerak yang berkaitan dengan olahraga.
Gerak yang dilakukan anak merupakan inti dari pendidikan jasmani itu
sendiri dan perkembangan kebugaran jasmani merupakan tujuan penting dalam
program pendidikan jasmani di SD, istilah kebugaran di sini mencakup bukan
2
mendukung performa. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan
yang tercakup didalamnya kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas yang ada
kaitannya dengan pencapaian derajat sehat dinamis. Ketiga unsur itu penting
untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa kelelahan yang berarti sehingga masih
terdapat sisa energi yang tersisa untuk melaksanakan tugas berikutnya. Istilah
kebugaran yang terkait performa disebut dalam istilah kebugaran motorik
(motorik fitness). Dengan adanya kebugaran untuk melakukan tugas gerak,
seseorang mampu melaksanakan tugas yang memerlukan keterampilan gerak,
itulah sebabnya di dalamnya terdapat unsur pendukung yaitu kecepatan,
koordinasi, agilitas, power dan keseimbangan.
Karakteristik anak sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran
pendidikan jasmani dan olahraga, karena semua aspek yang diajarkan harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan siswa. Menurut
Espenchade dan Ekert (Suherman, 2008 : 35) karakteristik anak-anak usia enam
sampai dua belas tahun sebagai berikut :
1. Pertumbuhan relatif stabil
2. Anggota badan tumbuh dengan cepat.
3. Pada masa praremaja terjadi beberapa perubahan pinggul dan bahu baik pada anak laki-laki maupun pe
4. rempuan.
5. Pada masa praremaja terjadi lonjakan lemak, terutama pada laki-laki. 6. Perbedaan kecepatan pertumbuhan lebih banyak terjadi pada awal
periode, seperti percepatan pertumbuhan pada awal pematangan. 7. Keseimbangan berkembang dengan pesat.
8. Pola gerak dasar menjadi terkoordinasi dengan baik. 9. Koordinasi mata tangan meningkat.
10.Organisasi dan pengendalian gerak membaik. 11.Kekuatan dan daya tahan meningkat.
12.Jangkauan atau luas perhatian menjadi meningkat.
13.Memerlukan latihan untuk peningkatan keterampilan, memperoleh status soasial dan pengembangan daya tahan.
14.Jiwa petualang sangat dominan.
15.Kematangan untuk bersosialisasi meningkat.
16.Rsa ingin tahu dengan akal pikiran sehat meningkat. 17.Minta terhadap suatu kecakapan dan jiwa petualang tinggi.
3
Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah
memiliki perananan yang penting, dimana dalam pembelajarannya siswa diberi
kesempatan untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar.
Keterampilan anak dalam bermain juga merupakan gerak dasar dalam pembinaan
olahraga, maka pembelajaran atletik penting untuk diajarkan kepada siswa sesuai
dengan karakteristik siswa tersebut.
Lari merupakan salah satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga
atletik. Menurut Muhtar (2009: 12) lari adalah “lompatan yang berturut-turut. Di dalamnya terdapat suatu phase dimana kedua kaki tidak menginjak/menumpu
pada tanah”.
Lari jarak pendek atau sering juga dikatakan lari cepat (sprint) adalah “suatu cara untuk berlari dimana si atlit harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan
semaksimal mungkin” (Muhtar, 2009). Lari sprint merupakan koordinasi yang tepat antara aspek gerak keseluruhan, posisi tubuh, ayunan lengan, gerak kaki dan
memasuki finist. Dari point tersebut guru pendidikan jasmani perlu merancang
bentuk-bentuk variasi latihan atau model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
Menurut Muhtar (2009 : 15) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan gerakan lari sprint diantaranya :
1. Membuat titik tertinggi pada kaki yang mengayun (kaki yang bebas) sama besar ekstrensinya dengan kaki yang mendorong (kaki yang menyentuh tanah).
2. Membuat mata kaki yang dilangkahkan ini seelastis mungkin. 3. Menjaga posisi tubuh sama seperti posisi berjalan biasa. 4. Menjaga kepala tetap tegak dan pandangan lurus ke depan.
5. Mengayunkan lengan sejajar dengan pinggul dan sedikit menyilang ke badan.
6. Membuat gerak kaki yang sempurna dengan melangkah secara horizontal bukan vertikal.
7. Lari pada satu garis lurus dengan meletakan kaki yang satu tempat di depan kaki yang lainnya.
Permasalahan yang timbul dalam pembelajaran atletik di SD adalah :
1. Siswa kurang menyukai pembelajaran lari sprint karena dianggap
4
2. Guru kurang kreatif dalam merumuskan RPP sehingga
pembelajran terkesan monoton.
3. Masih banyak siswa yang gerak dasar lari sprintnya kurang baik,
seperti pada saat berlari gerakan tangan yang seharusnya berada
dipinggir dada, para siswa tidak menempatkan tangannya disebelah
dada mereka, gerakan tungkainya tidak diangkat serta badan
mereka tidak dicondongkan.
4. Motivasi siswa kurang dalam mengikuti pembelajaran atletik, hal
ini dikarenakan kebanyakan pembelajaran atletik dilakukan secara
drill saja tanpa ada pengembangan model pembelajaran yang
membuat suasana pembelajaran lebih hidup.
5. Siswa merasakan kejenuhan dalam pembelajaran atletik
dikarenakan kebanyakan pembelajaran atletik hanya mempelajari
materi sendiri.
Dari uraian diatas dalam membina dan meningkatkan pengembangan
kemampuan gerak dasar siswa SD terhadap pembelajaran lari sprint, guru penjas
harus merancang bentuk-bentuk latihan yang menarik dan harus disesuaikan
dengan karakteristik dari siswa SD. Bila masih ada kesalahan, ini harus tetap
dikoreksi dan terus diteliti. Hal ini berfungsi untuk melihat siswa didik kita sudah
berkembang kemampuannya atau tidak, minimal sudah sampai memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan
sebagai solusi memecahkan masalah diatas diantaranya dengan
mengimplementasikan modifikasi model pembelajaran group investigation.
Model kooperatif sindiri merupakan model pembelajaran yang menekankan pada
pembelajaran diskusi kelompok yang bertujuan untuk membantu kelompok anak
yang mengalami kesulitan dalam memahami materi dengan bantuan teman
sejawat. Model group investigation merupakan “model pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan
5
Model group investigation lebih mengutamakan pada pengontrolan siswa.
Kelebihan model pembelajaran ini adalah dengan Dalam modifikasi model ini
siswa dikelompokan, diharapkan dapat mengeksplorasi kemampuannya dengan
bertukar pikiran dengan teman-teman sejawatnya. Diharapkan siswa tidak pasif
dalam pembelajaran antuan teman sejawat biasanya anak lebih mudah memahami
materi pelajaran yang diberikan daripada memperhatikan pembelajaran dari guru.
Peran guru disini adalah mengontrol pembelajaran dan memberikan penguatan
bila terjadi kesalahan pemahaman dalam proses pembelajaran. Dalam model ini,
siswa langsung mengeksplorasi kemampuan yang mereka miliki lalu
mendiskusikan dan melakukannya dengan teman satu teamnya. Jadi, selama
proses pembelajaran siswa terlibat langsung dalam aktivitas pemahaman dan
pembelajaran gerak.
Berdasarkan penjabaran diatas, modifikasi model pembelajaran group
investigation ini akan berdampak instruksional, yakni mencapai tujuan
membangun pengetahuan pada diri peserta didik, melatih disiplin dalam
penelitian, serta belajar hidup berkelompok. Sedangkan dalam pembelajaran
tersebut akan dicapai juga dampak pengiring, yakni peserta didik akan menyadari
akan keterikatan hidup dengan orang lain, menghormati sesama, perlunya
komitmen hidup dalam kelompok, serta merasa bebas sebagai peserta didik.
Mengasah sisi sosial siswa ini seringkali tidak diperhatikan oleh guru,
padahal sisi sosial siswa sangat penting guna pengembangan karakteristik dan
kepribadian siswa untuk menjadi pribadi yang memiliki identitas dalam
komunitasnya.
Jika tidak diteliti maka kita tidak tahu apakah kemampuan anak didik kita
berkembang atau tidak, dan hal yang dapat mengetahui peningkatan kemampuan
dari anak didik itu sendiri adalah dengan diadakan sebuah evaluasi.
Adapun hasil observasi, wawancara dan tes yang dilakukan terbukti bahwa
pada pembelajaran lari sprint, ternyata anak-anak kurang menguasai keterampilan
6
Tabel 1.1
Data Hasil Tes Awal Pembelajaran Gerak Dasar Lari Sprint
Pada Kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang
7
Nilai KKM = 75
Jika siswa mendapat nilai ≥ 75 dikatakan tuntas. Jika siswa mendapat nilai< 75 dikatakan belum tuntas.
Berdasarkan hasil observasi, data awal yang didapatkan dari hasil observasi
dapat diinterpretasikan bahwa ada 5 atau sekitar 20% siswa dinyatakan lulus, dan
19 atau 80% siswa dinyatakan tidak lulus. Penulis sangat yakin akan masalah
hasil belajar anak kelas V ini sangatlah kurang. Maka dari itu penulis akan
mencoba melakukan penelitian dari masalah ini.
Guru Pendidikan Jasmani haruslah pandai dalam memodifikasi
pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya, agar dapat
meningkatkan kemampuan siswa. Untuk mendukung keberhasilan dalam
mengajarkan Pendidikan Jasmani di SD, guru harus mampu mengembangkan
model pembelajaran untuk mencapai keberhasilan, pencapaian program
pembelajaran. Disamping itu Guru pendidikan jasmani juga harus dapat
mengelola kelas ketika pembelajaran sedang berlangsung.
Hal itu perlu dikuasi oleh guru penididikan jasmani agar ketercapaian tujuan
pembelajaran dapat terpenuhi. Mengingat siswa memiliki karakter yang berbeda
guru pendidikan jasmani pula perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang
dapat membuat siswa bersinergi, serta guru pendidikan jasmani dituntut untuk
membuat suasana yang kondusif agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
Model pembelajarn ini dapat guru ambil dari model yang telah ada atau dapat pula
memodifikasinya sehingga dapat diimplementasikan ke dalam kelas yang
diajarnya.
Kendala yang dihadapi di SDN jayasari penguasaan gerak dasar lari sprint
siswa-siswanya kurang memadai, serta penyampaian pembelajaran yang belum
maksimal oleh guru Penjas, maka diperlukan suatu cara untuk menyelesaikan
permasalahan di atas sehingga bertitik tolak dari uraian di atas penulis terdorong
8
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang masalah, penulis mencoba menerapkan
modifikasi pembelajaran Group Investigationpada pembelajaran lari sprint .
Penulis merumuskan masalah tersebut, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan
gerak dasar lari sprint melalui modifikasi model pembelajaran Group
Investigation pada siswa kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang?
2. Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran sebagai upayameningkatkan
gerak dasar lari sprint melalui modifikasi model pembelajaran Group
Investigation pada siswa kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang?
3. Bagaimana aktifitas siswa dalam pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan gerak dasar lari sprint melalui modifikasi model
pembelajaran Group Investigation pada siswa kelas V SDN Jayasari
Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang?
4. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran sebagai
upayameningkatkan gerak dasar lari sprint melalui modifikasi model
pembelajaran Group Investigation pada siswa kelas V SDN Jayasari
Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang?
C. Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang terungkap dalam pembelajaran penjas kelas V
SD Negeri Jayasari terhadap materi pembelajaran Pendidikan Jasmani khususnya
dalam materi atletik, maka peneliti akan memecahkan masalah diatas dengan
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam siklus-siklus. dimana disetiap
siklus akan dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Dengan melihat penjabaran permasalahan yang telah disampaikan diatas
maka tindakan yang akan diambil adalah melakukan serangkaian pembelajaran
9
tindakan yang akan dilakukan adalah mengimplementasikan modifikasi model
pembelajaran group investigation.
2. Pelaksanaan tindakan
Dalam tahap ini peneliti akan melakukan tindakan sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun dan terfokus pada tujuan dilakukannya penelitian,
yaitu bagaimana implikasi modifikasi model pembelajaran group investigation di
SD Negeri Jayasari. Tindakan yang dilakukan akan disesuaikan sesuai dengan
program pembelajaran sehari-hari.
3. Aktifitas siswa
Aktifitas siswa ditingkatkan dengan cara mengobservasi siswa. Observasi
dilakukan untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan
dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.
4. Hasil belajar
Pada akhir kegiatan guru menuliskan hasil refleksi mengenai proses,
masalah dan hambatan yang ditemukan kemudian dilanjutkan dengan refleksi
terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah ingin:
1. Mengetahui perencanaan pembelajaran lari sprint dengan modifikasi
model pembelajaran group investigation.
2. Mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran lari sprint dengan
modifikasi model pembelajaran group investigation.
3. Mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran lari sprint dengan
modifikasi model pembelajaran group investigation.
4. Mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran lari sprint dengan
10
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa
a. Dengan diterapkannya modifikasi model pembelajaran group
investigation dalam proses pembelajaran lari sprint di kelas V SDN
Jayasari diharapkan mempercepat penguasaan gerak dasar lari sprint
siswa,
b. Dangan adanya penelitian ini, diharapkan siswa bisa lebih termotivasi
dalam melaksanakan pembelajaran lari sprint pada saat mengikuti mata
pelajaran pendidikan jasmani.
c. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan rasa percaya diri dan antusias
siswa dapat meningkat dalam pembelajaran lari sprint.
2. Bagi Guru
a. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru pendidikan jasmani bisa
lebih kreatif dalam mengembangkan model pembelajaran untuk
berjalannya proses kegiatan belajar mengajar.
b. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan guru pendidikan jasmani bisa
lebih memahami akan pentingnya modifikasi model pembelajaran pada
pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya pada pembelajaran lari
sprint.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam peningkatan hasil belajar
siswa, khususnya dalam pembelajaran lari sprint.
b. Dapat dijadikan bahan evaluasi tentang keberhasilan pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah dasar.
4. Bagi Lembaga
a. Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat memberikan suntikan
motivasi untuk menciptakan tenaga pengajar yang berkualitas di masa
yang akan datang.
b. Dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya
11
5. Bagi Peneliti
a. Pribadi
1) Dapat memperoleh data dan informasi yang transparan tentang
permasalahan-permasalahan di dalam proses kegiatan belajar
mengajar pada siswa kelas V dalam mengikuti pembelajaran lari
sprint.
2) Dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman
dalam menyusun karya ilmiah.
3) Dapat memberikan pengetahuan baru tentang
karakteristik-karakteristik siswa kelas V dalam mengikuti proses pembelajaran
pendidikan jasmani.
b. Peneliti lain
1) Dapat dijadikan sebagai sumber atau referensi bagi peneliti lain
dalam melakukan penelitian selanjutnya.
2) Dapat memperoleh pengetahuan baru tentang pembelajaran
pendidikan jasmani khususnya pembelajaran pada lari sprint.
F. Batasan Istilah
Meningkatkan adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada diri hasil belajar
atau latihan (SISDIKNAS, 2003).
Gerak Dasar adalah kemampuan awal yang dimiliki seseorang (Kamus Besar :
359).
Lari Sprint adalah suatu cara untuk berlari dimana si atlit harus menempuh
seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin ( Muhtar, 2009 : 12 ).
Modifikasi adalah perubahan dari sesuatu yang telah ada sebelumnya (Ngasmin
12
Model Pembelajaran mengandung arti “Bagaimana mengajarkan sesuatu kepada
anak didik, tetapi ada juga suatu pengertian bagaimana anak didik mempelajarinya” (Sukintaka, 1992: 70).
Group Investigastion kreativitas kooperatif dimana guru dan murid membangun
proses pembelajaran yang disarkan pada perencanaan mutual dari berbagai
pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan mereka masing-masing (Miftahul, 2011 :
31
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jayasari Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Penelitian dilakukan karena ditemukan
masalah bahwa masih banyak siswa kelas V SD Negeri Jayasari mengalami
kesulitan dalam penguasaan gerak dasar lari sprint. Adapun pemilihan lokasi
penelitian ditetapkan dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh guru penjas tersebut dalam
pelaksanaan program sekolah, kususnya dalam pembelajaran meningkatkan
kemampuan gerak dasar lari srint.
b. Sekolah tersebut tempat peneliti bertugas, sehingga hal ini mempermudah
peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dan jalur birokrasi yang
ditempuh tidak terlalu sulit.
c. Peneliti lebih hapal terhadap sifat, karakter dan kebiasaan siswa sehingga
memudahkan peneliti untuk mengidentifikasi siswanya yang selama ini
dianggap bermasalah, dan memudahkan peneliti untuk memantau, merevisi,
dan mencari data-data yang diperlukan selama penelitian.
d. Ingin meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran gerak dasar lari
sprint sebagai salah satu kompetensi pada mata pelajaran pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan.
e. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah yang
bersangkutan untuk dapat memecahkan pembelajaran, terutama pada
pembelajaran Pendidikan Jasmani dalam materi atletik lari sprint.
f. Sekolah memiliki sarana pendukung untung pelaksanaan penelitian, sehingga
32
Gambar 3.1 Denah Sekolah 2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Januari 2013 sampai dengan selesai.
Lamanya penelitian adalah selama enam bulan. Karena penelitian tindakan kelas
dilakukan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar. Maka kegiatan penelitian
dilakukan dalam beberapa siklus sehingga permasalahn yang muncul dapat
diselesaikan. Untuk itu diperlukan waktu yang relatif lama untuk melakukan
penelitian ini. Dengan jadwal jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri
Jayasari, yang berjumlah 24 orang siswa terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 8
No Uraian kegiatan
WAKTU PELAKSANAAN
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan
33
orang siswa perempuan. Pemilihan kelas V sebagai subyek penelitian dilandasi
atas pertimbangan bahwa permasalahan dalam penelitian ini ditemukan di kelas V
banyak kesulitan dalam melakukan gerak dasar meningkatkan kecepatan lari
dalam lari jarak pendek. Peneliti bertindak sebagai konseptor dan observer,
sedangkan mitra peneliti berperan sebagai guru yang terjun langsung ke lapangan
untuk menyajikan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Adapun kondisi
sekolahnya yaitu dengan luas tanah 2240 m2, luas bangunan 539 m2, jumlah
guru 19 orang, dan jumlah seluruh siswa 267 orang dengan rincian laki-laki 134
siswa dan perempuan 133 siswa.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) atau class action research sebagai cara untuk menjawab
permasalahan yang ada. Menurut Kemmis (Dalam Wiriaatmadja, 2008: 12)
menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah:
sebuah bentuk inkuiri reflektif yang di lakukan secara kemitraan mengenai situasi social tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan resionalitas dan keadilan a. kegiatan praktek social atau pendidikan mereka b. pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan peraktek pendidikan ini dan c. situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan peraktek ini.
Ada empat komponen yang menjadi konsep PTK. Sesuai dengan pendapat
Suharsimi Arikunto (2002: 83), Keempat komponen tersebut menunjukkan
langkah-langkah atau tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan atau Planning. b. Tindakan atau Acting
c. Pengamatan atau Observing dan d. Refleksi atau Reflecting.
Penelitian Tindakan Kelas memiliki manfaat yang sangat berguna dalam
kemajuan kegiatan pembelajaran dimana dla penelitian ini guru dapat guru terjun
langsung untuk lebih memahami bagaimana cara untuk peningkatan dan
34
Kaitannya dengan pembelajaran lari sprint, metode PTK ini sangat tepat
digunakan karena dilaksanakan dalam lingkungan pembelajaran secara langsung
dengan tetap mempriorotaskan peran profesionalisme guru dalam kaitannya
dengan refleksi diri terhadap kinerja dan aktivitas mengajar. Dalam hal ini guru
memiliki wewenang yang luas (otonom) dalam melaksanakan
tindakan-tindakannya selama proses pembelajaran.
2. Desain Penelitian
Desain peneliti yang digunakan adalah desain yang dibuat oleh Stephen
Kemmis dan Robbin Mc Taggart, yang mana di dalam satu siklus atau putaran
terdiri dari empat komponen. Dalam desain ini sesudah satu siklus selesai
diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, akan diikuti dengan
adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri, dan
demikian seterusnya, atau dengan beberapa kali siklus. Berikut adalah design
penelitian model stphen Kemmis dan Robbin Mc Taggart.
Gambar 3.2
Model Spiral dari Kemmis dan Mc Taggart Wiriaatmadja (2008: 66)
Setiap siklus berdasarkan model spiral di atas dimulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi kemudian kembali
35
Gambar 3.1 di atas, diawali dengan perencanaan (planning), yaitu
perencanaan yang matang yang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah
dalam pembelajaran, lalu merencanakan rencana tindakan yang harus dilakukan
sebagai suatu solusi dari masalah: pelaksanaan (action) yaitu wujud atau
implementasi dari tindakan yang telah dirancang sebelumnya; pengamatan
merupakan kegiatan mengamati mulai dari proses dan hasil dari tindakan yang
telah dilaksanakan; refleksi merupakan kegiatan memikirkan suatu upaya
evaluasi. Dari refleksi ini, akan ditentukan suatu perbaikan tindakan (replanning)
selanjutnya. Maka rencana tindakan selanjutnya mengulang suatu tindakan dengan
terus memperbaiki dari suatu tindakan ketindakan sampai dengan target yang
telah ditetapkan dapat tercapai.
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Perencanaan Penelitian
Pada tahap perencanaan penulis menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yang akan digunakan yang didalamnya memuat solusi untuk
pemecahan masalah yang terjadi. Penulis juga mempersiapkan alat bantu, bahan,
media pembelajaran untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian.
Penulis juga menerapkan komponen dalam PTK seperti yang telah
dijelaskan diatas, namun sebelumnya peneliti melakukan observasi awal,
memperoleh gambaran mengenai karakteristik aktivitas belajar siswa
menunjukkan oleh jumlah aktif belajar siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran Penjas khususnya materi lari sprint.
2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
a. Kegiatan awal (15 menit)
1) Siswa dibariskan menjadi empat bersap
2) Berdo’a
3) Mengabsen siswa
4) Menegur siswa yang tidak mengenakan seragam olahraga
5) Melakukan gerakan pemanasan
36
a) Gerakan merenggutkan kepala depan belakang
b) Gerakan menengokkan kepala samping kiri dan kanan
c) Gerakan lengan kedepan dan kepinggir
d) Gerakan kaki dilipat ke belakang kemudian ke samping
e) Gerakan kombinasi
6) Melakukan lari-lari kecil mengelilingi lapangan.
7) Pre tes (bertujuan untuk mengelompokan siswa beranggotakan empat
orang dengan tingkat kemampuan yang bervariasi)
b. Kegiatan Inti (45 menit)
1) Siswa dibagi menjadi lima kelompok.
2) Penjelasan cara melakukan latihan gerak dasar lari sprint (gerakan lari)
yang dilakukan (perorangan dan berkelompok) dengan koordinasi yang
baik dengan diberikannya gambaran mengenai pelaksanaan lari sprint.
3) Melakukan diskusi yang dibarengi latihan gerak dasar lari sprintr
(gerakan lari) yang dilakukan oleh setiap kelompok dengan koordinasi
yang baik.
4) Guru sebagai fasilitator memantau sejauh mana perkembangan
kemampuan siswa yang didapat dari hasil diskusi kelompok dan
member stimulus untuk memantapkan pemahaman serta gerak dasar
siswa dalam melakukan lari sprint.
5) Siswa saling memberikan masukan kepada teman sekelompoknya
yang gerakan dasar lari sprint nya masih kurang tepat.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Tes lari sprint
2) Melakukan pelemasan
3) Siswa dan guru melakukan refleksi
3. Tahap Observasi
Dengan observasi peneliti melakukan kegiatan mengamati seluruh aktivitas
siswa selama proses pembelajaran. Adapun fokus yang diamati dalam
pembelajaran gerak dasar meningkatkan kecepatan lari sprint dalam lari jarak
37
berpedoman pada lembar observasi untuk kinerja guru dan lembar observasi untuk
aktivitas siswa.
4. Tahap Refleksi
Adapun langkah-langkah refleksi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pengecekan kelengkapan data yang terjaring selama proses tindakan
b. Analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap semua informasi atau data yang
diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.
c. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tundakan.
d. Mendiskusikan dan pemaknaan data yang dilakukan antara guru, peneliti dan
pihak lain yang terlibat.
e. Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam sekenario
pembelajaran dengan berdasarkan pada analisis data proses dalam
tindakansebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah
dilakukan.
E. Langkah-Langkah Pelaksanaan Siklus I s/d siklus III 1. Siklus I
a. Perencanaan
Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang
telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan
penekanan perilaku guru pada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih
yang berorientasi pada keberhasilan (kunci motivasi 1). Dalam
pelaksanaannya guru lebih banyak memberikan pengalaman sukses melalui
pemberian umpan balik dalam bentuk penghargaan secara verbal.
b. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana
(skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus I. Disini peneliti
memberikan perlakuan yaitu pemberian materi ajar dari guru ditambahkan
pemberian buku penjaskesor kelas V yang berisi materi lari sprint. Siswa
beserta kelompok kerjanya diberikan kebebasan untuk menginvestigasi tugas
38
c. Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi perilaku siswa dan
guru penjas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan disiklus I.
d. Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai
pada siklus I untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang
telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan
penekanan perilaku guru ada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih
yang berorientasi pada memotivasi secara intrinsik (kunci motivasi 2). Dalam
pelaksanaannya guru lebih banyak memberikan dorongan secara personal
kepada setiap siswa bahwa siswa mampu melaksanakan setiap tugas gerak
dan untuk itu siswa harus giat dan bekerja keras dalam berlatih melaksanakan
tugas gerak sebagaimana intruksi guru. Guru harus membuat kesan bahwa
hasil belajar yang baik diperoleh melalui latihan yang sungguh-sungguh.
b. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana
(skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus II. Disini peneliti
memberikan perlakuan yaitu pemberian materi ajar dari guru ditambahkan
pemberian buku yang berisi gambar serta penjelasan mengenai materi lari
sprint. Siswa beserta kelompok kerjanya diberikan kebebasan untuk
menginvestigasi tugas gerak yang diberikan oleh guru.
c. Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas
gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus II.
d. Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai
39
3. Siklus III
a. Perencanaan
Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang
telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan
penekanan perilaku guru pada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih
yang berorientasi pada kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa (kunci
motivasi 3). Dalam pelasanaannya guru penjas lebih menekankan pada
pemahaman siswa bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda.
Guru penjas memprioritaskan siswa yang mengalami kesulitan belajar karena
siswa seperti itu lebih banyak
membutuhkan dorongan berupa pujian dan motivasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana
(skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus III. Disini peneliti
memberikan perlakuan yaitu pemberian materi ajar dari guru ditambahkan
pemberian buku yang berisi gambar materi lari sprint serta melihat video
mengenai lari sprint. Siswa beserta kelompok kerjanya diberikan kebebasan
untuk menginvestigasi tugas gerak yang diberikan oleh guru.
c. Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas
gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus III.
d. Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai
pada siklus III sebagai akhir dari pelaksanaan tindakan kelas yang kemudian
memasuki tahapan pengolahan data.
F. Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran gerak dasar meningkatkan
gerak dasar lari sprint dalam lari jarak pendek melalui modifikasi model group
investigation, dilakukan dengan cara observasi langsung di lapangan saat kegiatan
40
Dalam penelitian ini, peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama
(human instrument) yang terjun ke lapangan serta berusaha mengumpulkan
sendiri informasi yang diperlukan.
Untuk mengetahui jumlah waktu aktif berlatih atau belajar siswa melalui
penerapan memotivasi siswa berlatih, maka peneliti langsung melaksanakan
observasi untuk mengumpulkan data Melalui pedoman observasi dalam bentuk
format yang telah dibuat untuk mengumpulkan data, berbagai informasi dalam
upaya mengetahui perubahan peningkatan jumlah aktif berlatih atau belajar siswa
instrument penelitian meliputi :
1. IPKG1
IPKG 1 merupakan format penilaian guru pada tahap perencanaan
pembelajaran. (format terlampir)
2. IPKG 2
IPKG 2 merupakan format penilaian guru pada tahap pelaksanaan
pembelajaran. (format terlampir)
3. Lembar Aktifitas siswa
Lembar aktifitas siswa digunakan untuk mengetahui peningkatan aktifitas
siswa selama pembelajaran lari sprint melalui modifikasi model pembelajaran
group investigation. (format terlampir)
4. Tes Hasil belajar
Lembar tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan gerak
dasar lari melalui modifikasi model pembelajaran lari sprint. Tes yang
digunakan adalah tes praktik. Pencapaian keberhasilan dapat diketahui
melalui penilaian yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
dan sesudah proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan
guru dengan cara mengobservasi siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Sedangkan penilaian sesudah proses adalah hasil belajar siswa,
41
5. Wawancara
Dalam penelitian ini objek yang diwawancarai adalah guru dan siswa. Tujuan
wawancara ini untuk mengetahui pendapat, pandangan, dan apa saja yang
diperoleh saat pembelajaran. (format terlampir)
6. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang penting dilapangan
ketika pembelajaran perlangsung dari setiap siklus sehingga akan tergambar
peningkatan dari setiap siklus. (format terlampir)
G. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap
tindakan dalam proses pembelajaran Penjas dalam hal ini materi lari sprint proses
pengumpulan data dibantu pula guru Kelas dan Kepala Sekolah sebagai rekan
peneliti (mitra sejawat).
Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis
guna memecahkan masalah penelitian berasal dari hasil observasi selama
pelaksanaaan tindakan, meliputi aktivitas yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan
perilaku guru selama proses pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan.
Berdasarkan itu maka data penelitian dapat diklasifikasikan menjadi dua
sumber data yang berasal dari:
1. Siswa: melalui perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh aktivitasnya
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Penjas.
2. Guru: catatan jurnal dan data peneliti dari setiap perubahan siklus pada setiap
observasi dan refleksi dari setiap kegiatan.
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Secara umum kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam proses
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada
42
b. Membandingkan jumlah siswa yang terlibat secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran Penjas pada setiap siklus penelitian yang dilaksanakan.
c. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan
catatan guru setelah tiga kali siklus pembelajaran dilaksanakan.
d. Menganalisa jumlah waktu aktif berlatih atau belajar siswa dari awal tindakan
sampai akhir tindakan.
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes hasil
pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Jayasari. Data pada
penelitian ini terdiri dari data proses dan data hasil belajar.
a. Data proses
Teknik yang dilakukan dalam pengolahan data proses yaitu penilaian
terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam lembar observasi kinerja guru dan
aktivias siswa. Masing-masing memiliki skor 4-3-2-1 dengan deskriptor penilaian.
b. Data hasil belajar
Teknik pengolahan data hasil-hasil pembelajaran gerak dasar lari sprint
adalah menganalisis gerakan yang dilakukan siswa.
2. Analisis Data.
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara
dikelompokkan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data
mentah, berdasarkan atas unit-unit yang ada, lalu diterapkan kategorisasi. Dalam
pengolahan data ini, perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran Penjas sebagai
aktivitas siswa apakah aktif, aktivitas manajemen, aktivitas memperhatikan
intruksi, dan aktivitas lain.
Proses analisis data dimulai dengan mempelajari seluruh data yang
terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes hasil belajar. Setelah itu
data-data dirangkum menjadi poin yang terjaga keabsahannya.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu wawancara, observasi, yang sudah dituliskan dalam
43
ditelaah, kemudian data tersebut direduksi yang dilakukan dengan jalan membuat
abstraksi.
Seperti yang diungkapkan Sugiono dalam Supriatna (Irfan 2010:57) analisis
data adalah :
Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Dapat disimpulkan bahwa proses analisis data itu dimulai dengan
menginpretasikan seluruh data yang didapat dari semua sumber, diantaranya
melalui observasi, wawancara, catatan lapangan, dan tes perbuatan. Setelah data
tersebut terkumpul peneliti merekontruksi apa yang telah dilaksanakan dan
diabstraksi kedalam rangkuman yang didalamnya terdapat intisari yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Abstraksi dilakukan untuk membuat rangkuman yang inti, proses,
peryataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya.
Selanjutnya data disusun dalam satuan-satuan kemudian dikategorisasikan. Tahap
akhir dari analisis data adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
Analisis kualitatif tujuan utamanya menjelaskan suatu masalah tetapi
menghasilkan generalisasi. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode
perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif.
Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”.
Data merupakan contoh nyata dari kenyataan yang dapat diimpretasikan ke
tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian
kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan
menguji teori-teori yang timbul. Tahap terakhir data tersebut dikategorikan,
44
I. Validitas Data
Tahap validitasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:
1. Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi
berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda dimana masing-masing sudut
pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses pembelajaran.
Trigulasi dilakukan dengan cara membandingkan serta mendiskusikan hasil
yangdilaksanakan setelah siklus bersama dengan teman sejawat.
Waktu pelaksanaan:
a. Hari : Kamis
b. Tanggal : 16 Nopember 2012
c. Tempat : SD Negeri Jayasari Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang.
Peneliti mengadakan diskusi dengan:
a. Guru Penjas : Enjang Toni, S.Pd
b. NIP : 196203301986101001
c. Kepala Sekolah : Rudi Karyadi, S.Pd, M. MPd
d. NIP : 196408181986031014
2. Member Check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan
cara mengonfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada setiap kali
pertemuan. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah
keterangan, informasi, atau penjelasan itu tetap atau tidak berubah, sehingga
dapat dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya. Maka
kegiatan yang akan dilakukan adalah mengecek:
a. Daftar hadir kelas V SD Negeri Jayasari
b. Nomor Induk Siswa
c. Daftar I
45
3. Audit trail yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data
dengan cara mendiskusikandengan pembimbing. Audit Trail dilakukan dengan
cara mendiskusikan dengan dosen pembimbing I yaitu Dr. Tatang Muhtar,
M.Si. dan pembimbing II Dinar Dinangsih, M.Pd. Dengan rutinnya audit trail
ini dilakukan setidaknya meminalisir kesalahan dalam prosedur penelitian.
4. Expert opinion adalah meminta nasehat kepada pakar khususnya yang
menguasai bidang kajian penelitian yang sedang dilakukan. Dalam hal ini,
pakar yang dimaksud adalah pembimbing yaitu Dr. Tatang Muhtar, M.Si. dan
Dinar Dinangsih, M.Pd. Penelitian yang akan memeriksa semua kegiatan
114
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui
modifikasi model pembelajaran group investigation yang dilakukan di SDN
Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui modifikasi model pembelajaran
group investigation pada prosesnya meliputi perencanaan, kinerja guru, aktivitas
siswa, dan hasil belajar sebagai berikut:
1. Perencanaan Kinerja Guru
Perencanaan pembelajaran gerak dasar gerak dasar lari sprint melalui
modifikasi model pembelajaran group investigation, memberikan arah dan acuan
yang jelas tentang materi gerak dasar lari sprint. Perencanaan pembelajaran yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
disiapkan dan ditentukan. Dimana, RPP siklus I kegiatan siswa adalah
melaksanakan pembelajaran secara kooperatif, dimana siswa melakukan diskusi
dengan pemberian sumber berupa buku paket kelas V yang didalamnya terdapat
pembahasan mengenai lari sprint, dengan perolehan persentase perencanaan
kinerja guru sebesar 64%. Kegiatan siswa pada siklus ke II adalah siswa
melakukan diskusi dengan pemberian sumber berupa buku paket kelas V dan
buku bergambar yang didalamnya terdapat pembahasan mengenai lari sprint
dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 82% masih belum
mencapai target dan tetap memerlukan perbaikan untuk siklus selanjutnya.
Kegiatan siswa pada siklus ke III adalah siswa melakukan diskusi dengan
pemberian sumber berupa buku paket kelas V yang didalamnya terdapat
pembahasan mengenai lari sprint ditambahkan dengan video mengenai lari sprint
dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 100% dan target
115
2. Pelaksanaan Kinerja Guru
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tetap mengacu pada perencanaan
pembelajaran yang sudah disusun dan disiapkan sebelumnya yang terdapat pada
RPP. Pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui modifikasi model
pembelajaran group investigation dengan kinerja guru untuk memotivasi,
mengarahkan dan membimbing siswanya untuk melakukan gerak dasar renang
gaya bebas. Pada siklus I kinerja guru hanya mencapai 63%, siklus II 82%, dan
pada siklus III mencapai target yang diharapkan yaitu 91,25%. Hal tersebut sesuai
yang diharapkan dan hasilnya signifikan. Peningkatan kinerja guru (tahap
pelaksanaan) ini didasari dari berkembangnya pemikiran guru, disamping itu
masukan saran dari observer juga turut membantu mempengaruhi peningkatan
kinerja guru. Disamping itu guru semakin menguasai pemahaman mengenai
modifikasi model pembelajaran group investigation sehingga mempermudah
pelaksanaan pembelajaran dari siklus ke siklus.
3. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa pada siklus I mencapai 70% dari jumlah keseluruhan siswa,
pada siklus II meningkat menjadi 83% dari jumlah keselurhan siswa dan pada
siklus III meningkat menjadi 91,6% dari jumlah keseluruhan siswa. Peningkatan
aktivitas siswa ini turut berpengaruh dari peran guru yang berhasil melaksanakan
pembelajaran secara disiplin sesuai dengan perencanaan. Disamping itu Siswa
semakin terbiasa dan tidak merasakan kejenuhan dalam modifikasi model
pembelajaran group investigation karena dalam pembelajaran ini mereka lebih
banyak melakukan interaksi dengan teman satu kelompoknya sehingga terbentuk
suasana sosial yang kental.
4. Hasil Belajar Siswa
Peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi kinerja guru dan aktivitas
siswa, menunjukkan hasil yang nyata, mencapai target yang ditentukan sebasar
100%. Peningkatan pembelajaran gerak dasar lari sprint terbukti dari peningkatan
116
dasar lari sprint mencapai 13 siswa atau 44%, siklus II meningkat menjadi 19
siswa atau 79% yang tuntas, siklus III meningkat menjadi 22 siswa atau 92% yang
tuntas dengan target yang ditentukan yaitu 90%. Peningkatan hasil belajar siswa
dari siklus ke siklus dipengaruhi oleh perlakuan yang berbeda pada tiap siklus.
Pada siklus pertama siswa hanya diberi sumber belajar dari demonstrasi guru dan
buku paket kelas V, pada siklus II siswa mendapat sumber belajar ditambah dari
buku bergambar yang didalamnya terdapat penjelasan mengenai materi lari sprint,
lalu pada siklus ke III sumber belajar ditambahkan video mengenai lari sprint.
Pemberian sumber belajar yang semakin beragam inilah yang membantu siswa
dapat menginvestigasi tugas gerak yang diberikan. Hasilnya dapat dilihat dari
peningkatan hasil belajar siswa dari seiklus I hingga siklus III.
B. Saran
Pembelajaran gerak dasar lari sprint melalui modifikasi model pembelajaran
group investigation merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas gerak. Dengan
memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di SDN
Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, ada beberapa hal yang
dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru
a. Modifikasi model pembelajaran group investigation adalah merupakan salah
satu solusi yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani
dalam pembelajaran atletik. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus
mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lainnya
yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan
karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainnya yang masih perlu
dipertimbangkan.
b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai penggunaan
model pembelajaran yang sesuai, sehingga dalam penerapannya tidak menjadi
117
c. Guru disarankan untuk memiliki kemauan, kreatif, dan punya keberanian untuk
mengembangkan pembelajaran dan mengembangkan berbagai potensi, baik
potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun potensi siswa. Karena
penelitian membuktikan bahwa pembelajaran atletik dalam hal ini gerak dasar
lari sprint yang selama ini dinilai sulit oleh para guru, dengan kerja keras
ternyata dapat dioptimalkan dengan baik.
d. Dalam mengembangkan langkah-langkah penerapan pembelajaran gerak dasar
laro sprint melalui modifikasi model pembelajaran group investigation guru
harus berperan secara optimal sebagai motivator, fasilitator, dan membimbing
siswa sebaik-baiknya
e. Dalam pembelajaran atletik guru lebih menekankan pada proses bagaimana
pengetahuan, dan keterampilan gerakan itu dibangun oleh para siswa yang
difasilitasi melalui modifikasi model pembelajaran group investigation
sehingga akan lebih mempermudah dan mempercepat proses penguasaan gerak
dasar renang gaya bebas tersebut.
2. Bagi siswa
a. Keterampilan gerak dasar disni gerak dasar lari sprint harus diajarkan kepada
siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.
b. Para siswa perlu dibina untuk melakukan gerak dasarlari sprint yang
bermanfaat bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran renang nantinya
siswa dapat melakukan gerak dasar dengan baik dan benar.
c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran
pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk mengembangkan bakat yang
dimiliki setiap anak.
3. Bagi sekolah
a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak
sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang
118
tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang
pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.
b. Dalam meningkatkan minat dan bakat terhadap cabang atletik, maka perlu
diadakannya pertandingan baik pada tingkat intern sekolah, gugus, kecamatan
maupun tingkat kabupaten yang dilakukan secara berkala.
c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu
diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan
kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan
jasmani.
4. Bagi UPI Kampus Sumedang
Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam rangka
perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program studi Pendidikan Jasmani yang
memproduksi guru yang kreatif dan inovatif
5. Bagi Peneliti Lain
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan
penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengembangan modifikasi
pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang
akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan permainan dalam
pembelajaran sebagai tindakan.
c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya
menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan
dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lari sprint lebih lengkap.
119
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. (2002), Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya
Bahagia Yoyo. Dkk. (1999). Atletik. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Dewey. Democracy and Education (1998).[Online]. Tersedia :
http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-groupinvestigation19.html
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran untuk Sekolah Dasar
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dikdasmen.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran untuk Sekolah Dasar
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dikdasmen.
Husdarta, J.S. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani.Bandung:Alfabeta
Lestari, D. Tingkat Keterampilan Gerak Dasar Siswa Kelas V Usia 11-12 tahun (2006).[Online].Tersedia:http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archie ves/HASHfa1e/...dir/doc.pdf
Miftahul (2011). Cooperative Learning :metode, teknik, struktur dan model terapan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Muhtar Tatang (2009). Atletik. Bandung : Bintang Warliartika
Ranu. Modifikasi peralatan senam. http://ranupjkr.blogspot.com/2012/05/ Modifikasi-peralatan-senam.html.
Safari Indra (2011). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung : Bintang Warli Artika
Siti Maesaroh. 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/06/20/strategi-pembelajaran-kooperatif-metode-group-investigation/.
120
Soepartono dan Ngasmin. 1997. Modifikasi Sarana dan Prasarana. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Suherman, A & Sartono, H. (2008). Pedagogik Olahraga. Bandung: Red Poin
Sukintaka. (1992). Teori Bermain.Jakarta: Depdikbud.
Supriatna. (2009). Pembelajaran Lari Sprint melalui Irama Tepuk Tangan. Skripsi FPOK UPI: Tidak Diterbitkan
Syarifuddin, A. (1992). Athletik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Udin S. Winaputra. 2001. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Universitas Terbuka. Cet. Ke-1.
Wiriaatmadja R (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas Bandung : UPI PT Remaja Rosda Karya.
Wikipedia. [online].http://id.wikipedia.org/wiki/Lari.