Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
DAFTAR ISI
Halaman
1 ANALISIS ASAM RETINOAT DALAM SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG DIJUAL BEBAS DI WILAYAH PURWOKERTO
Wiranti Sri Rahayu, Nunuk Aries Nurulita, Dyah Ayu Septianingrum
1
2 KAJIAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL SARAF RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG
Lassera Setriana, Surya Dharma, Suhatri
7
3 ANTIBAKTERI ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) THAILAND DAN INDONESIA PADA Eschericia coli ATCC 8739 DAN Staphyllococcus aureus ATCC 6538
Ichwan Ridwan Rais & Sanae Kaewnopparat
17
4 EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI PADA MINYAK KRENGSENG
Ummi Muslimah & Any Guntarti
21
5 OPTIMASI KOMBINASI MINYAK ATSIRI BUNGA KENANGA DENGAN HERBA KEMANGI DALAM GEL SEBAGAI REPELAN NYAMUK Aedes aegypti DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN
Indri Hapsari Anwar Rosyadi Retno Wahyuningrum
31
6 PENGAMATAN SERABUT KOLAGEN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA DALAM SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.)
Ria Afrianti, Revi Yenti, Hervinna Monica
38
7 PENGARUH PEMBERIAN GEL DARI EKSTRAK METANOL DAUN JARAK TINTIR (Jatropha multifida L) TERHADAP KEPADATAN SERABUT KOLAGEN DAN JUMLAH ANGIOGENESIS DALAM PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Yuhernita, Juniarti, Aryenti
47
8 FORMULASI EMULGEL EKSTRAK ETANOL DAUN DEWA (Gynura pseudochina (L.) DC) UNTUK PENGOBATAN NYERI SENDI TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN
Revi Yenti, Ria Afrianti, Siti Qomariah
56
9 FORMULASI MASKER PEEL OFF EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) SEBAGAI ANTI JERAWAT
Farida Rahim & Dedi Nofiandi
64
10 OPTIMIZATION OF ACTIVATION TIME AND SODIUM HYDROXIDE SOLUTION IN PRODUCING OF ACTIVATED CARBON FROM KELUWAK SHELL (PANGIUM EDULE REINW)
Suryati, Henny Rachdiati, Gustan Pari, Mohd. Syafiq Abdullah, Ruhaiyem Yahaya
74
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
11 MICROENCAPSULATION OF CARBAMAZEPINE WITH ALGINATE AS COATING AGENT BY SOLVENT EVAPORATION METHOD MIKROENKAPSULASI KARBAMAZEPIN DENGAN PENYALUT ALGINAT MENGGUNAKAN METODE EMULSIFIKASI PENGUAPAN PELARUT
Febriyenti, Addina Zafrul, Auzal Halim
79
12 FORMULASI GEL EKSTRAK PROPOLIS DARI SARANG LEBAH Trigona itama (Cockrell) DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus epidermidis
Fifi Harmely, Wilda,Yufri Aldi
88
13 PENGARUH EKSTRAK ETANOL RAMBUT JAGUNG (Zea mays L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL MENCIT PUTIH JANTAN HIPERKOLESTEROL
Rahmi Yosmar, Helmi Arifin, Risha Mustika
96
14 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEPATUHAN MAKAN OBAT PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
Sefrianita Kamal & Esi Afriyanti
105
15 PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL MENIRAN (Phyllantus niruri L) TERHADAP JUMLAH ERITROSIT, RETIKULOSIT, KADAR HEMOGLOBIN DAN NILAI HEMATOKRIT PADA MENCIT PUTIH JANTAN
Yufri Aldi, Diza Artika dan Mimi Aria
110
16 POTENSI BUAH RIMBANG (Solanium torvum Swartz) SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DAN KOLESTEROL DARAH TIKUS DIABETES Mimi Aria & Afdhil Arel
119
17 PENGARUH PEMBERIAN CHROMIUM III KLORIDA DAN VANADYL SULFAT TERHADAP KADAR SGPT PAD A MENCIT PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI DENGAN DEKSAMETHASON
Dwisari Dillasamola, Surya Dharma, Helmi Arifin
127
18 UJI AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL SAMBILOTO (Androgravis paniculata Nees), BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Hook. &
Thomson), MANGGIS (Garcinia mangostana L.), LADA HITAM (Piper ningrum L.) DAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc.) SECARA IN VIVO
Dira & Fifi Harmely
134
19 SINTESIS LANGSUNG UNTUK MODIFIKASI PERMUKAAN MCM-41 DENGAN ALUMINA DAN APLIKASINYA DALAM ADSORPSI METILEN BIRU
Mustofa Ahda, Sutarno, Eko Sri Kunarti
141
20 PEMBUATAN KOMPLEKS INKLUSI MELOKSIKAM-Β-SIKLODEKSTRIN DENGAN METODA CO-GRINDING
Rieke Azhar, Irma Rilli Yanti, dan Erizal Zaini
148
21 KOMPARASI KITOSAN DAN NATRIUM ALGINAT SEBAGAI POLIMER MUKOADESIF DALAM TABLET EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata)
Dhadhang Wahyu Kurniawan, Bhaskara Maulana, Hening Pratiwi, Lingga Ikaditya, Iskandar Sobri
156
22 PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN MINYAK JINTAN HITAM (Nigella sativa L.) PERORAL TERHADAP NILAI HITUNG JENIS SEL PADA PASIEN ASMA
Putri Ramadheni, Fatma Sri Wahyuni, Raveinal, Oea Khairsyaf
165
23 KAJIAN KOMPATIBILITAS SEDIAAN REKONSTITUSI PARENTERAL DAN PENCAMPURAN SEDIAAN INTRAVENA PADA TIGA RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI SUMATERA BARAT
Henny Lucida, Khairil Armal, Harefa, Muslim Suardi, Puspa Pameswari, Miranda Yuneidi, Allan Bara Yufi, Lahvem Alginda, Lisa Bella Aprianda
172
24 ANALISA BIAYA TERAPI PENYAKIT BRONKOPNEUMONIA PADA SUATU RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI KOTA PADANG SUMATERA BARAT
Dedy Almasdy, Harisman, Nina Kurniasih, Hanky Febriandi
181
25 PENGARUH FRAKSI AIR HERBA SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP KADAR ASAM URAT MENCIT PUTIH JANTAN HIPERURISEMIA
Dian Ayu Juwita, Helmi Arifin, Popy Handayani
187
26 PERBANDINGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV DAN KCKT UNTUK PENENTUAN KADAR TABLET NATRIUM DIKLOFENAK DALAM PLASMA TIKUS WISTAR JANTAN IN VITRO
Asmiyenti Djaliasrin Djalil, Vebri Fuad Latifigana, Maulia Rizki Ruthmoko Isthi, Herlinda Ayuningsih, Susanti
192
27 PENGARUH CARA EKSTRAKSI TERHADAP PEROLEHAN KADAR EKSTRAK, KADAR FENOLAT TOTAL DAN DAYA ANTIOKSIDAN DARI DAUN DEWA (Gynurra pseudochina (L). DC
Harrizul Rivai, B.A.Martinus, Fita Selonni
201
28 UJI ANTI INFLAMASI CAMPURAN INTERAKSI PADAT IBUPROFEN DAN KAFEIN
Deni Noviza, Erizal Zaini, Dian Ayu Juwita
207
29 PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL
DARAH PADA MENCIT PUTIH JANTAN
HIPERKOLESTEROLEMIAEMIAEMIA
Fitra Fauziah, Helmi Arifin, Elisma, dan Nila Agustina
212
30 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI EKSTRAK KERING DAUN JAMBU METE (Anacardium occidentale L.)
Humaira Fadhilah, Harrizul Rivai, Rahmatika Yuandina
220
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
31 PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH MENCIT PUTIH JANTAN HIPERURISEMIA
Havizur Rahman, Helmi Arifin, Gustina Karmila Dewi dan Zet Rizal
228
32 STUDI SISTEM DISPERSI PADAT KARBAMAZEPIN MENGGUNAKAN CAMPURAN POLIMER PEG 6000 DAN HPMC DENGAN METODA PELARUTAN
Rina Wahyuni, Auzal Halim, dan Siska Febronica
233
33 PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA MENCIT PUTIH JANTAN HIPERURISEMIA
Elisma, Helmi Arifin, dan Dwi Meilian
241
34 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA APOTEKER YANG BEKERJA DI APOTEK DI KOTA PADANG Dwi Dinni Aulia B, Laura Syahrul, Akmal Djamaan
249
35 UJI EFEK ANTIDIABETES DAN TOKSISITAS AKUT EKSTRAK KENTAL TUMBUHAN ANTING-ANTING (Acalypha indica L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN
Okta Fera, Helmi Arifin, Almahdy A.
256
36 UJI AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK KULIT BUAH DUKU (Lansium membranaceum (Kosterm.) Mabb) PADA MENCIT PUTIH JANTAN
Relly Sapta Rahmat Hura, Suhatri, Elisma, Hafiz Vahrozi
268
37 UJI SISTEM DISPERSI PADAT KOFEIN DENGAN MENGGUNAKAN POLIVINIL PIROLIDON (PVP) K-30
Yeni Novita Sari, Auzal Halim, Maria Dona Octavia, Sari Kartika
273
38 PENGARUH EKSTRAK ETANOL RAMBUT JAGUNG (Zea Mays L.) TERHADAP KADAR ASAM URATDARAH MENCIT PUTIH JANTAN HIPERURISEMIA
Lovira Hamzah, Helmi Arifin, Asram Ahmad
282
39 PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN MIKROMINERAL PADA FERTILITAS MENCIT BETINA GALUR DDY
Ros Sumarny & Pudjiastuti
294
40 PENGARUH FRAKSI AIR EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Syzygium polyanthum Wight.) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN HIPERURISEMIA – DIABETES
Lily Restusari, Helmi Arifin, Dachriyanus, Yori Yuliandra
299
41 AKTIVITAS ANTIPROLIFERASI EKSTRAK RIMPANG TEMUPUTIH [Curcuma zedoaria (Christm) Roscoe] TERHADAP SEL LESTARI TUMOR SECARA IN VITRO
Ros Sumarny, Bambang P. Priosoeryanto, Meliana Tham, Hannes
310
294
PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN MIKROMINERAL PADA FERTILITAS MENCIT BETINA GALUR DDY
(Effect of Microminerals against Fertility Mice Female DDY Strain) Ros Sumarny 1 & Pudjiastuti 1
1 Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta email: rosaries15@yahoo.com
ABSTRACT
Microminerals were needed by the body in very small amounts in which they have important physiological roles in the body including the fertilization of living things. This study aimed to observe the dose and period of administration of the preparation of microminerals in order to improve the fertilization in female mice of DDY strain. The study was conducted on 60 female mice of DDY strain with five different concentration of microminerals namely 1.5 ; 3.0 ; 6.0 ; 12 and 24 % (v/v). The study was continued using three different period of administration namely 10 days before the mating, 18 days after the mating and 28 days (10 days followed by 18 days after mating) in which the method used was designed in the manner of bigamy ie 1 male mouse caged with 2 female mice. The preparation was given every day during three different period of the observation. The indicator of fertilization was macroscopically observed by counting the number of fetus in the uterus of female mice on 19th day after the appearance of a vaginal plug. As conclusion, the greatest number of fetus was obtained from the administration of the preparation with concentration of 6 % that was given for 10 days before the mating.
Keywords: microminerals, fertilization, female mice
PENDAHULUAN Mikromineral adalah mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh kurang 100 mg/hari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan 14 jenis mikromineral yang esensial bagi kehidupan manusia dan hewan yaitu: besi, iodium, tembaga, seng, mangan, kobalt, molibdenum, selenium, kromium, nikel, timah, silikon, fluor, dan vanadium.
Vitamin dan mikromineral disebut sebagai gizi mikro bermanfaat untuk pengaturan dan pemeliharaan proses biokimia seperti aktivitas enzim, pembekuan darah, pengangkutan molekul melalui membran sel, dan pembentukkan struktur organ (Muhtadi, 1993).
Beragam masalah kesehatan akan muncul bila terdapat kekurangan satu atau beberapa mikromineral yang dibutuhkan
oleh tubuh untuk melaksanakan fungsi fisiologis normal. Akibat ketidakseimbangan mikromineral dalam tubuh manusia antara lain defisiensi Fe menyebabkan anemia dan kelelahan; defisiensi Zn menimbulkan hambatan pertumbuhan, penyakit genetik, stres, depresi imunitas; defisiensi Cu menyebabkan malnutrisi, anemia dan neutropenia; defisiensi Co berakibat pada kekurangan vitamin B12 (Darmono, 1995).
Defisiensi Fe sering terjadi pada anak umur 1 sampai 3 tahun, pria dewasa dan wanita hamil dengan faktor penyebab antara lain malnutrisi, hambatan absorpsi, pendarahan dan hamil yang berulang kali.
Iodium merupakan komponen penting dalam pembentukkan hormon tiroid yaitu triodo tironin (T3) dan tetra iodo tironin (T4).
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
295 Hormon ini bermanfaat untuk perkembangan mental, fungsi saraf, jaringan otot, metabolisme energi dan perkembangan fetus.
Kekurangan asupan iodium merupakan penyebab utama penyakit gondok (goiter)/pembesaran glandula tiroidea sebagai kompensasi kekurangan asupan iodium dari bahan pangan (Darmono,1995)
Berbagai usaha telah dilakukan oleh WHO untuk mengatasi kekurangan mikromineral antara lain dengan kampanye konsumsi garam beryodium, fortifikasi bahan pangan dengan vitamin dan mineral, demikian pula industri farmasi melengkapi komposisi vitamin dengan mineral esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Industri yang bergerak dalam bidang suplemen juga memasarkan sediaan trace mineral yang
berisi sampai 58 jenis mikromineral dengan indikasi yang beragam terutama dalam kaitan pemeliharaan kesehatan dan meningkatkan fertilitas.
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kebenaran ilmiah salah satu indikasi yang ditawarkan oleh industri mikromineral yaitu meningkatkan kesuburan. Penelitian dilakukan pada hewan model mencit, karena memiliki siklus estrus periodik dalam satu tahun (poliestrus). Fase estrus mencit betina diketahui dengan mengamati gambaran mikroskopis apusan vagina mencit yaitu adanya epitel bertanduk dengan bentuk yang besar, sedangkan semua lekosit dan sel berinti tidak kelihatan (Ganong. 2009).
METODOLOGI PENELITIAN Alat
Alat yang diperlukan yaitu: alat gelas, perlengkapan bedah, objek dan cover glass, kandang hewan, sonde oral, mikroskop cahaya.
Bahan
Bahan kimia yang digunakan:
sediaan mikromineral yang memiliki nomor registrasi BPOM (Perusahaan X), larutan natrium klorida 0,9%, eter, akuades. Hewan coba dan makanan mencit diperoleh dari PPOM, Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta. Mencit (Mus musculus L.) galur ddY (usia 8 minggu); dibutuhkan 60 ekor mencit betina (berat 18 – 35 gram) dan 30 ekor mencit jantan (berat 20-40 gram).
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta
Prosedur Penelitian
1. Pemeriksaan fase estrus mencit betina pada melalui apusan Vagina mencit betina.
Digunakan kapas oles (cotton bud) yang telah dicelupkan ke dalam larutan NaCl 0,9%, kapas dimasukkan dengan hati-hati
ke dalam vagina mencit. Cairan apusan vagina dioleskan dengan gerakan memutar pada objek gelas yang telah ditetesi NaCL 0,9%. Preparat diamati di bawah mikroskop cahaya dan mencocokkan dengan gambar mikroskopis fase estrus apusan vagina mencit.
2. Pemberian sediaan mikromineral
a. Kadar 1,5%, 3%, 6%, 12% dan 24%
v/v, pemberian secara oral setiap hari selama 10 hari pada masa estrus. Pada hari kesebelas 1 ekor mencit jantan dikandangkan dengan 2 ekor mencit betina (metode bigami). Setiap hari setelah dikandangkan dilakukan pemeriksaan vagina plug (sekret yang mengering pada vagina mencit betina) yang menandakan telah terjadi perkawinan mencit jantan dan betina.
Adanya tanda vaginal plug dihitung sebagai hari ke-1 masa bunting mencit, selanjutnya mencit betina dipisahkan dari mencit jantan. Pada hari ke-19 masa bunting, mencit betina dibedah dan dihitung jumlah fetus yang terdapat uterus tuba ovarium kanan dan kiri. Fetus
296 dianggap hidup apabila terlihat jelas vaskularisasi pada plasenta dan fetus berwarna kemerahan.
Kadar 1,5%, 3%, 6% v/v diberikan secara oral setiap hari dengan periode waktu pemberiaan sediaan yaitu: T1; 10 hari
sebelum kawin, T2; 18 hari setelah kawin, T3; 10 hari sebelum kawin dan 18 hari setelah kawin. Pengamatan jumlah fetus dilakukan pada hari ke-19 masa bunting.
HASIL DAN DISKUSI Pemberian 5 (lima) tingkat kadar
sediaan mikromineral setiap hari selama 10 hari setelah diketahui fase estrus mencit betina. Diperoleh peningkatan jumlah
fetus/ekor mencit pada pemberian kadar 1,5
% - 6 %, jumlah fetus malahan berkurang pada pembeian kadar 12 % dan 24%.
Gambar 1. Jumlah fetus/ekor mencit setelah pemberian sediaan mikromineral selama 10 hari
Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian kadar, maka penelitian dilanjutkan dengan meneliti 3 (tiga) variasi periode waktu pemberian yaitu T1; pemberian selama 10 hari pra kawin, T2; pemberian selama 18 hari pasca kawin dan T3; 10 hari
pra dan 18 hari pasca kawin dengan kadar 1,5 %, 3% dan 6 %. Pemberian sediaan uji dilakukan secara oral setiap hari selama masing-masing periode waktu pemberian (anggota setiap kelompok 5 ekor mencit betina)
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
297
Gambar 2. Jumlah fetus/ekor mencit dengan variasi periode waktu pemberian sediaan uji Mencit memiliki fase estrus berkala
sepanjang tahun (poliestrus) dan memiliki masa bunting selama 21 hari. Pada fase estrus: folicle de Graaf akan membesar dan ovum mengalami pematangan diikuti dengan persiapan saluran reproduksi untuk menerima hasil pembuahan. Hormon yang berperanan pada fertilitas dihasilkan oleh kelenjar pituitari anterior yang mensekresi hormon Gonadotropin yaitu Follicle Stimulating Hormon (FSH), dan Luteinizing Hormon (LH). Fungsi mikromineral pada fertilitas adalah mengaktifkan enzim katalisator yang akan merangsang sekresi hormonal pada proses reproduksi (Ganong, 2009). Mikromineral yang berperanan pada
fungsi reproduksi adalah selenium (Se) dan mangan (Mn). Sumber selenium yang utama adalah makanan yang berasal laut, hati dan ginjal, kebutuhan Selenium pada orang dewasa sebanyak 80 – 200 ug/hari. Manfaat Selenium dalam tubuh berhubungan dengan fungsi vitamin E, kofaktor enzim arginase hati dan alkali fosfatase se rum, memelihara struktur dan fungsi otot, antioksidan dan antikarsinogenik (Syukuria K,2010).
Selenium merupakan bagian dari enzim glutathion hidroksilase, xanthin oksidase dan aldehid oksidase Sumber Mangan yang baik adalah padi-padian dan biji-bijian dengan rekomendasi konsumsi orang dewasa adalah 2,5-5 mg/hari. (Muchtadi,1993).
KESIMPULAN Pemberian sediaan mikromineral
kadar 6% b/v selama 10 hari berturut-turut dapat meningkatkan fertilisasi mencit betina
dengan pertambahan jumlah fetus yang diproduksi 2 kali lebih banyak dibandingkan kelompok kontrol.
DAFTAR PUSTAKA Darmono. 1995. Logam dalam Sistem
Biologi Makhluk Hidup. Penerbit Universitas Indonesia
Ganong W.F. 2009, Textbook of Medical Physiology, 11th Ed., Philadelphia:
Elsevier Science.
298 Muchtadi D., Nurheni S.P., Made A.1993.
Metabolisme zat gizi, Jilid 2. Pustaka Sinar Harapan.
Syukuria K., et al.2011.Aplikasi teknik AAN dan SSA dalam penentuan nilai asupan
harian unsur Ca, Fe dan Zn pada anak usia sekolah di kota Bandung. J.Sains dan Teknologi Nuuklir Indonesia, XII (2): 95-104.