• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN RKL KEGIATAN RUMAH SAKIT ANAK DAN BUNDA HARAPAN KITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RINGKASAN RKL KEGIATAN RUMAH SAKIT ANAK DAN BUNDA HARAPAN KITA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN RKL KEGIATAN RUMAH SAKIT ANAK DAN BUNDA HARAPAN KITA

JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK TUJUAN TOLOK UKUR UPAYA PENANGANAN LOKASI PERIODE PENGELOLAAN

TAHAP OPERASI PELAKSANA PENGAWAS PELAPORAN

KOMPONEN FISIK KIMIA

Kualitas Udara Berbagai gas buang hasil pembakaran yang dikeluarkan knalpot kendaraan karyawan dan pasien/pengunjung Rumah Sakit yang berakumulasi dengan mobilisasi kendaraan antara lain CO,NO2,SO2,Pb dan pertikel debu.

Emisi hasil pembakaran mesin genset dan boiler menghasilkan CO2, SOx, NOx

Mengendalikan agar parameter penyebab menurunnya kualitas udara di dalam lokasi kegiatan tidak melampaui baku mutu kualitas udara ambient dan NAB tingkat kebisingan sesuai SK. Gub DKI Jakarta No. 551 tahun 2001

Baku mutu udara dan ambang batas kebisingan sesuai SK.Gub KDKI Jakarta No. 551 tahun 2001 tentang Penetapan Kualitas Udara Ambient dan Kebisingan di Dalam Wilayah DKI Jakarta

Upaya yang telah dilakukan

 Pemeliharaan pohon pelindung yang berfungsi untuk absorsi debu dan CO

 Pemakaian genset tipe silent, telah terdapat cerobong genset

 Melakukan uji incinerator setiap 6 bulan sekali Upaya yang akan dilakukan

 Mempertahankan apa yang telah dilakukan yang mempunyai tingkat ekologis tinggi

 Pengukuran emisi genset setiap 6 bulan sekali

Di dalam lokasi kegiatan terutama pada jalan sirkulasi kendaraan, area parkir.

Selama tahap operasi

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan RSAB Harapan Kita

 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 BPLHD Provinsi DKI Jakarta (setiap enam bulan sekali)

Intensitas Kebisingan  Aktivitas karyawan dan pengunjung Rumah Sakit

 Lalu-lalang kendaraan bermotor sekitar lingkungan Rumah Sakit

 Pengoperasian genset dan boiler serta kelengkapannya

Mengendalikan agar parameter penyebab meningkatnya angka kebisingan di dalam lokasi kegiatan tidak melampaui nilai ambang batas (NAB) tingkat kebisingan sesuai dengan SK Gub No. 551 tahun 2001

Baku mutu udara dan ambang batas kebisingan sesuai SK.Gub KDKI Jakarta No. 551 tahun 2001 tentang Penetapan Kualitas Udara Ambient dan Kebisingan di Dalam Wilayah DKI Jakarta

Upaya yang telah dilakukan

 Pemagaran dan penghijauan di sekililing areal rumah sakit untuk mereduksi debu dan kebisingan

 Pemeriksaan,pemeliharaan serta melengkapi genset dengan tipe silent Upaya yang akan dilakukan

 Mempertahankan apa yang telah dilakukan

 Melakukan uji emisi genset setiap 6 bulan sekali

 Melakukan uji emisi kendaraan operasional setiap 1 tahun sekali

Lingkungan rumah sakit khususnya di areal parkir serta jalur sirkulasi kendaraan.

Selama tahap operasi

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan RSAB Harapan Kita

 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 BPLHD Provinsi DKI Jakarta (setiap enam bulan sekali)

Limbah Cair  Limbah cair domestic dan limbah medis, baik black water (air buangan kakus) maupun grey water (air bekas) serta limbah medis yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit sebesar

± 350 m³/hari

 Sisa oli bekas penggunaan genset

 Ruang laboratorium : limbah cair bekas pakai, sisa cairan bekas pencucian alat, sisa larutan kimia hasil penelitian dan lain-lain

 Mengelola sisa oli genset agar tidak mengalir ke saluran terdekat

 Memperbaiki kualitas effluent limbah cair agar sesuai dengan baku mutu yang disyaratkan sebelum dialirkan ke drainase kota

Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 582 tahun 1995, tentang Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai/badan air serta Baku Mutu Limbah cair di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Upaya yang telah dilakukan

 Membangun 1 unit STP Extended Aeration dengan kapasitas 500 m³ untuk limbah cair domestic dan medis

Pengelolaan pada unit pre treatment STP

 Memasang bak penyaringan kasar (barscreen) untuk memisahkan sampah dan padatan lain dari limbah cair inlet

 Membangun grease trap, untuk memisahkan lemak/minyak dari limbah dapur

Outlet IPAL Selamat tahap operasi

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan RSAB Harapan Kita

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 BPLHD Provinsi DKI Jakarta (setiap tiga bulan sekali)

(2)

 Pengelolaan pada unit STP terdiri dari

 Membuat kran pengambilan sample STP untuk memudahkan pengambilan contoh agar representative

 Memasang flow meter limbah cair untuk mencatat debit limbah cair

 Memperbaiki mesin blower/serator yang rusak hingga fungsi suplai oksigen pada proses aerasi tetap berjalan, sehingga kinerja STP dapat ditingkatkan Upaya yang akan dilakukan

 Menjalankan dan melakukan pemeliharaan STP sesuai dengan SOP (standard Operation Procedure) untuk mencegah terjadinya kebocoran atau kerusakan pada alat/komponen STP

 Tetap melakukan pemeliharaan aliran drainase mikro dan makro dari penumpukan sampah maupun sedimentasi

Limbah padat medis dan non medis

Peningkatan volume sampah padat terjadi akibat kegiatan medis rumah sakit dan berbagai kegiatan penunjang medis. Hal ini dapat terjadi pula karena tercecernya sampah dan membusuknya sampah organic karena keterlambatan pengangkutan dari bak sampah TPS ke TPA. Penanganan sampah medis seperti kapas bekas,darah,spuit/jarum,potongan jaringan tubuh, dll mulai dari tahap penampungan di ruangan sumber seperti Poliklinik, Rawat Inap, IGD, Kamar Operasi dan Laboratorium dilakukan dengan menyediakan kantong plastic kuning. Kemudian diangkut ke TPS sampah medis dengan trolly khusus. Pembakaran sampah medis dilakukan menggunakan teknologi incinerator yang dimiliki RSAB Harapan Kita, berlokasi di lahan belakang rumah sakit. Hasil pembakaran

 mencegah terjadinya gangguan estetika dan sanitasi lingkungan karena penumpukan limbah padat

 Mencegah terjadinya gangguan kesehatan

karyawan dan

pasien/pengunjung akibat penurunan sanitasi lingkungan

 Tidak ada sampah medis yang tertumpuk di TPS sampah non medis

 Tidak ada sampah non medis yang tertumpuk di TPS medis

 Kapasitas bak-bak sampah mencukupi volume sampah, terutama TPS

 Gangguan estetika dan sanitasi lingkungan serta timbulnya bau tak sedap yang mempengaruhi kualitas udara sekitarnya.

Upaya yang telah dilakukan

 Menyediakan tempat sampah tertutup di setiap lantai dan sudut bangunan

 Melakukan pemisahan antar sampah padat basah dan kering

 Membangun bak penampungan sampah non medis dan sampah medis pada areal rumah sakit

 Kapasitas TPS non medis adalah 2 buah container kapasitas masing-masing 2,5m x 1,5m x 1m dan kapasitas TPS medis adalah ruang tertutup 2m x 1,5m

 Pengelolaan sampah medis dilakukan dengan cara menampung dalam wadah khusus limbah infeksius, untuk limbah padat (sampah medis dan obat kadaluarsa) untuk kemudian dibakar pada incinerator.

Di dalam lokasi kegiatan rumah sakit, terutama pada tempat sampah di setiap ruangan dan tempat penampungan sampah sementara (TPS) medis dan non medis

Setiap hari selama tahap operasi

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan RSAB Harapan Kita

 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 BPLHD Provinsi DKI Jakarta (setiap enam bulan sekali)

(3)

berupa residu selanjutnya di tampung dalam plastic untuk dibuang ke TPA yang diangkut oleh Suku Dinas Kebersihan Kota Administrasi Jakarta Barat.

Infeksi nosokomial Tindakan pemberian infus intravena dan tindakan sejenis yang menyebabkan kuman langsung dapat masuk ke jaringan tubuh

 Mencegah terjadinya gangguan estetika dan sanitasi lingkungan

 Mencegah terjadinya gangguan kesehatan karyawan dan pasien/pengunjung akibat penurunan sanitasi lingkungan

Pedoman Upaya Sanitasi Rumah Sakit Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1992

Upaya yang telah dilakukan :

 Pengelolaan terhadap pasien

 Menempatkan pasien menular di ruang khusus (isolasi)

 Melarang pasien menular berkeliaran

 Pengelolaan terhadap peralatan dan ruangan

 Melaksanakan tindakan desinfekasi dan sterilisasi peralatan, bahan dan linen untuk membunuh kuman pathogen (mencegah infeksi nosokomial)

 Melakukan pemisahan penanganan

pencucian/laundry antara linen bekas penyakit menular dan tidak menular

 Pengelolaan petugas RS (dokter, perawat dan petugas lainnya)

 Menyediakan washtafel untuk pencucian desinfeksi bagi petugas setelah menangani pasien.

Ruang perawatan, ruang khusus (R.

poliklinik,dll) serta tempat pembuangan sampah sementara (TPS) medis dan non medis

Selama tahap operasi

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan RSAB Harapan Kita

 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 BPLHD Provinsi DKI Jakarta (setiap enam bulan sekali)

Penurunan kualitas air tanah

penyediaan air bersih bagi kegiatan rumah sakit yang diambil dari air sumur di dalam tapak rumah sakit

Mengurangi debit/muka air tanah dalam dan air tanah dangkal tidak terjadi secara berlebihan akibat penggunaan air rumah sakit dan memperlakukan imbuhan air hujan secara maksimal melalui peresapan air hujan

penurunan muka sumur air tanah dangkal (sumur pompa dan sumur gali) di pemukiman penduduk di belakang RS

Diseluruh ruangan-ruangan pengguna air bersih, di areal parkir dan taman serta di sumur RS

Selama tahap operasi

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan RSAB Harapan Kita

 Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 BPLHD Provinsi DKI Jakarta ( setiap enam bulan sekali)

(4)

KOMPONEN BIOLOGI

penghijauan Adanya penanaman tanaman penghijauan (tanaman pelindung dan tanaman hias) di dalam dan di belakang lokasi kegiatan, utamanya jalan sirkulasi kendaraan, areal parkir

Kegiatan penghijauan dapat meningkatkan nilai estetika lingkungan dan fungsi ekologis di dalam areal rumah sakit

 Memelihara tanaman penghijauan yang terdiri dari tanaman penghias dengan penataan yang baik

 Memelihara kesuburan tanah agar pepohonan tumbuh dengan baik, yaitu dengan pemupukan setiap 3 bulan sekali agar kesuburan tanah terjaga

Areal penghijuan di lokasi Rumah Sakit

Selama tahap operasi

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan RSAB Harapan Kita

 Suku Dinas pertamanan Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 BPLHD Provinsi DKI Jakarta ( setiap enam bulan sekali)

KOMPONEN SOSEKBUD DAN LINGKUNGAN HIDUP Kesempatan kerja dan

peluang berusaha

Kegiatan rumah sakit serta berbagi fasilitas penunjang yang terdapat di rumah sakit yang membutuhkan sejumlah tenaga kerja dan adanya peluang berusaha.

 Membantu mengurangi angka pengangguran, terutama di kelurahan kota bambu selatan

 Menumbuhkan minat usaha warga sekitar untuk memanfaatkan peluang akibat keberadaan rumah sakit.

Besarnya jumlah penduduk sekitar (kelurahan kota bambu selatan) yang diterima menjadi tenaga kerja atau mengisi peluang berusaha di dalam rumah sakit.

 Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja setempat yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan

 Ikut aktif dalam kegiatan nasional

Masyarakat di sekitar lokasi kegiatan rumah sakit

Selama tahap operasi

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan RSAB Harapan Kita

 Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jakarta Barat

 BPLHD Kota Adm Jakarta Barat

 Kel. Kota Bambu Selatan

 Kec. Palmerah

 KLH kota Adm Jakarta Barat

 BPLHD Provinsi DKI Jakarta (setiap enam bulan sekali)

Gangguan lalu lintas Kegiatan keluar masuk kendaraan para karyawan dan

pasien/pengunjung Rumah Sakit

Menjamin kemudahan pergerakan/sirkulasi keluar masuk dan parkir kendaraan di dalam lingkungan RSAB serta mencegah

bertambahnya kemacetan di ruas jalan utama menuju lokasi

Timbulnya kemacetan lalu lintas serta panjang dan waktu antrian kendaraan yang terjadi di jalan-jalan utama sekitar rumah sakit

 Tersedianya area parkir dan gedung parkir di halaman rumah sakit

 Membuat alur sirkulasi keluar masuk kendaraan yang baik untuk para pengunjung, karyawan dengan

menempatkan pintu keluar dan pintu masuk yang berbeda untuk mengurangi antrian pada satu pintu

Jalan utama di sekitar lokasi, yaitu disepanjang Jl. S.Parman mulai dari pintu/akses keluar masuk RSAB Harapan Kita

Selama tahap operasi

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan RSAB Harapan Kita

 Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 KLH Kota Adm Jakarta Barat

 BPLHD Provinsi DKI Jakarta ( setiap enam Bulan sekali )

(5)

RINGKASAN RPL KEGIATAN RUMAH SAKIT ANAK DAN BUNDA HARAPAN KITA

JENIS DAMPA K

SUMBER DAMPAK TUJUAN METODE PEMANTAUAN PARAMETER

YANG DIPANTAU

EVALUASI

TAHAP OPERASI KOMPONEN FISIK KIMIA Kualitas

Udara

Berbagai gas buang hasil pembakaran yang dikeluarkan knalpot kendaraan karyawan dan pasien/pengunjung rumah sakit antara lain CO, NO2, SO2,O3,Pb dan debu

 Memperoleh informasi mengenai penurunan kualitas udara ambient oleh gas buang kendaraan di dalam maupun di sekitar tapak kegiatan rumah sakit

 Untuk mengetahui apakah kadar debu dan gas-gas polutan yang terkandung pada udara ambient di dalam dan di sekitar tapak kegiatan rumah sakit masih berada di bawah NAB SK Gubernur KDKI Jakarta no. 551 tahun 2001

 Pemantauan kualitas udara dilakukan dengan cara pengambilan sample dan dianalisisi ke laboratorium

 Lokasi pemantauan : di dalam tapak kegiatan rumah sakit

 Jangka waktu setiap 6 bulan sekali selama tahap operasi

Kadar CO, NO2,SO2,O3,Pb,De bu.

Dari hasil pengukuran kualitas udara diketahui bahwa tidak ada parameter yang melebihi baku mutu.

Intensitas kebisinga n

 Lalu lintas oleh kendaraan para karyawan dan pasien/pengunjung rumah sakit

 Pengoperasian genset

 Memperoleh informasi mengenai peningkatan kebisingan di lokasi komersial, diruas jalan yang ada di sekitar tapak kegiatan rumah sakit

 Untuk mengetahui apakah kadar kebisingan di dalam dan sekitar tapak kegiatan rumah sakit masih berada di bawah NAB sesuai SK Gubernur KDKI Jakarta No. 551 tahun 2002

 Pemantauan kebisingan dilakukan dengan cara pengukuran langsung di titik pemantauan menggunakan alat sound level meter di titik pemantauan. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan baku mutu untuk kebisingan sesuai SK Gubernur KDKI No. 551 tahun 2001

 Lokasi pemantauan di dalam tapak kegiatan rumah sakit dan di kegiatan terdekat dari lokasi

 Jangka waktu/frekuensi setiap 6 bulan sekali

Intensitas kebisingan Hasil pengukuran di 2 titik pengamatan memperlihatkan hasil bahwa pada halaman belakang tingkat kebisingan melebihi baku mutu.

Limbah cair

 Limbah cair domestic dan limbah medis, baik black water maupun grey water serta limbah medis yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit sebesar ± 350 m³/hari

 Sisa oli bekas penggunaan genset

Untuk mengetahui apakah kualitas air limbah dalam outlet IPAL sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan

 Metode pemantauan kualitas air limbah dilakukan dengan cara mengambil sample air limbah untuk dianalisa di laboratorium sesuai dengan SNI

 Lokasi pemantauan : lokasi outlet IPAL

 Jangka waktu/frekuensi : setiap 3 bulan selama tahap operasi

Untuk kualitas air limbah effluent adalah TSS, Ammonia, BOD dan COD

Dari hasil pengukuran maka didapat bahwa tidak ada parameter yang melebihi baku mutu yang ditetapkan dalam peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 122 tahun 2005

Limbah padat medis dan non medis

Limbah padat non medis sebesar ± 5 m³/hari dan limbah sebesar ± 85 m³/hari, yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit

 Untuk mengetahui apakah system pengelolaan limbah padat medis dan non medis kegiatan rumah sakit telah berjalan dengan baik sehingga tidak terjadi penumpukan/ceceran limbah padat di dalam maupun diluar lokasi rumah sakit

 Memperoleh informasi mengenai pembangunan prasarana dan sarana pengolahan dan pembuangan sampah serta jaringan TPS hingga TPA bagi rumah sakit.

 Dilakukan dengan cara pengamatan di lokasi kegiatan rumah sakit serta wawancara dengan masyarakat sekitar pengguna jaringan pembuangan sampah. Pengamatan dilakukan untuk melihat langsung besarnya sampah yang diakibatkan kegiatan rumah sakit serta system pengelolaannya

 Lokasi pemantauan : di dalam lokasi kegiatan rumah sakit, terutama pada TPS medis dan non medis yang tersedia di dalam rumah sakit

 Jangka waktu / frekuensi : setiap hari selama tahap operasi

 Volume sampah padat yang dihasilkan kegiatan rumah sakit

 Kelancaran pengolahan dan pembuangan sampah di rumah sakit

 Kondisi kebersihan rumah sakit serta lingkunganny a

(6)

Infeksi Nosokomi al

Tindakan invasive/intravaskuler seperti pemberian infuse intravena dan tindakan sejenis yang menyebabkan kuman langsung dapat masuk ke jaringan tubuh

 Mencegah terjadinya gangguan estetika dan sanitasi lingkungan

 Mencegah terjadinya gangguan kesehatan karyawan dan pasien/pengunjung akibat penurunan sanitasi lingkungan

 Metode pemantauan infeksi nosokomial dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lokasi kegiatan rumah sakit. Pengamatan dilakukan untuk melihat langsung kualitas udara yang diakibatkan kegiatan rumah sakit serta system penmgelolannya

 Lokasi pemantauan : di dalam lokasi kegiatan rumah sakit, terutama pada ruang perawatan, ruang khusus

 Jangka waktu /frekuensi : setiap 6 bulan sekali selama tahap operasi

Penurunan kualitas udara karena peningkatan kandungan kuman pathogen

Sudah efektif

Penurunan kualitas air tanah

Kegiatan penyediaan air bersih rumah sakit yang sebagian diambil dari air tanah dalam (deepwell)

Untuk mengetahui muka air tanah dan ketersediannya di dalam rumah sakit sehingga akan dapat diketahui perkiraan dampaknya terhadap kekeringan air tanah di sekitar rumah sakit terutama pada saat musim kering

 Pengamatan terhadap ketinggian muka air tanah dalam sumur pantau. Sumur pantau dapat menggunakan sumur gali milik penduduk sekitar rumah sakit. Pengamatan dilakukan pada musim hujan dan musim kering, sedang selisih ketinggian muka air tanah dijadikan data analisis

 Lokasi pemanatuan : sumur penduduk di belakang RS dan sumur dalam RS

 Jangka waktu/frekuensi : setiap 6 bulan selama tahap operasi

Ketinggian muka air tanah pada sumur pantau dan ketersediannya

Usaha yang dilakukan untuk meminimalisir dampak adalah dengan pembuatan sumur resapan, kolam resapan dan lubang resapan biopori dan pemeliharaannya

KOMPONEN BIOLOGI Penghijau

an/ Flora darat

Adanya penghijauan di dalam dan di belakang lokasi kegiatan, utamanya jalan sirkulasi kendaraan, areal parkir

Untuk mengetahui sejauah mana optimalisasi yang telah dilaksanakan

 Pemantauan penghijauan dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan

 Lokasi pemantauan : di dalam lokasi kegiatan, terutama pada area penghijuan dan landscaping

 Jangka waktu/frekuensi : setiap 6 bulan sekali selama tahap operasi

Luas lahan penghijauan, landscape serta jumlah dan jenis flora darat yang ada di lahan penghijauan

Adanya pembibitan tanaman

KOMPONEN SOSEKBUD dan LINGKUNGAN HIDUP Kesempat

an kerja dan peluang berusaha

Kegiatan rumah sakit serta fasilitas di dalam kegaiatan rumah sakit yang membutuhkan sejumlah tenaga /karyawan untuk pengoperasian dan pengelolaannya

Untuk mengetahui jumlah tenaga kerja serta presentase tingkat jumlah penduduk sekitar yang mampu mengisi kebutuhan kerja dan memanfaatkan peluang usaha yang tersedia di lokasi kegiatan rumah sakit

 Metode pemantauan dilakukan dengan pengamatan lapangan, wawancara dan mengkaji data yang ada di bagian personalia setiap usaha yang ada di rumah sakit

 Lokasi pemantauan : di dalam unit-unit kegiatan yang ada di lokasi kegiatan rumah sakit

 Jangka waktu/frekuensi : setiap 1 tahun sekali selama tahap operasi

 Jumlah pendudu k di sekitar lokasi kegiatan rumah sakit yang dapat tertampung bekerja dan memanfaatka n peluang berusaha yang ada

 Perubahan tingkat pengangguran pada warga sekitar

Meprioritaskan penduduk sekitar yang sesuai dengan klasifikasi yang dibutuhkan

Gangguan lalu lintas

Bertambahnya bangkitan kendaraan dari para karyawan dan pasien/pengunjung rumah sakit

Untuk mengetahui apakah upaya pengelolaan transportasi dan manajemen lalu lintas di dalam maupun di sekitar lokasi kegiatan rumah sakit mampu mencegah peningkatan dampak gangguan lalu lintas di ruas jalan utama sekiatr rumah sakit

 Metode pemantauan lalu lintas dilakukan dengan cara pengamatan, pengukuran dan pencatatan di lapangan

 Lokasi pemanatauan : di depan pintu gerbang (pintu keluar masuk) rumah sakit hingga jalan S.Parman, Jalur sirkulasi dan parkir kendaraan di dalam lokasi kegiatan rumah sakit.

 Jangka waktu frekuensi : setiap 6 bulan sekali selama tahap operasi

 Panjang antrian di ruas jalan S.Parman, terutama yang berada tepat di depan pintu keluar masuk rumah sakit.

 Jumlah bangkitan

Dampak opersional RSAB Harapan Kita terhadap kelancaran lalu lintas tergolong negative karena berlangsung lama mengingat volume kendaraan yang lewat di jalan-jalan sekiatr lokasi dari waktu ke waktu meningkat.

(7)

pejalan yang menuju lokasi kegiatan rumah sakit serta kapasitas parkir yang etrsedia di dalam lingkungan rumah sakit

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini dibatasi pada peningkatan kompetensi belajar dengan menggunakan metode pembelajaran SQ4R pada mata pelajaran menggambar busana dengan materi bagian-bagian

Sebelum mengakses setiap informasi yang berkaitan dengan penelitian, petugas harus menandatangani formulir pernyataan persetujuan untuk melindungi keamanan

Limbah rumah sakit berasal dari hasil operasi kegiatan rumah sakit, limbah yang dihasilkan berupa limbah medis dan non medis.Dimana limbah medis yang

Prototipe pengaman pintu otomatis menggunakan mikrokontroller AT89S52 merupakan ide yang timbul untuk mememenuhi sistem keamanan yang diaplikasikan pada pintu rumah,

Tenaga Kerja berpengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara, setiap kenaikan 1% jumlah tenaga kerja, maka tingkat pertumbuhan ekonomi dua tahun

Dari hasil pengklasifikasi menggunakan algoritma MOA, didapatkan bahwa terdapat 2 tipe aerosol utama dan 1 tipe aerosol campuran untuk wilayah kajian, yakni

Masih diperlukan penelitian lebih jauh mengenai hal ini untuk kerbau Indonesia atau pencarian penciri genetik lain yang menunjukkan polimorfisme dan berhubungan erat dengan

Jalan keluarnya adalah merealisasikan stimulus-stimulus itu dalam program komputer dengan menggunakan piranti lunak (software) yang mudah dipelajari sehingga dengan