• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Mozart Sonata K448 For Two Pianos in D-Major 2nd Movement Terhadap Peningkatan Konsentrasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Mozart Sonata K448 For Two Pianos in D-Major 2nd Movement Terhadap Peningkatan Konsentrasi."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

EFEK MOZART SONATA K 448 FOR TWO PIANOS IN D-MAJOR 2ND

MOVEMENT TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI

M. T. Christabella C., 2012. Pembimbing I : Yenni Limyati, dr., S.Sn, Sp.KFR, M.Kes

Pembimbing II : Roro Wahyudianingsih, dr., SpPA

Masyarakat sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, sedangkan konsentrasi dibutuhkan dalam proses belajar. Mendengarkan musik klasik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan konsentrasi karena musik klasik merangsang pelepasan gelombang alfa yang menimbulkan keadaan relaks dan tenang. Namun, metode mendengarkan musik klasik untuk meningkatkan konsentrasi saat belajar belum banyak dilakukan dan diketahui masyarakat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek musik klasik Mozart

Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd Movement terhadap peningkatan

konsentrasi.

Desain penelitian adalah penelitian eksperimental quasi dengan rancangan

pre-test dan post-pre-test. Penelitian ini dilakukan pada 30 wanita dewasa berusia 19-25

tahun, diuji dengan traffic jam puzzle untuk mengetahui peningkatan konsentrasi. Analisis data dengan menggunakan uji “t”berpasangan dengan α = 0,05.

Hasil penelitian rata-rata waktu untuk menyelesaikan traffic jam puzzle setelah mendengarkan musik klasik Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd

Movement adalah sebesar 53,67 detik (SD = 69,652), lebih singkat dari rata-rata

waktu untuk menyelesaikan traffic jam puzzle sebelum mendengarkan musik klasik Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd Movement adalah

sebesar 125,60 detik (SD = 149,939), dengan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01)**.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa musik klasik Mozart

Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd Movement meningkatkan

konsentrasi.

(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF MOZART SONATA K 448 FOR TWO PIANOS IN

D-MAJOR 2ND MOVEMENT ON CONCENTRATION ENHANCEMENT

M. T. Christabella C., 2012. 1st Advisor : Yenni Limyati, dr., S.Sn, Sp.KFR, M.Kes

2nd Advisor : Roro Wahyudianingsih, dr., SpPA

People often have difficulty in concentrating, while concentration is required in learning process. Listening to classical music is one of the ways to enhance concentration because classical music stimulates alpha brain waves which induce relax and peaceful situation. But, the method of listening to classical music to enhance concentration has not been done and known by people.

The aim of this research was to know the effect of classical music Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd Movement on concentration enhancement.

The design of this research was quasi experimental using pre-test and post-test design. The research was done on 30 adult women, ages ranged from 19-25 years old, who were examined with traffic jam puzzle to find out the concentration enhacement. Data was analyze by using pair “t” test with α = 0,05.

The result of the average time to finish traffic jam puzzle after listening to classical music Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd Movement were 53.67 seconds (SD = 69,652), of which were faster than the average time to finish traffic jam puzzle before listening to classical music Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd Movement were 125,60 seconds (SD = 149,939), with a highly significant difference(p<0,01)**.

According to the result of the research, it can be concluded that classical music Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd Movement enhances concentration.

(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1 Manfaat Akademis ... 2

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Otak Manusia ... 5

2.1.1 Sistem Saraf ... 5

2.1.2 Sistem Limbik ... 7

2.1.3 Area Asosiasi ... 9

2.1.3.1 Area Asosiasi Parieto-Oksipitotemporal ... 10

2.1.3.2 Area Asosiasi Prefrontal ... 11

2.1.3.3 Area Asosiasi Limbik ... 11

2.1.4 Gelombang Otak ... 12

2.1.4.1 Gelombang Alfa ... 13

(4)

ix

2.1.4.3 Gelombang Teta ... 14

2.1.4.4 Gelombang Delta ... 14

2.1.5 Transmisi Gelombang Suara ... 15

2.1.6 Mekanisme Pendengaran Sentral ... 18

2.1.7 Formatio Reticularis ... 20

2.1.7.1 Area Eksitatorik Formatio Reticularis pada Batang Otak .... 20

2.1.7.2 Area Inhibitorik Formatio Reticularis di Batang Otak Bagian Bawah ... 21

2.2 Musik ... 21

2.2.1 Komponen Dasar Musik ... 22

2.2.2 Hubungan Musik dengan Organ Tubuh ... 22

2.2.3 Musik Klasik ... 23

2.3 Endorfin ... 27

2.4 Serotonin ... 28

2.5 Konsentrasi ... 30

2.6 Pengaruh Musik Klasik terhadap Konsentrasi ... 31

BAB III BAHAN/SUBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Alat dan Subjek Penelitian ... 33

3.1.1 Alat Penelitian ... 33

3.1.2 Subjek Penelitian ... 33

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Metode Penelitian ... 34

3.3.1 Desain Penelitian ... 34

3.3.2 Variabel Penelitian ... 34

3.3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 35

3.3.4 Besar Sampel ... 35

3.4 Prosedur Penelitian ... 36

3.4.1 Persiapan Sebelum Penelitian ... 36

3.4.2 Prosedur Pengukuran ... 37

3.4.3 Perlakuan ... 37

3.5 Metode Analisis ... 38

3.6 Hipotesis Statistik ... 38

3.7 Kriteria Uji ... 38

3.8 Aspek Etik Penelitian ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Hasil Penelitian ... 40

4.2 Pembahasan ... 42

(5)

x

4.3.1 Hipotesis Penelitian ... 44

4.3.2 Hal yang Mendukung ... 44

4.3.3 Hal yang Tidak Mendukung ... 44

4.3.4 Simpulan ... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 45

5.1 Simpulan ... 45

5.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 49

(6)

xi DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Rata-Rata Waktu Menyelesaikan Traffic Jam Puzzle Sebelum dan Setelah Mendengarkan Musik Klasik Mozart Sonata K

448 for Two Pianos in D-Major 2nd Movement...

Tabel 4.2 Hasil Pengolahan Data Waktu Menyelesaikan Traffic Jam

Puzzle Setelah Mendengarkan Musik Klasik Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd Movement...

40

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Bagian Otak Manusia ... 6 Gambar 2.2 Perjalanan Serabut Saraf Afferent dan Efferent... 8 Gambar 2.3 Bagian Sistem Limbik dan Alur Serabut Saraf Afferent dan

Efferent...

Gambar 2.4 Area Asosiasi pada Cortex Cerebri... 12 Gambar 2.5 Gelombang-Gelombang Otak... 14 Gambar 2.6 Pergerakan Cairan Perilimf dan Endolimf di dalam Koklea

Manusia...

Gambar 2.7 Proses Transduksi Suara... 17 Gambar 2.8 Jaras Saraf Pendengaran... 19 Gambar 2.9 Sintesis Serotonin... 29 9

(8)

xiii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

Diagram 2.1 Mekanisme Kerja Musik Klasik Mozart Sonata K 448 for

Two Pianos in D-Major 2nd Movement...

Diagram 4.1 Rata-Rata Waktu Menyelesaikan Traffic Jam Puzzle Sebelum dan Setelah Mendengarkan Musik Klasik Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd

Movement...

.

32

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Informed Consent Form... 49

Lampiran 2 Hasil Penelitian... 50

Lampiran 3 Lembar Hasil Penghitungan Statistik... 51

Lampiran 4 Ethical Clearance... 52

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Musik adalah bahasa yang mengandung unsur universal (Campbell, 2009). Pada hakikatnya, musik merupakan bagian dari seni yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak aktivitas manusia diiringi oleh musik, seperti bersantai, berbelanja, mengemudi, bekerja, dan belajar. Banyak hal yang dilakukan untuk dapat memahami pelajaran, antara lain visual (belajar mengandalkan penglihatan), kinestetik (belajar mengandalkan pergerakan), audio (belajar mengandalkan pendengaran), serta read-write (belajar dengan cara membaca dan menulis) (DePorter & Hernacki, 2010).

Seseorang sering mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian, berbahasa, dan mengingat sesuatu karena tidak dapat berkonsentrasi, sedangkan konsentrasi sangat diperlukan dalam proses belajar. Maka dari itu, konsentrasi perlu ditingkatkan. Salah satu cara meningkatkan konsentrasi seseorang adalah dengan cara mendengarkan musik klasik sebagai musik pengiring belajar (Campbell, 2009). Akan tetapi, metode mendengarkan musik klasik untuk meningkatkan konsentrasi dalam proses belajar belum banyak dilakukan dan diketahui masyarakat.

Musik memiliki efek terhadap kerja sistem tubuh manusia. Beberapa efek mendengarkan musik, yaitu mengatur hormon-hormon stres, memperkuat ingatan dan pelajaran jangka pendek, serta memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otak antara belahan otak kiri yang logis dengan belahan otak kanan yang intuitif (Campbell, 2009).

Musik klasik Mozart memiliki keunggulan akan kemurnian dan kesederhanaan bunyi. Musik klasik Mozart kaya akan nada lembut sampai keras dan tempo lambat sampai cepat (Campbell, 2009). Musik klasik Mozart Sonata K 448 for

(11)

2

ketuk per menit) serta memiliki pengulangan melodi tiap 20-30 detik yang selaras dengan gelombang alfa otak manusia (Habe, 2010).

Berdasarkan uraian di atas, maka musik klasik dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan konsentrasi. Hal ini mendorong peneliti untuk melanjutkan penelitian terdahulu tentang pengaruh musik klasik Mozart terhadap konsentrasi dengan menilai pengaruh musik klasik Mozart Sonata K 448 for Two

Pianos in D-Major 2nd Movement terhadap peningkatan konsentrasi.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah musik klasik Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd

Movement meningkatkan konsentrasi.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efek musik klasik Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in

D-Major 2nd Movement terhadap peningkatan konsentrasi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa/mahasiswi kedokteran tentang efek musik klasik Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd

(12)

3 1.4.2 Manfaat Praktis

Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang efek musik klasik Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd Movement terhadap

peningkatan konsentrasi sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas belajar.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Musik klasik Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd Movement

dimainkan dengan tempo andante (60-80 ketuk per menit) mampu menurunkan gelombang otak dan denyut jantung, maka pendengar mengalami relaksasi (Wahyudin, 2007). Hal ini menciptakan konsentrasi yang baik untuk proses belajar (Campbell, 2009).

Musik klasik Mozart yang didengarkan sebagai sumber suara akan ditangkap oleh daun telinga dilanjutkan melalui jaras pendengaran sampai ke otak, yaitu lobus temporalis cortex auditorius (Universitas Indonesia, 2014). Aktivitas sensoris menyebabkan aktivasi hippocampus sehingga menghasilkan sinyal-sinyal ke anterior thalamus, hipothalamus, lobus cortex cerebri, dan nukleus basal melalui fornix (Sherwood, 2010). Amygdala pun teraktivasi dan mentransmisikan sinyal kembali ke hippocampus, septum, thalamus, dan hipothalamus (Hall & Guyton, 2007).

(13)

4

Musik klasik mengaktivasi formatio reticularis di batang otak, baik area eksitatorik yang menimbulkan pikiran waspada sehingga merangsang seseorang untuk berpikir maupun area inhibitorik yang merangsang pelepasan serotonin dan menimbulkan ketenangan (Hall & Guyton, 2007). Hal ini menyebabkan seseorang berada pada keadaan waspada namun relaks sehingga lebih mudah berkonsentrasi (Gunawan, 2007).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Musik klasik Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd Movement

(14)

45 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Musik klasik Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd Movement

meningkatkan konsentrasi.

5.2Saran

Musik klasik Mozart Sonata K 448 for Two Pianos in D-Major 2nd Movement

(15)

46

DAFTAR PUSTAKA

Aghajanian, G. K., & Bush, E. S. (2002). Serotonin. Retrieved Juli 10, 2015, from http://www.acnp.org/asset.axd?id=2c5cb8cc-1d5d-4da8-b7a1-8761d810df3d: http://www.acnp.org

Banoe, P. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius. p. 288.

Banoe, P. (2007). Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: Kanisius. p. 192.

Campbell, D. (2009). The Mozart Effect for Children: Awakening Your Child's

Mind, Health, and Creativity with Music. HarperCollins e-books. p. 10, 13, 55,

172.

Campbell, D. (2009). The Mozart Effect: Trapping the Power of Music to Heal

Body, Strengthen the Mind, and Unlock the Creative Spirit. HarperCollins

e-book. p. 9, 16, 32-33, 48, 50, 64-78, 124, 177, 179.

Cook, M. A. (2012, December 29). Music Theory. Retrieved April 24, 2015, from 2012books.lardbucket.org/pdfs/music-theory.pdf:

http://2012books.lardbucket.org/

Cools, R., Nakamura, K., & Daw, N. D. (2011). Neuropsychopharmacology.

Serotonin and Dopamine: Unifying Affective, Activational, and Decision Functions (36), 98-113.

Davis, D. M., Jacobson, T. K., & Aliakbari, S. (2005). Differential effect of estrogen on hippocampal-and striatal-dependent learning. Neurobiology of

Learning and Memory, 132-137.

DePorter, B., & Hernacki, M. (2010). Quantum Learning: Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan (1st ed.). Bandung: Penerbit Kaifa. p. 113.

Echols, J. M., & Shadily, H. (1997). Kamus Indonesia Inggris. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. p. 442.

Gie, T. L. (1977). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. p. 53.

Gunawan, A. W. (2007). Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. p. 63, 254.

Habe, K. (2010). Neuropsychology of music - a rapidly growing branch of psychology. Horizons of Psychology , 19 (1), 79-98.

(16)

47

Haruyama, S. (2011). The Miracle of ENDORPHINE (2nd ed.). Bandung: Qanita. p. 88-89, 238.

Hidayat, S., & Marettih, A. K. (n.d.). Pengaruh musik klasik terhadap daya tahan konsentrasi dalam belajar. Jurnal Psikologi, 164-176.

Jenkins, J. S. (2001). The mozart effect. Journal of the Royal Society of Medicine,

94, 170-172.

King, M. W. (2015, July 31). Brief Overview of Human Nervous System.

Retrieved August 12, 2015, from

http://themedicalbiochemistrypage.org/nerves.php#5ht: http://themedicalbiochemistrypage.org/

Koneru, A., Satyanarayana, S., & Rizwan, S. (2009). Endogenous opioid: their physiological role and receptors. Global Jurnal of Pharmacology, 3 (3), 149-153.

Levitin, D. J. (2007, May 11). Life Soundtracks: The uses of music in everyday life. 7.

Linschoten, J., & Mansyur. (1983). Pengantar Ilmu Jiwa. Bandung: Jemmars. p. 27.

McNeill, R. J. (2008). Sejarah Musik. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. p. 1-3 Mucci, R., & Mucci, K. (2002). The Healing Sound of Music. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Umum.

Mursal. (1977). Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan. Bandung: PT Al Maarif. p. 79. Nantais, K. M., & Schellenberg, E. G. (1999). The Mozart effect: an artifact of

preference. Psychological Science Research Report , 10 (4), 370-73.

Puradisastra, S. (2011). Pengaruh Sirup Buah Pala (Myristica fragrans Hout)

Terhadap Ketelitian, Kewaspadaan, dan Fungsi Kognitif. Retrieved Oktober

13, 2015, from http://www.farmako.uns.ac.id/perhipba/wp- content/uploads/2011/12/FEK.5.pdf: http://www.farmako.uns.ac.id/

Rauscher, F. H., Shaw, G. L., & Ky, K. N. (1995). Listening to Mozart enhances spatial-temporal reasoning: towards a neurophysiological basis. Neuroscience

Letters (185), 44-47.

(17)

48

Rohen, J. W., Yokochi, C., & Drecoll, E. L. (2011). Color Atlas of Anatomy: A

Photographic Study of The Human Body (7th ed.). Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins, Wolters Kluwer, Schattauer. p. 91, 107.

Setiawan, E. (2012-2015). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Retrieved Mei 27, 2015, from kbbi: kbbi.web.id

Sherwood, L. (2010). Human Physiology From Cells to Systems (7th ed.). USA: Brooks/Cole. p. 134, 147, 150-159, 186, 219, 222.

Sprouse-Blum, A. S., Smith, G., Sugai, D., & Parsa, F. D. (2010). Understanding endorphins and their importance in pain management. Hawaii Med Journal, 69 (3), 70–1.

The-Crankshaft. (2011, Desember 6). The Limbic System (Integrative Systems)

Part 1. Retrieved April 21, 2015, from

what-when-how.com/neuroscience/the-limbic-system-integrative-systems-part-1/: http://what-when-how.com/neuroscience/the-limbic-system-integrative-systems-part-1/

The Gatsby Charitable Foundation, The Kavli Foundation, Society for Neuroscience. (2012). Brain Facts: A Primer on the Brain and Nervous

System. Retrieved Juni 21, 2015, from

cienciasecognicao.org/riobrainbee/wp-content/uploads/2012/12/LIVRO-Brain-Facts-2012.pdf: http://cienciasecognicao.org/

Universitas Indonesia. (2014). Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher (7 ed.). Jakarta: Badan Penerbit FKUI. p.10-14.

Upadhyay, S. N. (2003). Serotonin receptors, agonists, and antagonists. Indian

Journal of Nuclear Medicine, 18 (1 & 2), 1-11.

Wahyudin. (2007). A to Z Anak Kreatif. Jakarta: Gema Insani Press. p. 203.

Wibowo, D. S. (2014). Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayu Media. p. 95-97, 103-106, 109, 116-119, 147-151.

Woolson, R F, & Clarke, W R. 2002. Statistical Methods for the Analysis of

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan energi yang rendah dalam ransum mengakibatkan unggas akan meningkatkan konsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan energi setiap hari, dan sebaliknya pakan atau

Penelitian ini mengukur dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua, guru, dan teman serta apakah dukungan sosial tersebut dapat menjadi prediktor terhadap

paradigma berfikir dalam landasan – landasan Bimbingan dan Konseling, sehingga dapat menguatkan keyakin diri untuk lebih mengenal jauh Bimbingan dan Konseling

Adapun saran-saran yang ingin peneliti sampaikan berkenaan dengan hasil penelitian yaitu (1) karena keterampilan menulis karangan siswa kelas V SDN 04 Hulu Sungai masih

According to this author, if developing countries collectively adopt reasonable environ- mental standards in commodity production and increase the prices to include the cost of

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam

Skripsi Makna Simbol Perguruan Pencak Silat Beladiri .... Anang

Cara lain untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak adalah gabungan dari proses wet rendering dengan pengepresan