50
ANALISIS STRATEGI DAN SISTEM YANG BERJALAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk, selanjutnya disebut “PT.
CMNP”, didirikan pada tanggal 13 April 1987 sebagai sebuah konsorsium yang terdiri atas beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta nasional. PT. CMNP bergerak dalam bidang infrastruktur, khususnya pembangunan jalan tol. PT. CMNP merupakan pionir dan perusahaan swasta pertama yang berperan serta dalam pembangunan dan pengelolaan jalan tol di Indonesia. Jumlah karyawan yang ada di PT. CMNP saat ini sendiri berjumlah 796 orang.
Ruas jalan tol dalam kota Jakarta yang menghubungkan Cawang dan Tanjung Priok atau disebut North South Link (NSL) adalah jalan tol pertama yang dibangun oleh PT. CMNP. Jalan tol ini merupakan jalan tol layang (elevated toll road) sepanjang 13,63 km ditambah at grade road sepanjang 5,4 km. Pilot project ini dinilai telah berhasil dengan baik, sehingga pada tahun 1992 pemerintah memberikan kepercayaan kembali kepada PT.
CMNP untuk membangun dan mengelola proyek jalan tol Tanjung Priok – Jembatan Tiga/ Pluit yang disebut dengan Harbour Road (HBR) sepanjang 13,93 km. Untuk kedua ruas tersebut, pemerintah memberikan masa konsesi pengelolaan kepada PT. CMNP selama 30 tahun sampai dengan 31 Desember 2023.
Untuk menjaga usaha tetap berkesinambungan di masa mendatang dan sejalan dengan misi serta visi PT. CMNP, maka PT. CMNP saat ini selain mengelola jalan tol dalam kota Jakarta ruas Cawang – Tanjung Priok – Jembatan Tiga/ Pluit juga senantiasa berupaya untuk dapat membangun dan mengelola ruas jalan tol lainnya. Dimulai pada tahun 1996, PT. CMNP memenangkan tender internasional untuk pembangunan jalan tol lingkar timur kota Surabaya atau Surabaya Eastern Ring Road (SERR) dan bersama PT. Jasa Marga, Tbk. (Persero) membentuk joint venture company yakni PT.
Citra Margatama Surabaya (CMS).
Pada tahun 2005, PT. CMNP mengikuti tender investasi jalan tol untuk ruas Depok – Antasari dan Cinere – Jagorawi. Dan pada bulan November 2005, Departemen Pekerjaan Umum telah menetapkan bahwa konsorsium Citra Wasphutowa yang mana PT. CMNP memiliki penyertaan sebesar 55%, dinyatakan sebagai pemenang tender untuk ruas Depok – Antasari. Di penghujung akhir tahun 2005, PT. CMNP memikul amanat yang cukup besar untuk segera melakukan persiapan dalam pembangunan jalan tol Depok – Antasari.
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan
• Mewujudkan rencana jangka panjang 25 tahun, yaitu berupa penyelenggara solusi infrastuktur yang memungkinkan peningkatan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui mobilitas orang, barang dan informasi.
Misi Perusahaan
• Meningkatkan kinerja keuangan dengan melepaskan diri dari akumulasi saldo negatif dan default atas hutang – hutang yang jatuh tempo.
• Menjaga dan mempertahankan operational excellence.
• Pelayanan yang berkualitas kepada seluruh pengguna jalan tol.
PT. CMNP telah membangun budaya usaha yang diwujudkan dalam enam nilai perusahaan yang disebut sebagai Citra Values. Nilai – nilai ini merupakan perwujudan implementasi dua tema strategis perusahaan, yaitu : 1. Strategi perusahaan menuju operational excellence dalam pengelolaan
jalan tol, dan
2. Strategi pengelolaan produk inovatif yang berkualitas dalam rangka proses transformasi menjadi perusahaan jasa solusi infrastruktur.
Nilai – nilai tersebut dijabarkan dari perkataan: “CITRA” yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Customer Focus
• Innovative and Integrity
• Teamwork
• Return on Investment Minded
• Accessibility
3.1.3 Strategi Perusahaan
1. Melakukan aliansi strategis dengan berbagi pihak, baik pemerintah (termasuk pemerintah daerah), Badan Usaha Milik Negara maupun lembaga atau perusahaan swasta yang mempunyai reputasi baik untuk mendukung pembangunan infrastruktur.
2. Menekan peningkatan biaya operasi dengan target pencapaian maksimum 37,24% dari pendapatan.
3. Terus – menerus melakukan inovasi dan improvisasi dalam mewujudkan motto Perseroan “Citra Marga Prima” :
• Excellence in Services
• Excellence in Performance
• Excellence in Growth
4. Melakukan sosialisasi CITRA Values yang telah ditetapkan sebagai budaya perusahaan.
5. Melaksanakan prinsip – prinsip good corporate governance secara terus menerus untuk meningkatkan nilai perusahaan.
6. Meningkatkan pengembangan kemampuan dan kompetensi karyawan untuk peningkatan kualitas dan produktivitas karyawan melalui program CBHRM (Competency Based Human Resources Management).
7. Memperkuat struktur pengembangan usaha khususnya dalam bidang jalan tol yang merupakan spesialisasi perusahaan.
8. Memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja, kelestarian lingkungan serta pengembangan masyarakat (community development)
secara terus menerus agar tercapai kerjasama yang baik antara perusahaan, karyawan dan lingkungan masyarakat setempat dimana jalan tol dibangun.
3.1.4 Struktur Organisasi
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk.
3.1.5 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Satuan Pengawas Internal (SPI)
Fungsi Pokok :
Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan audit internal dan pengawasan kegiatan operasional perusahaan, serta memastikan bahwa kegiatan operasional perusahaan berjalan sesuai dengan standar prosedur operasional (Standard Operational Procedure / SOP) yang telah ditetapkan perusahaan.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan internal (audit internal) kegiatan operasional perusahaan.
b. Memberikan hasil audit report atas temuan – temuan di lapangan kepada pihak manajemen.
c. Memberikan rekomendasi perbaikan/ tindak lanjut atas temuan yang ada di lapangan.
2. Sekretaris Perusahaan Fungsi Pokok :
Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan peran sebagai Sekretaris Perusahaan pada perusahaan Go Public dalam memberikan informasi dan menjalin komunikasi dengan para kepada stakeholder (Pemegang Saham/ Investor, Pemerintah (Pemda, BAPEPAM, Bursa Efek, dll) serta Masyarakat).
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Memberikan informasi tentang perusahaan kepada para stakeholder di lingkungan internal maupun eksternal perusahaan.
b. Melaksanakan kegiatan administrasi terkait dengan pencatatan saham perusahaan pada Bursa Efek.
c. Memberikan laporan yang dibutuhkan terkait kewajiban sebagai emiten kepada BAPEPAM dan Bursa Efek.
d. Mengkoordinasikan kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan/ Luar Biasa.
e. Melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai kepedulian perusahaan kepada masyarakat (public).
3. Biro Hukum Fungsi Pokok :
Bertanggungjawab terhadap pemenuhan kepatuhan (compliance) perusahaan kepada peraturan yang ditetapkan Pemerintah, serta melindungi kepentingan perusahaan dalam transaksi bisnis yang dilakukan perusahaan dengan pihak eksternal.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Menyusun konsep dan sistem tata kelola perusahaan yang baik guna penerapan Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan perusahaan.
b. Membuat dokumen – dokumen hukum/ perjanjian yang terkait dengan transaksi bisnis perusahaan dengan pihak eksternal.
c. Menyusun strategi litigasi.
d. Mewakili manajemen/ pimpinan perusahaan dalam proses penyelesaian kasus – kasus yang dihadapi perusahaan di pengadilan atau instansi terkait lainnya.
4. Biro Perencanaan Strategis dan Analisa Keuangan Fungsi Pokok :
Bertanggungjawab terhadap perencanaan strategi bisnis dan analisa keuangan dalam kaitan dengan kajian investasi yang akan dilakukan perusahaan dalam rangka pengembangan bisnis perusahaan.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Melaksanakan perencanaan strategis atas rencana perusahaan dalam melakukan pengembangan usaha/ bisnis baru.
b. Melaksanakan kajian finansial dan teknis terkait dengan rencana pengembangan usaha/ bisnis baru.
5. Divisi Manajemen Pengumpulan Tol Fungsi Pokok :
Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan pengumpulan tol, dan memastikan bahwa kegiatan operasional pengumpulan tol berjalan sesuai dengan prosedur standar operasional yang telah ditetapkan.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pengumpulan tol.
b. Membuat laporan berkala tentang traffic dan pendapatan tol serta kegiatan lainnya terkait dengan pengumpulan tol.
6. Divisi Pelayanan dan Pemeliharaan Fungsi Pokok :
Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan bagi pemakai jalan tol dan terpeliharanya infrastuktur jalan tol dan bangunan/
sarana penunjang lainnya untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional jalan tol serta memastikan terpenuhinya ketentuan Standar Pelayanan Minimum yang telah ditetapkan pemerintah.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Melaksanakan kegiatan pelayanan lalu lintas bagi pemakai jalan tol baik untuk kelancaran lalu lintas jalan tol maupun membantu pemakai jalan yang mendapat gangguan atau hambatan di jalan tol.
b. Melaksanakan kegiatan perencanaan pemeliharaan jalan tol .
c. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan jalan tol mencakup infrastuktur jalan tol dan bangunan/ sarana penunjang lainnya.
7. Divisi Keuangan Fungsi Pokok :
Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pengelolaan keuangan dan memastikan kelancaran dana bagi kegiatan operasional perusahaan serta keamanan penempatan dana/ pendapatan perusahaan.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Melaksanakan kegiatan perencanaan keuangan meliputi perencanaan laba, perencanaan pembiayaan dan perencanaan sumber pembiayaan.
b. Melaksanakan kegiatan pengendalian dana perusahaan melalui pengendalian anggaran.
c. Melaksanakan kegiatan monitoring dan penerimaan serta penyetoran pendapatan tol ke bank.
d. Melaksanakan kegiatan perencanaan penempatan dana perusahaan.
e. Menyediakan dana operasional perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan sesuai dengan anggaran yang telah disetujui.
8. Divisi Akuntansi Fungsi Pokok :
Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan akuntansi dan perpajakan serta memastikan tersedianya laporan keuangan secara periodik sesuai dengan kebutuhan internal dan eksternal perusahaan.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Pelaksanaan kegiatan penyusunan laporan keuangan secara periodik sesuai dengan kebutuhan manajemen.
b. Pelaksanaan kegiatan administrasi perpajakan untuk mendukung kegiatan pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak.
c. Pelaksanaan kegiatan pencatatan, penyusunan laporan rekonsiliasi, kapitalisasi biaya dan pencatatan aktiva perusahaan.
9. Divisi Umum Fungsi Pokok :
Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan rumah tangga dan pengadaan barang/ jasa dalam mendukung kelancaran operasional perusahaan.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Melaksanakan kegiatan pelayanan kantor, mencakup pelayanan kerumahtanggaan kantor, pemeliharaan gedung dan equipment, pengamanan aset dan lingkungan kantor.
b. Melaksanakan kegiatan pengadaan barang/ jasa.
c. Menangani dan mengelola segala hal yang berhubungan dengan IT di dalam perusahaan.
10. Divisi Sumber Daya Manusia Fungsi Pokok :
Bertanggungjawab terhadap tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam jumlah dan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta mengendalikan kegiatan pengelolaan SDM perusahaan.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Melaksanakan kegiatan administrasi penggajian dan kesejahteraan karyawan.
b. Melaksanakan kegiatan pengembangan SDM untuk meningkatkan keterampilan, skill dan attitude karyawan sesuai dengan tuntutan jabatan serta pengembangan karir karyawan.
c. Melaksanakan kegiatan perencanaan kebutuhan SDM serta melaksanakan kegiatan pengadaan SDM.
d. Mengelola sistem penilaian kinerja karyawan.
e. Melaksanakan koordinasi dengan Serikat Pekerja serta instansi terkait lainnya dalam implementasi hubungan industrial di lingkungan perusahaan.
11. Divisi Optimasi Usaha Fungsi Pokok :
Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kajian yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka pencapaian efektivitas dan efisiensi kegiatan usaha perusahaan.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Melakukan kajian terhadap kegiatan operasional perusahaan baik proses kerja/ sistem kerja/ penggunaan sumber daya dalam upaya
“improvement system” kegiatan operasional perusahaan.
b. Memberikan rekomendasi “improvement” kepada pihak manajemen atas hasil kajian yang dilakukan.
12. Divisi Pengembangan Usaha Baru Fungsi Pokok :
Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kajian pengembangan usaha baru yang prospektif bagi perusahaan, untuk mendapatan “generate income” di luar bidang pengoperasian jalan tol yang dikelola saat ini.
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Melaksanakan kajian terhadap pengembangan usaha baru baik di bidang jalan tol maupun non jalan tol.
b. Merekomendasikan hasil kajian kepada manajemen dan Biro Perencanaan Strategis dan Analisa Keuangan untuk diuji kelayakan usahanya.
3.2 Analisa Kondisi Lingkungan Internal dan Ekternal Perusahaan
Analisis terhadap lingkungan eksternal bisnis perusahaan adalah analisis terhadap faktor – faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan, baik yang dapat mendatangkan dan memperbesar peluang perusahaan maupun yang dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Analisis yang dilakukan mencakup analisis terhadap persaingan bisnis perusahaan dengan menggunakan teknik analisis persaingan Porter dan analisis PEST.
3.2.1 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Perusahaan
3.2.1.1 Lima (5) Faktor Persaingan Porter Perusahaan
Melalui analisis lima faktor persaingan Porter kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh tekanan kompetitif yang berasal dari Intraindustry Rivaly (Pesaing), Bargaining Power of Supplier (kekuatan tawar – menawar supplier), Bargaining Power of Buyers (Kekuatan tawar – menawar pembeli), Potential New Entrants (Pendatang Baru yang Potensial), dan Subsitute Product (Produk Pengganti). Berdasarkan hasil analisis, maka lima faktor
persaingan Porter yang ada pada PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. adalah :
Gambar 3.2
Analisis Lima Faktor Persaingan Porter PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk.
1. Intraindustry Rivalry (Pesaing)
Bisnis pengelolaan tol atau yang disebut Badan Usaha Jalan Tol merupakan bisnis yang saat ini para pelaku di bidang ini masih dapat dikatakan sedikit sekali, hal ini disebabkan oleh hampir sebagian besar ruas tol di Indonesia, khususnya jalan tol luar kota, dikelola seluruhnya oleh PT.
Jasa Marga, sebuah Badan Usaha Milik Pemerintah yang Pendatang Baru :
*Konsorsium PT. Bakrie and Brothers
*Konsorsium lainnya
Pemasok :
* PT Mitrasoft Infonet
* PT Surya Mandiri Cemerlang
* PT Nusatel
* PT Module Intracs Yasatama
* PT Sarana Margabhakti Utama
Pesaing Industri :
* PT Jasa Marga, Tbk (Persero)
* PT Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta
Pelanggan :
* Para pengguna kendaraan roda empat atau lebih yang melewati jalan tol yang dikelola PT.
CMNP.
Produk Substitusi :
* Sarana transportasi umum yang jalurnya berada dekat atau berada di bawah ruas jalan tol yang dikelola PT. CMNP. (cth : Bus Way koridor X, Angkutan umum, dll)
* Jalan raya biasa (bukan jalan tol)
memang menjadi perusahaan yang dibentuk oleh pemerintah dibawah Departemen Pekerjaan Umum sebagai perusahaan pertama yang mengelola di bidang usaha ini dan memiliki otoritas yang kuat sebagai regulator pada jalan tol di seluruh Indonesia
PT. Jasa Marga, Tbk. sebagai perusahaan BUMN sekaligus operator jalan tol utama Indonesia, merupakan pesaing yang mempunyai ancaman paling besar pada PT.
Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. karena sewaktu-waktu PT. Jasa Marga, Tbk. dapat saja mengambil alih hak pengelolaan jalan tol yang saat ini sedang dikelola oleh PT.
Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. jikalau ruas tol tidak dikelola dengan benar ataupun mengabaikan tanggung jawab dan kewajibannya.
Namun PT. CMNP terbukti mampu bertahan dari persaingan karena perusahaan sejak awal didirikan memiliki fokus untuk pengelolaan jalan tol dalam kota, yaitu ruas Cawang – Tanjung Priok – Sunter. Selain itu salah satu keunggulan utama dari ruas jalan tol yang dikelola adalah berbentuk jalan layang (elevated), serta merupakan jalan layang pertama yang dibangun dengan sistem konstruksi pilar yang bernama sosrobahu, buah karya Ir. Tjokorda Raka Sukawati.
Pesaing yang lainnya adalah PT. Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, yang mana mengelola ruas jalan tol lingkar luar jakarta. Semenjak ruas Cakung – Kampung Rambutan – Bintaro ditetapkan sebagai ruas tol yang menganut sistem terbuka (bayar di gardu masuk tol sekali untuk tarif yang berlaku bagi jarak manapun yang akan ditempuh), ruas ini mengalami peningkatan arus yang cukup pesat, sehingga jumlah kendaraan yang memasuki ruas jalan tol dalam kota yang dikelola oleh PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk.
dapat mengalami penurunan.
Oleh karena itu, PT. CMNP harus mempersiapkan langkah untuk menghadapinya, yaitu dengan meningkatkan pemeliharaan dan perbaikan jalan tol secara berkala agar tidak terjadi kecelakaan yang disebabkan oleh buruknya kondisi jalan tersebut, pelayanan transaksi yang semakin cepat di tiap gerbang tol, memasang lebih banyak CCTV di jalan tol, pengadaan teknologi jalan tol yang baru serta menerapkan sebuah sistem informasi yang mengintegrasikan seluruh bagian dari tiap – tiap gardu di gerbang tol ke dalam kantor pusat sehingga pelayanan terhadap pelanggan dapat semakin ditingkatkan.
2. Bargaining Power of Supplier (Kekuatan tawar - menawar supplier)
PT. CMNP mempunyai beberapa supplier utama, yang terdiri dari supplier perangkat IT, peralatan untuk perawatan dan pemeliharaan jalan tol dan supplier perangkat untuk transaksi di gerbang tol. Supplier perangkat IT yang bekerja sama dengan PT. Citra Marga Nusaphala Persada diantaranya adalah :
- PT. Surya Mandiri Cemerlang, - PT. Mitrasoft Infonet, dan - PT. Nusatel.
Dengan adanya supplier yang cukup banyak maka PT.
CMNP dapat memperoleh pasokan peralatan IT dengan mudah dan lancar, oleh sebab itu tekanan dari supplier tidak terlalu besar karena PT. CMNP dapat memperoleh pasokan komputer dari berbagai supplier dan tidak tergantung pada satu supplier saja. Sedangkan untuk supplier alat-alat perawatan dan pemeliharaan jalan, PT. CMNP bekerja sama dengan satu supplier, yaitu :
- PT. Sarana Marga Bakti Utama.
Adapun untuk supplier peralatan transaksi tol, PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. bekerja sama dengan satu supplier, yakni :
- PT. Intracs Module Yasatama.
Dengan terbatasnya jumlah supplier untuk kedua bagian tersebut, tekanan dari supplier menjadi cukup besar, oleh
karena itu PT. CMNP perlu menjaga hubungan dan komunikasi yang baik dengan para pemasoknya, sehingga keterlambatan pasokan yang kadang terjadi dapat diminimalisir. Sehingga proses bisnis perusahaan tidak terganggu oleh terlambatnya pasokan yang masuk ke perusahaan.
3. Bargaining Power of Buyers (Kekuatan tawar - menawar pembeli)
Pembeli yang dimaksud adalah pengguna jalan tol yang melewati ruas jalan tol dalam kota yang dikelola oleh PT.
CMNP. Para pengguna tersebut berasal dari semua lapisan masyarakat baik masyarakat menengah ke atas maupun masyarakat menengah ke bawah, mulai dari mobil pribadi, kendaraan umum hingga jasa pengangkutan dan pengiriman barang. Adanya kebutuhan untuk melalui jalan yang bebas hambatan, terlepas dari kondisi bilamana jalan tol tersebut juga mengalami kemacetan yang tidak dapat dielakkan, membuat pelanggan akan selalu ada untuk menggunakan jalan tol. Maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar – menawar pelanggan terhadap PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. cenderung lemah. Akan tetapi bagi PT. CMNP kepuasan pelanggan merupakan prioritas utama karena itu PT.
CMNP harus dapat memberikan pelayanan yang baik bagi pelanggannya.
4. Potential New Entrants (Pendatang baru yang potensial)
Dalam bisnis pengelolaan tol, pendatang baru yang masuk biasanya berupa konsorsium atau dengan kata lain gabungan dari beberapa perusahaan bilamana pemerintah membuka lelang tender untuk proyek ruas jalan tol yang ditawarkan. Umumnya dalam sebuah konsorsium selalu ada perusahaan kontraktor besar yang tergabung di dalamnya.
Konsorsium yang berpeluang menjadi ancaman bagi PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. salah satunya ialah konsorsium PT. Bakrie & Brothers, Tbk. PLUS Expressways Berhad, dan Global Financindo (Cappitalinc). Konsorsium ini berhasil memenangkan tender untuk ruas Cimanggis – Cibitung. Dengan didukung nama besar dan finansial yang kuat dari Grup Bakrie, perusahaan ini dapat menjadi ancaman di lelang tender proyek tol di masa depan.
Untuk itu PT. CMNP harus mempersiapkan langkah untuk menghadapinya, yaitu dengan membentuk konsorsium dengan perusahaan besar lainnya jika akan mengikuti penawaran tender.
5. Substitute Product (Produk pengganti)
Produk pengganti yang dimaksud adalah jalan raya biasa yang berada tepat di bawah jalan tol layang yang dikelola PT. CMNP. Jika kondisi jalan tol terus menerus mengalami kemacetan sementara jalan biasa justru ramai lancar, para pengguna jalan tol bisa saja merasa enggan untuk menggunakan jalan tol dan akan lebih memilih untuk menggunakan jalan biasa lantaran jalan biasa ternyata lebih tanpa hambatan dan jauh lebih cepat daripada jalan tol.
Produk pengganti yang patut untuk dijadikan pertimbangan ialah Bus Way koridor X yang letaknya persis dibawah jalan tol layang, berdampingan dengan jalan biasa yang juga dilintasi oleh angkutan umum lainnya. Memang saat ini koridor bus way tersebut belum dibuka, namun apabila para pengguna mobil pribadi mau beralih ke alat transportasi yang jauh lebih murah dan cepat ini. Tentunya hal tersebut dapat menjadi ancaman bagi perusahaan.
Dari Analisis di atas dapat disimpulkan bahwa :
Faktor Persaingan Penyelesaian Support Sistem / TI Pendatang Baru Merangkul mitra strategis
dengan tujuan
memenangkan tender proyek pembangunan jalan tol jalur baru.
Executive Information System
Pesaing Industri Perusahaan menjaga Corporate Social Responsibility agar hak kelola tol dapat
-
dipertahankan.
Produk Substitusi Mempertahankan dan meningkatkan pelayanan maupun kualitas jalan tol misalnya dengan
memperbaiki jalan tol yang ada secara berkala dan mengurangi kemacetan.
-
Daya tawar pembeli Memberikan respon yang lebih cepat terhadap kesulitan yang dialami pelanggan selama berkendara di jalan tol.
-
Daya tawar pemasok Perusahaan
mempertahankan hubungan yang baik dengan para pemasok.
-
Tabel 3.1
Kesimpulan Analisis Lima (5) Faktor Persaingan Porter
3.2.1.2 Analisis PEST Perusahaan
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan antara lain : a. Politik
• Keputusan Pemerintah pada tahun 2004 yang menargetkan pembangunan jalan tol sepanjang 1.151 kilometer atau 230 kilometer per tahun akan mendorong serta menumbuhkan proyek industri jalan tol Indonesia yang tergolong stagnan sebelumnya, yakni hanya 600 kilometer.
• Terkait dengan keputusan tersebut, pemerintah membuka keran investasi jalan tol yang nantinya akan semakin banyak investor, kontraktor ataupun konsorsium yang tertarik dengan tender proyek ruas jalan tol yang ditawarkan oleh pemerintah,
baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga hal tersebut akan meningkatkan ancaman dari pendatang baru yang siap untuk bersaing dalam memperebutkan porsi tender dari berbagai proyek jalan tol yang akan dibangun.
• Dibentuknya Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) oleh pemerintah untuk mendorong terwujudnya percepatan penyelenggaraan jalan tol dengan melibatkan partisipasi aktif Pemerintah Daerah dan Badan Usaha.
• Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dapat mempengaruhi pendapatan dan volume lalu lintas yang melalui jalan tol. Seperti pernah terjadi di Jakarta tahun 2000, ketika pemerintah menaikkan harga bahan bakar (BBM) dari Rp. 700,- menjadi Rp. 1.000,-. Volume lalu lintas turun sekitar 15 – 20% sehingga memengaruhi pendapatan.
b. Ekonomi
• Banyak perbankan yang enggan untuk mengucurkan kredit ke proyek jalan tol lantaran imbas masa lampau, yaitu pembiayaan tol yang mengalami kredit macet, terlebih dengan krisis ekonomi yang terjadi saat ini sehingga mempengaruhi nilai tukar mata uang, laju inflasi serta kenaikan suku bunga.
• Harga pembebasan tanah yang akan digarap menjadi jalan tol dapat melonjak melebihi alokasi dana investor (land capping), sehingga proyek dapat terhambat.
• Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Salah satu klausulnya, yakni Pasal 48 ayat (3), menyebutkan bahwa evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan dua tahun sekali berdasarkan pengaruh laju inflasi.
Sebelum kenaikan itu disetujui, dilakukan evaluasi kinerja operator. Terutama pelayanan yang diberikan pada pengguna tol, yaitu operator harus memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Jika gagal, izin kenaikan tarifnya terancam gugur. Sehingga terjadi keseimbangan, tarif tol naik, pelayanan pun ikut naik.
• Risiko saat konstruksi adalah eskalasi biaya (cost overrun) dan keterlambatan (delay). Eskalasi merupakan risiko dimana anggaran konstruksi yang disepakati tidak mencukupi sehingga menyebabkan tambahan biaya. Ini dapat disebabkan kenaikan harga bahan konstruksi, rancangan proyek yang kurang memadai atau kejadian lain yang tidak terduga.
Keterlambatan merupakan risiko terhadap waktu pelaksanaan pekerjaan di luar diperkirakan. Keterlambatan berakibat pada penambahan biaya, baik langsung ataupun tidak, termasuk biaya kesempatan (opportunity cost) yang disebabkan tidak
terpenuhinya target pelayanan yang seharusnya sudah dapat diberikan.
c. Sosial
• Pembebasan tanah menjadi kendala terbesar yang dihadapi oleh investor jalan tol, termasuk PT. CMNP. Para pemilik tanah tidak mau melepas tanahnya dengan harga per meter persegi yang ditawarkan oleh investor, mereka menuntut harga seenaknya yang terlewat tinggi, berkali-kali lipatnya pada saat pembayaran. Oleh karenanya, kerap kali waktu dan uang terkuras habis hanya untuk membebaskan tanah. Investor didukung oleh pemerintah perlu untuk melakukan sosialisasi dan mendekatkan diri kepada masyarakat yang lahannya akan dibeli untuk dijadikan jalan tol supaya mereka mau menerima harga tanah yang ditawarkan oleh pihak investor serta meyakinkan mereka bahwa pengerjaan proyek yang dilakukan tidak akan berdampak negatif terhadap mereka. Selain itu, adanya dampak sosial terhadap lingkungan dan keselamatan kerja perlu diperhatikan, dengan adanya standarisasi keselamatan pekerja dan lingkungan yang ada.
• Jika pembangunan jalan tol telah rampung, tidak hanya akan mengurangi kemacetan lalu lintas, melainkan juga akan
menjadi penggerak yang efektif bagi roda perekonomian, disamping menyerap tenaga kerja yang sangat banyak.
• Ancaman penduduk liar di bawah kolong tol yang mengganggu ketertiban dan mengancam kekuatan konstruksi jalan tol, seperti kasus kebakaran pemukiman liar yang ada di bawah jalan tol belum lama ini.
d. Teknologi
• Dengan pengembangan teknologi yang begitu cepat dan beragam fungsi dan manfaat yang ditawarkan membuat perusahaan harus tanggap dalam memilih teknologi yang tepat dan dapat diandalkan dalam menjalankan fungsi bisnis perusahaan. Pengguna jalan tol kini mengharapkan waktu pelayanan transaksi di tiap gerbang tol yang semakin cepat dan tidak perlu mengantri lama seperti sebelumnya.
• Salah satu teknologi yang belum lama ini diimplementasikan adalah penggunaan salah satu jenis daripada smart card, yaitu e-Tollcard, dengan Bank Mandiri sebagai mitranya. Melalui layanan ini para pelanggan tol tidak perlu lagi membawa uang tunai namun cukup menempelkan kartunya (e-Tollcard) untuk membayar tarif tol. Kartu ini diproyeksikan untuk menggantikan peran dari karcis langganan tol. Diharapkan dengan penerapan kartu tersebut akan membantu untuk
meningkatkan waktu transaksi di jalan tol, sehingga transaksi akan semakin lebih mudah dan cepat. Jika transaksi di gardu tol dengan sistem terbuka dibutuhkan waktu sekitar 7 detik, maka dengan menggunakan e-Tollcard ini bisa kurang dari 4 detik. Untuk ke depannya, akan diimplementasikan Tahap Jalur Cepat, yakni operator tol akan mengimplementasikan gardu tanpa petugas dimana pengguna jalan tol akan disediakan jalur khusus e-Tollcard baik menggunakan sistem menempelkan e-Tollcard pada alat transaksi maupun menggunakan sistem free flow. Pada sistem ini pengguna jalan tol tidak perlu menghentikan mobil pada saat melakukan transaksi pembayaran tarif tol dengan e-Tollcard, yakni dengan cara memasangi setiap unit mobil semacam pemancar, yang telah diisikan saldo tertentu, yang setiap melewati pintu tol maka saldo itu akan terpotong atau berkurang secara otomatis. Dengan memasang semacam transporder di dalam mobil, dapat ditentukan apakah mobil-mobil yang melintas terdaftar dalam program atau tidak. Jika terdaftar alat ini akan mendebit rekening secara elektronik tanpa harus membuka jendela atau menghentikan kendaraan.
• Untuk mendukung pengaplikasian sistem informasi yang sedang berjalan saat ini diperlukan sistem seperti EIS dan MIS. EIS adalah suatu aplikasi sistem yang dapat mendukung para executive dalam menentukan strategi – strategi yang akan
dilakukan pada ke depannya dan dapat membantu dalam proses pengambilan. Sedangkan MIS merupakan suatu aplikasi yang berfokus pada pengelolaan dan pengaturan informasi di dalam manajemen perusahaan dengan tujuan untuk memudahkan pengaksesan informasi dan mengintegrasikan informasi yang ada di tiap divisi.
Dari Analisis di atas dapat disimpulkan bahwa :
Faktor Masalah/ Peluang Penyelesaian Support IT
Politik 1. Kenaikan Harga
BBM yang tidak dapat diprediksi.
2. Pemerintah
memberikan dukungan untuk mempercepat proyek pembangunan jalan tol yang lebih ekspansif terutama di pulau jawa.
1. Menjaga kualitas pelayanan jalan tol agar para pengguna tetap berkenan menggunakan jalan tol kendati harga BBM terus menerus naik.
2. Membuat
perencanaan proyek pembangunan jalan tol pada ruas baru yang ada dengan cermat dan penuh perhitungan terutama menyangkut masalah pendanaan dan pembebasan lahan.
-
-
Ekonomi Banyaknya kredit
macet membuat perbankan enggan meminjamkan.
Meyakinkan kepada pihak bank bahwa pinjaman sangat diperlukan demi kelancaran
pembangunan proyek serta menjamin bahwa kredit akan dibayarkan secara bertahap.
-
Sosial Harga pembebasan
tanah dapat melonjak melebihi anggaran.
Melakukan sosialiasi kepada para warga yang lahan dan
-
tanahnya akan dibebaskan supaya mereka mau menyepakati harga tanah yang sudah ditetapkan.
Teknologi Antrian pengendara di gerbang tol yang terlalu lama dapat mengurangi efektifitas dan efisiensi pengguna jalan tol.
Mengembangkan e- toll card yang sudah ada dengan
menggunakan teknologi RFID agar pengendara tidak perlu membuka jendela ketika memasuki gerbang tol.
RFID Contactless payment system
Tabel 3.2
Kesimpulan Analisis PEST
3.2.2 Analisis Lingkungan Internal Bisnis Perusahaan
3.2.2.1 Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Perusahaan
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas bisnis perusahaan yang dibagi menjadi 2 kelompok aktivitas bisnis, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas utama yang dilakukan perusahaan meliputi logistik ke dalam, operasi, logistik keluar, pemasaran dan pelayanan. Sedangkan aktivitas pendukung dari aktivitas utama meliputi pembelian, pengembangan teknologi, manajemen sumber daya manusia dan infrastruktur perusahaan. Di bawah ini adalah gambar beserta uraian dari rantai nilai (value chain) dari PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. :
Infrastruktur Perusahaan
Manajemen Umum Perusahaan, Pengumpulan Tol, Pelayanan dan Pemeliharaan Manajemen Sumber Daya Manusia
Perekrutan, pelatihan dan pengembangan keahlian karyawan Pengembangan Teknologi
Mengembangkan sistem informasi dan teknologi informasi perusahaan baik dari segi hardware maupun software
Pembelian
Pembelian kendaraan untuk memantau lalu lintas, pembelian kertas untuk struk bayar tol, pembelian alat tulis kantor
Logistik dalam
Penyediaan kendaraan operasional pemantau
Penyediaan kertas struk tol
Operasi
Pencatatan transaksi gerbang tol
Pemantauan lalu lintas di jalan tol
Logistik keluar
Pemberian struk tol kepada pelanggan
Pemasaran
Menjalin kerja sama dengan para pemasang iklan potensial
Pelayanan
Pelayanan yang mengutamakan kepuasan pengguna jalan tol
Perawatan dan perbaikan jalan tol
Unit Reaksi Cepat jika terjadi kecelakaan pada kendaraan yang melintas di jalan tol
Gambar 3.3
Rantai Nilai PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk.
Aktivitas Utama : 1. Logistik dalam
Aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan, perawatan dan pengendalian barang yang masuk. Aktivitas logistik dalam yang dilakukan PT. CMNP meliputi aktivitas penerimaan kendaraan untuk patroli tol, kendaraan untuk penanganan bantuan pada kendaraan yang mogok atau rusak di jalan tol, kendaraan medis untuk mengangkut korban kecelakaan dan penyediaan kertas untuk struk pembayaran tol.
2. Operasi
Aktivitas operasi yang dilakukan perusahaan meliputi aktivitas penggunaan dan pengoperasian kendaraan untuk memantau lalu lintas di jalan tol serta penggunaan mesin tol collector terminal (TCT) dari setiap gardu yang ada pada gerbang tol untuk mencatat transaksi kendaraan yang masuk.
3. Logistik keluar
Pengoperasian mesin TCT yang akan menghasilkan struk untuk setiap transaksi kendaraan yang masuk ke jalan tol.
4. Pemasaran dan Penjualan
Aktivitas Pemasaran dan Penjualan yang dilakukan meliputi penawaran space iklan (bill board) yang tersedia di ruas tol baik di tepi jalan maupun di pintu masuk gerbang tol kepada para klien perusahaan potensial yang ingin mempromosikan iklan tentang produk unggulannya.
5. Pelayanan
Pelayanan yang diberikan kepada para pelanggannya yakni melakukan perawatan dan pemeliharaan jalan tol secara berkala agar tidak terjadi
kerusakan yang dapat mengganggu arus lalu lintas, serta bila terjadi kerusakan dapat sesegera mungkin diperbaiki. Lalu pelayanan transaksi di gerbang tol yang kurang dari 10 detik. Pengoperasian mobil patroli tol yang cukup jumlahnya untuk dapat menyisir setiap bagian jalan tol yang ada, sehingga bilamana terjadi kecelakaan ataupun kerusakan kendaraan pelanggan, tidak diperlukan waktu yang sangat lama untuk menunggu kendaraan bantuan dari PT. CMNP, misalnya mobil derek ataupun mobil.
Pengguna jalan tol juga dapat langsung menghubungi SENKOM (Sentra Komunikasi) jika mereka mengalami ataupun melihat ada kecelakaan atau pengendara yang membutuhkan bantuan perbaikan kendaraan, misalkan mogok atau pecah ban.
Aktivitas Pendukung : 1. Pembelian
Aktivitas Pembelian yang dilakukan oleh PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. untuk mendukung aktivitas utama mencakup pembelian kendaraan untuk melakukan patroli yang mana akan dilakukan peremajaan kendaraan secara berkala jika telah melewati kurun waktu tertentu, pembelian kertas untuk bahan struk tol dan juga pembelian alat-alat tulis kantor.
2. Pengembangan Teknologi
Aktivitas Pengembangan Teknologi yang dilakukan PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. diantaranya ialah melakukan pemasangan jaringan CCTV pada titik-titik rawan kecelakaan atau kemacetan di
sepanjang jalur tol yang pencitraannya dapat langsung dilihat dari kantor pusat, pengadaan jaringan fiber optic di sepanjang jalur tol, penerapan sistem e-toll card dan pengadaan jaringan LAN di dalam kantor untuk mendukung kolaborasi kerja dari tiap – tiap bagian.
3. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Aktivitas manajemen SDM yang dilakukan perusahaan meliputi aktivitas perekrutan, pelatihan dan pengembangan keahlian karyawan – karyawan baik yang beroperasi di kantor pusat maupun di gerbang tol. Untuk itu PT.
Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. sudah menerapkan sistem informasi HRD untuk mendukung aktivitas manajemen SDM namun masih diperlukan pengembangan agar sistem tersebut terintegrasi dengan bagian lain.
4. Infrastruktur Perusahaan
Infrastruktur perusahaan merupakan aktivitas yang meliputi manajemen umum perusahaan, pengumpulan tol, pelayanan dan pemeliharaan seperti yang telah dijabarkan di atas. Infrastruktur perusahaan juga merupakan aktivitas pendukung dari kegiatan operasional PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. seperti lokasi kantor yang strategis, jalan tol yang cukup panjang, tersedianya kendaraan dinas dan kendaraan pelayanan publik yang memadai. PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. perlu memelihara infrastuktur yang ada serta memperbaiki infrastruktur yang dinilai kurang layak seperti kendaraan dinas yang sudah cukup tua usianya.
Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa :
Efisiensi Kegiatan Masalah Penyelesaian Support Inbound Penyediaan
Kendaraan
Banyak kendaraan yang tidak dapat beroperasi
Melakukan pemeliharaan kendaraan yang lebih optimal, dilakukan pengecekan secara rutin
Sistem pendataan kendaraan, berikut keterangan kondisi dan kerusakan terkini.
Operasi Pencatatan transaksi gerbang tol
Pada saat jam sibuk antrian masuk gerbang tol cukup panjang
Sosialisasikan para pengguna tol untuk menggunakan e-Toll Card
e-Toll card yang
dikembangkan dengan RFID Technology Outbound Pemberian
struk tol kepada pelanggan
- - -
Pemasaran Menawarkan space iklan di ruas tol kepada klien potensial
- - -
Pelayanan Perbaikan jalan rusak
Pertolongan bagi korban kecelakaan atau kerusakan mobil
Pelanggan sering kali menunggu dengan cukup lama armada mobil bantuan yang datang.
Operasikan lebih banyak kendaraan di tempat yang rawan kecelakaan
Perbanyak CCTV di tempat-tempat yang rawan kecelakaan agar lebih mudah untuk memantau kondisi lalu lintas Tabel 3.3
Kesimpulan Analisis Value Chain
3.2.2.2 Analisis SWOT Perusahaan
Analisis SWOT dilakukan dengan menggunakan faktor internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan
dan faktor eksternal perusahaan, berupa peluang dan ancaman pada perusahaan. Berikut ini merupakan analisis SWOT dari PT.
Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. :
• Strength (Kekuatan)
- Memiliki reputasi yang telah dikenal baik dan diakui oleh masyarakat karena telah menjadi perusahaan yang ‘go public’.
- Lebih berpengalaman dalam membangun jalan tol, khususnya jalan tol layang.
- Memiliki infrastruktur jalan tol yang amat baik.
- Menyediakan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
- Pendapatan yang diperoleh berupa uang tunai (cash), sehingga tidak ada tumpukan tagihan.
- Infrastruktur SI/ TI yang sejauh ini mampu mendukung kinerja seluruh bagian di perusahaan.
- Adanya inovasi pengembangan usaha.
- Memiliki modal dan saham yang kuat.
- Penggunaan teknologi informasi.
• Weakness (Kelemahan)
- Proses pengambilan keputusan di tingkatan Top Management agak rumit dan kurang efektif.
- Jumlah karyawan (Sumber Daya Manusia) yang terlalu banyak.
- Munculnya permasalahan dengan Bank yang terjadi pada anak perusahaan.
- Struktur organisasi yang terlalu besar jika dibandingkan dengan pesaing utama.
- Sistem belum terintegrasi sepenuhnya.
• Opportunity (Peluang)
- Adanya peraturan pemerintah yang mendukung pengembangan bisnis infrastruktur jalan tol yang berkelanjutan.
- Seringnya terjadi banjir di jalan biasa.
- Tingkat kemacetan yang tinggi di jalan biasa.
- Tingkat kriminalitas yang cukup tinggi di jalan biasa.
- Perusahaan memiliki wewenang untuk menentukan tarif tol.
- Tidak banyaknya jumlah pesaing dan pendatang baru yang bermunculan di bisnis ini.
• Threats (Ancaman)
- Sarana transportasi umum lainnya yang jalurnya berada di bawah jalan tol yang dikelola PT. CMNP (Cth : Bus Way koridor X, Angkutan umum lainnya). Berkembangnya pembangunan jalan raya biasa dan pelebaran jalan raya yang sudah ada.
- Adanya peraturan pemerintah yang membuka kesempatan dan peluang kepada para pengembang baru untuk ikut bersaing.
- Banyaknya pemukiman liar yang berada di bawah jalan tol.
- Sulitnya proses pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol.
- Biaya pembebasan lahan dan kredit konstruksi amat besar.
3.2.2.2.1 Matriks SWOT
Berikut ini adalah tabel mengenai SWOT pada PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. :
Lingkungan Eksternal
Lingkungan Internal
Strength (S)
- Memiliki reputasi yang telah dikenal baik dan diakui oleh masyarakat karena telah menjadi perusahaan yang ‘go public’. (S1)
- Lebih berpengalaman dalam membangun jalan tol, khususnya jalan tol layang. (S2)
- Memiliki infrastruktur jalan tol yang amat baik.
(S3)
- Menyediakan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan
pelanggan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. (S4)
- Hampir sebagian besar pendapatan yang diperoleh berupa uang tunai (cash), sehingga tidak ada tumpukan tagihan. (S5) - Infrastruktur SI/ TI yang
sejauh ini mampu mendukung kinerja seluruh bagian di perusahaan.(S6)
- Adanya inovasi
pengembangan usaha. (S7) - Memiliki modal dan saham
yang kuat. (S8)
- Penggunaan teknologi informasi. (S9)
Weakness (W)
- Proses pengambilan keputusan di tingkatan Top Management agak rumit dan kurang efektif.
(W1)
- Jumlah karyawan
(Sumber Daya Manusia) yang terlalu banyak.
(W2)
- Munculnya permasalahan dengan Bank yang terjadi pada anak perusahaan.
(W3)
- Struktur organisasi yang terlalu besar jika dibandingkan dengan pesaing utama. (W4)
- Sistem belum terintegrasi sepenuhnya. (W5)
Opportunity (O)
- Adanya peraturan pemerintah yang mendukung pengembangan bisnis infrastruktur jalan tol yang berkelanjutan. (O1)
- Seringnya terjadi banjir di jalan biasa. (O2)
- Tingkat kemacetan yang tinggi di jalan biasa. (O3)
- Tingkat kriminalitas yang cukup tinggi di jalan biasa. (O4)
- Perusahaan memiliki wewenang untuk menentukan tarif tol. (O5) - Tidak banyaknya jumlah pesaing dan
pendatang baru yang bermunculan di bisnis ini. (O6)
SO – Strategic
- Semakin memaksimalkan jasa pelayanan tol. (S1- O1), (S2-O1), (S3-O5), (S4-O3) & (S7-O1)
- Selalu menyediakan infrastruktur jalan yang baik. (S1-O2), (S3-O1) &
(S8-O1)
- Melakukan pemeliharaan jalan tol secara berkala.
(S4-O4) & (S5-O4) - Memaksimalkan
penggunaan teknologi informasi untuk mendukung operasi bisnis
perusahaan. (S6-O6) &
(S9-O4)
WO – Strategic - Mengembangkan sistem
informasi yang terintegrasi untuk mempercepat dan memudahkan proses pengambilan keputusan pada Top Management.
(W1-O1) & (W5-O1) - Melakukan
restrukturisasi di dalam tubuh perusahaan. (W3- O5) & (W4-O6)
- Memberikan pelatihan pada karyawan. (W2- O6)
Threats (T)
- Sarana transportasi umum lainnya yang jalurnya berada di bawah jalan tol yang dikelola PT. CMNP (Cth : Bus Way koridor X, Angkutan umum lainnya). Berkembangnya pembangunan jalan raya biasa dan pelebaran jalan raya yang sudah ada.
(T1)
- Adanya peraturan pemerintah yang membuka kesempatan dan peluang kepada para pengembang baru untuk ikut bersaing. (T2)
- Banyaknya pemukiman liar yang berada di bawah jalan tol. (T3) - Sulitnya proses pembebasan lahan
untuk pembangunan jalan tol. (T4) - Biaya pembebasan lahan dan kredit
konstruksi amat besar. (T5)
ST – Strategic
- Melakukan pengembangan jalan tol baru di daerah yang rawan kemacetan.
(S1-T1), (S2-T1) & (S3- T1)
- Melakukan kerjasama dengan dinas ketertiban masyarakat untuk menertibkan pemukiman liar yang berada di bawah jalan tol. (S1-T3), (S7-T3)
& (S8, T3)
- Mengikuti perkembangan teknologi yang ada untuk diterapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
(S6-T2 ) & (S9-T2)
- Bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mempermudah proses pembebasan lahan. (S1- T4), (S4-T3) & (S7-T4) - Meningkatkan kepercayaan
konsumen untuk memperoleh kepercayaan
lebih dari para investor dan kreditor. (S1-T5), (S2-T5) (S4-T5) & (S8-T5)
WT – Strategic
- Melakukan standarisasi perekrutan sumber daya manusia. (W2-T2) &
(W4-T2)
- Melakukan monitoring ke tiap anak perusahaan secara berkala dan lebih ketat. (W3-T5)
- Membentuk tim khusus yang tidak permanen untuk melakukan negosiasi pembebasan lahan dan mencari kreditor. (W1-T4)
Tabel 3.4
Matriks SWOT PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk.
3.2.2.2.2 Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Berdasarkan hasil analisis SWOT di atas kemudian dibuat analisis IFAS (Internal Strategy Factor Analysis Summary) dan EFAS (External Strategy Factor Analysis Summary) yang digunakan untuk merumuskan faktor strategi internal dan eksternal perusahaan, dengan menghitung bobot dan rating dari kekuatan dan kelemahan beserta peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan.
Tabel IFAS dan EFAS PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. dapat digambarkan sebagai berikut.
IFAS (Internal Strategy Factor Analysis Summary) FAKTOR – FAKTOR
STRATEGI INTERNAL BOBOT RATING BOBOT ×
RATING KEKUATAN :
• Memiliki reputasi yang telah dikenal baik dan diakui oleh masyarakat karena telah menjadi perusahaan yang ‘go public’.
• Lebih berpengalaman dalam membangun jalan tol, khususnya jalan tol layang.
• Memiliki infrastruktur jalan tol yang amat baik.
• Menyediakan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
• Pendapatan yang diperoleh berupa uang tunai (cash), sehingga tidak ada tumpukan tagihan.
• Infrastruktur SI/ TI yang sejauh ini mampu mendukung kinerja seluruh bagian di perusahaan.
0.054 0.018 0.107 0.089
0.036 0.054
3 3 4 4
2 3
0.161 0.054 0.429 0.357
0.071 0.161
• Adanya inovasi pengembangan usaha.
• Memiliki modal dan saham yang kuat.
• Penggunaan teknologi informasi.
0.071 0.054 0.036
3 3 3
0.214 0.161 0.107
TOTAL KEKUATAN 0.518 1.714
KELEMAHAN :
• Proses pengambilan keputusan di tingkatan Top Management agak rumit dan kurang efektif.
• Jumlah karyawan (Sumber Daya Manusia) yang terlalu banyak.
• Munculnya permasalahan dengan Bank yang terjadi pada anak perusahaan.
• Struktur organisasi yang terlalu besar jika dibandingkan dengan pesaing utama.
• Sistem belum terintegrasi sepenuhnya.
0.143 0.161 0.045 0.080 0.054
2 4 2 3 3
0.286 0.643 0.089 0.241 0.161
TOTAL KELEMAHAN 0.482 -(1.420)
TOTAL IFAS 1.00 0.295
Tabel 3.5
IFAS PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk.
EFAS (External Strategy Factor Analysis Summary) FAKTOR – FAKTOR
STRATEGI EKSTERNAL BOBOT RATING BOBOT ×
RATING PELUANG :
• Adanya peraturan pemerintah yang mendukung pengembangan bisnis infrastruktur jalan tol yang berkelanjutan.
• Seringnya terjadi banjir di jalan biasa.
• Tingkat kemacetan yang tinggi di jalan biasa.
• Tingkat kriminalitas yang cukup tinggi di jalan biasa.
• Perusahaan memiliki wewenang untuk menentukan tarif tol.
• Tidak banyaknya jumlah pesaing dan pendatang baru yang bermunculan di bisnis ini.
0.074 0.111 0.148 0.123 0.025 0.074
4 2 3 4 3 2
0.296 0.222 0.444 0.494 0.074 0.148
TOTAL PELUANG 0.556 1.679
ANCAMAN :
- Sarana transportasi umum lainnya yang jalurnya berada di bawah jalan tol yang
dikelola PT. CMNP (Cth : Bus Way koridor X, Angkutan umum lainnya). Berkembangnya pembangunan jalan raya biasa dan pelebaran jalan raya yang sudah ada.
• Adanya peraturan pemerintah yang membuka kesempatan dan peluang kepada para pengembang baru untuk ikut bersaing.
• Banyaknya pemukiman liar yang berada di bawah jalan tol.
• Sulitnya proses pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol.
• Biaya pembebasan lahan dan kredit konstruksi amat besar.
0.123
0.049
0.099 0.099 0.074
3
3
3 4 4
0.370
0.148
0.296 0.395 0.296
TOTAL KELEMAHAN 0.444 -(1.506)
TOTAL EFAS 1.00 0.173
Tabel 3.6
EFAS PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk.
Angka – angka pada bobot dan rating di dapat dari seberapa pentingkah hal – hal tersebut bagi perusahaan. Dengan melihat kondisi dan pengaruh hal – hal tersebut bagi perusahaan.
3.2.2.2.3 Diagram Analisis SWOT
Dari kedua tabel tersebut, maka diperoleh total External Strategy Factor Analysis Summary (EFAS) dan Internal Strategy Factor Analysis Summary (IFAS) yang akan digunakan dalam pembuatan diagram analisis SWOT. Berikut cara menyusun diagram tersebut.
1. Jumlah dari hasil perkalian Bobot (B) x Rating (R) pada peluang dan ancaman diselisihkan untuk mendapatkan titik Y.
Peluang : 1.679
Ancaman : -1.506
Titik Y = Peluang – Ancaman
= 1.679 + (–1.506)
= 0.173
2. Jumlah dari hasil perkalian Bobot (B) x Rating (R) pada kekuatan dan kelemahan diselisihkan untuk mendapatkan titik X.
Kekuatan : 1.714
Kelemahan : -1.420
Titik X = Kekuatan – Kelemahan
= 1.714 + (–1.420)
= 0.295
3. Jadi posisi perusahaan terletak pada titik (0.295 ; 0.173)
Untuk lebih jelasnya, diagram SWOT dapat dilihat di bawah ini.
III I 0.173 (X, Y)
0.295
IV II
Gambar 3.4
Diagram Analisis SWOT PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk.
Berdasarkan analisis faktor strategi internal dan eksternal seperti yang terlihat pada diagram analisis SWOT, diketahui bahwa PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. berada pada posisi yang cukup kuat yaitu di kuadran 1. Meskipun perusahaan menghadapi berbagai ancaman, namun perusahaan memiliki kekuatan internal yang baik untuk mengantisipasi ancaman tersebut dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada dan meminimalisir kelemahan internal.
Jadi, strategi yang harus dilanjutkan adalah dengan memaksimalkan kekuatan yang ada dalam memanfaatkan peluang yang bermunculan, seperti
Peluang
Kelemahan
Ancaman
Kekuatan
pengembangan usaha yang berkesinambungan, pelayanan yang semakin mengutamakan kualitas, membangun sistem yang terintegrasi, dan melakukan restrukturisasi di dalam tubuh manajemen perusahaan.
Saat ini ancaman dari pesaing utama cukup berpengaruh besar bagi perusahaan, oleh sebab itu
perusahaan harus selalu waspada dengan perkembangan pesaing utama dan harus mampu mengantisipasi munculnya para pesaing baru.
3.2.2.3 Analisis CSF Perusahaan
CSFs (Critical Success Factors) adalah beberapa faktor penting yang menentukan kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya dimana berbagai hal terlaksana dengan tepat sehingga bisnisnya dapat berkembang dengan baik.
Berikut ini adalah Critical Success Factors beserta Key Performance Indicator yang dimiliki PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk :
CSF KPI Informasi Bisnis
Pengumpulan Transaksi Tol Jumlah pendapatan yang masuk dalam proses pengumpulan tol harus sesuai dengan jumlah kendaraan yang masuk dan seluruh data transaksi tersebut harus masuk paling lambat 24 jam setelah transaksi itu terjadi.
Laporan pengumpulan transaksi tol
Pemeliharaan dan
Perawatan Fasilitas Jalan Tol
Fasilitas jalan tol yang rusak dan tak berfungsi optimal akan
langsung ditangani dan diperbaiki paling lambat 1 hari setelah kerusakan diketahui.
Laporan
pemeliharaan dan perawatan tol
Perekrutan Karyawan Karyawan yang akan direkrut harus memiliki standard yang sudah ditentukan perusahaan.
(Cth : minimal lulusan S1 dengan IPK ∗ 3.00, memiliki pengalaman kerja, dll.)
Laporan perekrutan karyaran (SDM)
Pelatihan Karyawan Karyawan memiliki kemampuan (skill) dan karakter yang lebih baik, sehingga hal ini diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja dan performa perusahaan.
(Cth : karyawan memiliki motivasi kerja yang lebih baik, mengerti dan menguasai sistem yang sedang berjalan di dalam perusahaan.)
Laporan pelatihan karyawan (SDM)
Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan
Pendapatan dan pengeluaran yang masuk setiap harinya harus dicatat dan direkap hari itu juga.
Setiap akhir bulan akan dilakukan audit keuangan.
Laporan keuangan
Tabel 3.7 Tabel Analisis CSF
3.2.2.4 Analisis Area, Fungsi dan Proses Bisnis Perusahaan
Fungsi bisnis adalah sekumpulan aktivitas di dalam perusahaan yang dapat mendukung pencapaian misi perusahaan.
Fungsi bisnis biasanya dikelompokan ke dalam area – area fungsional perusahaan, yakni area – area utama dimana sekumpulan aktivitas perusahaan berjalan. Fungsi bisnis dapat di pecah menjadi proses bisnis, yakni tindakan – tindakan spesifik
yang memiliki titik awal dan akhir atau dapat diartikan memiliki input dan menghasilkan output. Analisis ini menggunakan diagram seperti diagram dekomposisi fungsi bisnis, diagram hubungan entitas dan matrik untuk memodelkan dan merekam data dari semua kegiatan yang ada dalam perusahaan. Analisis ini dilakukan bertujuan untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang hubungan dan interaksi antara aspek – aspek informasi dalam perusahaan.
Gambar berikut ini akan menjelaskan secara rinci dekomposisi area, fungsi dan proses bisnis pada PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. :
Dekomposisi Area, Fungsi dan Proses Bisnis :
Area Fungsional Fungsi Bisnis Proses Bisnis
• Menangani perjanjian atau kontrak kerja yang legal dengan pihak-pihak eksternal terkait
• Menangani izin usaha
• Menangani masalah pajak Pembuatan Kontrak Kerja
Hukum
Perencanaan Keuangan
• Menganalisa laporan- laporan keuangan
• Melakukan perencanaan laba, perencanaan pembiayaan dan perencanaan sumber pembiayaan
Pengelolaan Keuangan
• Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran kas
• Melakukan monitoring penerimaan serta
penyetoran pendapatan tol ke bank
Pencatatan Akuntansi
• Mencatat transaksi keuangan
• Membuat laporan neraca keuangan secara periodik
• Membuat laporan rekonsiliasi, kapitalisasi biaya dan pencatatan aktiva perusahaan
Keuangan
Sumber Daya Manusia (HRD) Perekrutan Karyawan
• Mengadakan tes untuk calon karyawan
• Melakukan seleksi
• Penempatan Karyawan Akuntansi
Pelatihan Karyawan
• Membuat jadwal pelatihan
• Mengevaluasi program latihan karyawan
• Mengadakan pelatihan karyawan
Penggajian Karyawan
• Menilai kinerja karyawan
• Mengatur gaji karyawan
• Membuat laporan gaji karyawan
• Menganalisa absensi karyawan
Absensi Karyawan
• Memantau dan menganalisa absensi karyawan
Umum & IT
Pengelolaan kantor
• Pemeliharaan gedung
• Pengadaan peralatan kantor
• Memelihara peralatan kantor
Pengelolaan kendaraan
• Pemeliharaan Kendaraan Kantor
• Pembelian suku cadang
• Pemakaian Fasilitas Kendaraan Kantor Pengendalian Persediaan
• Mengontrol stok persediaan
• Membuat surat penerimaan barang
• Menerima kiriman pemasok
Entitas – entitas kunci atau entitas kelompok / subjek data yang dapat diidentifikasi dari dekomposisi area fungsi dan proses bisnis adalah sebagai berikut :
Operasi
Pengumpulan Tol
• Melaksanakan dan mengawasi proses bisnis pengumpulan tol
• Membuat laporan pengumpulan tol
• Memantau dan memelihara kondisi jalan tol
• Melakukan kerjasama dengan kontraktor yang menjalankan perbaikan jalan tol
Software
Hardware
• Melakukan analisa kebutuhan software
• Melakukan pembuatan dan pengembangan software
• Melakukan analisa kebutuhan hardware dan
jaringan
• Memasang hardware dan jaringan perusahaan
Pelayanan dan Pemeliharaan
No Divisi Subjek Data
1 Hukum Kontrak Kerja
2 Pelayanan dan Pemeliharaan Jadwal Pemeliharaan Jalan Tol Kontraktor
3 Akuntansi Transaksi Keuangan
Utang Pajak
4 Keuangan Pembelian
5 Umum Persediaan
Peralatan Kantor Pemasok
Kendaraan
6 HRD Karyawan
Absensi
Penggajian dan bonus Pelatihan
7 Pengumpulan Tol Pengumpulan Tol
8 Teknik Software
Hardware Tabel 3.8
Subjek Data
3.2.2.5 Entity Relationship Diagram (ERD) Perusahaan
ERD digunakan untuk menggambarkan hubungan yang relevan dari entitas – entitas kunci atau kelompok entitas data dalam sebuah perusahaan. Berikut ini merupakan ERD pada PT.
Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. :
Gambar 3.5
Entity Relationship Diagram (ERD) PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk.
3.2.2.6 Matriks Fungsi Bisnis vs Subjek Data
Matriks ini memetakan hubungan antara fungsi bisnis dengan subjek data yang terkait dengan aktivitas perusahaan.
Suatu fungsi bisnis dapat membaca (read) satu atau beberapa subjek data.
Tabel 3.9
Matriks Fungsi Bisnis vs Subjek Data
Subyek Data
Fungsi Bisnis
Kontrak Kerja Jadwal Pemeliharaan Jalan Tol Kontraktor Transaksi Keuangan Utang Pajak Pembelian Persediaan Peralatan Kantor Kendaraan Pemasok Karyawan Absensi Gaji dan Bonus Pelatihan Pengumpulan Tol Software Hardware
Pembuatan Kontrak Kerja C C R C
Pelayanan dan Pemeliharaan R C R R
Perencanaan Keuangan R R R C R R R R R
Pengelolaan Keuangan R R R R R R R R R
Pencatatan Akuntansi R C C R R R R
Perekrutan Karyawan C
Pelatihan Karyawan R C
Penggajian Karyawan R R C
Absensi Karyawan R C R
Pengelolaan Kantor R C C R
Pengelolaan Kendaraan R R C C R
Pengendalian Persediaan R R
Pengumpulan Tol C
Pengelolaan SI/TI C C
3.2.3 Analisis Lingkungan Eksternal SI/ TI Perusahaan
PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. sangat menyadari pentingnya dukungan dari penerapan sistem informasi yang mutakhir selain pengembangan sumber daya manusia serta pengelolaan rantai nilai supply sampai penyediaan berbagai jasa kontraktor. Dengan pengembangan teknologi yang begitu cepat dan beragam fungsi dan manfaat yang ditawarkan membuat perusahaan harus tanggap dalam memilih teknologi yang tepat dan dapat diandalkan dalam menjalankan fungsi bisnis perusahaan.
Dalam pengaplikasian sistem informasi yang berkembang saat ini terdapat aplikasi sistem EIS dan MIS. EIS adalah suatu aplikasi sistem yang dapat mendukung para executive dalam menentukan strategi – strategi yang akan dilakukan ke depannya. Dan MIS adalah sebuah sistem informasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para manajer dalam perusahaan.
Namun untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam penggunaan teknologi, dapat lebih ditingkatkan dengan pengaplikasian sistem EIS untuk membantu para executive dalam mendapatkan informasi tentang peluang yang ada di dalam perusahaan. MIS juga akan sangat berguna dan membantu kinerja tiap – tiap divisi di perusahaan dalam pengaksesan informasi yang mudah dan terintegrasi.
PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk. yakin bahwa sistem Teknologi Informasi (TI) yang tepat dan dapat diandalkan, akan dapat
meningkatkan kualitas dan integritas data dan informasi, yang sangat penting dalam mendukung kinerja perusahaan.
3.2.4 Analisis Lingkungan Internal SI/ TI Perusahaan
Saat ini, bagian TI pada PT. Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk.
sudah menerapkan sistem informasi di beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut antara lain: bagian umum, bagian sumber daya manusia, bagian keuangan, bagian akuntansi, dan bagian pengumpulan tol.
3.2.4.1 Aplikasi
Aplikasi Lingkungan Hardware/
Software
Penjelasan
1. Kas Manajemen Windows Server 2003 & SQL- SP4, Web Based. Jaringan seluruh perusahaan
Aplikasi yang digunakan untuk menjembatani antar user dari tiap bagian yang ingin melakukan pembelian untuk meminta persetujuan ke bagian keuangan serta setelah melakukan transaksi dapat langsung tercatat di aplikasi ini.
2.MPT (Pendataan
Pengumpulan Tol)
C++. Jaringan divisi pengumpulan tol yang terhubung melalui fiber optic dari tiap tiap gerbang tol.
Untuk pencatatan transaksi yang dilakukan dari setiap gerbang tol yang ada
3. SDM Visual Basic.Net. Jaringan divisi SDM
Untuk kegiatan pencatatan data yang berhubungan dengan karyawan.
4. e-SPT Jaringan divisi akuntansi, Untuk membuat laporan