• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Implementasi Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja "

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja

Reporter (Studi di Jambi TV)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah

Oleh:

SOLEHAN NIM : UJ. 140120

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

(2)

Dr. Pirhat Abbas, M.Ag Jambi, 5 November 2018 Agus Slamet Nugroho, M.I.Kom

Alamat : Fak. Dakwah UIN STS Jambi Kepada Yth.

Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Bapak Dekan

Simp. Sungai Duren Fak. Dakwah

Muaro Jambi UIN STS Jambi

di- JAMBI

NOTA DINAS Assalamu’alaikumWr. Wb

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan yang berlaku di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, maka kami berpendapat bahwa Skripsi saudara Solehan dengan judul ”Implementasi Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Reporter (Studi di Jambi TV)” telah dapat diajukan untuk dimunaqasyahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Prodi Komunikasi Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak, semoga bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalam

Jambi, 5 November 2018

(3)

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Solehan

Nim : UJ. 140120

Tempat/TanggalLahir : Jambi/03 Januari 1997 Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam

Alamat : Simpang Rimbo Lorong Pattimura

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul ” Implementasi Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Reporter (Studi di Jambi TV)”.” adalah benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai ketentuan yang berlaku di Indonesia dan ketentuan di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh melalui Skripsi ini.

Demikianah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

(4)
(5)

MOTTO

ۡ

ۡ

“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang sangat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui,sedang kamu tidak mengetahui”. (QS.

An-Nur [24] : 19)2

2 Tim penerjemah dan penafsir Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 1974), 93.

(6)

PERSEMBAHAN

Satu langkah awal telah kulewati untuk membuka jalan baru Langkah awal untuk memulai

Bismillahirrahmanirrahin

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil’alamin, ucapan syukur yang tiada hentinya kepada Allah subhanahuwata’ala

atas segala karunia yang telah diberikan kepada kita semua

dengan sifat Maha Pemurah-Nya. Terutama atas anugerah akal, pikiran, dan waktu yang masih diberikan hingga saat ini,

karena dengan anugerah itu pula, saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

Serta tak lupa mengucapkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW.

Semoga kita mendapatkan syafaat beliau di akhirat kelak.

Amiin.

Kupersembahkan Skripsi ini

untuk orang-orang yang sangat berarti dalam hidupku.

Terutama buat kedua orang tuaku Bapak (Syafarudin) dan Mamak (Suamiati)

dengan penuh rasa ikhlas, cinta dan do’a restu yang telah membesarkanku dan mendidikku tanpa sedikitpun keluh yang terucap.

Yang selalu menjadi penyemangat dan Penguat untuk ku dalam meraih kesuksesan di dunia dan di akhirat

untuk kalian adik-adik tersayang Havisdin dan Safira Fitriani.

Untuk Sri Rahayu Kekasihku terima kasih telah memberikan inspirasi dan masukan-masukan hingga skripsi ini selesai.

Tidak lupa pula sahabat-sahabat semua Reno Rifaldo, Indra Wijaya Saputra, Firdaus, Septedi Saputra, Diyah Endah Pratiwi, Asropi, Imam Husain dan Keluarga Besar PMII Rayon Ushuluddin dan Dakwah yang tidak kenal lelah terus

memberikan masukan dan motivasi selama dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, dengan harapan semoga Allah memberi taufik

dan hidayah_Nya selalu.

Dan semoga tulisan kecil ini dapat menjadi amal jariyah yang berkah Amin...

Untuk bangsa dan Negara Dan

Untuk almamater kebanggaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

(7)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi sikap wartawan atas Kode Etik Jurnalistik harus tetap sama dari waktu ke waktu. Dalam arti, wartawan terikat dan diikat oleh Kode Etik sebagai rambu-rambu, kaidah penuntun sekaligus pemberi arah tentang apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistik. Kode Etik Jurnalistik menjadi rambu-rambu pertama bagi wartawan dalam menentukan apa yang baik dan buruk saat melaksanakan tugas jurnalistik, termasuk apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dalam Surat keputusan Dewan Pers Nomor 03/SK-DP/III/2006 tentang Kode Etik Jurnalistik Dewan Pers menimbang bahwa telah terjadi perkembangan yang sangat pesat dalam kehidupan pers nasional sejak diberlakukannya Undang- Undang 2 No. 40 tahun 1999 tentang pers.

Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif dengan menekan pada penelitian yang menghasilkan data deskriftif kualitatif yang berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini menggunakan tekhnik pengumpulan data dengan menggunakan 3 tekhnik yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa wartawan Jambi TV anggota Persatuan Wartawan Indonesia sepenuhnya memahami Kode Etik Jurnalistik. Dalam penerapan Kode Etik Jurnalistik menjadi acuan dalam menjalankan tugas sebagai wartawan dan apabila ada pihak yang memebrikan amplop sebagai buah tangan maka wartawan menolak dengan cara paling halus dan apabila wartawan masih disodorkan dengan berbagai alasan maka wartawan Jambi TV mengambil amplop tersebut dengan alasan menghindari mempermalukan pemberi, namun amplop tersebut di berikan kepada pihak kantor.

Jambi TV membuat program pelatihan internal kepada seluruh wartawan sebagai bahan evaluasi dari kinerja mereka, dan pada pelatihan ini dijelaskan kembali mengenai Kode Etik Jurnalistik walaupun mereka tahu, demi kemajuan para wartawan mereka.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul “Implementasi Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Reporter (Studi di Jambi TV)” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sang suri teladan umat, yang telah membawa umat manusia kealam yang terang benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.

Penelitian dan penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Prodi Komunikasi Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai ujian dan cobaan. Namun, semua itu patut disyukuri, karena banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang penulis dapatkan dari penyelesaian skripsi ini. Dukungan dan motivasi dari berbagai pihak juga penulis dapatkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karenaitu, penulis ingin mengucapakan terimakasih kepada:

1. Dr. Pirhat Abbas, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Agus Slamet Nugroho, M.I.Kom selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu meluangkan waktu dalam membimbing dan memotivasi demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dian Mursyidah, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik

3. Ketua Prodi Komunikasi Penyiaran Islam bapak Drs Sururuddin M.Pd, yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Komunikasi Penyiaran Islam dan Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam.

4. Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, Ibu Mardalina M.Ud.

5. Bapak Samsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph.D selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH.M.Hum selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Dakwah Uin Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

8. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA, Ph.D, Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd, dan Ibu Dr. Fadhlillah selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

9. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat menjadi bekal bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu tersebut menjadi suatuk bermanfaatan.

10. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

11. Kepala perpustakaan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi beserta stafnya serta kepala perpustakaan wilayah Jambi.

(9)

12. Teman-teman jurusan KPI, teman-teman seperjuangan di kampus tercinta, terimakasih sedalam-dalamnya atas semangat dan dukungan kalian, sehingga penulis dapat terus optimis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan ridha dan keberkahan-Nya dalam kehidupan kita.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA DINAS ... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

TRANSLITERASI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

E. Kerangka Teori ... 6

F. Metode Penelitian ... 11

G. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 15

H. Studi Relevan ... 17

BAB II PROFIL JAMBI TV A. Sejarah Jambi Tv ... 19

B. Jumlah Karyawan Jambi Tv ... 19

C. Struktur Organisasi Jambi Tv ... 20

D. Sumber Daya Manusia Jambi Tv ... 23

E. Visi dan Misi Jambi Tv ... 24

F. Sarana dan Prasarana Jambi Tv ... 25

G. Konten Berita ... 25

(11)

BAB III IMPLEMENTASI KODE ETIK JURNALISTIK PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA JAMBI TV

A. Implementasi Kode Etik Jurnalistik PWI terhadap wartawan Jambi Tv ... 29 B. Sanksi Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik ... 39 BAB IV KENDALA YANG DIHADAPI WARTAWAN DAN SOLUSI

YANG DIAMBIL OLEH PIHAK JAMBI TV DALAM IMPLEMENTASI KODE ETIK JURNALISTIK PWI

A.Kendala yang dihadapi wartawan disaat mentaati Kode Etik Jurnalistik ... 57 B. Solusi yang diambil oleh Jambi Tv dalam menerapkan Kode Etik

Jurnalistik ... 59 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 62 B. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN CURIKULUM VITAE

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi masyarakat, meningkatnya kualitas kebebasan dan bertambahnya jumlah penerbitan pers memunculkan harapan baru untuk memperoleh informasi yang akurat, objektif, berimbang, independen, dan jujur. Melalui kebebasan media, masyarakat mendambakan keterbukaan akses terhadap informasi yang berkualitas dan bermanfaat bagi kehidupan. Di samping itu, pengharapan masyarakatpun semakin meluas berkenaan dengan peran media sebagai tontonan untuk menjamin hak-hak dan kepentingan publik.

Sikap wartawan atas Kode Etik Jurnalistik harus tetap sama dari waktu ke waktu. Dalam arti, wartawan terikat dan diikat oleh Kode Etik sebagai rambu- rambu, kaidah penuntun sekaligus pemberi arah tentang apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistik. Dengan memahami dan melaksanakan Kode Etik Jurnalitik dapat membentuk wartawan profesional yang sejati. Wartawan sejati dalam Negara demokrasi adalah sosok yang menjunjung pers sebagai sarana kontrol sosial berdasarkan kepentingan tanggung jawab sosial untuk melayani masyarakat. Dalam Surat keputusan Dewan Pers Nomor 03/SK-DP/III/2006 tentang Kode Etik Jurnalistik Dewan Pers menimbang bahwa telah terjadi perkembangan yang sangat pesat dalam kehidupan pers nasional sejak diberlakukannya Undang-Undang 2 No. 40 tahun 1999 tentang pers. Dengan demikian perlu ditetapkan Kode Etik Jurnalistik yang baru berlaku secara nasional, sebagai landasan moral atau etika profesi dan menjadi pedoman operasional dalam menegakkan integritas dan profesionalitas wartawan.

Kode Etik Jurnalistik (KEJ) merupakam pedoman nilai-nilai yang sangat penting bagi para wartawan. Kode Etik Jurnalistik menjadi rambu-rambu pertama bagi wartawan dalam menentukan apa yang baik dan buruk saat melaksanakan tugas jurnalistik, termasuk apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Maka pemahaman dan ketaatan terhadap Kode Etik Jurnalistik bagi wartawan tidak

(13)

dapat ditawar-tawar lagi. Kendati demikian, ternyata dari sejumlah penelitian yang dilakukan berbagai lembaga yang berkaitan dengan pers menyimpulkan, hanya sekitar 20 persen wartawan yang pernah mempelajari Kode Etik Jurnalistik.

Temuan tersebut, tentu saja memperhatinkan. Sebab, Kode Etik Jurnalistik harus mendasari seluruh kerja jurnalistik yang dilakukan wartawan agar berita yang yang dihasilkannya tidak berdampak buruk bagi masyarakat dan wartawan.

Menurut Ade Putra Wijaya Kode Etik Jurnalistik adalah hal yang patut dijadikan pedoman setiap wartawan, karena kode etik bisa menjaga diri wartawan dari hal-hal yang tidak diinginkan serta bisa menghasilkan karya yang dihasilkan wartawan dapat diterima masyarakat.3

Dari sisi lain wartawan secara pribadi juga dibebankan berbagai tanggung jawab oleh perusahaan media yang memberi pekerjaan kepada mereka, seperti tugas meliput berita, mencari dan menyetor berita berdasarkan penugasan yang telah diberikan, kemudian hasil kerja akan dipertanggung jawabkan kepada masyarakat, pemerintah, redaksi, dan pemilik media. Seorang wartawan hendaknya menempuh cara yang jujur untuk memperoleh bahan-bahan berita dan tulisan, dengan meneliti kebenarannya sebelum meyiarkannya serta harus memperhatikan kredibilitas sumbernya. Kejujuran dan sportifitas berdasarkan kebebasan yang bertangggung jawab, serta menghindari cara-cara yang dapat merusak nama baik media, tidak menerima sogokan serta tidak menyalahgunakan profesi hanya mencari sebuah keuntungnan, seperti yang tertera pada pasal 6 Kode Etik Jurnalistik, Wartawan Indonesia tidak menyalah gunakan profesi dan tidak menerima suap.

Dengan demikian diperlukan kesadaran para pengelola media bahwa kebebasan pers bukan hanya milik pers, tetapi juga milik masyarakat karena mereka berkepentingan atas berita yang berkualitas. Seharusnya, dengan kebebasan pers yang diamanatkan, pers dapat berfungsi maksimal dan berperan sebagai pembentuk pendapat umum, penegak nilai-nilai demokrasi, keadilan serta kebenaran. Keberadaan pers yang jujur, tidak memihak, objektif, akurat, tanpa prasangka, berimbang, memisahkan opini dan fakta, etis dan menjunjung tinggi

3Ade Putra Wijaya, Wakil Pimpinan Redaksi, Wawancara dengan Penulis, 12 April 2018.

(14)

hak-hak asasi manusia serta komprehensif menjadi harapan masyarakat. Karena alasan ini harusnya media-media merekrut wartawan yang berbasis kompetensi Mengacu pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers, maka JambiTV merupakan perusahaan media massa yang melaksanakan kegiatan Jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dalam bentuk audio visual dengan menggunakan media televisi sebagai alat penyalur beritanya. Sebagai salah satu televisi yang terkemuka di Jambi dengan eksistensi dan daya saing yang tinggi maka perlu dilihat seberapa profesional wartawan JambiTV dalam memperoleh sebuah beritanya.

Budaya amplop juga mengurangi profesionalisme para wartawan, termasuk bobot berita. Berita adalah laporan peristiwa. Namun tidak semua peristiwa layak dilaporkan (dijadikan berita). Sebuah peristiwa layak diberitakan (fit to print) hanya jika mengandung nilai-nilai jurnalistik atau news value, seperti aktual, faktual, penting dan menarik.

Sebuah amplop dapat membuat wartawan menjalankan tugasnya secara tidak profesional menulis berita secara berimbang, memegang doktrin kejujuran (fairness doctrine). Jika demikian pembaca atau masyarakat yang dirugikan karena tidak mendapatkan informasi yang utuh dan berimbang.

Melanggar kode etik bisa berakibat fatal karena dapat menjatuhkan kredebilitas jurnalis dan media serta mengurangi kepercayaan publik pada jusnalisme, lebih dari itu pelanggaran etika bisa mengandung konsekuensi hukum.4

Reporter adalah salah satu jenis jabatan kewartawanan yang bertugas melakukan peliputan berita (news gathering) di lapangan dan melaporkannya ke pada publik, baik dalam bentuk tulisan untuk media cetak atau dalam situs berita di internet, atau pun secara lisan, bila laporannya disampaikan melalui media elektronik radio atau televisi.

4Dewan Pers, Buku Saku Wartawan. Jakarta : Dewan Pers, 2015. 25

(15)

Hasil kerja reporter, baik merupakan naskah tulisan

ataupunlisan,umumnya harus melalui

penyuntingan redaktur atau produser berita sebelum bisa disiarkan kepada publik.

Dalam UU Pers Nomor 40 Tahun 1999 pasal 1 yang mengartikan wartawan adalah orang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. Dalam sebutan wartawan ini ada tiga yang berbeda dalam profesi yang sama yaitu

“jurnalistik, wartawan dan reporter”. Ketiga sebutan itu sebenarnya mempunyai makna yang sama, yaitu sebuah profesi yang tugasnya mencari, meliput, menulis dan menyebarluaskan informasi kepada khalayak melalui media massa.

PWI adalah salah satu organisasi profesi jurnalis yang pertama didirikan di Indonesia dan salah satu organisasi kewartawanan tersebesar yang telah diverifikasi oleh dewa pers dan ikuti oleh wartawan di Indonesia.5

Jambi TV adalah sebuah stasiun televisi swasta regional pertama Provinsi Jambi. Jambi TV berkantor di Jl. Patimura Km 8 No. 35 D, Jambi. Jangkauan Jambi TV meliputi Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batanghari dan sekitarnya. Jambi TV melakukan siaran selama 18 jam, mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB. Stasiun televisi ini merupakan anggota jaringan Jawa Pos TV.

Sebagai salah satu Media ternama di Jambi dengan eksistensi dan daya saing yang tinggi maka perlu kita melihat seberapa profesional wartawan JambiTV dalam memperoleh sebuah beritanya. Berdasarkan uraian dan alasan tersebut, sehingga peneliti tertarik mengambil penelitian dengan judul skripsi

“Implementasi Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Reporter (Studi di JambiTV)”.

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, rumusan masalah dari penilitian ini adalah: Implementasi Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Reporter (Studi di

5PWI, Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia. Badung : Suara Merdeka 2009. 98

(16)

JambiTV) Dari rumusan masalah tersebut peneliti memilih tiga pertanyaan penelitian, yaitu :

1. Bagaimana implementasi kode etik jurnalistik persatuan wartawan Indonesia dalammeningkatkan profesionalisme kerja wartawan?

2. Apa sanksi yang diberikan oleh Jambi Tv bagi Wartawan yang melanggar Kode Etik Jurnalistik?

3. Apa saja kendala yang dihadapi wartawan dalam mentaati kode etik jurnalistik ?

C. Batasan Masalah

Setiap bidang pekerjaan apapun itu tentunya ada yang dikenal dengan sebutan etika keprofesian di dalam dunia pers yaitu kode etik jurnalistik, Hal tersebut bertujuan agar pers mempunyai tingkah laku dan tanggung jawab atas pekerjaannya yang menyangkut untuk semua khalayak.

Untuk memudahkan penelitian menemui sasaran yang tepat, terarah dan tidak menyimpang dari pokok masalah yang di bahas, peneliti memilih kode etik PWI sebagai unit penelitian, karena PWI merupakan salah satu organisasi wartawan yang telah diverifikasi oleh Dewan Pers.6

Dari penjelasan di atas maka penulis membatasi penelitian ini tentang Implementasi Kode Etik Jurnalistik PWI Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Wartawan (Studi di JambiTV).

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Dalam penelitian ini peneliti bertujuan:

a. Ingin mengetahui kode etik jurnalistik PWI yang diterapkan dalam meningkatkan profesionalisme kerja reporter Jambi TV.

b. Untuk mengetahui sanksi bagi wartawan Jambi Tv yang melanggar Kode etik jurnalistik.

c. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi wartawan jambi tv dalam mentaati kode etik jurnalistik.

6PWI.Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia.Bandung : Suara Merdeka, 2009. 79

(17)

2. Adapun kegunaan sebagai berikut : a. Kegunaan teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan kepada ilmu jurnalistik, khususnya mengenai profesionalisme kerja wartawan Media Jambi Tv dalam meningkatkan pemahaman tentang Kode Etik Jurnalistik.

b. Kegunaan praktis

1) Dewan Pers, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang evaluative terhadap ketaatan wartawan khususnya di Jambi Tv tentang Kode Etik Jurnalistik.

2) Wartawan, penelitian ini bisa menjadi wacana mengenai Kode Etik Jurnalistik sebagai kode etik profesionalisme yang seharusnya benar-benar ditaati.

3) Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan atau referensi yang bermanfaat.

E. Kerangka Teori

Agar penelitian tersebut tidak mengambang dan berfokus pada penelitian ini saja dan dapat mengembangkan masalah dengan baik. Maka sangat perlu diketahui pengertian-pengertian ini nantinya akan penulis jadikan sebagai tolak ukur dalam penulisan yang dilakukan oleh peneliti. Maka landasan teorinya adalah sebagai berikut :

1. Kode Etik Jurnalistik

Kode Etik Jurnalistik adalah himpunan etika profesi kewartawanan.Wartawan selain dibatasi oleh ketentuan hukum, seperti Undang- UndangPers Nomor 40 Tahun 1999, juga harus berpegang kepada kode etik jurnalistik. Tujuannya adalah agar wartawan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya, yaitu mencari dan menyajikan informasi.7

Ditinjau dari segi bahasa, kode etik berasal dari dua bahasa, yaitu “kode”

berasal dari bahasa Inggris “code” yang berarti sandi, pengertian dasarnya dalah

7PWI, Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia, Bandung : Suara Merdeka, 2009.

(18)

ketetuan atau petunjuk yang sistematis. Sedangkan “etika” berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti watak atau moral. Dari pengertian itu, kemudian dewasa ini kode etik secara sederhana dapat diartikan sebagai himpunan atau kumpulan etika.

Di Indonesia terdapat banyak Kode Etik Jurnalistik. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyaknya organisasi wartawan di Indonesia, untuk itu kode etik juga berbagai macam, antara lain Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (KEJ-PWI), Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI), Kode Etik Jurnalistik Aliansi Jurnalis Independen(KEJ-AJI), Kode Etik Jurnalis Televisi Indonesia, dan lainnya.

Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik:

a. Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

b. Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.

c. Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

d. Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

e. Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

f. Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.

(19)

g. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

h. Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

i. Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

j. Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

k. Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.8

2. Pers

Pers berasal dari bahasa inggris “to press” yang berarti menekan atau berasal dari bahasa latin yaitu “pressus” yang berarti telah di tekankan, dialih bahasanya ke dalam bahasa indonesia menjadi pers.9 Ketika kita mendengar kata pers, yang ada dalam pikiran kita adalah koran, berita radio. Hal itu sangat wajar karena pers berhubungan erat dengan dunia jurnalistik. Saat ini pers diberi kebebasan untuk mengungkapkan atau bahkan menulis tentang sesuatu yang dianggap tabu dan harus ditutupi sebelumnya.

8Dewan Pers, Buku Saku Wartawan. Jakarta : Dewan Pers, 2015.

9Sukardi, Kode etik Jurnalistik, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2007.

(20)

Dari beberapa kasus besar di negeri ini, sebagian terungkap oleh pers baru kemudian ditindaklajuti oleh pihak berwenang.10 Dunia pers memang syarat dengan update-update peristiwa dan informasi yang harus segera dibagikan kepada masyarakat umum.

3.

Profesionalisme Kerja Wartawan

Dalam persepsi diri wartawan sendiri, istilah “profesional” memiliki tiga arti, yaitu pertama, profesional adalah kebalikan dari amatir, kedua, sifat pekerjaan wartawan menuntut pelatihan khusus, dan yang ketiga norma-norma yang mengatur perilakunya dititik beratkan pada kepentingan khalayak pembaca.

Kemudian terdapat dua norma yaitu norma teknis yang mengharuskan untuk menghimpun berita dengan cepat dan menyuntingnya. Dan norma yang kedua adalah norma etis yaitu kewajiban kepada pembaca serta nilai-nilai seperti tanggung jawab, sikap tidak memihak, sikap peduli, sikap adil, objektif, dan yang lainnya yang tercermin dalam produk berita yang dihasilkannya. Profesionalisme akan menimbulkan dalam diri wartawan sikap menghormati martabat individual dan hak-hak pribadi dan personal warga masyarakat yang diliputnya. Demikian pula, ia akan menjaga martabatnya sendiri karena hanya dengan cara itu ia akan mendapat kepercayaan masyarakat dalam menjalankan tugasnya sebagai wartawa profesional. Wartawan yang baik selalu menyadari bahwa mereka selalu harus bertanggungjawab akan kebenaran berita atau laporan mereka. Seorang wartawan juga selalu belajar mengenai bagaimana cara mengkomunikasikan ide secara teliti dan efektif dan paham apa yang disebut berita yang disuguhkan secara jujur.

Onong Uchjana Effendy sebagaimana dikutip Pikiran Rakyat dalam tajuknya, mengungkapkan bahwa “[S]eseorang wartawan harus memiliki hati nurani jurnalistik (journalistic conscience) ketika hendak mempertanyakan sebuah berita dengan ukuran dirinya atau keluarganya sendiri yang terlibat dalam berita tersebut.11 Bagaimana kalau tersangka itu adalah anak kita? Ini sebuah contoh.

Dengan demikian, berita yang ditulis benar-benar sebuah berita yang sudah

10 Rosihan Anwar. Profil Wartawan Indonesia. Jakarta : Proyek Pembinaan dan Pengembangan Pers Dapartemen Penerangan RI, 1977

11 Edit Sanstoso dan Setiansah, Teori Komunikasi, Jakarta: Graha Ilmu, 2010.

(21)

dipikirkan dalam berbagai aspek dengan cara bijaksana”. Selain mempunyai hati nurani, menurut Arthur Brisbane, [S]eorang wartawan yang baik ialah yang dapat melihat sesuatu dengan jelas dan melukiskannya dengan sederhana. Wartawan yang paling baik, dan jarang ada, kata Brisbane, ialah yang dapat mempertahankan dari tahun ke tahun, kesanggupan untuk merasa dengan kuatnya dan menyatakan perasaan-perasaan yang dalam dengan tulisan-tulisannya. Empat syarat ideal untuk menjadi wartawan yang baik, yakni:

a) Tidak pernah berhenti mencari kebenaran.

b) Maju terus menghadapi zaman yang berubah dan jangan menunggu sampai dikuasai olehnya.

c) Melaksanakan jasa-jasa yang berarti da nada konsekuensinya bagi umat manusia.

d) Inilah yang paling penting, memelihara kebebasan yang tetap teguh.

Selain itu Adinegoro salah seorang perintis pers Indonesia menambahkan bahwa wartawan yang baik memiliki sejumlah sikap yang harus ditanam dan dipupuk oleh seorang wartawan, yaitu:

1) minat yang mendalam terhadap 20 masyarakat dan apa yang terjadi dengan manusianya;

2) sikap ramah tamah terhadap segala jenis manusia dan pandai membawa diri;

3) dapat menimbulkan kepercayaan orang yang dihadapi;

4) kesanggupan berbicara dan menulis dalam bahasa Indonesia, dan lebih baik jika menguasai berbagai bahasa asing;

5) memiliki daya peneliti yang kuat dan setia kepada kebenaran;

6) memiliki rasa tanggung jawab dan keteitian;

7) kerelaan mengerjakan lebih dari apa yang ditugaskan;

8) kesanggupan bekerja cepat;

9) selalu bersikap objektif;

10) memiliki minat yang luas;

11) memiliki daya analisis;

(22)

12) memiliki sifat reaktif;

13) teliti dalam mengobservasi;

14) suka membaca;

15) suka memperkaya bahasa.

Wartawan senior Indonesia, H. Rosihan Anwar menambahkan bahwa “ [W]artawan yang baik memerlukan keberanian, kejujuran, dan integritas yang mendalam.” Menurut Anwar, bila kejujuran mengatakan kepadanya bahwa kesejahteraan dan keselamatan umum yang sedang menjadi pusat perhatian serta taruhan, keberaniannya harus cukup besar untuk membuatnya bersikap gigih dan bertekun terus. Wartawan yang baik harus menguasai bahasa. Karena menulis adalah keterampilan mendasar dari wartawan, ia harus mampu memilih dan menggunakan kata-kata dengan tepat dan bagus. Semakin banyak syarat yang terpenuhi maka semakin baik pula wartawan tersebut, dan semakin profesional pula wartawan itu. Karena wartawan yang profesional haruslah seorang wartawan yang baik.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Kajian dampak percaraian terhadap kejiwaan anak menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian tentang riset yang bersipat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis,proses dan makna ( perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian dilapangan dan memberikan gambaran umum tentang latar penelitian,dan secara umum penelitian dilakukan dengan wawaancara dan observasi,melalui metode ini peneliti akan menganalisis data yang didapat dilpangan dengan detail.

Peneliti tidak dapat meriset semua kondisi sosial yang diobservasi,karena seluruh realitas yang terjadi merupakan kesatuaan yang terjaadi secara alamiah.

Penelitian lebih jauh didekati dalam bidang keilmuan sosial untuk mengetahui efektifitas informasi yang disebarkan melalui observasi dan wawancara. Dalam prosesnya penulis akan mengarahkan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif ini untuk menjelaskan apa yang terjadi secara lengkap, sedangkan eksplanatoris untuk menjawab mengapa dan bagaimana suatu peristiwa terjadi.

(23)

2. Setting dan Subjek Penelitian

Setting penelitian adalah Kantor Redaksi Jambi Tv. Dalam penelitian kualitatif populasi dan sampel dikenal dengan istilah subjek penelitian. Subjek penelitian berpusat pada segenap tenaga kerja pada Jambi Tv meliputi pimpinan, karyawan, wartawan. Mengingat subjek yang baik adalah subjek yang terlibat aktif, cukup mengetahui, memahami atau berkepentingan dengan aktivitas yang akan diteliti, serta memiliki waktu untuk memberikaninformasi secara benar.12 3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari manusia, situasi peristiwa dan dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan maupun tindakan orang yang bisa memberikan data melalui wawancara sumber data suasana/peristiwa berupa suasana yang bergerak ataupun diam meliputi ruangan, suasana dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan diobservasi. Sumber data dokumenter atau berbagai referensi yang menjadi bahan rujukan dan berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti.13

Data yang penulis pergunakan adalah data yang berkenaan dengan Jambi Tv, seperti struktur organisasi, daftar karyawan dan wartawan Jambi Tv.

Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder.Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui observasi atau wawancara di lapangan.sementara data sekunder adalah yang diperoleh dari sumber kedua berupa dokumentasi.

4. Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam studi ini menggunakan tiga teknik yang dilakukan secara berulang-ulang agar keabsahan datanya dapat dipertanggung jawabkan, yaitu :

a. Observasi ( pengamatan )

Observasi adalah pengamatan terhadap suau objek yang di teliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus

12Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. 2006

13Matthew B. Miles dan A Michael Guberman, Qualitative Data Analysis (a Source Book of New Methoids (Beverly Hills: Sage Publications, 1984

(24)

dikumpulkan dalam penelitian.14 Observasi merupakan kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengn menggunakan seluruh indra.

Observasi ini dilakukan selama 1 bulan, metode ini penulis gunakan untuk mengamati secara langsung terhadap objek penelitian mengenai Etika Pers dalam meningkatkan Profesional kinerja wartawan.

b. Wawancara

Wawancara, merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan melalui cara lisan atau tatap muka antara peneliti dengan sumber data manusia.15Sebelum wawancara dilakukan pertanyaan telah disiapkan lebih dahulu sesuai dengan pengalian data yang diperlukan dan kepada siapa wawancara tersebut dilakukan.

Teknik wawancara mendalam digunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang berbagai informasi yang terkait dengan persoalan yang sedang diteliti kepada pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi secara utuh tentang persoalan yang akan di kaji.

Tentu saja informasi dari hasil wawancara yang disuguhkan masih penulis maknai dan memerlukan interpretasi lebih lanjut berdasarkan pemahaman penulis dengan melakukan cross check dengan teori yang ada. Sedangkan jadwal untuk mengadakan indepth interview tidak dibuat sebab akan di sesuaikan dengan kesempatan yang ada dan data yang di perlukan. Untuk mengatasi terjadinya bias informasi yang diragukan kesahihahnnya, maka setiap hasil wawancara akan diuji dengan membandingkan bentuk informasi yang diterima satu dan informan dengan informasi yang di dapat dari informasi lain.

c. Dokumentasi

Dokumentasi, merupakan metode pengumpulan data melalui data – data documenter, berupa catatan, transkrip, buku surat kabar, majalah. Agenda ataupun jurnal yang dapat emberikan informasi tentang objek yang diteliti.16Data

14Djaman satarario dan Aan Komaria, Metode Penelitian Kualitatif, bandung : Alfabeta, 2012

15Arikunto, Prosedur Penelitian, (bandung : Rosyada Karya, 2009), 139.

16Ibid., 188.

(25)

dokumentasi yang dimaksud adalah data tentang Data kelurga yang melakukn perceraian, serta berbagai data yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi yang didapat.

Ketiga teknik penelitian data di atas digunakan secara simultan dalam penelitian ini, dalam arti digunakan untuk saling melengkapi antara data satu dengan data yang lain. Sehingga data yang penulis peroleh memiliki validitas dan keabsahan yang baik untuk dijadikan sebagai sumber informasi.

5. Metode/Tehnik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data secara keseluruhan.Data kemudian dicek kembali, secara berulang dan mencocokan data yang diperoleh, data disistematiskan dan diinterpretasikan secara logis sehingga diperoleh data yang absah dan kredibel.17

Data data yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan menggambarkan keadaan, realita, danfakta yang ada.data- data yang telah terkumpul tersebut diseleksi dan disajikan kemudian ditafsirkan secara sistematis agar dapat menghasilkan suatu pemikiran, pendapat, teori atau gagasan baru yang disebut sebagai hasil temuan ( findings ).

Analisis data dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagi berikut:

a. Reduksi data yaitu proses penyeleksian dan pemilihan semua data atau informasi dari lapangan yang telah diperoleh dari hasil proses wawancara, observasi, dan dokumentasi. Reduksi data berfungsi untuk menajamkan, mengolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan sehingga interprestasi bisa ditarik.

b. Penyajian data yaitu menyusun data imformasi yang diperoleh dari survey dengan sistematika sesuai dengan pembaahasan yang telah direncanakan. Penyajia data bertujuan untuk memudahkan dalam membaca, dan menarik kesimpulan.

17Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), 6.

(26)

c. Menarik kesimpulan atau verfikasi yaitu melakukan intervertasi secukupnya terhadap data yang telah disusun untuk menjawab rumusan masalah sebagai hasil simpulan.

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk memperoleh data yang terpercaya (trustworthiness) dan dapat dipercaya (reliable) maka peneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data yang didasarkan atas sejumlah kriteria. Dalam penelitian kualitatif upaya pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan lewat empat cara, yaitu :

1. Perpanjangan keikutsertaan

Pelasanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan peneliti di lokasi secara langsung dan cukup lama, dalam upaya mendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data.Karena kesalahan penilaian data oleh peneliti atau responden, disengaja atau tidak sengaja. Distorsi data dari peneliti dapat muncul karena adanya nilai-nilai bawaan dari peneliti atau adanya keterasingan peneliti dari lapangan yang diteliti sedangkan distorsi data dari responden dapat timbul secara tidak sengaja, akibat adanya kesalahpahaman terhadap pertanyaan atau muncul dengan sengaja karena responden berupaya memberikan informasi fiktif yang dapat menyenangkan peneliti,ataupun untuk menutupi fakta yang sebenarnya.18

Distorsi data tersebut dapat dihindari melalui perpanjangan keikutsertaan peneliti di lapangan diharapkan dapat menjadikan data yang diperoleh memiliki derajat realibilitas dan validitas yang tinggi. Perpanjangan keikutsertaan peneliti pada akhirnya juga akan menjadi semacam motivasi untuk menjalin hubungan baik yang saling mempercayai antara responden sebagai objek penelitian dengan peneliti.

18Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya 1996), 192.

(27)

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti, rinci dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonojol dalam penelitian. Faktor-faktor yang menonjol dalam penelitian.Faktor faktor tersebut selanjutnya di tela’ah, sehingga peneliti dapat memahami faktor faktor tersebut.

Ketekunan pengamatan dilakukan dalam upaya mendapatkan karakteristik data yang benar benar relecan dan terfokus pada objek penelitian.Permasalahan dan fokus penelitian.Hal ini diharapkan pula dapat mengurangi distorsi data yang mungkin timbul akibat keterburuan penelitian untuk menilai suatu persoalan ataupun distorsi data yang timbul akibat keterburuan peneliti untuk menilai suatu persolan ataupun distorsi data yang timbul dari kesalahan responden yang memberikan data secara tidak benar, misalnya berdusta, menipu dan berpura pura.19

3. Triangulasi

Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data pokok, untuk keperluan pengecekan reabilitas data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data yang diperoleh dari berbagai informan terdapat empat macam teknik trianggulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik pemeriksaan menggunakan sumber, metode, penyidik dan teori.

Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat realibilitas suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif yaitu dengan cara – cara sebagai berikut : membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan informasi di ruang umum (public) dengan apa yang dikatakan di ruang pribadi (privat), membandingkan apa yang dikatakan informan pada suatu waktu penelitian tertentu dengan apa yang dikatakan sepajang waktu penelitian, membandingkan keadaan dan perpektif seorang

19Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya 1996) 117.

(28)

informan dengan berbagai pendapat atau pandangan infnorman lainnya, sepertidosen, mahasiswa atau pimpinan prodi, membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen terkait.20

Trianggulasi dengan metode merupakan teknik pengecekan keabsahan data dengan meneliti hasil konsistensi, reabilitas dan validitas data yang diperoleh melalui metode pengumpulan data tertentu. Terdapat dua cara yag dapat dilakukan dalam trianggulasi dengan metode, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data pengeekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

Trianggulasi dengan penyidik, yaitu teknik pengecekan data melalui perbandingan hasil daya yang diperoleh dari suatu pengamat dengan hasil penyelidik pengamat lainnya.Cara ini dapat dilakukan bila penelitian dilakukan dalam suatu kelompok, dimana masing masing peneliti kemduan membandingkan hasil penelitiannya. Trianggulasi dengan teori yaitu pengecekan keabshana data melalui perbandingan dua atau lebih teori yag berbicara tentang hal sama, dimaksudkan untuk mendapatkan penjelasan banding tentang suatu hal yang teliti.Penerapan teknik tersebut dapat dilakukan dengan memasukan teori teori pembanding untuk memperkaya dan membandingkan penjelasan pada teori utama yang digunakan dalam penelitian.

4. Diskusi dengan Teman Sejawat

Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti akan melakukan diskusi dengan teman sejawat guna mamastikan bahwa datayang diterima benar benar real dan buka seata persepsi sepihak dari peneliti atau informan. Melalui cara tersebut peneliti mengharapkan mendapat sumbangan, masukan dan saran yang berharga dn konstrukti falam meninjau keabsahan data.

20Michael Quinn Patton, Qualitative Data Analysis: A Source of New Methods, (Beverly Hill: Sage Publications, 1986), 331.

(29)

H. Studi Relevan

Berdasarkan penelusuran penulis, terdapat beberapa karya yang membicarakan Kode Etik Jurnalistik di antaranya karya Robby Rama Saputra juga membicaraka tetang Penerapan Kode Etik Jurnalistik Dalam Meningkatkan Kinerja Wartawan Harian Tribun Timur Makassar (Studi Undang-Undang No.40 Tahun 1999 Tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik Pasal 6).

Karya Muhammad Sayuti, Penerapan Kode Etik Jurnalistik (Analisis Terhadap Wartawan Pos Metro Jambi).

Sebagaimana terlihat dari studi relevan ini bahwa ada di antara kajian ini yang membahas tentang Implementasi Kode Etik Jurnalistik PWI Dalam Meningkatkan Profesionalisme Kerja Wartawan Jambi Tv. Karya-karya di atas berbeda dengan karya yang sedang penulis rampungkan, kedua karya focus pada kode etik dan juga telah dilakukan beberapa tahun lalu sehingga dapat ditegaskan bahwa akan banyak perbedaan yang terjadi di tahun lalu hingga kini. Namun peneliti merasa bahwa apa yang akan diteliti rampungkan ini memiliki sisi nilai berbeda dari beberapa penelitian skripsi diatas. Perbedaan itu terutama terletak pada setting dan subjek penelitian. Melihat adanya perbedaan setting, tentu saja peneliti yang dihasilkan akan berbeda.

(30)

BAB II

PROFIL JAMBI TV A. Sejarah Jambi TV

Di dalam tatanan Negara maju, pers telah menjadi bagian yang sangat enting, karena pers memiliki kekuatan dan peranan yang sangat strategis dalam mewarnai kehidupan ketatanegaraan. Peran pers adalah penyeimbang dan control terhadap jalannya pemerintahan.

Oleh karenanya, agar kekuatan dan peran pers yang sangat besar itu tidak disalah artikan dan disalah tafsrikan, maka pers dituntut untuk menggunakan fungsinya dengan tepat, sesuai dengan standar jurnalisme yang benar.Pers juga harus memiliki peran penyeimbang agar tidak menjurus kearah trial by press.

Inilah amanat yang akan tetap dan terus diemban Jambi Tv.

Jambi TV adalah sebuah stasiun televisi swasta regional pertama Provinsi Jambi. Jambi TV berkantor di Graha Pena Jambi Ekspres, Jl. Patimura Km 8 No.

35 D, Jambi. Jangkauan Jambi TV meliputi Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batanghari dan sekitarnya. Jambi TV melakukan siaran selama 18 jam, mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB. Stasiun televisi ini merupakan anggota jaringan Jawa Pos TV.21

B. Jumlah Karyawan Jambi TV

Jumlah karyawan maupun pegawai dilingkungan Jambi Tv merupakan karyawan yang sudah bekerja dalam waktu lama dan terdaftar sebagai kegiatan produksi, pelayanan, administrasi, pendidikan, promosi, periklanan, dan pengawasan lapangan lingkungan Jambi Tv. Untuk

21 Dokumentasi Kantor Jambi Tv 22 Agustus 2018, Jambi TV

(31)

Tabel 2.1: Jumlah Karyawan Jambi TV22

Bidang Pekerjaan Jumlah

General Manager 1

Pimpinan Perusahaan 1

Pimpinan Redaksi 1

Wakil Pimpinan Redaksi 1

Manager Keuangan 1

Divisi Iklan 3

Divisi Pemasaran 4

Divisi Umum 1

Kabag Pracerak 3

Redaktur 7

Wartawan 38

Sesuai dengan table di atas tentang jumlah dan keadaan pegawai Jambi Tv masih banyak kekurangan Sumber Daya Manuusia terutama dibagian kewartawanan, sehingga system pemberitaan belum berjalan dengan lancar dan masih banyak tenaga yang dibutuhkan.

C. Struktur Organisasi Jambi TV

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi di mana struktur organisasi ini menyusun dan menjelaskan peran atau tugas dan wewenang dari berbagai bagian atau devisi dan bagaimana setiap bagian tersebut berhubungan dan bertanggung jawab atas hasil kerjanya.

22Ade Putra Wijaya, Wakil Pimpinan Redaksi, Wawancara dengan Penulis, 22 Agustus 2018.

(32)

a. General Manager

General Manager merupakan orang yang mengawasi seluruh operasional perusahaan yang terlibat dalam semua aktifitas perusahaan dan juga koordinasi semua karyawan perusahaan termasuk pendataan-pendataan masing masing karyawan. Selain itu tugas dan fungsi general manager adalah :

1. Memeriksa dan megamati berita yang akan diterbitkan.

2. Menerima masukan, kritik dan saran dari pembaca maupunn dari karyawan.

3. Menyelesaikan masalah yang timbul dari pemberitaan atas permintaan pihak-pihak yang merasa dirugikan.

b. Pimpinan Perusahaan

Pimpinan perusahaan atau orang yang dipilih dan diangkat oleh dewan komisaris melalui rapat umum pemegang saham yang memiliki kewenangan dan kewajiban dalam perusahaan atau kegiatan usaha yang berada dalam pengawasan yaitu bagian pemasaran, bagian keuangan dan bagian periklanan.

c. Pimpinan Redaksi

Pimpinan redaksi adalah orang yang dipercaya oleh perusahaan untuk menjalankan perusahaan serta mengadakan pengawasan terhadap pemuatan berita dan kegiatan-kegiatan redaksi yang selalu diadakan guna untuk selalu mengevaluasi berita-berita yang akan diterbitkan.

Adapun tugas dan fungsi Pimpinan Redaksi adalah :

1. Bekerja secara jujur, proaktif dan bertanggung jawab.

2. Mengawasi kinierja organisasi secara proposional sedemikian rupa sehingga setiap fungsi terpimpin dapat bekerja dengan baik, berprestasi dan mencapai target-target yang ditelah ditetapkan.

3. Mampu menjabarkan setiap kebijakan perusahaan untuk dilaksanakan oleh fungsi terkait dan mengevaluasi secara berkala.

(33)

4. Mampu menerapkan manajemen kerja dibagian professional akuntabel dalam semua fungsi terpimpin.

5. Terbuka untuk menunjukan kreatifitas seni dan ide-ide positif dalam bekerja yang dapat menghasilkan kualitas produk dan jasa.

6. Sanggup dengan sepenuhnya hati mematuhi peraturan, tata tertib perusahaan dan perundang-undangan.

7. Dapat menciptakan pertanggung jawaban dalam menjaga keamanan, kebersihan, tertib, kesopanan dan kesusilaan dalam iklim kerja yang sehat.

d. Redaktur

1. Tugas Memeriksa,mengedit, dan menyempurnakan naskah sesuai dengan penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar

2. Menyesuaikan naskah yang sudah diedit dalam bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Jurnalistik

3. Mengubah pengulangan kata-kata yang sama dalam satu tulisan, sehingga kalimat dalam naskah menjadi bervariasi.

4. Mengedit penggunaan logika bahasa, alur naskah

5. Menyeragamkan style penulisan masing-masing redaktur, sehingga gaya penulisan seluruh naskah menjadi sama

6. Memeriksa naskah kata per kata, penggunaan titik, koma, tanda seru, titik dua.

7. Mengedit penggunaan kata yang berasal dari bahasa asing, bahasa daerah, bahasa slank sehingga mudah dimengerti pembaca.

8. Mengusulkan dan menulis suatu berita dan foto yang akan dimuat untuk edisi mendatang

9. Berkoordinasi dengan fotografer dan riset foto dalam pengadaan foto untuk setiap penerbitan.

10. Bertangung jawab atas segala berita yang akan dimuat di media tersebut.

(34)

11. Memberikan laporan perkembangan kepada atasannya yaitu Wakil Pimpinan Redaksi.

e. Wartawan

Seperti halnya dalam setiap perusahaan surat kabar, tugas wartawan Jambi Tv adalah bertugas mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi berita yang akan disebar luaskan kepada public disesuaikan dengan tugasnya masing-masing yang sebelumnya sudah diatur oleh redaksi.

1. Bekerja secara jujur, proaktif dan bertanggung jawab langsung kepada redaktur dalam bidangnya masing-masing.

2. Mencari berita yang telah di tetapkan oleh redaktur terkait.

3. Membuat berita dari hasiil yang telah didapat.

4. Bertanggung jawab kepada koorinasi liputan dalam tugas yang diberikan.

5. Melakukan inisiatif dalam pencarian berita dengan persetujuan koordinasi liputan.

6. Mematuhi segala ketentuan jurnalistik dalam proses pengambilan berita dan mempertanggung jawabkan kebenarannya.

D. Sumber Daya Manusia (SDM) Jambi TV

Keadaan pegawai dan karyawan Jambi TV, dari hasil wawancara dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti diperoleh data sebagai berikut. Dalam sumber daya manusia Jambi Tv memiliki keposisi berdasarkan kepandaian, pengalaman dan pendidikan.

Dalam komposisi kepegawaian di Jambi Tv memiliki sumber daya manusia mayoritas menaungi jenjang pendidikan strata satu (S1), seperti dalam bidang kewartawanan yang dipilih dan diangkat menjadi wartawan telah bergelar sarjana. Jambi Tv tidak asal dalam memilih kepegawaian terutama untuk wartawannya, jika ada wartawan yang belum menyandang gelar sarjana itu karena

(35)

pihak dari perusahaan tersebut menarik kembali mahasiswa magang yang menurut mereka mempunyai kemampuan yang bagus dalam dunia jurnalistik.

E. Visi dan Misi Jambi TV 1. Visi

a. Berorientasi pada kebijakan internal :

a) Jambi Tv sebagai media elektronik yang terunggul dibidangnya berdasarkan kepuasan stakeholder

b) Jambi Tv sebagai media massa yang menjadi rujukan bagi masyarakat luas, terutama Provinsi Jambi

c) Jambi Tv sebagai media massa yang sehat, bermartabat dan menjadi citra kebanggaan bagi pemirsa, kuat dan kokoh dalam manajement, keuangan dan struktur.

b. Berorientasi pada kebijakan eksternal:

a) Menciptakan sumber daya manusia yang berdayaguna dan berbudaya demi kemajuan Provinsi Jambi

b) Mengembangkan semua potensi daerah terutama sektor pariwisata, pertambangan, dan perkebunan untuk kemajuan Provinsi Jambi dan kesejahteraan masyarakatnya.

c) Mendorong terwujudnya keadilan dalam memperoleh informasi yang merupakan bagian hak asasi manusia.23

2. Misi

a. Jambi Tv di Kota Jambi adalah sebagai berikut :

a) Menyajikan informasi yang faktual, lengkap, aktual, dan berimbang serta memberikan pemecahan masalah.

b) Menjadi salah satu industri penyiaran yang dijalankan bagi kepentingan masyarakat.

23 Ade Putra Wijaya, Wakil Pimpinan Redaksi, Wawancara dengan Penulis, 22 Agustus 2018.

(36)

c) Sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial yang berkualitas dan padat manfaat serta berpedoman pada keanekaragaman, kesetaraan, kemandirian dan persatuan bangsa.

d) Membentuk pola pikir dan tingkah laku pemirsa ke arah yang lebih positif, maju dan bermanfaat.24

F. Sarana dan Prasarana Jambi Tv

Sarana merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan prasarana merupakan sesuatu yang terwujud sebelum sarana.Sarana dan prasarana dimaksud disini adalah suatu yang digunakan sebagai alat untuk memperlancar kegiatan media. Sarana dan prasarana dalam kegiatan media tidak akan berjalan tanpa adanya sarana penunjang.

Untuk meningkatkan kualitas pemberitaan tentunya tidak terlepas dengan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana. Untuk SDM, ini berkaitan dengan kemampuan wartawan hingga pimpinan redaksi dalam pengolahan informasi hingga menjadi berita yang diterbitkan dalam Jambi Tv. Jika sumber daya manusia baik dan bermutu, tentunya berita yang didapat ataupun yang diterbitkan juga berkualitas. Sarana dan prasarana juga penting.Jika memiliki sarana dan prasana penunjang yang baik, berita yang hasilkan wartawan juga bisa lebih baik.

Oleh sebab itu, peningkatan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana dikeredaksian memang menjadi salah satu focus utama dalam upaya memajukan Jambi Tv.

24 Ade Putra Wijaya, Wakil Pimpinan Redaksi, Wawancara dengan Penulis, 22 Agustus 2018.

(37)

G. Konten Berita

a. Komposisi Siaran

Komposisi siaran yang menjadi keunggulan Jambi Tv adalah dominannnya muatan lokal (local content) yang mencapai 85 %, sedangkan 15 % lainnya adalah muatan nasional dan internasional. Khusus muatan-muatan lokal disusun dengan mengutamakan :25

a) Kebudayaan dan pariwisata daerah b) Kearifan lokal (local genius)

c) Apresiasi tentang pentingnya pembangunan daerah yang berbasis kebudayaan daerah.

Dengan sajian berita yang lebih bersahabat, karena pemanfaatan bahasa dan image yang lebih ramah dan soft (tidak berdarah-darah), actual dan informative, karena berita terkini disajikan dengan ringkat dan jelas dengan topik- topik yang hangat.Sajian berita yang bersifat netral atau tidak memihak dan dapat dipercaya.

25Ade Putra Wijaya, Wakil Pimpinan Redaksi Jambi Tv, Wawancara dengan Penulis, 22 Agustus 2018, Jambi

Content Local

85%

Content Univ ersal

15% Live

Recorded 40%

60%

(38)

H. Target Penonton

Target pemirsa dari penyelenggaraan siaran Jambi Tv dalam tahap awal ditujukan kepada masyarakat Kota Jambi (lokasi televisi) dan sekitarnya, dan dalam lima tahun ke depan Jambi Tv target market yang dituju dapat dijangkau secara optimal apabila semua strategi bisnis, program kerja dan organisasi yang disusun dapat berjalan dengan baik.26

Menurut data sensus kependudukan terakhir, jumlah penduduk Kota Jambi sekitar 700.000 jiwa, atau sekitar seperlima jumlah penduduk Provinsi Jambi.Jumlah tersebut, baik tingkat Kota maupun Provinsi, memang tidak sebesar penduduk kota-kota atau Provinsi-provinsi terutama di pulau Jawa.

Berdasarkan studi tentang target market yang dilakukan Jambi Tv, maka didapat datatentang profil pemirsa :

26Ade Putra Wijaya, Wakil Pimpinan Redaksi Jambi Tv, Wawancara dengan Penulis, 22 Agustus 2018, Jambi

60%

40%

Berdasarkan Kelompok Gender

Perempuan

Laki-laki 30%

Religi 15%

Talksh ow 25%

Sport 5%

n 15%

Anak- anak 10%

(39)

10%

20%

45%

25%

04-10 thn

11-20 thn 21-30 thn 31 thn ke atas

10% 20%

25%

20%

15%

10%

Profil Pemirsa Berdasarkan Status

anak-anak

pelajar/mahasiswa ibu rumah tangga karyawan/pegawai wiraswasta

lain-lain

25%

65%

10%

Berdasarkan Tingkat Sosial ekonomi

atas

menengah bawah

60%

40%

Berdasarkan Domisili

Perkotaan Pinggiran

(40)

BAB III

Implementasi Kode Etik Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia Jambi TV

A. Implementasi Kode Etik Jurnalistik PWI terhadap wartawan Jambi TV Kode etik jurnalistik adalah acuan moral yang mengatur tingkah laku seorang wartawan, Kode etik jurnalistik PWI pada dasarnya tetap mengacu pada Kode Etik Jurnalistik No. 40 Tahun 1999 tentang pers.27 Namun secara umum anggota PWI harus menerapkan hal hal yang bisa menjamin terpenuhnya tanggung jawab seorang wartawan kepada public.

1. Tanggung jawab

Tugas dan kewajiban adalah mengabdikan diri kepada kesejahtraan umum dengan memberi masyarakat informasi yang mereka hadapi. Berdasarkan hasil observasi pada saat dilapangan setiap wartawan yang akan terjun kelapangan, pimpinan akan memberikan arahan dan petunjuk sehingga diharapkan hasil kerjanya benar-benar maksimal.

Sikap profesionalisme tentu sangat diutamakan dari berbagai profesi yang dilakoni oleh setiap individu. Baik bekerja di ruang lingkup instansi pemerintahan, TNI/Polri, wartawan, akademisi, pengusaha dan lainnya. Ini merupakan menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya saat melakukan suatu pekerjaan itu sendiri, dan tergantung ruang lingkup profesinya masing-masing.

Semua itu tidak terlepas dari pada etika khusus dalam penerapan prinsip- prinsip moral dasar berkehidupan, tingkah laku dalam melaksanakan tugas adalah sangat diperlukan sikap profesionalitas dan beretika baik. Terlebih, berprofesi menjadi seorang jurnalis yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas, berbagai kalangan masyarakat terdapat keterkaitannya dalam suatu pemberitaan

27Kustadi Suhandang. Pengantar Jurnalistik. Bandung : Nuansa, 2004

(41)

yang dimuat dalam media massa. Beragam saluran media yang dimanfaatkan oleh para jurnalis untuk menyajikan berita setiap harinya kepada masyarakat, yaitu seperti media cetak, elektronik, dan online.

Profesi wartawan merupakan suatu pekerjaan yang mulia, karena mereka bekerja demi kepentingan masyarakat luas pada umumnya. Apabila pekerjaan tersebut akan dimanfaatkan dengan baik dan tanpa melanggar kaidah-kaidah jurnalistik, maka seorang jurnalis itu akan mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat atau pembaca, pemirsa. Berita yang dikupaspun sangat beragam baik di bidang pendidikan, budaya, hukum, politik, sosial, ekonomi dan sebagainya, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi seorang jurnalis dalam menjalankan tugasnya dilapangan.28

Selain itu, tugas wartawan juga diatur dalam Undang-Undangn Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers. Artinya, dari liputan atau hasil karya jurnalis tersebut meliputi kode etik jurnalistik yang harus diikuti saat bertugas, maka standar kompetensi itu menjadi alat ukur profesionalitas wartawan. Untuk itu, profesionalisme dalam pemberitaan merupakan keharusan bagi seorang jurnalis seperti tidak menyebutkan nama dan identitas korban kejahatan asusila, tidak memberitakan informasi yang menyesatkan untuk masyarakat, wartawan dilarang beropini dalam suatu berita serta hal serupa lainnya.

Karena wartawan berbeda dengan para pengelola bloger merupakan orang yang memanfaatkan informasi teknologi, untuk menyampaikan sesuatu yang mungkin saja terkait dengan berbagai kejadian di tengah masyarakat. Mereka juga bisa menulis opini dengan menggunakan referensi yang mungkin saja akurat, tetapi tidak menutup kemungkinan akan terdapat kekeliruan, bahkan beberapa di antaranya (para bloger) cenderung memanfaatkan demi kepentingan tertentunya saja. Oleh sebab itu, mereka tidak berpodoman menyangkut kode etik jurnalistik

28 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra

Aditya Bakti, 2007

(42)

tersebut, karena tidak ada keterkaitan langsung dengan khalayak atau masyarakat publik sebagaimana yang dilakukan para wartawan.

Wartawan profesional adalah mampu menjaga keseimbangan berita, menjunjung tinggi ketidakberpihakan dan menjaga etika profesi. Karena, untuk menjadi wartawan yang sesungguhnya yaitu tidak cukup hanya mengandalkan mampu dalam menulis berita, akan tetapi bagaimana mampu menguasai dari berbagai hal atas ketentuan yang diberlakukan dalam ilmu jurnalistik tersebut.

Kecepatan dan ketelitian menjadi kompetensi yang diharapkan media dari profesi seorang jurnalis, dikarenakan pekerjaan itu mengemban tanggung jawab yang sangat besar terhadap masyarakat atau publik.29

Konsekuensi jurnalis profefional adalah berperan memabntu masyarakat dalam berbagai macam fenomena yang terjadi, di tengah perkembangan teknologi begitu pesat seperti saat ini tentunya banjir informasi yang diperoleh masyarakat.

Maka jurnalis bagaimana memberikan mana berita yang dapat dipercaya, dan dapat diyakini kebenarannya serta akurasi suatu berita.

Disamping itu sikap independen dari seorang wartawan menjadikan suatu kewajiban baginya, di mana setiap berita yang disajikan harus ada keseimbangan dan jangan sampai terjadinya kerugian dari salah satu pihak. Sebab, seorang jurnalis bisa menyandang gelar profesional apabila ia mampu memahami apa tugas dan tanggung jawabnya, serta bagaimana jurnalis harus menjalankan profesinya dengan baik, benar dan berkesinambungan. Jurnalis profesional harus memahami kode etik jurnalistik secara menyeluruh, namun dalam kegiatan jurnalistik dan se-profesional seorang wartawan tentu tidak luput dari kesalahan- kesalahan yang pada kenyataannya tidak disengaja.

Namun, terlepas dari pada itu bahwa jurnalis harus mengedepankan kode etik jurnalistik ketika menjalankan tugasnya sebagai seorang jurnalis. Memang mayoritas media maupun seorang wartawan yang sering didapatkan selama ini, banyak pula yang telah menyimpang dari norma-norma itu sendiri, artinya hanya

29 Hafid Cangara. Pengatar Ilmu Komunikasi Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers. 2012.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Holcim Indonesia Tbk merupakan satu-satunya perusahaan yang diprediksi mengalami masalah keuangan dihitung dengan metode Altman Z-Score dengan hasil tahun 2014 berada pada

Manfaat penelitian ini adalah memberikan manfaat praktis dan teoritis untuk masyarakat maupun seniman khususnya seni tari tentang bentuk penyajian dan proses

Biaya material untuk pengelasan dengan metode spot welding joint (CM). Biaya material untuk pengelasan selama 8 jam keija, dimana

Adapun maksud diadakannya kegiatan ini adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kegembiraan dalam menyambut Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia

Di dalam makalah ini juga kami menampilkan gambar-gambar yang merupakan contoh karya seni rupa tiga dimensi.. Pengertian Seni Rupa

Peningkatan kemampuan komunikasi, pemecahan masalah, dan self-efficacy siswa SMP melalui pendekatan problem-centered learning dengan strategi

penyiapan RPP yang cenderung bersifat formalitas. Bukan menjadi komponen utama untuk sebagai acuan dalam proses pembelajaran, sehingga ketika otonomi pendidikan

Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ditemukan cukup bukti untuk ketiga variabel yang diuji, yaitu Pemasaran Melalui Media Social , Kesadaran Merek, dan Electronic