• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM SELAMA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM SELAMA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI) SKRIPSI"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

RAHMA ZULAIKA NIM: 105731114417

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(2)

ii

KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN:

ANALISIS RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM SELAMA PANDEMI COVID-19

(STUDI KASUS PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:

RAHMA ZULAIKA NIM: 105731114417

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021M/1443H

(3)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (untuk urusan yang

lain) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

(Q.S. Al-Insyirah: 6-8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunianya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan

baik.

Alhamdulillah Rabbil’alamin,

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta saya, saudara-saudara saya, keluarga besar saya,

teman-teman saya, serta orang-orang yang saya sayang dan almamaterku

PESAN DAN KESAN

“Masa lalu adalah sejarah. Hari ini adalah goresan, hari esok adalah harapan, hadapi semua dengan senyuman dan

semangat”

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hambanya.

Sholowat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai makalah penulis skripsi yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Selama Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di BEI”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua saya bapak M. Abdul Basir dan Ibu Murni yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian kasih sayang dan doa tulus. Dan saudara- saudaraku tercinta senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

(8)

viii

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H Andi Jam’an, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Mira, SE., M.Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Ir. A. Ifayani Haanurat, MM., CBC, Selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Ramly, SE., M.Si, Selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan Asisten/konsultan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Angkatan 2017 khususnya AKD tercinta yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena ini, kepada semua pihak utamanya para

(9)

ix

pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Nashrun min Allahu wa Fathun Karien, Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 15 Jumadil Awal 1443 H 20 Desember 2021 M

Penulis,

Rahma Zulaika

(10)

x

ABSTRAK

RAHMA ZULAIKA, 2021. Analisis Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Selama Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di BEI). Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Pembimbing I Ifayani Haanurat Dan Pembimbing II Ramly.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Debt on Equity Ratio (DER) terhadap harga saham. Jenis penelitian menggunakan data sekunder.

Metode pengumpulan data menggunakan data berupa dokumentasi laporan keuangan juga menggunakan studi pustaka dengan mengumpulkan data, artikel, jurnal, maupun sumber tertulis lainnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskripif, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan SPSS 25.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara (1) Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. (2) Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. (3) Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. (4) Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan (Uji F) ROA, ROE, EPS, dan DER berpengaruh terhadap Harga Saham.

Kata Kunci: Rasio Keuangan, ROA, ROE, EPS, DER, dan Harga Saham

(11)

xi

ABSTRACT

RAHMA ZULAIKA, 2021. Analysis of Financial Ratios on Stock Prices During the Covid-19 Pandemic (Case Study of Pharmaceutical Companies Listed on the IDX).

Thesis of Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Ifayani Haanurat and Supervisor II Ramly.

The purpose of this study was to determine the effect of Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), and Debt on Equity Ratio (DER) on stock prices. This type of research uses secondary data. The data collection method uses data in the form of financial report documentation and also uses literature study by collecting data, articles, journals, and other written sources.

The data analysis technique used is descriptive data analysis, classical assumption test, multiple linear regression analysis and hypothesis testing using SPSS 25.0.

The results of this study indicate that (1) Return on Assets (ROA) has no significant effect on stock prices. (2) Return on Equity (ROE) has no significant effect on stock prices. (3) Earning Per Share (EPS) has a significant effect on stock prices. (4) Debt to Equity Ratio (DER) has a significant effect on stock prices.

Simultaneously (Test F) ROA, ROE, EPS, and DER have an effect on stock prices.

Keywords: Financial Ratios, ROA, ROE, EPS, DER, and Stock Price

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Tinjauan Teori ... 9

1. Manajemen Keuangan ... 9

2. Signalling Theory (Teori Sinyal) ... 10

3. Rasio Keuangan ... 12

4. Harga Saham... 18

(13)

xiii

B. Penelitian Terdahulu ... 21

C. Kerangka Pemikiran ... 25

D. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ... 32

D. Populasi dan Sampel ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 41

B. Hasil Penelitian ... 44

C. Pembahasan ... 56

BAB V PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN ... 68

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 22

Tabel 3.1 Proses Purposive Sampling Penelitian ... 34

Tabel 3.2 Sampel Perusahaan Sub-Sektor Farmasi di BEI ... 35

Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif ... 45

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 46

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 47

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 48

Tabel 4.5 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ... 50

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 51

Tabel 4.7 Hasil Uji T ... 53

Tabel 4.8 Hasil Uji F ... 55

Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi... 56

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1.1 Perkembangan Harga Saham Sub Sektor Farmasi ... 3

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 26

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 44

Gambar 4.2 Hasil Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas ... 49

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan saham menjadi faktor pendorong perekonomian di Indonesia yang hakikatnya memiliki resiko yang tinggi dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Penelitian Rahmani (2020) menjelaskan bahwa dalam perubahan-perubahan terhadap harga saham dipengaruhi sebab adanya tingkat sentiment pasar dan keadaan perdagangan saham yang mengalami tekanan. Harga saham memiliki nilai penting dan menjadi salah satu indicator untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan serta menjadi objek yang menarik untuk dianalisis dan diprediksi.

Ketelitian serta keberhasilan memprediksi pergerakan harga saham merupakan suatu hal yang diinginkan oleh para pelaku pasar modal khususnya investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal.

Ketika harga saham suatu perusahaan berada pada level yang tinggi, maka perusahaan tersebut memiliki peluang untuk memperoleh tambahan investasi dari investor karena kenaikan harga saham. Hal tersebut membuat investor dapat menyimpulkan bahwa kinerja perusahaan baik. Namun apabila harga saham turun, yang berarti kinerja perusahaan belum maksimal dan mengakibatkan investor kurang percaya diri dalam berinvestasi yang akan menurunkan minat investasi para investor.

Peristiwa pandemi virus covid-19 merupakan virus corona yang berasal pertama kali di kota Wuhan, Provinsi Hubai, China. Wabah virus covid-19 ini menyebabkan gangguan pernapasan pada manusia, hingga pada akhir desember 2019 yang mengakibatkan kota Wuhan harus

(17)

memutuskan lockdown demi memperlambat laju penyebaran virus (Ramly et al., 2021). Menurut Nurmasari (2020) masuknya wabah pandemi covid-19 ke Indonesia, telah diumumkan pada 3 Maret 2020. Cara dan upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam mencegahan penyebaran virus covid-19 ini, antara lain dengan physical distancing, menggunakan masker, melakukan work from home, dan sebagainya. Hal ini bukan hanya memberikan ancaman kepada kesehatan saja, akan tetapi juga pada pertumbuhan perekonomian di suatu negara khususnya di Indonesia.

Menurut Junaedi dan Salistia (2020) terjadinya pandemi covid-19 di Indonesia telah mempengaruhi harga saham di pasar modal yang menyebabkan dari kinerja keuangan sampai harga saham perseroan yang ada di Bursa Efek Indonesia memberikan sinyal negatif (kabar buruk) yang menyebabkan investor lebih tertarik untuk menjual kepemilikan sahamnya.

Menurut Joanne dan Hendrik (2020) pasar modal telah mendokumentasikan bahwa pandemi covid-19 memberikan dampak yang negatif bagi beberapa emiten. Penelitian Carter et al., (2021) menyatakan bahwa harga saham hotel, penerbangan, dan pariwisata sangat berdampak menurun terhadap adanya covid-19 pada Negara Amerika Serikat.

Begitupun pada Negara Indonesia, dampak penyebaran virus covid-19 ini sudah terasa terutama di sektor pariwisata, transportasi, industry, perdagangan, dan investasi yang dapat dilihat pada pada harga saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa terdapat tiga sektor yang dapat bertahan dan terus berkembang di tengah masa pandemi covid- 19, yaitu sektor pangan, sektor teknologi, jasa keuangan dan pendidikan,

(18)

serta sektor farmasi dan rumah sakit (Industry.co.id, 22 januari 2020).

Direktur Riset Plarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan bahwa industri sub sektor farmasi termasuk yang beruntung karena industri farmasi telah memperoleh sentiment positif. Sektor farmasi dipandang mampu memenuhi kebutuhan utama dalam masa penanganan pandemi covid-19 (Warkat Ekonomi, 2020). Namun pada kenyataannya, harga saham pada setiap perusahaan subsektor farmasi di Bursa Efek Indonesia pada pengumuman pertama pandemi covid-19 mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan, dilihat dari harga penutupan saham setelah Indonesia terdampak covid-19 yang dapat dilihat pada grafik dan tabel di bawah ini:

Sumber: www.idx.co.id/com (data diolah penulis, 2021)

Gambar 1.1 Perkembangan Harga Saham 9 Perusahaan Sub Sektor Farmasi di Bursa Efek Indonesia

Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) karena industri ini bergerak disektor kesehatan yang berperang penting bagi masyarakat.

0 1000 2000 3000 4000 5000

Triwulan I 2020 Triwulan II 2020 Triwulan III 2020 Triwulan IV 2020 Triwulan I 2021 Perkembangan Harga Saham

Periode Triwulan I 2020 - Triwulan I 2021 (dalam rupiah)

DVLA INAF KAEF KLBF MERK

PEHA PYFA SIDO TSPC

(19)

Dengan melihat data diatas, terdapat 9 perusahaan sub sektor farmasi yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada pengumuman pertama adanya covid-19 di Indonesia pada tanggal 03 Maret 2020, hal tersebut mempengaruhi harga saham perusahaan farmasi yang bisa saja disebabkan masyarakat yang panik kemudian berbondong-bondong membeli vitamin, masker, dan handsanitizer.

Alasan dilakukannya penelitian ini adalah salah satu pertimbangan investor dalam berinvestasi terhadap suatu saham adalah melihat kesehatan atau kondisi kinerja keuangan perusahaan. Dengan mengukur kinerja keuangan menggunakan rasio, ketika rasio-rasio suatu perusahaan dalam kondisi yang baik maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh investor karena rasio keuangan menjadi salah satu faktor yang digunakan oleh para investor dalam akan menilai dan membeli saham.

Semakin banyak investor yang tertarik pada suatu saham maka akan semakin menyebabkan kenaikan harga saham meningkat karena banyaknya suatu permintaan. Investor akan betul-betul memperhatikan faktor keuangan. Ini mungkin terkait dengan signaling theory. signal tersebut memberikan informasi berupa apakah itu termasuk signal baik (positif) atau signal yang buruk (negatif) pada perusahaan. Signal ini akan mempengaruhi pihak eksternal dalam pengambilan keputusan jika ingin berinvestasi dalam bisnis tersebut. Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER). Maka penulis nantinya akan menyajikan rasio keuangan terhadap harga saham selama

(20)

pandemi covid-19 yang diambil dari 9 perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Selain itu, penelitian ini di motivasi oleh. Penelitian Sumarni, (2021) menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh Current Ratio, Return on Asset, dan Total Asset Turn Over terhadap harga saham. Hasil lain penelitian Yagub et al., (2021) yang menunjukkan hasil bahwa secara simultan DER, CR, EPS, dan PER berpengaruh terhadap harga saham secara simultan DER, CR, PER tidak berpengaruh terhadap harga saham dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil dari penelitian tersebut didukung oleh penelitian Dhani Aspriyadi (2020) Hasil penelitian menunjukkan bahwa Current Ratio dan Debt to Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sementara itu Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di BEI periode 2015-2019. dengan adanya hasil penelitian yang beragam oleh sebab itu maka peneliti bermaksud untuk meneliti kembali dari hasil penelitian yang beragam dengan melihat apakah rasio keuangan berpengaruh terhadap harga saham selama pandemi Covid-19 menggunakan data Triwulan I tahun 2020 – Triwulan I tahun 2021. Objek yang digunakan dalam penelitian yaitu, perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Peneliti memilih rasio ROA karena ingin melihat seberapa efektivitas perusahaan didalam menggunakan dari keseluruhan operasi perusahaan dan juga ingin mengetahui apakah ROE, EPS, dan DER memiliki pengaruh atau tidak terhadap harga saham pada perusaahaan sub-sektor farmasi.

(21)

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Selama Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Return on Asset memiliki pengaruh terhadap harga saham selama pandemi covid-19 pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah Return on Equity memiliki pengaruh terhadap harga saham selama pandemi covid-19 pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah Earning Per Share memiliki pengaruh terhadap harga saham selama pandemi covid-19 pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh terhadap harga saham selama pandemi covid-19 pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

(22)

1. Untuk mengetahui pengaruh Return on Asset terhadap harga saham selama pandemi covid-19 pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Untuk mengetahui pengaruh Return on Equity terhadap harga saham selama pandemi covid-19 pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share terhadap harga saham selama pandemi covid-19 pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap harga saham selama pandemi covid-19 pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

D. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan sebagai bahan masukan yang dapat menambah pengetahuan dan juga dapat memberikan penjelasan mengenai analisis rasio keuangan terhadap harga saham selama pandemi covid-19.

2. Manfaat Praktis

Selain dilihat dari manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan juga dapat berguna bagi:

a. Bagi Investor

(23)

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan menambah informasi dan menambah pengetahuan, terkhusus pada rasio keuangan dalam melihat harga saham yang digunakan sebagai alat pertimbangan dalam menentukan dan pengambilan keputusan berinvestasi di pasar modal.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan dengan memberikan informasi yang relevan tentang rencana keuangan perusahaan di masa depan untuk mencapai tujuan perusahaan.

c. Bagi Pihak Lain-Lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan, baik secara referensi maupun sebagai teori bagi peneliti selanjutnya serta dapat dipergunakan oleh pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan.

(24)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Manajemen Keuangan

a. Pengertian Manajemen Keuangan

Menurut Fahmi (2014:2) manajemen keuangan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji, dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan menggunakan seluruh sumber daya perusahaan dalam mencari dan membagi dana dengan tujuan mampu memberikan profit bagi para pemegang saham dan keberlanjutan usaha bagi perusahaan.

Menurut Kasmir (2010:5) manajemen keuangan merupakan segala aktivitas yang berkaitan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan tujuan yang menyeluruh.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan merupakan keseluruhan aktivitas pada perusahaan yang berhubungan bagaimana cara perusahaaan memperoleh dana hingga pengelolaan dana sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

b. Fungsi-Fungsi Manajemen Keuangan

Menurut Fahmi (2014:3) fungsi Ilmu manajemen keuangan adalah sebagai acuan bagi pihak manajer dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukan. Artinya bahwa manajer keuangan diperbolehkan melakukan inovasi dan kreatifitas berpikir, namun semua itu tetap menjalankan aturan-aturan yang terkandung dalam Standar Akutansi Keuangan, undang-undang, GAAP (General Accepted

(25)

Accounting Principle), dan peraturan tentang pengelolaan keuangan perusahaan dan lain sebagainya. Menurut Sutrisno (2012:5) fungsi utama dalam manajemen keuangan adalah:

1. Keputusan Investasi, yaitu keputusan terhadap apa saja aktiva yang akan dikelola oleh perusahaan

2. Keputusan Pendanaan, yaitu keputusan yang mengutamakan pada penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi dan perimbangan pembelanjaan yang terbaik (struktur modal optimum).

3. Keputusan Dividen, merupakan bagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham.

c. Tujuan Manajemen Keuangan

Menurut Kasmir (2010:13) tujuan manajemen keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan.

Menurut Sutrisno (2012:4) tujuan manajemen keuangan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham dapat ditunjukkan nilai harga saham yang tinggi, karena harga saham merupakan cerminan dari keputusan keputusan investasi pendanaan dan kebijakan dividen.

2. Teori Sinyal (Signalling theory)

Teori sinyal (signalling theory) merupakan salah satu pilar dalam memahami manajemen keuangan diperusahaan (Abqari dan Hartono, 2020). Teori sinyal atau signalling theory telah dikembangkan oleh Ross

(26)

pada tahun 1997. Menurut Rifa’i et al., (2020) teori sinyal (signalling theory) merupakan teori yang menganalisis naik turunnya harga pasar dan memberikan informasi asimetris bagi investor dan manajemen tentang prospek perusahaan. Informasi dalam penelitian ini menggunakan laporan keuangan yang dapat digunakan investor sebagai sinyal untuk mengukur dan menilai kinerja perusahaan terhadap harga sahamnya.

Menurut Febriyanti, (2020) teori sinyal menerangkan tentang pentingnya suatu informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi. Informasi ini merupakan unsur yang penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi menyajikan keterangan catatan atau gambaran masa lalu, saat ini, maupun masa yang akan datang bagi perusahaan dan pasar modal. Menurut mayangsari (2018) Informasi yang lengkap dan relevan serta akurat dan tepat waktu diperlukan investor pasar modal sebagai alat untuk menganalisis sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman diterima oleh pasar.

Kesimpulan dari uraian diatas adalah implikasi teori sinyal (Signalling theory) ini didasarkan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan untuk memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan yang kemudian pihak perusahaan terpacu untuk mengelola asset yang dimilikinya secara efisien. Kinerja yang baik tercermin dari dalam sebuah laporan keuangan yang merupakan tanda atau sinyal bahwa perusahaan farmasi tersebut telah beroperasi dengan baik. Sinyal yang baik tersebut akan ditanggapi dengan baik pula oleh pihak luar, karena respon pasar sangat tergantung dari pada

(27)

sinyal fundamental yang dikeluarkan oleh perusahaan farmasi. Dengan demikian perusahaan farmasi harus terus memberikan sinyal yang positif kepada para investor, pelanggan, dan masyarakat.

3. Rasio Keuangan

Menurut Mardin, A. Ifayani Haanurat, dan Syafaruddin (2020) Rasio keuangan adalah suatu perhitungan matematis yang dilakukan dengan cara membandingkan beberapa pos tertentu dalam laporan keuangan yang memiliki hubungan serta dapat menunjukkan kondisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu.

Menurut Dangnga dan Haeruddin (2018:101) Rasio keuangan adalah penilaian hasil kerja suatu perusahaan. Hal ini merupakan istilah untuk membandingkan beberapa perusahaan yang bergerak dalam industry atau bidang yang sama.

Menurut Jumingan (2019) rasio keuangan merupakan bagian dari teknik dalam menganalisis laporan keuangan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

Menurut Arief Habib (2008:91). Rasio keuangan merupakan dasar analisis untuk mengetahui dan mengukur kinerja keuangan perusahaan.

Untuk melakukan analisis rasio, maka dibutuhkan data fundamental atau keuangan yang memadai dan pengetahuan tentang analisia rasio keuangan.

Beberapa pengertian telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa, rasio keuangan adalah cara untuk membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan untuk menganalisa kondisi keuangan dan

(28)

mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam suatu periode tertentu.

a. Pengukuran Rasio Keuangan

Kondisi keuangan bisa diketahui dengan melihat kinerja keuangan pada suatu perusahaan yang terkait dengan aspek penghimpunan dana atau pengalokasian dana. kinerja keuangan biasanya menggunakan alat ukur dengan indikator tertentu salah satunya adalah analisis rasio.

Menurut Shinta Rahma Diana (2018) Analisis rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan untuk mengetahui posisi keuangan serta menilai kinerja manajemen.

Rasio menggambarkan suatu hubungan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah yang lain. Penggunaan alat analisis berupa rasio dapat menjelaskan penilaian baik dan buruk posisi keuangan pada perusahaan, b. Return on Asset (ROA)

1) Pengertian Return on Asset (ROA)

Menurut Shinta Rahma Diana (2018) Return On Asset (ROA) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua asset yang dimiliki perusahaan. Rasio ini disebut juga dengan rentabilitas ekonomis. Dalam ROA, laba yang dihasilkan ialah laba sebelum bunga dan pajak.

Menurut Hayat et.al., (2018) Return on Asset (ROA) adalah salah satu pengukuran analisis rasio profitabilitas untuk melihat bagaimana keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Menurut Kasmir (2011) Return on Asset (ROA) merupakan alat untuk mengukur rasio yang biasa digunakan oleh para investor untuk

(29)

menilai tingkat profitabilitas suatu perusahaan sebelum memutuskan untuk berinvestasi..

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, Return on Asset (ROA) adalah salah satu alat ukur dari rasio profitabilitas. Rasio ini menggambarkan kemampuan asset-aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan laba. Asset yang dimaksud adalah seluruh harta yang ada diperusahaan baik dari modal sendiri ataupun modal asing yang telah diubah menjadi aktiva-aktiva perusahaan untuk digunakan sebagai keberlangsungan hidup perusahaan.

2) Perhitungan Return on Asset (ROA)

Rasio ini mengukur tingkat keuntungan dari asset yang digunakan semakin besar rasionya maka semakin baik. Menurut Kasmir ( 2011).

Perhitungan Return on Asset (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑅𝑂𝐴 =Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aset 𝑥 100%

c. Return on Equity (ROE)

1) Pengertian Return on Equity (ROE)

Menurut Asmirantho dan Somantri, (2017) Return on Equity adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk memberikan pengembalian bagi pemegang saham dan didefinisikan sebagai deviden dalam laba bersih atas kepemilikan ekuitas. Ketika suatu perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam memberikan return atas kepemilikan saham. Secara tidak langsung akan membuat

(30)

investor semakin percaya terhadap perusahaan tersebut. Hal tersebut akan mempengaruhi investor untuk berinvestasi sehingga saham banyak diminati oleh harga saham perusahaan akan meningkat. Oleh karena itu ROE bergerak searah dengan harga saham.

Menurut Wahyuningsih et al.,(2016) mengatakan bahwa rasio rentabilitas modal sendiri semakin besar semakin baik, karena hal Ini menunjukkan besar modal sendiri dalam menghasilkan sejumlah laba, khususnya laba bersih sesudah pajak. Namun sebaliknya semakin kecil rasio rentabilitas modal sendiri berarti modal sendiri yang ditanamkan sebagai operating cost hanya menghasilkan laba bersih sesudah pajak yang kecil atau rendah.

Menurut Shinta Rahma Diana (2018) Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan equity dalam menghasilkan pendapatan bersih.

2) Perhitungan Return on Equity (ROE)

Menurut Shinta Rahma Diana (2018) Perhitungan Return on Equity (ROE) dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑅𝑂𝐸 = Laba Setelah Pajak

Ekuitas Pemegang Saham x 100%

d. Earning per Share (EPS)

1) Pengertian Earning per Share (EPS)

Menurut Badruzaman, (2020) Earning per share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham dengan membagi

(31)

laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar.

Laba persaham dapat digunakan sebagai indikator dari keberhasilan perusahaan dalam mengelola perusahaan. Sehingga Earning per Share (EPS) merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham dalam suatu perusahaan.

Menurut Delta LCC (2014) Earning per share (EPS) adalah ukuran ringkasan yang popular dan berguna dari kinerja laba perusahaan. Ini memberitahukan bahwa berapa banyak keuntungan (atau kerugian) yang diperoleh setiap lembar saham biasa.

Menurut Robbetze et al., (2017) Earning per share (EPS) merupakan salah satu indikator yang diangkap sebagai indikator akuntansi yang penting untuk mengukur kesuksesan perusahaan.

Laba yang tidak stabil merupakan indikasi utama risiko bagi investor.

Investor lebih suka berinvestasi pada perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik salah satu melihat earning per share atau laba setelah pajak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Earning per share (EPS) atau laba per saham merupakan salah satu rasio profitabilitas untuk mengukur jumlah laba bersih yang diperoleh dari perlembar saham yang beredar. Earning per Share (EPS) adalah alat yang sering digunakan pelaku pasar atau para investor untuk mengukur perusahaan sebelum membeli sahamnya. semakin tinggi laba per saham perusahaan, maka semakin baik profitabilitasnya,

2) Perhitungan Earning per Share (EPS)

(32)

Menurut Badruzaman, (2020) perhitungan Earning per Share (EPS) dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐸𝑃𝑆 = Laba Bersih Setelah Pajak Jumlah Saham yang Beredar

e. Debt to Equity Ratio (DER)

1) Pengertian Debt to Equity Ratio (DER)

Ketika para investor ingin menilai, melihat atau mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya, maka para investor akan mengamati rasio hutang atau leverage ratio. Salah satu alat untuk mengukur rasio hutang (leverage ratio) yaitu menggunakan debt to equity ratio (DER).

Menurut Shinta Rahma Diana (2018) rasio total debt to equity ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan dengan equity. Rasio liabilitas dengan modal sendiri atau debt to equity ratio yaitu imbangan antara liabilitas yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini artinya modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan liabilitas. Bagi perusahaan sebaiknya, besar liabilitas tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetap tidak terlalu tinggi.

Menurut Subramanyam (2017:40) rasio liabilitas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka Panjang.

Beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio ini merupakan alat perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal

(33)

sendiri, perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Semakin tinggi modal perusahaan dibandingkan liabilitas, artinya perusahaan tersebut perusahaan dalam keadaan baik begitupun sebaliknya, apabila likuiditas atau kewajiban lebih besar dibandingkan modal sendiri, maka perusahaan tersebut kurang baik karena dapat menyebabkan gagal bayal dan berakhir kebangkrutan.

2) Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Shinta Rahma Diana (2018) perhitungan debt to Equity (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝐷𝐸𝑅) = Total Hutang

Total Ekuitas x 100%

4. Harga Saham

a. Pengertian Harga Saham

Menurut Junaedi dan Salistia, (2020) Saham merupakan suatu tanda kepemilikan atau penyertaan investor individual, institusional atau trader atas investasi atau sejumlah dana yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan. Harga saham suatu perusahaan tersebut merupakan harga yang terjadi di Bursa pada waktu tertentu.

Menurut Abqari dan Hartono, (2020) harga saham pada pasar modal merupakan bentuk suatu proses permintaan dan penawaran yang terjadi. Ketika jumlah penawaran relatif banyak maka harga saham ikut kenaikan, sebaliknya apabila terjadi penawaran yang lebih banyak maka menyebabkan turunnya harga saham. Serta umumnya adalah harga penutupan.

(34)

b. Jenis-Jenis Harga Saham

Jenis harga saham dapat dibedakan menjadi lima, yaitu: harga nominal, harga pembukuan, harga perdana, harga pasar, dan harga penutupan. Menurut Fitria et al., (2019) harga saham dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

1) Harga Nominal, merupakan harga yang tercantum pada saham yang ditentukan oleh emiten yang setiap saham yang diterbitkan dinilai.

Besarnya harga nominal tersebut signifikan karena deviden yang dibayarkan oleh saham biasanya ditentukan pada nilai nominalnya.

2) Harga Perdana, merupakan harga saham yang tercatat di bursa pada saar penawaran umum perdana saham kepada masyarakat, disebut penawaran umum perdana atau Initial public offering (IPO). Penjamin emisi dan emiten yang menetapkan harga perdana awal akan mengetahui berapa banyak saham emiten yang akan dijual ke public.

3) Harga Pasar, merupakan harga jual dari investor satu ke investor lainnya. Harga ini terjadi setelah saham tercatat di bursa, dan transaksi disini tidak lagi menyertakan perusahaan. Harga ini bisa disebut harga pasar sekunder, yaitu harga yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbit, karena dalam transaksi pasar sekunder investor memiliki sedikit kesempatan untuk menegosiasikan harga dengan perusahaan penerbit. Harga yang dipublikasikan harian di surat kabar atau media lainnya adalah harga pasar yang dicatat sesuai dengan harga penutupan kegiatan Bursa Efek Indonesia atau BEI.

c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Indeks Harga Saham

(35)

Umumnya harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang menuntut untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, namun ada beberapa faktor fundamental lain yang dapat mempengaruhi market value atau harga saham. Salah satunya adalah kondisi makro ekonomi. Berdasarkan riset penelitian yang dilakukan oleh Ifayani Haanurat (2013) berjudul “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Ekonomi Makro Terhadap Return Saham Syariah Yang Listing Di Jakarta Islamic Index” di jelaskan bahwa inflasi mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Indeks. Inflasi yang tinggi akan berdampak pada penurunan harga saham, sementara inflasi yang rendah akan berakibat pertumbuhan ekonomi menjadi lamban dan pada akhirnya harga saham juga akan bergerak dengan lambat.

Menurut Rifa’i et al., (2020) faktor yang mempengaruhi indeks harga saham dapat berasal dari faktor internal dan eksternal perusahaan, yaitu:

1) Faktor Internal

a) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontak, perubahan harga, penarikan produk baru laporan produksi, laporan keamanan produk dan laporan penjualan.

b) Pengumuman pengambilan diversifikasi seperti laporan merger, investasi, ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisi dan di akuisis.

(36)

c) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements), seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.

d) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setela akhir fiskal, Earning Per share (EPS), Return On Assets (ROA), dan lain-lain.

2) Faktor Eksternal

a) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

b) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga perdagangan, pembatasan atau penundaan trading.

c) Pengumuman hukum (legal announcement), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

d) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga bursa saham di bursa efek suatu negara dalam atau luar negeri.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan rasio keuangan terhadap harga saham dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

(37)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Metode

Penelitian Hasil Penelitian 1 Lingga

Sundahumilar Abqari dan Ulil Hartono (2020)

Pengaruh Rasio- Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Sektor Agrikultur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018

Metode Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ROE, PER, dan DER memberikan pengaruh negatif terhadap harga saham. Hasil EPS memberikan pengaruh positif terhadap harga saham, Melalui uji F, dapat dilihat pada penelitian ini bahwa ROE, EPS, PER, dan DER bersamaan memberikan pengaruh terhadap harga saham.

2 I Ketut Wijaya (2021)

Analisis Pengaruh Rasio Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Bank Mandiri Persero Periode 2014-2019

Metode Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel rasio keuangan tidak berpengaruh secara siginifikan terhadap harga saham.

Sementara itu secara parsial hanya variabel NPM yang mempengaruhi harga saham.

Sementara variabel kinerja keuangan (CAR, ROA dan LDR) tidak mempengaruhi harga saham.

3 Dhani Aspriyadi (2020)

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham

Perusahaan

Metode Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Current Ratio dan Debt to Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sementara itu Return on Assets, Return on Equity, dan

(38)

(Studi Kasus pada Perusahaan Jasa Transportasi yang Terdaftar di BEI periode 2015- 2019)

Earning per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan jasa transportasi yang terdaftar di BEI periode 2015-2019.

4 Indriati Sumarni (2021)

Kinerja Keuangan dan Harga saham dimasa pandemi covid-19

Metode Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh Current Ratio, Return on Assets, dan Total Asset Turn Over terhadap harga saham, dengan sampel penelitian 10 perusahaan yang masuk dalam kategori LQ45 di BEI.

5 Uci, Seniwati, dan Aria (2021)

Kajian Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019.

Metode Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkann bahwa secara simultan Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap Harga Saham. Sementara itu secara parsial, Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham, dan Earning per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

6 Chandra Satria dan Yeken Suhiba Putri (2021)

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perbankan Syariah Terdaftar Bursa Efek Indonesia

Metode Kuantitatif

Hasil Penelitian menunjukkan ROA, CR, dan DER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham Perbankan Syariah yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. ROA, CR dan DR

(39)

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham Perbankan Syariah yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia.

7 Friska Dwi Kurniawati, Yuli Chomsatu, dan Purnama Siddi

(2021)

Pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham dengan eps sebagai variabel moderasi

Metode Kuantitatif

Hasil penelitian bahwa Price to Book Value, ROE dan ROA berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap harga saham. hasil bahwa EPS memoderasi Price to Book Value dan Return On Asset terhadap harga saham.

8 Nadiah Ayu Salsabila dan Titis Miranti (2021)

Faktor Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham

Perusahaan Jakarta Islamic Index (Jii)

Metode Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan secara parsial variabel earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Sedangkan variabel current ratio, debt to equity ratio, total assets turnover, dan net profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan variabel current ratio, debt to equity ratio, total assets turnover, net profit margin, dan earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

9 Adegbola Olabukolah Otekunrin et al., (2018)

Financial Ratio Analysis and Market Price of Share of Selected Quoted Agriculture and Agro-allied

Metode Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Earning per Share, Net Assets per Share, Debt Ratio dan Return on Asset Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap harga pasar saham

(40)

Firms in Nigeria After Adoption of International Financial Reporting Standard

pada Perusahaan Pertanian Nigeria dan Agro-Allied Quoted.

Dan juga ditemukan bahwa Liquidity Ratio dan Return on Equity Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga pasar saham Pertanian Nigeria dan Perusahaan Agro-Allied Quoted Market Price of Share.

10 Hanan Ahmad Al-Qudah, (2020)

The Impact of Financial Performance of Stock Prices of Jordanian Islamic Banks (During Period from 2010 to 2018)

Metode Kuantitatif

Hasil penelitian uji statistic ditemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara laporan keuangan (Return on Assets, Return on Equity, Earning Per Share). Penelitin ini juga menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistic pengaruh Return on Asset, Return on Equity, dan Earning Per Share terhadap harga saham. Bank Syariah Yordanaia untuk periode (2010- 2018).

Data diolah penulis, 2021.

C. Kerangka Pemikiran

Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu kerangka pemikiran yang merupakan landasan dalam meneliti yang bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian (Sugiyono, 2016). Secara umum kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan, kemudian laporan

(41)

keuangan perusahaan tersebut dianalisis dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Dari analisis laporan keuangan akan diperoleh nilai raasio keuangan. Selain itu, penelitian ini akan menguji rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode Triwulan I 2020 – Triwulan I 2021. Kerangka hubungan antara rasio keuangan dan harga saham dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2016:64) Hipotesis merupakan jawaban yang sementara terhadap rumusan masalah pada penelitian yang telah dibentuk dalam kalimat pertanyaan hipotesis. Sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya, akhirnya peneliti menarik hipotesis sebagai berikut:

1. Hubungan Return on asset (ROA) terhadap Harga Saham Selama Pandemi Covid-19

Return On Asset (X1)

Return On Equity (X2)

Earning Per Share (X3)

Debt to Equity Ratio (X4)

Harga Saham (Y)

(42)

Dari perspektif manajemen rasio ROA (return on asset) dianggap sebagai alat ukur yang berguna karena mengindikasikan seberapa baik pihak manajemen memanfaatkan sumber daya total yang dimiliki oleh perusahaan yang menghasilkan profit. Selanjutnya, akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. karena tingkat pengembalian akan semakin besar dan akan berdampak terhadap harga saham dari perusahaan tersebut yang akan meningkat, sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham.

Teori signaling menjelaskan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi para investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Rifa’i et al., 2020). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dhani Aspriyadi (2020), Friska Dwi Kurniawati, Yuli Chomsatu, dan Purnama Siddi (2021), Adegbola Olabukolah Otekunrin et al., (2018), dan Hanan Ahmad Al-Qudah, (2020) yang menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian sebagai berikut:

H1: Return on Asset memiliki pengaruh terhadap harga saham selama pandemi covid-19.

2. Hubungan Return on equity (ROE) terhadap Harga Saham Selama Pandemi Covid-19

Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih dengan modal sendiri (Shinta Rahma Diana, 2018). Semakin tinggi tingkat pengembalian atas modal (ROE) maka semakin baik kedudukan pemilikan perusahaan dan semakin tinggi pula kemampuan modal sendiri

(43)

untuk menghasilkan keuntungan atau laba bagi pemegang saham. Pada umumnya seorang investor akan membeli saham karena prospek perusahaan.

Teori signaling menjelaskan bahwa hal ini bisa menjadi sinyal positif yang dapat mengerek permintaan saham perusahaan tersebut, sehingga mendorong kenaikan harga saham. Hal ini sejalan dengan penelitian Friska Dwi Kurniawati, Yuli Chomsatu, dan Purnama Siddi (2021), dan penelitian yang dilakukan oleh Dhani Aspriyadi (2020) yang menyatakan bahwa Return On Asset (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian sebagai berikut:

H2: Return on Equity memiliki pengaruh terhadap harga saham selama pandemi covid-19.

3. Hubungan Earning per Share (EPS) terhadap Harga Saham Selama Pandemi Covid-19

Dalam melakukan keputusan investasi, investor mempertimbangkan tingakt EPS suatu perusahaan. Semakin banyak tingkat EPS yang diberikan perusahaan kepada investor, semakin diminati saham perusahaan tersebut (Delta LCC, 2014). Tingginya rasio earning per share membuat harga saham turut meningkat. Hal tersebut berarti perusahaan-perusahaan sektor farmasi yang tercatat di BEI mempunyai kecukupan laba yang tersedia untuk para pemegang saham,

signaling theory dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara EPS terhadap perubahan harga saham, karena semakin tinggi

(44)

nilai EPS yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan tersebut, maka akan menunjukkan sinyal positif untuk investor. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh penelitian Lingga Sundahumilar Abqari dan Ulil Hartono (2020), Dhani Aspriyadi (2020), Uci, Seniwati, dan Aria (2021) , Adegbola Olabukolah Otekunrin et al., (2018), dan Hanan Ahmad Al-Qudah, (2020) menyatakan bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian sebagai berikut:

H3: Earning Per Share memiliki pengaruh terhadap harga saham selama pandemi covid-19.

4. Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham Selama Pandemi Covid-19

Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan semua hutang dengan membandingkan total hutang perusahaan dengan modal sendiri (Shinta Rahma Diana, 2018). Debt to equity ratio yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar, yang berarti mengurangi keuntungan dan berpengaruh terhadap minat investor untuk membeli saham pada perusahaan tersebut. Sebaliknya Debt to equity ratio yang kecil menunjukkan kinerja yang semakin baik karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi dan berpengaruh terhadap minat investor untuk membeli saham pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, DER berpengaruh terhadap perubahan harga saham

(45)

Teori signaling menjelaskan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi para investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Rifa’i et al., 2020). Teori Signaling hal ini bisa menjadi sinyal positif bahwa di masa depan akan terjadi dimana perusahaan dapat membayar kewajiban perusahaan yang tentunya akan berdampak pada kenaikan deviden yang akan diperoleh bagi investor.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian sebagai berikut:

H4: Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh terhadap harga saham selama pandemi covid-19.

(46)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penlitian ini merupakan penelitian metode kuantitatif dengan menggunakan data sekunder (Sugiyono, 2016). Penelitian kuantitatif adalah penelitian berupa angka dan analisis menggunakan statistic. Menurut Sugiyono (2016) metode kuantitatif merupakan suatu penelitian yang dalam pelaksanaannya meliputi data yang berupa angka atau data berupa kata- kata atau kalimat yang dikonversi menjadi angka dan kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut. Penelitian ini menggunakan obyek dari perusahaan sub-sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama pandemi covid-19 di Indonesia.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar, yang terletak di Jl. Sultan Alauddin No. 256, Kel. Gn. Sari, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Kode Pos 90221. Sementara, waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama kurang lebih 2 bulan, dimulai dari bulan Oktober sampai bulan November 2021.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian mengenai analisis rasio keuangan terhadap harga saham selama pandemi covid-19.

1. Variable independent (Bebas)

(47)

Variabel Independen (Bebas) adalah variabel yang memberikan pengaruh pada variabel yang lain (Sugiyono, 2016). Variabel Independen (bebas) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Return On Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) ialah rasio untuk mengukur dan menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

𝑅𝑂𝐴 =Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aset 𝑥 100

b. Return on Equity (ROE)

Rasio ini menjadi pengukur kemampuan pada sebuah perusahaan untuk menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan yaitu dibawah ini:

𝑅𝑂𝐸 = Laba Setelah Pajak

Ekuitas Pemegang Saham 𝑥 100

c. Earning per Share (EPS)

Earning per Share (EPS) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur bagaimana tingkat keberhasilan dalam manajemen untuk mencapai suatu keuntungan bagi pemegang saham. Rumus yang digunakan ialah:

(48)

𝐸𝑃𝑆 = Laba Bersih Setelah Pajak

Jumlah Saham yang Beredar= 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ (𝑅𝑝)

d. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio yang membandingkan jumlah hutang terhadap ekuitas perusahaan. Rumus yang digunakan ialah:

𝐷𝐸𝑅 =Total Hutang

Total Ekuitas𝑥 100%

2. Variable dependen (Terikat)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham yang digunakan ialah harga saham pada akhir setiap triwulan atau (closing price) selama pandemi covid-19 di Indonesia, yaitu: Triwulan I tahun 2020 – Triwulan I tahun 2021.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono, (2013) populasi penelitian adalah suatu bagian wilayah generasi yang terdiri dari obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang akan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, atau sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subjek, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau obyek itu. Populasi pada penelitian ini adalah 10 perusahaan sub-sektor farmasi di Bursa Efek Indonesia.

(49)

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah suatu bagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi.

Sampel yang digunakan merupakan sampel yang betul-betul mewakili populasi (representative) (Sugiyono, 2016). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yang bentuk pengambilan berdasarkan atas kriteria-kriteria tertentu. karakteristik atau ciri-ciri tertentu berdasarkan ciri atau sifat populasinya (Sugiyono, 2016).

Kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

b. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap selama periode Triwulan I tahun 2020 - Triwulan I tahun 2021.

c. Perusahaan yang lengkap harga sahamnya selama periode Triwulan I tahun 2020 - Triwulan I tahun 2021.

Hasil purposive menunjukkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

Proses Purposive Sampling Penelitian

NO Kriteria Sampel Penelitian Total

1

Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2020-2021

(11)

2

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan selama periode Triwulan I tahun 2020 -Triwulan I tahun 2021.

(1)

3

Perusahaan yang tidak lengkap harga sahamnya selama periode Triwulan I tahun 2020 -Triwulan I tahun 2021.

(1)

Perusahaan Sampel 9

(50)

Tabel 3.2

Daftar sampel Perusahaan Sub-sektor Farmasi

NO KODE EMITEN NAMA PERUSAHAAN FARMASI

1 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk

2 INAF Indofarma (Persero) Tbk

3 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk

4 KLBF Kalbe Farma Tbk

5 MERK Merck Indonesia Tbk

6 PEHA Phapros Tbk, PT

7 PYFA Pyridam Farma Tbk

8 SIDO

Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

9 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk

sumber: www.idx.co.id E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data dalam bentuk angka atau bilangan.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi. Metode ini digunakan sebagai dasar untuk menganalisis data laporan keuangan dan harga saham perusahaan sub sektor farmasi yang ada di BEI (Bursa Efek Indonesia).

F. Teknis Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

Model uji asumsi klasik dalam penelitian bertujuan untuk menguji sejauh mana kelayakan dari penggunaan modal regresi yang baik. Sebelum

(51)

diadakan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik, karena hal ini sebagai dasar penggunaan analisis regresi berganda.

Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi data dan menentukan uji statistik yang akan digunakan pada saat pengujian hipotesis. Apakah menggunakan alat statistic parametrik atau nonparametrik. Pengujian normalitas menggunakan program SPSS versi 25. Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali (2011) Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan pada probabilitas (Asymptotiv Siginificance), yaitu:

1) Apabila > 0,05 maka distribusi dan model regresi adalah normal.

2) Apabila < 0,05 maka distribusi dan model regresi adalah tidak normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas merupakan bagian dari uji asumsi klasik (normalitas dan heteroskedastisitas) dalam analisis regresi linear berganda. Menurut Ghozali (2011) tujuan digunakannya uji multikolinearitas dalam penelitian adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan yang kuat antara variabel bebas atau variabel independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Dasar pengambilan keputusan untuk menguji adanya multikolinearitas dengan menggunakan metode tolerance value atau variance inflation factor (VIF).

(52)

dasar dalam keputusan dari nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka dapat dikatakan tidak terjadi multiklonearitas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini digunakan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi yang dilakukan dengan pengujian terhadap nilai uji Durbbin Watson. Uji Durbbin Watson (DW) digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variable lagi di antara variable independent. Dasar pengambilan keputusan dalam uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson dengan kriteria sebagai berikut (Ghozali, 2011) :

1) Apabila D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2) Apabila D-W diantara -2 dan +2 maka tidak ada autokorelasi.

3) Apabila D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negative.

d. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Menurut Agus Tri Basuki (2014:100) tujuan dilakukannya uji heteroskedastisitas dalam penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada penyimpangan dari syarat-syarat asumsi klasik pada model regresi, dimana model regresi harus dipenuhi syarat tidak adanya heteroskedastisitas karena model regresi yang baik adalah homoskedastisitas. Ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan lainnya, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut hoteroskesdasitas. Cara untuk mendeteksinya adalah melihat

(53)

grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED sebagai (X) dengan residualnya SRESID sebagai (Y). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Teknik Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier berganda yaitu perhitungannya dibantu dengan software statistik SPSS versi 25.0. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian meliputi:

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Model analisis data ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio keuangan yang akan diukur dengan Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham pada perusahaan sub-sektor farmasi yang di Bursa Efek Indonesia selama pandemi covid-19 yang secara simultan ataupun secara parsial. Model persamaan regresi dalam penelitian ini sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Keterangan:

Y = Harga Saham a = Konstanta

b1-b4 = Nilai Koefisien Regresi X1 = Return on Asset (ROA)

(54)

X2 = Return on Equity (ROE) X3 = Earning per Share (EPS) X4 = Debt to Equity Ratio (DER) e = Variabel yang tidak diteliti b. Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independent. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan uji-t (parsial) adalah dengan membandingkan nilai signifikansi (0,05). Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 atau > 0,05 maka bagian variabel independent berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen dalam artinya Ha ditolak dan Ho diterima. Sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 atau < 0,05 maka bagiann variabel independent berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau dengan kata lain variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

c. Uji F (Uji Simultan)

Menurut Agus Tri Basuki (2014:89) Uji simultan atau uji F dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independent secara simultan, yang ditunjukkan oleh dalam tabel ANOVA.

Kriteria pengujiannya adalah:

1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka keputusannya adalah Ho atau variabel independent secara simultaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membuktikan apakah diantara rasio keuangan yang diukur dengan variabel Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE), dan Earning per Share (EPS) variabel

Variabel independen: Debt to Equity ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE) Variabel Dependen: harga saham Regresi linear

Apakah Rasio Keuangan Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode th 2010 – 20122.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan current ratio, debt to equity, dan return on investment terhadap perubahan harga saham

Variabel rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur laba setelah pajak dengan total aktiva,

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan yang diukur dari Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Earning per Share

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana variabel independen Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Current Ratio, Quick Ratio, Interest Rate, dan

Variabel independen yang digunakan hanya komponen Return On Asset, Capital Adequacy Ratio dan Non Perporming Loan karena terdapat kemungkinan rasio – rasio bank yang lain yang lebih