• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Sosio Agri Papua Vol 10 No 2 Desember 2021"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

175 ANALISIS HARGA POKOK PENJUALAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

USAHA SIRUP PALA DI KABUPATEN FAKFAK

(Studi Kasus pada Usaha Sirup Pala di Distrik Pariwari) Benedicta Iriyanti Taborat1*, Maria I. Arim2, dan Satryo P. Sejati3

1Universitas Papua, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis, email: benedicta.taborat@gmail.com

2Universitas Papua, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis

3Universitas Papua, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis

ABSTRACT

The purpose of this study was to (1) determine the cost of sales of nutmeg syrup in Fakfak, (2) to analyze the internal and external conditions of the nutmeg syrup business, (3) to determine the strategies for developing a nutmeg syrup business that could be applied. The method used in this research is a quantitative and descriptive method with a case study technique. The sampling method in this study was purposive for entrepreneurs and snowball for consumers. The data collected in this study are divided into two types, namely primary data and secondary data. The data analysis used in this study consists of two parts, namely the analysis of tabulated calculation data and tabulated data analysis then analyzed by SWOT analysis (Strenghths, Weakness, Opportunities, Threats. The results of this study are seen from (1) the calculated value of the cost of goods sold for Fakfak nutmeg syrup to the current selling price. (2) internal-external conditions currently faced by the nutmeg syrup business, (3) nutmeg syrup business development strategies that can be applied by entrepreneurs.

Keywords: cost of goods sold nutmeg syrup, internal and external conditions of the business, business development strategy

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui harga pokok penjualan sirup pala di Fakfak, (2) Menganalisis kondisi internal dan eksternal usaha sirup pala, (3) Mengetahui strategi pengembangan usaha sirup pala yang bisa diterapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan deskriptif dengan teknik studi kasus.Metode pengambilan contoh pada penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) untuk pengusaha dan Snow Ball untuk konsumen.Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terbagi dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu analisis data perhitungan yang ditabulasikan dan analisis data yang ditabulasikan kemudian dianalisis dengan analisis SWOT (Strenghths, Weakness, Opportunities, Threats). Hasil penelitian ini dilihat dari (1) Besaran nilai hitung harga pokok penjualan sirup pala Fakfak terhadap harga jual saat ini, (2) Kondisi internal-eksternal yang dihadapi usaha sirup pala saat ini, (3) Strategi pengembangan usaha sirup pala yang bisa diterapkan pengusaha.

Kata kunci: Harga Pokok Penjualan Sirup Pala, Kondisi Internal-Eksternal Usaha, Strategi Pengembangan Usaha

(2)

176 PENDAHULUAN

Pala (Myristica fragrans) merupakan tanaman penghasil rempah-rempah yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.Oleh karena itu, pala merupakan salah satu jenis komoditi yang memiliki ekspor terbesar di dunia.Pada umumnya, pala digunakan sebagai penambah cita rasa pada makanan dan minuman.

Potensi buah pala di Indonesia memiliki keanekaragaman fungsi dan kegunaan terutama dalam dunia industri.Buah pala dalam dunia industri banyak digunakan sebagai makanan, farmasi, dan kosmetik. Sedangkan produk olahan buah pala yang sering dipakai untuk proses pengolahan adalah bagian biji dan selaput biji serta daging buah pala. Biji dan selaput biji digunakan sebagai sumber rempah- rempah, sedangkan daging buah pala sering diolah menjadi berbagai produk pangan seperti manisan, sirup, selai dan permen. Luas areal tanaman perkebunan pala Indonesia dari tahun 2014-2018 cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan luas areal tanaman perkebunan pala terbesar dicapai pada tahun 2018 sebesar 201,8 ribu ha. Sedangkan perkembangan produksi pala di Indonesia berfluktuasi dan cenderung mengalami peningkatan. Produksi pala terbesar dicapai pada tahun 2018 sebesar 36,2 ribu ton (BPS, Indonesia 2019).

Berdasarkam data yang terlampir, Kabupaten yang memiliki luas areal tanaman perkebunan pala terbesar se-Papua Barat adalah Kabupaten Fakfak. Hal ini dapat dilihat dari luas areal tanaman perkebunan pala di Kabupaten Fakfak sebesar 14.287 Hektar pada tahun 2017 dengan hasil produksi sebanyak 19.249 ton. Kemudian, mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 17.560 hektar dengan hasil produksi 1.745 ton yang menurun sebanyak 17.504 ton (BPS Provinsi Papua Barat, 2019).

Komoditi pala di Kabupaten Fakfak memiliki berbagai macam produk olahan diantaranya adalah manisan, sirup, sari buah pala, permen, dan kecap.Sirup pala merupakan salah satu jenis produk olahan berupa minuman yang dikemas sebagai produk oleh-oleh khas daerah. Salah satu produk minuman yang dikenal di Kabupaten Fakfak adalah Sirup Pala Fakfak. Sirup Pala Fakfak dikemas.menggunakan wadah botol kaca ukuran besar (isi bersih 525 ml).

Harga pokok penjualan Sirup Pala Fakfak belum mendapatkan ketentuan harga pokok dengan standar harga khusus.Penetapan harga sirup pala tergantung ukuran dan model dari masing-masing pemilik industri rumah tangga sirup pala. Menurut Mulyadi (2008), harga pokok penjualan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual. Adapun manfaat harga pokok penjualan, yaitu: Sebagai patokan untuk menentukan harga jual danuntuk mengetahui laba yang diinginkan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

Potensi olahan Sirup Pala Fakfak tergolong dalam perkembangan yang cukup besar setelah manisan pala.Hal ini dikarenakan, terdapat banyak industri rumah tangga yang mengusahakan produk sirup tersebut, yang hampir tersebar merata di Kabupaten Fakfak.

Akan Tetapi, pengembangan dan pelatihan serta strategi produk olahan Sirup Pala Fakfak masih kurang dilakukan sehingga produk Sirup Pala Fakfak belum bisa bersaing dengan produk sirup lainnya. Menurut Basu Swasta dan Irawan (2005), penelitian dan pengembangan berkaitan dengan penentuan karakteristik fisik barang dan jasa baru yang disukai oleh konsumen.

Industri rumah tangga di Kabuapten Fakfak yang mengusahakan sirup pala terdapat di empat Distrik, diantaranya adalah Distrik Fakfak, Fakfak Tengah, Pariwari dan Teluk Patipi. Salah satu Distrik yang mengusahakan sirup pala adalah Distrik Pariwari. Distrik Pariwari merupakan salah satu distrik yang berada di wilayah Kabupaten Fakfak yang memiliki 6 desa yakni: Kapaurtutin, Sekban, Sekru, Sukure Tuare, Tanama dan Torea serta terdapat 3 kelurahan diantaranya;

Dulanpokpok, Wagom dan Wagom Utara. Dari beberapa kampung tersebut, yang mengusahakan sirup pala terdapat pada kampung Sekban, Dulanpokpok, Wagom, Kapaurtutin, Sekru dan Sukure Tuare.

Ketersediaan bahan baku sirup pala di Distrik Pariwari pada industri rumah tangga yaitu buah pala segar diperoleh dengan membeli secara langsung dari petani dalam satuan ukuran berbentuk karung (karung beras 50 Kg).

Berdasarkan hasil wawancara pada survei awal, bahan baku seperti pala mentah yang dijual oleh petani pala ke produsen industri

(3)

177 pengolahan lebih mahal ketika hari-hari biasa.

Sedangkan harga jual pala menjadi murah pada saat musim pala.Hal ini tergantung dari musim pala maupun tidak dan cenderung mengalami perubahan pada waktunya. Berdasarkan hasil wawancara survei awal dengan penduduk Distrik Pariwari (Ibu Maryani), salah satu pengusaha sirup pala mengatakan bahwa penjualan sirup pala di Distrik Pariwari pada umumnya, dilakukan dengan berbagai cara diantaranya; menjual kepada pelanggan tetap seperti Toko-Toko di wilayah Kabupaten Fakfak, pengiriman ke antar pulau atau daerah, menjual langsung ke konsumen melalui media online, dan cara yang sederhana yaitu dari penawaran langsung ke konsumen. Aspek penting seperti: ketersediaan bahan baku, modal usaha, dan dukungan pemerintah bagi pengusaha sirup pala dalam menghasilkan produk sirup pala merupakan faktor-faktor penting dalam pengembangan usaha sirup pala dan juga saat ini belum adanya penelitian mengenai harga pokok penjualan sirup pala di Kabupaten Fakfak sehingga peneliti perlu melakukan analisis harga pokok penjualan sirup pala dan strategi pengembangan usaha sirup pala di Kabupaten Fakfak.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui harga pokok penjualan sirup pala di Fakfak, menganalisis kondisi internal dan eksternal usaha sirup pala, dan mengetahui strategi pengembangan usaha sirup pala yang bisa diterapkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Distrik Pariwari Kabupaten Fakfak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

dan deskriptif dengan teknik studi kasus.

Subjek dalam penelitian ini adalah pemilik Usaha Sirup Pala dan Konsumen Sirup Pala di Distrik Pariwari Kabupaten Fakfak. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh dengan teknik wawancara dan observasi lapang.Wawancara ditujukan kepada pemilik usaha sirup pala dan konsumen dengan bantuan kuisioner yang telah disiapkan.Sedangkan observasi lapangan dilakukan dengan mengamati kondisi umum Usaha Sirup Pala Distrik Pariwari.Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini serta pustaka lainnya. Metode pengambilan contoh pada penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) untuk pengusaha dan Snow Ball untuk konsumen. Metode analisis data pada penelitian ini dilakukan secara analisis kuantitatif dan deskriptif.Analisis kuantitatif adalah analisis perhitungan dalam suatu sampel.Sedangkan analisis deskriptif yaitu analisis yang menggambarkan data atau sampel yang telah terkumpul.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Harga Pokok Penjualan

Adapun yang perlu diperhatikan dalam analisis harga pokok penjualan adalah biaya persediaan dan biaya produksi.

Biaya Persediaan

Biaya persediaan yang dikeluarkan pada usaha sirup pala meliputi biaya persediaan awal, pembelian dan biaya persediaan akhir.Adapun biaya-biaya persediaan yang dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Rincian Biaya Persediaan Per Botol Pada Masing-masing Pengusaha Sirup Pala di Distrik Pariwari Kabupaten Fakfak, Tahun 2020

No Res Total Biaya Persediaan Awal

(Rp) Per Botol

Total Biaya Pembelian Bersih (Rp)Per

Botol

Total Biaya Persediaan Akhir (Rp)Per

Botol

Total Biaya Persediaan saat ini

(Rp) Per Botol

1 48.000 34.075 4.075 43.925

2 58.000 32.660 6.060 51.940

3 58.000 32.660 6.060 51.940

4 53.000 35.900 4.400 48.600

5 68.000 28.650 17.650 50.350

6 48.000 30.650 27.150 20.850

7 58.000 34.325 16.325 41.675

8 58.000 35.431 16.100 41.900

Rata-Rata 56.125 33.044 12.228 43.898

Sumber: Data Primer 2020

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata total biaya persediaanawal yang dikeluarkan

(4)

178 untuk setiap pengusaha sirup pala adalah

sebesar Rp56.125 per botol,biaya rata-rata pembelian bersih adaah sebesar Rp33.044per botol dengan rata-rata total biaya persediaan akhir adalah sebesar Rp12.228 per botol.Sedangkan untuk rata-rata total biaya persediaan saat ini adalah sebesar Rp43.898 per botol.

Biaya Produksi

Biaya produksi dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian antara lain,biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Adapun rincian biaya bahan produksi per botol dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Rincian Biaya Produksi Per Botol Pada Masing-masing Pengusaha Sirup Pala di Distrik Pariwari Kabupaten Fakfak, Tahun 2020

No Res Total Biaya Bahan Baku (Rp)Per Botol

Total Biaya Tenaga Kerja Langsung(Rp) Per

Botol

Total Biaya Overhead Pabrik

(Rp) Per Botol

Total Biaya Produksi (Rp)

Per Botol

1 17.075 15.000 32.076 34.075

2 16.060 15.000 31.062 32.660

3 15.660 15.000 30.663 32.660

4 20.400 10.000 30.404 35.900

5 15.650 10.000 25.655 28.650

6 17.650 10.000 27.656 30.650

7 17.825 15.000 32.832 34.325

8 22.766 10.000 32.774 35.431

Rata-Rata 17.886 12.500 30.390 33.044

Sumber: Data Primer 2020

Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata total biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh setiap pengusaha sirup pala adalah sebesar Rp17.886 per botol. Untuk rata-rata total biaya

tenaga kerja langsung adalah sebesar Rp12.500 per botol, rata-rata biaya overhead pabrik adalah sebesar Rp30.390 per botol.

Tabel 3. Analisis Harga Pokok Penjualan Sirup Pala Fakfak di Distrik Pariwari Tahun 2020

No Total Biaya

Produksi (Rp) Per Botol

Total Biaya Persediaan Akhir (Rp)Per Botol

Harga Pokok Penjualan (Rp)Per

Botol

1 34.075 4.075 38.150

2 32.660 6.060 38.720

3 32.660 6.060 38.720

4 35.900 4.400 40.300

5 28.650 17.650 46.300

6 30.650 27.150 57.800

7 34.325 16.325 50.650

8 35.431 16.100 51.531

Rata-Rata 33.044 12.228 45.271

Sumber: Data Primer 2020

(5)

179 Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata

biaya harga pokok penjualan sirup pala yang dikeluarkan oleh setiap pengusaha sirup pala di Distrik Pariwari adalah sebesar Rp45.271per botol dengan total rata-rata biaya produksi adalah sebesar Rp33.044per botol, rata-rata persediaan awal sebesar Rp12.228 per botol.

Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, hasil analisis menunjukkan bahwa harga pokok penjualan sirup pala di Distrik Pariwari adalah sebesar Rp45.271 per botol. Artinya, harga pokok penjualan yang dikeluarkan oleh setiap pengusaha sirup pala di atas rata-rata harga jual saat ini (Rp30.000 per botol). Oleh karena itu, dapat dikatakan pengusaha mengalami kerugian sehingga pengusaha perlu menaikkan harga jual di atas rata-rata dari harga pokok penjualan. Berdasarkandata perhitungan ini, dapat dilihat margin keuntungan/kerugian

selisih harga sirup pala pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4 menunjukkan bahwa harga pokok penjualan per botol adalah sebesar Rp45.271 dengan rata-rata harga jual adalah sebesar Rp31.250 per botol.Sedangkan untuk keuntungan tidak ada dan kerugian yang didapatkan adalah sebesar Rp-14.021 per botol.

Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan

Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan merupakan bagian internal dari suatu usaha.Analisis lingkungan internal yaitu manajemen, keuangan, produksi, pemasaran, penelitian dan pengembangan, sumber daya manusia, dan teknologi. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 4. Keuntungan atau Kerugian Penjualan Sirup Pala Fakfak di Distrik Pariwari Tahun 2020 No Res HPP (Rp)Per

Botol

Harga Jual (Rp)Per Botol

Untung (Rp) Per Botol

Rugi (Rp) Per Botol

1 38.150 30.000 - -8.150

2 38.720 32.500 - -6.220

3 38.720 35.000 - -3.720

4 40.300 32.500 - -7.800

5 46.300 30.000 - -16.300

6 57.800 30.000 - -27.800

7 50.650 30.000 - -20.650

8 51.531 30.000 - -21.531

Rata-Rata 45.271 31.250 - -14.021

Sumber : Data Primer 2020

(6)

180 Tabel 5. Faktor Kekuatan dan Kelemahan Usaha Sirup Pala di Distrik Pariwari Kabupaten Fakfak,

Tahun 2020

Faktor Kekuatan Kelemahan

Manajemen Ada evaluasi terlaksana dengan baik.

Pekerja diberi arahan setiap memulai proses produksi.

Setiap kali proses produksi ada pengawasan.

Ada perencanaan tetapi tidak tertulis.

Organisasi usaha yang terstruktur tetapi fungsi dan peran tidak terlaksana.

Keuangan 1. Modal sendiri 1. Tidak ada cash flow

(laporan arus kas)

Produksi Ada standar produksi sirup pala bahwa 1 kg buah pala

dapat menghasilkan 1 botol sirup pala

Kapasitas produksi masih terbatas.

Kesulitan memperoleh bahan baku

Menjual lebih dari satu jenis produk pengganti

Produk tidak dapat bertahan lama

Pemasaran Pengemasan produk cukup menarik.

Ada penetapan harga khusus yang hampir sama dengan kualitas produk.

Ada promosi tetapi cara penyampaian informasi masih sangat sederhana.

Tidak ada tempat jualan.

Sumber Daya Manusia

Ada SDM, terlatih SDM yang dimiliki masih kurang kreatif untuk menghasilkan produk sirup pala yang

gul Penelitian dan

Pengembangan

Tidak ada penelitian dan pengembangan

Teknologi Alat dan teknologi yang digunakan cukup memadai untuk memproduksi sirup pala

Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana.

Sumber : Data Primer 2021

Identfikasi Faktor Peluang dan Ancaman Faktor-faktor peluang dan ancaman merupakan

bagian eskternal pada suatu usaha.Analisis eksternal meliputi pesaing, produk pengganti, selera konsumen, dan dukungan pemerintah.Faktor-faktor tersebut dapat dilihat padaTabel 6.

Analisis Matriks IFE

Analisis matriks IFE dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada usaha sirup pala.

Kondisi internal usaha digambarkan dengan nilai total skor yang merupakan hasil perkalian

dari bobot dan rating faktor-faktor internal usaha.

Hasil Analisis matriks IFE pada usaha dapat diliha pada Tabel 7 menunjukkan bahwa total skor pembobotan dari ke tujuh faktor internal usaha sirup pala yaitu nilai total skor sebesar 8,22 dengan rata-rata skor sebesar 1,17.

Nilai skor pembobotan (1,17) tergolong dalam skor pembobotan 1-1,99 tepat pada kriteria cukup dengan interpretasi faktor internal yaitu memiliki kekuatan sebesar 25-49,99%

indikator kekuatan dipertahankan dan ditingkatkan dan kelemahan pada usaha sirup pala sebesar 25-50% dimana indikator kelemahan jadi prioritas untuk diubah dan

(7)

181 diperbaiki. Analisis internal usaha ini

menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang cukup lemah. Hasil internal usaha menunjukkan bahwa faktor manajemen dari setiap pengusaha sirup pala memiliki skor pembobotan tertinggi yang merupakan kekuatan utama sebesar 4,33.

Kekuatan utama kedua yang dimiliki oleh usaha sirup pala yaitu pemasaran dengan nilai skor sebesar 2,70. Hasil internal usaha juga menunjukkan kelemahan bahwa belum dilakukannya penelitian dan pengembangan pada setiap usaha sirup pala yang menghasilkan nilai skor terendah sebesar 0,11.

Faktor kelemahan berikutnya yaitu teknologi yang digunakan masih sangat sederhana dengan nilai skor sebesar 0,14. Kemudian

diikuti faktor kelemahan dari produksi dengan nilai skor sebesar 0,20 serta faktor sumber daya manusia dengan nilai skor sebesar 0,22 dan terakhir faktor keuangan sebesar 0,52.

Tabel 6. Faktor Peluang dan Ancaman Usaha Sirup Pala di Distrik Pariwari Kabupaten Fakfak, Tahun 2020

Faktor Peluang Ancaman

Pesaing Ada persaingan, jumlah pesaing

cenderung banyak

Terdapat produk sirup pala yang sejenis oleh pesaing

Produk Pengganti Usaha sirup pala dapat

memproduksi produk pengganti yang sesuai dengan selera konsumen

Produk pengganti sesuai dengan produk utama tetapi jumlahnya sedikit.

Harga produk pengganti yang lebih murah

Selera Konsumen Informasi dari orang lain karena produk tersebut disarankan aman untuk dikonsumsi.

Rasa sirup terasa segar tetapi warna agak pucat.

Harga sebanding dengan kualitas.

Ada peminat, memiliki kesan positif terhadap produk yang dijual.

Perubahan selera konsumen serta kenyamanan yang diinginkan oleh konsumen.

Bermanfaat untuk tubuh, tapi tidak sering konsumsi.

Dukungan Pemerintah

Ada dukungan pemerintah, menyediakan sarana- prasarana.

1. Ada dukungan pemerintah tetapi tidak disediakan sarana dan prasarana.

Sumber: Data Primer 2020

(8)

182 Tabel 7. Analisis Matriks IFE Usaha Sirup Paladi Distrik Pariwari Kabupaten Fakfak,

Tahun 2020

Sumber : Data Primer 2020 Anlisis Matriks EFE

Analisis matriks EFE dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor peluang dan ancaman yang terdapat pada usaha sirup pala.

Kondisi eksternal usaha digambarkan dengan nilai total skor yang merupakan hasil perkalian

dari bobot dan rating faktor-faktor eksternal usaha. Pembobotan dan pemberian peringkat untuk setiap variabel dapat dilihat pada Lampiran 10.Hasil analisis matriks EFE pada usaha dapat dilihat pada Tabel 8

Tabel 8. Analisis Matriks EFE Usaha Sirup Paladi Distrik Pariwari Kabupaten Fakfak, Tahun 2020 No Faktor-Faktor Strategi

Eksternal

Rata-Rata Bobot

Rata-Rata Rating

Skor Pembobotan (Rata-rata bobot x Rata-rata rating)

1 Pesaing 0,125 2,75 0,34

2 Produk Pengganti 0,125 2,5 0,31

3 Selera Konsumen 0,625 16,57 10,35

4 Dukungan Pemerintah 0,125 2,62 0,32

Total 1 - 11,32

Rata2 - - 2,83

Sumber : Data Primer 2020

Tabel 8 bahwa total skor pembobotan dari ke empat faktor eskternal usaha sirup pala yaitu nilai total skor sebesar 11,32 dengan rata- rata skor sebesar 2,83. Nilai skor pembobotan (2,83) tergolong dalam skor pembobotan 2- 2,99 tepat pada kriteria baik dengan interpretasi faktor eksternal yaitu memiliki peluang sebesar 50-74,99% indikator peluang dipertahankan dan ditingkatkan. Sedangkan ancaman pada usaha ini sebesar 25- 49,99% dimana indikator

ancaman dapat diperbaiki pengusaha.Analisis eksternal usaha ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi eksternal yang cukup kuat.

Hasil eksternal usaha menunjukkan bahwa faktor selera konsumen sirup pala memiliki skor pembobotan tertinggi yang merupakan peluang utama sebesar 10,35. Hasil eksternal usaha juga menunjukkan bahwa produk pengganti yang cenderung sedikit No Faktor-Faktor

Strategi Internal

Rata-Rata Bobot

Rata-Rata Rating

Skor Pembobotan

1 Manajemen 0,330 13,12 4,33

2 Keuangan 0,132 4 0,52

3 Produksi 0,066 3,12 0,20

4 Pemasaran 0,264 10,25 2,70

5 Sumber Daya

Manusia

0,066 3,37 0,22

6 Penelitian dan Pengembangan

0,066 1,75 0,11

7 Teknologi 0,066 2,25 0,14

Total 1 - 8,22

Rata2 - - 1,17

(9)

183 dengan nilai skor terendah sebesar 0,31 yang

merupakan ancaman utama usaha. Faktor ancaman selanjutnya yaitu dukungan pemerintah masih sangat kurang terhadap usaha sirup pala terutama bidang sarana- prasarana dengan nilai skor sebesar 0,32.

Kemudian diikuti oleh faktor pesaing yang memiliki produk sirup pala sejenis serta cenderung mempunyai pesaing yang banyak dengan nilai skor sebesar 0,34.

Analisis Matriks I-E

Matriks IE disusun dengan cara memplotkan total bobot skor rata-rata dari matriks IFE pada sumbu x dan EFE pada sumbu y. Hasil evaluasi matriks IFE menunjukkan nilai 1.17 yang menggambarkan kondisi internal usaha sirup pala lemah.

Sementara itu, hasil evaluasi matriks EFE menunjukkan nilai 2.83 yang menggambarkan kondisi eksternal usaha sirup pala cukup kuat.

Gambar 1. Matriks IFE dan EFE Menurut David (2009), matriks IE

mempunyai sembilan sel strategi yang dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yakni grow and build, hold and maintain, dan harvest or divest.

1. Grow and Build (Tumbuh dan Membangun)

Strategi ini berada pada sel I, II, atau IV. Strategi yang sesuai untuk perusahaan yang berada pada wilayah ini ialah strategi intensif atau strategi integratif. Strategi intensif digunakan ketika perusahaan ingin meningkatkan posisi persaingan, sedangkan strategi integratif digunakan perusahaan agar memiliki kendali atas distributor, pemasok, dan pesaing. Strategi intensif terdiri dari tiga macam yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Sementara itu, strategi integratif terdiri dari integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horisontal.

a. Penetrasi pasar ialah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang

lebih besar.

b. Pengembangan pasar ialah pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis baru. Strategi ini biasanya bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar.

c. Pengembangan produk ialah strategi peningkatan penjualan melalui modifikasi atau memperbaiki produk atau jasa yang ada saat ini.

d. Integrasi ke depan ialah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar terhadap distributor atau pengecer.

e. Integrasi ke belakang ialah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar terhadap pemasok perusahaan.

f. Integrasi horisontal ialah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar terhadap pesaing perusahaan.

2. Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara)

Strategi ini berlaku pada perusahaan yang terdapat di sel III, V, atau

(10)

184 VII. Strategi umum yang dipakai

perusahaan pada posisi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

3. Harvest or Divest (Panen atau Divestasi) Strategi ini dipakai untuk sel VI, VIII, atau IX. Strategi yang dipakai adalah strategi divestasi atau strategi likuidasi.

Divestasi ialah menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal dengan tujuan akusisi strategis atau investasi lebih lanjut. Likuidasi ialah menjual seluruh aset perusahaan secara terpisah-pisah untuk mendapatkan nilai riil. Likuidasi biasanya digunakan untuk menutup perusahaan dan dilakukan dengan asumsi perusahaan akan lebih baik lagi jika menghentikan kegiatan operasionalnya dibandingkan mengalami kerugian besar akibat terus melakukan kegiatan operasional.

Pemetaan terhadap masing-masing total nilai tertimbang dari faktor internal dan eskternal menempatkan posisi usaha sirup pala pada sel ke-6.Hal ini menunjukkan bahwa usaha sirup pala berada pada kondisi eksternal menengah dan internal lemah.Pada kondisi ini usaha sirup pala berada pada tahap Harvest or Divest (Panen atau Divestasi).Strategi yang tepat dipakai perusahaan pada posisi ini adalah divestasi.

Strategi divestasi adalah mengupayahkan penjualan satu divisi atau bagian dari suatu organisasi usaha dengan tujuan untuk meningkatkan modal usaha agar investasi lebih baik.

Strategi S-O

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar- besarnya.Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi SO yang dapat diterapkan pada Usaha Sirup Pala yaitu:

Memperhatikan Pengemasan Produk untuk Menambah Jumlah Konsumen

Menmperhatikan pengemasan produk agar tetap menarik merupakan salah satu cara terbaik untuk mempertahankan mutu produk sirup pala. Strategi ini berhubungan dengan cara perlindungan produk dalam kemasan

yang dibungkus rapid dan tidaknya. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan bagi konsumen untuk memutuskan membeli sebuah produk.

Memiliki Cita Rasa Produk yang Khas Berdasarkan Segementasi Pasar untuk Menambah Jumlah Konsumen

Cita rasa produk merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan oleh konsumen ketika akan membeli sebuah produk.

Konsumen yang jelih akan melihat produk mana yang memiliki kualitas rasa yang baik dan sesuai dengan tingkat selera mereka, sehingga mereka merasa percaya untuk membeli produk tersebut. Oleh karena itu, cita rasa yang khas dari produk sirup pala sebaiknya digolongkan ke dalam kelas atau segmentasi pasar sehingga konsumen yang lebih dominan menyukai produk sirup (misalnya sirup A dengan rasa beda) akan berbeda dengan konsumen yang cenderung menyukai (misalnya sirup A dengan rasa yang berbeda pula). Sebagai contohnya, seorang konsumen lebih memilih sirup A dengan rasa pala yang lebih dominan dan berbeda pula dengan konsumen lainnya yang lebih memilih sirup A dengan rasa pala yang tidak dominan tetapi rasa gula yang lebih manis.

Strategi W-O

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Stategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO yang dapat diterapkan pada Usaha Sirup Pala yaitu:

Memperluas Jaringan Komunikasi serta Memanfaatkan Teknologi yang Tersedia

Memperluas jaringan komunikasi dan memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk memperkenalkan produk sirup pala serta menarik minat konsumen. Perkembangan teknologi saat ini, dapat diakses dengan mudah melalui jaringan internet.Oleh karena itu, teknologi yang tersedia menjadi media promosi.Promosi secara online dapat dilakukan dengan menggunakan media sosial seperti facebook, instagram, whatsapp dan media lainnya.

(11)

185 Mendirikan Tempat Penjualan Khusus

Serta Memiliki Rumah Industri Usaha Mendirikan tempat penjualan khusus dan memiliki rumah industri usaha merupakan strategi yang tepat sehingga para pelaku usaha tidak kesulitan menjual atau mempromosikan produk usaha mereka. Selain itu, para pelaku usaha sirup pala juga menjadi lebih mudah melakukan aktifitas proses produksi karena memiliki rumah industri usaha sendiri atau dalam kata lain, terpisah dari rumah tempat mereka tinggal. Oleh karena itu, strategi ini sangat diharapkan bantuan dan perhatian dari pemerintah daerah.

Meningkatkan Produksi Karena Kebutuhan Konsumen Yang Semakin Tinggi

Srategi S-T

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

Strategi ST yang dapat diterapkan pada Usaha Sirup Pala yaitu:

Melakukan Evaluasi dan Meningkatkan Kualitas Produk serta Kenyamanan dan Manfaat bagi Konsumen

Evaluasi merupakan strategi usaha yang wajib dilakukan setiap pengusaha sirup pala pada akhir kegiatan produksi. Dengan melakukan evaluasi pengusaha maupun tenaga kerjanya dapat menyadari apa saja kekurangan dan kelebihan produk yang mereka telah produksi sehingga segera mengatasi akar masalahnya. Selain evaluasi, menjaga mutu produk perlu dilakukan dengan cara, sterilisasi alat produksi yang digunakan, kebersihan tempat usaha, kualitas bahan baku, tampilan pengemasan produk serta memberikan pelayanan yang baik dari setiap pelaku usaha sirup pala kepada konsumen untuk membeli produk sirup pala yang ditawarkan.

Strategi W-T

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari

ancaman.Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman ekternal. Strategi WT yang dapat diterapkan oleh Usaha Sirup Pala yaitu:

Memperbaiki Sistem Manajemen Usaha Sirup Pala

Suatu usaha dengan sistem manajemen yang baik akan berpengaruh terhadap kemajuan dan keberlangsungan usaha tersebut.

Usaha sirup pala memiliki beberapa kelemahan yang membuat sistem manajemen usaha menjadi kurang optimal, yaitu organisasi usaha, pembagian kerja, perencanaan yang belum.Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah memperbaiki struktur organisasi, pembagian kerja serta perencanaan usaha yang jelas secara terperinci (melakukan pencatatan rencana kerja).

Membuat Laporan Arus Kas

Keberhasilan suatu usaha dipengaruhi juga oleh faktor pencatatan keuangan yang baik dan jelas.Usaha sirup pala belum memiliki pencatatan keuangan laporan arus kas.Oleh karena itu, sebaiknya menerapkan strategi ini sehingga para pelaku usaha dapat

mengetahui berapa uang masuk dan uang keluar dari persediaan dan penjualan produk sirup pala mereka.

Mendapatkan dukungan pemerintah mengenai ketersediaan Bahan Baku

Dukungan pemerintah dalam suatu usaha sangatlah berperan penting untuk kemajuan usaha tersebut.Usaha sirup pala perlu adanya perhatian secara langsung dari pemerintah terkait ketersediaan bahan baku (daging buah pala). Beberapa responden pengusaha mengatakan kesulitan memperoleh bahan baku karena harus membeli dari petani pala di kampung yang lokasinya cukup jauh.

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, para pengusaha sirup pala perlu diperhatikan dan diberi motivasi serta solusi yang tepat untuk memberikan alternatif yang tepat.

KESIMPULAN

1. Harga Pokok Penjualan Sirup Pala di Distrik

Pariwari Kabupaten Fakfak

Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Harga pokok penjualan (HPP) sirup pala adalah sebesarRp45.271 per botol ukuran

(12)

186 525 ml. Dengan HPP ini, maka Pengusaha

sirup pala tidak mendapatkan keuntungan dari sirup pala yang saat ini sedang diusahakan karena harga jual sirup pala sebesar Rp30.000 per botol ukuran 525 ml dan harga ini lebih rendah dari HPP sirup pala.

2. Kondisi Internal dan Eksternal Usaha Sirup Pala di Distrik Pariwari Kabupaten Fakfak Kondisi faktor internal yang merupakan kekuatan terbesar milik perusahaan dalam faktor manajemen yaitu evaluasi terlaksana dengan baik serta pekerja diberi arahan setiap memulai proses produksi. Kelemahan terbesar usaha sirup pala adalah belum dilakukannya penelitian dan pengembangan, teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, kesulitan memperoleh bahan baku, kapasitas produksi masih terbatas. Kondisi faktor eksternal yang merupakan peluang suatu keberhasilan usaha adalah selera konsumen terutama: informasi dari orang lain karena produk tersebut disarankan aman untuk dikonsumsi. Ancaman terbesar bagi perusahaan adalah produk pengganti yang cenderung sedikit.Hasil evaluasi matriks IFE menunjukkan nilai 1.17 yang menggambarkan kondisi internal usaha sirup pala berada pada posisi lemah. Sementara itu, hasil evaluasi matriks EFE menunjukkan nilai 2.83 yang menggambarkan kondisi eksternal usaha sirup pala berada pada posisi cukup kuat (menengah).Oleh karena itu, faktor kelemahan menjadi prioritas utama yang harus segera diperbaiki sebesar 25-50% serta faktor ancaman usaha yang perlu diatasi sebesar 25- 49,99%.

3. Strategi Pengembangan Usaha Sirup Pala di Distrik Pariwari Kabupaten Fakfak Strategi pengembangan usaha sirup pala yang dapat diterapkan oleh pengusaha

sirup pala berdasarkan analisis IE dan matriks SWOT adalah Memperhatikan pengemasan produk agar tetap menarik untuk menambah jumlah konsumen(SO1); Mempunyai cita rasa yang khas berdasarkan segemntasi pasar untuk menambah jumlah kosnumen(SO2);

Memperluas jaringan komunikasi dan memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk menarik minat konsumen membeli produk(WO1);Mendirikan tempat penjualan khusus serta memiliki rumah industri usaha(WO2); Meningkatkan produksi karena kebutuhan konsumen yang semakin tinggi(WO3);Melakukan evaluasi dan meningkatkan kualitas produk sehingga konsumen merasakan kenyamanan dan manfaat membeli produk yang tersedia (ST);

Memperbaiki sistem manajemen usaha sirup pala (WT1); Membuat Laporan Arus Kas (WT2); Mendapatkan dukungan pemerintah mengenai ketersediaan bahan baku (WT3)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Papua Barat 2019.

Provinsi Papua Barat Dalam Angka 2019 (Papua Barat Province in Figures 2019).

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2019.

Statistik Indonesia 2019 (Statistical Yearbook Of Indonesia 2019).

Basu Swastha dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Jakarta: Penerbit Liberty.

Mulyadi. 2008. Sistem Akutansi. Jakarta:

Salemba Empat.

David FR. 2009. Manajemen Strategis Konsep Edisi Sepuluh. Jakarta (ID): Salemba.

(13)

187 Lampiran 1. Matriks SWOT Pada Usaha Sirup Pala

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (Strengths) 1. Ada evaluasi terlaksana

dengan baik.

2. Pengemasan produk cukup menarik.

3. Pekerja diberi arahan setiap memulai proses produksi.

4. Setiap kali proses

produksi ada pengawasan.

5. Modal sendiri 6. Ada standar produksi

sirup pala bahwa 1 kg buah pala dapat menghasilkan 1 botol sirup pala

7. Menjual lebih dari satu jenisproduk pengganti

Kelemahan (Weaknesses) 1. Organisasi usaha yang

terstruktur tetapi fungsi dan peran tidak terlaksana.

2. Ada perencanaan tetapi tidak tertulis.

3. Tidak ada cash flow(laporan arus kas) 4. Kapasitas

produksi masih terbatas.

5. Kesulitan

memperoleh bahan baku 6. Tidak memiliki tempat

penjualan khusus 7. Tidak memiliki rumah

industri usaha.

8. Ada promosi tetapi cara penyampaian informasi masih sangat sederhana.

9. Teknologi yang digunakan masih 10. sangat sederhana.

Peluang (Oppurtunity) 1. Usaha sirup pala dapat memproduksi produk pengganti yang sesuai dengan selera konsumen.

2. Informasi dari orang lain karena produk tersebut disarankan aman untuk dikonsumsi.

3. Rasa sirup terasa segar tetapi warna agak pucat.

4. Harga sebanding dengan kualitas.

5. Ada peminat, memiliki kesan positif terhadap produk yang dijual.

6. Ada dukungan pemerintah, menyediakan sarana prasarana.

Strategi SO 1. Memperhatikan

pengemasan produk agar tetap menarik untuk menambah jumlah konsumen. S2,O1

2. Mempunyai cita rasa yang khas berdasarkan

segmentasi pasar untuk menambah jumlah

konsumen. O3,O4 , O5, S6

Strategi WO

1. Memperluas jaringan komunikasi dan memanfaatkan

teknologi yang tersedia untuk menarik minat konsumen membeli produk. W8, O2, O5 2. Mendirikan tempat

penjualan khusus serta memiliki rumah industri usaha. W6, W7,O1 3. Meningkatkan produksi

karena kebutuhan konsumen yang semakin tinggi. W4, O5

(14)

188 Ancaman (Treats)

1. Ada persaingan, jumlah pesaing cenderung banyak 2. Terdapat produk sirup pala

yang sejenis oleh pesaing 3. Produk pengganti sesuai

dengan produk utama tetapi jumlahnya sedikit.

4. Harga produk pengganti yang lebih murah.

5. Perubahan selera konsumen serta kenyamanan yang diinginkan oleh konsumen 6. Ada dukungan pemerintah

tetapi tidak disediakan sarana dan prasarana

Strategi ST

Melakukan evaluasi dan meningkstkan kualitas produk sehingga konsumen merasa nyaman membeli produk dan merasakan manfaatnya. S1, T4

Strategi WT

Memperbaiki sistem manajemen usaha sirup pala (Perencanaan dan

Pengorganisasian) W1,W2, T1 Membuat laporan arus kas. W3, T1

Mendapatkan dukungan pemerintah mengenai ketersedian bahan baku W5, O6

Referensi

Dokumen terkait

Pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Melawi sudah sepenuhnya sesuai dengan aturan ± aturan yang terdapat dalam Undang - Undang Nomor

Bagi masyarakat Masyarakat akan memiliki Pelabuhan Perikanan Pantai dengan fasilitas memadai yang mampu membantu para nelayan untuk terus memproduksi ikan serta memasarkannya

Hasil dari pengujian hipotesis penelitian menunjukan bahwa kualitas jasa berpengaruh secara langsung terhadap minat beli calon mahasiswa Universitas Muhammadiyah

(3) Berdasarkan hasil penelitian terkait implementasi kantin kejujuran dalam melatih karakter jujur peserta didik di SMA Negeri 6 Manado di nilai belum sepenuhnya

a) Wajib muwaqqat, yaitu kewajiban yang ditentukan batas waktu untuk melaksanakannya, seperti shalat fardhu yang lima waktu, kapan mulai dan berakhirnya waktu

Beberapa potensi yang dimiliki oleh STMIK MUSIRAWAS untuk mendapatkan pengakuan secara nasional salah satunya dapat dilihat dari kerjasama-kerjasama yang selama ini telah

Selain itu, berdasarkan dengan data 34% tersebut siswa yang tidak berminat untuk berwirausaha memiliki beberapa alas an dalam diri sendiri yakni terdapat 17 siswa yang

Makalah ini bertujuan untuk mendokumentasikan toponimi yang dimunculkan pada sejumlah lagu populer sehingga dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah daerah terkait,