commit to user
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai desain penelitian, dengan subbab meliputi: populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan berikutnya adalah mengenai definisi operasional variabel, sumber data dan metode pengumpulan data serta pengujian instrumen penelitian.
A. Desain Penelitian
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini berjenis penelitian terapan (applied research) yaitu penelitian yang berlatar pada fenomena yang muncul dari setting yang diamati. Sedangkan tingkat penjelasannya, penelitian ini berjenis kausal yaitu tipe penelitian yang menjelaskan hubunagan sebab akibat dari suatu fenomena. Penelitian yang berjenis ini, berusaha untuk memahami hubungan antar variabel yang dapat dibedakan menjadi variabel independen yang merupakan suatu penyebab dan variabel dependen merupakan akibat dari suatu fenomena.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang memberikan pemahaman, penjelasan dan prediksian secara teoritis dan praktis. Studi ini, bersifat cross sectional yang pengujiannya berlatar pada data yang terjadi pada satu titik waktu (one point
commit to user
in time / snapshot). Sehingga model yang dikonstruksi hanya didesain untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada saat itu juga. Tidak didesain untuk menjelaskan perubahan yang terjadi dikarenakan pergeseran waktu.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup dan waktu yang ingin diteliti (Durianto dkk, 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen kafe Mom Milk di Kota Barat Surakarta.
2. Sampel
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi. Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin meneliti seluruh anggota populasi. Karena itu dibentuk sebuah perwakilan populasi yang disebut sampel (Ferdinand, 2006). Pedoman ukuran sampel yang diambil yaitu:
a. 100-200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation
b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi
c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10
commit to user
d. Bila sampelnya sangat besar, maka Peneliti dapat memilih teknik estimasi.
Mengacu pada pedoman ukuran sampel poin c, maka sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 210. Hal ini didasarkan pada perhitungan lima kali indikator variabel yang digunakan dalam penelitian (42 X 5 = 210). Namun, dengan perkiraan bahwa akan ada kuesioner yang digugurkan karena data tidak lengkap atau tidak memenuhi syarat, maka peneliti mengambil lebih banyak sampel, yaitu menjadi 250.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik non-probability sampling, yaitu tidak semua elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Sekaran, 2003). Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode purposive sampling, pengambilan sampel dalam hal ini terbatas pada jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan entah karena mereka adalah satu-satunya yang memilikinya atau memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran, 2003 : 136). Kriteria yang digunakan adalah konsumen kafe Mom Milk yang ada di Kota Barat dengan frekuensi kunjungan minimal satu kali dalam satu minggu.
commit to user C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti, atau menspesifikkan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut (Nazir, 1999: 152). Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel independen adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain.
Dalam penelitian ini terdapat delapan variabel amatan yaitu; kualitas makanan, kualitas layanan, harga, lokasi, suasana, kepuasan, kepercayaan dan loyalitas.
Berikut ini adalah definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut:
1. Kualitas Makanan
Menurut Knight dan Kotschevar (2000) yaitu suatu tingkat konsistensi kualitas menu yang dicapai dengan penetapan suatu standar untuk produk dan kemudian mengecek point-point yang harus dikontrol untuk melihat kualitas yang ingin dicapai. Point-point tersebut meliputi resep dan pengukuran yang benar, persiapan, temperatur, peralatan, kondisi produk selama persiapan, kebersihan, porsi dan faktor lainnya.
Setiap produk makanan akan mempunyai standar sendiri, jadi terdapat banyak standar dalam setiap menu makanan.
Kualitas makanan dalam hal ini diambil dari istilah food quality, yang mencakup makanan dan minuman. Kualitas makanan
commit to user
dioperasionalisasi dengan menggunakan lima item pengukuran antara lain:
a. Makanan enak.
b. Minuman enak.
c. Memiliki keberagaman jenis minuman susu d. Rasa makanan sama / konsisten setiap pembelian e. Rasa minuman sama / konsisten setiap pembelian
Item-item tersebut diukur dengan menggunakan skala interval dengan pendekatan lima poin likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
2. Kualitas Layanan
Parasuraman et.al (1988) mengartikan kualitas sebagai suatu bentuk sikap, berhubungan namun tidak sama dengan kepuasan, yang merupakan hasil dari perbandingan antara harapan dengan kinerja aktual.
Pengertian yang paling umum dari perbedaan kualitas pelayanan dan kepuasan adalah bahwa kualitas pelayanan merupakan satu bentuk sikap, penilaian dilakukan dalam waktu lama, sementara kepuasan merupakan ukuran dari transaksi yang spesifik. Perbedaan antara kualitas pelayanan dan kepuasan mengarah pada cara diskonfirmasi yang dioperasionalkan.
Pengukuran kualitas layanan yang dibandingkan adalah apa yang seharusnya didapatkan, sementara dalam mengukur kepuasan yang diperbandingkan adalah apa yang pelanggan mungkin dapatkan. Variabel
commit to user
ini dibentuk oleh lima dimensi utama, yaitu; keberwujudan (tangibles), kehandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance) dan empati (empathy) yang mengadopsi dari penelitian Parasuraman, et.al (1988).
a. Tangibles
Keberwujudan (tangibles) adalah penampilan fasilitas fisik seperti bangunan, kelengkapan peralatan, kebersihan, kerapian dan penampilam karyawan yang dapat dilihat langsung oleh konsumen.
(Parasuraman et.al., 1988).
Tangibles dioperasionalisasi dengan menggunakan tiga item pengukuran antara lain:
1) Peralatan yang berkaitan dengan layanan (seperti pamflet dan menu) menarik secara visual.
2) Fasilitas fisik menarik secara visual.
3) Karyawan berpakaian rapi.
Item-item tersebut diatas diukur dengan menggunakan skala interval dengan pendekatan lima poin likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
b. Reliability
Kehandalan (reliability) adalah kemampuan karyawan untuk memberikan layanan yang dijanjikan dengan terpercaya dan akurat (Parasuraman et.al., 1988). Reliability dioperasionalisasi dengan menggunakan tiga item pengukuran antara lain:
commit to user
1) Karyawan mempunyai kemampuan dalam memberikan layanan kepada konsumen.
2) Karyawan memiliki kemampuan dalam memberikan pelayanan secara tepat waktu.
3) Karyawan selalu tepat dalam pencatatan pesanan.
Semua item tersebut diukur dengan menggunakan skala interval dengan pendekatan lima poin likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
c. Responsiveness
Ketanggapan (responsiveness) yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan layanan yang cepat dan tanggap (Parasuraman et.al., 1988). Responsiveness dioperasionalisasi dengan menggunakan tiga item pengukuran antara lain:
1) Karyawan memberitahukan waktu penyajian pesanan secara pasti kepada konsumen.
2) Kemampuan karyawan dalam memberikan pelayanan secara cepat 3) Kesediaan karyawan dalam menanggapi permintaan konsumen.
Item-item tersebut diukur dengan menggunakan skala interval dengan pendekatan lima poin likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
d. Assurance
Jaminan (assurance) adalah pengetahuan dan keramahan karyawan dalam memberikan layanan yang dapat menimbulkan kepercayaan
commit to user
dari konsumen terhadap perusahaan (Parasuraman et.al., 1988).
Assurance dioperasionalisasi dengan menggunakan tiga item pengukuran sebagai berikut:
1) Karyawan menghitung secara tepat saat konsumen melakukan pembayaran.
2) Karyawan selalu bersikap sopan dengan konsumen.
3) Karyawan memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan konsumen mengenai produk yang ditawarkan.
Item-item yang telah disebutkan tersebut diukur dengan menggunakan skala interval dengan pendekatan lima poin likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
e. Empathy
Empati (empathy) yaitu memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada konsumen dan berupaya untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumen (Parasuraman et.al., 1988). Empathy dioperasionalisasi dengan menggunakan empat item pengukuran antara lain:
1) Perusahaan memberikan perhatian secara individu kepada konsumen.
2) Kepedulian karyawan terhadap kebutuhan konsumen.
3) Karyawan mengutamakan kepentingan konsumen.
4) Perusahaan mempunyai jam operasi yang nyaman untuk semua konsumen.
commit to user
Semua item tersebut diukur dengan menggunakan skala interval dengan pendekatan lima poin likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
3. Harga
Menurut Kotler (2001) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga dioperasionalisasi dengan menggunakan tiga item pengukuran antara lain:
a. Harga sebanding dengan manfaat yang didapatkan.
b. Harga makanan bersaing dengan perusahaan lain.
c. Harga minuman bersaing dengan perusahaan lain.
Berbagai macam item tersebut diukur dengan menggunakan skala interval dengan pendekatan lima poin likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
4. Lokasi
Lokasi didefinisikan sebagai suatu tempat fisik dimana penjual dan pembeli berkumpul untuk mempertukarkan barang dan jasa (Kotler, 1997). Pendapat lain dari Alma (2003:102) mengemukakan bahwa lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi atau terdapat perusahaan yang melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang
commit to user
mementingkan segi ekonominya. Lokasi dioperasionalisasi dengan menggunakan empat item pengukuran antara lain:
a. Terlihat menarik dari jalan
b. Dekat dengan pusat keramaian (kampus, pasar,dll) c. Dapat dijangkau dengan transportasi umum d. Mudah ditemukan
Item-item yang disebutkan diatas tersebut diukur dengan menggunakan skala interval dengan pendekatan lima poin likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
5. Suasana
Suasana merupakan situasi terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik konsumen untuk membeli (Kotler, 2005). Suasana dioperasionalisasi dengan menggunakan empat item pengukuran antara lain:
a. Bersih b. Nyaman c. Dekorasi bagus
d. Tersedianya hiburan (musik)
Semua item yang telah disebutkan tersebut diukur dengan menggunakan skala interval dengan pendekatan lima poin likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
commit to user 6. Kepuasan
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesan terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya Kotler (2003:138). Kepuasan dioperasionalisasi dengan menggunakan empat item pengukuran antara lain:
a. Pengalaman yang menyenangkan.
b. Memberikan kualitas produk yang melebihi harapan.
c. Merupakan pilihan yang tepat.
d. Belum memenuhi nilai tentang kafe / restoran.
Semua item pertanyaan tersebut diatas diukur dengan menggunakan skala interval dengan pendekatan lima poin likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
7. Kepercayaan
Menurut Morgan & Hunt (1994) adalah kondisi ketika seseorang yakin dengan kehandalan dan integritas dari orang yang dipercaya. Beberapa peneliti mengatakan bahwa kepercayaan adalah tingkat keyakinan yang dipersepsikan pada reliabilitas dan kejujuran dari patner-patner (Crosby et al., 1990). Kepercayaan dioperasionalisasi dengan menggunakan tiga item pengukuran antara lain:
commit to user a. Karyawan mempunyai sifat yang tulus b. Karyawan dapat diandalkan
c. Karyawan jujur
Berbagai item tersebut diukur dengan menggunakan skala interval dengan pendekatan lima poin likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
8. Loyalitas
Loyalitas didefinisikan sebagai komitmen pelanggan untuk bertahan secara mendalam untuk melakukan pembelian ulang atau berlangganan kembali produk atau jasa terpilih secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku berpindah (Oliver 1999). Loyalitas dioperasionalisasi dengan menggunakan tiga item pengukuran antara lain:
a. Mengatakan hal yang positif kepada orang lain.
b. Akan mengunjungi kembali lain waktu.
c. Bila makan diluar, tidak akan ke Mom Milk lagi.
Item-item tersebut diukur dengan menggunakan skala interval dengan pendekatan lima poin likert (1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju).
commit to user D. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari para responden, dan bukan berasal dari pengumpulan data yang pernah dilakukan sebelumnya. Data primer dalam penelitian ini diolah dari jawaban responden melalui kuesioner penelitian. Kuesioner penelitian tersebut berisi tentang indikator dari variabel yang akan diteliti, yaitu kualitas makanan, dimensi dari kualitas layanan, harga, lokasi, suasana, kepuasan, kepercayaan dan loyalitas.
E. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, agar data yang terkumpul merupakan informasi yang bersumber pada fenomena riil yang diamati. Data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis berupa data primer yang diperoleh dari hasil tanggapan responden atas daftar pertanyaan (kuesioner) yang disebarkan kepada responden.
Metode pengumpulan data kuesioner pada penelitian ini menggunakan metode personally administrated questionnaires, yaitu peneliti menyampaikan sendiri kuesioner ke responden dan mengambil sendiri kuesioner yang telah diisi oleh responden (Sekaran, 2006). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat keseriusan responden dalam pengisian kuesioner. Sehingga diharapkan data yang terkumpul mempunyai keakurasian yang tinggi. Penentuan jumlah sampel diharapkan memenuhi
commit to user
kriteria maximum likelihood, sehingga dalam pengujian hipotesis sesuai dengan metode statistik yang dipilih yaitu structural equation modeling (SEM).
F. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah instrumen penelitian benar-benar mampu mengukur konstruk yang digunakan.
Untuk memperoleh validitas kuesioner, usaha dititikberatkan pada pencapaian validitas isi. Validitas tersebut menunjukkan sejauh mana perbedaan yang diperoleh dengan instrumen pengukuran merefleksikan perbedaan sesungguhnya pada responden yang diteliti. Teknik uji validitas yang digunakan adalah Confirmatory Factor Analysis dengan bantuan SPSS 11.5 for Windows, di mana setiap item pertanyaan harus mempunyai factor loading >0,60 (Hair et al., 1998).
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsistensi terhadap instrumen-instrumen yang mengukur konsep.
Reliabilitas merupakan syarat untuk tercapainya validitas suatu kuesioner dengan tujuan tertentu. Untuk menguji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS 11.5 for Windows. Mukhlas (2008) mengatakan bahwa nilai Cronbach Alpha dapat dikatakan reliabel apabila
commit to user
nilainya >0,60. Sedangkan Sekaran (2000) membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung
a. 0,8-1,0 = Reliabillitas baik, b. 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima,
c. Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik.
3. Analisis Penelitian
Uji SEM (Structual Equation Modeling) adalah teknik analisis multivariat yang digunakan untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model. SEM dapat menguji model struktural dan model pengukuran. Dengan penggabungan kedua model tersebut memungkinkan peneliti untuk menguji kesalahan pengukuran dan melakukan analisis faktor bersamaan dengan pengujian hipotesis. SEM bertujuan untuk menentukan apakah model tersebut plausible atau fit dan untuk menguji berbagai hipotesis yang telah dibangun. Dalam studi ini, data diolah dengan menggunakan Analysis of Moment Structure atau AMOS.
a. Asumsi Kecukupan Sampel
Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah minimal 5 kali jumlah parameter yang akan diestimasi (Hair et al., dalam Ferdinand, 2002:51). Namun apabila jumlah sampel yang terlalu banyak dan tidak memungkinkan untuk dilakukan penarikan
commit to user
sampel seluruhnya, maka peneliti dapat menggunakan rekomendasi untuk menggunakan maximun likelihood yaitu penarikan sampel antara 100-200 sampel (Hair et al, 2010).
b. Asumsi Normalitas
Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariat adalah normalitas yang merupakan bentuk distribusi data pada variabel metriks tunggal yang menghasilkan distribusi normal.
Apabila asumsi normalitas tidak dipenuhi dan penyimpangan data normalitas tersebut besar maka akan menghasilkan hasil uji statistik yang bias.
Normalitas dibagi menjadi dua yaitu univariate normality dan multivariate normality. Apabila data memiliki multivariate normality maka data tersebut pasti juga memiliki univaraite normality.
Sebaliknya apabila data adalah univariate normality maka belum tentu data juga memliki multivariate normality (Ghozali dan Fuad, 2005).
Untuk menguji asumsi normalitas maka digunakan nilai z value (Critical Ratio atau C.R.) untuk skewness dan kurtosisnya.
Curran et al., dalam Ghozali dan Fuad (2005) membagi distribusi data menjadi tiga bagian:
1) Normal (nilai skewness < 2, nilai kurtosis < 7)
2) Moderately non-normal (nilai skewness 2-3, nilai kurtosis 7-21) 3) Extremely non-normal (nilai skewness > 3, nilai kurtosis > 21)
commit to user c. Asumsi Outliers
Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim yang memiliki karakteristik unik yang sangat berbeda dari observasi lainnua dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk variabel tunggal maupun variabel kombinasi (Hair et al., 1998).
Umumnya perlakuan terhadap outliers adalah dengan mengeluarkannya dari data dan tidak diikutsertakan dalam perhitungan berikutnya.
Dalam analisis multivariat adanya outliers dapat diuji dengan statistik chi-square (X2) terhadap nilai mahalanobis distance squared pada tingkat signifikansi 0,001 dengan degree of freedom sejumlah konstruk yang digunakan dalam penelitian (Hair et al,. 1998).
d. Asumsi Goodness of Fit
Penilaian model fit dilakukan dengan membandingkan nilai estimasi dari output AMOS dengan nilai standar model. Berikut nilai standar model fit:
1) Chi-square (X2)
Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data. Nilai X² yang rendah dan menghasilkan tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tidak ada perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians data dan matriks kovarian yang diestimasi. Chi Square sangat bersifat sensitif terhadap sampel yang terlalu kecil
commit to user
maupun yang terlalu besar. Oleh karenanya pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji lainnya.
2) Probability Level
Nilai level probabilitas minimum yang disyaratkan adalah 0,1 atau 0,2 tetapi untuk level probabilitas sebesar 0,05 masih diperbolehkan (Hair et al., 1998:613).
3) Degree of Freesdom (df)
Kriteria ini dapat dikategorikan baik jika degree of freedom (df) positif.
4) CMIN / DF
The Minimum Sample Discrepancy Function – CMIN/DF merupakan indeks kesesuaian parsimonius yang mengukur hubungan goodness of fit model dan jumlah koefisien-koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai yang direkomendasikan CMIN/DF ≤ 2,0.
5) GFI
Goodness of fit index – GFI mencerminkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan GFI ≥ 0,90.
6) AGFI
Adjusted goodness of fit index – AGFI sebagai pengembangan indeks dari GFI, merupakan indeks yang telah disesuaikan dengan rasio degree of freedom model yang diusulkan
commit to user
dengan degree of freedom dari null model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan AGFI ≥ 0,90.
7) CFI
Comparative Fit Index – CFI, merupakan indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang diuji dengan null model. Nilai yang direkomendasikan CFI ≥ 0,90.
8) RMSEA
The Root Mean Square Error of Approximation – RMSEA, indeks yang digunakan untuk mengkompensasi chi- square statistic dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan goodness of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai penerimaan yang direkomendasikan RMSEA ≤ 0,08.
9) TLI
Tucker Lewis Index – TLI merupakan alternatif incremental fit index yang membandingkan model yang diuji dengan baseline. Nilai yang direkomendasikan sebagai tingkat kesesuaian yang baik TLI ≥ 0,90.
commit to user
Tabel III.1 : Indikator Goodness of Fit Model Struktural
Indeks Nilai Kritis
1. X2 Diharapkan kecil
2. Probability level ≥ 0,05
3. Df Positif
4. CMIN / DF ≤ 2,0 / ≤ 3,0
5. GFI ≥ 0,90
6. AGFI ≥ 0,90
7. CFI ≥ 0,90
8. RMSEA ≤ 0,08
9. TLI ≥ 0,90
Sumber : Ferdinand, 2006 10) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang menyatakan hubungan kausalitas antar variabel yang ditunjukkan oleh signifikansi parameter (Regression Weights) dari hasil analisis SEM-AMOS.
Tabel diatas mengindikasikan bahwa :
i. Hipotesis dinyatakan signifikan pada 1% bila nilai regression weight lebih besar atau sama dengan 2,56.
ii. Hipotesis dinyatakan signifikan pada 5% bila nilai regression weight lebih besar atau sama dengan 1,96.
iii. Hipotesis dinyatakan signifikan pada 10% bila nilai regression weight lebih besar atau sama dengan 1,645.
Score Cut-off / Value
1% ≥ 2,56
5% ≥ 1,96
10% ≥ 1,645
Tabel III.2 : Regression Weight