• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Strategi Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Di Kabupaten Maros. Disusun dan diusulkan oleh ARDIANSAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Strategi Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Di Kabupaten Maros. Disusun dan diusulkan oleh ARDIANSAH"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

i

Strategi Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Di Kabupaten Maros

Disusun dan diusulkan oleh ARDIANSAH

Nomor Stambuk 10564 659 09

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017

(2)

ii

Strategi Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Di Kabupaten Maros

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh :

ARDIANSAH

Nomor Stambuk 10564 659 09

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi Usman dan Adnan Ma‟ruf)

Pemilihan umum merupakan sarana demokrasi yang menjadi ajang bagi kedaulatan rakyat. Dalam negara demokratis, pemilu yang notabene merupakan cerminan suara rakyat menjadi penentu bagi keberlangsungan sebuah negara untuk menentukan nasib dan tujuan sebuah bangsa. Suara-suara inilah yang akan diwadahi oleh partai-partai politik yang mengikuti pemilu menjadi wujud wakil- wakil rakyat di dewan perwakilan rakyat daerah (DPR). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi politik PKS dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Maros dan untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat strategi politik PKS dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Maros. Manfaat teoritis pada penelitian ini adalah diharapkan memberikan informasi mengenai strategi politik PKS dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Maros serta diharapkan memberikan sumbangan pemikiran ilmu pengetahuan khususnya dibidang politik. Adapun manfaat praktis adalah diharapkan dapat memberikan kontribusi dan pengetahuan dan menjadi rujukan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian.

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dan tipe penelitian adalah deskriptif analisis. Sumber data penelitian adalah data primer dan data sekunder. Informan berjumlah 7 orang dan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan studi pustaka. Sedangkan teknik analisis data penelitian ini adalah reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang digunakan oleh PKS adalah pelatihan kader dan caleg, Media dan reklame, struktur pengurus yang aktif dan gerakan silaturahmi.

Kata kunci: Strategi politik, konsep kepartaian, pemilu legislatif 2014.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Strategi Politik Partai Keadian Sejahtera (PKS) Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Di Kabupaten Maros”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat, Bapak Dr. Jaelan Usman, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Adnan Ma‟ruf, S.Sos, M.Si selaku pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu dan tenaganya dalam membimbing dan memberikan petunjuk yang begitu berharga dari awal persiapan penelitian hingga selesainya skripsi ini.

Pada lembaran ini penulis hendak menyampaikan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Drs. Hamzah, M.A.P dan Ibunda Rosdiana atas segala kasih sayang, cinta, pengorbanan serta do‟a yang tulus dan ikhlas yang senantiasa beliau panjatkan kepada Allah SWT sehingga menjadi pelita terang dan semangat yang luar biasa bagi penulis dalam menggapai cita-cita. Serta buat keempat saudaraku Armansal, Erlina Hamzah, Muliani dan Ahmad Hamzah yang tak henti-

(8)

viii

hentinya memberikan motivasi dan dukungan moril maupun materil demi kesuksesan penulis.

Penulis juga tak lupa hanturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak A. Luhur Prianto, S.IP, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan yang telah menyumbangkan ilmunya kepada penulis selama melaksanakan pendidikan dibangku perkuliahan dan seluruh jajaran staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu saya.

4. Bapak Drs. Abdul Hafid selaku Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Maros yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di kantor DPD Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Maros.

5. Teman-teman yang menjadi seperjuangan selama perkuliahan saya Zaenuddin, Abd. Azis, Lisnawati, Hirmawati, Fatmawati, Sri, Pirman, Andi Arfan, Januaria Gaffar, serta teman-teman lain yang penulis tidak sempat tulis satu persatu yang tak pernah bosan memberikan semangat kepada saya. Sayang dan kangen selalu untuk kalian.

(9)

ix

6. Teman-teman kelas IP D 09, Amrul, Firmansyah, Kasman, Sahir, Ardin, Malik, Rijal, Rischa Anisa, Irmawati dan semuanya yang tidak sempat saya tuliskan, kangen kumpul dan kuliah bareng kalian semua.

7. Seluruh rekan-rekan Ilmu Pemerintahan Unismuh Makassar angkatan 2009 dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian tugas akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT dan tiada manusia yang luput dari salah dan khilaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga saran dan kritik tersebut menjadi motivasi kepada penulis untuk lebih tekun lagi belajar. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Amin.

Makassar, Juli 2015 Penulis,

Ardiansah

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

PENERIMAAN TIM... ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... . 1

B. Rumusan Masalah ... . 6

C. Tujuan Penelitian ... . 6

D. Manfaat Penelitian ... . 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Strategi Politik... ... 8

B. Konsep Kepartaian ... 18

C. Pemilu Legislatif ... 25

D. Kerangka Pikir ... 28

E. Fokus Penelitian... ... 29

F. Deskripsi Fokus... ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 31

B. Jenis dan Tipe Penelitian... ... 31

(11)

xi

C. Sumber Data ... 32

D. Informan Penelitian... ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data... ... 33

F. Teknik Analisis Data... ... 34

G. Pengabsahan Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kabupaten Maros... ... 38

1. Monografi ... ... 38

2. Pendidikan... ... 39

3. Kesehatan ... ... 40

4. Sosial masyarakat ... ... 40

B. Gambaran Umum Partai Keadilan Sejahtera... ... 40

1. Sejarah Berdirinya Partai Keadilan Sejahtera... ... 40

2. Visi, Misi dan tujuan Partai Keadilan Sejahtera... ... 44

3. Lambang dan Makna Bendera Partai Keadilan Sejahtera... ... 45

C. Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Maros... 46

D. Strategi Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Maros Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014... ... 49

1. Perencanaan strategi politik... ... 51

a. Pelatihan kader dan caleg... ... 53

b. Media reklame... ... 56

c. Struktur pengurus yang aktif... ... 61

(12)

xii

d. Gerakan silaturahmi... ... 64 2. Hasil perolehan suara PKS ... ... 67 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 75 B. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA ... 78

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 01 Daftar Nama-Nama Informan... 32 Tabel 02 Luas wilayah menurut kecamatan Tahun 2014 ... 39

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana demokrasi yang menjadi ajang bagi kedaulatan rakyat. Dalam negara demokratis, pemilu yang notabene merupakan cerminan suara rakyat menjadi penentu bagi keberlangsungan sebuah negara untuk menentukan nasib dan tujuan sebuah bangsa. Suara-suara inilah yang akan diwadahi oleh partai-partai politik yang mengikuti pemilu menjadi wujud wakil-wakil rakyat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Pemilihan umum menurut undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Guna memenangkan kompetisi di ajang pemilu, para kontestan partai politik saling bersaing satu sama lain dengan menerapkan berbagai strategi politik yang jitu. Tentu strategi politik yang diterapkan oleh partai politik harus menyesuaikan dengan sistem politik yang ada di Indonesia. Strategi politik partai dalam menghadapi pemilu harus menyesuaikan dengan peraturan perundang- undangan yang ada tentang pemilu.

(15)

Untuk mengatur pelaksanaan pemilu tahun 2014, maka dibuatlah UU No.

8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi/Kabupaten.

Serta sistem kepartaian di Indonesia yang diatur dalam UU No. 2 Tahun 2011 tentang partai politik. Realitas politik sering membuktikan bahwa pemilu menjadi ajang konflik antar partai politik, baik konflik ideologi maupun kepentingan pragmatisme politik. Sehingga keberhasilan pemilu akan juga ditunjang oleh sistem kepartaian yang dipilih. Apakah sistem partai tunggal, sistem dwipartai atau sistem multi partai. Oleh karena itu, terdapat kesinambungan dan hubungan yang erat antara pilihan sistem pemilu dengan pilihan sistem kepartaian dalam mewujudkan negara yang demokratis.

Guna mencapai tujuan jangka panjang dan antara, partai politik membutuhkan strategi yang bersifat jangka panjang maupun jangka menengah.

Strategi partai dapat dibedakan dalam beberapa hal. Pertama, stratetgi yang terkait dengan penggalangan dan mobilisasi massa dalam pembentukan opini publik ataupun selama periode pemilihan umum. Strategi ini penting dilakukan untuk memenangkan perolehan suara yang mendukung kemenangan suatu partai politik ataupun kandidat yang diusungnya. Melalui pemenangan suara, suatu partai politik ataupun kandidatnya akan dapat mengarahkan kebijakan politik di negara bersangkutan agar sesuai dengan tujuan dan cita-citanya sehingga bentuk dan struktur masyarakat ideal yang diinginkan akan dapat diwujudkan. Kedua, strategi partai politik untuk berkoalisi dengan partai lain. Cara ini dimungkinkan sejauh partai yang akan diajak berkoalisi itu konsisten dengan ideologi partai

(16)

politik yang mengajak berkoalisi dan tidak hanya mengejar tujuan praktis, yaitu memenangkan pemilu. Pemilihan partai yang akan diajak berkoalisi perlu mempertimbangkan image yang akan ditangkap oleh masyarakat luas. Ketiga, strategi partai politik dalam mengembangkan dan memberdayakan organisasi partai politik secara keseluruhan. Mulai dari strategi penggalangan dana, pemberdayaan anggota dan kaderisasi, penyempurnaan mekanisme pemilihan anggota serta pemimpin partai, dan sebagainya. Keempat, partai politik membutuhkan strategi umum untuk bisa terus-menerus menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, seperti peraturan pemerintah, lawan politik, masyarakat, LSM, pers dan media, serta kecenderungan-kecenderungan di level global.

Strategi-strategi partai politik diatas merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi yang disusun harus tetap dalam koridor ideologi partai politik. Jadi, kitapun dapat menelusuri ideologi partai politik melalui strategi yang digunakannya. Memang definisi mana yang strategi dan mana yang tidak bersifat kontekstual dan ambigu. Adakalanya suatu keputusan atau aksi bisa dikatakan strategis dalam suatu konteks tertentu, namun menjadi tidak strategis di tempat lain. Begitu juga dalam kaitannya dengan waktu, keputusan atau aksi yang strategis 10 tahun yang lalu bukan berarti akan strategis juga dimasa sekarang.

Namun begitu, harus ada kesimpulan yang jelas mengenai apakah yang strategis itu. Untuk itu, penulis mendefinisikan bahwa sesuatu yang strategis adalah sesuatu yang penting, baik dari segi sumber daya yang dikorbankan maupun efeknya pada organisasi secara keseluruhan. Tentu saja harus dicatat

(17)

bahwa masing-masing orang akan mendefinisikan secara berbeda mengenai mana yang penting atau tidak penting.

Salah satu kontestan pada pemilu 2014 adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS merupakan partai dakwah yang berazaskan Islam. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah pemilu legislatif DPRD kabupaten Maros. Di mana khususnya pada kabupaten Maros untuk pemilu legislatif tahun 2014 ini akan diperebutkan kursi dewan sebanyak 35. Adapun perolehan suara yang diraih oleh partai keadilan sejahtera (PKS) untuk pemilu legislatif DPRD kabupaten Maros tahun 2014 adalah sebagai berikut: Dapil 1 meliputi kecamatan Maros Baru dan kecamatan Turikale dengan jumlah perolehan suara yang diraih sebanyak 3.350. Dapil 2 meliputi kecamatan Bontoa dan Lau dengan jumlah suara yang diraih sebanyak 1.858. Dapil 3 meliputi kecamatan Camba, Bantimurung, Mallawa, Simbang dan Cenrana dengan jumlah suara yang diraih sebanyak 2.429.

Dapil 4 meliputi kecamatan Mandai, Marusu, Tompobulu dan Moncongloe dengan jumlah suara yang diperoleh sebanyak 2.901. Jadi total suara yang diperoleh PKS pada pemilu legislatif 2014 DPRD kabupaten Maros berjumlah 10.538. Jumlah ini mengalami peningkatan perolehan suara PKS dibandingkan dengan pemilu legislatif 2009 dengan perolehan suara sebanyak 9282.

Berikut ini adalah perolehan suara partai peserta pemilu legislatif 2014 untuk Kabupaten Maros adalah sebagai berikut: Nasdem 15.915 suara. PKB 8.092 suara. PDI P 7.512 suara. Golkar 22.031 suara. Gerindra 19.588 suara. Demokrat 15.235 suara. PAN 53.725 suara. PPP 10.676 suara. Hanura 16.177 suara. PBB 7.590 suara. PKPI 1.835 suara.

(18)

Sedangkan yang menjadi hal-hal yang mendasari sehingga peneliti mengangkat judul ini sebagai bahan untuk menjadi penelitian adalah disebabkan karena pada saat-saat sekarang ini partai keadilan sejahtera sedang dilanda berbagai masalah akibat tingkah dari seorang kadernya yang tersangkut kasus korupsi. Akibat dari kasus ini, ramai pemberitaan dari berbagai media yang tidak henti-hentinya membuat pemberitaan bahwa PKS adalah partai korupsi. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh PKS pada pemilu legislatif 2014 di kabupaten Maros agar perolehan suara yang diraih tidak mengalami penurunan akibat dari adanya kader PKS yang tertangkap karena kasus korupsi. Disamping itu pada pemilu legislatif 2009, jumlah perolehan suara PKS di kabupaten Maros terbilang cukup tinggi. Sehingga menjadi alasan bagi peneliti untuk mempelajari tentang upaya apa yang dilakukan oleh PKS kabupaten Maros agar perolehan suaranya dapat mengalami peningkatan.

Hal inilah yang menjadi dorongan bagi penulis untuk meneliti dan mempelajari kiranya strategi apa yang di gunakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mendrongkrak perolehan suara PKS agar meraih hasil yang maksimal pada pemilu legislatif tahun 2014 di kabupaten Maros. Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

Strategi Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 Di Kabupaten Maros.

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana strategi politik partai keadilan sejahtera dalam pemilu legislatif tahun 2014 di kabupaten Maros?

2. Faktor apa yang mendukung dan menghambat strategi politik partai keadilan sejahtera dalam pemilu legislatif tahun 2014 di kabupaten Maros?

C. Tujuan Penelitian

Berikut ini yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi politik partai keadilan sejahtera dalam emilu legislatif tahun 2014 di kabupaten Maros.

2. Untuk mengetahui faktor apa yang mendukung dan menghambat strategi politik partai keadilan sejahtera dalam pemilu legislatif tahun 2014 di kabupaten Maros.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai strategi politik partai keadilan sejahtera dalam pemilu legislatif tahun 2014 di kabupaten Maros. Serta penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu politik.

(20)

2. Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menambah pengetahuan tentang strategi politik partai keadilan sejahtera dalam pemilu legislatif di kabupaten Maros. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi rujukan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian mengenai strategi politik partai.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Strategi Politik 1. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang diartikan sebagai "the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mencapai tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi strategi menurut para ahli:

1. Karl Von Clausewitz berpendapat strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.

2. A. Halim berpendapat strategi adalah suatu cara dimana organisasi / lembaga akan mencapai tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi, serta sumber daya dan kemampuan internal.

3. Kaplan dan Norton berpendapat strategi adalah seperangkat hipotesis dalam model hubungan cause dan effect, yaitu suatu hubungan yang dapat diekspresikan melalui kaitan antara pernyataan if-then.

8

(22)

4. Stephanie K. Marrus berpendapat strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

5. Sjahfrizal berpendapat strategi adalah cara untuk mencapai tujuan berdasarkan analisa terhadap faktor internal dan eksternal.

6. Anonim, strategi adalah keselarasan strategi dengan kebutuhan dan kemampuan dikaitkan dengan upaya penguatan kemampuan kepemimpinan (leadership), kewirausahaan (enterpreneurship) dan pengelolaan (managerialship).

2. Pengertian Politik

Kata “Politik” secara ilmu etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang asal katanya adalah polis yang berarti kesatuan masyarakat

yang berdiri sendiri, dan teia berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan rangkaian asas, prinsip, keadaaan, jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki.

Politics dan policy mempunyai hubungan yang erat dan timbal balik. Politics memberikan asas, jalan, arah, dan medannya, sedangkan policy memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut sebaik-baiknya.

Dapat disimpulkan bahwa politik adalah bermacam-macam kegiatan yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem negara dan upaya- upaya dalam mewujudkan tujuan itu, pengambilan keputusan (decision

(23)

making) mengenai seleksi antara beberapa alternatif dan penyusunan skala

prioritas dari tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Untuk melaksanakan tujuan itu diperlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi dari sumber-sumber yang ada. Politik secara umum adalah mengenai proses penentuan tujuan negara dan cara melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada.

Dalam catatan sejarah, orang yang pertama memperkenalkan kata politik, adalah Aristoteles (384-322 SM) seorang filsuf Yunani Kuno. Ia mengemukakan, bahwa “manusia adalah merupakan binatang politik, atau political animal”. Bagi Aristoteles manusia hanya memanusia apabila ia hidup di dalam negara, karena di luar negara hanya ada makhluk hidup di bawah manusia yaitu binatang atau yang di atas manusia yaitu dewa. Dengan demikian negara sebagai suatu persekutuan hidup menempati jenjang paling tinggi karena negara memiliki tugas yang mulia, yaitu memanusiakan manusia (Rapar, 1988:43).

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1983:763), arti politik sebagai berikut: Segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan suatu negara atau terhadap negara lain, tipu muslihat atau kelicikan, dan juga dipergunakan sebagai nama bagi sebuah disiplin ilmu pengetahuan, yaitu ilmu politik. Politik dapat dipahami sebagai proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

(24)

antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.

Dapat juga dipahami sebagai proses interaksi antara pihak penguasa dan pihak yang dikuasai (Setiadi dan Usman, 2013).

Miriam Budiardjo (2000:8) mengemukakan pengertian politik adalah “pada umumnya dikatakan bahwa politik (politics) adalah bermacam- macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan- tujuan itu.” Politik kerap dipersepsikan sebagai pekerjaan yang pada akhirnya mendorong publik untuk berlomba menjadi politisi agar dapat meraih tampuk kekuasaan. Imajinasi bahwa politik menjanjikan kehidupan ekonomi yang lebih dari layak membentuk paradigma dan menelikung mental secara destruktif para politisi untuk beralih profesi menjadi pencari kerja (job seeker) dan pekerja (worker). Bahkan, sampai ada yang menggantungkan tuntutan dan kebutuhan materialnya didunia politik (Tamsil Linrung, 2013:25).

Anwar Arifin (2013:13) menyimpulkan dari berbagai definisi oleh beberapa ilmuwan, bahwa politik merupakan aktivitas-aktivitas manusia dalam bermasyarakat, terutama tentang perjuangan mengangkat atau memilih penguasa yang berfungsi menetapkan kebijakan pemerintah. Disamping itu Anwar Arifin (2011:7) juga menyimpulkan bahwa politik merupakan fenomena yang serbahadir (ubiquitous). Artinya politik itu hadir di mana saja dan kapan saja, sehingga tidak berpolitik juga sesungguhnya berpolitik.

(25)

Dari berbagai pengertian politik diatas tampak ada perbedaan, namun hal ini menurut Miriam Budiardjo (2000:9) mengkonstatir bahwa perbedaan itu disebabkan karena setiap sarjana cenderung meneropong hanya salah satu aspek atau unsur politik. Kemudian unsur tersebut diperlakukan sebagai konsep pokok yang dipakai untuk meneropong unsur- unsur lainnya. Konsep-konsep yang dimaksudkan adalah: negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy), pembagian (distribution), atau alokasi (alocation).

Menurut Kartini Kartono (1989:5-6), dilihat dari struktur dan kelembagaan, politik dapat diartikan sebagai sesuatu yang ada relasinya dengan pemerintahan. Yakni, pengaturan dan penguasaan oleh negara. Cara memerintah. Organisasi, pengaturan dan tindakan negara. Ilmu pengetahuan tentang kekuasaan.

3. Pengertian Strategi Politik

Menurut Peter Schorder dalam bukunya yang berjudul Strategi Politik, strategi politik itu sendiri merupakan strategi atau teknik yang digunakan untuk mewujudkan suatu cita-cita politik. Strategi politik sangat penting untuk sebuah partai politik, tanpa adanya strategi politik, perubahan jangka panjang sama sekali tidak akan dapat diwujudkan. Perencanaan strategi suatu proses dan perubahan politik merupakan analisis yang gamblang dari keadaan kekuasaan, sebuah gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang ingin dicapai dan juga segala kekuatan untuk mencapai tujuan tersebut.

(26)

4. Jenis-Jenis Strategi

Menurut Peter Schorder strategi terbagi dua yaitu strategi ofensif dan strategi defensif:

1. Strategi Ofensif

Strategi ofensif adalah strategi memperluas pasar dan strategi menembus pasar. Dalam strategi ofensif yang digunakan untuk mengimplementasikan politik, yang harus dijual adalah perbedaan terhadap keadaan yang berlaku saat itu serta keuntungan-keuntungan yang dapat diharapkan.

Strategi ofensif ini sangat dibutuhkan, misalnya apabila suatu partai ingin menambah atau meningkatkan jumlah massa pemilihnya.

Dalam hal ini harus ada lebih banyak orang yang memiliki pandangan dan pemikiran yang positif terhadap partai tersebut, sehingga nantinya kampanye yang akan dilaksanakan partai politik akan dapat berhasil.

1. Strategi Perluasan Pasar

a. Dalam Kampanye Pemilihan Umum

Strategi perluasan pasar yang ofensif bertujuan untuk membentuk kelompok pemilih baru disamping para pemilih yang telah ada. Oleh sebab itu, harus ada suatu penawaran yang lebih baik bagi para pemilih yang selama ini memilih partai pesaing. Strategi semacam ini perlu dipersiapkan melalui sebuah kampanye, untuk menjelaskan kepada publik tentang penawaran baru dan penawaran mana saja yang lebih baik dibanding dengan penawaran partai-partai

(27)

lainnya. Perluasan pasar tidak mungkin dapat dicapai dengan isu atau agenda yang tidak bermutu.

b. Dalam Implementasi Politik

Dalam hal ini, produk baru yang ditawarkan yaitu politik baru atau lebih tepatnya keuntungan yang dihasilkan politik baru tersebut harus lebih diperhatikan. Untuk itu, pertama-tama politik harus dirumuskan secara jelas. Politik yang belum rampung sama sekali tidak menariknya dengan produk yang belum rampung. Dalam hal ini pihak eksekutif sering sekali bertindak salah karena produk dan keuntungan yang ditawarkannya tidak dirumuskan secara jelas sehingga tidak dapat dimengerti oleh warga. Sebelum pelaksanaan perlu dilakukan pekerjaan pada hubungan kemasyarakatan yang baik karena apabila hal ini tidak dilakukan, proyek tersebut sewaktu- waktu dapat saja didiskriminasikan.

2. Strategi Menembus Pasar

Strategi menembus pasar bukan menyangkut ditariknya pemilih lawan atau warga yang selama ini tidak aktif dengan memberikan penawaran yang lebih baik atau baru, melainkan ”penggalian potensi” yang sudah ada secara optimal. Hal ini salah satu contohnya adalah menyangkut pemasaran program-program yang dimiliki secara lebih baik dan peningkatan intensitas keselarasan antara program dan individu, seperti halnya memperbesar tekanan terhadap kelompok-kelompok target.

(28)

2. Strategi defensif

Strategi defensif akan muncul ke permukaan, misalnya apabila partai pemerintahan atau koalisi pemerintahan yang terdiri atas beberapa partai ingin mempertahankan mayoritasnya. Selain itu, strategi defensif dapat muncul apabila sebuah pasar tidak akan dipertahankan lebih lanjut dan penutupan pasar ini diharapkan membawa keuntungan sebanyak mungkin.

Strategi mempertahankan pasar ini merupakan suatu strategi yang khas untuk mempertahankan mayoritas pemerintah. Dalam kasus semacam ini partai akan memelihara pemilih tetap mereka dan memperkuat pemahaman para pemilih musiman mereka sebelumnya pada situasi yang berlangsung. Partai yang ingin mempertahankan pasar akan mengambil sikap yang bertentangan dengan partai-partai yang menerapkan strategi ofensif.

Dalam hubungannya dengan aliansi, partai-partai yang menerapkan strategi defensif menjalankan sebuah pemeliharaan secara intensif terhadap multipikator yang ada serta menawarkan insentif kepada mereka.

Data-data tentang keberhasilan yang diperoleh disebarluaskan ke lingkungan sekitar. Investigasi terutama dilakukan di bidang kehumasan.

Dalam organisasi, proses semakin dipermudah, rutinitas dikembangkan dan dengan demikian pengeluaran ditekan.

(29)

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Politik

Dalam menyusun strategi politik suatu partai politik, hendaknya partai politik akan menentukan strategi mereka berdasarkan ideologi partai politik serta memperhatikan tatanan kehidupan masyarakat. Namun dalam menentukan strategi tersebut, partai politik tidak akan dengan mudah meraih hasil yang ingin dicapainya. Dalam melaksanakan strategi politik yang telah direncanakan, partai politik pasti akan menghadapi berbagai faktor-faktor yang mungkin akan mempengaruhi strategi partai dalam menjalankan strategi politiknya. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi strategi partai politik.

1. Media dan Komunikasi Politik

Arti penting media massa dalam menyampaikan pesan politik kepada masyarakat menempatkannya sebagai sesuatu yang penting dalam interaksi politik. Partai politik membutuhkan media yang memfasilitasi komunikasi politik. Secara umum, komunikasi politik selalu membahas tentang posisi media dalam ranah publik. Media menjadi sangat penting karena berada tepat di tengah pusaran kelompok-kelompok kepentingan, juga penting sebagai alat pembentuk opini publik. Perkembangan media massa menurut J. Keane dalam bukunya the media and democracy (1991), selalu beriringan dengan aspirasi demokrasi dan perjuangan untuk meraih kekuasaan politik.

(30)

2. Media dan Opini Publik

Dengan kemampuannya untuk menjangkau massa dalam jumlah yang cukup besar, informasi dari media massa akan dapat menembus populasi yang sangat besar pula. Sementara ini penelitian dalam komunikasi, psikologi dan sosiologi menyatakan bahwa cara pandang manusia akan sangat ditentukan oleh jenis dan volume informasi yang mereka terima.

3. Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada orang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan dan reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik.

Sosialisasi politik ditentukan oleh lingkungan, ekonomi, dan kebudayaan dimana individu berada, selain itu juga ditentukan oleh interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya (Rush & Althop, 2001:27).

4. Wacana Politik

Menurut Foucault, sejumlah wacana dapat terhimpun menjadi suatu akumulasi konsep ideologi yang didukung oleh tradisi, kekuasaan, lembaga dan berbagai macam modus penyebaran pengetahuan (Foucault, 1980). Perlu diperhatikan bahwa dalam arti adanya keterlibatan subjekfitas, namun wacana dibedakan dari teks yang merupakan penuturan variabel yang telah lepas dari posisi penutur. Wacana juga merupakan peristiwa bahasa, untuk itu kita dapat melihat bahwa setiap wacana tentang kebudayaan tidak terlepas dari kepentingan dan kekuasaan. Bahkan

(31)

didalam setiap masyarakat biasanya terdapat berbagai macam wacana tentang kebudayaan yang bisa saja saling bertentangan.

Toleransi dalam politik adalah bagian dari pemahaman sadar tentang kemungkinan semua pihak untuk bersaing sesuai kualitas dan kapasitas individualnya. Untuk itu, diperlukan sikap terbuka dan pemikiran yang tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongan. (Fahri Hamzah, 2011:497)

5. Kampanye Politik

Kampanye merupakan kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program peserta pemilu (UU No. 10 tahun 2008 pasal 1 ayat 26). Proses penyampaian visi, misi dan program kerja peserta pemilu tersebut dilakukan oleh partai politik maupun calon perseorangan peserta pemilu dalam ruang tertentu dan waktu tertentu pula.

B. Konsep Kepartaian

Awal berdirinya partai-partai politik di Indonesia jauh sebelum kemerdekaan. Sebelum kemerdekaan partai-partai politik berdiri bukan menjadi peserta pemilu tetapi merupakan bagian dari kelompok-kelompok masyarakat yang kemudian menduduki perwakilan pribumi di Volkstraad yang ketuanya tetap dipegang pihak penjajah. Volkstraad juga bukan lembaga politik sebagaimana lembaga legislatif, tetapi seperti lembaga legislatif karena tidak memiliki fungsi dan hak sebagai lembaga legislatif. Ia hanya sebatas lembaga konsultasi Gebernur Jenderal.

(32)

Menurut Suryadi (2006:55) partai politik telah lahir secara spontan dan berkembang menjadi penghubung antar rakyat disuatu pihak dan pemerintah dipihak lain. Partai politik umumnya dianggap sebagai manivestasi dari suatu sistem politik yang sudah modern atau yang sedang memodernisasikan diri.

Partisipasi rakyat dalam politik merupakan salah satu syarat sosial dari pemerintahan yang demokratis. Dalam konteks yang demikian partai politik merupakan satu-satunya media yang cukup urgen diantara kelompok-kelompok, rakyat dan pemerintah dalam satu tatanan demokrasi.

Di lembaga legislatif pusat dan daerah, peran partai politik juga sangat signifikan dan menentukan. Melalui fraksinya yang merupakan perwakilan partai politik di lembaga legislatif pusat dan daerah. Partai politik merupakan satu- satunya institusi yang mengarahkan bahkan menentukan pengambilan keputusan di DPR/DPRD karena dalam prakteknya mekanisme pengambilan keputusan di DPR/DPRD menempuh mekanisme kesepakatan fraksi, bukan mekanisme voting dan musyawarah. (Thaha, 2004:24)

Almond dalam Sastroatmodjo (1995:115) mengatakan bahwa partai politik yang termasuk salah satu kelompok infrastruktur politik adalah organisasi manusia dimana didalamnya terdapat pembagian tugas dan petugas untuk mencapai suatu tujuan, mempunyai ideologi (Ideal Objective), mempunyai program politik platform,sebagai rencana pelaksanaan atau cara pencapaian tujuan secara lebih pragmatis menurut penahapan jangka dekat sampai yang jangka panjang serta mempunyai ciri berupa keinginan untuk berkuasa. Dengan

(33)

demikian, setiap organisasi manusia yang memenuhi kriteria di atas secara material dan substansial dapat dianggap sebagai partai politik.

Untuk dapat menganalisis peran dan kontribusi partai politik dalam konteks yang lebih luas, ada baiknya kita memahami apa itu partai politik.

Karenanya, penulis melakukan penelusuran referensi yang memuat definisi tentang partai politik. Tindakan ini bertujuan agar pemahaman kita tentang partai politik dapat menjadi komprehensif. Pemahaman dasar tentang apakah partai politik itu dapat memberikan kesamaan pemahaman kita tentang objek yang kita bicarakan. Pemahaman ini diperlukan karena penulis melihat perlunya usaha mengembalikan fungsi dan kedudukan partai politik, di tengah-tengah kepragmatisan para politisi, agar kita tidak mudah terbawa oleh arus populer.

Untuk dapat mengetahui apakah kita sudah berada dijalur yang tepat atau tidak, ada baiknya kita melihat kembali definisi yang benar mengenai partai politik.

1. Definisi Partai Politik

Seiler mendefinisikan partai politik sebagai organisasi yang bertujuan untuk memobilisasi individu-individu dalam suatu aksi kolektif untuk melawan kelompok lain, atau melakukan koalisi dengan pihak yang tengah duduk dalam pemerintahan. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 2011 tentang perubahan atas Undang-Undang nomor 2 tahun 2008 tentang partai politik, menyebutkan bahwa partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita

(34)

untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Fungsi Partai Politik

Fungsi partai politik yaitu sebagai Sosialisasi Politik, Rekrutmen Politik, Partisipasi Politik, Komunikasi politik, Pengatur Konflik dan Kontrol Politik.

A. Sosialisasi Politik

Fungsi partai politik sebagai sarana sosialisasi politik adalah sebagai wadah atau tempat untuk memperkenalkan budaya politik atau tempat pendidikan politik bagi warga masyarakat sehingga dapat menumbuhkan sikap dan kesadaran masyarakat sebagai anggota warga negara dan partisan politik yang turut berperan aktif dalam perkembangan politik di negaranya. Sampai saat ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh beberapa partai politik untuk mensosialisasikan politik kepada masyarakat.

B. Rekrutmen Politik

Fungsi partai sebagai rekrutmen politik adalah untuk melaksanakan rekrutmen politik yang adil, transparan, dan demokratis pada dasarnya untuk memilih orang-orang yang berkualitas dan mampu memperjuangkan nasib rakyat untuk mensejahterakan dan menjamin keamanan dan kenyamanan hidup bagi setiap warga negara. Sistem perekrutan tersebut biasanya

(35)

dilaksanakan melalui seleksi, pemilihan, dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan secara khusus. Proses penyiapan kader tidak sistematik dan tidak berkesinambungan. Pembinaan terhadap kadernya lebih inten hanya pada saat menjelang adanya event-event politik dan masih di dominasi oleh kekuatan-kekuatan di luar partai politik.

C. Partisipasi Politik

Partisipasi politik merupakan faktor terpenting dalam suatu pengambilan keputusan karena tanpa partisipasi politik keputusan yang di buat oleh pemerintah tidak akan berjalan dengan baik. Fungsi partai politik sebagai sarana partisipasi politik adalah partai politik dijadikan sebagai salah satu wadah untuk menampung hasrat atau keinginan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan politik seperti ikut serta dalam proses pembentukan pemimpin pemerintahan melalui pemilu dan secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi pembuatan atau pelaksanaan kebijakan pemerintah.

D. Komunikasi Politik

Fungsi partai politik sebagai sarana komunikasi politik adalah sebagai sarana untuk menyampaikan beragam aspirasi masyarakat dan menekan kesimpangsiuran pendapat di masyarakat. Keberadaan partai politik menjadi wadah penggabungan aspirasi anggota masyarakat yang senada (interest aggregation) agar dapat di rumuskan secara lebih terstruktur atau teratur (interest articulation). Selanjutnya, partai politik

(36)

merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu usulan kebijaksanaan, untuk diajukan kepada pemerintah agar menjadi suatu kebijakan publik. Di sisi lain, partai politik bertugas membantu sosialisasi kebijakan pemerintah, sehingga terjadi suatu arus informasi berkesinambungan antara pemerintah dan masyarakat. Hal ini dikarenakan kondisi dimasyarakat modern yang luas dan kompleks, banyak ragam pendapat dan aspirasi yang berkembang sehingga akan timbul berbagai macam pendapat yang apabila tidak di tampung akan menyebabkan pendapat atau aspirasi tersebut akan simpang siur dan saling berbenturan satu sama lain, Disinilah peran partai politik untuk memperkecil perbedaan tersebut. Dalam menjalankan fungsi inilah partai politik sering disebut sebagai perantara (broker) dalam suatu bursa ide-ide (clearing house of ideas).

Plano (1982:24) melihat bahwa komunikasi politik merupakan proses penyebaran arti, makna, atau pesan yang bersangkutan dengan suatu sistem politik. Menurut Nimmo (1993:72) politisi sebagai komunikator politik memainkan peran sosial yang utama, terutama dalam pembentukan opini publik. Politisi atau politikus berkomunikasi sebagai wakil suatu kelompok dan pesan-pesan politikus itu adalah untuk mengajukan dan atau melindungi tujuan kepentingan politik. Artinya, komunikator politik mewakili kepentingan kelompok, sehingga jika dirangkum maka politikus mencari pengaruh melalui komunikasi. Berdasarkan pendapat Onong Uchjana (2007:27) yang mengatakan bahwa seorang komunikator yang

(37)

akan populer akan dapat lebih mudah memberikan pengaruh ketika berkomunikasi.

E. Pengatur Konflik

Fungsi partai politik sebagai pengatur konflik yaitu peran partai politik diperlukan untuk membantu mengatasinya atau sekurang-kurangya dapat menekan seminimal mungkin konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Karena potensi konflik selalu ada di setiap masyarakat, apalagi di masyarakat yang bersifat heterogen, baik dalam segi etnis (suku bangsa), sosial-ekonomi, ataupun agama. Setiap perbedaan tersebut menyimpan potensi konflik. Apabila keanekaragaman itu terjadi di negara yang menganut paham demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat dianggap hal yang wajar dan mendapat tempat.

F. Kontrol Politik

Fungsi partai sebagai agen kontrol politik, partai politik berperan untuk menunjukkan kesalahan, kelemahan dan penyimpangan dalam isi kebijakan atau pelaksanaan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Disini partai politik bertugas sebagai pengawas pemerintah dan meninjau jalannya pemerintahan agar tetap berjalan sebagaimana mestinya dan juga membantu menyampaikan aspirasi masyarakat untuk dapat mempengaruhi kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah.

Buku yang berjudul “Mengelola Partai Politik” karangan Prof.

Firmanzah, Ph.D menyebutkan bahwa secara garis besar, fungsi partai politik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

(38)

1. Peran dan tugas internal organisasi. Dalam hal ini organisasi partai politik memainkan peran penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan, kaderisasi dan melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar belakang pendirian partai politik.

2. Partai politik juga mengemban tugas yang lebih bersifat eksternal organisasi. Di sini peran dan fungsi partai politik terkait dengan masyarakat luas, bangsa dan negara. Kehadiran partai politik juga memiliki tanggung jawab konstitusional, moral, dan etika untuk membawa kondisi dan situasi masyarakat menjadi lebih baik.

C. Pemilu Legislatif

Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik. Pemilu dilaksanakan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat. Sebab, rakyat tidak mungkin memerintah secara langsung. Karena itu, diperlukan cara untuk memilih wakil rakyat dalam memerintah suatu negara selama jangka waktu tertentu. Pemilu dilaksanakan dengan menganut asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Menurut teori demokrasi klasik pemilu merupakan suatu Transmission of Belt sehingga kekuasaan yang berasal dari rakyat dapat beralih menjadi kekuasaan negara yang kemudian menjelma dalam bentuk wewenang pemerintah untuk memerintah dan mengatur rakyat. Pemilihan umum adalah suatu cara memilih

(39)

wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat serta salah satu pelayanan hak-hak asasi warga negara dalam bidang politik (Syarbaini, 2002:80).

Pemilihan umum merupakan salah satu hak asasi warga yang sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah untuk melaksanakan pemilu. Sesuai dengan asas bahwa rakyatlah yang berdaulat maka semuanya itu harus dikembalikan kepada rakyat untuk menentukannya adalah suatu pelanggaran suatu hak asasi apabila pemerintah tidak mengadakan pemilu atau memperlambat pemilu tanpa persetujuan dari wakil-wakil rakyat (Kusnardi, 1994:329).

Berikut pernyataan beberapa para ahli mengenai pemilu:

Moh. Kusnardi dan Harmailiy Ibrahim berpendapat pemilihan umum tidak lain adalah suatu cara untuk memilih wakil-wakil rakyat. Dan karenanya bagi suatu negara yang menyebut dirinya sebagai negara demokrasi, pemilihan umum itu harus dilaksanakan dalam waktu-waktu tertentu.

Bagir Manan berpendapat pemilhan umum yang diadakan dalam siklus lima tahun sekali merupakan saat atau momentum memperlihatkan secara nyata dan langsung pemerintahan oleh rakyat. Pada saat pemilihan umum itulah semua calon yang diinginkan duduk sebagai penyelenggara negara dan pemerintahan bergantung sepenuhnya pada keinginan atau kehendak rakyat.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2012 pasal 1 tentang pemilihan umum dinyatakan bahwa pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,

(40)

rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Ramlan Surbakti mengatakan bahwa Pada dasarnya ada tiga hal dalam tujuan pemilihan umum. Pertama, sebagai mekanisme untuk menyeleksi para pemimpin pemerintahan dan alternatif kebijakan umum. Sesuai dengan prinsip demokrasi yang memandang rakyat yang berdaulat, tetapi pelaksanaannya dilakukan oleh wakil-wakilnya (demokrasi perwakilan). Oleh karena itu, pemilihan umum merupakan mekanisme penyelesaian dan pendelegasian atau penyerahan kedaulatan kepada orang atau partai yang dipercayai. Kedua, pemilihan umum juga dapat dikatakan sebagai mekanisme memindahkan konflik kepentingan dari masyarakat kepada badan-badan perwakilan rakyat melalui wakil-wakil rakyat yang terpilih atau melalui partai-partai yang memenangkan kursi sehingga integrasi masyarakat tetap terjamin. Ketiga, pemilihan umum merupakan sarana memobilisasikan dan atau menggalang dukungan rakyat terhadap negara dan pemerintahan dengan jalan ikut serta dalam proses politik.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2012 BAB II pasal 2 disebutkan bahwa pemilu dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Selanjutnya pada pasal 3 disebutkan pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Pasal 4 ayat 1 disebutkan pemilu dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali. Pada pasal 6 ayat 1 disebutkan bahwa pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi dan DPRD

(41)

kabupaten/kota diselenggarakan oleh KPU. Sedangkan pasal 6 ayat 2 menyebutkan pengawasan penyelenggaraan pemilu dilaksanakan oleh Bawaslu.

D. Kerangka Pikir

Sehubungan dengan upaya pelaksanaan strategi suatu partai politik, maka partai politik perlu melakukan penyusunan-penyusunan strategi politik untuk dapat memperoleh suara yang maksimal. Hal ini dimaksudkan agar dapat menempatkan wakil-wakilnya dalam lembaga legislatif. Hal ini juga dimaksudkan untuk memperoleh suara yang sebesar-besarnya dan mampu memenangkan pertarungan merebut kekuasaan melalui pemilu. Pada umumnya strategi politik dapat dilakukan melalui beberapa cara. Menurut Peter Schorder strategi politik itu sendiri merupakan strategi atau teknik yang digunakan untuk mewujudkan suatu cita-cita politik. Strategi politik sangat penting untuk sebuah partai politik, tanpa adanya strategi politik, perubahan jangka panjang sama sekali tidak akan dapat diwujudkan. Perencanaan strategi suatu proses dan perubahan politik merupakan analisis yang gamblang dari keadaan kekuasaan, sebuah gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang ingin dicapai dan juga segala kekuatan untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun strategi politik yang dilakukan oleh partai keadilan sejahtera kabupaten Maros dalam pemilu legislatif di kabupaten Maros adalah sebagai berikut: pertama, Melakukan pelatihan kader dan caleg. Kedua, Media dan reklame. Ketiga, struktur kepengurusan yang aktif. keempat, gesit (gerakan silaturahmi).

(42)

Strategi politik PKS Bagan Kerangka Pikir

E. Fokus Penelitian

Fokus peneliti dalam penelitian ini adalah strategi politik partai keadilan sejahtera (PKS) dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Maros.

F. Deskripsi Fokus

1. Strategi politik PKS adalah strategi atau teknik yang digunakan oleh partai keadilan sejahtera kabupaten Maros untuk mewujudkan suatu cita-cita politik dalam pemilu legislatif di kabupaten Maros.

2. Pelatihan kader dan caleg PKS adalah dimaksudkan agar para kader maupun caleg PKS dapat lebih mengetahui tentang pelaksanaan pemilu agar dapat menentukan strategi yang akan digunakan dalam pelaksanaan pemilu.

Media dan reklame Pelatihan

kader dan caleg

Struktur pengurus yang aktif

Hasil pemilu legislatif

Gerakan silaturahmi

(43)

3. Media dan reklame adalah proess penyampaian strategi yang dilakukan oleh PKS dalam upaya melaksanakan strategi yang dijalankan oleh PKS guna lebih mengenalkan partai keadilan sejahtera di lingkungan masyarakat.

4. Struktur pengurus yang aktif adalah bahwa semua yang menjadi pengurus PKS kabupaten Maros harus turun langung ke masyarakat dan menyampaikan kepada masyarakat secara jelas mengenai program- program yang akan dijalankan oleh PKS.

5. Gerakan silaturahmi adalah kewajiban bagi setiap kader maupun caleg PKS untuk tetap menegakkan ajaran Islam dengan bersilaturahmi sesama warga.

6. Hasil pemilu legislatif adalah perolehan suara yang didapatkan oleh PKS dalam pelaksanaan pemilu legislatif di Kabupaten Maros.

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian adalah kurang lebih dua bulan terhitung dari bulan Januari sampai bulan Maret dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di kantor dewan perwakilan daerah (DPD) partai keadilan sejahtera Kabupaten Maros.

Adapun alasan memilih lokasi tersebut karena sesuai dengan judul yang diajukan oleh peneliti berada di daerah Kabupaten Maros dan karena di Kabupaten Maros tingkat perolehan suara partai keadilan sejahtera cukup besar sehingga menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian seperti apakah strategi yang digunakan dalam upaya memenangkan pemilu legislatif di Kabupaten Maros.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi yang alamiah. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berwujud pernyataan atau berupa kata-kata.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian adalah penelitian deskriptif analisis yaitu Penelitian yang bertujuan memberikan suatu gambaran secara sistematis dan akurat mengenai objek yang diselidiki. Di mana hasil tersebut dirumuskan dan kemudian dilanjutkan dengan penjelasan secara rinci dan mendetail mengenai objek yang

31

(45)

diteliti. Serta membuat kesimpulan-kesimpulan dari hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Adapun yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara. Dalam memperoleh data primer tersebut, penulis melakukan wawancara kepada informan dengan memberikan pertanyaan kepada informan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui kajian referensi buku- buku yang sesuai dengan objek yang menjadi penelitian. Selain itu penulis juga menggunakan situs-situs internet atau website yang diakses untuk memperoleh data yang lebih akurat yang berhubungan dengan objek penelitian.

D. Informan Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memilih beberapa orang sebagai informan untuk melengkapi data-data yang di perlukan oleh peneliti. Adapun alasan peneliti memilih informan tersebut adalah karena informan tersebut merupakan pengurus PKS yang sudah mengetahui dan memiliki data-data yang informan perlukan selama masa penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Adapun alasan menambahkan masyarakat sebagai informan penelitian adalah untuk mengetahui pendapat mereka tentang partai keadilan sejahtera pada pemilu legislatif 2014 di Kabupaten Maros

.

(46)

Tabel. 01 Daftar nama-nama informan pada penelitian ini adalah:

No Nama Inisial Umur Pekerjaan/Jabatan Jumlah

1 Drs. Abd. Hafid AH 57 thn Ketua DPD PKS Maros 1 orang

2 Kartomas, S.Pd KS 28 thn Sek. DPD PKS Maros 1 orang

3 Al Rusmining, S.H.I AR 27 thn Wakil Sek. I DPD PKS Maros 1 orang 4 Musdi Hamzah MH 46 thn Ketua Tim Pemenangan PKS Maros 1 orang 5 Usman US 38 thn Masyarakat Kecamatan Turikale 1 orang 6 Fitrah Ramadhan FR 24 thn Masyarakat Kecamatan Lau 1 orang

7 Udin U 22 thn Masyarakat Kecamatan Bontoa 1 orang

Jumlah 7 orang

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara adalah proses percakapan dengan memberikan pertanyaan kepada informan. Dalam hal ini peneliti melakukan tanya jawab kepada informan untuk memperoleh data yang diperlukan oleh peneliti. Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan dan informan menjawab sesuai dengan apa yang dipertanyakan oleh peneliti.

(47)

2. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang menjadi penelitian. Artinya pengamatan langsung yang dilakukan untuk mengetahui kepastian data yang telah diperoleh melalui wawancara telah sesuai pelaksanaannya di lapangan.

Sanafiah Faisal (1990) mengklasifikasikan observasi menjadi:

1. Observasi berpartisipasi yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari- hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

2. Observasi terus terang yaitu peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian.

3. Observasi tak berstruktur yaitu observasi dalam penelitian kualitatif yang dilakukan dengan tidak berstruktur.

3. Studi Pustaka

Teknik ini dilakukan untuk menunjang data primer yang telah diperoleh melalui informan dari hasil wawancara. Studi pustaka ini dapat membantu peneliti dalam menelusuri bahan-bahan tertulis berupa dokumen yang diperlukan peneliti dalam mengumpulkan data-data yang diinginkan sebagai pelengkap dari hasil penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

(48)

sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Menurut Miles dan Huberman, teknik analisis data yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification).

1. Reduksi data (data reduction)

Pada tahap ini dilakukan proses penyeleksian, pemfokusan, penyederhanaan, pengabstraksian data dari catatan di lapangan (field note). Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. Proses reduksi ini berlangsung terus sampai laporan akhir penelitian ini selesai ditulis. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek dan membuang hal- hal yang tidak penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Sajian data (data display)

Sajian data adalah susunan informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau deskripsi, gambar atau skema dan tabel.

(49)

3. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Dari awal pengumpulan data, peneliti sudah mencoba memahami apa arti dari berbagai hal yang ditemui dengan memulai melakukan pencatatan pola-pola, pernyataan- pernyataan, konfigurasi-konfigurasi, alur sebab-akibat dan berbagai proposisi. Hal itu diverifikasi dengan temuan-temuan data selanjutnya dan akhirnya sampai kepada pengambilan sebuah kesimpulan.

G. Pengabsahan Data

Menurut Sugiyono (2009;366), teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Menurut Sugiyono (2009;366) ada tiga macam triangulasi yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Membandingkan dengan cara mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada. Membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan secara pribadi.

(50)

2. Triangulasi Teknik

Menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan studi pustaka.

3. Triangulasi Waktu

Terkadang waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang telah dikumpulkan melalui wawancara pada saat berlangsungnya tanya jawab antara peneliti dengan informan belum tentu sudah didapatkan data yang lebih valid. Untuk itu pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan ulang dengan wawancara, observasi ataupun dengan teknik yang lainnya dalam waktu dan situasi yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kepastian data yang diperlukan oleh peneliti.

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Maros.

1. Monografi

Luas Wilayah kabupaten Maros kurang lebih 1.619,12 KM yang terdiri dari 14 (empat belas) kecamatan yang membawahi 103 Desa/kelurahan.

Kabupaten Maros merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan ibukota provinsi Sulawesi Selatan, dalam hal ini adalah Kota Makassar dengan jarak kedua kota tersebut berkisar 30 km dan sekaligus terintegrasi dalam pengembangan Kawasan Metropolitan Mamminasata. Dalam kedudukannya, Kabupaten Maros memegang peranan penting terhadap pembangunan Kota Makassar karena sebagai daerah perlintasan yang sekaligus sebagai pintu gerbang Kawasan Mamminasata bagian utara yang dengan sendirinya memberikan peluang yang sangat besar terhadap pembangunan di Kabupaten Maros dengan luas wilayah sekitar 1.619,12 km2 dan terbagi dalam 14 wilayah kecamatan. Kabupaten Maros secara administrasi wilayah berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Bone

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kota Makassar

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.

38

(52)

Secara administratif, Kabupaten Maros terdiri atas 14 Kecamatan. 80 desa dan 23 kelurahan. Pembagian wilayah menurut kecamatan dan jumlah desa/kelurahan adalah sebagai berikut :

Tabel. 02 Luas wilayah menurut kecamatan tahun 2014

No Kecamatan Ibukota Kecamatan

Jumlah desa/kelurahan

Luas (KM)

Persentase terhadap luas

kab. (%)

1. Mandai Bontoa 6 49,11 3,03

2. Moncongloe Moncongloe 5 46,87 2,89

3. Maros Baru Bonto Kapetta 7 53,76 3,32

4. Lau Barandasi 6 53,75 3,32

5. Turikale Solojirang 7 29,93 1,85

6. Marusu Patte‟ne 7 73,83 4,56

7. Bontoa Panjallingan 9 93,52 5,78

8. Bantimurung Pakalu 8 173,70 10,73

9. Simbang Bantimurung 6 105,31 6,50

10. Tanralili Amma‟rang 8 89,45 5,52

11. Tompobulu Pucak 8 287,65 17,77

12. Camba Cempaniaga 8 145,36 8,98

13. Cenrana Bengo 7 180,97 11,18

14. Mallawa Watang Mallawa 11 235,92 14,57

Total 103 1.619,11 100,00

Sumber: Buku RPJMD kab. Maros tahun 2010-2014

2. Pedidikan

Sarana pendidikan di Kabupaten Maros berjumlah 505 unit, meliputi:

perguruan tinggi 4 unit, SMA/SMK 50 unit, SMP 70 unit, SD 259 unit, TK 120 unit, SDLB 2 unit.

(53)

3. Kesehatan

Pada bidang kesehatan di kabupaten Maros jumlah fasilitas kesehatan yang ada berjumlah 471 unit, meliputi: rumah sakit 1, Puskesmas 11, Rumah bersalin 2, Posyandu 392, Balai kesehatan 4, Puskesdes 61.

4. Sosial Masyarakat

Pada dasarnya sikap dan prilaku manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dilandasi oleh keyakinan dalam beragama yang dianut oleh setiap warga masyarakat yang dijadikan sebagai pedoman dan penuntun dalam kehidupannya. Struktur kependudukan yang ada dikabupaten Maros didominasi oleh penduduk yang beragama Islam. Walaupun terdapat perbedaan dalam hal beragama, namun itu tidak menjadi penghalang untuk saling menghormati di antara sesama warga. Di kabupaten Maros terdapat 597 mesjid, 47 musholla dan 18 gereja yang merupakan tempat peribadatan yang digunakan dalam melakukan aktifitas ibadah warga.

B. Gambaran Umum Partai Keadilan Sejahtera.

1. Sejarah berdirinya Partai Keadilan Sejahtera.

Gerah. Begitulah Ustadz Abu Ridla (alumnus Universitas Ibn Saud- Saudi Arabia, jurusan Publisistik komunikasi) ketika menyaksikan betapa peradaban Islam (kebudayaan dalam manifestasi yang lebih luas) berada dibawah dominasi Barat, terpuruk dilindas globalisasi yang diciptakan Barat.

Indonesia, dengan mayoritas penduduk Muslimnya, tak bisa berbuat apa-apa menghadapi kemorosatan (dekadensi) moral yang tengah digelar Barat.

Penyimpangan atau kerusakan masyarakat Indonesia itu sudah sedemikian jauh

(54)

dari nilai-nilai Islam, ujar Abu Ridla tegas. Keadaan ini menurutnya terjadi sebagaimana telah digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya,

“niscaya disuatu zaman kalian akan begitu dahsyat mengikuti tata nilai orang- orang sebelum kalian. Sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai- sampai seandainya mereka masuk kelubang biawak, kalianpun akan mengikutinya. Para sahabat bertanya, “apakah mereka orang-orang Yahudi?

Rasulullah SAW menjawab, “siapa lagi?”.

Ustadz Abu Ridla bukanlah nama asing dalam dunia dakwah, terlebih bagi mereka yang ketika mahasiswa terlibat dalam pergerakan pemikiran Islam yang marak tahun 80-an. Ustadz Abu Ridla dikenal sebagai ahlinya pembawa materi ghazwul fikri (perang pemikiran). Satu konsep yang ingin mengubah cara berpikir dan bertingkah laku seseorang atau kelompok orang atau bangsa tertentu berdasarkan arah atau konsep pemikiran Islam.

Dengan bekal pengalaman berinteraksi dengan dunia pemikiran pergerakan internasional dan pengalaman seringnya mengikuti konferensi tingkat internasional dan seminar-seminar yang menampilkan pembicara- pembicara tokoh pergerakan kaliber internasional, maka dakwah yang disampaikan Abu Ridla pun menjadi sesuatu yang baru dilingkungan pergerakan pemikiran muslim Indonesia saat itu.

Suatu masa di era reformasi, ketika setiap orang berpeluang mengekspresikan kecenderungannya, baik berpolitik maupun menuangkan pemikiran secara terbuka, maka ustadz Abu Ridla bersama teman-temannya yang concern dengan kegiatan kampus, melakukan diskusi yang pada akhirnya

Gambar

Tabel 01 Daftar Nama-Nama Informan..................................................................
Gambar 1. Pelatihan kader dan caleg PKS Maros
Gambar 2. Media dan reklame
Gambar 3. Struktur pengurus PKS Maros
+2

Referensi

Dokumen terkait

perjanjian terikat terhadap klausul yang memberatkan tersebut. KUH Perdata tidak mengatur secara khusus mengenai klausula baku, dimana dalam KUH Perdata hanya

Banyak pelajaran yang dapat kita peroleh dari membaca karya sastra, salah satunya membaca cerita rakyat yang disadur atau diolah kembali menjadi cerita anak.. Hasil membaca

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita karir di Universitas Sam Ratulangi pada dasarnya hanya memiliki tingkat konflik yang rendah sehingga mereka mampu berkinerja

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibuatlah aplikasi Bank Soal Try Out beserta pembahasannya yang dibuat untuk mempermudah peserta didik khususnya siswa/i sekolah dasar

Data hasil pengujian software peralihan dari sumber Genset ke PLN dapat diketahui sistem saklar pemindah otomatis secara simulasi software dapat berfungsi

Dari uraian di atas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: Kegunaan secara teoretis (Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan

The aim of this research was to find out the effectiveness of teaching reading using Jigsaw technique at the second grade students of MTsMuhammadiyah 03 Bandingan Purbalingga in