• Tidak ada hasil yang ditemukan

UCAPAN TERIMA KASIH UNTUK MITRA BESTARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UCAPAN TERIMA KASIH UNTUK MITRA BESTARI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKATA

Widyasastra Volumen 1, Nomor 1, Tahun 2018 menyajikan 6 (enam) artikel. Artikel-artikel itu terbit setelah melalui proses review dari mitra bestari. Keenam artikel yang dimuat di Widyasastra pada nomor perdana ini berasal dari para peneliti/tenaga teknis dan mahasiswa pascasarjana ilmu sastra. Karya-karya mereka terdiri atas penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Objek materiil penelitian yang mereka tulis berupa sastra Indonesia, sastra daerah, dan sastra Arab. Artikel (1) Ahmad Zamzuri mengungkapkan adanya ideologi militerisme, kapitalisme, materialisme, feodalisme, feminisme, dan humanisme di dalam kumpulan cerpen Anjing Bagus karya Harris Effendi Thahar; (2) Muchlas Abror melalui penelitiannya atas cerpen

“Me Ny Us U Ayah” karya Djenar Mahesa Ayu menemukan posisi yang setara antara laki-laki dan perempuan tanpa perlu melakukan tindakan yang sama dengan yang dilakukan oleh laki- laki di tengah masyarakat yang patrialkal. Di samping itu, perempuan juga menyadari keberadaannya dan terus menunjukkan eksistensinya sehingga mereka mampu menemukan esensi hidupnya, perempuan perlu menjadi dirinya sendiri, mandiri tanpa bergantung pada sosok laki-laki; (3) Wuroidatil Hamro mengungkapkan adanya repetisi, diksi, bahasa kiasan, dan citraan yang terdapat di dalam lirik “Kun Anta”. Repetisi, diksi, bahasa kiasan dan citraan dapat menimbulkan rima yang teratur dan merdu. Lirik “Kun Anta”, juga memberikan semangat dan rasa optimis dalam menghadapi masa depan; (4) penelitian Yohanes Adhi Satiyoko atas geguritan (puisi berbahasa Jawa) “Serere Adhuh Lae” karya Turiyo Ragilputra menunjukkan adanya ekspresi satiris emosional yang berisi resistensi masyarakat tradisional (Jawa) terhadap masyarakat urban yang berasal dari budaya agraris; (5) Herry Mardianto dalam penelitiannya atas novel berbahasa Jawa berjudul Kirti Njunjung Drajat (Jasawidagda) dan Gawaning Wewatekan (Koesoemadigda) berhasil menunjukkan pertentangan antara tradisi dengan modernisasi melalui tema perlawanan terhadap tradisi masyarakat Jawa yang mengagung- agungkan dunia priyayi dan hegemoni kekuasaan; dan (6) penelitian Dhanu Priyo Prabowo atas penelitiannya di lapangan (Kabupaten Gunungkidul) atas sejumlah cerita rakyat berjudul

“Asal Usul Nama Dusun Gubukrubuh”, “Pesisir (Pantai) Ngobaran”, “Gunung Gambar”, “Nyai Andan Sari Dan Kyai Guru Soka”, “Dusun Bleberan”, “Gunung Tutup”, dan “Asal-Usul Wiladeg”

berhasil mengungkap ndeks motif cerita rakyat Gunungkidul, yaitu pengembaraan, “laku prihatin”, seni, dakwah, dan gaib. Enam artikel yang dimuat tersebut merupakan upaya untuk mengungkapkan sesuatu yang baru berkaitan dengan masalah-masalah ilmu kesastraan. Upaya itu terus difasilitasi agar keilmuan sastra dapat memeliki peran nyata bagi Indonesia di tengah perkembangan ilmu pengetahuan.

Redaksi

(2)

UCAPAN TERIMA KASIH UNTUK MITRA BESTARI

Redaksi Widyasastra mengucapkan terima kasih yang tulus kepada mitra bebestari yang telah me-review artikel-artikel yang diterbitkan dalam Widyasastra, 1 (1), 2018. Mitra bebestari itu adalah sebagai berikut.

Dr. Mu’jizah (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta)

Dr. Tirto Suwondo, M.Hum. (Balai Bahasa Jawa Tengah, Semarang)

Dr. Aprinus Salam, M.Hum. (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta)

(3)

Widyasastra, 1 (1), 2018

Widyasastra

Kata-kata kunci bersumber dari artikel. Abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin.

Ahmad Zamzuri (Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta)

Kumpulan Cerpen “Anjing Bagus” Karya Harris Effendi Thahardalam Perspektif Antonio Gramsci Widyasastra, 1 (1), 2018, 1-10

Penelitan ini bertujuan mengetahui konstestasi ideologi dalam kumpulan cerpen Anjing Bagus karya Harris Effendi Thahar. Penelitian ini meng- gunakan teori hegemoni Gramsci. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran kontes- tasi ideologi dalam kumpulan cerpen Anjing Bagus karya Harris Effendi Thahar. Dalam mencapai tuju- an, penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut: 1) menentukan objek material penelitian, yaitu kumpulan cerpen Anjing Bagus karya Harris Effendi Thahar; 2) mengumpulkan data dengan melakukan studi pustaka; 3) mengolah data meng- gunakan metode CDA (Critical Discourse Analysis) yang pendekatan bahasa. Metode ini dilakukan dengan cara mencari keterhubungan antara linguistic practice (teks), discursive practice (discourse) dan social practice. Dari penelitian ini diperoleh kesim- pulan bahwa kumpulan cerpen Anjing Bagus meng- uraikan ideologi militerisme, kapitalisme, mate- rialisme, feodalisme, feminisme, dan humanisme.

Dari pertentangan dan korelasi dari ideologi-ideologi tersebut dalam masing-masing cerpen tampak bahwa ideologi militerime, kapitalisme, materialis- me menjadi ideologi dominan yang dimenangkan oleh Harris Effendi Thahar. Dominasi militerisme digambarkan dalam cerpen Anjing Bagus dan Romli Tidak Pulang. Dominasi kapitalisme dan materialis- me tergambar dalam cerpen Murtadin dan Istri, Kuitansi Dari Panti, Kredit Macet, Goyang, Tamu Den, dan Menunggu Putra Reformasi. Sementara, feminisme dan humanisme menjadi ideologi yang

terdominasi oleh kapitalisme dan materialisme dan tergambarkan dalam cerpen Tikus Gudang, Lelaki yang Kubenci, Kopi Pahit, Kebulatan Tekad, Sop Buntut, dan Alamat Terakhir.

Muchlas Abror (Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Sastra, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada, Yogyakarta)

Subjektifitas Perempuan dalam Cerpen Me Ny Us U Ayah Karya Djenar Mahesa Ayu: Tinjauan Feminis Eksistensialis Simon De Beauvoir

Widyasastra, 1 (1), 2018, 11-23

Penelitian ini membahas tentang posisi perempuan dan pesan yang terkandung dalam cerpen yang berjudul Me Ny Us U Ayah. Masyarakat patrialkal masih terus menerus melakukan konstruksi sekali- gus kontrol terhadap perempuan. Definisi perem- puan tetap dipertahankan oleh para patriat untuk melanggengkan kekuasaan dengan aturan-aturan yang dibuatnya. Meskipun saat ini mulai banyak perempuan yang diberikan kebebasan untuk berada pada ranah publik, akan tetapi mereka tidak pernah benar-benar bebas seperti laki-laki. Untuk itu, dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk, pertama menganalisis posisi perempuan dalam cerpen untuk menunjukkan eksistensinya sebagai upaya pembebasan terhadap belenggu patrialkal, kedua menggali pesan yang ingin disampaikan Djenar Mahesa Ayu sebagai penulis perempuan dalam upaya membongkar kekuasaan patrialkal.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi analisis, dengan cara melakukan analisis disertai pendeskripsian terhadap kalimat atau pernyataan-pernyataan yang menunjukkan eksis- tensi perempuan dalam upaya memperoleh posisi yang setara dalam masyarakat partialkal. Teknik

(4)

pengumpulan data dilakukan dengan baca, simak dan catat. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa untuk mendapatkan posisi yang setara dengan lai- laki perempuan tidak perlu melakukan tindakan yang sama dengan laki-laki akan tetapi perempuan harus menyadari keberadaannya dan terus menun- jukkan eksistensinya dalam masyarakat patrialkal sehingga mereka mampu menemukan esensi hidup- nya, perempuan perlu menjadi dirinya sendiri, mandiri tanpa bergantung pada sosok laki-laki, mereka perlu terus menerus menarasikan dirinya sebagai makhluk yang memiliki kekuatan dan mampu berkuasa dengan cara tidak terjebak pada mitos-mitos dan pendefinisian yang diciptakan laki- laki terhadapnya tentang bagaimana perempuan ideal.

Wuroidatil Hamro (Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta)

Kiasan Dan Citraan sebagai Wujud Keindahan Atas Lagu Kun Anta

Widyasastra, 1 (1), 2018, 24-32

Gaya bahasa adalah alat seseorang dalam me- nuangkan idenya dengan menggunakan keindahan bahasa untuk menyampaikan pesan. Salah satu gaya bahasa jenis ekspresi tulis adalah lirik lagu.

Dalam lirik lagu terdapat kata-kata yang indah yang dapat mempengaruhi pendengarnya. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan gaya bahasa pada lirik lagu kun Anta. Lirik lagu Kun Anta terdapat kata-kata yang indah dan memotivasi pendengar sehingga menarik penulis untuk untuk menelitinya. Teori yang digunakan adalah teori stilistika yang di dalamnya meliputi gaya bahasa.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari tulisan ini adalah adanya re- petisi, diksi, bahasa kiasan dan citraan yang ter- dapat di dalam lirik Kun Anta dapat menimbulkan rima yang teratur dan merdu. Selain itu, juga mem- berikan semangat dan rasa optimis dalam meng- hadapi masa depan.

Yohanes Adhi Satiyoko (Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta)

Satire dalam Geguritan “Serere Adhuh Lae” Karya Turiyo Ragilputro

Widyasastra, 1 (1), 2018, 33-44

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ideology penciptaan geguritan “Serere Adhuh Lae” karya Turiyo Ragilputro. Fenomena sosial budaya masya- rakat Jawa agraris-modernis terefleksi dalam tafsir satir terhadap geguritan “Serere Adhuh Lae” karya Turiyo Ragilputro, pemenang lomba penulisan puisi yang diselenggarakan oleh Taman Budaya Yogya- karta tahun 1991 dan menjadi bagian dalam antologi geguritan Gludhug Segara Kidul, pemenang hadiah Rancage tahun 2009. Kerangka berpikir teoretis menggunakan sosiologi sastra Janet Wolff dan pendekatan sosiologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa geguritan, “Serere Adhuh Lae” adalah eks- presi satiris emosional yang memaparkan resis- tensi masyarakat tradisional terhadap masyarakat urban yang berasal dari budaya agraris.

Herry Mardianto (Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta)

Dunia Priyayi dalam Sastra Jawa Tahun 1920-An Widyasastra, 1 (1), 2018, 45-59

Dalam sastra Indonesia, diskurs narasi nasionalisme dan kebudayaan berpangkal dari polemik kebuda- yaan antara Sutan Takdir Alisjahbana, Sanusi Pane, dan beberapa tokoh lain yang mempersoalkan sikap bangsa Indonesia dalam memasuki kebuda- yaan baru: pertentangan masyarakat feodal- kolonialisme dengan kapitalisme Barat. Dalam sastra Jawa, narasi nasionalisme dan kebudayaan ber- tolak dari perdebatan dua priyayi Jawa pada awal abad ke-20, yaitu Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soetatmo Soerjokoesoemo yang dilakukan pada saat pembukaan Volksraad (Dewan Rakyat) pada awal tahun 1918. Diskurs tersebut setidaknya ter- gambar lewat Kirti Njunjung Drajat (Jasawidagda, 1924) dan Gawaning Wewatekan (Koesoemadigda,

(5)

1928), keduanya mengedepankan tema perlawan- an terhadap tradisi masyarakat Jawa yang meng- agung-agungkan dunia priyayi dan hegemoni ke- kuasaan: tradisi versus modernisasi. Kajian dilaku- kan dengan pendekatan yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan, analis teks untuk mengetahui strukturnya yang kemudian dimanfaat- kan guna memahami fenomena sosial yang ada di luar sastra. Metode sosiologi sastra yang melihat karya sastra secara deskriptif-dialektik diterapkan dalam penelitian ini guna mencapai tujuan men- deskripsikan faktor-faktor yang memengaruhi pola pikir masyarakat Jawa dan bagaimana hal tersebut tercermin dalam wacana naratif karya sastra Jawa.

Dhanu Priyo Prabowo (Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta)

Motif-Motif Cerita Rakyat di Kabupaten Gunungkidul

Widyasastra, 1 (1), 2018, 60-67

Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis dibagi menjadi 4 kabupaten (Kulon Progo, Sleman, Bantul, Gunungkidul) dan 1 kota madya (Yogya- karta). Di setiap wilayah tersebut tersimpan cerita- cerita rakyat yang belum diinventarisasi/diteliti.

Empat wilayah sudah diinventarisasi tetapi belum seluruhnya diteliti dari motif ceritanya. Tujuan dari tulisan ini adalah mengungkapkan motif-motif cerita rakyat Gunungkidul. Sebagai langkah awal menyusun indeks motif cerita rakyat DIY secara keseluruhan, tulisan ini fokus mengungkapkan motif-motif cerita rakyat Kabupaten Gunungkidul.

Dengan langkah ini, pemetaan sastra lisan di wilayah Gunungkidul dapat diungkapkan indek motifnya.

Teori yang dipergunakan yaitu teori motif dan struktural. Teori struktural untuk mengungkapkan koherensi internal, pola asosiatif, dan tatanan acuan suatu kisah dalam struktur sesuai dengan budaya masyarakatnya. Teori motif berusaha untuk mengungkap suatu hal yang berulang kali hadir di dalam cerita lain dengan nama tokoh cerita yang

berbeda, atau kejadian yang berbeda. Dengan teori ini kemudian berhasil diketahui indeks motif cerita rakyat Gunungkidul, yaitu pengembaraan, “laku prihatin”, seni, dakwah, dan gaib.

(6)

Ahmad Zamzuri (Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta)

Harris Effendi Thahar’s Short Stories

Collection “Anjing Bagus” on Antonio Gramsci’s Perspective

Widyasastra, 1 (1), 2018, 1-10

This reseach aims to know the ideological contes- tation in Harris Effendi Thahar’s Short Stories Collection Anjing Bagus. This research uses Gramsci’s theory of hegemony. The problem in this research is how the image of ideological contes- tation in Harris Effendi Thahar’s Short Stories Collection Anjing Bagus. In achieving the objective, this study uses the following methods: 1) determine the object material research, which is a Harris Effendi Thahar’s Short Stories Collection Anjing Bagus; 2) collecting data by conducting literary study; 3) process data using CDA (Critical Discourse Analysis) method. This method is applied by looking for connectivity between linguistic prac- tice (text), discursive practice (discourse) and social practice. From this study conclude that Harris Effendi Thahar’s Short Stories Collection Anjing Bagus explains ideology of militarism, capitalism, materialism, feudalism, feminism, and humanism. From the contradictions and correlations of these ideologies in each of the short stories it appears that the ideology of militarism, capitalism, and materialism became the dominant ideology that won by Harris Effendi Thahar. The dominance of militarism is depicted in Anjing Bagus dan Romli Tidak Pulang. The dominance of capitalism and materialism is illustrated in Murtadin dan Istri, Kuitansi Dari Panti, Kredit Macet, Goyang, Tamu Den, and Menunggu Putra Reformasi.

Meanwhile, feminism and humanism became Widyasastra, 1 (1), 2018

Widyasastra

Key words are extracted from articles. Abstract may be reproduced without permission

and depicted in Tikus Gudang, Lelaki yang Kubenci, Kopi Pahit, Kebulatan Tekad, Sop Buntut, and Alamat Terakhir.

Muchlas Abror (Graduate Degree Student, Faculty of Cultural Science, Gajah Mada University, Yogyakarta)

Woman Subjectivity in the Djenar Mahesa Ayu’s Short Story Me Ny Us U Ayah:Study of Feminist Existentialist Simon de Beauvoir

Widyasastra, 1 (1), 2018, 11-23

This research discusses about women’s position and the messages that are contained in a short story entitled Me Ny Us U Ayah. Patriarchal society has been constructing and controlling women up until now. The definition of women is still defended by the patriarch to perpetuate its power and rules.

Even though at this moment there are many women who are given freedom to enter the public sphere, but they are never be as free as men.

Therefore, in this research, the researcher tries to, (1) analyze women’s position in the short story to show their existence as their struggle to release from the patriarchy, (2) reveal the messages that are delivered by Djenar Maesa Ayu as a female author in order to break the patriarchal power. The method of this research is a descriptive analysis, which has done by doing the analysis along with giving the description about the sentences or statements showing about women’s existence as the struggle to get equal position in the patriarchal society. Data collection technique is done through close reading, observing, and taking notes. The results of the research show that to get equal position to men, women do not need to do the same thing with men, yet women have to realize their

(7)

the patriarchal society so that they are able to find their life meaning, women have to be their own selves, independent without rely on men, they need to narrate themselves as beings who have power and able to hold the power without being trapped into the myths and definition that are created by men about how the ideal women are.

Wuroidatil Hamro (Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta)

Metaphore And Image As Manifestation of Beauty on Kun Anta Song

Widyasastra, 1 (1), 2018, 24-32

Language style is a means of someone in expressing ideas with beautiful language and in delivering messages. On of the language style in written expression is song lyrics. The lyrics have beautiful words to influence listeners. This paper aims to find the use of language style in Kun Anta song lyric.

The lyric contains beautiful words and it functions to motivate the listeners, so that it attracts the writer to study about. The writer uses stylistic theory in discussing the language styles. The method uses descriptive qualitative. The result shows that repetition, diction, language metaphore and image in Kun Anta lyric can stimulate orederly rhymes and melodious. It also gives spirit and optimistic feeling in facing the future.

Yohanes Adhi Satiyoko (Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta)

Satire in Geguritan “Serere Adhuh Lae” By Turiyo Ragilputro

Widyasastra, 1 (1), 2018, 33-44

The research aims to find literary work ideology on geguritan “Serere Adhuh Lae” by Turiyo Ragilputro. Social cultural phenomena of Agrarian and modernis society is reflected in satire as interpretation to geguritan, “Serere Adhuh Lae” by

Turiyo Ragilputro as the winner of poetry competition held by Taman Budaya Yogyakarta in 1991 and the part of geguritan anthology Gludhug Segara Kidul, the winner of Rancage award in 2009.

The theoretical framework uses literary theory of Janet Wolff and sociological approach. The result shows that geguritan, “Serere Adhuh Lae” is a satirical emotional expression which presenting traditional resistance to urban society who were originated from agrarian culture.

Herry Mardianto (Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta)

Priyayi World in Javanese Literature in 1920s Widyasastra, 1 (1), 2018, 45-59

In Indonesian literature, nationalism and cultural narration discourse came from the cultural polemic among Sutan Takdir Alisjahbana, Sanusi Pane, and some literary figures who discussed about Indone- sian attitude in entering new culture: opposition of colonial-feudal society and western capitalism. In Javanese literature, nationalism and culture narra- tion started from the oppositional argumentation of two Javanese priyayi in the beginning of 20th century, Tjipto Mangoenkoesoemo and Soatatmo Sorejokoesoemo in the opening of Volksraad (folk’s council) in early 1918. The discourse, at least, was reflected in Kirti Njunjung Drajat (Jasawidagda, 1924) dan Gawaning Wewatekan (Koesoemadigda, 1928). Both of them voiced oppositional struggle to javanese social tradition which praise the priyayi world and authorship hegemony. The study was conducted using approach which making use literary text as the material of study, text analysys to find out the structure in the way of understanding social phenomena beyond literature itself. Litera- ture sociology method which view literary descriptive-dialectically as applied in this researh aims to describe influential factors to javanese way of thinking and how it is reflected in narrative discource of javanese literary works.

(8)

Dhanu Priyo Prabowo (Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta)

Motives in Folktales of Gunungkidul Regency Widyasastra, 1 (1), 2018, 60-67

Daerah Istimewa Yogyakarta is geographically divided into 4 regencies (Kulonprogo, Sleman, Bantul, Gunungkidul) and 1 municipality (Yogya- karta). Each regency has folktales which have not been inventory/researched. The folktales in the four regencies have been inventory but not all of them yet in their motives. This paper aims to find out motives of folktales in Gunungkidul. The first step is to arrange motives index of DIY folktales.

This paper focuses on finding out motives of Gunungkidul folktales. This step helps the mapping of oral literature in Gunungkidul due to their motive indexes. The theory used is motif and structural theories. Structural theory reveals internal cohe- rence, associative pattern, and referenced regula- tion of a story in the structure according to the culture of a society. Motif theory tries to reveal something repeatedly in other storied with diffe- rent character’s names or different occurrences.

The result shows motives index of Gunungkidul folktales as wandering, “wistfully conduct”, art, missionizing, and magic.

Referensi

Dokumen terkait

Alasan utama bagi suatu perusahaan untuk menerapkan diversifikasi adalah penciptaan nilai melalui lingkup ekonomis, finansial atau kekuatan pasar, tindakan karena

Terdapat hubungan yang signifikan tingkat kepercayaan religius dan budaya terhadap pengambilan keputusan dalam keluarga berencana pada kelompok ibu di wilayah

Karakteristik umur mayoritas peserta pelatihan berada padausia kerja yang produktif dengan tingkat pendidikan formal Sekolah lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan

Lebih lanjut dijelaskan indrayani bahwa produksi ASI pada ibu post partum sebelum dilakukan pijat oksitosin mengalami masalah ASI yaitu tidak keluar ataupun tidak

Bahwa dengan tetah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah sebagai tindak lanjut Pasal 68 ayat (1) Undang-undang Nomor

NINJA PANJU PURWITA, M.Pd NINJA PANJU PURWITA, M.Pd Dr.SAMSUL SUSILAWATLM.Pd Dr.SAMSUL SUSILAWATLM.Pd Dr.SAMSUL SUSILAWATLM.Pd MARITA SIRNA.M.Pd MARITA SIRNA.M.Pd

Penanaman modal asing merupakan salah satu bentuk utama transaksi bisnis internasional, di banyak negara, peraturan pemerintah tentang penanaman modal asing mensyaratkan adanya

Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekuensi modulasi tinggi, lebih