• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi Suntik pada Wanita Usia Subur di Dusun Gamol-Sidomukti-Salatiga T1 462010061 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Kontrasepsi Suntik pada Wanita Usia Subur di Dusun Gamol-Sidomukti-Salatiga T1 462010061 BAB II"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUHAN PUSTAKA

2.1. Keluarga Berencana

Keluarga Berencana menurut UU No. 10 Tahun

1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan

Pembangunan Keluarga Sejahtera adalah upaya

peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui

pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan

kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan

keluarga kecil, bahagia dan sejahtera, yang kemudian

direvisi menjadi Undang4Undang Nomor 52 Tahun 2009

tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan

Keluarga menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah

upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal

melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi,

perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi

untuk mewujudkan keluarga berkualitas (Arum Sujiyatini,

2011).

Keluarga Berencana merupakan suatu upaya

pengaturan kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak

pasangan untuk menentukan kapan akan melahirkan,

(2)

memilih upaya untuk mewujudkan hak-hak tersebut dengan

sasaran pasangan usia subur (suami dan isteri), calon

pasangan dan masyarakat umum (BkkbN Jateng, 2013)

Secara umum tujuan KB pada tahun 2010 lalu

adalah dalam rangka mewujudkan visi dam misi program KB

dimuka adalah membangun kembali dan melestarikan

pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB Nasional

yang kuat dimasa mendatang, sehingga visi untuk

mewujudkan keluarga berkualitas 2015 dapat tercapai,

sehingga tujuan utama program KB nasional adalah untuk

memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan

kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurukan

tingkat/angka kematian ibu bayi, dan anak serta

penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam

rangka membangun keluarga kecil berkualitas (Arum

Sujiyatini, 2011).

2.2. Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi.

Kontra berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan

konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang

dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud

(3)

kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur

dengan sel sperma. Berdasarkan maksud dan tujuan

kontrasepsi (Irianto, 2012). Terdapat dua macam metode

kontrasepsi:

A. Metode Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat,; (Handayani

2010)

1. Metode Alamiah

1.1 Metode kalender

a. Metode kalender adalah metode yang

digunakan berdasarkan masa subur dan

harus menghindari hubungan seksual tanpa

perlindungan kontrasepsi pada hari ke 8-19

siklus haid menstruasi. Ovulasi umumnya

terjadi pada hari ke-15 sebelum haid

berikutnya, tetapi dapat pula terjadi 12-16 hari

sebelum haid yang akan datang. Problem

terbesar adalah jarangnya wanita yang

mempunyai siklus haid teratur 28 hari, untuk

dapat menggunakan metode ini kita harus

menentukan waktu ovulasi dari data haid yang

(4)

b. Keuntungan

Keuntungan dari metode kalender adalah:

dapat digunakan untuk mencegah atau

mendapatkan kehamilan dengan cepat, tanpa

resiko kesehatan yang berkaitan dengan

metodenya, tanpa efek samping sistemik,

pengetahuan meningkat tentang reproduksi,

keterlibatan laki-laki dalam perencanaan

keluarga.

c. Kekurangan

Kekurangan dari kalender adalah dibutuhkan

pelatihan yang berulang dan telaten,

membutuhkan tenaga medis atau non medis

yang berpengalaman, membutuhkan

komunikasi yang efektif dan ketahanan

kebutuhan akan hubungan seksual selama

fase kesuburan untuk menghindari kehamilan.

1.2 Metode suhu basal badan

a. Metode suhu basal adalah suatu metode

kontrasepsi yang dilakukan dengan mengukur

suhu tubuh dengan mengetahui suhu tubuh

basal, untuk menentukan masa ovulasi,

(5)

terjadi. Keadaan ini dapat terjadi karena

progesteron, yang dihasilkan oleh korpus

luteum, menyebabkan peningkatan suhu basal

tubuh. Sebelum perubahan suhu basal tubuh

dipertimbangkan sebagai masa ovulasi, suhu

tubuh terjadi peningkatan sedikitnya 0,40F

(0,2-0,5 0C) di atas 6 kali perubahan suhu

sebelumnya dikurangi hasil pengukuran suhu

tersebut kita dapat mengetahui fase luteum

atau fase pasca ovulasi.

b. Keuntungan

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

pasangan terhadap masa tubuh, membantu

wanita yang mempunyai siklus tidak teratur

dengan cara mendeteksi ovulasi, berada

dalam kendali wanita, dapat mencegah atau

mengalami kehamilan dengan cepat.

c. Kekurangan

Membutuhkan motivasi, perlu diajarkan oleh

spesialis, apabila suhu basal tubuh tidak

diukur dalam waktu yang sama setiap hari

(6)

1.3 Metode Lendir Serviks

a. Metode kontrasepsi dengan menghubungkan

pengawasan terhadap perubahan lendir

serviks wanita yang dapat dideteksi di vulva,

metode tersebut didasarkan pada pengenalan

terhadap perubahan lendir serviks selama

siklus haid yang menggambarkan masa subur

dalam siklus dan waktu fertilitas maksimal

dalam masa subur.

b. Keuntungan

Dalam kendali wanita, memberikan

kesempatan kepada pasangan untuk

menyentuh tubuhnya, meningkatkan

kesadaran terhadap perubahan pada tubuh,

memperkirakan lendir yang subur sehingga

memungkinkan kehamilan.

c. Kekurangan

Membutuhkan komitmen, perlu diajarkan oleh

spesialis KB alami, dapat membutuhkan 2-3

siklus untuk mempelajari metode, infeksi

vagina dapat mempersulit untuk

mengidentifikasi lendir yang subur, beberapa

(7)

menghambat produksi lendir serviks,

melibatkan sentuhan pada tubuh yang tidak

disukai beberapa wanita dan membutuhkan

pantangan.

2. Metode Amenorhea Laktasi

a. Metode amenorhea laktasi merupakan metode yang

mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara

ekslusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa

pemberian makanan tambahan atau minuman

apapun.

b. Keuntungan

Segera efektif, tidak mengganggu senggama, tidak

ada efek samping secara sistemik, tidak perlu

pengawasan medis, tidak perlu obat atau alat dan

tanpa biaya, mendapatkan kekebalan pasif, sumber

asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk

tumbuh kembang bayi yang optimal, terhindar dari

keterpaparan kontaminasi dari air, susu lain, formula

yang digunakan.

c. Kekurangan

Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar

segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan,

(8)

tidak melindungi terhadap imunisasi menyusui dini

(IMS) termasuk virus hepatitis B dan HIV/AIDS.

3. Coitus interruptus (senggama terputus)

a. Metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri

sebelum ejakulasi intra-vagina. Ejakulasi terjadi jauh

dari genitalia eksterna.

b. Keuntungan

Tidak mengganggu produksi ASI, dapat digunakan

sebagai pendukung metode KB lainnya, tidak ada

efek samping, dapat digunakan setiap waktu, tidak

membutuhkan biaya, meningkatkan keterlibatan

suami dalam keluarga berencana, untuk pasangan

memungkinkan hubungan akan lebih dekat dan

pengertian yang sangat dalam.

c. Kekurangan

Kerugian metode Coitus Interruptus ini adalah

memutuskan kenikmatan hubungan seksual.

B. Metode Sederhana dengan Alat

1. Kondom

a. Kondom merupakan selubung atau sarung karet

yang dapat dibuat dari berbagai bahan

diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau

(9)

pada penis (kondom pria) atau vagina (kondom

wanita) saat berhubungan seksual.

b. Keuntungan

Memberikan perlindungan terhadap penyakit

menular seksual (PMS), tidak mengganggu

terhadap kesehatan klien, murah dan dapat dibeli

secara umum, tidak perlu pemeriksaan medis,

tidak mengganggu produksi ASI, mencegah

ejakulasi dini, membantu pencegahan terjadinya

kanker serviks.

c. Kekurangan

Angka kegagalan relatif tinggi, perlu penghentian

sementara aktifitas dan spontanitas hubungan

seks, perlu dipakai secara konsisten, harus

selalu tersedia setiap kali melakukan hubungan

seksual, masalah pembuangan kondom bekas.

2. Spermisida

a. Spermisida adalah zat-zat kimia yang digunakan

untuk menonaktifkan atau melumpuhkan sperma

di dalam vagina sebelum sperma bergerak ke

(10)

b. Keuntungan

Aman, sebagai kontrasepsi pengganti untuk

wanita, dengan kontraindikasi pemakaian pil oral,

IUD, dan lain-lain.

c. Kekurangan

Angka kegagalan relatif tinggi, harus digunakan

sebelum senggama, ada wanita yang segan

untuk melakukannnya karena harus diletakkan

dalam vagina, harus diberikan berulang kali

untuk senggama yang berturut-turut, dapat

menimbulkan iritasi atau rasa panas pada wanita.

3. Diafragma

a. Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung,

terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke

dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan

menutup serviks.

b. Keuntungan

Segera efektif, tidak berpengaruh pada

pemberian ASI, tidak mengganggu hubungan

seksual, tidak ada resiko yang berkaitan dengan

metode, beberapa diantranya melindungi dari

(11)

digunakan dengan spermisida, menahan darah

menstruasi bila digunakan selama menstruasi.

c. Kekurangan

Tergantung pengguna, penggunaan pelvik oleh

tenaga pelayan yang terlibat dibutuhkan untuk

pemasangan awal atau postpartum, berkaitan

dengan infeksi saluran air kencing pada

beberapa pengguna, harus tetap berada

ditempatnya selama 6 jam setelah hubungan

seksual, suplai harus siap sebelum melakukan

hubungan seksual, suplai ulang harus dilakukan

bila diperlukan (spermisida dibutuhkan pada

setiap penggunaan).

2.2.1. Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi suntik merupakan suatu metode yang

digunakan untuk mencegah suatu kehamilan dengan

suntikan hormonal yang dapat menghambat pertemuan

antara sel telur dan sperma, menghalangi ovulasi,

mengubah lendir servik menjadi kental, dan dapat

mengubah kecepatan transportasi sel telur (Anggraini &

(12)

yang menyuntikkan cairan yang berisi hormon progesteron

secara periodik (Irianto, 2012).

2.2.2. Jenis Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi suntik digolongkan menjadi dua macam

yaitu: DMPA dan NET-EN, kedua alat kontrasepsi ini sangat

efektif (Hartanto, 2004).

a. DMPA (Depot Medroxyprogesterone Asetat) misalnya

Depo Provera ® 150 mg isi 1 cc yang diberikan tiga

bulan sekali pada akseptor, dengan tingkat kegagalan =

< 1 per 100 wanita – per tahun.

b. NET-EN (Nerothidrone Enanthate) misalnya Noristerat

Kontrasepsi ini diberikan setiap delapan minggu sekali

untuk enam bulan pertama (= 3x suntikan pertama) dan

selanjutnya diberikan setiap duabelas minggu dengan

tingkat kegagalan = 2 per 100 wanita- per tahun.

2.2.3. Farmakologi Dari Kontrasepsi Suntik 2.1.3.1 DMPA; (Hartanto, 2004)

a. Tersedia dalam larutan mikrokristaline

b. Setelah satu minggu penyuntikan 150 mg,

tercapai kadar puncak, lalu kadarnya tetap tinggi

(13)

c. Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73

hari penyuntikan, tetapi umumnya ovulasi baru

timbul setelah 4 bulan atau lebih

d. Pada pemakaian jangka lama, tidak terjadi efek

akumulatif dari DMPA dalam darah/serum.

2.1.3.2 NET-EN; (Hartanto, 2004)

a. Merupakan suatu progestin yang berasal dari

testosteron, dibuat dalam larutan minyak.

Larutan minyak tidak mempunyai ukuran partikel

yang tetap dengan akibat pelepasan obat dari

tempat suntikan di dalam sirkulasi darah dapat

sangat berfariasi.

b. Lebih cepat dimetabolisir dan kembalinya

kesuburan lebih cepat dibandingkan dengan

DMPA.

c. Setelah disuntikan, NET-EN harus diubah

menjadi Nerotidron sebelum ia menjadi aktif

secara biologis

d. Kadar puncak dalam serum tercapai dalam 7

hari setelah penyuntikan, kemudian menurun

secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam

(14)

2.2.4. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntik a. Menekan ovulasi.

b. Menghambat pergerakan spermatozoa.

c. Mengganggu pertumbuhan endometrium (Hartanto,

2004).

2.2.5. Keuntungan Kontrasepsi Suntik a. Sangat efektif (99,6%)

b. Tidak berpengaruh pada hubungan suami isteri

c. Menurunkan anemia

d. Praktis

e. Tidak mempengaruhi ASI (Suratun et al, 2008).

2.2.6. Efek Samping Kontrasepsi Suntik; (Hartanto, 2004) a. Berat badan menjadi bertambah atau berkurang

Hormon progesteron juga seringkali mempermudah

perubahan karbohidrat menjadi lemak yang akan

mengakibatkan penambahan pada berat badan.

b. Pusing atau sakit kepala

Gejala yang dirasakan responden adalah sakit kepala

yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian

kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang

amat sangat. Penyebab dari rasa pusing atau sakit

kepala pada responden belum ada kesepakatan

(15)

biasanya dikaitkan dengan reaksi tubuh terhadap

progesteron.

c. Gangguan haid

Penggunaan hormon progestin akan menyebabkan

dinding rahim tidak terlepas, sehingga gangguan haid

yang sering terjadi ialah: Amenorea, perdarahan

ireguler, perdarahan bercak-bercak, perubahan dalam

frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang.

d. Perubahan libido atau dorongan seksual

Penumpukan lemak yang diakibatkan oleh hormon

pregesteron mengakibatkan vagina menjadi kering

sehingga merasa sakit (dyspareunia) saat melakukan

hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama

akan menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi

seksual pada wanita.

e. Depresi

Efek samping dengan gangguan depresi responden

merasa lesu (lethargi), tidak bersemangat diperkirakan

karena dengan adanya hormon progesteron terutama

yang berisi 19-norsteroid menyebabkan kekurangan

vitamin B6 (piridoksin) di dalam tubuh. Adanya retensi

(16)

f. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan

infeksius menular seksual, hepatitis B virus, atau

infeksius virus HIV

g. Keputihan

Keluarnya cairan berwarna putih dari dalam vagina atau

adanya cairan putih di mulut vagina disebabkan oleh

efek progesteron mengubah flora dan pH vagina, jamur

mudah tumbuh di dalam tubuh vagina dan menimbulkan

keputihan.

h. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan

berikut

i. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan

setelah penghentian pemakaian.

2.3. Wanita Usia Subur

Wanita usia subur (WUS) adalah wanita dengan

umur 20-45 tahun dan keadaan organ reproduksinya

berfungsi dengan baik. Puncak kesuburan ada pada rentang

usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan

95% untuk hamil. Pada usia 30-an persentasenya menurun

hingga 90%, sedangkan memasuki usia 40, kesempatan

hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40

(17)

hamil. Kesuburan seorang wanita mempengaruhi

kesejahteraan dalam keluarga oleh sebab itu wanita usia

subur harus bisa menekan angka kelahiran tanpa

menghentikan hubungan seksual dengan pasangan

(BkkbN, 2011).

2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan KB di Indonesia

2.4.1 Faktor Pengetahuan

Pengetahuan pada dasarnya adalah sebuah fakta atau teori

yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung.

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil pengindraan

manusia atau hasil pengetahuan terhadap objek melalui

indra yang dimilikinya seperti; indra penglihatan,

pendengaran, perasa dan peraba dengan sendirinya

manusia memperoleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia

sebagai hasil penggunaan panca indranya dan berbeda

dengan kepercayaan (believes), takhayul (superstition), dan

penerangan-penerangan yang keliru (misinformation)

(Soekanto, 2003). Berikut adalah cara memperoleh

(18)

1. Cara Memperoleh Pengetahuan

1.1 Cara kuno

a. Cara Coba Salah

Cara coba salah tersebut dilakukan hanya

mengandalkan kemungkinan atau dilakukan

dengan mencoba-coba (Wawan & Dewi, 2010.

dikutip dari Notoatmodjo (2003). Cara coba salah

(trial and error) adalah cara yang dipakai manusia

sebelum adanya kebudayaan bahkan sampai saat

ini masih dipakai bagi mereka yang belum

mengenal cara-cara untuk menyelesaikan suatu

masalah. Untuk memecahkan sebuah persoalan

atau masalah metode ini menggunakan beberapa

kemungkinan, dan jika kemungkinan tersebut

tidak menyelesaikan masalah maka akan dicoba

dengan kemungkinan-kemungkinan selanjutnya

dan begitu seterusnya sampai masalah tersebut

dapat teratasi atau terpecahkan.

b. Secara Kebetulan

Cara memperoleh pengetahuan dengan metode

kebetulan adalah cara yang dilakukan oleh

seseorang secara tidak terencana atau tidak

(19)

penelitian yang membenarkan hal tersebut,

seperti penemuan kina sebagai obat malaria yang

ditemukan secara kebetulan oleh seorang

penderita malaria saat mengembara, pada suatu

hari saat mengembara penderita malaria

kehausan dan minum air parit jernih yang terasa

pahit dan setelah meminum air tersebut penderita

itu tidak lagi mengalami kekambuhan pada

malarianya dan ternyata setelah dilakukan

penyelidikan, dalam air tersebut terdapat pohon

kina yang tumbang terendam, dan dari situlah ia

berkesimpulan bahwa kulit kayu kina dapat

dijadikan obat malaria (Notoatmodjo, 2012).

c. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Cara memperoleh pengetahuan dengan

kekuasaan atau otoritas adalah cara yang di akui

melalui kebiasaan-kebiasaan atau tradisi-tradisi

tanpa dibuktikan apakah yang diyakini benar atau

tidak, cara tersebut biasanya diakui karena

kebiasaan sejak turun-temurun atau sesuatu yang

memang diyakini secara turun-temurun seperti

(20)

pada prinsipnya memegang keyakinan yang sama

yang dianggap mutlak. (Notoatmodjo, 2012).

d. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi seseorang dapat digunakan

sebagai salah satu cara memperoleh

pengetahuan dengan cara bercermin dengan

pengalaman sebelumnnya, ketika seseorang

melakukan hal yang sama, maka seseorang akan

mengetahui letak kesalahannya sebelumnya dan

bisa menghindari hal tersebut, Seperti pepatah

mengatakan pengalaman adalah guru yang baik

(Notoatmodjo, 2012).

e. Kebenaran Menurut Wahyu

Kebenaran menurut wahyu adalah kebenaran

yang dipercaya oleh setiap manusia berdasarkan

agama dan kepercayaan masing-masing,

kepercayaan menurut wahyu adalah kepercayaan

dimana manusia merasa bahwa dirinya diciptakan

dan disertai oleh yang wahyu (Notoatmodjo,

(21)

1.2 Sumber Pengetahuan lain

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari

berbagai macam sumber, misalnya media massa,

media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan,

media poster, kerabat dekat, dan sebagainya.

Sumber pengetahuan dapat berupa

pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal,

ahli agama, pemegang pemerintahan, dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2012)

2.4.2 Faktor Pendidikan

Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan

menggunakan keluarga berencana tetapi juga pemilihan

suatau metode. Wanita yang berpendidikan menginginkan

keluarga berencana yang efektif, tetapi tidak rela untuk

mengambil resiko yang terkait dengan metode kontrasepsi

(Handayani 2010).

2.4.3 Sosial Ekonomi

Tinggi rendahnya status sosial dan keadaan ekonomi

penduduk di Indonesia akan mempengaruhi kemajuan

program KB di Indonesia. Kemajuan program KB tidak

terlepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena berkaitan

(22)

yang digunakan, dengan suksesnya program KB maka

perekonomian suatu Negara akan lebih baik karena dengan

anggota keluarga yang sedikit kebutuhan dapat lebih

tercukupi dan kesejahteraan dapat terjamin (Handayani,

2010).

2.4.4 Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan

saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu

yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar

terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial juga

mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan

untuk menerima pesan menurut model komunikasi

(Handayani, 2010).

2.4.5 Budaya

Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam

memilih metode kontrasepsi. Faktor-faktor ini meliputi salah

pengertian dalam masyarakat mengenai berbabagi metode,

kepercayaan/religious, serta budaya, tingkat pendidikan

persepsi mengenai resiko kehamilan dan status wanita.

Penyediaan layanan harus menyadari bagaimana

faktor-faktor tersebut mempengaruhi pemilihan di daerah mereka

dan harus memantau perubahan-perubahan yang mungkin

(23)

2.4.6 Umur

Umur seseorang yang berarti terhitung sejak lahir sampai

mati dan semakin tambah umur pula samakin tinggi

kematangan dalam berfikir, sehingga dalam menemukan

pilihan seseorang dapat menentukannya dengan matang

(Handayani 2010).

2.4.7 Agama

Diberbagai daerah kepercayaan religious dapat

mempengaruhi klien dalam memilih metode. Sebagai contoh

penganut agama Katolik yang taat membatasi pemilihan

kontrasepsi mereka pada KB alami. Sebagai pemimpin

Islam mengklaim bahwa sterilisasi dilarang sedangkan

sebagian lainya mengijinkan. Walaupun agama Islam tidak

melarang metode kontrasepsi secara umum, para akseptor

wanita mungkin berpendapat bahwa pola perdarahan yang

tidak teratur yang disebabkan sebagian metode hormonal

akan sangat menyulitkan mereka selama haid mereka

dilarang melakukan sholat 5 waktu, disebagian masyarakat

wanita Hindu dilarang mempersiapkan makanan selama

haid, sehingga pola haid yang tidak teratur dapat menjadi

(24)

2.4.8 Status Wanita

Status wanita dalam masyarakat mempengaruhi

kemampuan mereka memperoleh dan mempergunakan

berbagai metode kontrasepsi. Pengambilan keputusan juga

didasarkan pada status wanita (sosial) dimana suami

sebagai kepala keluarga selalu menjadi pihak yang dominan

atau utama dalam pengambilan keputusan bersama. Seperti

halnya di daerah timur dimana wanita harus melibatkan

suami dalam mengambil keputusan, suami merupakan

kepala keluarga yang dihargai dan harus diikutsertakan

dalam pengambilan keputusan.

Meskipun demikian jika sebagian wanita memiliki

pemasukan yang lebih besar untuk membayar

metode-metode yang lebih mahal maka merekapun bisa memiliki

lebih banyak suara dalam mengambil keputusan. Juga di

daerah yang wanitanya lebih dihargai, mungkin hanya dapat

sedikit pembatasan dalam memperoleh berbagai metode,

misalnya peraturan yang mengharuskan persetujuan suami

Referensi

Dokumen terkait

Hat ini didasarkan pada kondisi keterbukaan dalam dunia pendidikan tun utan otonomi dan gbbalisasi. Sasaran Benckmarking dapd dilakukan terhadap seluruh

Oktober 2011, maka dengan ini diumumkan pemenang pelelangan umum untuk pekerjaan sebagaimana.. berikut: Nomor

dimulai dari tahap pertama, yaitu penetapan peraturan atau kebijakan daerah ; tahap kedua, adalah melakukan monitoring terhadap pelaksanaan peraturan tersebut ; tahap tiga adalah

Berbagai wacana tersebut yang telah berkembang di masyarakat mengenai pelayanan publik, sehingga memunculkan salah satu cara dalam pelayanan publik yaitu; dengan menerapakan

[r]

Siklus regeneratif menggunakan uap yang diekstraksi dari turbin untuk memanaskan fluida kerja pada tingkat keadaan cair jenuh yang dipompakan menuju boiler,

Siswa melakukan presentasi sejarah dan pengertian kearsipan dengan menggunakan etika yang baik dalam presentasi, sesuai dengan rincian tugas kinerja yang ditentukan di LP

Pada penuliasan ilmiah ini penulis membahas pembuatan web untuk pendaftaran online dengan menggunakan PHP yang menggunakan script untuk pemrograman berbasis server. PHP sering