• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Aromaterapi Sandalwood (Santalum album) terhadap kecepatan Pemulihan Frekuensi Denyut Nadi Setelah Aktivitas Fisik Berat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Aromaterapi Sandalwood (Santalum album) terhadap kecepatan Pemulihan Frekuensi Denyut Nadi Setelah Aktivitas Fisik Berat."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album)

TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT

Livia Dwi Buana, Tjoeng , 2015

Pembimbing I : Stella Tinia Hasianna, dr., M.Kes., IBCLC Pembimbing II: Ade Kurnia Surawijaya, dr., Sp.KJ

Aromaterapi merupakan penggunaan minyak esensial untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh, pikiran, dan jiwa. Sandalwood sering digunakan sebagai minyak aromaterapi, dengan kandungan α-santalol 46-60 % dan β -santalol 20-30 % yang memberikan efek relaksasi. Relaksasi mempercepat waktu pengembalian frekuensi denyut nadi yang membuat tubuh kembali pada keadaan homeostatis lebih cepat.

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh aromaterapi sandalwood terhadap kecepatan waktu pengembalian frekuensi denyut nadi setelah melakukan aktivitas fisik berat.

Penelitian menggunakan metode prospektif eksperimental semu, dengan membandingkan dua kelompok perlakuan. Data yang diukur adalah kecepatan waktu pengembalian frekuensi denyut nadi pada 30 orang yang diberi 2 perlakuan, yaitu tanpa dan dengan pemberian minyak aromaterapi sandalwood, setelah melakukan aktivitas fisik berat. Data diuji menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05.

Hasil menunjukkan rerata kecepatan waktu pengembalian frekuensi denyut nadi setelah menghirup aromaterapi sandalwood (546 detik, SD= 141.680) lebih cepat dibandingkan rerata waktu tanpa menghirup aromaterapi sandalwood (825 detik, SD= 167.625). Uji statistik menunjukkan hasil sangat bermakna ( p< 0,01). Simpulan dari penelitian, minyak aromaterapi sandalwood mempercepat waktu pengembalian frekuensi denyut nadi setelah beraktivitas fisik berat.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF SANDALWOOD AROMATHERAPY (Santalum album) OIL ON HEART RATE RECOVERY TIME AFTER HIGH INTENSITY

PHYSICAL ACTIVITY

Livia Dwi Buana, Tjoeng , 2015

1st Tutor: Stella Tinia Hasianna, dr., M.Kes., IBCLC 2nd Tutor: Ade Kurnia Surawijaya, dr., Sp.KJ

Aromatherapy using essential oils to maintain and improve the health of body, mind, and soul. Sandalwood oil contains 46-60% α-santalol and 20-30% β- santalol which gives relaxation effect. Relaxation recover the return of heart rate after physical activity to homeostasis state faster.

This research was conducted to determine the effect of sandalwood aromatherapy on heart rate recovery time after high intensity physical activity. The research used a prospective quasi-experimental methods, comparing two treatment groups. Heart rate recovery time was measured of 30 subjects given 2 different treatment; without and with inhalation of sandalwood aromatherapy oil, after high intensity physical activity. Data was analyzed using paired t-test (α= 0.05).

The results show that the average heart rate recovery time after high intensity physical activity with inhalation of sandalwood aromatherapy (546 seconds, SD = 141.680) is faster than the average time without inhalation of sandalwood aromatherapy (825 seconds, SD = 167.625). Statistical analysis showed highly significant results (p <0.01).

From the research, we concluded that sandalwood aromatherapy oil accelerate heart rate recovery time after high intensity physical activity.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2

1.4.1 Manfaat akademik ... 2

1.4.2 Manfaat praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Penelitian ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Fisiologi Sistem Kardiovaskuler ... 5

2.1.1 Anatomi Jantung ... 5

2.1.2 Siklus Jantung ... 6

2.1.3 Denyut Jantung ... 6

2.1.3.1 Asal Denyut Jantung ... 7

2.1.3.2 Pengaturan Denyut Jantung ... 8

2.1.3.3 Pengukuran Frekuensi Denyut Jantung ... 9

2.1.4 Stroke Volume dan Cardiac Output ... 10

2.1.5 Pengaturan Pemompaan Jantung ... 10

2.2 Pembuluh Darah ... 11

2.2.1 Histologi Pembuluh Darah ... 11

2.2.2 Fisiologi Pembuluh Darah ... 12

2.3 Aktivitas Fisik ... 14

2.3.1 Definisi Aktivitas Fisik ... 14

2.3.2 Aktivitas Fisik Berat ... 14

(4)

2.4 Perubahan yang Terjadi Selama Aktivitas Fisik ... 16

2.4.1 Perubahan pada Otot ... 16

2.4.1.1 Mekanisme Kontraksi Otot ... 16

2.4.1.2 Perubahan Aliran Darah Otot Skeletal ... 17

2.4.2 Perubahan Sistem Kardiovaskular ... 19

2.4.2.1 Pengaruh Perangsangan Simpatis yang Kuat ... 19

2.4.2.2 Perubahan Tekanan Arteri Selama Aktivitas Fisik ... 19

2.4.2.3 Perubahan Sirkulasi Sistemik ... 20

2.4.3 Perubahan pada Sistem Pernapasan ... 21

2.5 Pengaruh Sistem Saraf Otonom terhadap Frekuensi Denyut Jantung ... 22

2.5.1 Perangsangan Simpatis ... 22

2.5.2 Perangsangan Parasimpatis ... 23

2.6 Aromaterapi ... 23

2.6.1 Definisi Aromaterapi ... 23

2.6.2 Sejarah dan Susunan Kimia Minyak Aromaterapi ... 24

2.6.3 Kegunaan Minyak Aromaterapi ... 24

2.6.4 Mekanisme Kerja Aromaterapi ... 25

2.6.5 Metode Aplikasi ... 25

2.7 Sandalwood ... 27

2.7.1 Sejarah Sandalwood ... 27

2.7.2 Taksonomi Sandalwood ... 29

2.7.3 Kandungan Sandalwood ... 29

2.7.4 Kegunaan Minyak Sandalwood ... 30

2.7.5 Efek Samping Sandalwood ... 31

2.8 Anatomi dan Fisiologi Indera Penciuman ... 31

2.8.1 Membran Mukosa Olfaktorius ... 31

2.8.2 Sel- Sel Olfaktorius ... 32

2.8.3 Mekanisme Eksitasi pada Sel - Sel Olfaktorius ... 33

2.8.4 Bulbus Olfaktorius ... 33

2.8.5 Traktus Olfaktorius ... 34

2.9 Sistem Neurohormonal Manusia dan Sistem Limbik ... 35

2.9.1 Sistem Neurohormonal ... 35

2.9.2 Sistem Limbik ... 37

2.10 Pengaruh Minyak Sandalwood terhadap Tubuh ... 38

BAB III ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat, Bahan, Subjek Penelitian, dan Ukuran Sampel ... 40

3.1.1 Alat dan Bahan penelitian ... 40

3.1.2 Subjek Penelitian ... 40

3.1.3 Besar Sampel Penelitian ... 41

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

3.3 Metode Penelitian ... 42

3.3.1 Desain penelitian ... 42

3.3.2 Data yang Diukur ... 42

3.3.3 Variabel Penelitan ... 42

(5)

3.4 Prosedur Penelitian ... 43

3.4.1 Persiapan Penelitian ... 43

3.4.2 Prosedur Tes ... 43

3.5 Metode Analisis ... 45

3.6 Kriteria Uji ... 45

3.7 Aspek Etik Penelitian ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan ... 47

4.2 Pembahasan ... 48

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 56

(6)

DAFTAR TABEL

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peristiwa pada Siklus Jantung ... 6

Gambar 2.2 Sistem Konduksi jantung... 8

Gambar 2.3 Heart Rate Monitor ... 10

Gambar 2.4 Kontrol Intrinsik dan Kontrol Ekstrinsik Stroke Volume. ... 11

Gambar 2.5 Lapisan Pembuluh Darah Arteri dan Vena ... 12

Gambar 2.6 Pembuluh Darah Arteri dan Vena ... 12

Gambar 2.7 Harvard Step up Test ... 15

Gambar 2.8 Mekanisme kontraksi otot skeletal ... 17

Gambar 2.9 Metode Inhalasi Aromaterapi ... 26

Gambar 2.10 Pohon Sandalwood ... 27

Gambar 2.11 Aromaterapi Sandalwood ... 29

Gambar 2.12 Struktur Kimia Alfa Santalol ... 30

Gambar 2.13 Struktur pada sel-sel reseptor olfaktorius ... 32

Gambar 2.14 Transduksi sinyal Sel-Sel Olfaktorius ... 33

Gambar 2.15 Proses Penciuman Bau di Bulbus Olfaktorius ... 34

Gambar 2.16 Traktus Olfaktorius ... 35

Gambar 2.17 Berbagai pusat dalam batang otak... 36

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 INFORM CONSENT ... 56

LAMPIRAN 2 LEMBAR KERJA ... 57

LAMPIRAN 3 HASIL PERCOBAAN ... 58

LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI ... 62

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jantung merupakan salah satu organ yang penting pada tubuh manusia dan

berpengaruh besar dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu fungsi

jantung adalah menyuplaikan darah ke seluruh tubuh untuk mengangkut oksigen

yang dibutuhkan otot untuk beraktivitas. Semakin berat aktivitas fisik yang

dilakukan, maka makin besar suplai darahnya. Oleh karena itu, jantung

melakukan kompensasi dengan merangsang sistem saraf otonom yaitu

mempercepat denyutnya dan meningkatkan aliran darah agar kebutuhan tubuh

akan oksigen dapat terpenuhi (Guyton & Hall, 2008).

Aktivitas fisik termasuk stressor fisiologis yang dapat menimbulkan stres

apabila dilakukan secara berlebihan, sehingga akan mengganggu homeostasis

tubuh. Selama aktivitas fisik intensitas berat, konsumsi oksigen seluruh tubuh

akan meningkat hingga 20 kali sedangkan konsumsi oksigen pada serabut otot

diperkirakan meningkat hingga 100 kali (Radak, et al., 2007; Tortora &

Derrickson, 2012).

Salah satu usaha untuk mempercepat pemulihan homeostasis tubuh yaitu dapat

dengan menggunakan minyak aromaterapi. Aromaterapi merupakan terapi yang

menggunakan minyak essensial yang dinilai dapat membantu mengurangi, bahkan

mengatasi gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman seperti cemas, depresi,

nyeri, dan sebagainya. Dalam penggunaannya, aromaterapi dapat diberikan

melalui beberapa cara, salah satunya melalui jalur nasal (inhalasi). Pada organ

penciuman, wanita lebih sensitif dibandingkan penciuman pria. Wanita memiliki

concha nasalis superior yang lebih luas dibanding pria, karena itu wanita lebih

peka terhadap wangi aromaterapi. (Watt & Janca, 2008; Price & Price, 1997;

Costello, 2007).

Berbagai tumbuhan sudah banyak digunakan sebagai minyak aromaterapi

(10)

Indian Sandalwood (Santalum album), lebih dikenal dengan sebutan cendana di

Indonesia, memiliki sejarah panjang yang digunakan pada pengobatan tradisional

oriental. Salah satu bahan aktif utamanya adalah α-santalol 46-60 %, β-santalol

20-30 %. Kegunaan minyak aromaterapi Sandalwood antara lain yaitu afrodisiak,

antidepresan, dan relaksan (Hambali, 2011; Price & Price, 1997; Heuberger,et al.,

2006).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh

aromaterapi sandalwood terhadap kecepatan pemulihan frekuensi denyut nadi

setelah aktivitas fisik berat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan pertanyaan

penelitian ini adalah: apakah aromaterapi sandalwood (Santalum album)

mempercepat waktu pemulihan frekuensi denyut nadi setelah aktivitas fisik berat.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk menilai pengaruh aromaterapi

sandalwood (Santalum album) terhadap kecepatan pemulihan frekuensi denyut

nadi setelah aktivitas fisik berat.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademik

Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai manfaat aromaterapi

sandalwood terhadap pemulihan frekuensi denyut nadi seseorang setelah

(11)

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat usia muda khususnya wanita bahwa

aromaterapi sandalwood (Santalum album) dapat bermanfaat dalam mempercepat

pemulihan frekuensi denyut nadi seseorang setelah melakukan aktivitas fisik yang

berat.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Penelitian

Aktivitas fisik adalah segala kegiatan atau aktivitas yang menyebabkan

peningkatan energi oleh tubuh melampaui energi istirahat. Aktivitas fisik disebut

juga aktivitas eksternal, yaitu sesuatu yang menggunakan tenaga atau energi untuk

melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari, dan berolahraga

Aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran

tenaga yang cukup banyak, sehingga jalan nafas jauh lebih cepat dari biasanya.

Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk

bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk

mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh (Haskell et al, 2007;

WHO, 2015).

Pada aktivitas fisik terjadi peningkatan hormon adrenalin yang merangsang

saraf simpatis sehingga Cardiac Output (CO) meningkat. Cardiac output

merupakan hasil perkalian antara Heart Rate (HR) dengan Stroke Volume (SV).

Stroke volume meningkat sebanding dengan berat olahraga atau aktivitas fisik

yang dilakukan. Pada orang yang rutin berolahraga seperti atlet secara fisiologis

terjadi peningkatan pada stroke volume, sedangkan pada orang normal yang tidak

rutin berolahraga peningkatan terjadi pada heart rate (Purba, et al., 2002).

Santalum album atau aromaterapi sandalwood memiliki kandungan zat aktif

utama α-santalol memberikan efek pada berbagai parameter fisiologi manusia

yaitu: saturasi oksigen darah, laju respirasi, kecepatan kedipan mata, denyut nadi,

(12)

Bila minyak esensial diinhalasi, molekul-molekul atsiri dalam minyak tersebut

akan menempel pada binding site yang terdapat pada silia dari reseptor olfaktorius

di concha nasalis superior. Kejadian ini mengakibatkan protein G teraktivasi dan

terjadilah serangkaian reaksi intraseluler cAMP-dependent yang membuat kanal

Na+ terbuka yang akhirnya akan memicu perubahan impuls elektrokimia yang

akan disalurkan menuju sistem saraf pusat melalui nervus olfaktorius (Guyton &

Hall, 2008).

Kandungan sandalwood yang disalurkan menuju ke otak tersebut bersifat

relaksan, sehingga akan terjadi stimulasi pada nucleus raphe yang kemudian akan

melepaskan neurokimia serotonin dan merangsang sistem parasimpatis (nervus

vagus) di hipotalamus anterior. Aktivasi sistem parasimpatis ini memiliki efek

menurunkan frekuensi denyut jantung. Frekuensi denyut jantung adalah parameter

kapasitas aerobik yang paling inovatif dan dapat diukur secara sederhana.

Frekuensi denyut jantung yang normal berkisar antara 60 sampai 80 kali per menit

(Guyton & Hall, 2008; Purba, et al., 2002).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Minyak Aromaterapi Sandalwood mempercepat pemulihan frekuensi denyut

(13)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Minyak aromaterapi sandalwood (Santalum album) mempercepat waktu

pemulihan frekuensi denyut nadi setelah aktivitas fisik berat.

5.2Saran

1. Penelitian dengan membandingkan efek minyak aromaterapi sandalwood

dibandingkan minyak aromaterapi yang berbeda terhadap waktu

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A. (2000). Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung: ITB.

AHA. (2015, November 1). Retrieved November 5, 2015, from American Heart

Association: http://www.heart.org/heartorg

Bickley, l. S. (2013). Bates' Pocket Guide to Physical Examination and

History-Taking (7th ed.). New York: Lippincott Williams & Wilkins.

CDC. (2015, June 4). General Physical Activities Defined by Level of Intensity.

Dipetik December 9, 2015, dari

http://www.cdc.gov/nccdphp/dnpa/physical/pdf/PA_Intensity_table2.1.pdf

College, B. Aromatherapy. Somerset: Beaumont College of Natural Medicine.

Connie, & Higley, A. (2005). Reference Guide for Essensial Oils (9th ed.). USA:

Abundant Health.

Costello, Caitlin. Sexual or sexist? Replication of human pheromones dalam

http://www.questia.com/PM.qst?a=o&d=15155684 tgl 11 Nov 2007

Duke, J. A. (1985). Handbook of medicinal herbs. CRC Press: Boca Raton.

Eroschenko, V. P. (2008). diFiore's Atlas of Histology with Functional

Correlations (11th ed.). philadelphia: lippincott wiliiams&willkins.

Fallick, K. (2009). Relevance of The Chemical Constituency of East Indian

Sandalwood Essensial Oil to Therapeutic and Traditional Uses.

Aromatherapy Chemistry and Pharmacology Assignment, 1-14.

Feriyawati, & Lita. (2011, september 6). Sistem Kardiovaskuler. Dipetik

September 28, 2015, dari

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/28768

Ganong, W. F. (2002). Buku Ajar FIsiologi Kedokteran (20 ed.). Jakarta: EGC.

Gaware, V. M., Nagare, R., Dhamak, K. B., Khadse, A. N., Kotade, K. B.,

Kashid, V. A., & Laware, R. B. (2013). Aromatherapy: Art or Science.

International Journal of Biomedical Research.

Gibney, Michael, J., Margetts, M, B., Kearney, M, J., & Lenore, A. (2009). Gizi

Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

(15)

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar FIsiologi Kedokteran (11 ed.).

Jakarta: EGC.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2011). Guyton and Hall Text Book of Physiology

(12th ed.). Philadelphia: Elsevier.

Hambali, E., Sa’id, E. G., & Sunarti, T. C. (2011). Departemen Teknologi Industri Pertanian Bogor. Diambil kembali dari Pengetahuan Bahan Agroindustri:

https://lms.ipb.ac.id/mod/resource/view.php?id=4673

Harrison, C. (2014, July 5). Aromatherapy keys and locks. Dipetik October 1,

2015, dari Cellulaviti:

http://www.celluvati.com/blog/aromatherapykeyslocks/

Haskell, W. L., I. Lee, R. R. Pate, K.E. Powell, S.N.Blair, B. A. Franklin, A.

Bauman. (2007). Physical activity and public health: updated

recommendation for adults from the American College of Sports Medicine

and the American Heart Association.

Heuberger, E., Hongratanaworakit, T., & Buchbauer, G. (2006). East Indian

Sandalwood and alfa santalol Odor Increase Physiological and Self-Rated

Arousal in Humans. Planta Med, 72, 792-800.

Hongratanaworakit, T. (2004). Physiological Effect in Aromatherapy.

Songklanakarin J.Sci.Technol(26), 117-125.

ITIS. (2011). Retrieved May 31, 2015, from Integrated Taxonomic Information

System:

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&sear

ch_value=195930

IWF. (2011, October). Cendana (Santalum album). Dipetik October 2, 2015, dari

Indonesian Wild Life Conservation Foundation:

http://www.iwf.or.id/detail_flora/47

JNC VII. (2003). Dipetik June 27, 2015, dari JNC VII:

https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/express.pdf

Karlhahn. (2009, January 18). Alpha-santalol.svg. Dipetik September 28, 2015,

dari wikimedia commons:

(16)

Koensoemardiyah. (2009). A-Z Aromaterapi untuk Kesehatan, Kebugaran, dan

Kecantikan. 2-4, 13-22.

Kumar, A. N., Joshi, G., & Ram, H. M. (2012). Sandalwood: history, uses,

present status. CURRENT SCIENCE, VOL. 103, NO. 12.

Kurniawan, R., Salafudin, Faisal, Z., & Chuandra, T. (2007). Pengambilan

Minyak Cendana Menggunakan Ekstraktor Soxhlet dengan Variasi Rasio

Umpan dan Jumlah Sirkulasi. Pengolahan Sumber Daya Alam

Terbarukan, 1-2.

Leung, A. Y. (1980). Encyclopedia of Common Natural ingredients Used in

Foods, Drugs, and Cosmetic. New York: J. Wiley and Sons.

Mackenzie, B. (2007). Harvard Step Test. Dipetik October 1, 2015, dari

http://www.brianmac.co.uk/havard.htm

Mescher, L. A. (2013). Junqueira's Basic Histology Text and Atlas (13 ed.). New

York, USA: Mc Graw Hill.

Okugawa, H., Ueda, R., Matsumoto, K., Kawanishi, K., & Kato, A. (1995,

October 2). Effect of α-santalol and β-santalol from sandalwood on the

central nervous system in mice. Phytomedicine, 119-26.

Orwa. (2009). Sandalwood, East Indian Sandalwood. Argoforesty Database 4,0,

1-6.

Powers, S. K., & Howley, E. T. (2007). Exercise Physiology. New York: Mc

Graw-Hill.

Price, S., & Price, L. (1997). Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan. (Y. Asih,

Penyunt., & A. Haryanto, Penerj.) Jakarta: EGC.

Purba, A. (2009). Pengukuran Komponen Kebugaran Jasmani. Bandung: Bagian

Ilmu Faal FK UNPAD.

Purba, A., Sanistioro, A., Sugiarto, B., Moeloek, D., Tilarso, H., Hadi, H. S.,

Waluyati. (2002). Pedoman Kesehatan Olahraga. Jakarta: DEPKES RI

dan Eductrade S.A.

Radak, Z., Chung, H. Y., Koltai, E., Taylor, A. W., & Goto, S. (2007). Exercise,

(17)

Sherwood, L. (2007). Human Physiology from Cells to Systems (7 ed.). Belmont:

Brooks/Cole.

Sholikha, M. (2011). Pemakaian Minyak Ssensial Secara Inhalasi. Jakarta:

Departemen Farmasi Universitas Indonesia.

Sindhu, R. K., Upma, Kumar, A., & Arora, S. (2010, Jan-Mar). Santalum Album

Linn: A Review on Morphology Phytochemistry and Pharmacological

Aspects. International Journal of PharmTech Research, 2, ,914-919.

Sporticus, v. (2008, 10 15). Was ist der Havard Step Test. Diambil kembali dari

sportlerfrage.net:

http://www.sportlerfrage.net/frage/was-ist-der-havard-step-test

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Principal of Anatomy and Physiology

(13th ed.). NJ: John Wiley & Sons Inc.

Vanputte, C., Regan, J., & Russo, A. (2014). Seeley’s anatomy and physiology (10

ed.). New York: Mc Graw Hill.

Watt, G., & Janca, A. (2008). Aromatherapy in Nursing and Mental Health Care.

Journal of Contemporary Nurse.

WHO. (2015). Intensity of physical activity. Retrieved May 31, 2015, from WHO:

http://www.who.int/dietphysicalactivity/physical_activity_intensity/en/

WHO. (2015, January). Physical activity. Retrieved May 31, 2015, from WHO:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs385/en/

Wibowo, D. S., & Paryana, W. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Bandung:

Elsevier (Singapore) & Graha Ilmu.

Williams, L., & Wilkins. (2008). ACSM's Health-Related Physical Fitness

Gambar

Tabel 2.1  Curah jantung dan aliran darah regional pada pria yang tidak aktif ..... 20 Frekuensi Denyut Nadi Setelah Aktivitas Fisik BeratTabel 2.2  Perubahan Fungsi Jantung dengan Berolahraga .....................................

Referensi

Dokumen terkait

MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Rasa ingin tahu siswa pada pratindakan yaitu aspek epistemic curiosity sebesar 21% dengan kategori sangat rendah, perceptual curiosity sebesar 8% dengan kategori sangat rendah,

Zakat merupakan salah satu bentuk ibadah yang sudah dijelaskan dalam Al-Quran dan hadits yang wajib dijalankan oleh semua umat Islam dengan cara mengeluarkan

The specific goal of this course is that after taking this course the students are expected to be able to get high TOEIC score that have skills in (1) doing reading questions

Tergantung dari penggunaan analisa tugas yang diharapkan, struktur yang dibangun dapat berbeda, sebagai contoh, untuk menghasilkan manual perbaikan mobil digunakan taksonomi

mid¤J TLjš Kj‹ik¡ fšé mYty®fŸ....

Hal ini sekaligus telah mempengaruhi dan memberi kesan yang sangat besar bukan sahaja kepada manusia, malahan alam sekitar, sumber tanah, flora dan fauna,

Midstream Urine Culture and Sensitivity Test is a Poor Predictor of Infected Urine Proximal to the Obstructing Ureteral Stone or Infected Stones: A Prospective