BAB III
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tahap pengembangan dan validasi produk awal dari penelitian pengembangan ini dilakukan oleh dosen di Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan guru di SMA Negeri 3 Surakarta, SMA Negeri 5 Surakarta, SMA Negeri 6 Surakarta, serta SMA Negeri 8 Surakarta, sedangkan tahap uji coba produk dilaksanakan di SMA Negeri 6 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari tahap persiapan hingga selesainya tahap pelaksanaan, dimulai pada minggu pertama September 2012 sampai dengan minggu keempat Maret 2013.
B. Sampel Penelitian 1. Sampel Validasi
Tahapan validasi produk awal dalam penelitian pengembangan ini melibatkan 2 orang pakar pendidikan fisika dari Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memiliki latar belakang doktoral, 3 orang teman sejawat, dan 4 orang guru Fisika SMA kelas X.
2. Sampel Uji Coba Terbatas
Hasil validasi diujicobakan secara terbatas pada 7 orang peserta didik kelas X3SMA Negeri 6 Surakarta. Pemilihan sampel uji coba terbatas didasarkan pada
hasil mid semester sehingga diperoleh peserta didik berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
3. Sampel Uji Coba Diperluas
Perangkat pembelajaran yang telah melalui revisi II (hasil revisi uji coba terbatas), diujicobakan secara lebih luas pada proses pembelajaran di kelas. Kelas yang menjadi sampel uji coba diperluas adalah kelas X1SMA Negeri 6 Surakarta.
C. Model Penelitian dan Pengembangan
Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Borg & Gall (1983) cit. Putra (2012) menyarankan sepuluh langkah dalam research and development (R&D):
(1) Research and information collecting (melakukan pengumpulan informasi, termasuk kajian pustaka, pengamatan kelas, membuat kerangka kerja penelitian); (2) Planning (melakukan perancangan, merumuskan tujuan penelitian, memperkirakan dana dan waktu yang diperlukan, prosedur kerja penelitian); (3) Develop preliminary form of product (mengembangkan bentuk produk awal atau perancangan draf awal produk dan memvalidasi produk); (4) Preliminary field testing (melakukan uji coba lapangan permulaan); (5) Main product revision (melakukan revisi terhadap produk utama); (6) Main field testing (melakukan uji coba lapangan utama); (7) Operational product revision (melakukan revisi terhadap uji lapangan utama); (8) Operational field testing (melakukan uji lapangan operasional); (9) Final product revision (melakukan revisi terhadap produk akhir); dan (10) Dissemination and implementasion (mendeseminasikan dan mengimplementasikan produk).
Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan dengan mengadaptasi langkah 1 sampai dengan 7 saja karena keterbatasan sumber daya yang ada.
Gambar 3.1. Langkah-langkah R&D Borg & Gall
Pada penelitian dan pengembangan ini akan dikembangkan perangkat pembelajaran fisika berbasis inkuiri yang bermuatan pendidikan karakter berisi silabus, RPP, lembar penilaian produk kognitif, lembar penilaian psikomotorik, lembar penilaian afektif, Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), dan buku ajar.
D. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Berdasarkan penjelasan model pengembangan di atas, maka produk yang akan dikembangkan mengikuti dan sedikit memodifikasi model tersebut. Gambar 3.2. menjelaskan tahap-tahap prosedur pengembangan produk.
1. Tahap Studi Pendahuluan
Tahap studi pendahuluan merupakan tahap awal sebelum melaksanakan proses pengembangan. Pada tahap ini, dilakukan studi pustaka dan survei lapangan. Studi pustaka dimaksudkan untuk menganalisis struktur isi kurikulum yang mencakup SK-KD dan materi pembelajaran untuk kelas X, langkah ini adalah tahapan awal yang ditujukan untuk menentukan kompetensi-kompetensi yang memerlukan bahan ajar atau perangkat pembelajaran, sehingga bahan ajar
Research and information collecting
Planning
Develop preliminary form of product
Main product revision Operational
product revision Operational
field testing
Final product revision
Dissemination and
implementasion
Main field testing
Preliminary field testing
atau perangkat pembelajaran yang dikembangkan mampu membuat peserta didik menguasai kompetensi yang telah ditentukan (Prastowo, 2012).
Gambar 3.2. Tahapan Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Pendidikan Karakter (di adaptasi dan dikembangkan dari Prasetyo dkk., 2011)
Survei lapangan dilakukan dengan observasi yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan kebutuhan-kebutuhan pengembangan produk, yaitu berupa karakteristik peserta didik, kelengkapan dan kualitas perangkat pembelajaran yang dimiliki guru, serta kelengkapan sarana-prasarana sekolah yang menunjang sebagai sumber belajar.
Menurut Trianto (2011), hasil analisis karakter peserta didik dapat dijadikan gambaran umum untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Terkait dengan kelengkapan sarana-prasarana sekolah, Prastowo (2012) menyebutkan
Studi
Pendahuluan Studi pustaka Survei lapangan
Perencanaan Spesifikasi Produk Struktur isi
Desain Produk Silabus RPP Buku ajar LKPD THB Instrumen penelitian
Validasi Produk Validasi produk awal Revisi I Uji coba Produk
Uji coba terbatas Revisi II Uji coba diperluas Revisi III Produk Akhir
Produk akhir perangkat yang sudah valid
bahwa menginventarisasi kelengkapan sarana-prasarana sekolah merupakan salah satu upaya untuk memilih dan menentukan sumber belajar yang terdapat pada sekolah tersebut, dan pemilihannya berdasarkan 3 kriteria, yaitu ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya.
2. Tahap Perencanaan
Hal-hal yang akan dilakukan pada tahap ini adalah menentukan spesifikasi produk yang akan dikembangkan berikut SK dan KD, memetakan standar isi dari SK dan KD tersebut, menentukan indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, model pembelajaran, dan metode pembelajaran, serta merinci konsep-konsep materi yang akan diajarkan dengan menuangkannya ke dalam sebuah peta konsep. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kajian apa saja yang akan dimunculkan pada perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan (Prasetyo, 2011).
3. Tahap Penyusunan Draf I (Desain Produk Awal)
Setelah melakukan perencanaan, kemudian Draf I disusun menggunakan desain perangkat pembelajaran yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Silabus
Pembuatan silabus mengacu pada KTSP, Permendiknas No. 41 tahun 2007 mengenai Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah serta mengadopsi langkah-langkah pengembangan silabus menurut Suwarna (2011).
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan RPP dilakukan dengan mengacu pada KTSP, Permendiknas No.
41 tahun 2007 mengenai Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah serta mengadopsi langkah-langkah pengembangan RPP menurut Ibrahim (2003).
c. Buku Ajar
Penyusunan buku ajar dilakukan dengan memodifikasi BSE (Buku Sekolah Elektronik) untuk peserta didik SMA kelas X Semester 2 serta sumber- sumber dari internet sehingga dapat terintegrasi dengan perangkat pembelajaran lainnya dan memuat pendidikan karakter.
d. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
Penyusunan LKPD dilakukan dengan mengadaptasi model pengembangan Prastowo (2012).
e. Perangkat Assesment
Penyusunan perangkat assessment berupa lembar observasi karakter, dan psikomotorik serta soal hasil belajar untuk peserta didik yang berpedoman pada prinsip-prinsip perangkat penilaian oleh Munthe (2012).
4. Tahap Validasi Produk a. Validasi Produk Awal (Draf I)
Draf I perangkat pembelajaran fisika berbasis inkuiri terbimbing terintegrasi pendidikan karakter yang terdiri dari silabus, RPP, buku ajar, LKPD, THB, dan lembar instrumen penilaian keterampilan proses sains, keterampilan sosial, lembar pengamatan karakter, dan soal tes hasil belajar untuk peserta didik dinilai kelayakan oleh penelaah untuk mendapatkan penilaian dan masukan.
Penilaian kelayakan diperoleh dari 2 orang ahli pendidikan fisika, 4 orang guru Fisika SMA kelas X, dan 3 orang teman sejawat.
b. Revisi I
Revisi I dilakukan berdasarkan hasil penilaian kelayakan ahli, guru, dan teman sejawat pada Draf I sehingga menghasilkan Draf II.
5. Tahap Uji Coba
Pada tahap ini, perangkat pembelajaran diujicobakan dengan mempraktikannya pada pembelajaran di kelas . Uji coba yang dilakukan yaitu:
a. Uji Coba Terbatas
Uji coba terbatas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dimaksudkan untuk mengetahui cara terbaik untuk menggunakan dan mengetahui kekurangan-kekurangan yang terdapat pada perangkat tersebut sebelum diujicobakan secara lebih luas dalam proses pembelajaran di kelas. Setelah uji coba terbatas selesai dilaksanakan, dilakukan revisi terhadap perangkat pembelajaran sehingga diperoleh perangkat pembelajaran yang lebih baik untuk digunakan pada uji coba diperluas.
Data yang akan diperoleh dalam tahap uji coba terbatas ini adalah sebagai berikut: (1) Data keterlaksanaan pembelajaran menggunakan Draf II yang diperoleh dari lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran oleh 2 orang pengamat beserta saran perbaikannya; (2) Data angket respons pembelajaran yang diperoleh dari 7 orang peserta didik yang telah terpilih sebagai sampel; dan (3) Data hasil uji coba THB yang dilakukan secara empiris dan diuji validitas dan reliabilitasnya pada kelas sampel uji coba terbatas untuk THB, yaitu kelas X6
SMA Negeri 6 Surakarta.
Berbagai data dan masukan dalam uji coba terbatas dijadikan sebagai
bahan perbaikan untuk revisi II.
b. Revisi II
Revisi II dilakukan berdasarkan hasil uji coba terbatas sehingga menghasilkan Draf III.
c. Uji Coba Diperluas
Uji coba diperluas dilaksanakan dengan menerapkan Draf III pada pembelajaran Fisika kelas X semester genap di SMA Negeri 6 Surakarta sebanyak satu kelas, yaitu kelas X1. Uji coba diperluas dimaksudkan untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dan mengevaluasi lebih dalam produk yang telah dikembangkan setelah sebelumnya pada uji coba terbatas telah mengetahui kekurangan dalam cara penggunaan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Pengujian ini dilakukan dengan one group pretes-posttest design, dengan model eksperimen seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Uji Coba Diperluas dengan One Group Pretest-Posttest Design
Data yang akan diperoleh dalam tahap uji coba diperluas ini adalah sebagai berikut: (1) Data hasil belajar kognitif yang diperoleh dari pretes dan postes; (2) Data hasil penilaian psikomotorik; (3) Data hasil penilaian afektif; (4) Data keterlaksanaan pembelajaran menggunakan produk Draf III yang diperoleh dari lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran oleh 2 orang pengamat beserta saran perbaikannya; dan (5) Data angket respons peserta didik terhadap
X:Treatment berupa penerapan perangkat pembelajaran 01:pretest
02:posttest
proses pembelajaran.
Berbagai data dan masukan dalam uji coba terbatas dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk revisi III.
d. Revisi III
Revisi III dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji coba diperluas. Setelah revisi dan penyempurnaan dilakukan, maka akan diperoleh produk berupa perangkat pembelajaran Fisika SMA berbasis inkuiri terbimbing terintegrasi pendidikan karakter.
E. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data hasil validasi ahli berupa penilaian terhadap silabus, RPP, THB, LKPD, dan buku ajar. Teknik pengumpulan datanya menggunakan lembar validasi perangkat pembelajaran yang ditujukan kepada ahli materi dan media pendidikan, guru fisika serta teman sejawat.
2. Data hasil uji coba terbatas dan uji coba diperluas perangkat pembelajaran yang berupa data amatan keterlaksanaan pembelajaran yang diperoleh dari 2 orang pengamat, data hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari pretes dan postes, serta data hasil penilaian psikomotorik dan afektif.
3. Data angket respons peserta didik terhadap pembelajaran.
F. Instrumen Pengumpul Data
Adapun instrumen yang akan digunakan berikut tujuan kegunaannya dalam penelitian pengembangan adalah sebagai berikut:
1. Lembar observasi sekolah
Instrumen ini digunakan pada tahap studi pendahuluan untuk mendapatkaninformasi tentang kelengkapan perangkat pembelajaran yang dimiliki oleh guru, keterintegrasian perangkat pembelajaran dengan pendidikan karakter, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pendidikan karakter, dan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah.
2. Lembar observasi karakteristik peserta didik
Instrumen ini digunakan pada tahap studi pendahuluan untuk mendapatkan informasi berupa kemampuan akademik, motivasi terhadap mata pelajaran, Karakter mulia, keterampilan psikomotorik, keterampilan sosial yang dimiliki oleh peserta didik.
3. Lembar validasi perangkat pembelajaran
Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data penilaian dari para validator terhadap perangkat pembelajaran. Hasil penilaian ini dijadikan dasar untuk perbaikan masing-masing perangkat pembelajaran sebelum diujicobakan.
4. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui kualitas keterlaksanaan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.
5. Angket respons peserta didik terhadap proses pembelajaran.
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui respons peserta didik setelah mendapatkan pembelajaran dengan menerapkan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan.
6. Soal pretes dan postes, Lembar Penilaian Psikomotorik, dan Lembar Penilaian Afektif (Karakter).
Instrumen ini merupakan bagian dari perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Soal pretes dan postes diujikan untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta didik yang memuat sejumlah soal dari THB yang telah diketahui validitas butir soalnya, dan digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta didik, sedangkan untuk lembar penilaian psikomotorik dan afektif digunakan untuk mengetahui pencapaian keterampilan psikomotorik serta afektif (karakter) peserta didik selama proses pembelajaran.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data untuk kelayakan perangkat pembelajaran fisika berbasis inkuiri terbimbing terintegrasi pendidikan karakter, dilakukan dengan teknis analisis deskriptif terhadap data pada tahapan studi pendahuluan, validasi, dan data pada tahapan uji coba produk. Adapun penjelasan teknis analisis data untuk setiap tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Analisis Data Tahap Studi Pendahuluan
Analisis data pada tahap studi pendahuluan, yaitu data hasil studi pustaka berupa analisis struktur isi (SK, KD, dan materi pembelajaran) dan data hasil survei lapangan berupa data karakteristik peserta didik, kelengkapan, kualitas perangkat pembelajaran yang dimiliki oleh guru, serta kelengkapan sarana- prasarana sekolah yang menunjang sumber belajar, mengacu pada indikator yang terdapat pada Lampiran 1. Indikator-indikator tersebut menjadi dasar dalam tahap perencanaan pengembangan perangkat pembelajaran selanjutnya.
2. Analisis Data Tahap Validasi
a. Penilaian setiap butir yang terdapat pada lembar validasi, berbentuk skala Guttman, sehingga data tersebut berupa data rasio dikotomi (dua alternatif)
-
validasi tiap perangkat cukup banyak, sehingga total penilaian tiap perangkat dapat diubah ke dalam skala Likert empat interval dengan menggunakan cara sebagai berikut:
1) Silabus
Butir penilaian silabus berjumlah 30. Skor maksimum 30 (validator Skor minimum 0. Maka penentuan nilai pada silabus, mengacu pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Acuan Penentuan Nilai Pada Silabus
Nilai Rentang Skor Kategori
4 25 30 Sangat Baik
3 17 24 Baik
2 9 16 Cukup Baik
1 0 8 Kurang Baik
2) RPP
Butir penilaian RPP berjumlah 39. Skor maksimum 39 (validator menjawab Skor minimum 0. Maka penentuan nilai pada RPP, mengacu pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Acuan Penentuan Nilai Pada RPP
Nilai Rentang Skor Kategori
4 31 39 Sangat Baik
3 21 30 Baik
2 11 20 Cukup Baik
1 0 10 Kurang Baik
3) Lembar Penilaian Produk Kognitif (THB)
Butir penilaian lembar penilaian produk kognitif berjumlah 19. Skor maksimum
Skor minimum 0. Maka penentuan nilai pada lembar penilaian produk kognitif, mengacu pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Acuan Penentuan Nilai Pada THB
Nilai Rentang Skor Kategori
4 16 19 Sangat Baik
3 11 15 Baik
2 6 10 Cukup Baik
1 0 5 Kurang Baik
4) Lembar Penilaian Psikomotorik dan Afektif
Butir penilaian lembar psikomotorik dan afektif berjumlah 6. Skor
maksimum Skor
minimum 0. Maka penentuan nilai pada lembar penilaian penilaian psikomotorik dan afektif, mengacu pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Acuan Penentuan Nilai Pada Lembar Penilaian Penilaian Psikomotorik dan Afektif
Nilai Rentang Skor Kategori
4 6 Sangat Baik
3 4 5 Baik
2 2 3 Cukup Baik
1 0 1 Kurang Baik
5) Buku Ajar dan LKPD
Butir penilaian buku ajar dan LKPD berjumlah 34. Skor maksimum 34 Skor minimum 0.
Maka penentuan nilai pada buku ajar dan LKPD, mengacu pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Acuan Penentuan Nilai Pada Buku Ajar dan LKPD Nilai Rentang Skor Kategori
4 28 34 Sangat Baik
3 19 27 Baik
2 10 18 Cukup Baik
1 0 9 Kurang Baik
b. Menabulasi semua nilai yang diperoleh dari semua validator untuk setiap
perangkat yang telah dinilai.
c. Menghitung nilai total rata-rata perangkat pembelajaran yang didapatkan dari semua validator menggunakan rumus:
(1)
Keterangan: = nilai rata-rata
= jumlah nilai n = jumlah penilai
d. Mengubah nilai rata-rata menjadi nilai dengan kriteria
Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran fisika berbasis inkuiri terbimbing terintegrasi pendidikan karakter yang telah dikembangkan, maka data yang mula-mula berupa nilai, diubah menjadi data kualitatif (data interval) dengan skala empat. Adapun acuan pengubahan skor menjadi skala empat untuk setiap perangkat pembelajaran yang di adaptasi dan dikembangkan dari Wijayanti (2011) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6. Kriteria Nilai Rerata Total Skor Masing-Masing Perangkat Interval Nilai Rata-rata Kategori
3,26 4 Sangat baik
2,51 3,25 Baik
1,76 2,5 Cukup Baik
1 1,75 Kurang Baik
3. Analisis Data Tahap Uji Coba
Analisis data yang didapatkan pada tahap uji coba adalah sebagai berikut:
a. Keterlaksanaan Pembelajaran
Analisis data keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengetahui pola yang tepat dalam membelajarkan peserta didik menggunakan perangkat yang
telah dikembangkan, sehingga memperbaiki alur rencana pembelajaran jika terdapat kekurangan. Adapun analisis data hasil keterlaksanaan pembelajaran yang di adaptasi dan dikembangkan dari Prasetyo (2011) adalah sebagai berikut:
Pertemuan 1 terdapat 19 rencana kegiatan.
Pertemuan 2 terdapat 18 rencana kegiatan.
Pertemuan 3 terdapat 19 rencana kegiatan.
Sehingga nilai keterlaksanaan pembelajaran, dapat diketahui dengan mengacu pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Acuan Penentuan Nilai Keterlaksanaan Pembelajaran Nilai Rentang Keterlaksanaan (%) Kategori
4 76 100 Sangat Baik
3 51 75 Baik
2 26 50 Cukup Baik
1 0 25 Kurang Baik
b. Respons Peserta Didik
Data hasil respons peserta didik diperoleh dari angket yang disebar dalam bentuk pernyataan positif. Angket respons tersebut memuat 19 pernyataan yang terkait dengan proses pembelajaran yang telah dilalui. Setiap pernyataan tersebut, dijawab dengan 4 kategori penilaian sebagai berikut:
Skor 4 = Sangat Setuju Skor 3 = Setuju
Skor 2 = Tidak Setuju Skor 1 = Sangat Tidak Setuju
Total skor yang diberikan oleh peserta didik dicari reratanya. Adapun acuan penilaian terhadap respons peserta didik yang di adaptasi dan dikembangkan dari Prasetyo (2011) disajikan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Acuan Penilaian Respons Peserta Didik Interval Skor Rata-rata Kategori
3,26 4 Sangat baik
2,51 3,25 Baik
1,76 2,5 Cukup Baik
1 1,75 Kurang Baik
c. Kognitif
1) Data pretes dan postes
Data pretes dan postes peserta didik diuji normalitas dan homogenitasnya.
Pengujian ditujukan sebagai bentuk uji prasyarat analisis. Data yang digunakan berupa data rasio yang termasuk dalam data kuantitatif. Hasil dari uji prasyarat digunakan sebagai dasar analisis lebih lanjut terhadap nilai hasil belajar peserta didik. Seluruh pengujian dalam analisis menggunakan program IBM SPSS Statistik 20.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui pola sebaran kelompok data tes yang dihasilkan. Hasil uji kenormalan menggunakan hasil pada Kolmogorov- Smirnova. Pengujian diawali dengan memberikan hipotesis terhadap nilai signifikansi.
Ho : data terdistribusi normal Ha : data tidak terdistribusi normal
Ho diterima.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kesamaan dalam variansi data. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji Levene. Hipotesis diberikan pada data yang dilihat variannya.
Ho : Varian data homogen Ha : Varian data tidak homogen
Ketentuan uji yaitu Ho diterima jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar
c) Uji Dua Sampel Berpasangan
Skor pretes dan postes melalui tahapan uji t dengan dua sampel berpasangan (paired sample t-test). Priyatno (2009) menyebutkan paired sample t-test digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua variabel
yang berpasangan (dependent). Hipotesis yang diberikan untuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
Ho : Hasil belajar kognitif sebelum dan sesudah menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah sama
Ha : Hasil belajar kognitif sebelum dan sesudah menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah tidak sama
Terdapat 2 kriteria pengambilan keputusan yang akan digunakan, yang pertama yaitu berdasarkan perbandingan thitungdan ttabel, ketentuannya adalah jika ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima, dan jika thitung< -ttabel atau thitung> ttabel, maka Ho ditolak. Pengambilan keputusan yang kedua, yaitu berdasarkan nilai probabilitas, jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima, sebaliknya jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.
2) Data Tes Hasil Belajar Peserta Didik
Data tes hasil belajar yang telah didapatkan pada uji coba terbatas diujikan secara empirik dan diuji pula reliabilitasnya. Menurut Sukardjo (2008) cit. Prasetyo (2011), koefisien validitas empiris butir soal pilihan jamak dihitung
dengan cara statistik korelasi, yaitu korelasi point biserial sedangkan koefisien reliabilitasnya dihitung dengan rumus Kuder Richardson 20 (KR20). Dalam penelitian pengembangan ini, perhitungan koefisien validitas dan reliabilitas pada soal pilihan jamak dilakukan dengan bantuan program komputer Microsoft Excel 2013.
Menurut Ebel dan Frisbie (1980) cit. Prasetyo (2011), kriteria baik tidaknya butir soal adalah bila korelasi point biserial: > 0,40 = butir soal sangat baik; 0,30-0,39 = soal baik, tetapi perlu perbaikan; 0,20-0,29 = soal dengan beberapa catatan, biasanya diperlukan perbaikan; < 0,19 = soal jelek, dibuang, atau diperbaiki melalui revisi. Mengenai reliabilitas, Triton (2005) cit. Prasetyo (2011) berpendapat bahwa ukuran tingkat reliabilitas soal ditentukan berdasarkan nilai alpha seperti pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9.Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 s.d. 0,20
> 0,20 s.d. 0,40
> 0,40 s.d. 0,60
> 0,60 s.d. 0,80
> 0,80 s.d. 1,00
Kurang reliabel Agak reliabel Cukup reliabel Reliabel Sangat reliabel d. Psikomotorik
Analisis penilaian psikomotorik peserta didik dilakukan untuk mengetahui pencapaian keterampilan psikomotorik yang aspek dan indikator telah disesuaikan dengan tujuan penelitian. Aspek-aspek tersebut mengarah pada ketercapaian
keterampilan proses sains dan keterampilan sosial peserta didik. Skor yang diberikan mengacu pada 19 aspek penilaian. Masing-masing aspek memiliki rentang skor 1 sampai 4. Lembar penilaian psikomotorik untuk peserta didik diisi oleh guru (observer) terhadap masing-masing peserta didik dalam kelompok yang diamati untuk selanjutnya dianalisis sebagai pencapaian keterampilan psikomotorik. Kategori penilaian psikomotorik yang di adaptasi dan dikembangkan dari Depdiknas (2004) disajikan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Kategori Penilaian Psikomotorik Peserta Didik
Rentang Skor Kategori
19 33 Gagal
34 47 Kurang Berhasil
48 - 61 Berhasil
62 - 76 Sangat Berhasil
Selain menggunakan kategori penilaian, hasil psikomotorik peserta didik tiap pertemuan juga dianalisis menggunakan uji Friedman, yaitu uji nonparametric untuk menguji data tiga atau lebih sampel berhubungan. Hipotesis
pengujiannya adalah sebagai berikut:
Ho: Hasil penilaian psikomotorik tiap pertemuan adalah sama Ha: Hasil penilaian psikomotorik tiap pertemuan adalah tidak sama
Pengambilan keputusan yang akan digunakan, yang pertama yaitu berdasarkan perbandingan thitung dan ttabel, ketentuannya adalah jika thitung < ttabel, maka Ho diterima, dan jika thitung> ttabel, maka Ho ditolak. Pengambilan keputusan yang kedua, yaitu berdasarkan nilai probabilitas, jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima, sebaliknya jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.
e. Afektif
Analisis penilaian afektif dimaksudkan untuk melihat seberapa besar pencapaian peserta didik terkait pembentukan karakter mereka selama mengikuti proses pembelajaran. Penilaian mengarah pada 4 aspek karakter dalam pembelajaran yang diharapkan muncul selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Masing-masing aspek dengan rentang skor 1 sampai 4. Lembar penilaian afektif untuk peserta didik diisi oleh guru (observer) terhadap masing- masing peserta didik dalam kelompok yang diamati untuk selanjutnya dianalisis sebagai pencapaian karakter. Kategori penilaian afektif di adaptasi dan dikembangkan dari Kemendiknas (2010) disajikan pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11. Kategori Penilaian Afektif Peserta didik
Rentang Skor Kategori
4 7 Belum Terlihat
8 10 Mulai Terlihat
11 13 Mulai Berkembang
14 16 Membudaya
Selain menggunakan kategori penilaian, hasil afektif peserta didik tiap pertemuan juga dianalisis menggunakan uji Friedman, yaitu uji nonparametric untuk menguji data tiga atau lebih sampel berhubungan. Hipotesis pengujiannya adalah sebagai berikut:
Ho: Hasil penilaian afektif tiap pertemuan adalah sama Ha: Hasil penilaian afektif tiap pertemuan adalah tidak sama
Pengambilan keputusan yang akan digunakan, yang pertama yaitu berdasarkan perbandingan thitung dan ttabel, ketentuannya adalah jika thitung < ttabel, maka Ho diterima, dan jika thitung> ttabel, maka Ho ditolak. Pengambilan keputusan