• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis, dan sosial. Batasan usia

remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah 10 sampai 19 tahun

(Kusmiran, 2011). Setiap remaja khususnya wanita normal selalu mengalami

masa pubertas dengan ciri-ciri pertumbuhan yang cepat dan timbulnya ciri-ciri

kelompok sekunder, salah satunya adalah menstruasi (Arief et al, 2007).

Menstruasi didefinisikan sebagai perdarahan secara periodik dan siklik

dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Timbulnya menstruasi

ini karena berfungsinya organ hipotalamus, hipofise, ovarium dan uterus secara

terkoordinasi. (Wiknjosastro, 2009). Menstruasi yang berulang setiap bulan

tersebut akan membentuk siklus menstruasi (Cunningham, 2005).

Tujuh puluh lima persen wanita pada tahap remaja akhir mengalami

gangguan yang terkait dengan menstruasi (Patil et al., 2009). Di Indonesia

perempuan berusia 17-23 tahun yang memiliki siklus menstruasi teratur sebesar

76,7% dan yang tidak teratur 14,4% sedangkan di Provinsi Sumatera Utara

didapatkan 68,3% siklus yang teratur dan 11,6% perempuan dengan siklus tidak

teratur (Depkes RI, 2010). Adanya perubahan dan gangguan siklus menstruasi

(2)

penyakit, seperti kanker rahim dan payudara, gangguan kardiovaskular,

infertilitas, dan fraktur tulang (Gudmundsdottir et al., 2011). Gangguan organ dan

fungsi reproduksi seperti anovulasi menyebabkan infertilitas pada wanita sekitar

20-40% (Rahyani, 2009).

Cakir M et al pada tahun 2007, dalam penelitiannya di beberapa

universitas di Turki tentang gangguan siklus menstruasi dengan prevelansi

terbesar adalah dismenorea (89,5%) diikuti ketidakteraturan siklus menstruasi

(31,2%), dan perpanjangan durasi menstruasi (5,3%). Perbedaan panjangnya pola

menstruasi antar wanita biasanya disebabkan karena tidak seimbangnya hormon

estrogen, progesteron, LH dan FSH karena suatu penyakit, status gizi maupun

stress. Status gizi sangat mempengaruhi fungsi menstruasi, hal ini berhubungan

dengan perubahan kadar hormon steroid yang merupakan faktor dalam proses

pengaturan siklus menstruasi (Devirahma dalam Felicia, 2012).

Faktor yang dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi antara lain

gangguan hormonal, status gizi, tinggi atau rendahnya IMT, stress, usia, penyakit

metabolic seperti diabetes mellitus, pemakaian kontrasepsi, tumor pada ovarium,

dan kelainan pada sistem saraf pusat hipotalamus hipofisis (Gharrravi, 2009).

World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa indeks massa tubuh

yang berada diatas maupun dibawah batas normal dihubungkan dengan siklus

yang tidak teratur.

Persentase indeks massa tubuh remaja putri umur 16-19 tahun di

(3)

obesitas 7,1%. Di Sumatera Utara didapati kurus 8,9%, normal 60,8%, berat

badan lebih 12,8%, dan obesitas 17,4% (Depkes RI, 2010)

Pada wanita dengan keadaan overweight atau obesitas, biasanya

mengalami anovulatory chronic atau menstruasi tidak teratur secara kronis. Hal

ini dikarenakan pada keadaan overweight, jumlah sel-sel lemak cenderung

berlebih sehingga produksi estrogen akan meningkat. Sedangkan pada keadaan

underweight, yaitu keadaan kurangnya berat badan, juga berpengaruh terhadap

sel-sel lemak tubuh untuk memproduksi estrogen. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa ketidakseimbangan hormone estrogen dapat mengakibatkan siklus

menstruasi yang tidak teratur (Prawirohardjo, 2007).

Penelitan di Australia menunjukkan adanya hubungan indeks massa tubuh

dengan siklus menstruasi tidak teratur dan risiko terjadinya gangguan siklus

menstruasi 2 kali lebih besar pada wanita yang obesitas daripada wanita normal

(Wei et al., 2009). Hossain et al. (2011) melakukan penelitian pada mahasiswi di

Bangladesh dan didapati semakin besar IMT seseorang semakin besar

kemungkinan dia mengalami siklus menstruasi tidak teratur.

Penelitian Primastuti (2012) pada orang obesitas menunjukkan bahwa ada

hubungan wanita obesitas dengan ketidakteraturan siklus menstruasi. Persen

lemak tubuh yang tinggi menyebabkan peningkatan produksi androgen yang

berperan dalam memproduksi estrogen. Proses aromatisasi androgen menjadi

estrogen ini terjadi di sel-sel granulosa dan jaringan lemak. Sehingga, jumlah

(4)

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah benar

terdapat hubungan indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi, mengingat status

gizi merupakan masalah global yang memberikan berbagai dampak bagi

kesehatan manusia, terutama bagi kesehatan reproduksi wanita.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah mengidentifikasi hubungan status gizi dengan siklus menstruasi remaja

putri di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Pertanyaan Penelitian

Apakah ada hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi pada

remaja putri di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara?

4. Tujuan Penelitian

4.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan siklus menstruasi

remaja putri di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4.2. Tujuan Khusus

4.2.1. Untuk mengetahui gambaran status gizi remaja putri di Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Untuk mengetahui gambaran siklus menstruasi remaja putri di

(5)

4.2.3. Mengidentifikasi hubungan status gizi dengan siklus menstruasi

remaja putri di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Manfaat penelitian

5.1. Pendidikan Keperawatan

Manfaat penelitian ini bagi pendidikan keperawatan adalah sebagai

bahan masukan dan tambahan dalam penyampaian pemberian pendidikan

khususnya bidang keperawatan maternitas terkait dengan kesehatan

reproduksi wanita pada usia remaja.

5.2. Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi praktek keperawatan dalam

memberikan pelayanan yang berkualitas dan pendidikan kesehatan

mengenai kesehatan reproduksi wanita terkait dengan masalah siklus

menstruasi yang lazim terjadi pada usia remaja.

5.3. Penelitian Keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan untuk penelitian

selanjutnya yang sejenis mengenai status gizi dan siklus mentruasi pada

remaja putri.

6. Hipotesa

Hipotesa dalam penelitian ini adalah :

- H0 : tidak ada hubungan antara status gizi dengan siklus menstruasi

(6)

- Ha : terdapat hubungan antara siklus gizi dengan siklus menstruasi

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Atap dan plafond) dan Pemasangan Dinding Aluminium Composite Panel Lokasi : Jalan Sutomo No.2 Tebing Tinggi1. Tahun Anggaran :

− Digunakan Bahan Buatan Dalam Negeri dari mutu terbaik jenis Mowilex Wood Stain, atau dari produk lain yang setara serta disetujui oleh Konsultan Pengawas. − Bahan yang digunakan

Jumlah calon penyedia yang mengir imkan dokumen isian kualifikasi untuk peker jaan ter sebut melalui.. w ebsite LPSE http:/ / w ww .lpse.depkeu.go.id sebanyak 9 (Sembilan) peser

[r]

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di bidang Teknis Prosentase tercapainya Perjalanan Pembinaan Penyelesaian Perkara di Satker dalam Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi/Tipikor

Pendapat lain mengenai model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dikemukakan oleh Anugraheni (2018:11) bahwa model pembelajaran Problem Based Learning atau model

Menu View Report untuk melihat laporan atau histori aktifitas instruktur serta ada menu download datanya, Absent Instructor untuk menambah data ketika instruktur