• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TELEPON SEHAT TERHADAP MANAJEMEN AKTIVITAS FISIK PADA KELOMPOK BERISIKO PENYAKIT KRONIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH TELEPON SEHAT TERHADAP MANAJEMEN AKTIVITAS FISIK PADA KELOMPOK BERISIKO PENYAKIT KRONIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH TELEPON SEHAT TERHADAP MANAJEMEN AKTIVITAS FISIK PADA KELOMPOK BERISIKO

PENYAKIT KRONIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

OLEH:

KOMANG NOVIANTARI NIM. 1302105006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

MEI, 2017

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, peneliti mampu menyelesaikan penyusunan laporan penelitian dengan judul “ Pengaruh Telepon Sehat terhadap Manajemen Aktivitas Fisik pada Kelompok Berisiko Penyakit Kronis di Wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar Selatan”.

Penyusunan laporan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penyusunan ini dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak.

Untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof.Dr.Putu Astawa,Sp.OT (K), M, Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

2. Prof.dr.Ketut Tirtayasa, MS, AIF selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Udayana.

3. Ns. Putu Oka Yuli Nurhesti, S.Kep., M.M., M.Kep selaku Dosen Pembimbing I serta Pembimbing Akademik yang telah memberi masukan, bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ns. Ni Ketut Guru Prapti, MNS selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah membimbing saya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M. Kes selaku Penguji Proposal dan Skripsi yang telah memberi masukan dan bimbingan.

6. Puskesmas III Denpasar Selatan selaku pihak yang memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

7. Seluruh staf pegawai di Puskesmas III Denpasar Selatan yang telah membantu dalam proses penelitian.

8. Orang tua tercinta I Wayan Regog dan Ni Wayan Tariasih yang telah memberikan dukungan finansial dan mental.

(6)

vi

9. Kakak-kakak tersayang Putu Yuliantari dan Pande Made Suryawan yang telah memberikan uang saku dan dukungan sehingga penyusunan skripsi ini berjalan lancar.

10. Keluarga yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Amara, Angga, Guna dan Lydia yang telah membantu dalam mencari responden penelitian.

12. Teman-teman Onyxeurysynth yang telah memberi semangat, motivasi serta dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

13. Seluruh pihak yang telah membantu dan ikut berkontribusi dalam penyusunan skripsi ini.

Peneliti menerima segala saran dan kritik untuk menyempurnakan penelitian ini.

Semoga skripsi ini dapat dijadikan acuan tindak lanjut penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi kita semua terutama dalam bidang Keperawatan.

Denpasar , Mei 2017

( Peneliti)

(7)

vii ABSTRAK

Noviantari, K., Nurhesti, P.O.Y., Prapti, N.K.G. 2017. Pengaruh Telepon Sehat terhadap Manajemen Aktivitas Fisik pada Kelompok Berisiko Penyakit Kronis di Wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar Selatan. Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana.

Penyakit kronis merupakan masalah kesehatan utama di dunia. World Health Organization (WHO) merekomendasikan aktivitas fisik sebagai upaya pencegahan utama penyakit kronis yang efektif. Salah satu strategi yang dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas fisik adalah program perubahan perilaku kesehatan yang disesuaikan dengan masing-masing individu. Strategi tersebut dapat dilakukan menggunakan metode telepon sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian intervensi telepon sehat terhadap manajemen aktivitas fisik pada individu dengan risiko penyakit kronis. Penelitian ini merupakan penelitian pre-experimental dengan desain one group sample pre-post. Sampel terdiri dari 40 orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data tingkat aktivitas fisik sampel dikumpulkan menggunakan International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) short version sebelum dan setelah dilakukan intervensi telepon sehat. Telepon sehat diberikan tiga kali dalam seminggu selama tiga minggu. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar sampel sebelum diberikan telepon sehat tidak aktif dan setelah diberikan telepon sehat meningkat menjadi kurang aktif. Hasil analisis statistik menggunakan Wilcoxon menunjukan perbedaan bermakna tingkat aktivitas fisik sebelum dan setelah diberikan intervensi telepon sehat (p=0,000<0,05). Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh intervensi telepon sehat terhadap manajemen tingkat aktivitas fisik untuk mencegah penyakit kronis pada individu dengan risiko penyakit kronis.

Kata kunci : Aktivitas fisik, penyakit kronis, telepon sehat Referensi (93:2002-2016)

(8)

viii ABSTRACT

Noviantari, K., Nurhesti, P.O.Y., Prapti, N.K.G. 2017. The Effect of Tele-health for Physical Activity Management in Population with Chronic Disease Risk in Work Area Puskesmas III Denpasar Selatan. Final Assignment, Medical Faculty of Udayana University.

Chronic disease is the main health problem in the world. WHO recommended physical activity as an effective first line to prevent chronic disease. One of the strategies that be expanded to increase the physical activity is the behavior change program that be suited to each individual. This strategy can be doing by using tele-health method. The aim of this study was to determine the effect of telehealth on physical activity management in individual with the chronic disease risk. This was a pre-experimental study design with one group sample pretest-posttest. The sample of this study were 40 respondents who chosen by purposive sampling technique. The level of physical activity was measured by International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) short version before and after the intervention.

Telehealth were given three times in one week during three weeks. This study shows almost the inactive respondent who gets this intervention become less active. Based on Wilcoxon test, the physical activity before and after the intervetion shows meaningful difference (p=0,000<0,05). In conclusion, tele- health has an effect on physical activity management for chronic disease prevention in individual with the chronic disease risk.

Keywords: chronic disease, physical activity, tele-health Reference (93:2002-2016)

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR SINGKATAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Kronis 2.1.1 Pengertian ... 8

2.1.2 Epidemiologi ... 8

2.1.3 Fase-Fase Penyakit ... 10

2.1.4 Jenis – Jenis ... 12

2.1.5 Faktor Risiko ... 16

2.1.6 Pencegahan ... 22

2.2 Aktivitas Fisik 2.2.1 Pengertian ... 23

2.2.2 Jenis – Jenis ... 24

(10)

x

2.2.3 Manfaat ... 25

2.2.4 Rekomendasi Aktivitas Fisik untuk Kesehatan... 25

2.2.5 Strategi Peningkatan Aktivitas Fisik ... 27

2.3 Telepon Sehat 2.3.1 Pengertian ... 30

2.3.2 Jenis-Jenis ... 31

2.3.3 Manfaat ... 32

2.3.4 Keuntungan ... 33

2.4 Pengaruh Telepon Sehat terhadap Manajemen Aktivitas Fisik ... 34

BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep ... 36

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37

3.3 Hipotesis ... 38

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Desain Penelitian ... 40

4.2 Kerangka Kerja ... 41

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

4.4 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel Penelitian ... 42

4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 44

4.6 Pengolahan dan Analisa Data... 48

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 50

5.1.2 Karakteristik Responden Penelitian ... 51

5.1.3 Gambaran Tingkat Aktivitas Fisik Responden ... 53

5.1.4 Hasil Analisis Perbedaan Pretest dan Posttest ... 53

5.2 Pembahasan 5.2.1 Karakteristik Sampel Penelitian ... 54

5.2.2 Gambaran Tingkat Aktivitas Fisik Pretest dan Posttest ... 57

(11)

xi

5.2.3 Perbedaan Tingkat Aktivitas Fisik Pretest dan Posttest ... 59 5.3 Keterbatasan Penelitian ... 62

BAB 6 PENUTUP

6.1 Simpulan ... 63 6.2 Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 38 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Sampel ... 49 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin,

Usia dan Tingkat Pendidikan ... 51 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Penelitian Berdasarkan Riwayat

Penyakit Keluarga... 52 Tabel 5.3 Gambaran Tingkat Aktivitas Fisik Pretest dan Posttes Responden

Penelitian ... 53 Tabel 5.8 Hasil Analisis Perbedaan Tingkat Aktivitas Fisik Pretest dan Posttest

Responden Penelitian ... 53

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 36

Gambar 4.1 Desain Penelitian ... 40

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ... 41

Gambar 5.1 Wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar Selatan ... 50

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian Lampiran 2 Penjelasan Penelitian

Lampiran 3 Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 Lembar Wawancara Data Demografi Responden Lampiran 5 Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran 6 Prosedur Pemberian Intervensi Telepon Sehat Lampiran 7 Dana Penelitian

Lampiran 8 Master Tabel Responden Penelitian Lampiran 9 Hasil Analisis Statistik Deskripsi

Lampiran 10 Frekuensi Statistik Tendensi Sentral dan Distribusi Frekuensi Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Data

Lampiran 12 Hasil Analisis Uji Bivariat

Lampiran 13 Surat Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance) Lampiran 14 Surat Rekomendasi Melakukan Penelitian

Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 16 Lembar Konsultasi Penelitian

Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian

(15)

xv

DAFTAR SINGKATAN

AHA : American Hospital Association

AICR : American Institutefor Cancer Research AIHW : Australian Institute of Health and Welfare AOTA : American Occupational Therapy Association CDC : Centers for Disease Control and Prevention

DEPKES : Departemen Kesehatan

DM : Diabetes Mellitus

GGK : Gagal Ginjal Kronis

HDL : High-Density Lipoprotein

IMT : Indeks Massa tubuh

IPAQ : International Physical Activity Questionnaire

IRT : Ibu Rumah Tangga

KEMENKES : Kementrian Kesehatan KESBANGPOL : Kesatuan Bangsa dan Politik LINMAS : Perlindungan Masyarakat

MET : Metabolic Equivalent

NEFA : Non-Esterified Fatty Acid NIH : National Institutes of Health

PHAN : Pan Health American Organization

PNS : Pegawai Negeri Sipil

PPOK : Penyakit Paru Obstruksi Kronis RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

RS : Rumah Sakit

SKRT : Survei Kesehatan Rumah Tangga

(16)

xvi

SMS : Short Message Service

WHO : World Health Organization

(17)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan berbagai teknologi di era modernisasi berdampak pada dunia kesehatan. Tuntutan pekembangan teknologi dapat menimbulkan stres pada individu sehingga terjadi berbagai perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup yang terjadi diantaranya diet tidak sehat, inaktivitas fisik, konsumsi alkohol, serta merokok. Perubahan gaya hidup tersebut merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kronis sehingga diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki perubahan gaya hidup tersebut ke arah yang lebih baik. Sarana yang dapat digunakan untuk merubah gaya hidup kurang sehat menjadi sehat adalah telepon sehat. Pemberian telepon sehat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap individu untuk merubah perilaku individu sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit kronis.

Penyakit kronis merupakan masalah kesehatan yang dialami dalam jangka waktu lebih dari tiga bulan serta menyebabkan terjadinya perubahan kondisi fisik, psikologis dan sosial budaya (Smeltzer, Bare, Hinkle & Cheever, 2010 ; Dewi, 2015). Penyakit kronis menurut WHO, mengacu pada empat besar jenis penyakit diantaranya penyakit kardiovaskuler, kanker, Diabetes Melitus (DM), dan penyakit pernapasan kronis. Data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan terdapat 12 jenis penyakit kronis yang terjadi di Indonesia antara lain atshma, Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK), kanker, DM, hiperteroid, hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, Gagal Ginjal Kronis (GGK), batu ginjal, dan penyakit sendi/rematik (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), 2013).

Penyakit kronis menjadi penyebab kematian serta angka kesakitan terbanyak di dunia. Enam puluh delapan persen kematian di dunia disebabkan oleh penyakit kronis (WHO, 2016). Sekitar 44 % kematian dini di dunia setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit kronis (Bloom et al., 2011 ; WHO, 2011). Penyakit

(18)

2

kronis diperkirakan menyebabkan kematian sekitar 36 juta orang setiap tahun dan 80% diantaranya terjadi di negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah.

Pada tahun 2030 diperkirakan angka kematian akibat penyakit kronis di dunia sekitar 52 juta jiwa kematian per tahun, meningkat sembilan juta jiwa dari 38 juta jiwa di tahun 2011 (WHO, 2012). Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa penyakit kronis menyebabkan tujuh dari 10 kematian di dunia setiap tahunnya (CDC, 2016).

Penyakit kronis juga menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan angka kematian di Kawasan Asia Pasifik. Lima puluh lima persen angka kesakitan dan kematian di Asia Tenggara serta 75% angka kesakitan dan kematian di Kawasan Pasifik Barat disebabkan oleh penyakit kronis (WHO, 2012 ; WHO, 2013).

Menurut WHO (2005), sekitar 2, 6 juta jiwa orang (61,5% dari total kematian) di kawasan Asia Tenggara meninggal akibat penyakit kronis pada tahun 2005.

Angka tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 4,2 juta jiwa pada tahun 2030 (Dans et al., 2011). Pada tahun 2008, angka kecacatan akibat penyakit kronis pada kelompok usia 15-59 tahun dan kelompok usia 60 tahun ke atas adalah sebesar 61% dan 84%. Angka tersebut diproyeksikan meningkat pada tahun 2030 menjadi 74% dan 89% (WHO, 2008).

Penyakit kronis juga menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia.

Indonesia menempati sepuluh besar angka kematian terbanyak akibat penyakit kronis di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2008 (WHO, 2008 : Low, Lee &

Samy, 2015). Berdasarkan hasil Riskesdas dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), kematian akibat penyakit kronis semakin meningkat dalam periode tahun 1995 sampai 2007 dari 41, 7% menjadi 59, 5% (Kemenkes RI, 2012). Data hasil Riskesdas pada tahun 2013 menunjukan bahwa hampir seluruh jenis penyakit kronis mengalami peningkatan prevalensi dari tahun 2007.

Prevalensi penyakit kronis di Bali masih cukup tinggi. Berdasarkan data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi penyakit kronis di Bali antara lain, atshma 6,2%, PPOK 3,5%, kanker 2%, DM 1,5%, hipertiroid 0,4%, hipertensi 19,9%, penyakit jantung koroner 1,3%, gagal jantung 0,3%, stroke 8,9%, GGK 0,2%, penyakit batu ginjal 0,7%, dan penyakit sendi/rematik 30% (Kemenkes RI, 2013).

(19)

3

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali pada tahun 2014, menyebutkan bahwa lima besar penyakit penyebab kematian tertinggi di Bali adalah hipertensi dengan jumlah penderita mencapai 8.886 kasus, DM 5.365 kasus, PPOK 4.088 kasus, penyakit jantung dan pembuluh darah sebanyak 2.032 kasus, dan kanker servik serta kanker payudara sebanyak 568 kasus (Dinkes Provinsi Bali, 2015).

Kejadian penyakit kronis di kota Denpasar juga masih cukup tinggi. Berdasarkan data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi penyakit atshma (4,8%), PPOK (1,4%), kanker (0,1%), DM (1,5%), hipertensi (18,4%), penyakit jantung koroner (0,1%), gagal jantung (0,1%), stroke (0,7%), GGK (0,1%), batu ginjal (0,4%) dan penyakit sendi (10,8%). Salah satu wilayah kerja puskesmas di kota Denpasar dengan prevalensi penyakit kronis cukup tinggi adalah Puskesmas III Denpasar Selatan. Berdasarkan data harian dari Puskesmas III Denpasar Selatan pada tahun 2015, beberapa penyakit kronis yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan antara lain hipertensi (82 kasus), penyakit jantung koroner (3 kasus), stroke (4 kasus), DM (56 kasus), kanker (2 kasus), GGK (5 kasus).

Angka kejadian penyakit kronis yang cukup tinggi menyebabkan terjadinya peningkatan biaya perawatan (CDC, 2009). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingginya biaya perawatan adalah dengan menekan angka kejadian penyakit kronis melalui tindakan pencegahan. Penyakit kronis sangat besar peluangnya untuk dapat dicegah. Pencegahan dilakukan dengan menghindari faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Salah satu pencegahan tersebut adalah dengan beraktivitas fisik secara teratur (Matheson et al., 2013).

Aktivitas fisik sangat penting untuk kesehatan fisik, emosional serta untuk mengontrol berat badan. Beraktivitas fisik secara teratur dapat membantu mempertahankan berat badan ideal, meningkatkan suasana hati (mood), menjaga kebugaran tubuh serta mencegah risiko penyakit kronis (National Institutes of Health (NIH), 2007). WHO merekomendasikan aktivitas fisik sebagai upaya pencegahan utama penyakit kronis karena tidak memerlukan banyak biaya dan sangat efektif (Lee et al., 2012 ; Rogge, 2011). Meskipun demikian, banyak orang yang tidak melakukan aktivitas fisik sesuai rekomendasi yang dianjurkan sehingga memiliki tingkat aktivitas fisik kurang.

(20)

4

Sebagian besar penduduk di dunia memiliki tingkat aktivitas fisik kurang aktif.

Penelitian membuktikan bahwa hanya 20% penduduk Norwegia, 8,2% penduduk Amerika Serikat serta 5% penduduk Inggris yang melakukan aktivitas fisik secara teratur (Bauman et al., 2012). Selama empat dekade terakhir, tingkat aktivitas fisik di Amerika Serikat menurun sebanyak 32% dan diproyeksikan akan menurun lagi menjadi 46% pada tahun 2030. Sementara itu, di Cina dalam periode tahun 1991 – 2009 tingkat aktivitas fisik penduduknya menurun sebesar 45% (Ng &

Popkin, 2012). Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, sebesar 26,1% populasi di Indonesia memiliki tingkat aktivitas kurang aktif (Kemenkes RI, 2013).

Berbagai strategi dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas fisik. Salah satu strategi yang dikembangkan yaitu program perubahan perilaku kesehatan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kemauan individu. Strategi yang digunakan yaitu mengajarkan keterampilan perilaku untuk membantu partisipan dalam menggabungkan aktivitas fisik serta kegiatan sehari-hari, termasuk membangun dukungan sosial, memperkuat perilaku diri yang positif, dan memecahkan permasalahan untuk mempertahankan perubahan perilaku serta mencegah perilaku hidup kurang aktif (CDC, 2011). Strategi-strategi tersebut dapat dikembangkan dengan menggunakan metode telepon sehat.

Telepon merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk memantau dan memberikan pendidikan kesehatan tentang manajemen diri termasuk aktivitas fisik. American Occupational Therapy Association (AOTA) mendefinisikan telepon sehat sebagai intervensi untuk mengevaluasi, mencegah, sarana konsultasi serta intervensi terapeutik yang disampaikan melalui teknologi informasi dan komunikasi (Cason, Hartmann, Jacobs & Richmond, 2013). Pemberi pelayanan kesehatan menggunakan telepon sehat sebagai model layanan untuk membantu pasien mengembangkan keterampilan, menggabungkan teknologi bantu dan teknik adaptif, memodifikasi lingkungan kerja, rumah atau sekolah, serta menciptakan kebiasaan untuk meningkatkan kesehatan diri (Cason, 2012a).

Berbagai penelitian telah dikembangkan untuk mengetahui pengaruh telepon sehat terhadap manajemen penyakit kronis dan aktivitas fisik. Terdapat dua penelitian kualitatif yang meneliti tentang intervensi telepon sehat pada pasien DM. Hasil

(21)

5

penelitian menunjukan bahwa penggunaan telepon sehat dapat meningkatkan kontrol gula darah pada pasien (Krishna & Boren, 2008 ; Holts & Lauckner, 2012). Menurut Nurhesti dan Kamayani (2015), telehealth dapat meningkatkan manajemen diri pada pasien penyakit kronis. Hal serupa juga dikemukakan oleh Prapti, Nurhesti, Tirtayasa dan Damayanti (2015) yang menyebutkan bahwa telenursing dapat meningkatkan manajemen diri pasien penyakit kronis.

Penelitian lain yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh telepon sehat terhadap perubahan aktivitas fisik serta nutrisi pada pasien dengan penyakit kronis menunjukan terjadinya peningkatan aktivitas fisik (Goode, Reeves & Eakin, 2012).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, seluruh anak kandung pasien dengan penyakit kronis yang datang berobat ke Puskesmas III Denpasar Selatan memiliki telepon dan mampu berkomunikasi dengan telepon. Enam dari sepuluh anak kandung pasien belum mengetahui tentang pencegahan faktor risiko penyakit kronis salah satunya dengan manajemen aktivitas fisik. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh telepon sehat terhadap manajemen aktivitas fisik pada kelompok berisiko penyakit kronis di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Adakah pengaruh telepon sehat terhadap manajemen aktivitas fisik pada kelompok berisiko penyakit kronis di wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar Selatan?

(22)

6

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh telepon sehat terhadap manajemen aktivitas fisik pada kelompok berisiko penyakit kronis di wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar Selatan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Mengidentifikasi gambaran tingkat aktivitas fisik responden penelitian sebelum dan setelah diberikan intervensi telepon sehat.

b. Menganalisis perbedaan tingkat aktifitas fisik responden penelitian sebelum dan setelah diberikan intervensi telepon sehat.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan teori dan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan mengenai manajemen aktivitas fisik untuk mencegah penyakit kronis menggunakan intervensi telepon sehat.

b. Hasil penetlitian ini diharapkan dapat memberikan kerangka pemikiran kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan atau mencari pengaruh telepon sehat untuk meningkatkan derajad kesehatan.

(23)

7

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan kepada perawat, instusi pelayanan kesehatan dan pihak-pihak lain yang terkait agar dapat dimanfaatkan sebagai suatu teknik dalam manajemen aktivitas fisik untuk mencegah penyakit kronis.

Referensi

Dokumen terkait

22 Tahun 1999 mengatur bahwa segala urusan yang tidak diatur oleh pusat kemudian menjadi kewenangan daerah, maka Pemerintah Daerah, dalam hal ini Pemerintah

Berkaitan dengan persiapan mitra memulai produksi angklung yang lebih banyak selama 3 tahun kedepan dengan jumlah yanga sama5.  Menerapkan standar pengerjaan angklung yang

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disintesiskan bahwa reward adalah sesuatu yang diberikan ketika kinerja telah dipenuhi sesuai dengan yang diharapkan yang bertujuan

Bagi mengurangkan masalah-masalah yang telah diperkatakan sebelum ini, satu langkah yang boleh dilakukan ialah dengan membangunkan perisian multimedia interaktif yang

an Arus Kas berdasarkan PSAK 109... Tingkat Pengungkapan Laporan Arus Kas No.. Terdapat pada empat OPZ yang tidak mengungkapkan informasi Laporan Arus Kas, yaitu LAZ PZU

Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan meliputi

Ketujuh, Pernyataan untuk hipotesis ketujuh adalah hasil belajar sejarah antara siswa yang diberi pendekatan pembelajaran konvensional dan memiliki gaya belajar visual

Sesuai dengan permasalah yang telah dikemukakan sebelumnya, secara umum tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa