Jakarta, 22 November 2016
FOCUS GROUP DISCUSSION
Penyusunan Rancangan Pedoman Perlakuan Akuntansi Transaksi Repurchase Agreement
sesuai GMRA Indonesia
Latar Belakang
2
2016 Tidak terdapat
Peraturan/
Standar/Pedoman yang khusus mengatur
Perlakuan Akuntansi Repo sesuai GMRA
Indonesia secara detail
1997 PSAK 42 disahkan
2014 Revisi PSAK
55 disahkan 2009
PSAK 42 dicabut
Konvergensi PSAK dimulai, PSAK berbasis industri dicabut
VIII.G.13 dicabut 2015
POJK 9 dan SEOJK 33 (ketentuan Transaksi Repurchase Agreement sesuai
GMRA Indonesia) diterbitkan
2006 Revisi PSAK 55 disahkan Based on
MRA
2006
VIII.G.13 (Perlakuan Akuntansi Repo Menggunakan MRA)
diterbitkan
2011 Revisi PSAK 55 disahkan
Transaksi Repo dan Reverse Repo diatur dlm PAPE based on PSAK 55 (2006)
2011 PAPE diterbitkan
3
Past
PSAK 42
1MRA VIII.G.13
2Now
PSAK 55
3GMRA
4?*
1)
PSAK 42 tentang Perusahaan Efek reformat tahun 2007, telah dicabut tahun 2009
2)
Peraturan Nomor VIII.G.13 tentang Perlakuan Akuntansi Repurchase Agreement (Repo) dengan menggunakan Master Repurchase Agreement (MRA) telah dicabut Tahun 2015
3)
PSAK 55 tahun 2006, menjadi dasar penyusunan PAPE (2011), salah satu yang diatur dalam PAPE adalah transaksi repo dan reverse repo (tidak berdasarkan GMRA Indonesia)
4)
GMRA Indonesia diatur pada 33/SEOJK.04/2015 tentang Global Master Repurchase
Agreement (GMRA) Indonesia yang ditetapkan tanggal 23 November 2015*) Tidak terdapat Peraturan/Standar /Pedoman yang khusus mengatur Perlakuan Akuntansi transaksi Repurchase Agreement Repo sesuai GMRA Indonesia secara detail
Latar Belakang … con’t
Permasalahan
4
GMRA
• Kompleks
• Rule Based
• Form over the substance
PSAK
• General
• Principal Based
• Substance over the form
Pedoman Akuntansi yang lebih
detail berbasis SAK
Tujuan
Program konvergensi PSAK ke IFRS
Peningkatan kualitas keseragaman dan daya banding LK
Kepastian Hukum
Mendukung Pengembangan transaksi Repurchase
AgreementStandarisasi Praktik Pencatatan Akuntansi Transaksi
Repurchase Agreement5
Pedoman Transaksi Repurchase Agreement Bagi Lembaga Jasa Keuangan (POJK Nomor 9/POJK.04/2015)
Ditetapkan pada tanggal 25 Juni 2015
Mulai Berlaku pada tanggal 1 Januari 2016
Mengatur ketentuan umum, perjanjian, kewajiban, pelaporan, dan sanksi dalam transaksi Repurchase Agreement
Ditujukan kepada lembaga jasa keuangan (Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya) yang bertindak sebagai agen atau bertindak untuk dirinya sendiri
Tidak mengatur transaksi Repurchase Agreement yang menggunakan prinsip-prinsip syariah
6
Global Master Repurchase Agreement (GMRA) Indonesia (Lampiran SEOJK Nomor 33/SEOJK.04/2015)
Ditetapkan pada tanggal 23 November 2015
Mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2016
Mengatur ketentuan lebih lanjut mengenai Global Master Repurchase Agreement (GMRA) Indonesia yang wajib
diterapkan dalam perjanjuan tertulis transaksi Repurchase Agreement
7
Struktur Pedoman
8
Ketentuan Umum
• Definisi
• Ruang Lingkup
• Jenis Transaksi dan Metode Pemeliharaan Marjin
Perlakuan Akuntansi
• Bagian Kesatu – Awal Transaksi
• Bagian Kedua – Selama Transaksi
• Bagian Ketiga – Akhir Transaksi
Pengungkapan
Ketentuan Penutup
9
Ketentuan Umum
Definisi
1. Transaksi Repurchase Agreement (selanjutnya disebut Transaksi Repo) adalah Transaksi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai Pedoman Transaksi Repurchase Agreement bagi Lembaga Jasa Keuangan dan Global Master Repurchase Agreement Indonesia.
2. Transaksi Re-repo adalah Transaksi Repo atas Efek Repo kepada pihak lain.
3. Efek Repo adalah efek yang digunakan sebagai dasar dalam Transaksi Repo.
4. Penjual adalah pihak yang menerima dana dan mengalihkan Efek Repo pada tanggal pembelian serta menyerahkan dana dan menerima Efek Repo pada tanggal pembelian kembali.
5. Pembeli adalah pihak yang menyerahkan dana dan menerima pengalihan Efek Repo pada tanggal pembelian serta menerima dana dan menyerahkan Efek Repo pada tanggal pembelian kembali.
6. Utang Transaksi Repo adalah liabilitas terkait janji pembelian kembali atas Efek Repo.
7. Piutang Transaksi Repo adalah tagihan terkait janji penjualan kembali atas Efek Repo
8. Standar Akuntansi Keuangan, yang selanjutnya disebut dengan SAK adalah Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dan Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.
10
Ketentuan Umum
Ruang Lingkup
Perusahaan Efek
Aset yang ditransaksikan tidak dihentikan pengakuannya
Transaksi tunggal
Hal-hal yang tidak diatur mengacu pada SAK
11
Ketentuan Umum
Jenis Transaksi
Transaksi Keagenan*
Agen
Prinsipal
Transaksi Pembelian Kembali (Repurchase Transaction)
Repurchase Agreement
(REPO)
Transaksi Beli/Jual Kembali (Buy/Sale Back Transaction)
Pemeliharaan Marjin
Transfer marjin
Pemberian harga ulang
(Repricing)
Penyesuaian transaksi
*diuji berdasarkan SAK
12
Pengaturan Perlakuan Akuntansi (1)
Bagian Kesatu – Awal Transaksi
Aset dan Liabilitas Keuangan yang Timbul dari Transaksi Repo
• Pada saat pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan diklasifikasikan sesuai dengan PSAK terkait.
• Dicatat pada tanggal transaksi (transaction date)
PE sebagai
• Agen
• Mengakui pendapatan yang diterima berupa fee Transaksi Repo
• Mencatat penerimaan dana/piutang atas fee Transaksi Repo
• Prinsipal
• Mengakui seluruh transaksi yang dilakukan sebagaimana diatur dalam
Pedoman ini
13
Pengaturan Perlakuan Akuntansi (2)
Bagian Kesatu – Awal Transaksi
Penjual
• Mereklasifikasi efek yang dimiliki menjadi efek yang di-repo-kan
• Mencatat
• Penerimaan dana atas aset
keuangan yang dialihkan (kas dan Setara Kas); dan
• Liabilitas keuangan (Utang Transaksi Repo)
• Mengakui selisih HPK dan HP sebagai beban bunga repo ditangguhkan
Pembeli
• Mencatat
• Aset keuangan (Piutang Transaksi Repo); dan
• Pembayaran yang dilakukan atas Transaksi Repo
• Mendokumentasikan Efek Repo pada saat menerima pengalihan efek
tersebut
• Mengakui selisih HPK dan HP sebagai
pendapatan bunga repo ditangguhkan
14
Bagian Kedua – Selama Transaksi
Pengaturan Perlakuan Akuntansi (3)
Penjual
• Melakukan mark-to-market terhadap Efek Repo dan mencatat sesuai dengan SAK yang berlaku
• Melakukan amortisasi atas selisih HPK dan HP secara periodik, dengan
mengakui beban bunga repo atas beban bunga repo ditangguhkan
Pembeli
• Melakukan amortisasi atas selisih HPK dan HP secara periodik, dengan
mengakui pendapatan bunga repo atas
pendapatan bunga repo ditangguhkan
Pengukuran setelah pengakuan awal aset dan liabilitas keuangan berdasarkan klasifikasi
masing-masing instrumen keuangan sesuai dengan PSAK terkait.
15
Bagian Kedua – Selama Transaksi
Transaksi berikutnya oleh Pembeli
Pengaturan Perlakuan Akuntansi (4)
Transaksi Re-repo
• Pembeli yang melakukan Transaksi Re-repo wajib:
• Mencatat
• penerimaan dana atas aset keuangan yang dialihkan (Kas dan Setara Kas; dan
• liabilitas keuangan (Utang Transaksi Repo).
• Melakukan mark-to-market terhadap liablitas keuangan (Utang Transaksi Repo)
• Melakukan pencatatan selanjutnya dalam posisinya sebagai Penjual sebagaimana diatur pada Pedoman ini sepanjang relevan.
Transaksi Penjualan atas Efek Repo
Pembeli yang melakukan penjualan atas Efek Repo kepada pihak lain wajib
• mencatat
• penerimaan dana atas Efek Repo yang dialihkan (Kas dan Setara Kas); dan
• liabilitas keuangan (Liabilitas Penjualan Efek Repo)
• Melakukan mark-to-market terhadap liablitas keuangan (Liablitas Penjualan Efek Repo)
• Mengakui keuntungan/kerugian yang sudah/belun terealisasi (realize/unrealize gain or loss) dari transaksi tsb
16
Bagian Kedua – Selama Transaksi
Pemeliharaan Marjin – Metode Transfer Marjin
Dalam hal Penjual atau Pembeli menutup eksposur bersih melalui transfer marjin, maka Penjual dan Pembeli tidak melakukan pencatatan sampai dengan dilakukannya transfer marjin.
Pengaturan Perlakuan Akuntansi (5)
Transferor Transferee
Marjin Tunai mengakui
• pengeluaran marjin tunai sebagai piutang marjin; dan
• pendapatan bunga secara periodik.
mengakui
• penerimaan marjin tunai sebagai utang marjin; dan
• beban bunga secara periodik.
Marjin Efek • tetap mengakui aset keuangan yang dialihkannya dengan mereklasifikasi efek yang dimiliki menjadi efek yang dijaminkan (efek marjin)
• tetap mengakui pendapatan bunga/dividen dari efek marjin.
mendokumentasikan efek marjin pada saat menerima pengalihan efek tersebut.
Saling hapus
utang piutang sesuai dengan PSAK terkait
17
Pengaturan Perlakuan Akuntansi (6)
Bagian Kedua – Selama Transaksi
Pemeliharaan Marjin – Metode Pemberian Harga Ulang (Repricing)
Penjual melakukan mark-to-market terhadap Efek Repo sesuai dengan PSAK terkait.
Kedua belah pihak melakukan saling hapus utang piutang yang timbul dari transaksi awal sesuai dengan PSAK terkait instrumen keuangan.
Penjual Pembeli
EksposurBersih Ya
mencatat
• penerimaan dana (Kas dan Setara Kas)
menghapus
• liabilitas keuangan (Utang Transaksi Repo -tanggal pembelian)
mencatat
• liabilitas keuangan (Utang Transaksi Repo - tanggal Repricing).
mencatat
• penerimaan dana (Kas dan Setara Kas)
• aset keuangan (Piutang Transaksi Repo - tanggal Repricing)
menghapus
• aset keuangan (Piutang Transaksi Repo -
tanggal pembelian)
Tidak
menghapus
• liabilitas keuangan (Utang Transaksi Repo - tanggal pembelian)
mencatat
• pengeluaran dana (Kas dan Setara Kas) serta
• liabilitas keuangan (Utang Transaksi Repo - tanggal Repricing).
mencatat
• aset keuangan (Piutang Transaksi Repo –
tanggal Repricing)
mencatat
• pengeluaran dana (Kas dan Setara Kas)
menghapus
• aset keuangan (Piutang Transaksi Repo -tanggal pembelian).
18
Pengaturan Perlakuan Akuntansi (7)
Bagian Kedua – Selama Transaksi
Pemeliharaan Marjin – Metode Penyesuaian Transaksi
Penutupan transaksi awal, mengacu pasal pengakhiran transaksi
Pembukaan transaksi baru, pencatatan mengacu pada pasal awal
transaksi
19
Bagian Kedua – Selama Transaksi
Pengaturan Perlakuan Akuntansi (8)
Pendapatan dari Efek Repo
Penjual/Pembeli yang mengalihkan aset keuangan untuk tujuan pemeliharaan marjin kepada pihak lainnya, mengakui pendapatan bunga atau dividen dari aset keuangan yang dialihkannya
Transaksi Pembelian Kembali Transaksi Beli/Jual Kembali Penjual mengakui
• pendapatan bunga/dividen dari aset keuangan yang dialihkannya.
Penjual mengakui
• pendapatan bunga ditangguhkan dari aset keuangan yang
dialihkannya sebagai komponen penghitungan HPK pada tanggal pembelian dan diamortisasi selama jangka waktu Transaksi Repo.
• pendapatan dividen dari aset keuangan yang dialihkannya sebagai komponen penghitungan harga pembelian kembali pada tanggal pengumuman (cum date) dividen.
HPK = (P + AI + D) – (IR + C)
IR: pendapatan bunga/dividen dari aset keuangan yang dibelinya (sumber: Buy/Sell Back Annex)
20
Bagian Ketiga – Akhir Transaksi
Pengakhiran transaksi pada tanggal pembelian kembali
Pengaturan Perlakuan Akuntansi (10)
Transaksi Repo
Penjual Pembeli
• Melakukan mark-to-market Efek Repo sesuai dengan PSAK terkait
• Mengakui pengeluaran untuk pembelian kembali Efek Repo dan beban bunga repo;
• Menghapus Utang Transaksi Repo; dan
• Mereklasifikasi kembali efek yang di-repo-kan menjadi efek yang dimiliki.
• Mengakui penerimaan untuk penjualan Efek Repo dan pendapatan bunga repo;
• Menghapus Piutang Transaksi Repo; dan
• Mengembalikan Efek Repo kepada Penjual.
Transaksi Marjin
Transferor Transferee
marjin tunai
Mengakui
• pendapatan bunga
• penerimaan kembali marjin tunai Menghapus piutang marjin.
Mengakui
• beban bunga
• pengembalian marjin tunai Menghapus utang marjin.
marjin efek
Mereklasifikasi kembali efek marjin menjadi efek yang dimiliki
Mengembalikan efek marjin kepada transferor
21
Bagian Ketiga – Akhir Transaksi
Pengakhiran transaksi dalam hal terjadi peristiwa kegagalan
Pengaturan Perlakuan Akuntansi (11)
Penjual melakukan mark-to-market terhadap Efek Repo sesuai dengan PSAK terkait;
Penjual/Pembeli mengakui komitmen untuk menghapus Utang Transaksi Repo /Piutang Transaksi Repo;
Penjual/Pembeli melakukan penyelesaian atas komitmen tersebut;
Penjual mereklasifikasi kembali efek yang di-repo-kan menjadi efek yang dimiliki.
Pihak yang tidak menyebabkan kegagalan mengakui penerimaan kompensasi kegagalan dari pihak lainnya; dan
Pihak yang menyebabkan kegagalan mengakui pengeluaran kompensasi kegagalan kepada pihak lainnya.
22
Pengungkapan (1)
Pada Kebijakan Akuntansi Pada Pengungkapan Akun
1. Jenis Transaksi Repo dan metode pemeliharaan marjin;
2. Kebijakan akuntansi dalam posisi sebagai agen (jika ada);
3. Kebijakan akuntansi atas metode
pemeliharaan marjin yang diterapkan; dan 4. Kebijakan akuntansi untuk akun Utang
Transaksi Repo dan/atau Piutang Transaksi Repo.
1. Rincian Utang Transaksi Repo dan/atau Piutang Transaksi Repo yang terdiri dari:
a. nama pihak/counterparty;
b. jenis dan jumlah Efek Repo yang ditransaksikan;
c. jenis dan jumlah Efek Repo yang ditransaksikan kembali (Transaksi Re-repo dan/atau Transaksi Penjualan atas Efek Repo) oleh Pembeli (jika ada);
d. tanggal pembelian dan tanggal pembelian kembali;
e. harga pembelian dan harga pembelian kembali;
f. tingkat bunga repo;
g. tingkat bunga atas marjin tunai (jika ada);
h. jangka waktu repo; dan i. lokasi Efek Repo.
2. Cadangan kerugian penurunan nilai (jika ada); dan 3. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai (jika
ada).
23
Pengungkapan Tambahan
Pemberian Harga Ulang (Repricing) Penyesuaian Transaksi
a. tanggal pemberian harga ulang dan tanggal pembelian kembali pemberian harga ulang;
b. harga pembelian transaksi yang diberi harga ulang dan harga pembelian kembali transaksi yang diberi harga ulang;
c. nilai wajar efek pada transaksi yang diberi harga ulang;
d. rasio marjin;
e. tanggal persetujuan ketentuan terkait transaksi yang diberi harga ulang; dan
f. tanggal realisasi penyerahan efek terkait transaksi yang diberi harga ulang.
a. tanggal transaksi penyesuai dan tanggal pembelian kembali pada transaksi penyesuai;
b. harga pembelian transaksi penyesuai dan harga pembelian kembali transaksi penyesuai;
c. nilai wajar efek pada transaksi penyesuai;
d. rasio marjin;
e. tanggal persetujuan transaksi penyesuai;
f. ketentuan penyerahan efek pada transaksi awal dan transaksi penyesuai; dan
g. efek yang ditransaksikan pada transaksi penyesuai;
h. harga pembelian kembali transaksi awal pada tanggal penyesuai;
i. penjelasan mengenai berlaku tidaknya ketentuan wanprestasi dan ketentuan lainnya.
PE yang bertindak sebagai agen pada Transaksi Repo, wajib mengungkapkan rincian transaksi berdasarkan pihak ketiga dan pihak berelasi yang terdiri dari nilai Transaksi Repo yang diwakilinya dan komisi yang diterima atas transaksi tersebut pada periode tahun buku.
Pengungkapan (2)
24
Pada Saat Terjadi Peristiwa Kegagalan
1. Informasi terkait transaksi yang mengalami kegagalan termasuk jenis, jumlah dan nilai dari Efek yang harus diserahkan oleh atau kepada pihak yang menyebabkan kegagalan, serta transaksi marjin yang diserahkan atau diterima;
2. Penyebab terjadinya peristiwa kegagalan;
3. Acuan yang digunakan pada pengukuran Efek Repo;
4. Tanggal dilakukannya pengukuran Efek Repo; dan
5. Jumlah dana yang harus diserahkan atau diterima yang dipisahkan antara pembayaran transaksi pokok dan kompensasi kegagalan.