• Tidak ada hasil yang ditemukan

UBI KAYU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UBI KAYU"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

anen dan Hasil Olahan

UBI KAYU

$rwut htr{ng

B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R T A N I A N BALAI PENGKAJIAN ^T'EKNOLOGI

PERTANIAN UNGARAN

TXSTNI-NSI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA PRoYEK PEI\,4BlNAAN KELEMBAGAAN PENEI.ITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN/AR|\,,1P-ll YOGYAKARTA

2 0 0 0

r;

(2)

PRAKATA

Kemarau panjang yang melanda negeri ini pada akhir tahun 1997 telah menyebabkan kekunangan pangan di berbagai wilayah indonesia sehubungan dengan hal tersebut, saat ini mulai digali potensi pangan lokal, yang merupakan bahan pangan karbohidrat non beras. Pengertian pangan lokal adalah pangan yang diproduksi oleh daerah setempat untuk tujuan konsumsi maupun penambah penghasilan keluarga.

Komoditi perbnian yang digunakan dalam pengembangan pangan lokal antara lain, jagung, ubikayu, ubi jalar, talas, kentang, waluh, ganyong, sukun, pisang, gembili,

uwi, garut. Daerah lstimewa Yogyakarta memiliki komoditas pertanian yang termasuk komoditi pangan lokal yang perlu dikembangkan antana lain, jagung, ubi kayu dan garut.

Dengan diversifikasi pengolahan fasil panen bahan pangan lokal seperti ubikayu dibuat menjadi bahan antara, misalnya tepung kasava, kemudian dimasak degan hasil aneka kue, diharapkan dapat meningkd<an ketahanan pangan ditingkat keluarga tani dan dapat rneningkatkan nilai gizi produk olahan bahan pangan lokal. Bahkan menambah kegiatan indusfi rumah tiangga petanidan keluarganya, yang pada akhimya diharapkan dapat pula menambah penghasilannya.

Yogyakarta, 2000

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

PRAIGTA l,

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN 1

II. KEGUNAAN UBI KAYU ..."""" 3

A. BAHAN runr<niinN UnNUSn 3 B. BAHAN MAlGiiiAi'i unNusrn 4

C. BAHAN INDUSTRI :

III. JENIS DAN VARIETAS

V.PANEN UBI KAYU 10

v. PENGOTAHAN HASIL """"""'r'.' 11 VI.PRODUK OI-AHAi.iTEPUT.TC UBI KAYU 20

1. KUE KACANG 20

2. KUE PITA JAHE 21

3. KUE KELAPA """"': """ 22

4. KUE LAPIS WAFER it^

5. CAKE ;;

6. KUE SAKURA

DAFTAR PUSTAKA 26

(4)

I. PENDAHULUAN

Musim kemarau panjang yang hadir berbarengan dengan krisis moneter akhir-akhir ini telah mendorong melambungnya harga kebutuhan pokok yang dampaknya memperuncing masalah ketahanan pangan.

Upaya yang dilakukan jlaran pertanian adalah melakukan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk menggali potensi bahan pangan yang berada disetiap daerah yaitu pengembangan bahan pangan lokal guna mendorong diversifikasi konsumsi pangan pokok yang masih didominasi oleh beras, maka diperlukan pengembangan teknologi pengolahan berbahan baku ubi kayu, jagung dan umbi-umbian lainnya.

Di pulau Jawa terutama di D.l. Yogyakarta

konsumsi umbi-umbian mencapai 189,4o/o. Daerah

lstimewa Yogyakarta memiliki bdberapa komoditas

pertanian yang merupakan bahan pangan lokal antara

lain jagung dan ubi kayu. Kedua komoditas tersebut

sudah biasa dikonsumsi oleh masyarakat Yogyakarta

terutama di daerah kering seperti di Gunungkidul. Rata-

rata para petani terutama wanita tani mempunyai

permasalahan dalam penanganan dan pengolahan hasil

panen tanaman umbi-umbian yang merupakan komoditi

pangan lokal. Oleh karena itu diperlukan teknologi

penanganan dan pengolahan hasil panennya guna

memberikan nilaitambah baik dari segigizi maupun segi

ekonomi.

(5)

Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai penanganan dan pengolahan hasil panen umbi-umbian, namun hasil penelitian masih harus dikaji terapkan terlebih dahulu, sehingga dapat diterapkan dan diadopsikan kepada keluarga tani yang membutuhkan teknologi tersebut. Umbi-umbian seperti ubi kayu dapat dimanfaatkan secara luas, dapat dikonsumsi langsung sebagai bahan segar ataupun dalam bentuk kering.

Umbi-umbian dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan antara lain sebagai tepung atau tepung campuran.

Selanjutnya tepung ini dapat digunakan sebagai bahan baku industri antara lain sebagai bahan dasar pembuatan alkohol. Teknologi pengolahan tepung campuran (tepung komposit) merupakan salah satu usaha diversifikasi pangan. Dengan memanfaatkan dan mengolah hasil panen tanaman' umbi-umbian ini dimaksudkan untuk menyiapkan bahan baku industri dan untuk mengembangkan agro industri skala kecil dan menengah di pedesaan.

Sebagai sumber karbohidrat, pangan lokal seperti ubi kayu, memiliki gizi yang rendah. Oleh karena itu diperlukan teknologi pengolahan dan penganekaragam- an pengolahan hasil panen bahan pangan lokal sehingga dapat meningkatkan nilai gizi produk olahannya. Selain meningkatkan nilai gizi, dengan mengolah bahan pangan lokal, maka akan meningkatkan juga nilai ekonominya.

(6)

II. KEGUNAAN UBI KAYU

Ubi kayu merupakan bahan pangan penting di dunia, bahkan merupakan bahan makanan pokok meliputi + 200 juta penduduk dunia.

Ubi kayu dapat dipergunakan dalam berbagai keperluan yaitu sebagai bahan makanan manusia, bahan makanan ternak dan sebagai bahan industri.

A. BAHAN MAKANAN MANUSIA

Di negara tropis ubi kayu merupakan tanaman yang mudah diusahakan dengan biaya relatif murah dan mempunyai kalori yang cukup tinggi, sehingga merupakan bahan makanan penting.

Umumnya ubikayu dipergunaKan sebagai bahan

makanan pokok di negara-negara yang belum maju,

terutama apabila persediaan beras atau jagung tidak

dapat memenuhi kebutuhan pangan. Di lndonesia atau

juga di negara lain untuk menentukan jumlah ubi kayu

yang diperlukan oleh suatu daerah per kapita per tahun

sangat sulit, terutama di daerah yang produksi

pertaniannya rendah dimana hasil panen ubikayu dari

sebidang tanah yang diusahakan tidak mencukupi untuk

persediaan selama satu tahun. Untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya tergantung dari apa yang dapat

dipanen saat itu. Misalnya mereka akan makan jagung

dan beras, karena dipanen lebih awaldari pada ubikayu.

(7)

Dalam rangka penghematan untuk memenuhi kebutuhan hidup, karena beras harganya lebih tinggi dari pada ubi kayu maka petani akan menjual berasnya dimana sebagian uangnya dibelikan ubikayu untuk dimakan dan sebagian untuk makanan sampingan biasanya diambil dari umbi segar yang kadar HCN nya rendah kurang dari 50 mg/kg ubi kayu kupas. Ubi kayu setelah dipanen diolah menjadi berbagai bentuk hasil akhir yang masing-masing mempunyai spesifikasi dalam penyediaan bahan makanan manusia.

B. BAHAN MAKANAN TERNAK

Ubi kayu mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk makanan ternak sebab hasil dan kalorinya cukup tinggi dan mudah di usahakan. Di Indonesia pemakaian ubi kayu sebagai bahan makanan ternak masih sangat terbatas.

Bahan yang biasa dipergunakan untuk c€lmpuran makanan ternak adalah gaplek pellets, ampas tapioka dan tepung ampas tapioka.

Ubi kayu merupakan bahan campuran makanan ternak yang cukup baik. Pada ternak babi campuran dengan 50 o/o ubikayu memberikan berat paling tinggi dan warna daging lebih putih. Kekurangan protein dapat dicukupidengan menambah tepung daun ubi kayu.

Untuk ternak unggas pemakaian campuran ubi kayu 40o/o sangat baik untuk pertumbuhan anak ayam dan dapat menggantikan jagung, Pada unggas dewasa

4

(8)

campuran yang baik adalah + 30 o/o tepung gaplek.

Untuk sapi potong campuran yang baik adalah 37 % ubi kayu ditambah urea.

C. BAHAN INDUSTRI

Di Indonesia pemakaian ubikayu untuk bahan lndustri belum secara besar-besaran sebagian besar ubi kayu dipergunakan untuk bahan makanan pokok dan eksport bahan mentah.

Beberapa hasil olahan ubi kayu yang dipergunakan

untuk industri, ialah : tepung gaplek untuk industri kue,

roti, Tapioka untuk industri kue, roti, krupuk, tekstil,

kertas, lem dan sebagainya, tepung dan ampas tapioka,

untuk industri kue, hardboard dan sebagainya. Tepung

tapioka hasil pengolahan kering, banyak digunakan

dalam industri kimia.

(9)

I I I . J E N I S D A N V A R I E T A S

V a r i e t a s , j e n i s u b i k a y u y a n g dianjurkan cukup b a n y a k j u m l a h n y a , k a r e n a s e j a k P e l i t a I s a m p a i s e k a r a n g I n d o n e s i a t e r u s m e n e r u s m e m p e r k a y a b a h a n p e m u l i a a n u b i k a y u d e n g a n m e n d a t a n g k a n b e r b a g a i n o m o r g a l u r a t a u v a r i e t a s p e m u l i a a n d a r i l u a r n e g e r i . P o t e n s i h a s i l , s i f a t - s i f a t p e n t i n g ti a p v a r i e t a s u b i k a y u m e m i l i k i k a r a k t e r i s t i k t e r s e n d i r i t e r u t a m a d a l a m p e n a m p i l a n m o r f o l o g i t a n a m a n , s e p e r t i d a u n , b a t a n g , d a n u m b i n y a .

K a r e n a u m b i n y a m e m i l i k i k a r a k t e r i s t i k s e n d i r i - s e n d i r i , t e n t u s a j a a k a n m e n e n t u k a n p u l a h a s i l o l a h a n u b i k a y u , t e r u t a m a d a l a m h a l ra s a .

B e r i k u t i n i b e b e r a p a v a r i e t a s u b i k a y u d e n g a n s i f a t - s i f a t u b i n y a .

1 . Varietas Valenca

U b i n y a b e r b e n t u k s e d a n g h i n g g a g e m u k d a n b e r t a n g k a i . K a d a r H C N v a r i e t a s v a l e n c a in i l e b i h d a r i 4 0 m g / k g . U b i k u p a s , t i d a k b e r b a h a y a . H a s i l r e b u s a n u b i i n i t e r a s a m a n i s d a n c o c o k u n t u k d i k o n s u m s i .

2 . V a r i e t a s M a n g i

U b i n y a b e r b e n t u k p a n j a n g d a n b e r t a n g k a i , K a d a r H C N 3 0 m g / k g u b i k u p a s . U b i in i t i d a k b e r b a h a y a , b i l a te l a h d i r e b u s u b i te r a s a m a n i s , k a d a r p a t r 3 0 % - 3 7 o / o . U b i v a r i e t a s i n r s e s u a i u n t u k d ik o n s u m s i .

(10)

3. Varietas Betawi

Ubinya berbentuk gemuk dan tidak bertangkai. l(adar HCN varietas ini tidak lebih dari 30 mg/kg ubi kupas.

Ubi tidak berbahaya, kadar pati ?4,4o/o, rasa ubi setelah direbus manis dan cocok untuk dikonsumsi.

4. Varietas Basiorao

Ubinya berbentuk gemuk dan bertangkai pendek.

Kadar HCN varietas basiorao ini lebih dari 80 mg/kg ubi kupas. Ubi ini agak beracun, rasanya pahit, kadar patinya 31,2 o/o dan dapat dikonsumsi.

5. Varietas Bogor

Ubi berbentuk gemuk, tidak bertangkai dan letak ubi saling berhimpitan. Ubi ini mempunyai kadar HCN lebih dari 100 mg/kg ubi kupas. Kadar patinya 30,9o/o ubi ini beracun dan rasanya pahit, cocok untuk dibuat pati.

6. Varietas SPP

Ubinya berbentuk gemuk tak bertangkai, letaknya datar pada batang dan kadang menyembul di permukaan tanah. Kadar HCN ubi ini lebih dari 100 mgikg ubi kupas. Kadar patinya 35,4 yo, ubi ini amat pahit, tidak cocok untuk dikonsumsi, cocok untuk dibuat tepung dan pati.

7. Varietas Muara

Ubinya berbentuk gemuk tata letaknya rapat dan bertangkai pendek. Kadar HCNnya lebih dari 100 mg/

kg ubi kupas, kadar patinya 26,9 o/o. Ubi varietas Muara

inisangat beracun dan rasanya pahit, cocok untuk pati.

(11)

8. Varietas Mentega

Ubinya berbentuk lonjong, bertangkai sedang-sedang saja dan tata letaknya kompak dan berukuran sedang' Kadar HCN ubi ini 32 mg/kg ubi kupas dan kadar patinya 26 %. Ubi berkulit luar warna coklat bagian dalamnya kuning, apabila di masak, direbus rasanya e n a k d a n p u l e n .

9. Varietas Adira 1

Ubi varietas Adira 1 berbentuk panjang-panjang dengan warna kulit luar coklat dan daging ubi berwarna kuning. Kadar HClrl 27,5 % mgikg ubi kupas, dan kadar pati 45 ok- Setelah direbus, ubi jenrs Adira 'l ini berasa enak dan cocok untuk d i k o n s u m s i .

10 Varietas Adira 2

Kadar HCN ubi int 1?4 rrrg/kg ubi kupas dengan kacjar pati 41 %. Warna kulit iuar putih kecokelatan dan bagian dalam kuiitnya berwarna ungu muda' Da-ging ubrnya berwarna putih dan kualitas baik' Rasa rebusan ubi ini agak pahit sehingga kurang enak biia dikonsumsi, dan cocok untuk dibuat pati'

11. Varietas Adira 4

Ubinya berbentuk lonjong dengan ukuran sedang dan bertangkai sedang. Kaciar pati ubi ini 18% - 22%' Warna kulit luar cokelat dengan warna merah muda pada bagian dalamnya warna daging ubinya putih dengan rasa agak Pahit.

(12)

12. Yarietas Malang 1

Kulit ubi bagian luar berwarna cokelat muda keputih- putihan dengan bagian dalam putih, daging ubi berwarna puting kekuning-kuningan. Rasanya manis dan ubi ini cocok untuk dikonsumsi.

13. Varietas Malang 2

Kulit luar ubi kayu ini berwarna cokelat dengan kulit dalam putih, daging ubi berwarna putih, dengan rasa manis dan cocok untuk dikonsumsi.

Selain varietas yang telah disebutkan masih banyak varietas lokal ubi kayu yang ditanam petani di berbagai daerah.

Dengan mengetahui banyak varietas /jenis ubi

kayu dengan ciri-ciri rasa khas masing-masing dapat

dipakai sebagai bahan pertimbangah untuk menentukan

jenis yang mana yang akan diolah untuk pangan lokal

dengan berbagai variasi kue yang menarik dan dengan

rasa enak.

(13)

IV. PANEN UBI KAYU

Ubi kayu di panen apabila sudah cukup tua atau masak. Kriteria masak pada tanaman ubi kayu ditentukan oleh kandungan pati dalam umbi mecapai maksimum. Varietas yang disebut genjah yang sudah masak dapat dipanen pada umur 6 - 8 bulan, sedang varietas yang disebut dalam yang sudah masak baru dapat dipanen pada umur 9 - 12 bulan' Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi saat panen adalah varietas, iflim, larak tanam, kesuburan tanah dan sebagainya' Daerah yang mempunyai bulan basah hampir sepanjang tahun umumnya ubi kayu akan memperlihatkan kenaikan hasil dan kadar patinya maksimum sampai umur 12 bulan. Sebaliknya daerah yang mempunyai bulan basah 6 - 7 bulan, umurnya cenderung menjadi lebih pendek, sebab setelah umur 7 bulan akan memasuki bulan kering pada musim kemarau p'ertumbuhan daun semakin beikurang sehingga hasil atau kadar pati praktis tidak akan naik lagi. Oleh karenanya petani di daerah ini akan melakukan panen ubi kayunya pada umur 8 bulan' Jika panen dilakukan lebih lambat lagi maka hasil pati per satuan luas akan menurun sebab kegiatan iotosintesa semakin menurun karena daun semakin tua dan sedikit jumlahnya, sedangkan kegiatan lainnya tetap sehingga kekurangan energi akan diambil dari persediaan pati dalam umbi. ltulah sebabnya ubi kayu yang dipanen terlambat kadar air dalam umbi akan naik d"n-t"t"nya menjadi lebih manis, sebab sebagian pati telah diubih menjadi gula untuk energi yang dibutuhkan oleh tanaman. Pelaksanaan panen ubi kayu masih

1 0

(14)

d i l a k u k a n o l e h t e n a g a m a n u s i a . U n t u k m e n g g u n a k a n m e s i n p e m a n e n , m a s i h p e r l u b a n y a k p e r t i m b a n g a n k a r e n a daerah perumbian atau kedalaman urnbi masuk ke tanah s u l i t d i t a k s i r s e h i n g g a p e m a n e n a n d e n g a n c a r a m e k a n i s akan menimbulkan kerugian karena banyak umbi yang tidak terpanen dan tertinggal dalam tanah.

Flasil ubi kayu harus segera diolah setelah dipanen.

Bila umbi dibiarkan 2 3 hari tidak diolah maka derajat putih akan turun. Turunnya derajat putih tersebut disebabkan karena urnbi akan berubah warnanya menjadi coklat kebiruan apabila terjadi kontaminasi dengan O,. Terjadinya warna cokelat kebiruan tersebut disebabkan oleh kegiatan enzim poliphenolase yang terdapat dalam umbi dan reaksi

! n i a k a n d i p e r c e p a t b i l a u m b i d i k u p a s a t a u t e r l u k a , s e b a b O , y a n g m a s u k a k a n i e b i h r : a n y , a k . D a l a r n h a l mempertahankan derajat putih nraka pemanenan oleh i e n a g a m a n u s i a a k a n ie b i h b a i k b i l a d i b a n d i n g k a n d e n g a n

rnekanisasi atau perrianenan ubi kayu dengan mesin, s e b a b u r n b i t i d a k b a n y a k y a n g t e r l u k a .

Pada unnumnya varietas ubi kayu yang kadar HCN n y a ti n g g i , h a s i l g a p l e k a t a u te p u n g n y a a k a n ta m p a k l e b i h p u t i h , k a r e n a H C N m e r u p a k a n p e n g h a m b a t d a l a m senyawa phenol. Oleh karenanya perusahaan yang hasil akhirnya berupa pati atau gaplek dan chips lebih senang varietas ubi kayu dengan kadar HCN tinggi untuk mendapatkan kualitas yang baik.

1 1

(15)

CONTOH PRODUK OLAHAN UBIKAYU

t{*r l(r**fr*

'ftg{ffg I ttils}d

Gambar 1. Kue Kacang

Gambar 2. Kue Pita Jahe

12

(16)

Gambar 3. Kue Kelapa

Gambar 4. Kue Lapis Wafer

1 3

(17)

Gambar 5. Cake

1 4

Gambar 6. Kue Sakura

(18)

V. PENGOLAHAN HASIL

Hasil panen ubi kayu, sebagian dikonsumsi langsunq dalam bentuk umbi segar oleh petairi atau dipasarkan dikota"_

kota besar dan diolah dalam berbagai tjentuk kue atJu makanan sampingan untuk itu dipifih varietas ubi kayu dengan kadar HCN rendah kurang dariS0 mg/kg ubikupas."

Untuk keperl.ua.n.e_ksport dan bahan makanan lainnya ubi kayu di proses tedebih dahulu menjadi hasil antara dalanr bermacam+nacam bentuk bahan t'ering. Hasil antara tersebut antara lain adalah :

- Gaplek Glondong

{Oatah gaplek ya.ng berbextuk glondong/utuh atau yang qlporong meman1ang. Cara membuatnya, ubi kayu dikupas .lalu dibelalr . mgmqnjang, dijemur -dalam

panis matahari5 sampai6 hari. Setelah kerinq kemudian'dioak dalam karung atau disimpan dalam gudaig.

- Gaplek lrisan (Sfbes)

Gaplek yang berbentuk irisan melintang dengan tebal maksimum 1 crn. Cara pembuatannya ubi tayir dikupas diiris tipis dan dijemur di panas matahiri S - 6 h'ari, setdlah kering dipak dalam karung atau disimpan dalam gudang.

- Gaplek Chips Rakyat

Cana membuatnya umbilubi kayu di kupas, dipotong kecil- kecil.dengan^ukuran tidak teratur, dijemur dalam-panas matahari 5 - 6 hari, setelah kering keirudian di pak iialam

\grqg . Dapat.pula. gaptek gtondong dipotong-pbtong atau ditumbuk menjadi bagian lebih keail denga-n'ukuraln tak teratur.

1 5

(19)

Gaplek Chips Mesin

Adalah gaplek glondong yang sudah kering dipotong kecil- kecil dengan menggunakan mesin potong, ukuran rata- rata2 - 3 cm.

Tepung Gaplek

Gaplek yang dijadikan tepung dengan mesin pembuat tepung kemudian diayak untuk memisahkan semtnya.

Gaplek Pellets.

Tepung gaplek yang telah bersih dari kotoran (melalui berbagai saringan) kemudian dicetak dengan bentuk silindris oleh mesin pencetak pellets, panjang pellets 2 - 3 crn, dengan diameter 1 crn.

Tapioka/Pati Ubi lGyu

Pembuatan tapioka sec€u?l sederhana adalah kulit ubi kayu dikupas, cuci ubi kayu dalam air mengalir lalu dipaM ditampung dalam bak berisi air bersih sambil diremas- remas. Tuangkan hasil remasan ke atas saringan kain pntih. Air perasan ditampung dalam wadah, lakukan penyaringan paMan ubi berkali-kali hingga air perasan jemih. Endapkan air perasan dalam wadah selama 24 jam, buang endapan yang berlendir dan kotoran dari wadah, ganti dengan air bersih 2 - 3 kali. Keluarkan pati dari wadah, tiampung dalam nyiru. Hancurkan gumpalan pati basah dengan diremas-remas lalu keringkan pati/tapioka dengan dijemur di terik matahari.

1 6

(20)

- Tapioka Mutiara ffapioka pearl)

Endapan tapioka yang putih bersih di campur dengan air, melalui saluran dialirkan ke dalam ayakan dengan ukuran lubang lz mm, tetesan dari lubang ayakan ditampung oleh plat besi panas (60 - 70 -C) yang bergerak terus sehingga akan diperoleh butiran-butiran tapioka yang berwarna putih dan jernih.

- Tapioka Butir

Cara pembuatannya hampir sama dengan tapioka mutiara hanya ukuran butiran yang berbeda"

- Sawut darr Tepung Ubi Kayu

Ubi kayu dikupas, dibersihkan dicuci dengan air selanjut- nya dibuat sawut atau diparut dengan parut sawut atau congklang la!u dikeringkan di bawah srnar rnatah;.;i'i, setelah kering dengan ditandai bunyi "thik" bila sawr.it dipatahkan, maka sawut kering ini bisa langsung disimpan dalam karung atau dibuat menjadi tepung dengan cai'a ditumbuk haius kemudian diayak. Hasii tepung ini dinarnakan tepung ubikayu atau tepung kasava. Bisa langsung dipakai untuk membuat benmacam-macam kue atau bisa disimpan lama untuk dipergunakan pada saat rnembutuhkan.

Hasil sementara tersebut tentu saja masih perlu pengolahan lebih lanjut untuk mendapatkan hasil olahan yang siap dikonsumsi.

Untuk selanjutnya akan disajikan hasil olahan yang berasal dari savu.rt kering atau tepung ubi kayuitepung kasava. Hasil olahan ubi kayu berupa kue kering /basah ini telah dicoba dikaji terapkan di laboratorium Pasca Panen di lnstalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta.

1 7

(21)

SAWUT DAN TEPUNG UBI KAYU

Hasil panen ubi kayu dapat diolah menjadi sawut, deng.an t'rj!'an ultyk memperpanjang umur simpan/meng- awetkan. Sawut ini selanjutnya dapat ditepungkan sehinggla menghasilkan tepung ubi kayu. Tepung ubi kayu ini dapat digunakan dalam membuat berbagai maetm makanan kecil, baik dalam bentuk basah maupun kering. Adapun proses pembuatan sawut dan tepung ubi kayu disajikan dalam gambar berikut.

mi*xl -

Ubi Kayu

Pengupasan,& V Pencucian Daging Ubi,Kayu V bersih

Perendaman Y 30 menit Pencucian*

Penyawutan dengan

i

alat sawut Sawut basah

t

Y

I

Pengeringan Sawut kerino

Y

t "

Y

Penepungan

Tepung V ubi kayu

Gambar 7. Proses pembuatan sawut dan tepung ubi kayu

1 8

(22)

Gambar. Alat pemarut ubi kayu

Gambar a. Sawut kering ubi kayu, b. Tepung Ubi Kayu

1 9

(23)

1 .

VI. PRODUK OLAHAN TEPUNG UBI KAYU KUE KACANG

B a h a n : - l 0 0 g k a c a n g t a n a h - 150 g guta palm - 100 g margarin - 1 butir kuning telur - 120 g terigu

- 30 g tepung ubi kayu - la sdt soda kue - % sdt garam halus C a r a m e m b u a t :

1. Kacang tanah disangrai kemudian dibuang kulitnya , dan dicincang hingga menjadi potongan kecil-kecil.

2. margarin dan gula halus di(ocok hingga putih kemudian dimasukkan kuning telurnya Oln ierus dikocok.

3. Ayak terigu bersama-sama dengan soda kue dan garam. Campurkan semua bahan dengan memper_

gunakan spatula.

4. Giling adonan di atas lembaran plastik setebal + 0,5 cm dan cetak dengan cetakan kue kering kemudian diletakkan di atas loyang.

5. Panggang dengan api sedang hingga matang.

20

(24)

2. KUE PITA JAHE

Bahan

:l}Jfi!idil-;*

- 40 g tepung ubi kayu - %sdtbaking powder

Tz sdt garam Cara membuat:

1. Kocok margarin dan gula halus hingga lembut dan pucat.

2. Masukkan jahe parut dan kuning telur, aduk hingga rata.

3. Tambahkan terigu, baking powder dan garam sambil diaduk hingga rata: Diamkan adonan selama 10 - 15 menit pada suhu ruang hingga dapat dibentuk.

4. Panaskan oven bersuhu 140 rC.

5. Gilas adonan setebal + 0,3 cm, potong ukuran 1 x I cm. Tekuk adonan berbentuk pita.

6. Letakkan adonan di atas loyang datar beroleskan margarin.

7. Panggang dalam oven panas selama 40 menit hingga matang angkat, biarkan dingin.

8. Simpan dalam toples, tutup rapat.

21

(25)

3. KUE KELAPA Bahan : -

-

-

120 g terigu

30 g tepung ubi kayu 100 g margarin 100 g gula halus 1 butir kuning telur

,50 g kelapa parut, disangrai lz sdt baking powder

% sdt vanili Cara membuat:

1. Kelapa parut disangrai hingga berwarna kecoklatan.

3 . 4 . 5 . 6 .

7 . 8 .

Campur terigu, baking powder dan margarin dengan cara potong_poiong aOonan dengan menggunakan 2 belah pisau.

Masukkan gula hafus, vanili b0buk, kuning telur, aduk sampairata.

Tambahkan kelapa parut, aduk rata, sisihkan.

FanasKan oven bersuhu 160 - C.

Cetak adonan dengan cetakan kue dan taruh di atas loyang datar beroleskan margarin Oengan jarak diantaranya.

Panggang dalam oven panas selama 30 menit hingga matang.

Simpan dalam stoples, tutup rapat.

22

(26)

4. KUE LAPIS WAFER

Bahan

: - l 5 0 g t e r i g u

- 100 g tepung ubi kayu - 60 g gula halus - 160 g margarin - 3 butir kuning telur - 100 g wafer.

Cara membuat:

1. Gula halus dan margarin dikocok kemudian masukkan kuning telur sambil terus dikocok hingga tercampur rata.

2. Masukkan campuran tepung dan aduk hingga tercampur rata.

3. Panaskan oven pada suhu 140 -C.

4. Adonan digilas di atas lembar plastik setebal 0,5 cm dan potong sesuai derfgan ukuran wafer.

Selanjutnya satu potong adonan diolesi putih telur dan ditutup dengan wafer. Bagian atas wafer ditutup lagi dengan satu potong adonan yang sudah diolesitelur.

5. Letakkan adonan di atas loyang datar yang sudah diolesi margarin, kemudian panggang dalam oven hingga kuning kecoklatan.

6. Angkat, biarkan dingin dan simpan dalam toples yang bertutup rapat.

23

(27)

5. CAKE Bahan

Cara membuat:

1. Kocok margarin, gula halus, TBM dan garam hingga putih (15 menit). Masukkan kuning telur satu per satu sambilterus dikocok. Sisihkan.

: - 20Ogmargarin - 200 g gula halus - 6 butir kuning telur - 4 butir putih telur - 100 g terigu

- 50 g tepung ubi kayu - Tasdtgaram

- 1 s d m T B M

Kocok putih telur hingga kaku. Sisihkan

Masukkan campuran tepung dalam adonan no 1.

aduk perlahan hingga tercampu'r rata. Tambahkan kocokan putih telur sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata.

2 . 3 .

4. Tuangkan adonan dalam loyang yang sudah diolesi margarin. panggang dalam oven dengan suhu 140 -C hingga kuning kecoklatan. Angkat dan dinginkan.

24

(28)

6. SAKURA

Bahan : lT0gterigu

100 g tepung ubi kaYu l Yegelas gula Pasir

1 Tz gelas santan (dari % kg kelaPa parut)

1 sdm margarin 2 butir telur

1 sdt baking powder Yzsdt soda kue Cara membuat;

1. Seperempat gelas gula pasir dimasak tanpa air (dibuat karamel), masukkan margarin dan santan sambil diaduk hingga karamel larut , dinginkan.

2. Kocok telur dan sisa gula hingga mengembang dan pucat (120 menit).

3. Tambahkan campuran tepung, baking powder dan soda kue ke dalam adonan telur sedikit demi sedikit sambil tambahkan larutan karamel.

4. Masukkan adonan ke dalam cetakan sakura yang sudah diolesi margarin dan kukus selama 20 menit.

25

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, MD, A. Radrim, D.s. Damardjatr, 19g6. Faktor-Faktor Penentu dalam pengembangan Agroindusm f"p""g lG.""L

!j lamnung pros. Simposium pe-netitian ranaman"p;6;"

lll. Puslit Tanaman pangan.

Ananto Paket peralatan E.E. Sutrisno, Astanto dan EA wcaksono, 1gg6. Aftematif

^.nrodu.ksi _Tepung lGsava Ci fingtat Pedesaan. pros. simposium peneritiin Tanaman F""# iil.

_ Puslitbang Tanaman pangan.

Damarjati, D.S., S. Wdonrati dan Suismo, 1996. SistemPengembangan Agroindusfii Tepung lGsana di ped;;;;

Studi lGsus di lGbupaten eonorigo. pros. Simposium Penelitian Tanaman_pangan lll. puslitianam"" p""gI". - DjaafarT.F., S.Raha1u, Wryatmi, Maryati, n. X"tity Oan ru]Rmien,

2000. Diversifikasi pangan non-beras untuk penge.O"ng;;

pangan lokal. Disampaikan pada Temu rnformai remol"ooi Pertanian. rnstarasi peneritian dan pengiaji"" r"r,""i"ii Pertanian yogyakarta.

Rachim, A dan M.O. Adnyana, 1996. Studi Kelayakan Pengembangan Agroinduiti fepung lGsana Oi I_amouno.

pros' simposium peneritian Tanamai eanga; t. p,*rilb""'g Tanaman panqan.

Rukmana. R. 1997. Ubi kayr. Budidaya dan pasca panen.

Penerbit lGnisius.

Setyono, A R. Thahir dan AM. Fagi, 1996. Studi penqembanqan Agroindustri Ubi lGy-r di Kecamatan Keiobonq il,bdrl6.

Pros. Simposium penelitian Tanaman pa'nganifl. ;r"l;ibH;

Tanarnan pangan.

Wargiono, J. 1979. Ubi kayu dan Cara Bercook Tarramnya.

Bulletin Teknik no. 4 Lppp Bogor.

26

(30)

S e r i : T a n a m a n P a n g a n d a n H o r t i k u l t u r a

Nomor : 08/MW-SR-TF/2000

O p l a g : 6 0 0 e k s e m p l a r S u m b e r D a n a : A P B N & A R M P - l l / 2 0 0 0

Referensi

Dokumen terkait

Hasil simulasi data acak dari distribusi Normal, Cauchy, dan Chi-Square dengan ukuran sampel

Dalam penelitian ini penulis ingin merancang sebuah sistem yang baru dalan mendiagnosa awal penyakit kanker lidah berbasis web sehingga dapat membantu masyarakat

Menetapkan dan mendokumentasikan tanggung jawab dan prosedur untuk meyakinkan bahwa perencana sistem mengembangkan rencana sistem jangka panjang berdasarkan pemahaman rencana

Sedangkan menurut Sujarweni (2015:3) mengatakan bahwa: “Akuntansi adalah proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu transaksi dibuat jurnal, buku

Menurut David (2003) dan Caska (2009) analisis SWOT adalah suatu analisis yang dimulai dengan melakukan evaluasi diri sehingga diperoleh faktor- faktor kekuatan dan

Untuk melanjutkan perhitungan MOORA maka tahap pertama yang dilakukan yatu memasukan data calon peserta pramuka pandega berprestasi kedalam menu kepesertaan seperti

Menenentukan skema yang lebih baik antara AEDCF dan SEDCF sebagai skema yang dapat memperbaiki kekurangan skema standar EDCF ditandai dengan performansi yang lebih

asiaticatidak menunjukkan perbedaan antara awal dan akhir perlakuan sedangkan pada kelompok Plasebo tampak perbedaan bermakna.Kesimpulan dari penelitian ini adalah