PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial Kelas IV Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Abdul Azis Arrazy 1003469
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Materi
Perkembangan Teknologi Transportasi
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial Kelas IV Semester 2 Tahun Ajaran
2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
Oleh
Abdul Azis Arrazy
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Abdul Azis Arrazy 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMAKASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GRAFIK ... DAFTAR LAMPIRAN ...
BAB I PENDAHULUAN ...
A.Latar Belakang ...
B.Rumusan Masalah ...
C.Tujuan Penelitian ...
D.Manfaat Penelitian ...
E. Fokus Penelitian ...
F. Hipotesis Tindakan ...
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...
A.Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ...
B.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ...
1. Definisi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw...
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw……....
C.Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ...
1. Pengertian IPS ...
2. Tujuan Pendidikan IPS ...
a. Tujuan IPS Secara Umum ………...
b. Tujuan IPS di Sekolah Dasar ………..
vi
a. Materi Ajar IPS di Kelas IV SD ...
b. Materi Perkembangan Teknologi Transportasi di Kelas IV
SD ...
D.Keaktifan ...
1. Pengertian Keaktifan ...
2. Klasifikasi Keaktifan ...
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan ...
E. Penelitian yang Relevan...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...
A.Metode Penelitian ...
B.Model Penelitian ...
C.Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian ...
D.Prosedur Penelitian ...
E. Instrumen Penelitian ...
F. Pengolahan Data ...
G.Jadwal Penelitian ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A.Hasil Penelitian ...
1. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ………
a. Perencanaan Tindakan ………...
b. Pelaksanaan Tindakan ………...
c. Pengamatan Tindakan ………
d. Refleksi Tindakan ………..
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II...
a. Perencanaan Tindakan ………...
b. Pelaksanaan Tindakan ………...
c. Pengamatan Tindakan ………
d. Refleksi Tindakan ………..
vii
B. Pembahasan ………..
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...
A.Simpulan ...
B.Rekomendasi ...
DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP PENELITI ...
61
68
68
69
71
73
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 SK/KD IPS di kelas IV semester 1 ...
Tabel 2.3 SK/KD IPS di kelas IV semester 2 ...
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ...
Tabel 4.1 Perkembangan Hasil Skor Keaktifan Siswa dari Siklus I sampai
Siklus II ………...
Tabel 4.2 Peningkatan keaktifan siswa dari siklus I sampai siklus II... 17
18
34
65
ix
DAFTAR GRAFIK
Bagan 2.1 Peta Konsep Materi Perkembangan Teknologi Transportasi ...
Bagan 3.1 Siklus Penelitian Model Kemmis dan McTaggart ...
Grafik 4.1 Persentase Tingkat Keaktifan Siswa Pada Siklus I ………...
Grafik 4.2 Persentase Tingkat Keaktifan Siswa Pada Siklus II...
Grafik 4.3 Peningkatan Keaktifan Siswa Pada Penelitian Tindakan Siklus I
Dan Siklus II ... 19
27
43
58
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A (Perangkat Pembelajaran)
A.1 Perangkat Pembelajaran Siklus I
1. RPP Siklus I ...
2. LKS Siklus I ...
A.2 Perangkat Pembelajaran Siklus II
1. RPP Siklus II ...
2. LKS Siklus II ...
Lampiran B (Instrumen Penelitian)
B.1 Instrumen Non Tes ...
B.2 Pedoman Observasi Aktivitas Guru dan Siswa …………...
Lampiran C (Hasil Penelitian)
C.1 Hasil Tes Keaktifan Siswa
1. Hasil Tes Keaktifan Siswa Siklus I ...
2. Hasil Tes Keaktifan Siswa Siklus II ...
4. Distribusi Frekuensi Keaktifan Siswa ……….
3. Distribusi Perolehan Skor Keaktifan Siswa ...
C.2 Hasil Observasi
1. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ...
2. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ...
Lampiran D (Dokumen Penelitian)
D.1 Foto Penelitian ...
D.2 Hasil Kerja Siswa ...
D.3 Surat Izin Penelitian ... 73
84
86
98
100
102
107
113
119
121
123
128
133
136
i
Abdul Azis Arrazy, 2014
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI
Pembimbing I : Dr. Pupun Nuryani, M.Pd Pembimbing II : Dr. Nana Supriatna, M.Ed
Oleh: Abdul Azis Arrazy
Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Keaktifan.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan hasil peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi. Penelitian tersebut dilaksanakan di SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat terhadap siswa kelas IV B. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan fakta bahwa tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS masih tergolong rendah. Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru tidak bervariatif dengan hanya menggunakan metode ceramah. Dalam penelitian ini diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tersebut dilandasi dengan pandangan konstruktivisme, berpusat pada siswa (student centered), dengan memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuan dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri serta mendorong siswa untuk berpikir kritis, aktif dan kreatif. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengumpulan data diperoleh melalui teknik non tes dengan mengamati dan mengukur tingkat keaktifan siswa serta melalui observasi partisipatif dan dokumentasi. Hasil tes keaktifan siswa diolah secara kuantitatif, sedangkan observasi dan dokumentasi diolah secara deskriptif kualitatif kemudian disimpulkan. Dari hasil penelitian tersebut, diperoleh temuan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan siswa pada materi perkembangan teknologi transportasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terjadi peningkatan keaktifan siswa dari tindakan prasiklus ke siklus I sebesar 31,74%. Pada prasiklus persentase tingkat keaktifan siswa sebesar 26,92% dan pada siklus I meningkat menjadi 58,66%. Sementara dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 19,74%, dari persentase 58,66% pada siklus I meningkat menjadi 78,40% pada siklus II. Selain itu, kegiatan pembelajaran menjadi berpusat kepada siswa (student
centered) dimana siswa terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
ii
Abdul Azis Arrazy, 2014
ABSTRACT
APPLICATION OF JIGSAW COOPERATIVE LEARNING MODEL FOR IMPROVING STUDENT ACTIVITIES IN SOCIAL STUDIES LEARNING MATERIAL DEVELOPMENT OF TRANSPORTATION TECHNOLOGY
Supervisor I : Dr. Pupun Nuryani, M.Pd Supervisor II : Dr. Nana Supriatna, M.Ed
By: Abdul Azis Arrazy
This research was conducted with the aim to describe the implementation and results of an increase in activity of students in social studies learning material development of transportation technology. The study was conducted in SDN Ciburial District Lembang Bandung Regency West to fourth graders B students. Based on this observation, it was found that the level of involvement of the student in the learning of social studies is still relatively low. That is because the learning model employed by the teacher is not varied by only using the lecture method. In this study applied a jigsaw cooperative learning model. Jigsaw cooperative learning model is based on the view of constructivism, student centered, to enable students to develop problem-solving abilities and power according to his own will, and encourages students to think critically, active and creative. The research method used was Classroom Action Research (CAR). The collection of data obtained through the non-test technique by observing and measuring the activity level of students and through participant observation and documentation. Student activity test results analyzed quantitatively, while the observation and documentation is processed by qualitative descriptive then concluded. From the results of these studies had findings that the Jigsaw cooperative learning model can increase the activity of students in the material development of transportation technology. Based on the observations made, there is increased activity of students before cycle action to the first cycle of 31.74%. At the before, percentage of student activity levels is about 26.92% and in the first cycle increased to 58.66%. While on cycle I to cycle II also increased about 19.74%, from 58.66% in the percentage of first cycle increased to 78.40% in the second cycle. In addition, the activity became centered on student learning (student centered) where students are actively involved in each learning activity.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar
berfungsi mengembangkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, yang
terus berkembang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin canggih, guna menciptakan generasi yang mandiri dan
sejahtera. Tujuan pembelajaran IPS pada sekolah dasar secara umum untuk
menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar
berkehidupan dalam masyarakat serta sebagai bekal dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga siswa mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada
disekitarnya dengan baik.
Sebagaimana tujuan pembelajaran IPS diatas yakni menumbuh
kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan
hakikat proses pembelajaran yang pada dasarnya adalah untuk
mengembangkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai
interaksi dan pengalaman belajar. Dalam penelitian ini, penulis melakukan
observasi terhadap siswa kelas IV semester 2 di SD Negeri Ciburial
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dari hasil observasi
tersebut, penulis menemukan permasalahan bahwa tingkat keaktifan siswa
kelas IV SDN Ciburial dalam pembelajaran IPS mengenai materi
perkembangam teknologi transportasi masih tergolong kurang. Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan rekan observer, diketahui
bahwa kondisi awal rata-rata keaktifan siswa secara keseluruhan dalam
pembelajaran sebesar 26,92% atau masuk pada kategori kurang. Dari 26
orang siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran hanya 7 orang siswa
yang masuk ke dalam kategori aktif.
Gejala-gejala permasalahan tersebut bisa terlihat dari rendahnya
intensitas siswa dalam melakukan aktivitas verbal seperti kegitan tanya jawab
2
pembelajaran IPS menjadi salah satu faktor pemicu rendahnya tingkat
keaktifan siswa tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya keaktifan siswa nyatanya
berasal dari guru maupun siswa itu sendiri. Pada saat pembelajaran
berlangsung, terlihat bahwa siswa tidak tertarik dengan materi yang
disampaikan dalam pembelajaran IPS. Materi-materi dalam pembelajaran IPS
cenderung membosankan bagi para siswa, karena materi dalam pembelajaran
IPS bersifat teoritis dan terlalu banyak hapalan. Sehingga hal ini berdampak
pada rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam mengkuti proses pembelajaran
IPS.
Disamping itu, kurangnya budaya kerjasama antar siswa menjadi
faktor yang mendasar yang menyebabkan rendahnya tingkat keaktifan siswa
tersebut. Mengingat bahwa kerjasama merupakan fondasi bagi keberhasilan
suatu proses pembelajaran. Adapun kegiatan kerjasama itu terjalin hanya
karena ada rasa ketergantungan siswa di dalam kegiatan kelompok. Siswa
yang tingkat kognitifnya rendah sangat berharap terhadap siswa-siswa yang
tingkat kognitifnya di atas rata-rata di dalam melakukan tugas-tugas
kelompok. Pun demikian dengan siswa-siswa yang biasa dibebankan dengan
tanggungan kelompok tersebut, mereka mau bekerjasama karena ada rasa
tidak percaya terhadap anggota-anggota yang lain dalam menyelesaikan tugas
kelompok.
Namun terlepas dari permasalahan-permasalahan siswa diatas, pada
dasarnya faktor yang paling utama adalah dari guru itu sendiri. Faktanya,
pada saat pembelajaran berlangsung guru cenderung menguasai kelas
(teacher centered) dan hanya menggunakan metode ceramah yang
menyebabkan siswa tidak dapat membangun pengetahuannya sendiri. Guru
pun tidak menyertakan pertanyaan/balikan kepada siswa, sehingga tidak
diketahui apakah siswa sudah mengerti atau belum akan materi yang sedang
diajarkan.
Selain itu, ketidakmampuan guru dalam memanfaatkan sarana dan
3
dan lain-lain, masih menjadi masalah yang mendasar pada saat pemebalajaran
berlangsung. Hal ini berdampak pada tidak terselenggaranya proses
pembelajaran yang menarik dan interaktif. Pembelajaran cenderung monoton
dan berjalan satu arah, akibatnya siswa pun tidak terstimulus untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran yang dilangsungkan.
Berdasarkan penjabaran diatas, dapat diketahui bahwa faktor utama
penyebab rendahnya tingkat keaktifan siswa adalah tidak bervariatifnya
model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Terdapat beberapa altenatif
tindakan untuk mengatasi masalah rendahnya keaktifan siswa tersebut,
diantaranya adalah model pembelajaran group investigetion, student teams
achievment division (STAD), think pair and share, kooperatif tipe jigsaw,
teams game tournament (TGT), dan problem solving. Model-model
pembelajaran tersebut nyatanya dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa,
karena berdasarkan prinsip dan fungsinya model-model pembelajaran
tersebut dapat menstimulus siswa untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran, mengembangkan kemampuan dan daya pemecahan masalah,
serta mendorong siswa untuk berpikir kritis, aktif dan kreatif.
Setelah menganalisis faktor penyebab rendahnya keaktifan siswa kelas
IV di SD Negeri Ciburial pada mata pelajaran IPS mengenai materi
perkembangan teknologi transportasi, serta analisis beberapa alternatif
tindakan untuk mengatasi masalah keaktifan siswa maka alternatif tindakan
yang diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa adalah penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Arends, (1997) mengungkapkan
bahwa:
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif, dengan murid belajar dalam kelompok kecil
yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan
bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab
atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan
4
Prinsip-prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw yaitu kepemimpinan dan tanggung jawab, bentuk kerjasama serta
penghargaan kelompok. Secara umum tahap-tahap model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah
penyajian materi, pembentukan kelompok asal, diskusi kelompok ahli,
laporan kelompok asal, evaluasi tentang hasil kerja kelompok dan
penghargaan tim.
Penulis memilih model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena
model pembelajaran tersebut memungkinkan siswa dapat mengembangkan
kemampuan dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri serta
mendorong siswa untuk berpikir kritis, aktif dan kreatif. Selain itu model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga mampu memadukan berbagai
pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas, kelompok dan individual.
Berdasarkan penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran yang
dirancang untuk meningkatkan kerjasama antar siswa, rasa tanggung jawab,
serta kemampuan dalam memecahkan masalah. Selain itu, terjadi proses
belajar dan mengajarkan diantara setiap siswa. Tidak hanya harus
mempelajari materi yang diterima, tetapi mereka juga harus mengajarkan
materi tersebut kepada anggota kelompoknya yang lain.
Mengacu pada prinsip-prinsip dasar, fungsi, serta keunggulan dari
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka diharapkan penerapan
model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV di
SD Negeri Ciburial dalam pembelajaran IPS mengenai materi perkembangan
teknologi transportasi. Oleh karena itu, dalam penelitian tindakan kelas ini
penulis mengajukan judul: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI (Penelitian
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka peneliti
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS materi perkembangan
teknologi transportasi di kelas IV dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw?
2. Bagaimanakah peningkatan keaktifan siswa kelas IV setelah penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?
C. Tujuan Penelitian
Dalam rangka memperoleh data/material riset, maka berdasarkan
rumusan permasalahan yang telah dikemukakan di atas tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan keaktifan siswa pada
pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi di kelas IV
SD Negeri Ciburial.
2. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai tingkat keaktifan siswa kelas IV
SD Negeri Ciburial setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian tindakan
kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretik
Memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu pendidikan,
terutama pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas, khususnya
pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi. Selain
itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan input
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi, siswa
akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menarik dan
menyenangkan sehingga memungkinkan dirinya untuk menguasai
materi lebih, serta meningkatkan minat, keberanian dan rasa solidaritas
siswa dalam mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan maupun saran.
b. Bagi Guru
Memberikan informasi dan wawasan mengenai cara
membelajarkan materi perkembangan teknologi transportasi dalam
pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw agar kualitas serta kinerja guru dalam mengajar dapat
meningkat, dan secara bersamaan hasil belajar siswa pun akan
meningkat.
c. Bagi Pihak Lain yang Berkepentingan
Memperoleh ilmu pengetahuan serta pengalaman baru mengenai
keterampilan belajar mengajar di sekolah, dansebagai bahan
perbandingan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
E. Fokus Penelitian
Dalam fokus penelitian ini terdapat dua variabel yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai variabel bebas dan keaktifan
siswa sebagai variabel terikat. Untuk mengarahkan peneliti dalam
pengambilan data maka diperlukan adanya batasan operasional dalam
penelitian, yang meliputi:
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw adalah model
pembelajaran dimana siswa dengan kelompok yang berbeda-beda
7
untuk belajar dan/atau memecahkan masalah yang spesifik. Setelah
“kelompok ahli” selesai melaksanakan tugas maka anggota “kelompok
ahli” kembali ke kelompok asal untuk menerangkan hasil pekerjaan
mereka ke anggota kelompok asal.
2. Keaktifan
Keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang
bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar, seperti memperhatikan (visual activities), mendengarkan
(listening activities), mengungkapkan pendapat, berdiskusi, bertanya,
menganalisa dan memecahkan soal (mental activities). Keaktifan siswa
dapat dilihat dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan: a) turut
serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; b) terlibat dalam pemecahan
masalah; c) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah; d) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan
petunjuk guru; e) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang
diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
3. Pembelajaran IPS Di Kelas IV Materi Perkembangan Teknologi
Pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi di
kelas IV semester 2 tahun ajaran 2013/2014 adalah pembelajaran yang
mempelajari tentang perkembangan teknologi transportasi darat, air dan
udara yang terdapat pada Standar Kompetensi (SK) 2. Mengenal sumber
daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi Kompetensi Dasar (KD) 2.3. Mengenal
perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta
pengalaman menggunakannya.
F. Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:
“Jika model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diterapkan pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi, maka
26
Abdul Azis Arrazy, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK).Metode penelitian tindakan kelas ini bersifat kualitatif
deskriptif. Peneliti mengambil metode ini karena peneliti mendapatkan
permasalahan di kelas tempat peneliti mengajar. Masalah yang terjadi adalah
tingkat keaktifan siswa kelas IV SDN Ciburial pada mata pelajaran IPS masih
tergolong rendah. Hal ini sesuai dengan apa yang telah diuaraikan para ahli
bahwa tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan
praktik pendidikan ke arah yang lebih baik. Menurut Suhardjono (2012: 61)
tujuan penelitian tindakan kelas secara terperinci adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas.
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan
pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).
Dari tujuan penelitian tindakan kelas di atas semakin memantapkan
peneliti untuk menggunakan metode penelitian ini, serta diharapkan dapat
memberikan perbaikan dan meningkatkan keaktifan siswa dan proses belajar
mengajar di dalam kelas.
B. Model Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif yaitu
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun model PTK yang akan peneliti
27
Abdul Azis Arrazy, 2014
McTaggart. Berikut ini adalah bagan dari kegiatan PTK rancangan Kemmis
dan McTaggart :
Bagan 3.1
Siklus penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart
Tahapan-tahapan yang tedapat pada penelitian tindakan kelas
model Kemmis dan Mc Taggart, diantaranya:
1. Perencanaan
Dalam penelitian tindakan kelas, tahapan yang pertama kali
dilakukan adalah menyusun perencanaan. Pada tahapan ini peneliti
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Biasanya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut peneliti harus mempersiapkan beberapa
hal diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen
penelitian, media pembelajaran, bahan ajar, dan aspek-aspek lain yang
sekiranya diperlukan.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah kegiatan mengimplementasikan atau
28
Abdul Azis Arrazy, 2014
yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan agar hasil yang
diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan.
3. Observasi
Tahap observasi dilakukan oleh pengamat atau observer.
Kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan.
Pada tahap observasi, observer akan mengamati bagaimana proses
pelaksanaan berlangsung serta mengetahui dampak yang dihasilkan dari
proses pelaksanaan pembelajaran.
4. Refleksi
Tahapan refleksi ini adalah tahapan dimana kita dapat
mengetahui kelemahan apa saja yang terjadi dari proses pelaksanaan,
hingga akhirnya dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya. Apabila
proses siklus sudah selesai maka tahapan ini bisa dijadikan tahapan
untuk menarik kesimpulan dari keseluruhan kegiatan.
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Ciburial, yang beralamatkan di Jalan
Raya Tangkuban Perahu, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung
Barat.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah
tiga bulan terhitung dari bulan April sampai Juni 2014.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dari kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas IV
(empat) SDN Ciburial Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan
29
Abdul Azis Arrazy, 2014 D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat keaktifan
siswa kelas IV SDN Ciburial pada materi perkembangan teknologi
transportasi dengan menggunakan model siklus belajar. Menurut Kemmis
dan McTaggart (Arikunto, 2011 : 97) tahap penelitian tindakan kelas terdiri
atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam setiap
tindakan, dengan berpatokan pada referensi awal.
Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti melakukan tahap
persiapan penelitian dengan melakukan kegiatan pendahuluan setelah itu
peneliti melakukan tahap tindakan penelitian.
1. Tahap Pendahuluan (Pra Penelitian)
a. Permintaan izin kepada Kepala SDN Ciburial.
Observasi dan wawancara, dilakukan untuk mendapatkan gambaran
awal mengenai situasi dan kondisi SDN Ciburial secara keseluruhan,
terutama siswa kelas IV yang akan dijadikan sebagai subyek
penelitian.
b. Identifikasi permasalahan, dimulai dari:
1) Melakukan kajian terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) tahun 2006, model-model pembelajaran IPS, buku sumber
IPS kelas IV, dan pembelajaran IPS di kelas IV.
2) Menentukan model pembelajaran yang relevan dengan
karakteristik siswa, bahan ajar, dan proses belajar mengajar yang
sedang berlangsung pada pembelajaran IPS.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
4) Menyusun atau menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahap
30
Abdul Azis Arrazy, 2014
2. Tahap-tahap Penelitian
Tahap tindakan pada penelitian tindakan kelas ini akan diuraikan sebagai
berikut:
Siklus I
a. Tahap Perencanaan (Planning). Pada tahap perencanaan ini
kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan yang terdiri
dari: 1) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); 2)
menetapkan materi bahan ajar. Banyaknya bahan ajar yang harus
disusun adalah untuk enam kali pertemuan; 3) menyusun skenario
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw; 4) membuat Lembar Kerja Siswa (LKS); 5)
mempersiapkan media pembelajaran; 6) menyusun alat evaluasi
berupa lembar tes skala keaktifan untuk mengetahui tingkat
keaktifan siswa kelas IV SDN Ciburial.
b. Tahap Implementasi Tindakan (Acting). Deskripsi tindakan yang
dilakukan sesuai dengan judul PTK ini adalah menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dimana skenario kerja
tindakan meliputi: 1) penyajian materi, 2) diskusi kelompok ahli, 3)
laporan kelompok asal, 4) evaluasi tentang hasil kerja kelompok
dan, 5) penghargaan tim.
c. Tahap Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation). Pada
tahap ini peneliti akan melakukan pengamatan terhadap proses
belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Reaksi dan tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran akan
dicatat oleh peneliti. Reaksi tersebut dapat berupa: 1) situasi selama
proses pembelajaran berlangsung; 2) keaktifan siswa; 3) sikap
siswa pada saat melakukan diskusi dan tanya jawab; 4)
pemanfaatan media; 5) kemampuan siswa pada saat
mempresentasikan hasil diskusi; 6) kemampuan siswa pada saat
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru; 7) kemampuan siswa
31
Abdul Azis Arrazy, 2014
d. Tahap Analisis dan Refleksi (Analysis andReflecting). Kegiatan
refleksi ini bertujuan memperbaiki pelaksanaan penelitian pada
siklus selanjutnya.
Siklus II
Siklus II merupakan tahapan kedua hasil dari refleksi pada
siklus kesatu. Seperti halnya pada siklus kesatu, siklus kedua ini juga
terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan (planning), tahap
implementasi tindakan (acting), tahap observasi dan evaluasi
(observation and evaluation), serta tahap analisis dan refleksi
(analysis and reflecting).
a. Tahap Perencanaan (Planning). Peneliti membuat perencanaan
pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
b. Tahap Implementasi Tindakan (Acting). Guru melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.
c. Tahap Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation).
Peneliti (guru) melakukan pengamatan terhadap aktivitas
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
d. Kesimpulan (Conclusion). Setelah melakukan penelitian tindakan
kelas dengan tiga siklus, maka peneliti membuat kesimpulan atas
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS materi perkembangan
teknologi transportasi.
E. Instrumen Penelitian
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
32
Abdul Azis Arrazy, 2014
1. Instrumen pembelajaran
Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dipakai
selama pembelajaran berlangsung.Instrumen pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan media pembelajaran.
2. Instrumen pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi teknik:
a. Non Tes
Teknik ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan data
mengenai keaktifan siswa dengan menggunakan skala proses
untuk mengukur sejauh mana tingkat keaktifan siswa sesuai
dengan mata pelajaran/materi yang diteliti. Adapun
aspek/indikator yang akan diamati oleh peneliti adalah sebagai
berikut: 1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajar, 2)
terlibat dalam pemecahan masalah, 3) berusaha mencari
berbagai informasi yang diperoleh untuk mencari pemecahan
masalah, 4) melaksanakan diskusi kelompok, dan 5)
Menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam
menyelesaikan tugas/persoalan yang dihadapinya.
b. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
penelitian secara teliti serta pencatatan secara sistematis
(Arikunto, 2001). Teknik observasi ini digunakan untuk
mengamati gejala-gejala yang tampak dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.
c. Observasi Partisipatif
Observasi partisipatif dilaksanakan karena peneliti
berperan serta dalam kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas
33
Abdul Azis Arrazy, 2014
dicari jawabannya. Untuk instrumen penelitian yang digunakan
adalah lembar observasi aktivitas siswa dan catatan reflektif
guru.
F. Pengolahan Data a. Kualitatif
Setelah melaksanakan penelitian, data-data yang terkumpul
kemudian diolah dan dianalisis agar mendapatkan kesimpulan yang utuh
dan menyeluruh.
Teknik analisis yang digunakan merupakan teknik analisis
kualitatif digunakan pada teknik non tes dan data hasil observasi, dengan
triangulasi. Triangulasi berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut
pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa dan sudut pandang
mitra peneliti yang melakukan pengamatan.
Sudut pandang guru sebagai peneliti melalui catatan reflektif dan
lembar pengamatan sikap. Sudut pandang siswa melalui lembar observasi
keaktifan siswa melalui teknik non tes dan sudut pandang mitra peneliti
melalui lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Kuantitatif
Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui keaktifan siswa
yang berpedoman pada lembar observasi keaktifan siswa. Peniliaian
dilihat dari hasil skorpada lembar observasi yang digunakan. Persentase
diperoleh dari skor pada lembarobservasi dikualifikasikan untuk
menentukan seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Untuk setiap siklus persentase diperoleh dari
rata-ratapersentase keaktifan siswa pada tiap pertemuan. Hasil data observasi
ini dianalisisdengan pedoman kriteria yang sesuai dengan acuan dari para
ahli. Berikut ini merupakan cara menghitung persentase keaktifan siswa
(Sugiyono,2001:81) berdasarkan lembar observasi untuk tiap pertemuan:
34
Abdul Azis Arrazy, 2014
Jumlah siswa x skor maksimum
G. Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksanaan PTK direncanakan selama tiga bulan dengan
rincian sebagaimana disajikan pada tabel 3.1:
Tabel 3.1
Jadwal penelitian
No Kegiatan April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembuatan Proposal
2. Revisi
3. Pelaksanaan Penelitian
68
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada bab
sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini berkaitan dengan dua hal
yang menjadi jawaban dari rumusan masalah, yaitu pelaksanaan penelitian
dan peningkatan keaktifan siswa.
Pelaksanaan pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi
transportasi dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsawdi kelas IV SDN Ciburial berlangsung dengan cukup baik dan
efektif walaupun terdapat sedikit kesulitan dalam proses pelaksanaannya.
Pada pelaksanaan pembelajaran ini siswa mulai mengerti makna dari
materi yang disampaikan, siswa juga terlihat lebih aktif dan mulai terbiasa
melaksanakan pembelajaran dengan diskusi kelompok, siswa terlihat
berani untuk maju ke depan mengikuti intruksi yang diberikan oleh guru,
kemudian siswa juga sudah mulai terbiasa untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak mereka mengerti.
Tingkat keaktifan siswa pada mata pelajaran IPS materi
perkembangan teknologi transportasi setelah menerapkan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di kelas IV SDN Ciburial
mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan
persentase rata-rata keaktifan siswa yang telah mencapai ketuntasan
minimal. Pada pra siklus persentase rata-rata keaktifan siswa sebesar
26,92%, pada siklus I sebesar 58,66%, dan pada siklus II sebesar 78,40%.
Selain itu jika dilihat dari pencapaian masing-masing indikator juga
mengalami peningkatan dari setiap siklus nya. Maka dari hasil tersebut
dapat peneliti simpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw terbukti efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa pada
69
B. Rekomendasi
Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata
pelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi untuk meningkatan
keaktifan siswa di kelas IV SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi yang akan
bermanfaat untuk keberhasilan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan
peneliti lain, diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi guru
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah: a) guru harus memberikan
kejelasan dan arahan kepada siswa dalam melaksanakan kegiatan
demonstrasi; b) guru harus konsisten dan tegas dalam memberikan aturan
pada siswa, baik ketika mengkondisikan siswa maupun pembagian
kelompok; c) guru harus menguasai kurikulum dan materi ajar agar dapat
menyusun RPP sebaik mungkin; dan d) mempersiapkan dan menyediakan
media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
2. Kepala Sekolah
Hal-hal yang harus diperhatikan Kepala Sekolah adalah: a)
memberikan kesempatan kepada setiap guru untuk berkreasi dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran; b) memberikan kebebasan kepada
guru untuk menerapkan pendekatan, model, metode, ataupun hal lainnya
yang sekiranya dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa sesuai
dengan karakteristik materi ajar; c) mengawasi jalannya kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan oleh guru; dan d) menyediakan sarana dan
prasarana pendukung pembelajaran.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hal-hal yang harus diperhatikan bagi peneliti selanjutnya yang akan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah: a)
memahami seluk beluk model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; b)
memahami kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif
70
tindakan yang akan dilakukan; c) mengikuti dengan konsisten setiap tahap
dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; dan d) mencoba untuk
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pokok bahasan
71
Abdul Azis Arrazy, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sanusi, Dt. ( 1971) . Studi Sosial di Indonesia. Bandung: IKIP.
Anita, L. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Arends, R. I. (1997). Classroom Instruction and Management. New York: McGraw Hill Companies.
Arikunto, S. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Budianti, L. (2011). Kajian IPS pada Tingkat Sekolah Dasa. (Online). Tersedia: http://lalabudianti.blogspot.com/2011/12/kajian-ips-pada-tingkat-sekolah-dasar.html (10 Maret 2014)
Delisle, R. (1997). How to Use Problem-Based Learning inthe Classroom. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Fauzi, I. (2008). Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan
Keaktifan Siswa Kelas IV Di Mima Miftahul Huda Puger – Jember.
(Online). Tersedia: http://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/12/pemb elajaran-kooperatif-tipe-jigsaw-dalam-meningkatkan-keaktifan-dan-ha
sil-belajar-sains-siswa-kelas-iv-di-mima-miftahul-huda-puger-%E2%80%93%-jember/ (18 Maret 2014)
Heny P., dkk. (2008). Cerdas Pengetahuan Sosial untuk kelas IV SD dan MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: ALFABETA.
Jumanto. (2008). “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Negeri Gentan 03 Bendosari Sukoharjo Tahun Pelajaran
2010/2011.” Skripsi. FKIP UNS: Tidak Diterbitkan.
Kemmis dan Taggart. (1988). Strategi Penelitian. Bandung: CV. Maulana.
Lie, A., (1994). Jigsaw: A Cooperative Learning Method for the Reading
72
Abdul Azis Arrazy, 2014
Lie, Anita. (2002). Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang
Kelas. Jakarta: Grasindo.
Moh. Uzer Usman. (2001) Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Rohman, A. (2013). Model Kooperatif Tipe Jigsaw. (Online). Tersedia:
http://mahirbelajar.wordpress.com/2013/04/20/model-kooperatif-tipe-jigsaw/ (14 Maret 2014)
Sadiman I. S., dan Shendy A. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI
Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
(BSE).
Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. ( Buku 1 ). Yogyakarta : FIP FKIP.
Sardiman, A. M, (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sardiman, A.M. (1986).Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada.
Slavin, R, E. (2008). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Suhardjono. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryosubroto, B. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syah, M. (1995). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya.
Syaiful, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.