• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBINAAN PROFESI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MADRASAH ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBINAAN PROFESI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MADRASAH ABSTRAK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBINAAN PROFESI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MADRASAH

Oleh:

Dr. M. Musfiqon, M.Pd

Widyaiswara Muda Balai Diklat Keagamaan Surabaya

ABSTRAK

Profesi guru perlu mendapat pembinaan dan pengembangan.

Pengembangan profesi guru meliputi bidang pengajaran dan menejemen pembelajaran. Keberhasilan pengembangan profesi guru sangat ditentukan oleh program-program dalam pengembangan profesi guru tersebut. Oleh karena itu, program pembinaan dan pengembangan guru harus disesuaikan dengan kebutuhan para guru. Jika para guru kurang pengetahuan, maka program pengembangan harus mengarah pada pengembangan pengetahuan. Jika para guru lemah dalam bidang ketrampilan, maka pembinaan dan pengembangan diarahkan pada ketrampilan.

Kata Kunci: Pembinaan, Profesi, Guru

PENDAHULUAN

Tuntutan masyarakat terhadap mutu Pendidikan madrasah semakin meningkat. Madrasah di tuntut untuk dapat melahirkan ilmuwan yang mandiri dan inovatif untuk membangun masyarakat.1 Inovasi yang dikembangkan madrasah perlu sesuai dengan kebutuhan hidup masyarakat yang cenderung berubah.

Madrasah merupakan wadah pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, yaitu manusia yang memiliki kompetensi akademik, profesional, dan intelektual. Madrasah selain berfungsi meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang dapat menguasai sains dan teknologi, madrasah juga harus mengembangkan sains dan teknologi sehingga bisa berkembang dan bersaing.2

Banyak faktor yang mempengaruhi mutu madrasah. Faktor dominan yang mempengaruhi mutu madrasah adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), terutama tenaga akademik. Tenaga akademik merupakan faktor kunci dalam internal madrasah yang dapat menjadi penentu keberhasilan organisasi madrasah.

Faktor internal ini sifatnya dapat dikendalikan oleh pelaku organisasi madrasah yang terlibat dengan pencapaian tujuan.3

Sumber daya manusia merupakan aset paling berharga bagi suatu madrasah, dan sering dianggap sebagai keunggulan kompetitif dibandingkan

1 Tilaar, Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Era Globalisasi, ( Jakarta:

Gramedia, 1997), 167

2 Anwar,Idochi, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, (Bandung:Alfabeta,2003), 69.

3 Prasetio, Teguh. “Praktek Sumber Daya Manusia yang Progresif: Upaya Membangun Keunggulan Bersaing”. Jurnal Ekonomi dan manajemen. Vol.1,No.1, Juni 2000, hal. 53-67.

(2)

industri, bisnis dan sektor pemerintahan.4 Salah satu kekuatan internal madrasah adalah adanya tenaga akademik yang berkualitas tinggi, yang ditandai dengan banyaknya jumlah guru yang mengusai bidang dan disiplin ilmu yang memiliki kualifikasi S-2, S-3 dan guru besar.5 Oleh karena itu, pengembangan terhadap sumber daya manusia menjadi kebutuhan penting dalam setiap madrasah.

Pengembangan tenaga pengajar merupakan bagian inti dari pengembangan kelembagaan. Untuk meningkatkan mutu madrasah maka diperlukan tenaga-tenaga guru yang bermutu.6 Dapat difahami bahwa pengembangan tenaga pengajar akan berpengaruh terhadap pengembangan lembaga pendidikan yang akan berimplikasi terhadap peningkatan mutu pendidikan madrasah.

Oleh karena itu, kompetensi tenaga akademik, profesionalisme, dan produktivitas tenaga akademik perlu dikembangkan dan ditingkatkan secara terencana, terpola dan terpadu dalam satu sistem pengelolaan madrasah.

Pengembangan tidak bisa dilakukan secara terpisah-pisah, karena antara variabel yang satu terkait dengan variabel lain.

Sumber daya manusia madrasah yang dapat memberikan layanan secara profesional akan memperkuat kinerja pribadi serta madrasah.7 Pengembangan sumber daya manusia akan berimplikasi terhadap diri manusia itu sendiri dan sekitarnya, termasuk madrasah. Ketika terjadi pengembangan SDM maka lembaga madrasah juga akan mengalami pengembangan.

Salah satu cara untuk memperbaiki lembaga pendidikan adalah dengan melakukan pembinaan sumber daya manusia tenaga pendidikan agar mampu menjadi agent of change.8 Ini artinya, tingkat kualitas tenaga pendidikan yang mendapat pengembangan dan pembinaan profesi akan berimplikasi terhadap peningkatan mutu dan keberhasilan madrasah.

Pengembangan dan peningkatan kualitas guru sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui madrasah. Pentingnya pengembangan dan peningkatan kualitas guru dilatar belakangi dua hal: Pertama, tuntutan terhadap pencapaian target akhir madrasah yaitu menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tinggi sebagaimana tujuan pendidikan nasional.9 Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan, pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

4 Soeparna dan Ridwan Saidi, 2004: www.Depdiknas.go.id, tgl 12 Januari 2004.

5 Sufyarma, Manajemen Pendidikan, ( Bandung:Alfabeta, 2003), 130.

6Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta:Rineka Cipta, 2000), 112

7 Kholis,Nur, Memadukan Pengajaran dan penelitian di Perguruan

Tinggi.Nizamia.Vol.5.No.1.januari-Juni 2002.23-26.

8 Prabawa,Andi Haris, Paradigma Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi Tahun 2000,(Surakarta:Universitas Muhammadiyah Press, 2002), 41

9 Suyono. Peningkatan Kualitas Dosen Sebagai Salah Satu Upaya strategis Dalam Pembangunan Sumberdaya Manusia. Ilmu Pendidikan.Tahun 22.No.2.Juli 1995.165-168.

(3)

Kedua, adanya sorotan negatif terhadap madrasah tentang rendahnya kualitas dalam belajar mengajar yang hanya mementingkan hafalan, rendahnya motivasi guru menjalankan tugasnya, rendahnya kualitas publikasi ilmiah serta sedikitnya buku berkualitas tinggi yang ditulis oleh guru.

Dengan demikian, pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia sangat diperlukan sebagai fasilitas pendidikan secara bersama untuk memperoleh efek sinergik dalam meningkatkan mutu lulusan sehingga mereka mampu bersaing secara kompetitif pada era globalisasi.Inilah salah satu pernanan penting madrasah yang dituntut untuk mampu menyiapkan sumber daya manusia yang handal.

Langkah penting yang dapat dilakukan lembaga madrasah adalah dengan mengembangkan program pembinaan profesi guru yang meliputi bidang pengajaran, manajemen, serta inovasi pembelajaran.

PEMBAHASAN

Jabatan guru merupakan profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam melaksanakan tugasnya. Keahlian khusus inilah yang menjadi pembeda antara profesi guru dengan profesi lainnya. Tugas utama seorang guru di madrasah adalah melaksanakan pengajaran. Tugas utama ini merupakan bentuk profesionalisme guru dalam menjalankan tugas yang akan dibahas dalam bagian berikut ini.

Pengajaran merupakan tugas seorang guru terkait dengan proses belajar mengajar dengan peserta didik. Dalam melaksanakan tugas pengajaran guru dituntut untuk menjalankannya berdasarkan profesionalisme, tidak dilakukan secara amatiran atau asal-asalan saja. Dalam melaksanakan pengajaran guru tidak hanya sekedar menjalankan tugas semata, tetapi juga diharapkan bisa mengembangkan pengajaran secara profesional, melaksanakan pengajaran sesuai kriteria profesi yang dapat meningkatkan keahlian dan tanggung jawab. Implikasi pengajaran yang dilakukan secara profesional dapat dilihat dari hasil dan produktifitas yang semakin baik dan kompetitif. Sesuai dengan pernyataan Tilaar bahwa tujuan profesionalisasi adalah produktifitas kerja yang tinggi serta mutu karya yang semakin lama semakin baik dan kompetitif.10

Dalam melaksanakan pengajaran di madrasah perlu dibuat program pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, isi pembelajaran dari pertemuan pertama sampai terakhir, tugas-tugas yang perlu dikerjakan peserta didik, serta sisitem penilaian. Selain itu, juga pembuatan bahan pembelajaran yang ditulis oleh guru pengampu mata pelajaran tersebut. Dalam melaksanakan tugas pengajaran guru dituntut untuk memiliki kemampuan teknis dalam menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran dengan menggunakan strategi yang tepat, serta mengadakan evaluasi terhadap proses pembelajaran.

Tilaar menambahkan, guru perlu menguasai pengetahuan yang luas khususnya bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.11 Ditambahkan Bambang Suhendro (dalam Cristina Mangindaan, 1996) selain menguasai ilmu dalam bidangnya, guru dituntut untuk memiliki ketrampilan dalam

10 Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasiona, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 87

11 Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional(.Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 89

(4)

menyampaikan materi tersebut kepada mashasiswa.12 Ini artinya guru juga perlu menguasai metodologi dan strategi pembelajaran yang efektif.

Menurut Yaqub Cikusin kualifikasi guru di kebanyakan madrasah di Indonesia baik negeri mauun swasta masih benyak yang belum memenuhi standar dari sisi pendidikan.13 Sehingga ilmu yang ditularkan oleh sebagian besar guru masih pas-pasan sehingga mempengaruhi proses pembelajaran, karena cakupan serta kedalaman ilmu yang diberikan masih terbatas.

Made Pidarta mengatakan kompetensi profesional guru dalam bidang mengajar mencakup kemampuan memilih dan memperkaya materi pelajaran, mengadakan dan memakai alat pengajaran, menentukan metode pembelajaran yang tepat, mendesain pengalaman belajar, menentukan kegiatan-kegiatan peserta didik, melaksanakan manajemen kelas, dan menyusun alat evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran dan melaksanakannya.14 Secara umum pendapat Pidarta di atas sesuai dengan pernyataan Fatimah yang mengatakan bahwa tugas utama seorang guru adalah merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pengajaran.15

Dapat difahami bahwa profesionalisme guru dalam bidang pengajaran tercermin dalam kemampuannya untuk menentukan tujuan, memilih materi pembelajaran, menentukan metode yang tepat sesuai materi yang akan disampaikan, memilih media, menentukan situasi atau mensetting situasi dan melakukan evaluai dengan obyektif. Rivai menegaskan, kemampuan guru dalam melakuan pengajaran secara profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas pembelajaran.

Selain itu, guru perlu memberikan bimbingan dan bantuan belajar di kelas.16. Seorang guru yang efektif adalah yang memiliki karakter profesional demeanor, yaitu guru yang memfokuskan untuk membantu peserta didik dalam pembelajaran.

12 Mangindaan,S.Cristina, Kualitas Pendidikan Tinggi. Hartono,T, Purnomo,H.Improving Teaching and Learning in Higher Education.

(Malang: Brawijaya University Press, 1996), 24

13 Cikusin,Yaqub, Mempersiapkan Mutu Pendidikan Tinggi dalam Menghadapi Tantangan Abad XXI.Buana:Media Keilmuan,Keislaman dan Pendidikan.

Edisi XIV1998, 64.

14 Pidarta,Made, Etos Kerja Dosen. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 6. No. 4.

November 1999, 278-284.

15 Fatimah,Siti, Strategi dan Komunikasi Pembelajaran di PTS. Lokakarya Kurikulum. 9-10 Januari 2004 aula Kampus I Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2004, 4

16 Ambar Puspitasari, Kristanti dan huda, Nurul, Riveu Hasil penelitian tentang Tutorial di Universitas Terbuka. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.Vol.1.No.1 Maret 2000, 45.

(5)

Profesionalisme guru dalam pembelajaran juga meliputi penguasaan dan pelaksanaan komunikasi yang baik dalam pembelajaran. Karena dalam pembelajaran pasti terjadi komunikasi aktif antara guru dan peserta didik.

Komunikasi yang dinamis dan interaktif antara guru dan peserta didik akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

Pengembangan profesionalisme guru dalam bidang mengajar dapat diwujudkan dengan melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap ketrampilan mengajar guru dalam penguasaan untuk merencanakan program pembelajaran, ketrampilan melaksanakan program pengajaran, dan melakukan evaluasi yang obyektif.

Indikator Guru Profesional

Dalam menjalankan tugas utama guru dalam bidang pengajaran, guru dituntut untuk dapat melaksanakan secara profesional. Setiap kegiatan guru dilakukan berdasarkan keahlian khusus yang dimiliki seorang guru, bukan asal- asalan. Tilaar mengatakan, seorang profesional memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya. Seperti tugas guru yang tidak bisa dilakukan dengan seenaknya tanpa menyesuaikan kemampuan profesi.17 Karena sebagai profesi, maka tugas guru tidak bisa dilakukan oleh orang lain. Memang sulit untuk mendeteksi secara jelas apakah guru telah melakukan tugasnya secara profesional atau belum. Tetapi, profesi guru memiliki indikator-indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk melihat tingkat profesionalisme guru.

Sahertian mengemukanakan bahwa ciri-ciri guru profesional adalah (1) memiliki kemampuan sebagai ahli mendidik dan mengajar, (2) memiliki rasa tanggung jawab, (3) memiliki rasa kesejawatan dan menghayati tugas sebagai karir hidup serta menjunjung kode etik jabatan.18 Indikator menunjang etika jabatan perlu mendapat penakanan yang lebih karena selama ini kurang diperhatikan.

Inidkator profesi adalah memerlukan keahlian dan memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut. Apalagi seorang guru yang berada dalam dunia pendidikan perlu lebih menjunjung etika dalam menjalankan tugasnya.

Konsep Pembinaan Profesi Guru

Guru sebagai jabatan profesi memiliki kewajiban untuk terus meningkatkan kemampuan profesi agar dapat meningkatkan mutu madrasah. Program pembinaan terhadap profesi guru merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas guru. Pembinaan dan pengembangan profesi guru sangat diperlukan, baik bagi lembaga maupun diri guru. Ini sejalan dengan strateri pembangunan pendidikan nasional dalam sebagaimana dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang meliputi peningkatan profesionalitas pendidikan dan

17 Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 86

18 Sahertian, PA, Konsep Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 65

(6)

tenaga kependidikan. Semua lembaga pendidikan harus melakukan pengembangan dan pembinaan profesi tenaga kependidikannya jika ingin menang dalam persaingan mutu pendidikan.19

Ditegaskan oleh Nurcholis bahwa lembaga memiliki tanggung jawab untuk melakukan peningkatan ketrampilan dan kemampuan guru untuk memenuhi tuntutan profesinya.20 Pernyataan ini juga didukung Nukhan (2003:21) yang mengatakan bahwa guru yang mandiri akan terwujud jika telah memperoleh pembinaan kearah peningkatan pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan prilaku kerja yang tinggi.

Program pengembangan dan pembinaan terhadap profesionalisme para guru harus dipadukan dengan tuntutan ilmu, teknologi, seni yang berkembang secara ekpansif dan kualitatif. Pengembangan dan pembinaan profesi guru ini dapat dilakukan melalui program-program pembinaan yang didasarkan pada analisa kebutuhan lembaga.21

Program-program dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri guru telah terjadi suatu proses transformasi dari program tersebut. Proses transformasi in dapat dilihat dari dua hal yaitu: (1) peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas dan (2) perubahan prilaku yang tercermin pada sikap, disiplin dan etos kerja.22 Peningkatan kemampuan ini dan perubahan prilaku ini merupakan tujuan diselenggarakan program pembinaan profesi ini.

Yusufhadi merumuskan program pengembangan tenaga pendidikan dalam sembilan macam program, yaitu: (1) program orientasi bagu tenaga baru, (2) evaluasi kerja pengajaran, (3) pendidikan bergelar/pendidikan lanjut, (4) lokakarya dan seminar, (5) konferensi, (6) magang, (7) produksi dan penyebaran bahan pengajaran, (8) jasa konsultasi dan bimbingan. Meski demikian program ini tidak bisa dilakukan dengan standar khusus. Pemilihan program disesuaikan dengan kondsi dan kebutuhan madrasah yang permasalahannya antara satu dengan lainnya tidak sama.

John L. Brown dan Cerylle A. Moffett menambahkan program pembinaan profesi guru dapat berupa program: (1) kelompok kajian yang berorieantasi pada pengembangan pengetahuan, (2) program sekolah berbasis pengembangan, (3) forum komunitas, (4) workshop pengembangan profesi yang berorientasi pada

19 Rodli, Fathoni, .Arah kebijakan Pendidikan Dalam Politik Nasional, Seminar nasional di Surabaya.13 September 2003 di Asrama Haji Sukolilo. 2

20 Kholis, Memadukan Pengajaran dan penelitian di Perguruan Tinggi, Nizamia.Vol. 5. No.1.januari-Juni 2002, 23.

21 Latchem, Colin and Parker, Lesley, The Summary Curtin University of Technology Strategic Plan for Teaching and Learning 1994-1996, 1996, 80

22 P. Siagian, Sondang, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Bumi Aksara, 2002), 202.

(7)

perubahan keterampilan.23 Program-program pembinaan ini diharapkan dapat membantu para guru untuk menyelesaikan masalah pembelajaran dan penelitian tindakan kelas. Selain itu juga untuk mengantarkan guru agar selalu dapat beradaptasi dengan tuntutan profesinya.

Keberhasilan pembinaan atau pengembangan sangat dipengaruhi oleh program-program yang akan dilaksanakan. Pemilihan program pembinaan dan pengembangan profesi guru perlu didasarkan pada analisa kebutuhan. Pasalnya, keberhasilan program pembinaan tergantung pada kemampuan mengidentifikasi kebutuhan pembinaan.24 Ditambahkan Dugan Laird bahwa program pembinaan perlu disesuaikan dengan kebutuhan peserta training.25 Misalnya, jika guru lemah dalam aspek pengetahuan maka program pembinaannya harus mengarah pada pengembangan pengetahuan, dan jika guru lemah dalam aspek ketrampilan maka program pembinaannya harus mengarah pada peningkatan ketrampilan.

Kesesuaian program pembinaan ini akan menentukan keberhasilan pembinaan.

Diantara program pembinaan guru seharusnya meliputi: (1) pengembangan aspek pengetahuan, (2) pengembangan aspek ketrampilan, baik ketrampilan teknik mengajar dan penelitian tindakan kelas, dan (3) aspek mental dan moral. Program untuk pengembangan aspek moral danmental ini sangat penting dalam rangka menjaga etika jabatan yang juga menjadi indikator profesi guru.

Dalam kontek pengembangan profesi guru secara umum dapat dikemas dalam program peningkatan profesionalisme mengajar dan melakukan penelitian tindakan kelas. Program ini dilakukan secara integratif sesuai dengan kebutuhan para guru untuk meningkatkan profesionalismenya. Dalam pelaksanaan ini tidak bisa disamakan. Oleh karena itu perlu konsep implementasi pengembangan program pembinaan profesi guru.

Penyelenggaraan program pengembangan profesi guru pada dasarnya sangat situasional sifatnya. Keefektifan pelaksanaan program sangat tergantung dari kebutuhan lembaga dan diri guru sendiri. Oleh karena itu konsep dan bentuk pelaksanaan pengembangan profesi guru juga bisa dilakukan dengan berbagai cara.

Nukhan26 mengatakan pengembangan profesi guru dapat dilakukan dengan kegiatan anara lain :

23 Brown, and Moffett, Cerylle A, The Hero's Journey: How Educators Can Transform Schools and Improve Learning, (Virginia: 1999), 79

24 Bohlander, George, Snell, Scott, and Sherman, Arthur, Managing Human Resources, (United State:South-Western College Publishing, 2001), 229

25 Dugan, .Approaches to Training and Development, (London:Wesley Publishing Company, 1983), 60

26 Nukhan, Peningkatan Kinerja Guru Melalui Sistem Pembinaan dan Pengawasan.

MDC Jatim: Jurnal Penelitian, pengkajian dan analisis Kependidikan, Vol.1. No. 1. September 2003, 21-22.

(8)

1. Pre in service education, yaitu mengadakan layanan pendidikan kepada para guru yangbelum pernah menjadi guru. Menurut Muhadjir tahap ini merupakan proses internalisasi profesi guru yang bertujuan agar guru baru ini benar-benar bisa menghayati profesi yang akan dimilikinya.27 Program internalisasi ini dapat berupa pelatihan atau pendidikan yang akan menunjang dalam melaksanakan profesi. Contoh program internalisasi ini dapat berupa pendidikan akta V atau Applied Approach (AA), pelatihan metodologi penelitian, dan pelatihan metodologi pengabdian kepada masyarakat.

2. In service education, yaitu layanan pendidikan tambahan bagi guru yang sudah melaksanakan tugas profesinya. Ini perlu diberikan kepada guru agar para guru dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan yang disesesuaikan dengan perkembangan zaman. Sebab pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki para dosesn terkadang tidak sejalan lagi dengan tuntutan zaman. Program ini dapat dilaksanakan dalam bentuk kursus, seminar, lokakarya kurikulum, survey lapangan, magang dan kegiatan lainnya.

3. On service education, yaitu layanan yang diberikan kepada dosesn untuk melakukan pengembangan terkait dengan mata kuliah tertentu yang diampu. Program ini juga meliputi bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang sesuai dengan disiplin ilmunya. Program ini dapat dilaksanakan dalam bentuk pelatihan strategi pembelajaran, pelatihan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang sesuai dengan disiplin ilmu para guru, studi lanjut, serta kegiatan lain.

Program-program ini dapat dilakukan oleh lembaga sendiri maupun pemerintah, baik secara kelompok maupun individu. Siagian mengatakan program pengembangan guru dapat berupa belajar sendiri, guru melakukan pengembangan profesi dengan sendirinya. Lembaga menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan saja. Pelaksanaan pengambangan guru ini sebaiknya bersifat fleksibel, menggunakan pendekatan multi disiplin, sehingga memberi kesempatan para tenaga akademik untuk untuk mengembangkan keahlian profesinya.28 Fleksibel disini dimaksudkan pengembangan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan para guru sehingga terjadi transformasi dalam proses pengembangan ini.

SIMPULAN

Berdasarkan uraian teoritis tentang profesionalisme guru yang meliputi profesionalisme pengajaran dan penelitian tindakan kelas. Lembaga memiliki

27 Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Rake Sarasin, tt), 68

28 Soetjipto dan Kosasi, Raflis, Profesi Keguruan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1999), 370

(9)

tanggung jawab untuk melakukan pengembangan terhadap profesi guru. Meski demikian para dosesn sendiri juga memiliki kewajiban untuk mengembangkan diri sendiri sebagai tuntutan profesi.

Program pembinaan guru disesuaikan dengan kebutuhan guru. Jika guru lemah dari aspek pengetahuan, maka pembinaan diarahkan pada pengembangan pengetahuan. Jika guru lemah dari aspek ketrampilan maka pembinaan diarahkan pada pengembangan aspek ketrampilan. Program ini juga meliputi pengajaran dan penelitian tindakan kelas.

Implementasi pengambangan profesi guru dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: (1) pre in service education, (2) in service education, dan (3) on service education. Dalam pelaksanaannya dapat berupa berbagai kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan guru dan lembaga.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Ambar Puspitasari,Kristanti dan huda,Nurul. 2000.Riveu Hasil penelitian tentang Tutorial di Universitas Terbuka. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh.Vol.1.No.1 Maret 2000.Cruickshank, Donald.R, Bainer, Deborah L, and Metcalf,Kim K. 1995. The Act of Teaching. USA:Mc Grow-Hill.

Ansharullah,A, Hartono,T, Soekartawi dan Suhardjono.1996. Pentingnya Pengembangan Guru Dalam Meningkatkan Proses Belajar Mengajar di Madrasah. Hartono,T, Purnomo,H.Improving Teaching and Learning in Higher Education. Malang: Brawijaya University Press.

Anwar,Idochi.2003.Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan.Bandung:Alfabeta.

Bohlander,George, Snell,Scott, and Sherman,Arthur.2001. Managing Human Resources.United State:South-Western College Publishing.

Brown,John L. and Moffett,Cerylle A. 1999. The Hero's Journey: How Educators Can Transform Schools and Improve Learning.Virginia:

Busri,Hasan.1996. Meningkatkan Kualitas Madrasah. Buana. Edisi ke-11.1996.56- 58.

Cikusin,Yaqub.1998.Mempersiapkan Mutu Madrasah dalam Menghadapi Tantangan Abad XXI.Buana:Media Keilmuan,Keislaman dan Pendidikan.

Edisi XIV1998.63.

Fatimah,Siti. 2004. Strategi dan Komunikasi Pembelajaran di PTS. Lokakarya Kurikulum. 9-10 Januari 2004 aula Kampus I Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Fida’,Ahmad. 1996.Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata.Jakarta:Rineka Cipta.

Hasan, Zaini. 1999. Disain dan Pengelolaan Penelitian.Fuadudin dan Cik Hasan Bisri.Pemikiran Islam di Madrasah. Jakarta:Logos.

Hanafi,Abdillah.2000.Pengembangan pengabdian kepada masyarakat menghadapi tantangan Masa Depan.Jurnal Abdi Masyarakat.tahun 17.No.1.November 2000.

Kholis,Nur.2002. Memadukan Pengajaran dan penelitian di Madrasah.Nizamia.Vol.5.No.1.januari-Juni 2002.23-26.

Latchem,Colin and Parker, Lesley.1996. The Summary Curtin University of Technology Strategic Plan for Teaching and Learning 1994-1996.

(11)

Hartono,T, Purnomo,H.Improving Teaching and Learning in Higher Education. Malang: Brawijaya University Press.

Laird,Dugan.1983.Approaches to Training and Development.London:Wesley Publishing Company.

Malikhah T.1992.Potret Organisasi profesi di negara maju:The National Council For Social Studies. Mimbar Ilmu. Vol.4.No.2. April-Juni 1992.20.

Mangindaan,S.Cristina.1996. Kualitas Madrasah. Hartono,T, Purnomo,H.Improving Teaching and Learning in Higher Education.

Malang: Brawijaya University Press.

Mantja,Willem. 1996.Persepsi Terhadap Prilaku Kepemimpinan Ketua Jurusan dan Sikap Profesional para Guru. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 3.No.3.Agustus 1996.238-239.

Martono,Ahmad.1999.Pengertian Dasar,Tujuan,Asas,metodologi,Bentuk, dan Sifat Pengabdian Kepada Masyarakat. Fuadudin dan Cik Hasan Bisri.Pemikiran Islam di Madrasah. Jakarta:Logos

Miarso,Yusufhadi.1995.Pengembangan Tenaga pengajar di Madrasah. Jurnal Teknologi Pembelajaran:Teori dan Penelitian.tahun3.No.1-2 Oktober 2002.11-16.

Muhadjir,Noeng. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial.Yogyakarta: Rake Sarasin

Mudzakir,Djauzi.M. 1999. Metakognisi Guru dalam Proses Pembelajaran: Kajian Kialitatif di IKIP Nusantara. Ilmu Pendidikan.Tahun 26.No.1. Januari 1999.

Mukhadis,Ahmad. 1994.Orientasi Penelitian dan Pengembangan Teori pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Forum Penelitian Kependidikan. Tahun 6.No.1 Juli 1994. 4.

Nuzuar. 2002. Kontribusi kemampuan Profesional dan Iklim Kerjasama terhadap Motivasi Kerja Guru sekolah Tinggi Agama Islam negeri (STAIN) Curup- Bengkulu. Skolar. Vol.3.No.1.Juni 2002.68-70.

Nukhan.2003.Peningkatan Kinerja Guru Melalui Sistem Pembinaan dan Pengawasan. MDC Jatim:Jurnal Penelitian,pengkajian dan analisis Kependidikan.Vol.1.No. 1. September. 2003. 21-22.

P.Siagian,Sondang. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:Bumi Aksara Prabawa,Andi Haris.2002. Paradigma Pengembangan Kurikulum Madrasah

Tahun 2000.Surakarta:Universitas Muhammadiyah Press.

(12)

Pidarta,Made.1999. Etos Kerja Guru. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid 6.No.4.November 1999.278-284.

Prasetio, Teguh. 2000. “Praktek Sumber Daya Manusia yang Progresif: Upaya Membangun Keunggulan Bersaing”. Jurnal Ekonomi dan manajemen.

Vol.1,No.1, Juni 2000, hal. 53-67.

Purwanto.2001. Pendekatan Penelitian dalam Pengetahuan Sosial. Komunitas:

Jurnal Pengabdian Masyarakat. Vol.2.No.2 September 2001.190.

Rodli,Fathoni.2003.Arah kebijakan Pendidikan Dalam Politik Nasional.Seminar nasional di Surabaya.13 September 2003 di Asrama Haji Sukolilo.

Sardiman,AM. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: CV Rajawali.

Sahertian,PA. 2000. Konsep Dasar dan teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Suparman,A. 1996. Upaya Peningkatan Kualitas madrasah:Melalui Penerapan Konsep Link and match. Lattchem,C, Hartono,T, Purnomo,H.Improving Teaching and Learning in Higher Education. Malang: Brawijaya University Press.

Syarief,Djohan.2003. Strategi Pembinaan dan pengembangan SDM Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Ekonomi STEI.Vol.XII.No.1.Januari 2003.1-6.

Suyono.1995.Peningkatan Kualitas Guru Sebagai Salah Satu Upaya strategis Dalam Pembangunan Sumberdaya Manusia. Ilmu Pendidikan.Tahun 22.No.2.Juli 1995.165-168.

Sutjipto.1999.Higher Education Leadership:Challenge of the 21 century.Jurnal Ilmu Pendidikan.Jilid 6.Edisi Khusus.Desember 1999.362.

Sufyarma. 2003. Manajemen Pendidikan. Bandung:Alfabeta

Soetjipto dan Kosasi, Raflis. Profesi Keguruan.1999. Jakarta:Rineka Cipta Soeparna dan Ridwan Saidi, 2004: www.depdiknas.go.id, tgl 12 Januari 2004

Slameto.1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS).Jakarta:Bumi Aksara.

Trimo,Soejono.1986. Pengembangan Pendidikan.Bandung:Remaja Karya

(13)

Tilaar,H.A.R.1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional.

Magelang:Tirai Indonesia.

__________ 2002. Membenahi Pendidikan Nasional.Jakarta: Rineka Cipta

__________ 1997.Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Era Globalisasi.Jakarta:Gramedia.

__________. 2000. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta:Rineka Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Wiryohandoyo,Soedarno.1999.Komunikasi Guru-mahasiswa Dalam kegiatan Akademik. Jurnal Ilmu Pendidikan.Jilid 6.No.3. Agustus 1999. 236.

Referensi

Dokumen terkait

perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari bagian luar dasar wadah (yang.. bersentuhan dengan nyala api) menuju bagian dalam dasar

Perhatian para pendidik seni rupa di berbagai negara telah mulai bergeser dari penekanan pada disiplin seni murni menuju ke yang meluas yaitu isu-isu seni

Tidak tersedianya sistem informasi online yang berfungsi sebagai komunikasi, informasi dan edukasi terkait dengan pengelolaan bank sampah; Tidak memiliki media promosi untuk

Saluran pencernaan katak dimulai dari rongga mulut, terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah menangkap mangsa, kemudian ke esophagus yang berupa saluran

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN SISWA SMP Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.

Sistem Informasi Keragaan Koperasi adalah suatu sistem informasi yang dibangun dengan tujuan untuk membantu proses perekapan data RAT (Rapat Akhir Tahun) dari

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) bentuk-bentuk deiksis yang terdapat dalam karangan narasi siswa kelas XI SMK Batik 2 Surakarta, antara lain: (a)

sistem OFDM pada merupakan proses error yang terjadi estimasi kanal maupun menunjukkan sama nilai BER dapat kondisi dimana BER yang lebih kinerja yang lebih