• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 48 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi dan Data Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA AL ISLAM I Surakarta, Jl.

Honggowongso No. 94 Surakarta dan SMA AL ISLAM III Surakarta, Jl.

Honggowongso No. 28 A Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Kedua sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah yang berbasis agama di kota Surakarta.

Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMA AL ISLAM I dan AL ISLAM III Surakarta yang keseluruhan berjumlah 1030 siswa.

Pengambilan sampel berdasarkan rumus Issac dan Michelle di dapat 256 siswa sebagai sampelnya.

Pengumpulan data dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data dalam penelitian ini meliputi dua variabel, yaitu pengetahuan tentang identitas nasional yang merupakan variabel (X) dan sikap patriotik siswa sebagai variabel (Y). Data yang terkumpul dari dua variabel tersebut berasal dari soal tes dan angket yang diisi oleh seluruh siswa dan siswi SMA AL ISLAM I dan SMA AL ISLAM III Surakarta sebagai populasi penelitian ini. Data-data yang diperoleh dari penelitian kedua variabel tersebut dikumpulkan dan diolah melalui suatu hipotesis.

2. Deskripsi Data Pengetahuan Tentang Identitas Nasional (X)

Pengetahuan tentang identitas nasional merupakan variable bebas (X) dalam penelitian ini. Data variabel pengetahuan tentang identitas nasional diperoleh melalui teknik tes yang berbentuk tes objektif. Angket tes pengetahuan tentang identitas nasional dibuat sebanyak 30 butir pertanyaan.

Angket kemudian di uji cobakan atau try out dan dihasilkan 20 butir pertanyaan yang memenuhi validitas dan reliabilitas yang kemudian digunakan sebagai instrumen penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data pengetahuan tentang identitas nasional siswa SMA AL ISLAM I dan SMA AL ISLAM III

(2)

commit to user

Surakarta. Tes berjumlah 20 butir pertanyaan tersebut dibagikan kepada 256 siswa yang menjadi anggota sampel dari 1030 siswa. Tes diberikan kepada responden yang sebelumnya pernah menerima kajian tentang persatuan bangsa yang di dalamnya terdapat konsep-konsep identitas nasional.

Hasil perhitungan data pengetahuan tentang identitas siswa diperoleh skor terendah 13 dan skor tertinggi 20. Mean dari data tersebut adalah 17,37, median 17 dan modus 17. (Perhitungan lengkapnya dapat di lihat pada lampiran 12). Tabel distribusi frekuensinya dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Pengetahuan Tentang Identitas Nasional Siswa SMA AL ISLAM I dan AL ISLAM III Surakarta

No. Nilai

(skor) Frekuensi Persentase

Nilai dalam

ktsp

1. 13 5 1,95 2,6/ C

2. 14 6 2,34 2,8/ B-

3. 15 23 8,98 3,0/ B

4. 16 34 13,28 3,2/ B

5. 17 62 24,21 3,4/ B+

6. 18 60 23,43 3,6/ A-

7. 19 45 17,57 3,8/ A -

8. 20 21 8,20 4/ A

Jumlah 132 256 100%

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa dari jumlah keseluruhan 256 siswa yang menyelesaikan soal tes pengetahuan tentang identitas nasional nilai terendah terdapat pada rentang skor 13 dengan frekuensi sebanyak 5 anak dan persentase sebesar 1,95%, dalam sistem KTSP (skala nilai 0 – 4) adalah 2,6/ C. Nilai tertinggi keseluruhan berada pada rentang skor 20 sebanyak 21 anak dengan persentase 8,20%, dalam sistem nilai KTSP bernilai 4/ A. Nilai rata – rata keseluruhan dengan jumlah siswa terbanyak adalah pada rentang nilai 17 sebanyak 62 anak dengan persentase 24,21% atau dalam penilaian KTSP nilainya 3,4/ B+, dan rerata nilai tersebut masuk dalam kategori baik.

(3)

commit to user

Daftar distribusi frekuensi kumulatif mengenai pengetahuan tentang identitas nasional siswa sebagaimana telah disebutkan di atas, dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut:

Gambar 2. Diagram Data Pengetahuan Tentang Identitas Nasional

3. Deskripsi Data Sikap Patriotik (Y)

Data variabel sikap patriotik diperoleh dengan menggunakan instrument angket yang terdiri dari 33 butir soal. Setelah dilakukan uji coba instrumen kepada 30 orang, diperoleh 18 butir soal yang memenuhi syarat validitas dan reliabilitas, sehingga siap untuk digunakan untuk mengumpulkan data.

Berdasarkan rekapitulasi data, dari 256 responden diperoleh skor tertinggi 71, skor terendah 37. Mean dari data tersebut adalah 54,25 dan standar deviasi (SD) 6,28 (Untuk lebih jelas lihat lampiran 13). Kemudian data dimasukkan pada tabel frekuensi, sebelumnya mencari rentangan (R) dengan perhitungan R= Data Max- Data Min yaitu 71-37=34 , selanjutnya mencari banyak kelas interval dengan rumus K= 1+3,3 log N (256) diperoleh hasil 8,94 dibulatkan menjadi 9. Untuk mencari interval digunakan rumus i =

yaitu i=

skor 13 1,95%

skor 14 2,34%

skor 15 8,98%

skor 16 13,28%

skor 17 24,21%

skor 18 23,43%

skor 19 17,57%

skor 20 8,20%

Pengetahuan Tentang Identitas Nasional (X)

(4)

commit to user

dibulatkan menjadi 4. Sehingga diperoleh tabel distribusi frekuensinya sebagai berikut:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Patriotik

No Kelas

Interval

Nilai

Tengah (Xi

)

Frekuensi FK Presentase

1 37- 40 38,5 5 5 1,95

2 41-44 42,5 10 15 3,90

3 45-48 46,5 29 44 11,32

4 49-52 50,5 60 104 23,43

5 53-56 54,5 66 170 25,78

6 57-60 58,5 36 206 14,06

7 61-64 62,5 36 242 14,06

8 65-68 66,5 12 254 4,68

9 69-72 70,5 2 256 0,78

Jumlah 490,5 256 1296 99,96%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 256 siswa yang menyelesaikan angket sikap patriotik nilai terendah terdapat pada interval nilai 37 – 40 dengan nilai tengah 38,5 sebanyak 5 anak, dan persentasenya sebesar 1,95%. Nilai tertinggi keseluruhan berada pada interval nilai 69 – 72 dengan nilai tengah 70,5 yaitu sebanyak 2 anak, dan persentasenya sebesar 0,78%.

Rata – rata nilai keseluruhan dengan jumlah siswa terbanyak adalah dalam interval nilai 53 – 56 dengan nilai tengah 54,5 yaitu sebanyak 66 siswa, sehingga bila dimasukan kategori nilai dalam KTSP (kurang, cukup, baik, atau baik sekali) masuk dalam kategori baik.

(5)

commit to user

Sementara itu daftar distribusi frekuensi kumulatif mengenai sikap patriotik sebagaimana telah disebutkan di atas, dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut:

Gambar 3. Diagram Data Sikap Patriotik

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Data yang telah terkumpul kemudian disusun secara sistematik untuk selanjutnya dianalisis agar dapat dibuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.

Syarat analisis data yang digunakan uji normalitas dan uji linieritas. Untuk lebih jelasnya mengenai uji prasyarat analisis yang digunakan dapat diperinci sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil baik variabel bebas (X) yaitu Pengetahuan atau variabel terikat (Y) Sikap Patriotik berdistribusi normal atau tidak. Apabila Lhitung< Ltabel maka

skor 38,5

1,95% skor 42,5 3,90%

skor 46,5 11,32%

skor 50,5 23,43%

skor 54,5 25,78%

skor 58,5 14,06%

skor 62,5 14,06%

skor 66,5 4,68%

skor 70,5 0,78%

Frekuensi Kumulatif Sikap Patriotik (Y)

(6)

commit to user

sampel yang diambil dari distribusi normal, namun apabila Lhitung> Ltabel maka sampel yang diambil dari distribusi tidak normal.

Uji normalitas ini menggunakan uji Lilliefors dengan cara menggunakan penafsir rata-rata (X) dan simpangan baku. Adapun langkah-langkah dalam uji Lilliefors menurut Hassan Suryono (2005:79) adalah sebagai berikut:

1)

 

S X zi Xi

zi = Angka baku X = Rata-rata

̅

S = Simpangan baku

∑ f - - ∑ f

2) Tiap angka baku dan menggunakan daftar distribusi normal baku, hitung peluang: F(zi)P(zzi)

3) N

zi yang z z Banyaknyaz zi

Si, ,.... n

)

( 2

4) Hitung selisih F

   

ziS zi tentukan harga mutlaknya

5) Cari nilai yang terbesar dari selisih F

   

ziS zi jadikan Lhitung atau Lhit

6) Kesimpulannya:

a) Jika Lhit ≥ Ltabel atau Lkritis tolak hipotesis statistik, jadi tidak normal

b) Jika Lhit < Ltabel, terima hipotesis statistik, jadi normal.

a. Uji Normalitas Variabel Pengetahuan Tentang Identitas Nasional

Pada uji normalitas variabel pengetahuan tentang identitas nasional, terlebih dahulu membuat tabel kerja dari rangkuman data variabel X yang sebelumnya sudah dilakukan penelitian (lampiran 14 dan lampiran 15).

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh adalah Lhitung= 0,1823. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel Liliefors yang akan menjadi Ltabel. Karena sampel > 30 maka dilakukan perhitungan untuk mendapatkan Ltabel dengan rumus :

√n

,

maka diperoleh Ltabelsebesar 0,0553. Karena Lhitung< Ltabel yaitu 0,1823 < 0,0553. Sehingga dapat

(7)

commit to user

disimpulkan bahwa sampel yang digunakan untuk variabel X berdistribusi Tidak Normal. (perhitungan secara rinci dapat dilihat pada lampiran 16).

b. Uji Normalitas Sikap Patriotik

Pada uji normalitas variabel Y sikap patriotik, terlebih dahulu membuat tabel kerja dari rangkuman data variabel Y yang sebelumnya sudah dilakukan penelitian lampiran 17 dan lampiran 18). Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh adalah Lhitung

sebesar 0,0926. Karena sampel < 30 maka dilakukan perhitungan untuk mendapatkan Ltabel dengan rumus :

√n

,

maka diperoleh Ltabel sebesar 0,0553. Karena Lhitung< Ltebel yaitu 0,0926 < 0,0553. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan untuk variabel Y sikap patriotik berdistribusi Tidak Normal (perhitungan secara rinci dapat dilihat pada lampiran 19).

Berdasarkan uji pra syarat normalitas di atas variabel pengetahuan tentang identitas nasional dan sikap patriotik diketahui tidak berdistribusi normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik.

Menurut Sugiyono (2010: 211) memaparkan tentang statistik non parametrik yaitu “Statistik non parametrik tidak menuntut terpenuhinya banyak asumsi, misalnya data yang dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu statistik non parametrik sering disebut distribution free atau bebas distribusi”

Algifari (2003: 267) menambahakan bahwa Analisis statistik dengan menggunakan metode non parametrik mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :

1. Data yang digunakan dalam pengujian hipotesis tanpa harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal yang berarti pengujian tersebut tanpa menggunakan asumsi bahwa populasi berdistribusi normal;

2. Pada kondisi tertentu tidak diperlukan pengurutan yang formal;

(8)

commit to user 2. Uji Linieritas

Pengujian linieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas dengan variabel terikat terdapat hubungan yang linier atau tidak. Jika Fhitung<

Ftabel maka diterima Ho berarti korelasinya linier, tetapi apabila Jika Fhitung>

Ftabel maka ditolak Ho berarti korelasinya tidak linier. Pengujian linieritas menggunakan rumus menurut Hassan Suryono (2005: 86), dengan langkah- langkah sebagai berikut:

1) Nilai Xi yang sama disusun beserta pasanganya 2) Menghitung :

a) JK (E) = ∑ i-

n

b) JKTC = JKres- JK (E) 3) Menghitung :

a) Dk = N-k atau dFres-dFTC b) k = Banyaknya kelompok X c) dkTC = k-2

4) Menghitung : a) RJK =

) (

) (

TC dF

TC JK

b) FKJ(TC) =

) (

) (

TC dF

TC JK

5) Fhitung =

) (

) (

E RJK

TC RJK

6) Ttabel (1)(K-2,n-K)

a) Jika Fhitung Ftabeltolak H0berarti tidak linier b) Jika Fhitung < Ftabel terima H0berarti linier

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, diperoleh Fhitung = 47,01 yang kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan Tabel nilai kritis distribusi F. Pada taraf signifikan 5% dengan dk pembilang 6 dan dk penyebut 248 diperoleh Ftabel sebesar 2,14. Karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,22 < 1,49, maka dapat dikatakan bahwa pengetahuan tentang identitas nasional Tidak Linier terhadap sikap patriotik (rincian penghitungan dapat dilihat di lampiran 20)

(9)

commit to user C. Pengujian Hipotesis 1. Menghitung Koefisien Korelasi Rank Spearman

Menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara pengetahuan tentang identitas nasional dengan sikap patriotik menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

ρ = Koefisien korelasi rank Spearman n = Banyaknya ukuran sampel

∑Di2

= Jumlah kuadrat dari selisih rank variabel x dengan rank variabel y

Menurut Iqbal Hasan (2003: 307-309) “jika terdapat nilai yang sama atau kembar dari variabel X dan Y yang lebih dari 20% maka korelasi Rank Spearman dicari dengan menggunakan rumus” :

rs =

√∑ ∑ Di mana: ∑rx² =

∑ry² = Dengan:

d = Selisih dari rank variabel x dan y

t = banyaknya anggota kembar pada suatu perkembaran n = semua skor kembar variabel X dan Y

Menurut Riduwan, (2009: 227) “apabila rhitung > rtabel maka terdapat hubungan antara variabel X terhadap Variabel Y (H0 di tolak dan Ha di terima), sebaliknya jika rhitung < rtabel , maka tidak terdapat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y (H0 diterima dan Ha ditolak)”.

Dengan demikian koefisien korelasi menunjukan hubungan pengetahuan tentang identitas nasional dengan sikap patriotik sebesar 0,324. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritis rs (0,1;317) sebesar 0,197 pada taraf signifikasi 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa rs hitung > rs tabel yakni 0,324 >

0,197. Sehingga ada hubungan yang positif antara pengetahuan tentang identitas nasional dengan sikap patriotik atau H0 ditolak dan Ha diterima.

(Perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22)

(10)

commit to user 2. Menguji apakah korelasi signifikan atau tidak

Untuk mencari makna hubungan antara variabel X terhadap variabel Y, menurut sugiyono (2010: 257) maka hasil korelasi Product moment tersebut diuji dengan uji signifikasi dengan rumus:

= 1 2

2 r n r

 Keterangan :

= Uji keberartian r = koefisien korelasi n = jumlah sampel

Jika thitung<ttabelmaka Ho diterima dan Ha ditolak, jadi koefisien korelasinya tidak signifikan. Jika thitung>ttabelmaka Ho ditolak dan Ha diterima, jadi koefisien korelasinya signifikan/berarti.

Berdasarkan perhitungan Korelasi Signifikan Variabel X terhadap Variabel Y, diperoleh thitung = 5,476. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai t tabel dengan N=256 dan taraf signifikan 5%, maka diperoleh ttabel = 1,960. Karena thitung > ttabel yaitu 5,476> 1,960, maka dapat dikatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak sehingga variabel X signifikan terhadap variabel Y.

(perhitungan lihat lampiran 23) 3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan analisis data dan penafsiran terhadap pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan ada hubungan positif yang signifikan antara pengetahuan tentang identitas nasional dengan sikap patriotik siswa (Studi Korelasi di SMA AL ISLAM I dan SMA AL ISLAM III Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014).

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Setelah melakukan analisis data untuk menguji hipotesis, selanjutnya melakukan pembahasan terhadap hasil analisis data sebagai berikut

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. Berdasarkan perhitungan prasayarat analisis uji

(11)

commit to user

normalitas dengan memakai uji liliefors, didapatkan hasil Lhitung > Ltabel yaitu 0,1823 < 0,0553. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan untuk variabel X yaitu pengetahuan tentang identitas nasional tidak normal.

Sedangkan untuk variabel Y sikap patriotik didapatkan hasil Lhitung > Ltabel yaitu 0,0926 < 0,0553. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan untuk variabel Y sikap patriotik berdistribusi Tidak Normal. (Hasil perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 11 dan lampiran 12).

Berdasarkan uji pra syarat normalitas di atas variabel (X) pengetahuan tentang identitas nasional dan variabel (Y) sikap patriotik diketahui tidak berdistribusi normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik dengan menggunakan rumus korelasi Rank Spearman dengan data ordinal dan dari hasil perhitungan dengan koefisien korelasi Rank Spearman menunjukan nilai rs hitung > rs tabel yakni 0,324 > 0,197. Sehingga ada hubungan yang positif antara pengetahuan tentang identitas nasional dengan sikap patriotik atau H0 ditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan perhitungan Korelasi Signifikan Variabel X terhadap Variabel Y, diperoleh thitung = 5,476. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai t tabel dengan N=256 dan taraf signifikan 5%, maka diperoleh ttabel = 1,960. Karena thitung

> ttabel yaitu 5,476> 1,960, maka dapat dikatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak sehingga variabel X signifikan terhadap variabel Y, sehingga hipotesisnya berbunyi “Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan tentang identitas nasional dengan sikap patriotik siswa SMA AL ISLAM I dan SMA AL ISLAM III Surakarta tahun ajaran 2013/ 2014”

Uji hubungan antara pengetahuan tentang identitas nasional dengan sikap patriotik ini sekaligus membuktikan teori yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu teori konstruktivisme. Teori ini dikembangkan oleh Jean Piaget, melalui teori perkembangan kognitif, piaget dalam Suparno dalam Wiji Suwarno (2006: 58) mengemukakan bahwa “Pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara individu satu dengan lingkungan. Artinya, pengetahuan merupakan suatu proses adaptasi intelektual antara pengalaman dan ide baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, sehingga dapat terbentuk pengertian baru”. Teori ini didasarkan pada

(12)

commit to user

asumsi bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak, dengan kemampuan kognitif ini, maka anak dipandang sebagai individu yang secara aktif membangun sendiri pengetahuan mereka.

Kemudian dalam Taksonomi Krathwohl & Bloom, dkk yang merupakan lanjutan dari taksonomi Bloom yang sebelumnya yang hanya sampai pada ranah kognitif, taksonomi ini menjelaskan ranah afektif yang terdiri dari lima perilaku Krathwohl dan Bloom, dkk dalam Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono (2010: 27) membaginya sebagai berikut :

1) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misalnya, kemampuan mengakui adanya perbedaan;

2) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan;

3) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui dan menentukan sikap;

4) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup;

5) Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

Kelima ranah tersebut masih terdapat kemampuan kognitif yaitu penerimaan, dan kelimanya bersifat herarkis dari yang terendah sampai tertinggi. Penerimaan merupakan yang terendah dan pembentukan pola hidup merupakan yang tertinggi.

Menurut Krathwohl dan Bloom, dkk dalam Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono ( : “bahwa siswa yang belajar akan memperbaiki kemampuan – kemampuan internalnya yang afektif, siswa mempelajari kepekaan tentang sesuatu hal sampai pada penghayatan nilai sehingga menjadi suatu pegangan hidup”

Dapat dijelaskan bahwa dengan adanya suatu input atau penerimaan pengetahuan oleh siswa maka secara otomatis akan memperbaiki kemampuan internal afektifnya atau sikapnya. Teori ini jika dikaitkan dengan pengetahuan tentang identitas nasional dan sikap patriotik maka, pengetahuan tentang identitas nasional adalah sebagai penerimaan yaitu ranah pertama dari taksonmi Krathwohl &

Bloom, dkk yang kemudian akan membawa pada sikap patriotik yaitu ranah penentuan sikap.

(13)

commit to user

Anak akan memperoleh pengetahuan khususnya pengetahuan tentang Identitas Nasional melalui lingkungan yang berperanan untuk membentuk sikap dan tingkah laku anak seperti pembiasaan disekolah dengan upacara bendera yang didalam pelaksanaanya memuat identitas - identitas bangsa indonesia yaitu Pancasila, pengenalan lagu nasional, bendera kebangsaaan, semangat nasionalisme sehingga akan tebentuk dalam diri siswa bagaimana menyikapi atau sikap terhadap tanah air mereka, dengan demikian bahwa pengetahuan tentang Identitas Nasional yang dimiliki peserta didik mempunyai hubungan dengan sikap patriotik siswa. Identitas nasional merupakan dasar atau fondasi tumbuhnya kecintaan warga negara pada bangsa, ciri khas ini wajib diketahui dan dihormati oleh setiap warga negara sebab tercantum dalam UUD, dan secara akademik pun dilakukan pembelajaran kepada siswa tentang identitas bangsa melalui mata pelajaran PKN dari pengetahuan itulah diharapkan dapat tumbuh kepekaan dan cinta akan bangsa dan negaranya.

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian tingkat kelayakan bahan ajar PLC didapatkan hasil penilaian guru pengampu sebesar 9,44 dengan kategori baik dan layak digunakan dalam pembelajaran,

Identifikasi jamur dermatofita pada sela jari kaki pekerja batu alam ditemukan jamur Tricophyton rubrum dan Tricophyton mentagropites dengan prosentas lebih banyak

Namun perlu juga dipahami bahwa Pasal 1869 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa suatu akta yang karena tidak berkuasa atau tidak cakapnya

Salah satu daerah potensial untuk pertanian adalah Daerah Irigasi Caringin memiliki luas 2776.5 Ha dengan sumber air utama dari sungai Cibareno di Dusun Legok

Pada saat pengakuan awal, perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui Laporan Keuangan Laba

[r]

BIMEP (Biscay Marine Energy Platform) Armintzatik 1.700 metrora olatuen eta korronteen energia nahiz offshore haize - energia aztertzeko ezarritako instalazio berri bat da

Mudah-mudahan dengan adanya sebuah unit printer braille baru, program wakaf al-Qur’an braille bagi tunanetra Muslim di Indonesia yang telah digalakan selama bertahun-tahun