KARATERISTIK KUNJUNGAN KEHAMILAN KEEMPAT PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK 0-18 BULAN
Nency Agustia1, Ita Haryanti2
Program Studi D3 Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma-arif Baturaja1,2 [email protected]1
ABSTRAK
Latar Belakang: Cakupan kujungan kehamilan keempat (K4) di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) tahun 2020 sebesar 87,5% menurun pada tahun 2019 sebesar 0,6% dengan target kabupaten sebesar 100%. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan karateristik Kunjungan Kehamilan (K4) pada ibu yang memiliki anak usia 0-18 bulan di OKU tahun 2022. Metode: Penelitian Kuantitatif dengan desain cross sectional. Tempat penelitian di Kabupaten OKU pada bulan Februari 2022. Populasi penelitian yaitu ibu yang memiliki anak usia 0-18 di bulan februari 2022 dengan pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling didapatkan sebanyak 84 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Analisa univariat dan bivariat menggunakan chi-sqaure dan multivariat menggunakan logistik berganda. Hasil: Ada hubungan paritas (p-value = 0,003), pekerjaan (p-value = 0,000) dan informasi kunjungan kehamilan (p-value = 0,000) dan tidak ada hubungan usia (p-value = 0,735) , status pendidikan (p-value = 0,806) , kepemilikan kartu jaminan Kesehatan (p-value = 1,000), komplikasi kehamilan (p-value = 0,009) dan perencanaan kehamilan (p-value = 0,804) dan variabel yang paling dominan adalah paritas (p-value =0,002), status pendidikan (p-value = 0,005), pekerjaan (0,015) dan informasi kunjungan (p-value= 0,998) dengan kunjungan kehamilan keempat di wilayah kerja Kabupaten OKU tahun 2022. Saran : Diharapkan petugas Kesehatan di wilayah OKU memberikan penyuluhan terkait pentingnya jadwal kunjungan kehamilan, pemeriksaan kehamilan gratis di fasilitas kesehatan dan petugas kesehatan yang memiliki wewenang untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di praktek mandirinya mau melakukan klaim ke badan jaminan kesehatan dibandingkan memilih ibu membayar pemeriksaan kunjungan kehamilannya.
Kata Kunci: Ibu Hamil, K4, Karateristik
ABSTRACT
Background: Coverage of the fourth pregnancy visit (K4) in Ogan Komering Ulu (OKU) Regency in 2020 was 87.5%, decreased in 2019 by 0.6% with a district target of 100%. Aim : To determine the relationship between the characteristics of the Pregnancy Visit (K4) in mothers with children aged 0- 18 months at OKU in 2022. Methods: Quantitative study with a cross sectional design. The research location is in OKU Regency in February 2022. The research population is mothers who have children aged 0-18 in February 2022 with sampling using multistage random sampling obtained as many as 84 people who meet the inclusion criteria. Univariate and bivariate analysis using chi-square and multivariate analysis using multiple logistics. Results: There is a relationship between parity (p-value
= 0.003), occupation (p-value = 0.000) and information on pregnancy visits (p-value = 0.000) and there is no relationship between age (p-value = 0.735), educational status (p-value = 0.735). value = 0.806 , health insurance card ownership (p-value = 1,000), pregnancy complications (p-value = 0.009) and pregnancy planning (p-value = 0.804) and the most dominant variable is parity (p-value = 0.002) , educational status (p-value = 0.005), employment (0.015) and information on visits (p-value = 0.998) with the fourth pregnancy visit in the OKU district work area in 2022. Suggestion: It is expected that Health workers in the OKU area will provide counseling related to the importance of scheduled pregnancy visits, free pregnancy check-ups at health facilities and health workers who have the authority to carry out pregnancy checks in their independent practice are willing to make claims to the health insurance agency rather than choosing mothers to pay for their pregnancy visits.
Keywords: Pregnant Women, K4, Characteristics
PENDAHULUAN
Indikator Sustainable Development Goals 2030 mengharapkan angka kematian ibu dibawah 70 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 359/100.000 KH dengan target AKI sebesar 306/100.000 KH (Bappenas, 2017). Selama tahun 2020, AKI di Kabupaten OKU sebanyak 12 orang dari 7.130 KH meningkat dari tahun 2019 sebanyak 71,4%. Menurut profil Dinas Kesehatan Kabupaten OKU tahun 2021 peningkatan angka kematian ibu dimungkinkan karena menurunnya kunjungan ibu hamil ke fasilitas Kesehatan akibat pandemic covid-19 sehingga kondisi Kesehatan ibu hamil kurang terpantau (Dinkes Kab OKU, 2021).
Penyebab kematian ibu selama kehamilan di OKU Disebabkan oleh 3 kasus perdarahan, 2 kasus karena hipertensi kehamilan dan 11 kasus penyebab lainnya. Selama tahun 2018- 2020 penyebab tidak langsung kematian ibu berasal dari penyakit ibu sebelum hamil. Untuk ibu hamil dianjurkan memeriksa kehamilan sedini mungkin setelah diketahui hamil untuk memantau resiko tinggi selama kehamilan (Dinkes Kab. OKU, 2021).
Antenatal care (ANC) adalah pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh tenaga Kesehatan untuk ibu selama
kehamilannya dan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan.
Tenaga Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter umum, bidan dan perawat. Kunjungan empat selama kehamilan adalah proporsi kehamilan yang mendapat pelayanan Kesehatan ibu hamil selama 4 kali dan memenuhi kriteria 1-1-2 yaitu minimal 1 kali pada trimester 1, minimal 1 kali pada trimester 2 dan 2 kali pada trimester 3 (Tyastuti & Heni, 2016).
Cakupan K4 di Kabupaten OKU tahun 2020 sebesar 87,5% menurun pada tahun 2019 sebesar 0,6% dengan target kabupaten dan SPM sebesar 100%. Urutan terendah yaitu Puskesmas Kemalaraja sebesar 62,9%, Puskesmas Penyandingan sebesar 69,2% dan Puskesmas Tanjung Agung sebesar 74,6%. Semestinya ibu hamil yang menerima ANC pada trimester satu akan menerima pelayanan ibu hamil secara berkelanjutan sampai dengan ANC K4 (1-1-2) (Dinkes Kab. OKU, 2021).
Berdasarkan hasil penelitian Choirunissa (2018) usia ibu, pekerjaan ibu, Pendidikan ibu, paritas tidak berhubungan dengan pemeriksaan K4 ibu hamil.
Menurut penelitian Fatkhiyah et al, (2020) usia, paritas, berhubungan dengan kepatuhan K4 dan komplikasi kehamilan
tidak berhubungan dengan K4. Menurut Penelitian Febriyeni dan Thalia (2019) media informasi berhubungan dengan K4.
Menurut Penelitian Rahayu (2019), Perencanaan kehamilan tidak berhubungan dengan K4.
Oleh karena itu penelitian tertarik untuk melakukan penelitian Karateristik kunjungan kehamilan Keempat (K4) di Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2022.
METODE PENELITIAN
Penelitian kuantitatif engan desain cross sectional. Populasi seluruh ibu yang memiliki anak usia 0-18 bulan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu di bulan Februari 2022. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2013).
Pengambilan sampel untuk estimasi proporsi populasi didapatkan sebesar 84 Ibu dan memenuhi kriteria inklusi dan mau menandatangani informed consent. Teknik pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling. Pada Kabupaten OKU terdapat 13 kecamatan.
Terpilih kecamatan Baturaja Timur dan Baturaja Barat. Masing-masing Kecamatan
terpilihlah wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung dan Puskesmas Sukaraya.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2022. Data dikumpulkan menggunakan angket. Sebelum memberikan angket ibu diminta mengisi informed consent dan penjelasan mengenai isi angket agar terjadi kesamaan persepsi.
Analisis dilakukan secara univariat dengan distribusi frekuensi dan bivariat dengan chi-sqaure. Analisis multivariat dengan analisis logistic berganda. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kunjungan kehamilan K4 dan variabel independent dalam penelitian ini adalah usia, paritas, status Pendidikan, pekerjaan, kepemilikan kartu jaminan Kesehatan, informasi kunjungan kehamilan, komplikasi kehamilan, perencanaan kehamilan.
HASIL PENELITIAN
Data penelitian yang diperoleh dengan menyebarkan angket pada 84 ibu yang memiliki anak usia 0-18 bulan pada bulan februari 2022 di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Setelah data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat kemudian diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Kunjungan Kehamilan K4
Kunjungan K4 Frekunsi %
Iya 64 73,8
Tidak 22 26,2
Jumlah 84 100
Berdasarkan tabel 1 tampak 22 (26,2%) ibu tidak melakukan kunjungan
K4 di Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2022.
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Karateristik Responden Kunjungan K4
No. Variabel f %
1 Usia
≤ 35 tahun 71 84,5
> 35 tahun 13 15,5
2 Paritas
≤ 2 anak 57 67,9
> 2 anak 27 32,1
3 Status Pendidikan
Kesehatan 37 44,0
Non Kesehatan 47 56,0
4 Pekerjaan
Bekerja 21 25,0
Ibu Rumah Tangga 63 75,0
5 Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan
Ya 80 95,2
Tidak 4 4,8
6 Informasi Kunjungan Kehamilan
Pernah 29 34,15
Tidak pernah 55 65,5
7 Komplikasi Kehamilan
Ya 16 19,0
Tidak 68 81,0
8 Perencanaan Kehamilan
Ya 51 60,7
Tidak 33 39,3
Jumlah 84 100
Berdasarkan tabel 2 diperoleh bahwa sebagian besar ibu berusia dibawah sama dengan 35 tahun (84,5%), sebagian besar ibu memiliki anak kurang dari sama dengan 2 (67,9%), lebih dari separuh ibu status pendidikan bukan kesehatan
(56,0%), sebagian besar ibu rumah tangga (75%), hampir semua ibu memiliki kartu jaminan kesehatan (95,2%), sebagian besar ibu tidak memiliki komplikasi kehamilan (81,0%), dan sebagian besar ibu merencanakan kehamilannya (60,7%).
Tabel 3.
Karateristik yang Berhubungan dengan Kunjungan Kehamilan K4
Variabel Kunjungan K4 Total p-value
Ya Tidak
f % f % f %
Usia
≤ 35 tahun 53 74,65 18 25,35 71 84,53 0,735
> 35 tahun 4 30,77 9 69,23 13 15,47
Paritas
≤ 2 anak 48 84,21 9 15,79 57 67,85 0,003
> 2 anak 14 51,85 13 48,15 27 32,15
Status Pendidikan
Kesehatan 28 75,67 9 24,33 37 44,05 0,806
Non Kesehatan 34 72,34 13 27,66 47 55,95 Pekerjaan
Bekerja 8 38,10 13 61,90 21 25,0 0,000
Ibu Rumah Tangga
54 85,71 9 14,29 63 75,0
Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan
Ya 59 73,75 21 26,25 80 95,24 1,000
Tidak 3 75,0 1 25,0 4 4,76
Informasi Kunjungan Kehamilan
Ya 29 100 0 0 29 34,52 0,000
Tidak 33 60,0 22 40,0 55 65,48
Komplikasi Kehamilan
Ya 16 100 0 0 16 19,05 0,009
Tidak 46 67,65 22 32,35 68 80,95
Perencanaan Kehamilan
Ya 37 72,55 14 27,45 51 60,71 0,804
Tidak 25 75,75 8 24,25 33 39,29
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa tidak ada hubungan antara usia (p=0,735), status pendidikan (p= 0,806), kepemilikan kartu jaminan Kesehatan (p=1,000), perencanaan kehamilan (p=
0,804) dengan kunjungan kehamilan k4 di Kabupaten Ogan Komering Ulu, dimana didapatkan pada semuai variabel dengan p>0,05 yang berarti tidak ada hubungan.
Tabel 4.
Model Prediksi Multivariat
Kriteria Model 0 Model 1 Model 2 Model 3 Model 4
Usia 0,998 0,998 0,998 - -
Paritas 0,24 0,024 0,020 0,002 0,002
Status Pendidikan 0,88 0,088 0,84 0,005 0,005
Pekerjaan 0,12 0,012 0,008 0,016 0,015
Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan
1,000 - - - -
Kriteria Model 0 Model 1 Model 2 Model 3 Model 4 Informasi Kunjungan
Kehamilan
0,997 0,997 0,997 0,998 0,998
Komplikasi Kehamilan 0,999 0,998 - - -
Perencanaan Kehamilan 0,420 0,420 0,337 0,689 -
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa variabel kepemilikan kartu jaminan Kesehatan mempunyai p-value yang tertinggi (p=1,000) sehingga dikeluarkan pertama kali dari model. Permodelan tahap
kedua dengan mengeluarkan variabel komplikasi kehamilan (p=0,998).
Permodelan tahap ketiga dengan mengeluarkan usia (p=0,998).
Tabel 5.
Hasil Akhir Permodelan
Variabel B Wald Sig.
Paritas 2,388 9,331 0,002
Status Pendidikan -2,437 7,818 0,005
Pekerjaan 1,845 5,868 0,015
Informasi kunjungan -21,652 0,000 0,998
Berdasarkan tabel 5 didapatkan bahwa paritas merupakan karateristik yang paling dominan yang berhubungan dengan Kunjungan Kehamilan Keempat pada ibu hamil.
PEMBAHASAN
Hubungan Usia dengan Kunjungan Kehamilan Keempat
Hasil uji statistik chi-square tidak terdapat hubungan usia dengan kunjungan kehamilan keempat, dimana p-value = 0,735 sehingga didapat bahwa tidak ada hubungan antara usia terhadap status kunjungan kehamilan keempat. Hasil ini sejalan dengan penelitian Fatimah (2019) bahwa usia bukan patokan seorang ibu
untuk melakukan kunjungan kehamilan namun kesadaran yang membuat ibu memiliki peluang untuk memeriksa kehamilannya.
Menurut Kemenkes (2019) setiap ibu hamil yang mengetahui kehamilannya disarankan untuk melakukan kunjungan antenatal care sesuai dengan standar.
Jadwal kunjungan antenatal care minimal 4 kali selama kehamilan yaitu kunjungan satu kali pada trimester pertama kehamilan, satu kali pada trimester kedua kehamilan dan dua kali pada trimester ketiga kehamilan. Menurut standar pelayanan kebidanan antenatal care dilakukan satu kali setiap bulan pada trimester pertama, satu kali setiap dua minggu pada trimester
kedua, dan satu kali setiap minggu pada trimester ketiga (Tyastuti & Heni, 2016).
Rentang usia kehamilan ideal adalah 20-35 tahun. Usia dibawah 20 tahun dikhawatirkan ibu belum siap secara psikologis dan fisik untuk hamil sedangkan usia diatas 35 tahun dikhawatirkan ibu telah mengalami penurunan kualitas dari ovum yang diproduksi. oleh karena itu, ibu yang tidak berada di rentang usia ini seharusnya melakukan kunjungan kehamilan lebih sering dari standar kuantitas antenatal care.
Menurut asumsi peneliti, usia ideal untuk hamil adalah 20-35 tahun tidak mempengaruhi kunjungan kehamilan.
Seorang Wanita hamil pertama kali di usia bukan ideal dan menanti kehamilannya akan melakukan kunjungan kehamilan sesuai jadwal. Wanita hamil yang merasa tidak ada keluhan dari trimester pertama sampai trimester akhir dan pengetahuan yang kurang mengenai pentingnya kunjungan kehamilan keempat mempengaruhi kesadaran ibu untuk melakukan kunjungan kehamilan ke fasilitas kesehatan,
Hubungan Paritas dengan Kunjungan Kehamilan Keempat
Paritas adalah jumlah anak hidup.
Pada penelitian ini didapatkan hasil uji statistik p-value = 0,003 sehingga didapatkan bahwa ada hubungan antara
paritas dengan kunjungan antenatal care keempat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurbaiti dkk, (2019) di wilayah kerja Puskesmas Kota Kuala simpang Kabupaten Aceh Tamiang yang berasumsi bahwa ibu hamil dengan jumlah anak lebih sedikit cenderung akan lebih baik dalam memeriksakan kehamilannya daripada ibu hamil dengan jumlah anak lebih banyak.
Paritas memberikan pengalaman ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan sebelumnya sehingga pada kehamilan selanjutnya ibu akan menjaga kondisi kesehatan janin dan dirinya selama hamil. Menurut asumsi peneliti, ibu yang pertama kali hamil akan melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan jadwal kehamilan bahkan lebih karena ibu dan suami mendambakan kehamilan sehat, persalinan lancar, bayi dan ibu selamat.
Setelah ibu memiliki pengalaman dengan kehamilan sebelumnya, ibu memiliki pengetahuan akan kunjungan kehamilan yang akan mengubah perilaku ibu untuk patuh melakukan kunjungan kehamilan sampai dengan kunjungan keempat dan kemungkinan berpeluang melakukan kunjungan lebih.
Hubungan Pendidikan dengan Kunjungan Kehamilan Keempat
Hasil uji chi-square didapatkan p- value = 0,806. sehingga didapat bahwa
tidak ada hubungan antara Pendidikan terhadap status kunjungan kehamilan keempat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Choirunisa dan Noviliani (2018) di Puskesmas Bakung didapatkan hasil p- value untuk variabel Pendidikan 0,536. Ibu yang Pendidikan tinggi memiliki pemikiran yang lebih baik, mengambil keputusan bersifat rasional dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah yang bersifat pasrah, tidak ada dorongan dengan keadaan.
Pendidikan merupakan factor penyebab seseorang berperilaku Kesehatan (Lawrence, 2016). Orang yang mendapatkan pendidikan kesehatan cenderung lebih mudah menerima pentingnya Kesehatan. Menurut asumsi peneliti, status pendidikan tidak mempengaruhi ibu untuk melakukan kunjungan kehamilan. Ibu yang pendidikan tinggi dengan status pendidikan kesehatan atau bukan kesehatan memiliki kehidupan yang layak, pengambilan dalam setiap keputusan lebih baik, dapat menelaah informasi kesehatan yang benar sehingga mempengaruhi perilaku ibu dalam hal ini melakukan kunjungan kehamilan keempat.
Pendidikan yang rendah dan status pendidikan bukan kesehatan juga memungkinkan ibu melakukan kunjungan kehamilan. Kemungkinan ibu mendapatkan anjuran dan informasi mengenai jadwal
kunjungan kehamilan keempat oleh tenaga kesehatan saat ibu melakukan kunjungan kehamilan sebelumnya.
Hubungan Pekerjaan dengan Kunjungan Kehamilan Keempat (K4) Pada penelitian didapatkan p-value
= 0,000 artinya didapatkan hubungan pekerjaan dengan kunjungan kehamilan keempat di wilayah kerja kabupaten ogan komering ulu tahun 2022. Pada penelitian Restu (2018) beranggapan wanita yang peduli dengan kehamilannya akan melakukan pemeriksaan kehamilan serta meluangkan waktu untuk memeriksa kehamilannya.
Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang untuk tujuan memperoleh pendapatan dengan minimal satu jam tidak terputus per minggu (BPS, 2022). Menurut asumsi peneliti, Pada penelitian ini didapatkan ibu rumah tangga yang melakukan kunjungan kehamilan keempat sebanyak 85,71%
responden. Ibu yang bekerja memiliki waktu sedikit untuk melakukan kegiatan diluar pekerjaan. Sepulang bekerja akan pulang kerumah. Jika tidak ada permasalahan dalam kehamilannya dia tidak akan melakukan pemeriksaan kehamilannya. Namun jika Wanita itu beranggapan bahwa kunjungan kehamilan itu penting, dia akan melakukan kunjungan kehamilan saat bekerja dengan meminta
izin kepada atasan atau saat pulang kerja karna kehamilannya merupakan hal yang didambakannya.
Hubungan Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan dengan Kunjungan Kehamilan Keempat
Hasil penelitian didapatkan p-value
= 1,000 untuk variabel kepemilikan kartu jaminan Kesehatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur dan Mardiana (2019) kepemilikan kartu jaminan kesehatan tidak mempengaruhi ibu untuk memanfaatkan pelayanan antenatal care karena setiap periksa tidak semua ibu menggunakan kartu jaminan kesehatan.
Jaminan kesehatan adalah jaminan perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran (RI, 2018). Menurut asumsi peneliti, berdasarkan hasil penelitian kepemilikan kartu jaminan kesehatan dimiliki oleh 95,24% responden yaitu Kartu Indonesia Sehat yang berarti setiap responden memiliki hak untuk melakukan kunjungan K4. Namun saat ditanya mereka melakukan kunjungan kehamilan dan tetap membayar ke fasilitas Kesehatan yang mereka kunjungi. Faktor penyebab tidak lengkapnya kunjungan K4 pada ibu hamil kemungkinan tenaga
kesehatan yang memiliki fasilitas Kesehatan pemeriksaan kehamilan enggan untuk klaim ke Badan Pelayanan Jaminan Kesehatan karna nominalnya yang kecil dan pengurusan klaim yang memakan waktu lama.
Hubungan Informasi Kesehatan dengan Kunjungan Kehamilan Keempat
Hasil penelitian dengan menggunakan chi-square didapatkan p- value = 0,000 sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan antara informasi kesehatan dengan kunjungan kehamilan keempat di Kabupaten Ogan Komering ulu tahun 2022. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriyeni dan thalia (2019), ibu hamil yang terpapar sumber informasi akan memberikan peluang dalam promosi kesehatan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, dengan bertambahnya pengetahuan membuat ibu termotivasi untuk melakukan kunjungan kehamilan.
Standar dua asuhan kehamilan menyatakan bahwa pemeriksaan dalam anternatal care meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin, mengenal kehamilan dengan risiko tinggi, pemberian imunisasi selama kehamilan, pemberian informasi kesehatan, mencatat data yang didapat setiap kunjungan, kehamilan, tindakan yang tepat sebelum merujuk (Tyastuti & Heni, 2016). Menurut asumsi
peneliti, informasi yang didapat akan mempengaruhi pola pikir seseorang sehingga akan membuat seseorang bertindak sesuai dengan apa yang dipikir.
Pada penelitian diatas sebanyak 100%
responden pernah mendapatkan informasi mengenai kunjungan kehamilan.
Kemungkinan faktor lain yang mungkin membuat ibu telah mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya kunjungan kehamilan adalah jadwal kunjungan kehamilan dari K1 sampai K4, sehingga ibu hanya akan memeriksakan kehamilannya saat telat haid, kurangnya penegasan dari tenaga Kesehatan tentang jadwal kunjungan selanjutnya sehingga motivasi ibu kurang untuk melakukan kunjungan selanjutnya.
Hubungan Komplikasi Kehamilan dengan Kunjungan Kehamilan Keempat Hasil penelitian dengan uji statistik chi-sqaure didapatkan p-value = 0,09 yang artinya tidak ada hubungan antara komplikasi kehamilan dengan kunjungan kehamilan keempat. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fathiyah et al (2020), kehamilan dalam perkembangan memiliki risiko mengalami komplikasi.
Pemeriksaan kehamilan dua kali pada trimester ketiga yaitu K3 dan K4 bertujuan untuk mendeteksi komplikasi dan penapisan selama kehamilan,
menngetahui presentasi dan letak janin, telah merencanakan dengan pasti persalinan serta mengetahui tanda-tanda persalinan (RI, 2014). Peneliti berasumsi bahwa ibu hamil yang tidak memiliki komplikasi kehamilan tetapi kuantitas kunjungan kehamilannya sesuai dengan standar kemungkinan disebabkan oleh faktor lain yang mempengaruhi ibu untuk melakukan kunjungan seperti ibu hamil pada trimester 3 kehamilan melakukan kunjungan kehamilan bukan di bidan saja melainkan ke dokter kandungan untuk melakukan USG dan banyak bidan juga menyarankan ibu hamil untuk melakukan USG ke dokter kandungan untuk melihat presentasi dan letak janin dan ibu mendapatkan buku baru dari dokter kandungan.
Hubungan Perencanaan Kehamilan dengan Kunjungan Kehamilan Keempat Hasil penelitian dengan uji statistic didapatkan p-value = 0,804 sehingga disimpulkan tidak ada hubungan antara perencanaan kehamilan dengan kunjungan kehamilan keempat. Penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2019), merencanakan kehamilan akan membuat ibu lebih memperhatikan kehamilannya sehingga membuat ibu rajin melakukan kunjungan kehamilan.
Perencanaan kehamilan yaitu merencanakan kehamilan dengan menunda
atau memutuskan untuk mengandung baik dengan melakukan skrining prakonsepsi atau menunda dengan menggunakan kontrapsepsi yang tepat (RI, 2015, Dieny dkk, 2019, RI, 2014). Menurut asumsi peneliti, Wanita dan laki-laki yang merencanakan kehamilan akan mencari informasi mengenai tahapan perencanaan kehamilan dan mengikuti setiap prosesnya, mematuhi semua tahapannya. Namun tidak menutup kemungkinan juga ibu hamil yang tidak merencanakan kehamilannya tidak melakukan kunjungan kehamilan. Faktor pengamalan sebelumnya pada ibu yang tidak merencanakan kehamilan akan mempengaruhi ibu dalam melakukan kunjungan kehamilan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Sebagian besar responden melakukan kunjungan Kehamilan keempat lengkap sebanyak 73,8%.
2. Sebagian besar responden berusia dibawah sama dengan 35 tahun sebanyak 84,5%.
3. Separuh paritas responden berada di bawah sama dengan dua anak hidup sebanyak 67,9%.
4. Separuh dari Pendidikan responden bukan Kesehatan sebanyak 56%.
5. Sebagian besar respnden merupakan Ibu Rumah Tangga sebanyak 75%.
6. Sebagian besar responden memiliki kartu jaminan Kesehatan 95,2%
7. Separuh dari responden tidak pernah mendapatkan informasi kunjungan kehamilan sebanyak 65,5%.
8. Sebagian besar responden tidak memiliki komplikasi dalam kehamilan sebanyak 81%.
9. Separuh dari responden memiliki perencanaan dalam kehamilan sebanyak 60,7%.
10. Tidak terdapat hubungan antara usia (p-value = 0,735) , status pendidikan (p-value = 0,806) , kepemilikan kartu jaminan Kesehatan (p-value = 1,000), komplikasi kehamilan (p-value = 0,009) dan perencanaan kehamilan (p- value = 0,804),
11. Terdapat hubungan antara paritas (p- value = 0,003), pekerjaan (p-value = 0,000) dan informasi kunjungan kehamilan (p-value = 0,000) dengan kunjungan kehamilan K4, Factor yang paling dominan adalah Paritas (p-value
=0,002), Status Pendidikan (p-value = 0,005), Pekerjaan (0,015) dan Informasi kunjungan (p-value= 0,998) dengan Kunjungan Kehamilan K4.
Saran
Adapun saran untuk petugas Kesehatan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu untuk memberikan
penyuluhan terkait pentingnya kunjungan kehamilan terutama jadwal dan manfaat kunjungan kehamilan terutama kunjungan keempat, pemeriksaan kehamilan gratis di fasilitas kesehatan dan petugas kesehatan yang memiliki wewenang untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di praktek mandirinya mau melakukan klaim
terhadap ibu-ibu hamil yang memiliki kartu jaminan kesehatan ke bagian klaim kartu jaminan kesehatan dibandingkan memilih untuk meminta ibu yang memeriksa kehamilan membayar kontan, padahal mereka telah membayar iuran bulanan untuk jaminan kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Komering Ulu. (2022). Kabupaten Ogan Komering Ulu dalam Angka 2021. Kabupaten OKU
Bappenas. (2017). Ringkasan Metadara Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
Choirunissa R, Noviliani DS. (2018). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pemeriksaan K4 pada Ibu Hamil di Puskesmas Bakung Provinsi Lampung Tahun 2017. Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, IV(1): 72-93
Dieny, Filla Fithra., Ayu Rahadiyanti., Dewi Marfuah Kurniawati. (2019). Gizi Prakonsepsi.
Jakarta: Bumi Medika
Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu. (2021). Profil Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2020.
Fatimah RS. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Kunjungan K4 Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Periode 04 Maret-13 April 2019. [Thesis]. Jakarta: RSPAD Gatot Soebroto
Fatkhiyah N. (2020). Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care Berdasarkan Faktor Maternal.
Jurnal Smart Kebidanan, VII(1): 29-34
Febriyeni dan Thalia Putri Damayanti. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan K4 Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Lima Kaum I Kabupaten Tanah Datar tahun 2019. Menara Ilmu, XIV(1): 40-50
Matahari R, Fitriana PU, Sri S. (2018). Buku Ajar Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.
Cetakan 1. Yogyakarta: Pustaka Ilmu
Mustikasari, RR. (2019). Analisis Faktor yang berhubungan dengan cakupan K4 Pws DI Puskesmas Dendang Kabupaten Belitung Timur. [Thesis]. Surabaya: Universitas Airlangga
Novitasari BP, R Djoko Nugroho, Atik Mawarni. (2019). Analisis Hubungan Beberapa Faktor dengan Pemanfaatan Pelayanan Kunjungan Ke-4 (K4) pada ibu Hamil Tahun 2019 (Studi Kasus di Wilayah kerja Puskesmas Kalimas, Kecamatan Randudongkol, Kabupaten Pemalang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa; 10(1): 20-25
Nur Afifah I, Mardiana. (2019). Pemanfaat Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas. Higea Journal OF Public Health and Development. 3(3): 369-381
Nurbaiti, Donal Nababan, Asima Sirait. (2020). Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan K4 pada Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2019. Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, IV(1): 23-32
Republik Indonesia. (2018). Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun 2018 Nomor 165. Sekretariat Kabinet RI.
Jakarta.
Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun 2019. Sekretariat Negara. Jakarta
Republik Indonesia. (2015). Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon Pengantin.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan RI No 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Masa Persilanan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan.
Restu, H. (2018). Hubungan Karateristik Ibu Hamil terhadap Status K4. VI(2): 383-388
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta
Tyastuti S, Heni PW. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Cetakan 1. Jakarta: Kemenkes RI