PENGAMATAN LIMIT KAVITASI PADA CAVITATION DEMONSTRATION UNIT (CDU)
Teknik Mesin Kilang, PEM Akamigas, Jl. Gajah Mada No.38, Cepu, Blora, Jawa Tengah, 58315.
*Email: [email protected].
ABSTRAK
“Kavitasi adalah timbulnya gelembung-gelembung dalam aliran fluida akibat penurunan tekanan sehingga tekanan tersebut di bawah tekanan uap jenuhnya. Dilihat dari penurunan sistem kerja pompa saat beroperasi kemudian timbul suara dan getaran, dapat dipastikan bahwa pompa tersebut mengalami kavitasi. Dampak negative dari kavitasi sendiri ialah rusaknya instalasi dan pompa, casing dan sudu yang berupa lubang-lubang (pitting) pada dinding casing maupun pada permukaan sudu tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana awal mula gelembung kavitasi muncul sampai gelembung itu menjadi besar, perubahan tersebut dilakukan dengan mengubah putaran pompa dan mengubah debit aliran dengan cara variasi katup (valve), kemudian dilakukan perbandingan dengan kondisi sebelum terjadi kavitasi. Munculnya indikasi kavitasi terlihat pada pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan 3 variable perubahan yaitu perubahan putaran (n), temperatur (T), dan kapasitas (Q). Pada percobaan I mengatur kapasitas aliran (Q) atau bukaan valve, gelembung kavitasi muncul pada bukaan valve = 400 dan putaran pompa tetap = 50Hz dengan suhu = 360C. Pada percobaan II dengan mengatur putaran pompa (n), gelembung kavitasi muncul pada putaran pompa (n) = 34Hz kapasitas aliran (Q) atau bukaan valve tetap = 900 dengan suhu = 380. Pada percobaan III dengan mengatur suhu gelembung kavitasi muncul pada kapasitas aliran (Q) atau bukaan valve = 450 dan putaran pompa atau n = 40Hz. Dari ke 3 percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa gelembung kavitasi akan mudah terbentuk jika ada kenaikan kapasitas aliran (Q), putaran pompa (n), dan temperatur cairan. Saran agar gelembung kavitasi tidak muncul dalam pengoperasian, lebih dianjurkan pompa dioperasikan dibawah limit kavitasi.
Kata Kunci: Kavitasi, Pompa Sentrifugal, Kondisi Operasi.
PENDAHULUAN
Kavitasi merupakan venomena perubahan fase uao dari zat cair yang sedang mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Bagian yang sering mengalami kavitasi yakni pada bagian penghisap pompa. Contoh sederhana terjadinya fenomena kavitasi ini ketika air yang memiliki tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap pada suhu 1000C. Akan tetapi, apabila tekanan air tersebut dikurangi, maka titik didih air tersbut juga akan berkurang hingga suhu kamar (Karassik, 19976)
Pada tahun 1976, Karassik pada penelitiannya menemukan bahwa awal terbentuknya gelembung udara hinga gelembung udara tersebut pecah memerlukan waktu sekitar 0,003 detik.
Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah yang Putri Ima Mellisa*, Susilo Handoko
mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung akan pecah dan akan menyebabkan shock pada dinding didekatnya. Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada pompa sehingga menyebabkan dinding akan berlubang atau bopeng, disebut juga dengan erosi kavitasi sebagai akibat gelembung- gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
PEMBAHASAN
Data spesifikasi Cavitation Demonstration Unit (CDU)
Tabel 1. Data Spesifikasi dari Cavitation Demonstration Unit (CDU)
Spesifikasi Deskripsi
Instrumentation Work
Control Valve Pengaturan aliran fluida
Pressure Transmitter Pengukuran tekanan fluida Temperatur Transmitter Pengukuran suhu fluida
Flowmeter Pengukuran aliran fluida
Terminal Blok Terminasl elektrikal
Automation and Control Work
Central Processing Unit Processor controller utama Interfacing Board Komunikasi antar muka komputer
Option Board Komunikasi antar muka RS422
Analog Inout Board Terminal input analog
Digital Input Board Terminal input digital
Power Suplai Catu daya
Touchscreen HMI Human Mechin Interface
Pompa Sentrifugal Penggerak fluida
Venturi Tube Membuat tabulasi proses gelembung
Storage Tank Tangki dengan elemen pemanas
Gambar 1. Desain Process Flow Diagram Cavitation Berikut data pengamatan yang di ambil berdasarkan langkah di atas:
Tabel 2. Data operasi menggunakan variasi putaran pompa (n) Putaran
Pompa
Suhu
cairan Kapasitas
PT 1 PT 2 Gelembung Valve
(n) (T) (Q)
(Hz) (0C) (liter/menit) (kpa) (kpa) % (0)
26 370 12 80 185 Belum
muncul bubble
Dengan bukaan valve 900
28 370 12 96 180 Belum
muncul bubble
30 370 13 111 168 Belum
muncul bubble
32 380 14 126 158 Belum
muncul bubble
34 380 14 144 140 Muncul bubble
kecil
38 390 17 183 134 Muncul bubble 2
kali
40 400 19 203 125 Bubble besar
42 400 20 229 134 Bubble besar
44 410 20 254 138 Bubble besar
46 420 15 279 146 Bubble besar
48 430 18 307 149 Bubble besar
50 440 25 339 157 Bubble besar
Tabel 3. Data Operasi Variasi Valve Kapasitas
aliran
Suhu cairan
Putaran Pompa
PT 1 PT2 Gelembung Valve
(Q) (T) (n)
(litar/menit) (0C) Hz (Kpa) (Kpa) (%) (0)
x
360 50 109 128 Bubble Buka valve 400
360 50 202 237 Bubble Buka valve 500
360 50 290 143 Bubble Buka valve 600
370 50 328 158 Bubble Buka valve 700
380 50 337 153 Bubble Buka valve 800
380 50 338 152 Bubble Buka valve 900
Tabel 4. Data Operasi Variasi Temperatur Putaran
Pompa Suhu cairan Kapasitas
PT 1 PT 2 Gelembung Valve
(n) (T) (Q)
(Hz) (0C) (liter/menit) (kpa) (kpa) (%) (0)
50 360
x
8 240 Tidak ada
bubble 20
50 370 19 233 Tidak ada
bubble 30
50 370 31 223 Tidak ada
bubble 40
50 380 45 211 Indikasi bubble
terlihat 50
50
400 65 190
Bubble perlahan bertambah
60 50
400 89 188
Bubble semakin
banyak
70
50 430 114 255 Bubble 80
50 440 109 134 Bubble 90
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian Cavitationn Demonstration Unit (CDU) yang dilakukan dapat diketahui bahwa data operasi yang didapat selama melakukan praktik kerja lapangan sebagai berikut:
Batas maksimum terjadinya kavitasi yaitu pada putaran pompa 50Hz dengan variasi valve membuka 900. Dapat dilihat dari ke-tiga percobaan tersbut terdapat berbagai variasi yaitu pada percobaan pertama mengatur kapasitas aliran (Q) atau bukaan valve, gelembung kavitasi muncul pada bukaan valve = 400 dan putaran pompa tetap 50Hz dengan suhu = 360C.
Pada percobaan ke-dua dengan mengatur putaran pompa (n), gelembung kavitasi muncul pada putaran = 34Hz kapasitas aliran (Q) atau bukaan tetap valve = 900 dengan suhu = 380. Pada percobaan ke-tiga dengan mangatur suhu gelembung kavitasi muncul pada kapasitas aliran (Q) atau bukaan valve = 450 dan putaran pompa (n) = 40Hz. Namun penulis masih
mengembangkan untuk tahap pengoperasian yang akan datang untuk meneliti munculnya kavitasi dengan lebih detail dan teliti.
DAFTAR PUSTAKA
1. Muis, Abdul dkk. 2019. “KARAKTERISTIK KAVITASI PADA POMPA
SENTRIFUGAL” dalam Jurnal Mekanika, Vol. 10 No.2 (hlm. 965-974). Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
2. Effendy, Marwan dan Wijayanto. 2010. “APLIKASI RESPONSE GETARAN UNTUK MENGANALISIS FENOMENA KAVITASI PADA INSTALASI POMPA SENTRIFUGAL” dalam Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 11, No. 2 (hlm. 191- 206). Surakarta : Fakultas Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Delly, Jenny. 2009. “PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP TERJADINYA KAVITASI PADA SUDU POMPA SENTRIFUGAL” dalam Dinamika Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Vol. 1, No. 1 (ISSN : 2085-8817). Kendari : Fakultas Teknik Universitas Haluoleo.
4. “Cavitation”. Wikipedia. Ensiklopedia Gratis. 8 Jun 2021.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Cavitation.
5. J. Karassik Igor dkk. “PUMP HANDBOOK Fourth Edition”. The McGraw-Hill Companis Inc. united states of America.
6. Brennen, C. E. 1995. “Cavitation and Bubble Dynamics”. New York : Oxford University Press.
7. Franc, Jean-Pierre,. Michel, Jean-Marie,. 2005. “Fundamental of Cavitation”. Springer Netherland : Springer Science+Business Media B.V.
Sularso, Haruo T. 1994. “POMPA DAN KOMPRESOR Pemilihan Pemakaian Pemeliharaan”. Jakarta : Pt. Pradya Paramita.