ABSTRAK
PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album)
TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT
Livia Dwi Buana, Tjoeng , 2015
Pembimbing I : Stella Tinia Hasianna, dr., M.Kes., IBCLC Pembimbing II: Ade Kurnia Surawijaya, dr., Sp.KJ
Aromaterapi merupakan penggunaan minyak esensial untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh, pikiran, dan jiwa. Sandalwood sering digunakan sebagai minyak aromaterapi, dengan kandungan α-santalol 46-60 % dan β -santalol 20-30 % yang memberikan efek relaksasi. Relaksasi mempercepat waktu pengembalian frekuensi denyut nadi yang membuat tubuh kembali pada keadaan homeostatis lebih cepat.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh aromaterapi sandalwood terhadap kecepatan waktu pengembalian frekuensi denyut nadi setelah melakukan aktivitas fisik berat.
Penelitian menggunakan metode prospektif eksperimental semu, dengan membandingkan dua kelompok perlakuan. Data yang diukur adalah kecepatan waktu pengembalian frekuensi denyut nadi pada 30 orang yang diberi 2 perlakuan, yaitu tanpa dan dengan pemberian minyak aromaterapi sandalwood, setelah melakukan aktivitas fisik berat. Data diuji menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05.
Hasil menunjukkan rerata kecepatan waktu pengembalian frekuensi denyut nadi setelah menghirup aromaterapi sandalwood (546 detik, SD= 141.680) lebih cepat dibandingkan rerata waktu tanpa menghirup aromaterapi sandalwood (825 detik, SD= 167.625). Uji statistik menunjukkan hasil sangat bermakna ( p< 0,01). Simpulan dari penelitian, minyak aromaterapi sandalwood mempercepat waktu pengembalian frekuensi denyut nadi setelah beraktivitas fisik berat.
ABSTRACT
THE EFFECT OF SANDALWOOD AROMATHERAPY (Santalum album) OIL ON HEART RATE RECOVERY TIME AFTER HIGH INTENSITY
PHYSICAL ACTIVITY
Livia Dwi Buana, Tjoeng , 2015
1st Tutor: Stella Tinia Hasianna, dr., M.Kes., IBCLC 2nd Tutor: Ade Kurnia Surawijaya, dr., Sp.KJ
Aromatherapy using essential oils to maintain and improve the health of body, mind, and soul. Sandalwood oil contains 46-60% α-santalol and 20-30% β- santalol which gives relaxation effect. Relaxation recover the return of heart rate after physical activity to homeostasis state faster.
This research was conducted to determine the effect of sandalwood aromatherapy on heart rate recovery time after high intensity physical activity. The research used a prospective quasi-experimental methods, comparing two treatment groups. Heart rate recovery time was measured of 30 subjects given 2 different treatment; without and with inhalation of sandalwood aromatherapy oil, after high intensity physical activity. Data was analyzed using paired t-test (α= 0.05).
The results show that the average heart rate recovery time after high intensity physical activity with inhalation of sandalwood aromatherapy (546 seconds, SD = 141.680) is faster than the average time without inhalation of sandalwood aromatherapy (825 seconds, SD = 167.625). Statistical analysis showed highly significant results (p <0.01).
From the research, we concluded that sandalwood aromatherapy oil accelerate heart rate recovery time after high intensity physical activity.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2
1.4.1 Manfaat akademik ... 2
1.4.2 Manfaat praktis ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3
1.5.1 Kerangka Penelitian ... 3
1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Fisiologi Sistem Kardiovaskuler ... 5
2.1.1 Anatomi Jantung ... 5
2.1.2 Siklus Jantung ... 6
2.1.3 Denyut Jantung ... 6
2.1.3.1 Asal Denyut Jantung ... 7
2.1.3.2 Pengaturan Denyut Jantung ... 8
2.1.3.3 Pengukuran Frekuensi Denyut Jantung ... 9
2.1.4 Stroke Volume dan Cardiac Output ... 10
2.1.5 Pengaturan Pemompaan Jantung ... 10
2.2 Pembuluh Darah ... 11
2.2.1 Histologi Pembuluh Darah ... 11
2.2.2 Fisiologi Pembuluh Darah ... 12
2.3 Aktivitas Fisik ... 14
2.3.1 Definisi Aktivitas Fisik ... 14
2.3.2 Aktivitas Fisik Berat ... 14
2.4 Perubahan yang Terjadi Selama Aktivitas Fisik ... 16
2.4.1 Perubahan pada Otot ... 16
2.4.1.1 Mekanisme Kontraksi Otot ... 16
2.4.1.2 Perubahan Aliran Darah Otot Skeletal ... 17
2.4.2 Perubahan Sistem Kardiovaskular ... 19
2.4.2.1 Pengaruh Perangsangan Simpatis yang Kuat ... 19
2.4.2.2 Perubahan Tekanan Arteri Selama Aktivitas Fisik ... 19
2.4.2.3 Perubahan Sirkulasi Sistemik ... 20
2.4.3 Perubahan pada Sistem Pernapasan ... 21
2.5 Pengaruh Sistem Saraf Otonom terhadap Frekuensi Denyut Jantung ... 22
2.5.1 Perangsangan Simpatis ... 22
2.5.2 Perangsangan Parasimpatis ... 23
2.6 Aromaterapi ... 23
2.6.1 Definisi Aromaterapi ... 23
2.6.2 Sejarah dan Susunan Kimia Minyak Aromaterapi ... 24
2.6.3 Kegunaan Minyak Aromaterapi ... 24
2.6.4 Mekanisme Kerja Aromaterapi ... 25
2.6.5 Metode Aplikasi ... 25
2.7 Sandalwood ... 27
2.7.1 Sejarah Sandalwood ... 27
2.7.2 Taksonomi Sandalwood ... 29
2.7.3 Kandungan Sandalwood ... 29
2.7.4 Kegunaan Minyak Sandalwood ... 30
2.7.5 Efek Samping Sandalwood ... 31
2.8 Anatomi dan Fisiologi Indera Penciuman ... 31
2.8.1 Membran Mukosa Olfaktorius ... 31
2.8.2 Sel- Sel Olfaktorius ... 32
2.8.3 Mekanisme Eksitasi pada Sel - Sel Olfaktorius ... 33
2.8.4 Bulbus Olfaktorius ... 33
2.8.5 Traktus Olfaktorius ... 34
2.9 Sistem Neurohormonal Manusia dan Sistem Limbik ... 35
2.9.1 Sistem Neurohormonal ... 35
2.9.2 Sistem Limbik ... 37
2.10 Pengaruh Minyak Sandalwood terhadap Tubuh ... 38
BAB III ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat, Bahan, Subjek Penelitian, dan Ukuran Sampel ... 40
3.1.1 Alat dan Bahan penelitian ... 40
3.1.2 Subjek Penelitian ... 40
3.1.3 Besar Sampel Penelitian ... 41
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 42
3.3 Metode Penelitian ... 42
3.3.1 Desain penelitian ... 42
3.3.2 Data yang Diukur ... 42
3.3.3 Variabel Penelitan ... 42
3.4 Prosedur Penelitian ... 43
3.4.1 Persiapan Penelitian ... 43
3.4.2 Prosedur Tes ... 43
3.5 Metode Analisis ... 45
3.6 Kriteria Uji ... 45
3.7 Aspek Etik Penelitian ... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan ... 47
4.2 Pembahasan ... 48
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 51
5.2 Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
LAMPIRAN ... 56
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peristiwa pada Siklus Jantung ... 6
Gambar 2.2 Sistem Konduksi jantung... 8
Gambar 2.3 Heart Rate Monitor ... 10
Gambar 2.4 Kontrol Intrinsik dan Kontrol Ekstrinsik Stroke Volume. ... 11
Gambar 2.5 Lapisan Pembuluh Darah Arteri dan Vena ... 12
Gambar 2.6 Pembuluh Darah Arteri dan Vena ... 12
Gambar 2.7 Harvard Step up Test ... 15
Gambar 2.8 Mekanisme kontraksi otot skeletal ... 17
Gambar 2.9 Metode Inhalasi Aromaterapi ... 26
Gambar 2.10 Pohon Sandalwood ... 27
Gambar 2.11 Aromaterapi Sandalwood ... 29
Gambar 2.12 Struktur Kimia Alfa Santalol ... 30
Gambar 2.13 Struktur pada sel-sel reseptor olfaktorius ... 32
Gambar 2.14 Transduksi sinyal Sel-Sel Olfaktorius ... 33
Gambar 2.15 Proses Penciuman Bau di Bulbus Olfaktorius ... 34
Gambar 2.16 Traktus Olfaktorius ... 35
Gambar 2.17 Berbagai pusat dalam batang otak... 36
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 INFORM CONSENT ... 56
LAMPIRAN 2 LEMBAR KERJA ... 57
LAMPIRAN 3 HASIL PERCOBAAN ... 58
LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI ... 62
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jantung merupakan salah satu organ yang penting pada tubuh manusia dan
berpengaruh besar dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu fungsi
jantung adalah menyuplaikan darah ke seluruh tubuh untuk mengangkut oksigen
yang dibutuhkan otot untuk beraktivitas. Semakin berat aktivitas fisik yang
dilakukan, maka makin besar suplai darahnya. Oleh karena itu, jantung
melakukan kompensasi dengan merangsang sistem saraf otonom yaitu
mempercepat denyutnya dan meningkatkan aliran darah agar kebutuhan tubuh
akan oksigen dapat terpenuhi (Guyton & Hall, 2008).
Aktivitas fisik termasuk stressor fisiologis yang dapat menimbulkan stres
apabila dilakukan secara berlebihan, sehingga akan mengganggu homeostasis
tubuh. Selama aktivitas fisik intensitas berat, konsumsi oksigen seluruh tubuh
akan meningkat hingga 20 kali sedangkan konsumsi oksigen pada serabut otot
diperkirakan meningkat hingga 100 kali (Radak, et al., 2007; Tortora &
Derrickson, 2012).
Salah satu usaha untuk mempercepat pemulihan homeostasis tubuh yaitu dapat
dengan menggunakan minyak aromaterapi. Aromaterapi merupakan terapi yang
menggunakan minyak essensial yang dinilai dapat membantu mengurangi, bahkan
mengatasi gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman seperti cemas, depresi,
nyeri, dan sebagainya. Dalam penggunaannya, aromaterapi dapat diberikan
melalui beberapa cara, salah satunya melalui jalur nasal (inhalasi). Pada organ
penciuman, wanita lebih sensitif dibandingkan penciuman pria. Wanita memiliki
concha nasalis superior yang lebih luas dibanding pria, karena itu wanita lebih
peka terhadap wangi aromaterapi. (Watt & Janca, 2008; Price & Price, 1997;
Costello, 2007).
Berbagai tumbuhan sudah banyak digunakan sebagai minyak aromaterapi
Indian Sandalwood (Santalum album), lebih dikenal dengan sebutan cendana di
Indonesia, memiliki sejarah panjang yang digunakan pada pengobatan tradisional
oriental. Salah satu bahan aktif utamanya adalah α-santalol 46-60 %, β-santalol
20-30 %. Kegunaan minyak aromaterapi Sandalwood antara lain yaitu afrodisiak,
antidepresan, dan relaksan (Hambali, 2011; Price & Price, 1997; Heuberger,et al.,
2006).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh
aromaterapi sandalwood terhadap kecepatan pemulihan frekuensi denyut nadi
setelah aktivitas fisik berat.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan pertanyaan
penelitian ini adalah: apakah aromaterapi sandalwood (Santalum album)
mempercepat waktu pemulihan frekuensi denyut nadi setelah aktivitas fisik berat.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk menilai pengaruh aromaterapi
sandalwood (Santalum album) terhadap kecepatan pemulihan frekuensi denyut
nadi setelah aktivitas fisik berat.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat Akademik
Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai manfaat aromaterapi
sandalwood terhadap pemulihan frekuensi denyut nadi seseorang setelah
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan informasi kepada masyarakat usia muda khususnya wanita bahwa
aromaterapi sandalwood (Santalum album) dapat bermanfaat dalam mempercepat
pemulihan frekuensi denyut nadi seseorang setelah melakukan aktivitas fisik yang
berat.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Penelitian
Aktivitas fisik adalah segala kegiatan atau aktivitas yang menyebabkan
peningkatan energi oleh tubuh melampaui energi istirahat. Aktivitas fisik disebut
juga aktivitas eksternal, yaitu sesuatu yang menggunakan tenaga atau energi untuk
melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari, dan berolahraga
Aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran
tenaga yang cukup banyak, sehingga jalan nafas jauh lebih cepat dari biasanya.
Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk
bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk
mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh (Haskell et al, 2007;
WHO, 2015).
Pada aktivitas fisik terjadi peningkatan hormon adrenalin yang merangsang
saraf simpatis sehingga Cardiac Output (CO) meningkat. Cardiac output
merupakan hasil perkalian antara Heart Rate (HR) dengan Stroke Volume (SV).
Stroke volume meningkat sebanding dengan berat olahraga atau aktivitas fisik
yang dilakukan. Pada orang yang rutin berolahraga seperti atlet secara fisiologis
terjadi peningkatan pada stroke volume, sedangkan pada orang normal yang tidak
rutin berolahraga peningkatan terjadi pada heart rate (Purba, et al., 2002).
Santalum album atau aromaterapi sandalwood memiliki kandungan zat aktif
utama α-santalol memberikan efek pada berbagai parameter fisiologi manusia
yaitu: saturasi oksigen darah, laju respirasi, kecepatan kedipan mata, denyut nadi,
Bila minyak esensial diinhalasi, molekul-molekul atsiri dalam minyak tersebut
akan menempel pada binding site yang terdapat pada silia dari reseptor olfaktorius
di concha nasalis superior. Kejadian ini mengakibatkan protein G teraktivasi dan
terjadilah serangkaian reaksi intraseluler cAMP-dependent yang membuat kanal
Na+ terbuka yang akhirnya akan memicu perubahan impuls elektrokimia yang
akan disalurkan menuju sistem saraf pusat melalui nervus olfaktorius (Guyton &
Hall, 2008).
Kandungan sandalwood yang disalurkan menuju ke otak tersebut bersifat
relaksan, sehingga akan terjadi stimulasi pada nucleus raphe yang kemudian akan
melepaskan neurokimia serotonin dan merangsang sistem parasimpatis (nervus
vagus) di hipotalamus anterior. Aktivasi sistem parasimpatis ini memiliki efek
menurunkan frekuensi denyut jantung. Frekuensi denyut jantung adalah parameter
kapasitas aerobik yang paling inovatif dan dapat diukur secara sederhana.
Frekuensi denyut jantung yang normal berkisar antara 60 sampai 80 kali per menit
(Guyton & Hall, 2008; Purba, et al., 2002).
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Minyak Aromaterapi Sandalwood mempercepat pemulihan frekuensi denyut
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Minyak aromaterapi sandalwood (Santalum album) mempercepat waktu
pemulihan frekuensi denyut nadi setelah aktivitas fisik berat.
5.2Saran
1. Penelitian dengan membandingkan efek minyak aromaterapi sandalwood
dibandingkan minyak aromaterapi yang berbeda terhadap waktu
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, A. (2000). Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung: ITB.
AHA. (2015, November 1). Retrieved November 5, 2015, from American Heart
Association: http://www.heart.org/heartorg
Bickley, l. S. (2013). Bates' Pocket Guide to Physical Examination and
History-Taking (7th ed.). New York: Lippincott Williams & Wilkins.
CDC. (2015, June 4). General Physical Activities Defined by Level of Intensity.
Dipetik December 9, 2015, dari
http://www.cdc.gov/nccdphp/dnpa/physical/pdf/PA_Intensity_table2.1.pdf
College, B. Aromatherapy. Somerset: Beaumont College of Natural Medicine.
Connie, & Higley, A. (2005). Reference Guide for Essensial Oils (9th ed.). USA:
Abundant Health.
Costello, Caitlin. Sexual or sexist? Replication of human pheromones dalam
http://www.questia.com/PM.qst?a=o&d=15155684 tgl 11 Nov 2007
Duke, J. A. (1985). Handbook of medicinal herbs. CRC Press: Boca Raton.
Eroschenko, V. P. (2008). diFiore's Atlas of Histology with Functional
Correlations (11th ed.). philadelphia: lippincott wiliiams&willkins.
Fallick, K. (2009). Relevance of The Chemical Constituency of East Indian
Sandalwood Essensial Oil to Therapeutic and Traditional Uses.
Aromatherapy Chemistry and Pharmacology Assignment, 1-14.
Feriyawati, & Lita. (2011, september 6). Sistem Kardiovaskuler. Dipetik
September 28, 2015, dari
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/28768
Ganong, W. F. (2002). Buku Ajar FIsiologi Kedokteran (20 ed.). Jakarta: EGC.
Gaware, V. M., Nagare, R., Dhamak, K. B., Khadse, A. N., Kotade, K. B.,
Kashid, V. A., & Laware, R. B. (2013). Aromatherapy: Art or Science.
International Journal of Biomedical Research.
Gibney, Michael, J., Margetts, M, B., Kearney, M, J., & Lenore, A. (2009). Gizi
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar FIsiologi Kedokteran (11 ed.).
Jakarta: EGC.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2011). Guyton and Hall Text Book of Physiology
(12th ed.). Philadelphia: Elsevier.
Hambali, E., Sa’id, E. G., & Sunarti, T. C. (2011). Departemen Teknologi Industri Pertanian Bogor. Diambil kembali dari Pengetahuan Bahan Agroindustri:
https://lms.ipb.ac.id/mod/resource/view.php?id=4673
Harrison, C. (2014, July 5). Aromatherapy keys and locks. Dipetik October 1,
2015, dari Cellulaviti:
http://www.celluvati.com/blog/aromatherapykeyslocks/
Haskell, W. L., I. Lee, R. R. Pate, K.E. Powell, S.N.Blair, B. A. Franklin, A.
Bauman. (2007). Physical activity and public health: updated
recommendation for adults from the American College of Sports Medicine
and the American Heart Association.
Heuberger, E., Hongratanaworakit, T., & Buchbauer, G. (2006). East Indian
Sandalwood and alfa santalol Odor Increase Physiological and Self-Rated
Arousal in Humans. Planta Med, 72, 792-800.
Hongratanaworakit, T. (2004). Physiological Effect in Aromatherapy.
Songklanakarin J.Sci.Technol(26), 117-125.
ITIS. (2011). Retrieved May 31, 2015, from Integrated Taxonomic Information
System:
http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&sear
ch_value=195930
IWF. (2011, October). Cendana (Santalum album). Dipetik October 2, 2015, dari
Indonesian Wild Life Conservation Foundation:
http://www.iwf.or.id/detail_flora/47
JNC VII. (2003). Dipetik June 27, 2015, dari JNC VII:
https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/express.pdf
Karlhahn. (2009, January 18). Alpha-santalol.svg. Dipetik September 28, 2015,
dari wikimedia commons:
Koensoemardiyah. (2009). A-Z Aromaterapi untuk Kesehatan, Kebugaran, dan
Kecantikan. 2-4, 13-22.
Kumar, A. N., Joshi, G., & Ram, H. M. (2012). Sandalwood: history, uses,
present status. CURRENT SCIENCE, VOL. 103, NO. 12.
Kurniawan, R., Salafudin, Faisal, Z., & Chuandra, T. (2007). Pengambilan
Minyak Cendana Menggunakan Ekstraktor Soxhlet dengan Variasi Rasio
Umpan dan Jumlah Sirkulasi. Pengolahan Sumber Daya Alam
Terbarukan, 1-2.
Leung, A. Y. (1980). Encyclopedia of Common Natural ingredients Used in
Foods, Drugs, and Cosmetic. New York: J. Wiley and Sons.
Mackenzie, B. (2007). Harvard Step Test. Dipetik October 1, 2015, dari
http://www.brianmac.co.uk/havard.htm
Mescher, L. A. (2013). Junqueira's Basic Histology Text and Atlas (13 ed.). New
York, USA: Mc Graw Hill.
Okugawa, H., Ueda, R., Matsumoto, K., Kawanishi, K., & Kato, A. (1995,
October 2). Effect of α-santalol and β-santalol from sandalwood on the
central nervous system in mice. Phytomedicine, 119-26.
Orwa. (2009). Sandalwood, East Indian Sandalwood. Argoforesty Database 4,0,
1-6.
Powers, S. K., & Howley, E. T. (2007). Exercise Physiology. New York: Mc
Graw-Hill.
Price, S., & Price, L. (1997). Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan. (Y. Asih,
Penyunt., & A. Haryanto, Penerj.) Jakarta: EGC.
Purba, A. (2009). Pengukuran Komponen Kebugaran Jasmani. Bandung: Bagian
Ilmu Faal FK UNPAD.
Purba, A., Sanistioro, A., Sugiarto, B., Moeloek, D., Tilarso, H., Hadi, H. S.,
Waluyati. (2002). Pedoman Kesehatan Olahraga. Jakarta: DEPKES RI
dan Eductrade S.A.
Radak, Z., Chung, H. Y., Koltai, E., Taylor, A. W., & Goto, S. (2007). Exercise,
Sherwood, L. (2007). Human Physiology from Cells to Systems (7 ed.). Belmont:
Brooks/Cole.
Sholikha, M. (2011). Pemakaian Minyak Ssensial Secara Inhalasi. Jakarta:
Departemen Farmasi Universitas Indonesia.
Sindhu, R. K., Upma, Kumar, A., & Arora, S. (2010, Jan-Mar). Santalum Album
Linn: A Review on Morphology Phytochemistry and Pharmacological
Aspects. International Journal of PharmTech Research, 2, ,914-919.
Sporticus, v. (2008, 10 15). Was ist der Havard Step Test. Diambil kembali dari
sportlerfrage.net:
http://www.sportlerfrage.net/frage/was-ist-der-havard-step-test
Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Principal of Anatomy and Physiology
(13th ed.). NJ: John Wiley & Sons Inc.
Vanputte, C., Regan, J., & Russo, A. (2014). Seeley’s anatomy and physiology (10
ed.). New York: Mc Graw Hill.
Watt, G., & Janca, A. (2008). Aromatherapy in Nursing and Mental Health Care.
Journal of Contemporary Nurse.
WHO. (2015). Intensity of physical activity. Retrieved May 31, 2015, from WHO:
http://www.who.int/dietphysicalactivity/physical_activity_intensity/en/
WHO. (2015, January). Physical activity. Retrieved May 31, 2015, from WHO:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs385/en/
Wibowo, D. S., & Paryana, W. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Bandung:
Elsevier (Singapore) & Graha Ilmu.
Williams, L., & Wilkins. (2008). ACSM's Health-Related Physical Fitness